Do you ever wake up and you're saying, I don't want to do it today. I fight against my mind. Yes, sometimes it happens.
The discipline. The discipline is the most difficult thing, not only in sports, but in life. Oke, di video kali ini kita akan bahas 5 step atau 5 strategi simple untuk membangun kedisiplinan diri yang kuat dan konsisten. Sobat polo pikir yang ngeklik video ini, pasti pernah atau mungkin sedang dalam masalah kesusahan ngatur dirinya sendiri. Kayak pengen bangun kebiasaan yang baik, tapi cuma bertahan.
berhenti dari kebiasaan buruk, kayak nonton bokok dan colok, tapi selalu kalah dengan dirinya sendiri. Nah, kenapa sih kita jadi selalu gagal dalam disiplin? Apakah emang diri kita nggak bisa menahan diri gitu? Soalnya jadi gue pun dulunya punya masalah yang sama, tapi setelah itu, Setelah gue cari tau dari beberapa buku yang gue baca, dan podcast yang gue tonton, dan nerapin langsung di kehidupan sehari-hari, gue menemukan 5 formula yang berhasil membuat diri gue lebih disiplin dan konsisten dari diri gue yang dulu. Jadi selamat datang di segmen Life Skills.
So jadi apa aja sih 5 step itu? Oke kita masuk ke step yang pertama. Gue mulai dari perkataan Aristoteles ini, Ghost gives direction to action.
Without ghost, there is no reason to act. Hampir semua orang pasti tentunya ingin punya kedisiplinan diri. Tapi sayangnya, banyak orang yang gak tau ada hal yang sangat penting yang harus dimiliki seseorang jika ingin disiplin.
yaitu adalah tujuan yang jelas atau goals yang spesifik. Kenapa jadi harus punya tujuan yang spesifik dulu? Karena sebenarnya disiplin itu ibarat kendaraan. Tujuan itu ibarat destinasi yang ingin kita datangi. Kalau seseorang udah punya kendaraan, tapi belum punya destinasi yang jelas untuk didatangi, gak akan jelas dia mau kemana.
Kalau dalam konteks ingin disiplin, biasanya orang tersebut kurang bergairah dalam melakukan hal yang ingin dia lakukan secara konsisten. Makanya bakal jadi susah untuk disiplin. Sesuai dengan ucapan Napoleon Hill di bukunya Think and Grow Rich, tujuan adalah titik. titik awal dari semua pencapaian. So, jadi step yang pertama, itu punya tujuan yang jelas dan spesifik.
Contoh misalnya, yang awalnya sebatwal pikir punya goals bisa bahasa Inggris. Coba bikin lebih spesifik, jadi bisa berbicara dan membaca bahasa Inggris dalam waktu 6 bulan. Nah, terus, ini bagian pentingnya. Baru bikin plan hal apa aja yang harus dilakukan dalam 6 bulan, agar bisa berbicara dan membaca dalam bahasa Inggris itu bisa tercapai. Entah itu lu bikin jadwal 1 jam setiap hari buat belajar bahasa Inggris di Youtube, Atau 2 jam sehari lo harus duduk belajar menukar waktu untuk ngasah skill dan belajar grammar bahasa Inggris.
Nah, disinilah disiplinnya diperlukan. Ketika lo ngelakuin sesuatu, tapi lo bergairah atau memang pengen melakukan hal itu, ini namanya termotivasi. Tapi ketika lo nggak pengen melakukan hal itu, tapi lo maksa diri buat tetap melakukan.
