Ya selamat pagi, sekarang saya ingin menjelaskan mengenai good, flu, dan allergic rhinitis. Jadi sebenarnya kalau pada topik yang ada di silabi atau di kontrak perkulian, hanyalah good dan flu, tapi saya tambahkan allergic rhinitis supaya bisa memberi gambaran pada Anda. Sebenarnya ketiganya ini mempunyai ciri yang mirip tapi berbeda. Penjelasan materi perkulian ada beberapa pustaka dan salah satu pustaka yang akan banyak saya gunakan adalah dari buku ajar pelayanan kefarmasian gangguan pernafasan ringan di komunitas. Berikut adalah definisi kudan flu.
Mungkin istilahnya kita lebih sering mendengar kata flu yang orang awam selingkali dianggap pokoknya kalau ada gejala pilok. Pilek bersin-bersin adalah flu Nah disini kita mau meluruskan bahwa Apa sih bedanya flu dan kult Flu tidak seperti yang ada di masyarakat Dikatakan pokoknya ada pilek, ada bersin itu flu Ini berbeda Kult atau common kult Jadi kult dan flu adalah infeksi pada sistem penafasan bagian atas Bisa di daerah hidung, mulut, tenggorokan, paru-paru yang disebabkan oleh virus yang disebut dengan infeksi pernafasan atas virus. Meskipun KURT dapat sembuh sendiri atau sifatnya self-limiting, banyak orang memilih untuk membeli obat bebas untuk meredakan gejala.
Beberapa bahan obat KURT berupa obat OTC dapat berinteraksi dengan terapi yang diresepkan dan kadang-kadang bisa menyebabkan konsekuensi yang cukup serius. Kita mulai dulu dari sebetulnya kult sama flu itu apa. Jadi kalau penyebabnya, kalau common kult atau kult itu biasanya disebabkan oleh sejumlah virus yang berbeda. Termasuk rinovirus, para influenza, dan koronavirus musiman, seasonal koronavirus.
Kalau flu itu... Biasanya disebabkan oleh influenza A, influenza B, dan influenza C. Nah, rinovirus itu menyumbang 30-50% dari semua pilek.
Dan coronavirus adalah agen kedua yang paling umum, yaitu sekitar 10-15% dari gejala pilek yang sering muncul di masyarakat. Virus influenza menyumbang 5-15% dari kul, dan virus flu. flu seperti virus pernafasan cystic sial adalah bertanggung jawab atas berbagai penyakit mirip flu menunjukkan bahwa ada banyak tumpang tindih dalam etiologi dan gejala sindrom antara flu dan kamelun kut kut biasanya hanya mempengaruhi hidung dan tenggorokan sedangkan flu cenderung membuat nyeri pada seluruh tubuh Ini adalah poin yang cukup penting.
Jadi kalau misalkan ada orang yang mengeluhkan, ada pilek, ada bersin, kemungkinannya kult atau flu. Tapi kita harus tahu bahwa kalau kult itu memang umumnya menyerang atau menyebabkan gejala di daerah hidung dan tenggorokan. Bersin-bersin, pilek, itu kult.
Umumnya seperti itu. Tapi kalau flu bisa ada, bisa tidak. Bagaimana membedakan gejala yang lain?
Ini juga perlu jadi pertimbangan. Pasien mungkin menggambarkan onset gejala yang cepat, umumnya muncul pada flu, jadi umumnya gejalanya lebih cepat. Atau onsetnya bertahap selama beberapa jam, ini umumnya lebih pada common cold. Namun hal tersebut bersifat umum dan bukan definitif. Jadi ini hanyalah gambaran umum, tidak bisa kita jadikan pegangan, oh jadi kalau munculnya pelan-pelan berarti common cold, kalau cepat berarti flu ya.
Karena semuanya tergantung dari respon tubuh setiap orang. Baikul dan flu bisa dialami segala umur. Gejala muncul 2-3 hari setelah infeksi dan gejalanya bisa terjadi 2-14 hari.
Jika gejalanya lama sekali terjadinya, biasanya lebih dari 2 minggu. Ini kemungkinan bukanlah virus, baik dari flu atau kult. Ini kemungkinan penyebabnya karena alergi.
Nah, demam jarang terjadi, tapi bisa mencapai sampai 38,8 derajat Celcius pada bayi dan anak-anak. Kult adakalanya dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder dari middle ear atau sinus. Sehingga bisa memerlukan terapi antibiotik. Jadi kalau sudah muncul...
komplikasi, biasanya infeksi pada telinga, atau sinusitis, kondisi itu kita harus melucuk pasien ke dokter, karena tidak bisa kita lakukan suamidikasi. Ini adalah gejala-gejala dari Kudan flu. Jadi bisa saja Kudan flu mempunyai gejala-gejala seperti ini.
