Oke, sebelumnya aku mau memperkenalkan diri ya, jadi aku disini sebagai moderator atas nama Mario Leong akan bantu memandu acara di Human Talk, eh Human Talk lagi, Human School, Human School Life Skills. Oke, jadi berakan sempat kali ini kita akan mencoba dan mendengarkan bagaimana kita bisa membangun life skill itu tersendiri, nanti ada. ada aspek-aspeknya yang perlu kita gali ya teman-teman nanti kalau mau tahu kita akan lebih jauh mendengarkan dengan dari narasumbernya. Nah mungkin sebelum itu aku mau nyapa teman-teman juga nih ini banyak ada total 19 orang mungkin aku mau tahu dari mana aja sih teman-teman boleh dong ramai kolom chatnya teman-teman nih dari mana aja sih coba aku sambil bacain ya Yulia Putu dari Bali wow dari Bali Mana lagi nih teman-teman? Dari Kendari, dari Sulawesi ya.
Oke dari Sulawesi ada. Bekasi, ini dari planet lain ya. Bekasi, terus kemudian ada lagi. Ini berarti ada dari Kepulauan Bali.
Terus dari Sulawesi ada. Dari Jawa juga ada Bekasi perwakilan. Ada lagi yang mungkin dari Sumatera.
atau dari pulau lain, ya intinya kita di sini dari semua wilayah di Indonesia bergabung dan berkumpul di sini mengikuti human skill. Nah, teman-teman, aku di sini mau coba kasih beberapa program yang akan diselenggarakan ke depannya oleh ASR. Mungkin aku izin share screen teman-teman ya Oke aku mau dari Ini dulu Mungkin aku bahas terkait Ada kelihatan belum? Kelihatan Mana nih kelihatannya mungkin aja bisa juga apa aku coba stop-stop sharing dulu Oke udah dibantu sama kalian Terima kasih banget kalian ya Nah ini mungkin ada jadwal ini banyak banget lengkap banget dari September sampai Sampai sampai Februari, ada total 5 bulan kita belajar disini bareng-bareng dan pada hari ini kita akan belajar tentang human self reflection tanggal 20 September tanggal 13 kemarin ada pembukanya teman-teman mungkin teman-teman ada yang hadir, tapi kalau gak hadir tenang aja karena ada record, ya ada recordnya jadi bisa ditonton ulang di Youtube nah terus pada tanggal 27 September ada materi tentang philosophy of psychology, filsafat psikologi.
Terus kita lanjut ke Oktober, tanggal 4 Oktober ada existential humanistic psychology. Kemudian tanggal 11 ada psychology and mental health. 18 Oktober ada meta psychology and psychoanalysis.
Kemudian 25 Oktober ada parenting and developmental psychology. Terus kemudian tanggal 1 November, kita ke November, ada... Psychology of Character and Education.
Of Character Education, maaf. Kemudian 8 November, Motivation and Self-Development. 15 November, ada Transpersonal and Positive Psychology.
Kemudian 22 November, ada Stoicism, Mindfulness, and Meditation. Kemudian tanggal 29 November, ada Hypnosis and Hypnotherapy. Tanggal 6 Desember, kita lanjut ke Desember, ada NLP and Life.
coaching, kemudian 13 Desember ada micro expression body language and energy healing, kemudian tanggal 20 Desember ada grafologi, grafoterapi dan art terapi kemudian 27 Desember ada book writing, oh ada book writing juga kita belajar menulis teman-teman disini content writing and copywriting copywriting ini yang cukup banyak di kemari pada masa gini ya Kemudian Januari kita juga belajar tentang digital literacy pada tanggal 3 Januari, kemudian tanggal 10-nya kita... Belajar tentang website dan blog juga teman-teman. Kemudian public speaking and training tanggal 17. 24 Januari ada leadership and organization.
31 Januari ada human resource management. Kemudian Februari tanggal 7 ada graphic designer, creator and social media branding. Kemudian 14 ada internship and digital marketing. Tanggal 31 Februari ada internship ASR. Ada internship juga teman-teman.
Jadi, Ini mungkin kesempatan juga kita yang mau coba-coba berpengalaman dalam ASR tanggal 21 itu. Kemudian yang terakhir adalah penutupan tanggal 28 Februari. Ini kalau perlu dicatat teman-teman.
Karena lengkap dan super komplit gitu. Tapi ini juga ada kelas-kelasnya teman-teman. Kalau misalnya. Nah, gue coba share. aku coba share entire screen kali ya coba aja bisa nggak izin sekarang nah oke oke jadi disini aku nah ini oh ini nggak bisa ini humanskool nah ini jadi ini yang akan kita lakukan yang akan kita Simak pada hari ini, intinya Ini lebih keringkasan Tentang program human school Dalam topik life skills sendiri Ada benefit-benefitnya dan ini Juga ini ada Pengajarnya, ada pengajarnya siapa Ada benefitnya, jadi benefitnya ini Ada e-certificate kegiatan E-certificate member E-member card, file imagery Video recording zoom, jadi ada recordingnya Mentoring, coaching, after school school satu tahun jadi riset kelas itu oke teman-teman mungkin setelah kita setelah kita cukup paham cukup terisi materinya dengan program-program ASR mungkin aku mau coba siapa pemateri kita malam ini Kak Adrian, selamat malam Kak Adrian.
Bagaimana kabarnya? Ya, selamat malam Kak Mario. Alhamdulillah, sihat.
Luar biasa. Oke teman-teman, jadi tidak lama lagi, tidak tunggu waktu lama, kita mungkin boleh mulai aja Kak Adrian ya. Mungkin teman-teman silahkan disimak, nanti kalau ada pertanyaan silahkan, jangan sungkan untuk bisa chat lewat kolom chat atau raise hand. Untuk waktu dan tempatnya, saya berikan ke Kadrian. Terima kasih.
Terima kasih, Pak Mario, sudah bersedia menjadi moderator. Baik, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam, Oms Asyastu. Ibu budaya, salam kebajikan untuk kita semuanya. Alhamdulillah, pada malam hari ini, kita bertemu kembali di pertemuan kedua, materi pertama tentang human self-reflection.