Nah, ini namanya disiplin. Mungkin sekarang, lo termotivasi pengen planning goals lo untuk beberapa hari ke depan. Tapi besok, lo akan nemuin diri lo malas gak pengen ngerjakan apa yang lo udah planning sebelumnya. Nah, dalam keadaan ini tuh apa sih yang...
harus kita lakukan? Jadi gue pake teknik yang dijelaskan Ali Abdal di bukunya Feel Good Productivity. Teknik namanya Tiny Habits. Yang mana ketika lo pengen mulai mengerjakan sesuatu, tapi ketahan dengan rasa malas lo, maka coba mulai dengan langkah-langkah kecil dulu.
dulu. Misal lo coba aja mulai 10 menit atau bahkan 5 menit belajar bahasa Inggris. Poin utamanya bukan seberapa banyak atau seberapa lama lo ngelakukan pekerjaannya. Tapi poin utamanya adalah mental lo sudah mulai terbangun dengan melawan rasa malas tadi. Walaupun hanya sedikit.
Besoknya, bisa lo tambahin jadi 20 menit dan seterusnya. Setelah lo udah punya tujuan yang spesifik dan jelas, kita lanjut ke step kedua buat membentuk disiplin diri yang kuat. Stephen Covey, penulis The 7 Habits of Highly Effective People, pernah bilang, Kuncinya bukan memprioritaskan apa yang ada di jadwal Anda Tetapi menjadwalkan prioritas Anda Gue tau rasanya susah banget buat disiplin Gak enak gitu Maksa diri keluar dari zona nyamannya Tapi di step yang kedua ini Gue akan jelasin hal yang bisa ngurangin Bahkan bisa membuat orang yang sedang memaksa dirinya melakukan sesuatu Merasa senang Dan pastinya hal ini berperan besar dalam membentuknya disiplin diri Caranya adalah menggunakan sistem to do list Yang bikin kita merasa tertantang dengan itu Karena hal ini ada pengaruhnya dengan dopamin kita atau hormon reward alami manusia.
Karena ketika kita menuliskan tugas-tugas yang ingin kita kerjakan di hari itu, lalu menyelesaikannya satu per satu, dan mencentangnya ketika selesai, otak secara alami melepaskan dopamin, atau neuron transmitter, eh bentar-bentar. Neuron Transmitter yang terkait dengan perasaan puas dan motivasi. Sensasi pencapaian ini mendorong seseorang untuk terus menyelesaikan tugas lainnya, menciptakan lingkaran positif yang meningkatkan produktivitas dan motivasi. Makanya nggak heran, orang-orang besar kayak Bill Gates makanya to-do list buat kesehariannya dan untuk membangun kedisiplinannya.
Jadi step yang kedua adalah buat to-do list. Waktu terbaik menurut gue buat bikin to-do list itu ketika malam sebelum tidur. Dan biar disiplin dan produktivitas lo makin naik level, upgrade to do list tadi ke time boxing. Elon Musk, selain terkenal sebagai orang terkaya di dunia, dia juga terkenal punya disiplin yang sangat tinggi. Disiplin yang mencolok dari dia adalah disiplinnya dia ketika menggunakan waktu.
Nah, cara yang dia pakai untuk memaksimalkan produktivitasnya dengan waktu adalah dengan time boxing ini. Caranya simple aja, coba bikin to do list dulu. Buat hal apa aja yang harus dilakukan di hari itu. Terus, tentukan waktunya untuk tiap tugas dari jam berapa sampai jam berapa.
Pokoknya, Lu bikin kayak jadwal pelajaran sekolah Tapi ini jadwal kegiatan lu Biar lebih mudah Gue rekomendasiin lu pake google calendar Biar lebih gampang aturnya Tinggal pergi ke tanggal atau hari apa yang mau lu bikin produktif Slide dari jam berapa sampai jam berapa Terus kasih keterangan Itu lu mau ngapain Bikin to do list atau time boxing Itu tentunya gak langsung bikin lu jadi disiplin Ada halangan yang paling berat Yang jadi masalah semua manusia dalam disiplin ini Yaitu melawan dirinya sendiri Nah ini yang akan gue bahas di step yang ketiga Nah jadi kita masuk ke step yang ketiga yang ketiga. Gue setuju sama yang dikatakan Robin Sharma di bukunya The Fab AM Club. All change is hard at first, messy in the middle, and gorgeous at the end.
