Video ini dibuat bersamaan dengan ribuan warga negara Indonesia yang pindah ke luar negeri jadi warga negara asing rata-ratanya menurut data yang ada itu sekitar seribu orang warga negara Indonesia pindah ke Singapura Singapura Singapura saja itu sekitar seribu orang setiap tahunnya. Kenapa bisa seperti itu? Alasan sederhananya adalah karena di sana lebih menyenangkan, sedangkan di sini lebih menyempitkan.
Kalau misalkan Baraya pindah ke Singapura, Baraya tetap bisa mempertahankan identitas keindonesiaan. tanpa harus dirasisin sedangkan kalau di Indonesia baraya sipit sedikit aja ditanya agamanya apa baraya hitam sedikit aja ditanyain kosmetiknya apa itu kondisi di Indonesia kan seperti itu maka bisa disimpulkan bahwa 5 juta kilometer persegi wilayah Nusantara ini wilayah Indonesia ini ternyata menyempitkan sedangkan Singapura yang wilayahnya hanya segede Jakarta itu ternyata sangat-sangat melapangkan luar biasa tren kepindahan warga negara Indonesia ke luar negeri ini adalah kelanjutan dari tren berobat ke luar negeri jadi sejak beberapa tahun yang lalu itu memang ada tren berobat ke luar negeri karena apa? karena jauh lebih murah jadi kalau misalkan baraya sekarang baraya ngaku sakit aja, sakit berat, kanker misalkan datang ke dokter-dokter di Indonesia maka ada potensi baraya diporotin duit sampai ratusan juta rupiah tapi dengan keluhan yang sama silakan baraya datang ke Singapura, datang ke Malaysia baraya tidak akan diapa-apain baraya mungkin hanya dicek, diajak ngobrol Kemudian kalaupun harus berobat, biayanya hanya puluhan juta atau bahkan lebih murah daripada itu Dan tidak ada prosedur operasi begini dan begitu, biasa aja Bahkan kadang-kadang juga nggak dikasih obat, hanya dikasih konsultasi begini dan begitu Cek kalau tidak percaya Kenapa bisa seperti itu? Ya karena di Indonesia ada sebuah fenomena di balik gunung es Yaitu suap Jadi dokter-dokter di Indonesia dengan tukang farmasi itu biasanya terlibat pada serangkaian prostitusi aneh di situ yang menyebabkan harga berobat di Indonesia menjadi sangat mahal nah fenomena dari banyaknya warga negara Indonesia yang pindah ke luar negeri dan banyak warga negara Indonesia yang harus berobat ke luar negeri adalah karena negara ini sebenarnya tidak diurus jadi setiap ada penyimpangan, setiap ada kejelekan, setiap ada gezoliman, setiap ada kejahatan itu akan diabaikan kenapa? karena negara ini memang bukan ngurusin hal-hal yang seperti itu negara ini ngurusin kalangan elit jelit saja ngaku enggak jadi coba silakan baraya buktikan Apakah pernyataan saya ini salah atau tidak baraya sekarang lapor kepada polisi misalkan Pak anak saya dicabuli tunggu satu tahun apa yang akan terjadi Saya menduga tidak akan terjadi apa-apa baraya coba lapor ke tukang pertanahan di Indonesia Pak tanah saya diserobot sama orang tidak dikenal tunggu 10 tahun Apakah laporan baraya itu akan ditanggapi atau tidak baraya sekarang lapor kepada pemerintah Pak anak saya dikorban zonasi di sekolahnya, coba tunggu seumur hidup baraya apakah baraya akan ditanggapi laporannya atau tidak silahkan cek sekarang, kenapa?
negara kita ternyata bukan untuk rakyatnya, negara kita bukan untuk 270 juta penduduknya negara ini hanya untuk kalangan elit-elit saja laporan baraya yang menumpuk itu hanya akan terabaikan hanya akan mengendap dan akhirnya terkubur di dalam genangan lumpur tangisan baraya sendiri Bahkan undang-undang yang ada itu disinyalir bukan untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan kita, tapi mengakomodasi kepentingan-kepentingan si elit, dan si paling elit, dan keluarga-keluarganya. Misal, kita menggugat ke MK atau ke MA atau ke yang gitu-gitulah. Misalkan tentang kerusakan lingkungan akibat pertambangan, masalah-masalah di Papua, baraya silakan ajukan ke MA, baraya silakan ajukan ke MK, butuh waktulah.