Oke, sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak kepada para pembelajar, teman-teman sekalian, ada bapak, ibu, mas, mbak, ya, rekan, teteh, atau adik-adik yang saya cintai dan banggakan, saya simpulkan dengan panggilan teman-teman lah ya, karena disini duduknya saya panlayar teman-teman, tentu bukan untuk memberikan sebuah ajaran-ajaran ya, tapi disini kita bersama-sama untuk belajar di kelas Human School ini. Dan saya ucapkan selamat bergabung kepada teman-teman semuanya. Tentu menjadi peserta Human School ada yang baru gabung di pertemuan kedua ini. Jadi tadi sudah disinggung oleh Kak Mario bahwa jika teman-teman terlewat kelas-kelas sebelumnya, itu silakan bisa diakses. Recording Zoom melalui Youtube Private yang bisa Melalui Whatsapp dulu, seperti itu ya Tadi juga sudah cek Apakah yang hadir dari mana Saja ya, ada yang dari Bali Gendari, Planet Bekasi Ini Bali juga lagi Rame nih, ada gamers Yang terkenal dari Amerika ya ISO Speed, untuk teman-teman Anak-anak muda yang suka game Oke teman-teman Kita sebelum mulai, biasanya saya akan tanya dulu teman-teman bahwa Apakah teman-teman sudah mengerjakan tugas di pertemuan pertama itu tentang perkenalan?
Jadi pastikan teman-teman sudah perkenalan ya, seminimalnya satu orang tidak apa-apa. Yang penting ada usahanya. Karena ini di kelas pembukaan sudah saya sampaikan dan ditegaskan bahwa kelas ini merupakan ekstra kurikuler di luar perguruan tinggi dan sekolah. Jadi teman-teman enjoy saja Bisa sambil makan, minum Rebahan, ngasuh anak Atau mengerjakan tugas Itu disilakan Karena teman-teman nanti bisa silakan pelajari ulang Melalui PowerPoint Atau mungkin nanti juga ada e-book-e-book yang akan dikirimkan Jika suka membaca teman-teman Dan nanti bisa lihat Youtube Bagaimana kalau misalkan Saya belum mengumpulkan tugas Tidak apa-apa teman-teman Silahkan bisa menyusul ya Kerjakan silahkan masih diberikan kesempatan waktu tidak ada batasan ya harus kapan uploadnya tetapi yang penting teman-teman bertanggung jawab lah ya bahwa teman-teman ikut kelas ini punya kenalan terus nanti ada resume ya semacam insight atau refleksi diri dalam artian teman-teman mendapatkan apa di kelas gitu teman-teman mencurahkan isi pikiran dan hatinya gitu atau asosiasi bebas ya Teman-teman silahkan menulis, kata Arsis yang meluapkan emosinya.
Tidak perlu copy paste dari PowerPoint sebetulnya. Tapi kalau teman-teman, saya emang males untuk berpikir dan menghayati, saya emang mau copy paste aja gitu ya, copy paste. Atau saya mau ke internet, ke CGPT, atau ke Google dan lainnya. Ya sudah itu kembali ke kebijakan teman-teman.
Yang penting saya sudah menyarankan, sebenarnya dalam... penulisan resume itu tidak perlu banyak-banyak seperti menulis makalah dengan sistematika penulisan ilmiah dan lain-lain, ini betul-betul bebas ya, sebenarnya untuk melatih teman-teman dalam membiasakan journaling atau menulis itu secara singkat pembahasan tugas kita cek lagi nih udah tapi gak tau upload bener apa enggak gak apa-apa teman-teman yang penting ini tidak ada salah dan benar Yang penting silahkan dikerjakan aja semampunya ya Oke, izin mendengarkan melalui handphone ya Kakak-kakak lagi ada keperluan di luar Oke, silahkan Dan seperti apa yang diinformasikan melalui WhatsApp group ya Ada rules Barangkali teman-teman jika tidak sibuk ya Silahkan bisa menggunakan virtual backgroundnya ya Yang ganteng-ganteng, cantik semuanya Silahkan barangkali gitu ya bisa Kalau bisa on-cam juga silahkan Supaya juga saya tahu nih, kenal Teman-teman yang ada di sini Barangkali saya ketemu gitu ya dengan teman-teman yang lain. Kak Aldes, Kak Sylvie, ini welcome back again.
Saya ini kayaknya tidak asing teman-teman yang ada di sini ya, mungkin pernah ikutan Human Talks ya, tadi disinggung oleh Kak Mario, saking semangatnya ya, membuka dengan karena biasa, membuka-buka kelas Human Talks, itu dua minggu satu kali setiap hari Sabtu, atau mungkin nantinya akan berpindah ke hari Minggu ya, karena hari Sabtu ada Life Skill Mastery. Nah itu silahkan, Human Talks itu sebenarnya ruang diskusi online ya yang utama, teman-teman untuk bergeluh kesah, bercerita atau teman-teman mau sharing itu disilakan, tidak ada syarat apapun untuk teman-teman jadi pemateri atau jadi peserta, dan gratis juga biasanya nanti tim dari ASR memberikan sertifikat setiap penghargaan, tanpa perlu membayar apapun untuk di kegiatan human talks ya oke, zoom saya gak bisa ini hapus nih, gimana ya Oke, ini juga sepertinya ada yang tidak asing juga ya. Ada Kak Fiona, ada Kak Serin, dan teman-teman yang lainnya. Siapa di sini yang kemarin sudah ikutan materi pertama tentang sejarah psikologi 1? Boleh di kolom chat ya, katakan sudah ikutan.
Karena saya dan teman-teman di ASR sudah mengirimkan link yang pertama itu benar ya. Teman-teman mohon maaf ya. Gak fokus untuk yang pas udah maghrib ya. Terus sebelum isa saya lupa lagi.