Ketika lo udah nulis goals lo dengan jelas dan spesifik, terus lo bikin to-do list dan team boxingnya, lo masih dituntut beberapa hal lagi agar lo punya kedisiplinan diri yang kuat. Nah, lo harus menerima fakta yang ada kalau cara disiplin itu gak ada yang enak. Gak ada life hack atau apalah itu yang membuat diri lo disiplin secara instan. Lo harus bertarung dengan batin lo sendiri.
Bertarung dengan mati. macam-macam suara yang ada di dalam kepala lu. Suara yang membuat lu tetap lanjut scrolling di TikTok, padahal udah punya tudulis yang mau dikerjain. Tiga video lagi dah, terus baru gue mau belajar bahasa Inggris.
Nah, step yang ketiga adalah cara mengelola suara-suara dalam kepala. Biar mudah gue jelasin ya, gue namain ini inner voice. Gue dapat konsep ini dari Ali Abdal, penulis buku Feel Good Productivity.
Di saat kita udah punya tujuan, udah punya hal yang mau dikerjain, terus kita malas, akan ada suara-suara kecil dalam kepala yang menghasut untuk mengiakan rasa malas itu. Bukanya gimana terdulu gak sih? Kayaknya asik dah Nah, di sisi lain Ada juga suara yang mendukung kita Untuk menyelesaikan to do list yang sebelumnya sudah kita buat Ibarat kayak malekat sama setan gitu Nah, cara untuk menyengkapi suara-suara itu Adalah dengan cara menanggapinya Terus membalas suara itu dengan sadar Dan jangan langsung di ACC. Lihat IG dulu gak sih?
5 menit aja. Eh, gimana kalau 5 menit itu? Gue gunain buat mulai duduk belajar bahasa Inggris. Nonton Youtube, Iso Speed.
Kan sama-sama asik juga. Tips dari gue, ketika suara itu mau nunda pekerjaan lo, coba arahin ke pekerjaan. aja aduk tadi tapi dengan cara yang menyenangkan kayak contoh tadi misalnya ketika lu punya to do list buat belajar bahasa Inggris nah coba pandang atau cari cara yang kayaknya sama menyenangkannya dengan hal yang disarankan inner voice lu tadi hal ini juga akan mengurangi rasa agak enak ketika melawan rasa malas.
Nah, di saat seseorang sudah memulai untuk komitmen disiplin, terus sudah jalan beberapa hari, biasanya dia akan menemukan satu masalah, yang mana masalah ini banyak membuat orang yang disiplin, gagal. Gagal dalam mencapai hasil dari tujuannya. Nah, kita masuk ke step yang keempat.
Lo tau Vicky Naki kan? Buat yang belum tau, Vicky Naki ini orang Indonesia yang terkenal dengan kealihannya bisa menguasai banyak bahasa gitu. Nah, gue termotivasi pengen belajar bahasa Inggris, itu salah satunya gara-gara dia. Ketika gue mulai belajar bahasa Inggris di Youtube, dan udah jalan beberapa minggu, gue malah ragu dengan usaha gue sendiri.
Karena gue merasa, kok kayak gak ada progresnya? Apa cara gue belajar yang salah? Hal ini hampir membuat gue berhenti belajar, dan memutuskan mencoba mempelajari hal lain. Karena merasa kayak gak ada progresnya di bahasa Inggris.
Tapi setelah gue sadari, ternyata kesalahannya bukan di cara gue belajar, tapi kesalahannya adalah standar ekspetasi gue yang ketinggian. Jadi step yang keempat adalah turunin ekspetasi. Gue pada saat itu meng-compare diri gue ke Fikinaki, yang keliatannya sangat cepat dalam menguasai bahasa-bahasa.
Padahal secara gak langsung, gue meng-compare diri gue yang pemula dalam belajar bahasa ke orang yang sudah expert dalam belajar bahasa. Padahal faktanya, semua hal yang dilakukan saat pertama kali mencoba, itu sudah pasti buruk atau mungkin gagal. Jadi turunin standar ekspetasi lu dalam proses ketika ingin mencapai usaha lu. Makanya perfeksionis dalam usaha itu malah bisa menjadi penghalang seseorang. Karena selalu punya ekspetasi yang tinggi dalam berusaha.