Yang pertama adalah raninus. Kebanyakan pasien yang mengalami bilek, Jadi raninus itu hidungnya meler. Ini awalnya adalah cairan encer bening.
Kemudian diikuti dengan produk lendir mukus yang lebih kental dan biasanya lebih purulen. Raninus sendiri adalah drainase hidung yang berlebihan. Berupa cairan bening tipis, lendir kental, atau sesuatu di antaranya.
Drainase mungkin keluar dari hidung. di bagian belakang tenggorokan atau keduanya. Kemudian hidung tersumbat. Hidung tersumbat ini terjadi karena pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan pembekakan pada lapisan permukaan hidung. Ini mempersempit saluran hidung yang selanjutnya tersumbat oleh peningkatan produksi lendir.
Jadi adanya penumpukan sehingga kita juga merasakan hidung kita seperti sudah tidak bisa nafas, tersumbat. Kemudian mata berair, ini juga sering dialami pada pasien yang mengalami kut maupun flu. Lalu ada summer cold.
Summer cold ini kejahat utamanya adalah hidung tersumbat, bersin, dan mata berair karena iritasi. Ini lebih mungkin disebabkan. Jika mengalami kut di musim panas, ini akan sama persis seperti kut di musim dingin. Rinovirus dapat menyebabkan common cold dengan menyebar dan menginfeksi orang dengan mudah di musim panas maupun dingin.
Tapi kalau di Indonesia kayaknya nggak terlalu ngefek untuk moda kondisi ini. Kemudian sneezing, bersin. Bersin terjadi karena saluran hidung yang teriritasi dan tersumbat.
Bersin adalah refleks protektor yang terkadang merupakan tanda dari berbagai kondisi medis. Bersin adalah pengusiran udara dari paru-paru melalui hidung dan mulut, paling sering disebabkan oleh iritasi pada mukosa hidung. Jadi ini sama seperti batuk merupakan refleks dari tubuh sendiri.
Batuk. Batuk dapat terjadi baik karena faring yang teriritasi, yang menghasilkan batuk kering yang menggelitik, atau sebagai akibat iritasi bronkus yang disebabkan oleh post nasal drip. Saya rasa minggu lalu kita sudah bahas terkait apa itu post nasal drip.
Kemudian sakit kepala. Sakit kepala ini mungkin dialami karena peradangan atau kemacetan pada saluran hidung. dan sinus.
Sakit kepala frontal yang persisten, jadi pada bagian depan, atau memuruk dapat disebabkan oleh sinusitis. Jadi hati-hati kalau sakit kepalanya di depan wajah, di daerah-daerah sinus, itu hati-hati adanya komplikasi dari sinusitis. Pada kondisi flu, sering mengalami nyeri otot dan persendian, ini yang lebih mungkin terjadi dengan flu. dibandingkan dengan common cold.
Jadi kalau pada flu itu lebih sering disertai oleh nyeri-nyeri sendi. Tapi kalau sakit pada wajah itu hati-hati tanda-tanda adanya sinusitis. Kemudian demam, nah seseorang dengan gejala cold sering mengeluhkan merasa panas, tetapi secara umum suhunya tidak terlalu tinggi. Adanya demam mungkin merupakan indikasi bahwa pasien menderita flu daripada common cold.
Jadi suhu tubuh yang naik karena flu itu umumnya lebih tinggi daripada common cold. Kemudian sakit pada tenggorokan. Tenggorokan sering terasa kering dan sakit saat pilak dan kadang-kadang bisa menjadi pertanda bahwa kurt akan segera datang.
Jadi dia bisa menjadi tanda-tanda awalnya saja. Sensasi gatal dari iritasi tenggorokan seringkali merupakan gejala pertama dari URTI. Gejala ini mungkin terkait dengan infeksi virus awal nasofaring daripada epitel hidung. Sensasi iritasi tenggorokan dapat terjadi disebabkan oleh pembentukan bradikinin di saluran nafas sebagai respon terhadap infeksi. Karena pemberian bradikinin intranasal menyebabkan gejala rinitis dan sakit tenggorokan.
Jadi, kadang-kadang ini juga bisa merupakan tanda awal respon tubuh juga sehingga muncul sakit tenggorokan. Lalu, sakit pada telinga. Ini juga komplikasi umum dari GURT, terutama anak-anak.
Kenapa? Nanti kita bisa lihat kaitannya dengan saluran eustasius, yaitu saluran yang menghubungkan antara telinga bagian tengah dengan bagian belakang rongga hidung. Dari pada wajah, ini juga hampir sama seperti tadi. yang dikhawatirkan adalah sinusitis, karena sinus itu adalah ruang berisi udara dalam struktur tulang yang berdekatan dengan hidung.
