Transcript for:
Copywriting: Dummy Project vs Klien Nyata

Buat teman-teman di sini yang ingin jadi copywriter, khususnya buat teman-teman yang baru mulai dan teman-teman pasti ada pertanyaan, karena di komunitas kita banyak yang nanya Tanyaannya kayak gini, Mas, apakah portfolio copywriter saya itu harus menggunakan Dummy Project? Atau bisa nggak pakai Dummy Project? Nah, untuk menjawab pertanyaan itu akan kita bahas di video ini Jadi kembali lagi bersama saya, Shau Andres dari Upgraders.id Media belajar digital marketing, digital elogi, dan digital automation untuk tingkatkan omset bisnismu. Nah, di video kali ini, teman-teman, kita akan membahas pertanyaan yang cukup sering ditanyakan buat teman-teman yang ingin mulai jadi copywriter. Apakah bisa menggunakan dummy project dalam portfolio kita?

Jadi, saya coba akan jelaskan sedikit keuntungan dan kerugian kalau menggunakan dummy project, dan nanti kita akan bahas kesimpulannya. Jadi, langsung masuk saja ke laptop saya, teman-teman. terkait apakah portfolio copywriter nah saya akan juga memberikan sedikit keuntungan dan kekurangan dalam project ya yang pertama kalau misalkan teman-teman pakai dalam project tentu lebih mudah membangun portfolio tanpa harus mencari klien jadi buat teman-teman disini yang baru mulai buat teman-teman disini yang belum dikenal buat teman-teman disini yang gak aktif di medsos mungkin ya terus teman-teman gak ada sama sekali nih Project gitu kan padahal teman-teman tau Kalau misalkan untuk jadi copywriter Agar bisa lebih meyakini dengan lain Kita harus punya portfolio Makanya kebanyakan orang Ya sebenarnya gak hanya copywriter ya profesional ya Kayak desainer itu mereka Membuat dan memproject ya Jadi misalkan nih mereka lihat apa Lihat apa misalkan Produk nasi goreng misalkan Makanan nasi goreng yaudah Dia langsung apa bikin Kayak copywritingnya ya Bikin kayak konten di sosmednya, terus itu dijadikan portfolio, dimasukin ke entah itu Google Drive atau website-nya yang mana orang bisa lihat, ini hasil copywritingnya jadi memang menggunakan dummy project itu kita nggak harus ribet-ribet nih, untuk cari klien tinggal kita bisa lihat apa, kita lihat sesuatu terus kita jadikan copywriting kita masuk ke portfolio, cuman kekurangannya adalah, teman-teman disini kesulitan untuk belajar sesuatu yang baru Dan tidak mengetahui bagian mana yang harus dioptimalkan.

Jelas ya, kalau misalkan teman-teman hanya membuat timing project, teman-teman tidak ada feedback nih. Tidak ada timbal balik dari klien. Tidak ada orang yang bisa menilai.

Tidak ada orang yang bisa memberikan mafukan. Sehingga teman-teman akan sulit untuk belajar sesuatu yang baru. Karena apa? Karena semuanya berdasarkan sudut pandang teman-teman. Tidak ada sudut pandang atau feedback dari orang lain.

Dan teman-teman tidak tahu apa yang harus dioptimalkan. Sementara kalau misalkan teman-teman ada klien, itu kan enak ya. Jadi teman-teman misalkan bagi copywriting ini, copywriting makanan nasi goreng misalkan.

Nah, kalau misalkan itu punya klien, kalau teman-teman serahkan ke klien, itu kan klien bisa bilang kan, oh ini kurang di bagian ini, oh saya mau di bagian ini tambahkan, oh headline-nya jangan pakai curiosity misalkan. Jadi ada feedback. Jadi teman-teman bisa belajar dari apa yang hasil copywriting yang teman-teman buat kalau teman-teman memberikan ke klien. Yang kedua adalah memang dengan kita membuat project kita nggak perlu ribet dan lebih menghemat waktu terkait brief yang kamu dapatkan Karena seperti yang kita tahu teman-teman, kalau misalkan teman-teman ingin buat portfolio atau teman-teman ingin menawarkan cooperatingnya ke jasa cooperating teman-teman ke klien Itu kan teman-teman pasti butuh brief kan Jadi target pasarnya siapa, apa sih informasi yang mau disampaikan klien, terus brand voice-nya seperti apa Nah itu kan teman-teman bisa lempar ke klien Ya amm Memang agak membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan ambil proyek. Kenapa?