Terima aja dapat hasil yang jelek pada saat awal-awal. Fokus ke proses yang udah lu bangun dan jalani. Seenggaknya udah mulai terbangun mental disiplinnya.
Nah, gue yakin di pikiran lu yang masih nonton sekarang, punya gambaran kalau disiplin tuh harus konsisten. Misalnya dalam satu minggu, lo pake 5 harinya buat belajar, terus 2 hari buat libur, terus selama 1 tahun, lo gak ada bolosnya gitu. Nah, apakah memang harus begitu? Atau ada pandangan lain yang lebih tepat dengan disiplin ini? Kita masuk ke step yang kelima.
Robin Sharma bilang di bukunya The 5am Club tentang konsistensi. Dia bilang konsistensi is the model of mastery. Konsistensi itu adalah kemampuan untuk melakukan tindakan yang sama secara berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu. Gue bukan ingin ngejelasin pentingnya konsistensi di step yang kelima ini. Tapi gue ingin mencoba memperbaiki mindset orang atau ekspetasi orang ke konsistensi itu sendiri Mungkin di pikiran sobat pol pikir sekarang, disiplin itu kayak gini Padahal realitanya adalah begini Paham gak?
Nah, kok bisa ada beberapa hari yang bolos ini masih dianggap disiplin? Jadi salah satu hal yang bisa menghambat seseorang untuk disiplin Itu adalah terlalu fokus ke rasa gagal ketika dia gagal Lo yang berusaha disiplin gak coba? Pasti paham ini, kayak duh gue gagal lagi hari ini.
Terus pas besoknya, dia punya pikiran kayak gini, kemarin gue udah gagal, yaudah deh gue coba minggu depan aja. Nah, ini yang jadi penghambat dia untuk disiplin. Solusinya udah dijelaskan James Clear di bukunya Automatic Habits.
Dia bilang, Beri jatah dirimu hanya boleh bolos dalam 2 hari Poin yang ingin gue sampaikan disini Adalah gagal ketika berusaha konsisten dalam disiplin Itu wajar Tapi menghilangkan komitmen untuk terus lanjut Itu yang jangan Makanya di gambar ini Ada bolongnya atau ada bolosnya Ya inilah yang namanya komitmen Nah jadi step yang kelima adalah punya komitmen yang kuat Gagal hari ini Tapi harus berusaha lagi besoknya Lo harus jujur ke diri lo sendiri dengan komitmen yang lo buat Nah jadi ketika lo pengen membuat diri lo disiplin, hal pertama yang harus lo tanam dalam pol pikir lo adalah disiplin itu alat, bukan tujuan. Makanya ketika ingin punya disiplin diri yang kuat, lo harus punya yang namanya goals yang jelas dan spesifik. Contohnya kayak tadi pengen bisa membaca dan paham bahasa inggris dalam waktu 6 bulan.
Terus bikin to-do list dan time boxing di setiap harinya, hal apa aja yang harus lo lakukan untuk bisa mencapai target itu. Dan coba lo ngerasa malas dengan mendengarkan inner voice diri lo. dan ajak dia melakukan tugas yang ingin lu lakukan.
Jangan compare diri lu ke orang yang udah jauh lebih mahir dari diri lu ketika sedang proses, tapi compare diri lu yang sekarang dengan diri lu yang dulu saat belum mulai sama sekali. Dan sadari bahwa nanti ketika lu gagal, itu bukan berarti lu gagal dalam semuanya. Kembali berkomitmen untuk terus konsisten sampai lu berhasil dapat hal yang lu usahakan tadi.
Kalau lu punya tips lain untuk membangun disiplin, gue akan berterima kasih jika lu sharing di komentar. Semoga video ini bermanfaat, dan semangat.