Nanti kita akan lihat gambarnya seperti apa sinusitis. Nah, hati-hati jika muncul demam yang tinggi, kelenjar membengkak secara signifikan, atau facial pain yang parah pada sinus, batuk produktif, ini juga tanda-tanda bahaya, alaram bahwa pasien perlu dirujuk ke dokter. Nah ini adalah gejala dari kult.
Jadi kalau raninus, hidungnya meler, keluarnya di sini. Kemudian hidung tersumbat karena ada penumpukan dari mukus, hipersekresi mukus di sini. Jadi ada peningkatan di sini.
Kemudian sakit tenggorokan, ini ada tanda-tanda post nasal drip, dan juga sakit kepala. Komplikasi flu dan cold yang pertama bisa menyebabkan sakit pada infeksi telinga bagian tengah. Yang kedua adalah sinusitis, yang ketiga asma. Hati-hati untuk salah paham terhadap komplikasi asma ini.
Asthma di sini maksudnya adalah kalau pasien memang mempunyai bawaan riwayat penyakit asthma. Jadi kalau enggak ya tidak. Jadi kalau dia sudah punya riwayat penyakit asthma, hati-hati terhadap komplikasi flu dan kutnya menyebabkan serangan asthma atau perburukan pada kontrol asthmanya.
Nah ini adalah cincin sinus. Jadi yang pertama itu adalah cincin sinus yang sering kali bermasalah. Itu cincin sinus pada maksilari.
Itu ada di tulang dekat hidung, samping hidung. Jadi di pipi kita. Nah ini yang sering kali biasanya kalau orang sudah punya gejala pilek, lalu sering kali disedot-sedot lagi itu. Kalau habis keluar disedot lagi, disedot lagi.
Nah ini yang bisa menyebabkan arahnya. cairan yang harusnya keluar ke hidung ditarik lagi masuk bisa memenuhi pada daerah maksilari cincin sinusnya, ini yang seringkali bermasalah dan sering penuh kalau sudah penuh otomatis sakit nyeri kalau ada infeksi di sini yang kedua adalah frontal, sakit kepala jadi biasanya tanda-tandanya kalau orang mengalami sinusitis daerah pipinya dan daerah dahinya itu terasa nyeri dan nyerinya akan bertambah ketika pasiennya tidur Baik tengkurap ataupun terlentang. Karena seperti membawa cairan berisi cairan yang sakit sekali.
Jadi cincin sinus itu ada empat. Jadi ada sepasang di maksilari, di pipi, kemudian frontal, kemudian ada etmoid di dekat mata, tapi ini tidak terlalu besar sehingga tidak terlalu menaruh. Yang keempat adalah spenoid yang ada di dekat telinga, depan telinga. Tapi yang sering bermasalah biasanya adalah maksilari, lalu frontal.
Nah ini adalah infeksi. Telinga bagian tengah, di bagian sinilah biasanya infeksi telinga itu sering terjadi. Karena kita bisa lihat di sini ada saluran eustasius yang menghubungkan dengan hidung.
Nah kalau ada masalah dengan hidungnya, ada peningkatan mukus pada hidungnya, itu seringkali mukusnya sampai ke telinga, karena ada saluran yang menghubungkan. Nah kalau ada bakteri infeksi, ya otomatis... Infeksinya bisa pindah ke telinga.
Sehingga dari hanya awal gejala pilek-pilek saja, bisa berakhir dengan infeksi telinga bagian tengah. Nah, ini gambarnya. Gimana adanya infeksi pada telinga. Nah, kenapa pada anak kecil lebih beresiko? Karena kalau kita lihat pada anak kecil itu, saluran eustasiusnya lebih horizontal dibandingkan orang dewasa.
Sehingga, cairan dari hidung akan lebih rentan pindah ke telinga dibandingkan orang dewasa. Kalau orang dewasa itu sedikit lebih miring, kalau anak kecil itu sedikit lebih horizontal. Karena memang proporsi dari wajah orang dewasa dengan anak-anak itu berbeda.
Nah ini kelihatan kan, antara infant lebih horizontal dibandingkan dewasa yang kelihatannya Dewasa lebih miring, sehingga resikonya lebih kecil dibandingkan anak-anak. Kemudian gejala dari flu, ini ada 4 gejala spesifik yang umumnya ada di flu dan ada di cold. Jadi biasanya lebih ke demam, gigil, berkeringat, nyeri-nyeri di otot, itu lebih ke flu.
