Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Export note
Try for free
Tantangan Air Bersih di Pulau Paluwe
Sep 17, 2024
Kehidupan di Pulau Paluwe dan Tantangan Air Bersih
Kondisi Umum
Lokasi:
Pulau Paluwe, utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur
Populasi:
Lebih dari 10 ribu jiwa
Geografi:
Sebagian besar tandus, wilayah pesisir dan pegunungan
Kekeringan:
Musim hujan hanya 2 bulan, 10 bulan mengalami kekeringan
Tantangan Air Bersih
Akses Terbatas:
Warga harus menunggu lama untuk mendapatkan air
Sumber Air:
Sumur:
Ada tapi sering tidak ada airnya
Uap Panas Bumi:
Digunakan untuk menangkap air tetesan
Pohon Pisang:
Alternatif sumber air
Metode Pengumpulan:
Bambu digunakan untuk mengarahkan air dari uap panas bumi ke dalam jerigen
Setiap jerigen perlu waktu 12-16 jam untuk terisi
Satu keluarga hanya memiliki akses ke satu atau dua titik uap panas bumi
Dampak Ekonomi
Biaya Air:
Membeli air dari luar, 5 jerigen seharga 50 ribu per hari
Biaya bulanan untuk air bisa mencapai satu juta rupiah
Kondisi Sosial
Distribusi Air:
Debit air yang kecil harus dibagi untuk banyak keluarga
Kegiatan Harian:
Perempuan dan anak-anak mengumpulkan air setiap pagi dan sore
Adaptasi:
Menggunakan bambu dan pohon pisang untuk mendapatkan air
Kehidupan Sehari-hari:
Mengandalkan sedikit air untuk minum dan memasak
Kesimpulan
Masyarakat Pulau Paluwe menghadapi tantangan serius dalam mendapatkan air bersih
Ketergantungan tinggi pada metode tradisional dan alam untuk memenuhi kebutuhan dasar
Keterbatasan ini berdampak pada ekonomi rumah tangga dan kualitas hidup secara keseluruhan
📄
Full transcript
Kehidupan di Pulau Paluwe dan Tantangan Air Bersih
Kondisi Umum
Lokasi:
Pulau Paluwe, utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur
Populasi:
Lebih dari 10 ribu jiwa
Geografi:
Sebagian besar tandus, wilayah pesisir dan pegunungan
Kekeringan:
Musim hujan hanya 2 bulan, 10 bulan mengalami kekeringan
Tantangan Air Bersih
Akses Terbatas:
Warga harus menunggu lama untuk mendapatkan air
Sumber Air:
Sumur:
Ada tapi sering tidak ada airnya
Uap Panas Bumi:
Digunakan untuk menangkap air tetesan
Pohon Pisang:
Alternatif sumber air
Metode Pengumpulan:
Bambu digunakan untuk mengarahkan air dari uap panas bumi ke dalam jerigen
Setiap jerigen perlu waktu 12-16 jam untuk terisi
Satu keluarga hanya memiliki akses ke satu atau dua titik uap panas bumi
Dampak Ekonomi
Biaya Air:
Membeli air dari luar, 5 jerigen seharga 50 ribu per hari
Biaya bulanan untuk air bisa mencapai satu juta rupiah
Kondisi Sosial
Distribusi Air:
Debit air yang kecil harus dibagi untuk banyak keluarga
Kegiatan Harian:
Perempuan dan anak-anak mengumpulkan air setiap pagi dan sore
Adaptasi:
Menggunakan bambu dan pohon pisang untuk mendapatkan air
Kehidupan Sehari-hari:
Mengandalkan sedikit air untuk minum dan memasak
Kesimpulan
Masyarakat Pulau Paluwe menghadapi tantangan serius dalam mendapatkan air bersih
Ketergantungan tinggi pada metode tradisional dan alam untuk memenuhi kebutuhan dasar
Keterbatasan ini berdampak pada ekonomi rumah tangga dan kualitas hidup secara keseluruhan