Linknya salah gitu. Harusnya yang bener tuh udah di-share ke Classroom. Sama ke WA Group yang dari siang gitu.
Ada opening. Ada sejarah psikologi satu. Saya yang copy-pastenya malah ke opening ya. Jadi ada kesulitan-kesulitan untuk beberapa orang yang sulit masuk kelas. Tapi kabarnya alhamdulillahnya ada yang mengabarkan link Zoom yang betul gitu ya.
Siapa nih yang ikut kemarin di kelas pembukaan? Kak Siva, Kak Tanti, Kak Ratu, Kak Sylvi. Oke, terima kasih ya. Untuk teman-teman yang lain silakan, masih bisa menyusul ya.
untuk ikutan program Human School Psychology ini, karena di Human Life Skills ini sebenarnya kelas pertama ya, kemarin sudah dijelaskan di pembukaan, lalu pendalaman-pendalamannya, khususnya untuk psikologi, dan mata ajaran lainnya, untuk memperkaya wawasan teman-teman. Oke, kita langsung saja ya teman-teman, masuk ke materi. Nanti silakan aktif ya, untuk bertanya. berpendapat di sesi diskusi karena nanti Kak Mario akan menuliskan siapa saja yang aktif ya nanti direkap, biasanya ada student of the month setiap bulan yang terpilih ya, ada sertifikat penghargaan setelah itu ada namanya hadiah beasiswa full ya gratis teman-teman, tidak perlu mengeluarkan uang untuk mengikuti kelas life skill mastery ada Public speaking, ada hypnosis, hipnoterapi, neural music programming, dan program lainnya.
Jadi sangat banyak sekali. Itu teman-teman sudah tahu lah ya, kemarin pasti pembukaan. Untuk teman-teman yang belum, silahkan ditonton ya, recording ulang.
Oke, selamat datang di kelas pertemuan kedua, Human Safe Reflection. 20 September 2024. Wah ini September itu jadi ingat nama saya ya, Septi Adi. Untuk teman-teman yang belum kenal dengan saya, karena kalau diceritakan oleh Kak Mario atau saya menceritakan secara pribadi, wah kayaknya perlu waktu.
Jadi kita fokus ke materi. Teman-teman silahkan kalau kenalan lebih lanjut bisa follow saja Instagram Adrian Septiadi, official ya. Di sana ada website profile saya, tinggal di klik.
Bisa teman-teman juga follow, nanti saya siap untuk fallback ya. Silahkan juga untuk ikuti di link-in saya. Silahkan bisa baca-baca latar belakang saya di sana. Sebenarnya sudah dijelaskan kemarin sekilas di kelas psikologi dan di flyer atau poster Instagram.
Jadi biasa saya di kelas-kelas ASR itu selalu menjadi pemateri awal-awal. Nanti mungkin akan dilanjutkan dengan para pemateri yang lainnya yang saya sudah... sampaikan di pembukaan. Oke, seperti biasa juga, saya selalu menyambut para peserta dengan petuah-petuah ya.
Petuah-petuah. Kalau pas di pembukaan, ada dari Socrates juga. Gnotis Iauton.
Kenapa saya sering menyinggung atau menyampaikan tentang filsuf dari Yunani? Kemarin sudah dibahas ya di pembukaan psikologi. Sudah terumumkan. Sudah dibahas ya.
hubungannya jiwa manusia dengan psikologi. Nah, kita lanjutlah. Jadi kata beliau, sang guru atau maha guru, Mbah Filosof, hidup yang tidak direfleksikan atau diperiksa tidaklah layak dijalani. Tentu ya, teman-teman sekalian, bahwasannya di era digital ini, setiap... dari kita, sebagian tidak semuanya, pernah scroll-scroll media sosial dan tidak semua orang kuat untuk menahan diri dalam berkomentar apalagi sekarang lagi rame kasus-kasus katakanlah anak artis yang sedang ramai, saya tidak akan menyebutkan identitas dan personal lainnya intinya ada anak artis yang sedang ramai bermasalah Terus bullying di sekolahan, terus pembunuhan, pesawat jet, dan politik atau berita-berita lainnya.
Kita di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa, teman-teman yang berkuliah, bekerja, terus juga dihidangkan oleh pemberitaan yang luar biasa setiap harinya, semakin... Ya bervariasi ya teman-teman. Namun tadi ya, kita sebenarnya perlu untuk memeriksa dulu gitu. Apakah berita tersebut benar atau salah. Supaya kita tidak termakan oleh hoax.
Nah inilah yang dimaksudkan oleh Socrates. Terkadang orang itu tersulut emosi ya. Bahkan bisa perang antar suku, perang antar negara, perang saudara. Karena...
Apa yang kita putuskan ya, langsung memberikan penilaian-penilaian negatif tanpa data fakta gitu. Jadi sekali lagi... Khususnya, apa relevansi dengan kehidupan pribadi atau kehidupan sehari-hari, yaitu supaya kita menjalani kehidupan, menerapkan kebajikan-kebajikan atau kebaikan-kebaikan supaya akal kita sehat atau sehat mental, menurut Socrates, dengan memeriksa, dengan mengevaluasi diri, dengan memilah dan memilih apa yang baik dan buruk.
Oke, kita lanjut lagi di perdalam. Namun ini hanya sekedar penyegaran ya teman-teman, bahwasannya kita merasa setelah saya kemarin menyinggung bahwa para peserta di sini itu ditujukan bahwa kelas-kelas ASR ini untuk masyarakat umum. Bahwa terjadi gap atau ketimpangan antara perguruan tinggi dengan masyarakat luas yang tidak memiliki akses pendidikan tinggi. Jadi saya membuka kelas-kelas ini. Diutamakan gratis ilmu-ilmunya, gratis ilmu pengetahuannya, supaya teman-teman bisa mengikuti FOMO lah ya.