Kalau kult enggak, kalau kult problemnya umumnya di hidung, walaupun flu juga bisa. Jadi kalau secara garis besar kita lihat, kalau terpusat di hidung, itu sebetulnya lebih ke kult. Tapi kalau muncul gejala-gejala lain, itu lebih ke flu. Walaupun flu juga bisa, sama-sama gejalanya muncul berupa pilek dan bersin. Tapi ada gejala-gejala lain yang muncul pada flu, yang tidak ada pada kult.
Ini hal-hal yang perlu diperhatikan. Jadi dari sisi usia, kemudian durasi, frekuensi dan waktu kejala, kemudian riwayat penyakit terdahulu. Ini juga menjadi pertimbangan. Jadi kalau dewasa atau anak-anak... Kita harus tahu dia dewasa atau anak-anak karena pertimbangan untuk rujuk ke dokter.
Anak-anak lebih rentan daripada dewasa, anak yang terlalu kecil juga sebaiknya disarankan rujuk ke dokter. Kemudian durasinya, onset gejalanya, apakah rapid atau gradual. Kemudian kalau gejalanya sekitar 7-14 hari, arah kita kalau nggak good ya flu sebetulnya.
Tapi kalau sudah terlalu lama, ya ini apakah... kita harus punya pemikiran apakah pasiennya mengalami alergi klinitis. Kemudian frekuensi dan waktu gejala. Lalu riwayat penyakit terdahulu.
Nah ini juga menjadi pertimbangan, apakah pasien punya bronchitis kronis, apakah pasien punya diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung. Karena kalau dia punya... Rewind bronchitis kronis atau PPOK itu dapat disarankan ke dokter jika muncul gejala yang memperburuk atau resiko memperburuk eksaservasi bronchitisnya. Karena dalam kondisi ini biasanya dokter kemungkinan akan meningkatkan dosis obat bronchitisnya.
Jadi obat antikolinergik inhalasi dan akonis beta 2 atau bisa juga diresepkan antibiotik. Kalau pada diabetes juga harus hati-hati, karena kalau kita mau merekomendasikan OTC, kandungan gula juga menjadi pertimbangan yang penting. Kemudian gejala lain, gejala lain juga menjadi faktor yang perlu kita pertimbangkan, apakah ada gejala-gejala berbahaya yang dialami oleh pasien.
Nah ini gejalanya, seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, poin-poin ini jadi pertimbangan muncul atau tidak pada pasien. Ini mengulang saja, jadi kalau pada pilek atau raninus, itu cairan encarnya jernih, mukusnya kental, kemungkinan purulen, nasal congestion, hidung tersumbat karena dilatasi pembuluh darah yang menyebabkan pembekakan pada lining surface dari hidung. Itu kenapa kalau nasal congestion biasanya terapinya adalah decongestant. yang gunanya menyebabkan pembuluh darah itu jadinya lebih mengecil, sehingga hidungnya bisa terasa lebih lega.
Tapi efeknya hati-hati pada dekongestan yang biasanya topikal, itu efek sampingnya hidungnya pasti akan terasa lebih nyeri. Nanti akan kita bahas. Kemudian summer cold, sneezing juga bisa dibaca sendiri.
Nah ini, ini adalah poin-poin masalah pada kudan flu. Oke, ya ada sakit kepala, nyeri-nyeri di otot, kalau sakit kepala itu karena inflamasi dan kebutuhan pada nasal, pisit, dan sinus. Makanya biasanya kalau kita lihat obat-obat di pasaran, Buat pilek itu biasanya ada paracetamolnya. Kemudian ada nyeri-nyeri di otot, biasanya lebih terjadi pada flu daripada kul. Ada demam, ada kenaikan suhu yang umumnya lebih pada flu daripada kul.
Sakit tenggorokan, lalu sakit pada telinga. Kalau sudah muncul ini harus menuju ke dokter karena khawatirnya resiko dari otitis media. Nyeri pada wajah juga hati-hati, kemungkinannya sinusitis.
Nah, manajemen terapinya, apa saja? Poin-poinnya lebih banyak dibandingkan batuk, tapi ini tidak berarti semuanya harus diberikan. Kita harus melihat juga obat di pasaran seperti apa, dan kita lihat ada obat yang memang untuk mengatasi gejala, ada obat yang untuk mempercepat peredahan gejala, seperti Nah ini, penggunaan antibiotik pada terapi kut atau flu. Antibiotik digunakan untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan tidak efektif terhadap virus. Penggunaan antibiotik secara tidak tepat resiko resistensi.
Jadi sebaiknya kita tidak memberikan antibiotik. Yang pertama adalah dekongestan. Dekongestan ini merupakan simpatomimetic. Jadi untuk... meledakan hidung tersumbat.