Karena teman-teman harus riset dulu. Karena teman-teman harus baca briefnya. Karena teman-teman harus mengasah dengan klien, tanya-tanya sama klien, ini briefnya kayak gini, gitu. Terus apa yang kurang nih, apa yang bisa ditambahkan.

Memang lebih hemat waktu kalau menggunakan ambil proyek. Tapi minusnya adalah, kekurangannya adalah teman-teman kebingungan dan nggak terbiasa untuk pernegosiasi dengan klien. Jadi kalau saya, teman-teman, saya itu nggak pernah saranin untuk bikin dummy project.

Walaupun di kelas copywriting itu memang ada live class 2 kali dalam sebulan dan kita di sana bahas dummy project. Cuman untuk membangun portfolio, saya nggak pernah sarankan untuk bikin dummy project. Kenapa? Karena kalau misalkan teman-teman terus-terusan, teman-teman bikin dummy project, teman-teman nanti akan kebingungan dan nggak terbiasa untuk bernegosiasi dengan klien.

Jadi kalau misalkan teman-teman bikin copywriting secara gratis, Misalkan untuk bikin portfolio Itu kan teman-teman bisa Negosiasi sama klien Teman-teman bisa kontak sama klien Teman-teman terbiasa Membangun Kalau bahasa saya itu Social skill Jadi teman-teman Tahu nih Cara negos sama klien nanti gimana caranya copywriting seperti apa yang diingat sama klien ini, itu terbiasa, teman-teman. Jadi makanya saya nggak pernah sarankan untuk bikin dummy project. Cuma ini saya bahas keuntungan sama kekurangannya terlebih dahulu. Nah, ini kalau misalkan yang ketiga ini saya kutip dari CGPT, yang mana keuntungannya adalah memberikan ruang untuk menunjukkan kreativitas dan kemampuan berinovasi dalam merancangkan kampanye imajinatif. Sementara kekurangannya adalah nggak melipatkan tanggapan nyata dari pelanggan atau keadaan pasarnya sebenarnya.

Sama seperti poin 1 yang sama kayaknya 2 Nah contoh-contoh dummy project Teman-teman itu ada di member ini Di kelas copywriting kita Di kelas copywriting saya Yang sekarang udah ada 4400 member Itu kita selalu buat dummy project Setiap 2 kali dalam sebulan Pada saat live class ada penugasan Tapi kalau teman-teman lihat Di kelas copywriting saya gak pernah saranin Teman-teman disini Yang gabung itu untuk bikin Dummy project saya lebih saranin bikin copywriting secara gratis jadi entah itu teman-teman disini menawarkan kayak akun-akun instagram bisnis online UMKM, profesional itu teman-teman menawarkan secara gratis nanti kalau misalkan dia cocok ya teman-teman mulai naki untuk perbaikan jadi kalau saya seperti itu jadi kesimpulannya apakah harus membuat portfolio dengan dynamic project kalau menurut saya sih jangan karena dari Kalau menurut saya, teman-teman, dari keuntungan sama kekurangannya yang teman-teman sudah lihat, itu menurut saya sih keuntungannya lebih banyak. Jadi sayang banget kalau misalkan teman-teman itu, maksudnya keuntungan kita membuat operating secara gratis, itu lebih banyak dibandingkan demi project. Karena ujung-ujungnya kan teman-teman pasti nyari klien. Jadi kenapa tidak mulai dari sekarang untuk membiasakan dengan klien.

Nah, contoh portfolio yang saya lihat itu teman-teman juga bisa lihat di apa dia. konten kita yang lain itu kita udah bahasnya di detail tapi kalau temen-temen lihat temen-temen portfolio yang saya submit disini itu nggak pernah dummy project ya jadi selalu real client dan kalau misalkan temen-temen tanya mas tapi kan saya baru mulai ya siapa sih klien yang percaya sama saya betul nggak masalah makanya itu kenapa saya selalu selangkan untuk temen-temen menawarkan jasa temen-temen secara gratis ya dan mungkin itu aja temen-temen di video ini semoga membantu untuk temen-temen disini yang copywriter ataupun desainer nih yang ingin mulai bikin porto tapi bingung mulai dari mana dan menentukan apakah harus pakai dummy project atau enggak kalau misalkan teman-teman ada pertanyaan lain silahkan tulis di kolom komentar dan pastikan teman-teman subscribe channel ini plus aktifkan loncengnya agar kamu selalu mendapatkan informasi terbaru sebutan digital marketing, digital technology, dan digital automation untuk tingkatkan upside bisnismu untuk aja di video ini sampai jumpa di video yang