Ini FOMO hal yang positif, kita mendapatkan ilmu-ilmu yang tidak didapatkan di kehidupan sehari-hari. Nah bahkan ketika kita sedang sekolah atau sedang kuliah, rasanya hampir selesai, udah mau lulus. Eh pas udah selesai, ternyata... oh sial ternyata kehidupan ini sangat luas sangat abstrak atau lebih bahasa mudahnya ternyata tidak segampang apa yang dipikirkan tujuan hidup saya adalah bekerja di BUMN membahagiakan kedua orang tua naik haji mendapatkan istri atau suami yang soleh terus Good looking, pokoknya banyak sekali Hal-hal ideal ya Imajinasi kita, bayangan-bayangan kita Cita-cita kita, tapi pas Di realita ya, kehidupan realita Yang setelah kita After school, waduh Ternyata banyak sekali yang kita Tidak tahu, kalau kita mengingat Juga gitu ya, ada salah satu kata-kata Socrates lagi, beliau mengatakan Satu-satunya Yang aku tahu, bahwa aku Tidak tahu apa-apa Hahaha Ini sebuah kalimat paradoks ya, bahwa semakin kita belajar, justru semakin kita tidak tahu apa-apa. Kayak misalkan saya belajar psikologi 7 tahun yang lalu, tapi pas sekarang saya mendengarkan orang yang lagi ngomong, saya baca buku lagi, kok saya bingung ya, ini maksudnya psikologi yang sekarang dibahas tentang definisinya ilmu yang mempelajari tentang proses mental dan perilaku manusia.
Terus dulu psikologi itu ilmu yang mempelajari tentang jiwa, kenapa ya berbeda? Apa yang melatar belakangnya hal itu jadi sekarang definisinya berubah? Siapa sih orang yang sering ngomongin tentang jiwa di zaman dulu? Oh, filsuf Yunani, Sokrates, Plato, Aristoteles.
Siapa lagi ya? Ini kan kemarin juga ada yang nanya di kelas kemarin, bagaimana kita bisa memahami sejarah psikologi. dalam artian ya supaya kita bisa benar-benar menyimak belajar dengan semua pendekatan teori yang sangat banyak kan psikologi itu ada psikoanalisi sampai transpersonal dan berbagai pendekatan lainnya, saya menjawab yang paling utama adalah rasa ingin tahu karena curiosity ya dengan kita kepo lah bahasa kita, dengan kita kepo ya bukan stalker mantan teman-temannya, bukan stalker mantan bukan stalker...
artis-artis Korea atau dan lain-lain tetapi stalkernya ke hal-hal yang berkaitan dengan keilmuan gitu seperti saya saat belajar psikologi, saya penasaran ini makna hidup namanya Viktor Frankl membahas tentang makna hidup, tentang tujuan hidup jadi saya bertanya-tanya gitu, iya ya tujuan hidup saya itu apa? terus saya terus memperdalam, siapa juga yang bahas tentang tujuan hidup, oh ada di filsafat eksistensialisme, siapa ya tokoh-tokohnya oh ada Kamuy atau Abed Kamush ada Sartre atau yang Paul Sartre, terus ada Nietzsche, ada Soren Kierkegaan pokoknya banyak sekali yang jadinya ya itu ya, dengan kekepoan itu saya jadi sedikit-sedikit, oh iya ya saya jadi bisa belajar Terus yang kedua, saya jawabannya adalah cinta. Memang terkadang cinta itu buta.
Tetapi dalam tanda kutip, cinta ini dorongan. Kita termotivasi belajar apapun. Seperti teman-teman di sini ya. Saya apresiasi teman-teman di sini memiliki dua tipe tadi yang saya sebutkan ya. Rasa ingin tahu yang tinggi, terus juga kecintaan pada ilmu pengetahuan.
Jadi sekali lagi selamat datang di kehidupan atau human school ya. Oke, terus saya ajukan, subuhkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ini banyak sekali ya. Pernahkah bertanya hal ini?
Mungkin teman-teman silahkan bisa dijawab di kolom chat ya, kalau iya, atau mungkin kalau tidak, silahkan tidak juga. Jujur saja ya, kita ngobrol santai saja. Jadi kenapa kelas ini? Sebenarnya untuk materi human self-reflection ini, baru di angkatan 4, baru di angkatan teman-teman.
Kalau di angkatan 1, 2, 3, itu cuma tugas-tugas saja. refleksi diri, apa saja yang harus dipelajari. Cuma bersifat tugas ya. Tapi kalau sekarang di angkatan keempat, ini kita sudah masuk menjadi materi. Jadi untuk teman-teman yang angkatan keempat ini memang cukup beruntung ya.
Karena banyak sekali materi-materi yang baru. Nah, pertanyaannya, apa itu kehidupan? Siapa saya?
Mengapa saya ada di sini? Untuk apa saya hidup? Apa tujuan hidup saya? Apa itu realitas?
Apakah alam semesta itu nyata? Apa yang baik untuk dilakukan? Bagaimana saya harus hidup bermakna?
Kenapa ada kematian? Kemana saya setelah mati? Silahkan teman-teman di kolom chat ya. Apakah teman-teman pernah bertanya-tanya seperti ini ya di kehidupannya? Entah itu di masa lalu atau mungkin sekarang sedang ya.
Silahkan teman-teman ya bisa berpartisipasi di kolom chat. Kak Arfi, pernah. Oke, terima kasih sudah mengembangkan ya. Oke, silakan mungkin yang lainnya juga boleh ya, ikut menjawab. Apakah teman-teman pernah memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini?
Ya memang pertanyaan-pertanyaan ini kenapa ditampilkan gitu? Karena zaman dulu gitu, para filosof itu memang mengawali sebuah keilmuan. munculnya pengetahuan dari barat ya itu dengan pertanyaan-pertanyaan teman-teman, lahirnya metode ilmiah itu kan dari para filsuf juga, dari ya banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang sangat kritis ya, yang akhirnya dipelajari yang ya jadi namanya ilmu filsafat, gitu nah udah ada 10 jawaban nih mungkin juga boleh ikut sharing di kolom chat ya teman-teman, barangkali pertanyaan-pertanyaan ini memantik Oh iya kak, saya pas lagi galau-galaunya Pas saya diputusin oleh pacar Saya benar-benar merasa hopeless Tidak ada harapan, merasa nolep Saya itu tiba-tiba bertanya Apa tujuan hidup saya misalkan Atau kemarin pas waktu covid kak Saya merasa terisolasi Atau bahasa enaknya itu Merasa kesepian Di rumah atau mungkin di kamar Tidak bisa berinteraksi dengan banyak orang, belajar, jadi online. Wah, saya merasa meaningless, tidak bermakna. Saya muncul tukar pertanyaan-pertanyaan ini.