Contohnya adalah efedrin, pseudoefedrin, oksimetasolin, silometasolin. Kalau efedrin, pseudoefedrin ini biasanya untuk terapi oral atau oral bisa bentuknya tablet, bisa bentuknya sirup. Kalau oksimetasolin, silometasolin, ini biasanya bentuknya adalah topikal.
Semprot hidung, Anda bisa cari sediaannya. Penilpropanolamin, PPA, ini juga beberapa ada pada tablet atau sirup memberinya secara oral. Nah mekanisme kerjanya adalah mengkontriksikan pembuluh darah yang berdilatasi, jadi menyempitkan pembuluh darah yang berdilatasi pada mukosa hidung, menyusutkan membran hidung sehingga mengeringkan mukus dan sirkulasi dari udara sehingga kejalannya. Menurun. Hati-hati efek sampingnya kalau secara oral.
Karena bisa menstimulasi jantung, meningkatkan tekanan darah, dan juga meningkatkan kadar gula darah. Dapat juga dikombinasikan dengan antihistamin. Nah, deconing histamine ini adalah salah satu... temannya biasanya anti-istamin. Jadi kalau anti-istamin biasanya lebih ke bersin-bersinnya, kalau dekongestan lebih buat untuk menurunkan gejala hidung tersumbat.
Jadi kalau Anda sering lihat ada yang mengklaim, pabrik yang mengklaim, ini obat untuk pilek atau obat untuk flu tanpa menyebabkan kantuk. Nah biasanya dekongestan. Jadi kita bisa melihat di sini, kalau dekongestan itu dikongestan.
dulu ada beberapa produk yang digunakan secara mandiri sendiri. Setulnya sampai sekarang masih ada. Biasanya kalau misalkan seseorang yang perlu beraktivitas dan dia nggak mau ngantuk, dia biasanya akan menghindari antistamin.
Jadi yang dia cari biasanya obat pilek yang tidak menyebabkan ngantuk. Otomatis yang tidak ada antistaminnya. Nah yang dipilih biasanya dekongestan.
Nah kalau efedrin sama efedrin, nggak mungkin sendirian. Jadi umumnya yang dia pakai adalah oximetasolin, jadi obat semprot hidung. Anda bisa cari, bisa searching, sediaannya seperti apa, cara pakainya seperti apa, Anda harus tahu supaya saat counseling Anda bisa menjelaskan cara pakainya.
Hati-hati semprot hidung itu ada yang isinya dekongestan dan ada yang isinya kortikosteroid. Beda, ada perbedaan di situ. Hati-hati di situ, Anda bisa cari. Nah, kalau sedianya oral itu poten mempengaruhi CNS, jangan digunakan mendekati waktu tidur, kecuali dia ada kombinasi dengan antihistamin, biasanya antihistaminnya lebih kuat sehingga ngantuk pasiennya. Ada bentuk topikal, berbentuknya spray atau drop.
Kalau drop kayaknya sudah nggak ada, spray yang ada di pasaran. Hati-hati kalau bentuknya semprot, yang buat topikal buat di hidung, Itu pemakaiannya kalau lebih dari 7 hari bisa menyebabkan rebound kongesion. Jadi jumlah mukusnya sama jumlah gejalanya juga makin meningkat.
Jadi jangan penggunanya nggak boleh lama-lama. Dan penggunaan spray ini digunakan kalau anaknya udah lebih dari 6 tahun. Kalau di bawah 6 tahun sebaiknya tidak.
Kemudian pada bentuk sediaan eye drop, ada juga dekongestan yang eye drop yang Isinya darah dikongestan, ini kontraindikasi glaucoma atau pasien yang menggunakan kontak lensa. Interaksi obatnya juga harus diperhatikan. Nah, sekarang saya sedikit membahas mengenai PPA.
Nah, PPA itu kalau di luar negeri dulu sempat heboh terkait resiko hemorrogic stroke. Jadi kalau di luar negeri PPA itu sempat rame, sempat dilaporkan menyebabkan struk hemorajik. Tapi ternyata setelah diamati itu ketika digunakan sebagai penekan nafsu makan. Jadi kalau di luar negeri, di USA itu ada beberapa obat yang digunakan untuk menekan nafsu makan yang mengandung PPA.
Dan dia ditarik oleh... di Amerika ditarik dan sebagian besar negara Eropa. Dan setelah dilihat ternyata dosisnya berbeda dengan dosis yang kita pakai.
Jadi masih aman kalau hanya buat dekongestan. Tapi kalau sudah buat indikasi lain, ternyata mempunyai efek yang cukup serius. Ini kejadiannya sekitar tahun 2009. Jadi ada sempat... Ditarik besar-besaran obat pilek atau obat batuk yang mengandung PPA.