sama sekali untuk rapat untuk begini dan begitu itupun kalau jadi kemudian baraya silakan ajukan masalah-masalah soal ormas itu juga bakal diabaikan baraya membutuhkan masalah-masalah ini untuk diajukan kepada MK dan Emma dan sebagainya itu juga mungkin saja baraya akan diabaikan setidaknya dalam beberapa puluh tahun undang-undang perapasan aset misalkan itu mengendap selama beberapa tahun berapa puluh tahun gitu, tapi ketika si paling elit itu ngomong bahwa anak saya pengen jadi pejabat itu dalam dua hari, dalam tiga hari dalam sehari, itu MK dan MA bisa aja langsung mengabulkannya anak saya pengen jadi ini, itu bisa langsung cepat, langsung undang-undangnya langsung berubah gitu MKnya langsung berubah, apanya langsung berubah gitu, itu di Indonesia itu kejelasan kejadiannya seperti itu mau ngebantah ya kan itu faktanya memang terjadi seperti itu makanya si elite dan si paling elite itu anaknya kakeknya cucunya buyutnya semuanya jadi pejabat bahkan ada yang si paling elite itu punya anak tiga tiga tiga ini jadi 3-3 nya jadi ketua partai politik, 3-3 nya jadi apa ya semuanya kayak gitu lah gak tau itu di Indonesia apa di negara yang lain tapi gimana kalau kita melawan misalkan kok bisa seperti itu negara ini kenapa kayak gitu terus Ya udah, kalau misalkan negara gini begitu terus, maka kita akan melawan dengan cara memviralkannya. No viral, no justice, misalkan gitu ya. Lalu apa yang terjadi? Ya, muncul undang-undang ITE. Siapa yang memviralkan bakal masuk penjara.
penjara muncul undang-undang penyiaran siapa yang melakukan investigasi bakal masuk penjara kemudian muncul RUU Polri siapa yang bikin honor di memviralkan dan lain-lain akses internetnya akan dicabut gitu Iya kayak gitu akhirnya jadi rakyat nggak bisa ngapa-ngapain rakyat mau ngeluh merakyat mau apa juga ya akhirnya bisa aja kena undang-undang UTE apa segala rupa langsung ke ITL langsung dihilangin dan sebagainya pertanyaan saya adalah itu yang bikin undang-undang itu kan dan merangkai rancangan undang-undang itu kan adalah orang-orang DPRD DPR, DPR itu ngakunya kan perwakilan rakyat, perwakilan kita-kita ini katanya. Ya tapi mana buktinya? Coba saya misalkan tanyakan rakyat golongan mana yang minta agar setiap rakyat Indonesia tidak boleh melakukan investigasi terhadap hal-hal yang mencurigakan di Indonesia.
Di mana? Rakyat Indonesia golongan mana yang menghendaki agar kalau misalkan ada rakyat yang protes, yang komplain dan sebagainya, kemudian internetnya bisa dicabut secara sepihak gitu. Siapa rakyat yang menghendaki itu?
Ya tidak ada, ini sebenarnya adalah dari kelompok-kelompok tertentu saja. Dari elit-elit, dari si paling elit dan keluarga-keluarganya saja Yang tidak mau dikritik, yang pengennya disembah, apa segala rupa Jadi mereka tetap ingin berlanggang berkuasa Sedangkan kita-kita ya hanya digunakan suaranya saja menjelang pilkada Nah pilkadanya juga diobok-obok Biar suara-suara kita itu bisa masuk ke corong mereka dengan sangat sebaik-baiknya Ah, kalau misalkan seperti itu, saya mau berjuang melalui politik karena dengan jadi partai politik, maka saya bisa ini Ya, nggak bisa juga Baraya, karena partai politik sekarang sudah jadi milik mereka semua Itu kan koalisinya besar, ya jadi... Partai-partai itu juga pada akhirnya terlibat aja dalam konspirasi-konspirasi besar yang kita tidak ketahui junturungannya apa. Ya semoga aja mereka punya itikat baik. Kan kita nggak tahu, cuma bisa menduga-duga, cuma bisa berburuk sangka gitu ya.
Lalu jadi bagaimana dong? Apakah Baraya mempertimbangkan untuk pindah ke warga negaraan? Kalau saya sih tidak. Saya berpikirnya daripada saya pindah ke warga negaraan, mendingan jadi presiden.