Iya, saya itu siapa ya? Sebenarnya saya di masa lalu itu, kok pas waktu kecil, pas waktu remaja, SMP, SMA, kok saya kayak nggak, bukan saya yang sebenarnya ya? Nah, ini pertanyaan-pertanyaan reflektif. Ya nanti apa itu refleksi diri, apa itu reflektif, nanti saya sharingkan sedikit ini sedikit di stage-stage berikutnya. Oke, pernah bahkan sering, pernah banget.
Oke, pernah kak, pernah. Pernah sebagian banyak sedang mempertanyakan. Sering kali menanyakan apa tujuan hidup saya sampai saat ini belum terjawab.
Sering overthinking pada tujuan hidup. Biasanya malam-malam. Betul ya, malam itu kita juga termasuk orang yang sama ya, atau serupa dengan teman-teman.
Malam-malam itu terkadang bengong melamun ya. Terus muncul pertanyaan-pertanyaan overthinking gitu. Kalau kemarin kita pernah sempat singgung ya, lagi viral gitu di media sosial, atau khususnya TikTok lah.
Karena gara-gara ke psikolog itu mahal. Jadi kita pada datang, sebagian orang gitu ya, ya mungkin ada yang ini disebutnya jokes lah ya, atau ya hiburan, entertain. Orang-orang pada datang ke kursi besi. Duduk di kursi besi depan Indomaret dan Alfamart sambil minum kopi Goldai.
Kalau nggak salah ya sambil minum kopi lah gitu ya. Sambil melamun, menghayati realita gitu ya. Ada orang-orang yang jalan, ada orang yang mau buru-buru.
berangkat kerja atau pulang kerja, ada anak-anak sekolahan, ada yang berbagai latar belakang kita melihat, ngayati. Itu cukup termasuk hidup reflektif. Oke, kita lanjutlah supaya lebih efektif.
Lalu apa sih tujuan dan manfaat dari pembelajaran ini? Tentu peningkatan kesadaran diri atau kata baru datangnya psikoanalisis, menyadarkan ketidaksadaran. atau self-awareness ya, jadi mungkin barangkali gitu ya kita dalam keseharian dari bangun tidur sampai mau tidur lagi itu ya kadang gitu ya, didorong oleh ketidaksadaran gak sadar, kalau kata Sigmund Freud mah ya, kita gak sadar kayak kita tuh tau ya kita tuh salah gitu ya, tapi ya terkadang jujur pada diri sendiri itu susah gitu, nah ini juga menjadi tantangan ya pasien-pasiennya Sigmund Freud dan kawan-kawan, memang jujur pada diri sendiri itu susah sekali ya termasuk saya juga selalu untuk berlatih ya, kalau saya latihannya ada di analisis diri ya sama analis saya di Asosiasi Sekolah Asis Indonesia sampai detik ini saya menuju 30 sesi saya bercerita kepada diri sendiri dan diawasi oleh analis saya jadi ya susah emang apalagi sesuatu yang sangat private ya teman-teman, apalagi teman-teman cerita ke orang tua, ke sahabat, ya mungkin hampir mau jujur sepenuhnya tapi akan ada ruang gitu ya ruang-ruang kecil yang itu cuma kita aja yang tahu gitu, atau mungkin kita dan Tuhan lah gitu, jadi sekali lagi ini bisa membantu teman-teman lebih sadar lagi lalu pengembangan keterampilan berpikir kritis, nah ini saya yakin teman-teman yang para mahasiswa gitu ya ini selalu diajarkan, ada kelas-kelas pengantar filsafat ya bahwa penting sebagai mahasiswa itu harus berpikir kritis.
Lalu identifikasi tujuan dan respirasi. Memang sangat penting sekali untuk memiliki tujuan hidup, walaupun kita tidak boleh fanatik dengan satu keilmuan atau pendekatan. Kalau saya hidupnya, yaudah let it go aja. Hidup atau amor fati, kata Nietzsche.
Atau kata baru udah kisah kisme Saya mah cintai takdir lah gitu kak Ya mungkin ada juga yang memiliki Keyakinan seperti itu ya Atau kak saya mah sebagai orang Beragama saya mah yakin aja lah pada takdir Takdir Allah gitu Ya silahkan lah teman-teman ada yang mau merencanakan Tujuan hidup itu silahkan Terserah teman-teman ya Namun di kelas ini Di refleksi diri teman-teman ya Akan diarahkan untuk mencari Tujuan hidup lalu Yang selanjutnya, peningkatan kualitas hubungan. Ya tentu teman-teman ya mungkin ada yang pernah merasakan toksik-toksik gitu, racun-racun dengan temanan atau dengan pasangan ya, atau yang lainnya. Nah ini juga kita belajar juga ya bagaimana kita bisa membangun komunikasi interpersonal dengan baik gitu. Khususnya bagaimana kita menjadi pendengar yang baik.
Terkadang kita kan nggak sabaran gitu ya. Pada saat kita berkomunikasi dengan orang lain, seolah-olah sebagian orang ingin mendominasi, ingin memberikan semacam dakwah, dogma, atau bahasa enak itu, mengkritik, memberikan saran, memotivasi. Yang semangat dong, yang semangat dong. Ada ya di TikTok yang rame itu.