Sekarang sudah tidak lagi. Antihistamin. Sebelumnya terkait siodo efedrin dan efedrin, kalau hati-hati ya, karena efedrin terutama, jadi siodo efedrin itu masih turunan dari efedrin.
Kalau efedrin ini merupakan prekursor. Sering disalahgunakan, masih ingat mungkin pernah dengar berita di mana ada penyalahgunaan, ada oknum-oknum tertentu yang membeli obat pilek yang mengandung efetrin secara besar-besaran lalu dioplos. Nah, oleh karena itu sekarang setahu saya sangat dibatasi dan lebih di prefer pseudo-efetrin daripada efetrin.
Pseudo-efetrin masih turunan dari efetrin, efek sampingnya lebih kecil. tapi efektivitas juga lebih kecil daripada efektif. Kita ke anti-stamin sekarang. Anti-histamin itu punya efek antikolinertik, bisa menurunkan gejala raninus dan sneezing.
Tidak efektif untuk mengurangi nasal congestion. Kemudian pilihan terapi untuk gejala mild, moderate, intermittent dari alergic rhinitis. Nanti akan kita bahas apa itu alergic rhinitis.
Anti-histamin sendiri ada yang sedatif, ada yang non-sedatif. Tapi tidak berarti benar-benar... Tidak menyebabkan kantuk, tergantung juga orangnya.
Kalau sedatif ini biasanya yang long acting, yang generasi lama, generasi cukup lama. Contohnya adalah chlorfeniramin sama prometasin. Efek sampingnya ngantuk, mulut kering, mata kapur, konstipasi, reteksi urin.
Saya hati-hati juga nanti ketika Anda merekomendasikan antihistamin, jangan lupa Anda juga menjelaskan efek sampingnya dan cara mengatasinya. Kalau ngantuk harus ngapain? Kalau mulut kering sebaiknya ngapain?
Kalau mata kabur nggak usah dijelaskan lah ya. Konstipasi itu harus ngapain supaya tidak konstipasi? Lalu retensi urin. Mungkin tidak menggunakan kata-kata retensi urin. Nah non-sedatif.
Kalau non-sedatif ini biasanya efek ngantuknya lebih ringan. Tapi sifatnya ya individual. Ada beberapa orang juga yang mengeluhkan.
Tetap ada efek ngantuknya kalau pakai anti-istamin. Seperti loratadin, setirisin, agrivastin. Kontraindikasi anak-anak kurang dari 12 tahun.
Ini juga ada beberapa kontraindikasi seperti pasien dengan hipertrofi prostat, pasien glaucoma, pasien epilepsi pada dosis tinggi, dan juga penyakit hati. Ini efek sampingnya, drowsiness. kemudian mulut kering, gangguan mata kabur, konstipasi, retensi urin. Juga efek sampingnya meningkat hati-hati interaksi obat pada pasien yang menggunakan antikolinergik.
Kontraindikasinya glaucoma, gangguan liver, dan hipertrofi prostatik. Ini interaksinya, jadi kita harus tanya juga pasien sedang pakai obat apa supaya tidak muncul interaksi obat. Nah ini ada cara-cara terapi non-farmakologi, biasanya bisa dengan air panas atau air yang dikasih jeruk, air hangat ya, air hangat bukan air mendidih.
Cara-cara ini masih banyak digunakan hingga sekarang. Sebenarnya selain ini ada seperti... Nah ini seperti zinc, zinc ini juga bisa untuk meredakan, ya meringankan dari kut atau flu. Dosisnya umumnya adalah lebih dari 75 mg per hari.
Dia bisa mengurangi gejala dibandingkan tanpa diberikan zinc. Kemudian echinacea itu juga merupakan horbat herbal. Berdasarkan suatu penelitian juga menunjukkan, tinjauan sistemik menunjukkan bahwa penggunaan esinasea lebih baik daripada placebo atau tanpa pengobatan untuk pencegahan atau pengobatan kult.
Namun belum ada juga bukti yang cukup banyak, cukup memadai untuk masuk benar-benar pada treatment wajib VU atau kult. Kalau dosisnya mencegahnya, banyak produknya di pasaran Anda bisa lihat. Kemudian vitamin C, lalu obat batuk.
Kalau obat batuk juga tergantung, tergantung kebutuhan juga. Kalau vitamin C ini biasanya dosis tinggi, lebih dari 1 gram per hari. Untuk mengurangi durasi pilek sekitar setengah hari.
Jadi bisa menurunkan durasi sekitar 15%. Tapi hati-hati. pada wanita hamil karena juga bisa resiko menyebabkan krematur. Kemudian obat batuk, kalau ada memang disertai batuk, obat analgesik biasanya juga sudah ada satu paket dalam satu obatnya, atau juga produk-produk untuk sakit tenggorokan.
Lama pengobatan 10-14 hari setelah diterapi. Kalau tidak ada perbaikan, kita sarankan rujuk ke dokter. Jadi, statement ini wajib atau perlu disampaikan ketika Anda memberikan counseling pada pasien.
Bahwa batasnya adalah 10-14 hari dari terapi yang Anda berikan. Kalau tidak membaik, rujuk ke dokter. Nah, ini adalah tanda-tanda atau gejala-gejala yang muncul yang tidak bisa Anda... Soal medikasi, Anda harus langsung menuju ke dokter. Alergic rhinitis.
Alergic rhinitis ini bukan cold. Alergic rhinitis juga bukan flu. Jadi sebetulnya, kalau dilihat cuma dari gejalanya saja, alergic rhinitis ini mirip dengan cold atau flu. Bersin-bersin, pilek-pilek. Nah, tapi...
Kalau kita lihat dari penyebabnya, itulah yang membedakan antara alergi krinitis dengan kudan flu. Kalau kudan flu, seperti yang sudah kita bahas tadi, penyebabnya lebih karena virus. Tapi kalau alergi krinitis, penyebabnya karena alergi.
Jadi kalau tidak diobatin dan pasien masih terpapar dengan alergennya, dengan triggernya, ya otomatis tidak akan sembuh-sembuh. Itulah alergi krinitis. Kalau pembagiannya di luar negeri mungkin lebih terlihat karena mereka ada 4 musim.
Kalau kita cuma 2 musim jadi gejalanya nggak terlalu kelihatan. Nggak ada musim semi, nggak ada musim yang akan membuat misalkan alergi benang sari atau alergi jamurnya meningkat. Kalau di Indonesia itu lebih flat-flat aja.
Tapi kita tetap harus tahu apa penyebabnya. sebab pasien mengalami alergi. Kalau kita nggak tahu, kita kasih obat ya, akan alergi lagi, akan alergi lagi. Kita harus tahu penyebabnya.
Garis besarnya, jadi kalau alergi klinitis, klinitis itu daerah hidung, inflamasi pada hidung. Alergi ya, saya rasa Anda sudah tahu alergi itu apa. Jadi kalau alergi munculnya, permasalahannya, kejalannya di daerah hidung, itu kita sebutnya adalah alergi klinitis, atau bahasa Indonesianya adalah klinitis alergi.
Terjadi respon inflamasi meliputi pelepasan histamin yang diawali dengan tersimpan pada nasal mukosa. Ini adalah macam-macam dari alergennya. Bisa kontak pada kulit, bisa injeksi, bisa juga obat, bisa juga inhalasi. Nah kalau umumnya biasanya dari inhalasi, dari udara, berupa polen, debu, lalu bulu binatang, jamur.
Itu juga bisa memicu terjadinya alergi rinitis. Nah ini karena sifatnya alergi, otomatis biasanya ada peningkatan dari imunoglobulin E. Sebetulnya kalau kita lihat patofisiologinya hampir mirip-mirip seperti asma.
Jadi ada peningkatan imunoglobulin E, di mana kalau ada trigger, Ada alergen yang nempel ke IgE sehingga sel emasnya pecah, lalu keluarlah mediator-mediator inflamasi. Dan yang paling berperan di sini adalah histamin. Nah ini tibiodinya, kalau ini bisa dilihat sendiri.
Klasifikasinya ada moderate, intermittent, dan persistent. Ini adalah klasifikasi dari alergi krimitis. Nah ini tipe secara umumnya kita bagi dua, seasonal sama perennial. Seasonal atau namanya adalah high fever, kalau perennial itu intermittent atau persistent.
Jadi pembagiannya kalau seasonal itu biasanya outdoor, jadi seperti pollen, seperti spora, jamur, yang bisa menyebabkan seorang pasien muncul alergi klinitisnya. Kalau perennial itu lebih ke indoor. Kalau yang tadi outdoor, yang ini lebih ke indoor.
Jadi penyebabnya lebih ada di dalam rumah. Seperti kutu, kotoran dari kutu-kutu yang bisa ada di kursi, ada di tempat tidur, lalu bulu binatang. Ini perennial. Nah, bisakah seseorang mempunyai...
alergen perennial maupun seasonal bisa jadi kita harus tahu orang ini punya dua-duanya atau salah satu Jadi hal yang harus diperhatikan, bagaimana membedakan seasonal sama perennial? Biasanya dari pertanyaannya, kita bisa tanya munculnya kapan? Kalau munculnya terus dan kegiatannya hanya di rumah saja, ya jangan-jangan memang pemicunya ada di dalam rumah.
Ini hal-hal yang harus diperhatikan. Pertama, usia. Gejala dapat dimulai pada semua umur meskipun biasanya onsetnya lebih tinggi pada anak-anak dan dewasa.