Ya kamu sendiri, saya mau tidur bahasa Indonesia. Terkadang memang kita itu, sebagian orang juga anti kritik gak mau kita disuruh semangat gak mau juga kita disuruh kamu harus jadi orang sukses karena kita memiliki hak juga kebebasan apa itu kebebasan? nanti juga dibahas di pertemuan eksistensialisme oke kita lanjut lagi perubahan atau perbaikan perilaku dan sikap diharapkan teman-teman sedikit demi sedikit walaupun gak mudah untuk mengubah perilaku itu nanti latihan lah ya, bagaimana cara-caranya nanti akan dibahas entah itu di pertemuan ini atau di pertemuan-pertemuan yang akan datang ya, karena materinya banyak sekali selama 6 bulan lalu adaptasi dan pertumbuhan ya sekarang juga banyak sekali ya, sesuatu hal yang instan ya yang kita tuh harus buru-buru jadi ya FOMO ya, jadi harus ikutan sebagian orang ya untuk pekerjaan tertentu harus bisa...
jadi content creator harus bisa digital marketing harus bisa UX apalah gitu, sesuatu hal yang berbau tentang digital, AI padahal ya mungkin kita cuma belajar ya biasa-biasa saja lah, tapi karena kebutuhan digital ya harus bisa mengoperasikan Zoom, masuk Zoom dan lain-lain. Jadi kita memang perlu adaptasi ya terhadap perkembangan zaman supaya kita bisa lebih bertumbuh. Lalu merawat kesehatan mental ya ini, kesehatan mental ini memang selalu sangat ramai ya apalagi pas zaman pandemik, konten-konten berseliweran gitu.
Terusuk mungkin ASR tapi sedikit-sedikit ya ASR terlalu eksklusif ya. Membicarakan tentang kesehatan mental, psikologi, apapun itu di kelas-kelas seperti ini. Di konten masih onboarding, masih proses.
Lalu nanti juga akan dibahas tentang materi psikologi dan kesehatan mental. Selanjutnya meningkatkan ibadah kepada Tuhan. Semoga saja kita doakan, kita menjemput si daya. Semoga kita bisa mendekatkan diri, termasuk saya sendiri.
Dikatkan diri kepada Tuhan yang mengkuasa Sesuai keyakinan teman-teman Juga kita bisa memiliki harapan Bahwa masa depan itu Masih misteri Kita belum tahu Kita gak bisa cek garis tangan Cek kodam bahwa pasangan kita siapa Karir kita apa Kan tidak tahu Makanya kita berjuang saja Fokus pada Here and now Ya here and now lah di sini dan sekarang, saat ini. Nah, itu teman-teman yang mungkin pernah belajar mindfulness, yang ini akan disinggung juga ya tentang mindfulness. Oke, sudah terbahasan.
Dahulu, refleksi diri melahirkan Atlas Ephesus. Jadi, saya buktikan sendiri bahwa refleksi diri ini melahirkan ASR, sebuah gerakan untuk mengenal diri yang sejati, menjadi diri autentik atau diri yang unik. Dan hidup bermakna, itu juga dari perenungan-perenungan Yang kebawahnya ya Filsafat, psikologi, agama Dan elemen-elemen refleksi Jadi terapan dalam kehidupan sehari-hari Nah lanjutkan Pendahuluan Di Indonesia mungkin ya sebagian orang Mendengar kata refleksi itu Seperti Pijat refleksi gitu ya Tapi bukan itu ya, walaupun mungkin ini Berarti memijat titik-titik tertentu, misalkan di telapak kaki supaya orang bisa merasa lebih segar atau lebih relax lebih enak badannya, atau mungkin di samping itu ada biasa kretek ya kretek atau kretek-kretek ya lalu bukan refleksi semacam itu ya yang dimaksud namun refleksi dalam arti yang sesungguhnya adalah belajar dari apa yang sudah dilalui sebelumnya atau seperti sedang bercermin yang memantulkan gambaran diri kita kayak teteh-teteh ini ya, mbak-mbak ini yang sedang bercermin gitu, you can do it, you can do it gitu ya. Terkadang sebagian orang mungkin ada yang seperti itu ya, semacam set talk atau set affirmation atau apalah ya, istilah-istilah yang teman-teman itu ya ngobrol dengan diri sendiri gitu. Mungkin ada sebagian orang, atau tidak hanya di depan cermin ya, mungkin teman-teman sambil rebahan gitu ya, ngobrol ke diri sendiri gitu ya, dalam tanda kutip seperti orang yang agak lain gitu ya.
Ngobrol dengan diri sendiri. Atau ada yang menatap atas langit-langit kamar. Ada yang menatap tembok.
Silahkan, itu juga refleksi diri. Oke, kita lanjutkan lagi. Lalu refleksi diri melahirkan actual self-resource. Jadi ASR ini lahir dari refleksi diri di tengah-tengah krisis eksistensial atau krisis identitas.
Jadi sebagian dari teman-teman tentu ada yang... setelah melalui, ada yang sedang mengalami, atau mungkin belum gitu. Seperti tadi pertanyaan di awal, siapa saya, apa tujuan hidup saya, setelah saya mati, kehidupan selanjutnya apa ya, gitu.
Dan pertanyaan-pertanyaan yang terus lahir, banyak turunannya, sampai akhir hayat kita. Pertanyaan-pertanyaan itu akan terus ada, menurut para eksistensialis. Lalu kita tuh mencari-cari jawaban. Tadi teman-teman juga ya di kolom chat, saya mencari tujuan hidup.
tapi belum tahu, belum ada jawaban ya justru bagus ya, semakin teman-teman nggak ada jawaban, artinya kan teman-teman terus belajar, mencari-cari dari perspektif pengalaman pribadi pengajaran orang tua atau pemuka agama atau belajar dari psikologi filsafat, terus lah, cari walaupun mungkin secara paradoks tidak akan pernah ketemu yang konkret namun ya, lagi-lagi pada inti dari refleksi diri ini kan lifelong learner, pembelajar sepanjang hayat. Kalau kita bayangkan, analogikan. Ibaratnya kita itu ada di samudera.
Lautan yang sangat luas. Kita berenang, puter-puteran. Nyari tujuan. Yang pada akhirnya semakin kita mencari tujuan, kita tidak menemukan tujuannya itu apa.
Lalu bagaimana cara mencari tujuan itu? Secara hakikat, esensial, eksistensial. Nanti kita lanjut lagi.
Supaya teman-teman penasaran untuk terus belajar. Karena ini juga sebenarnya ada kisih-kisih sedikit. Walaupun memang ini bukan solusi. Tidak semua masalah. harus ada solusinya ya tidak harus semua konflik ada jalannya, atau harus diselesaikan ya terkadang hidup mah harus kalau kata Bernardiama ya untungnya bumi masih berputar gitu, jadi yaudah lah jalani aja gitu, ini juga nanti akan disinggung lah, para filosof ngomongin tentang ini ya, di zaman dulu oke, jadi kalau khasnya ASR untuk mencari jawaban-jawaban itu melalui program-program human school jadi banyak kan Jadwal-jadwal materinya itu.
Dari perspektif agama, filsafat, psikologi. Ada soft skill, ada hard skill. Walaupun memang tidak 100% ada semuanya di sini.
Tetapi sebagian besar memang itu sudah sedikit-sedikit saya sudah lalui. Dan sampai detik ini saya masih mempelajari itu. Dan saya kolaborasi dengan, saya kan bukan psikolog.
Saya ajak aja psikolog untuk ajar. Saya kan bukan ahli ini. Jadi saya berkolaborasi dengan teman-teman yang lainnya.
Untuk bisa memfasilitasi, mewadahi teman-teman. yang galau, yang butuh support system nanti kan ini ada coaching dan mentoring kalau untuk yang peminat belajar psikologi udah saya buka ya grup khusus itu nanti akan ada kajian-kajian secara mendetail ya entah itu setiap periode sejarah psikologi mungkin nanti akan ngomongin khusus tentang Sigmund Freud atau dan lain-lain jadi sebenarnya teman-teman tidak hanya dipasilitasi selama 6 bulan ataupun 7 bulan, 5 bulan tapi itu kita akan terus kelasnya dibuka untuk ruang-ruang publik ya, termasuk nantinya diproyeksikan ke depannya, akan ada diskusi-diskusi publik ya, ruang-ruang publik di kafe, di angkringan, di semacam diskusi-diskusi obrolan lah ya, dari online ke offline, walaupun sebenarnya sebelum kelas-kelas online ada, kita sudah menjalankan itu ya, dari 2015-an belum jadi AISR, di pinggir masih, dan lain-lain lah, tapi memang kita tidak pernah ngonten gitu, jadi mungkin... tidak high-glide.
Oke, kita lanjutkan. Lalu, definisi refleksi diri ini apa? Kalau bahasa Latin, ini refleksor dan refleksio, yang berarti membungkuk ke belakang.
Refleksi diri adalah proses introspeksi, kalau kata Islam, muhasabah, atau mungkin ada dengan istilah-istilah lainnya, yang melibatkan evaluasi. Evaluasi ada di lagunya Hindia, untuk teman-teman yang suka. lagu Hindia, dan pemikiran mendalam tentang pengalaman, tindakan dan perasaan seseorang jadi dalam dunia ini kan yang sekarang serba cepat, instan ya, buru-buru dan penuh tekanan pressure-pressure dari kantor deadline-deadline tugas kuliah, terus tugas tekanan orang tua, kamu sekarang usia udah berapa, ayo kerja-kerja, ayo nikah-nikah pokoknya banyak tentutan-tentutan Entah itu dari diri kita sendiri ya, ataupun dari pihak-pihak luar. Ini kan luar biasa ya, kita jadinya terus berkonflik batin. Kalau kata Sigmund Freud, konflik batin itu akan terus sampai akhir hayat kita ya.
Namanya itu perang abadi lah ya, bahasa sederhana itu. Kita tuh akan terus berperang dengan diri kita sendiri. Kalau dalam Islam kan kata Al-Ghazali, bahkan Rasulullah, bahwa jihad ya, kita selalu jihad melawan nafsu-nafsu kita, nafsu-nafsu kekuasaan. Napsu-napsu uang, napsu seksual, lalu napsu-napsu rendah lainnya. Kurang lebih gitu.
Itu juga perlu refleksi diri. Dan tentu dari refleksi diri ini kita akan mengidentifikasi atau mengetahui seputar kekuatan dan kelemahan kita. Lalu mengevaluasi keputusan yang telah kita lakukan itu apakah sudah betul atau tidak. Lalu biasanya ini juga... Kalau yang rutinan, di akhir tahun ya, ada semacam siapan gitu ya, resolusi gitu.
Biasanya ada ya, ada orang yang merencanakan ulang atau apa yang perlu saya evaluasi. Atau mungkin ada juga yang setiap hari melakukan itu ya. Bagus berarti ya, Alhamdulillah. Nah, selanjutnya ya pengalaman dari masa lalu juga penting ya untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Masa lalu itu tidak hanya kita belajar dari pengalaman pribadi ya, karena mungkin, khususnya mungkin saya ya, yang masih muda gitu, sama kita Gen Z. Memang pengalaman kita terbatas, maka kita perlu lebih banyak mendengarkan, belajar dari para senior. Mungkin juga di sini, senior-senior yang ada di sini, atau membaca buku-buku sejarah. Termasuk juga membaca sejarah, itu juga bisa mengurai benang-benang kusut.
Ternyata perjuangan Soekarno dengan saya, kalau dibanding-banding, kenapa saya harus membandingkan dengan angkatan saya yang saya merasa tidak berdaya, saya merasa insecure. orang-orang dulu itu lebih hebat, lebih susah untuk berjuang di Indonesia. Oh ternyata tokoh-tokoh psikologi itu ada yang diasingkan, ada yang gangguan mental, ada yang kenapa saya putus harapan.