Kemudian biasanya pasien punya riwayat keluarga, jadi sifatnya biasanya turunan. Kemudian kondisinya sering membaik seiring bertambahnya usia. Lalu dewasa muda yang melakukan banyak aktivitas, hindari terapi yang dapat menyebabkan ngantuk.
Itu hati-hati. Obatnya hampir sama seperti flu dan cold. Jadi kalau pasiennya ini aktif, nyetir, mungkin kita bisa pertimbangkan perlu ke anti-histamin diberikan saat dia beraktivitas atau nanti nunggu dia misalkan ke anti-histaminnya dipakai waktu tidur saja, waktu malam saja. Durasinya, gejala akan sering muncul pada rinitis musiman pada saat jumlah polen meningkat.
Ini kalau di luar negeri ya. Pasien dapat mengalami gejala yang mereka pikir adalah mild good symptom, jadi dipikirnya good, dipikirnya karena virus, tapi ternyata jangka panjang, yang ternyata itu adalah alergi krimitis yang tipe perennial, karena pemicunya ada di dalam rumah. Gejala. Nah ini adalah gejala-gejala, kalau kita lihat sebetulnya mirip sekali dengan good dan flu. Jadi Anda jangan bingung dengan...
membedakan antara flu, kut, dan alergi krinitis dari gejalanya. Karena kalau Anda hanya fokus di gejalanya, ya mirip semua. Hanya kamu harus tahu penyebabnya yang berbeda.
Bagaimana menggali bertanya pada pasien supaya kita tahu ini kut flu atau alergi krinitis. Riwayat penyakit terdahulu. Walaupun dapat terjadi pada semua usia, tapi...
tidak adanya riwayat penyakit keluarga bukan merupakan indikasi yang penting bahwa rinitis bukan merupakan masalah. Jadi misalkan kita tanya riwayat keluarganya, nggak ada, berarti bukan alat jikrinitis. Ya nggak bisa dibilang gitu. Bisa saja.
Mungkin ada yang kita nggak tahu, bisa saja sifatnya atopik, jadi bukan turunan. Kemudian gejala... Bahaya gejala berkaitan dengan kondisi, ini hati-hati kalau ada sesak, ada wheezing, ada sesak nafas, ada rasa tertekan di dada, nah ini tanda-tanda asma harus rujuk ke dokter.
Karena kalau pasien asma, asma itu 80% tipenya adalah alergi klinitis. Jadi kalau dia punya alergi klinitis, dia punya asma, biasanya alergi klinitis menjadi pintu masuk ke serangan asma. Kita harus sangat aware dengan ini.
Ini Wissing, Wissing itu mengi, sakit pada telinga, yang ditakutkan adalah otitis media, sama ini komplikasinya kayak flu, atau facial pain, khawatirannya adalah sinusitis, atau purulen konjunktivitis, jadi matanya saking begitu mengalami gejala yang cukup parah, sehingga matanya sudah sampai keluar purulen. Merah sekali dan keluar purulen itu juga harus rujuk ke dokter. Terapinya sama kalau kita lihat, kita bandingkan dengan Kud dan Flu. Ada antihistamin, ada dekongestan, ada nasal steroid, ada sodium chromoglycat, ini yang berbeda, dan ada topikal antihistamin. Nah, ini yang membedakan dengan Kud dan Flu.
Kalau Kud dan Flu tidak ada nasal steroid, tapi kalau allergic rhinitis ada nasal steroid. Oke, ini bentuk sediaannya. Lama pengobatannya, kalau allergic rinitis, kalau nggak ada perbaikan 5 hari, rujuk ke dokter.
Ini topikal antihistamin, ini sodium krumublikat, nasal steroid. Ini adalah kapan saat untuk rujuk ke dokter. Kalau ada gejala mengis, sesak, rasa tertekan di dada, ada nyeri pada telinga, nyeri pada sinus, ada purulen konjuktivitis atau pengobatan gagal.
Purulen konjuktivitis seperti ini. Jadi matalnya sudah merah, keluar nanah, bahkan kadang-kadang nanahnya warnanya kuning. Nah, ini adalah salah satu gejala.
Bisa Anda cari tahu, why kok bisa terjadi seperti ini? Jadi seorang anak kecil, yang sudah terbiasa bernafas menggunakan mulut, bukan hidung. Jadi dia sampai mengalami perubahan dari konstruksi wajahnya.
Jadi hati-hati, kita harus hati-hati kalau misalkan seorang anak kecil atau bayi sering bernafas menggunakan mulut dibandingkan hidungnya. Terima kasih. Ini adalah review pertanyaannya. Silakan dikerjakan.