Ternyata banyak tokoh-tokoh yang mengalami gangguan berat, cerayan, dan lain-lain. Itu salah satu referensi untuk melakukan refleksi diri. Khususnya untuk ini. Ngobrol dengan diri sendiri Tentang pengalaman hidupnya Oke, kita lanjut lah Lalu apa sih refleksi diri dalam pandangan filsafat? Jadi ini saya juga Bocorkan ya, kenapa saya sering ngomongin Filsafat di ASR Karena saya juga aktif di Komunitas akademik lah Intelektual, spiritual Filsafat, sains Budaya gitu ya Itu namanya studia humanika di Salman ITB, teman-teman kalau ada di Bandung itu bisa tuh, ikutan kelas-kelas di Studio Humanika ya lalu, kalau kita tidak bisa masuk S1 Filsafat gitu ya ya setidaknya mungkin kita bisa ikutan webinar-webinar gitu ya, atau ada di program tinggi itu namanya Extension Course ada di STF di Arkara itu para filosof banyak lahir dari sana ya, yang orang Indonesia ada Romo Franz Magnus Suseno Ada Romo Setio Ada yang lainnya lah Kalau yang terkenal fisafat Islam itu Doktor Fahrudin Faiz Wah itu juga keren Saya juga banyak belajar dari beliau Kalau ada di Bandung pasti saya akan ketemu Terus kalau di Unpar Ada juga kegiatan-kegiatan fisafat Dari Profesor Bambang Sugiharto Saya sekilas ada foto-fotonya Instagram ya, di Highlight.
Dan lainnya lah, saya juga ini sedang merencanakan bagaimana memadukan actual self-resource seman life skill ini menjadi sebuah buku ya. Tapi saya membutuhkan, masih membutuhkan banyak waktu lah untuk dituliskan tentang pengalaman sedikit-sedikit tentang bagaimana melakukan pencarian jati diri melalui filsafat dan psikologi. Jadi, kita lanjut lah.
Filsafat timur, terutama tradisi Zen, Jepang, dan Korea, kata refleksi ini memiliki arti tambahan. Bahwa refleksi adalah Tindak melihat keadaan di sini dan saat ini. Here and now ini kunci yang sering teman-teman dengar dari mindfulness.
Apa adanya tanpa prasangka ataupun asumsi sedikitpun. Ini juga sama di psikoanalisis juga dipelajari bahwa saat melakukan analisis diri, analisis diri itu tidak dilakukan sendiri, tapi ada analisnya. Ada yang mendengarkan. Tapi tidak mempengaruhi apapun.
Jadi dia hanya mendengarkan. Jadi kita tuh bercerita bebas gitu ya, atau nama tekniknya kan asosiasi bebas lah. Jadi bercerita, kita jangan memberikan penilaian, stigma, atau motivasi, atau apapun. Tapi ada teknik-tekniknya gitu ya, cara-cara untuk bagaimana supaya cerita itu tetap mengalir gitu. Dalam arti ini, refleksi adalah ciri dari pikiran manusia, yakni pikiran yang seperti cermin.
Artinya pikiran tersebut memantulkan terus-menerus semua keadaan sebagaimana adanya. Langit biru, pohon hijau, dan sebagainya. Oke, lalu lanjutannya, pola pikiran reflektif ini memantulkan dunia sebagaimana adanya, jadi tanpa dibuat-buat ya, tanpa intinya apa adanya lah ya, sesuai apa yang kita lihat itu tadi ya, contohnya melihat pohon hijau, ya pohon hijau gitu, melihat langit biru, ya langit biru gitu, melihat diri saya itu ya penuh dosa, hamba yang sangat lemah, itu kita harus akui ya, journaling aja, saya itu merasa banyak dosa hari ini.
Saya mengucapkan kata-kata yang tidak pantas ke orang lain. Itu bagus ya. Kita menghisap diri kita.
Langsung setiap harinya. Supaya kita benar-benar sadar. Daripada kita nantinya.
Sesuai keagamaan masing-masing. Nanti kan ada keyakinan-keyakinan. Kita akan dihisap.
Maka lakukanlah. Pencetetan-pencetetan diri dari sekarang. Pengakuan-pengakuan dosa lewat doa.
Lewat sajadah. Lewat journaling. Dan lain-lain. Ini.
Ada yang mirip dengan pola pikir tradisi fenomenologi Jerman yang dikembangkan oleh Edmund Husserl. Inti dasar fenomenologi. Hasil ini adalah kembali ke objek itu pada dirinya sendiri. Ini bahasa Jerman susah ya. Orang lalu melihat dunia apa adanya, semua penilaian, asumsi, dan persangka harus ditunda terlebih dahulu.
Jadi teman-teman yang belajar di ASR itu harus sabar gitu ya. Jangan buru-buru memberikan kesimpulan. Tenangnya seperti patung filsuf ini gitu ya. Eh merenung gitu.
Sabar gitu. Jangan buru-buru ngata-ngatain orang. Kalau bisa gitu. Nah lalu... Supaya orang bisa mendapatkan pengetahuan yang tepat.
Biar kita menjadi orang yang bijaksana. Walaupun sekali lagi, sangat sulit dan sangat susah. Kita perlu berlatih setiap harinya.
Nah, apa yang berhubungan turunannya dari refleksi diri dalam filsafat itu? Ada salah satu pendekatan namanya eksistensialisme. Seperti apa yang nanti akan dipelajari tentang eksistensialisme. Bahwa eksistensi ini kan keberadaan diri.
atau kita itu ada di dunia ini. Langsung lah intinya. Jadi ada pertanyaan semacam mengapa kita ada, apa makna hidup manusia itu selalu diomongin oleh para eksistensialis atau orang-orang yang pegiat-pegiat para eksistensial. Lalu juga suka ngomongin tentang freedom, kebebasan, dan tanggung jawab. Apakah kita benar-benar bebas?
Dan bagaimana kita bertanggung jawab atas tindakan kita? Ini dari Satru dan Kamus. Shad dan kamu ya, banyak buku novel-novel bagus ya, itu dari albat kamu, teman-teman mungkin juga baca ya, bagus itu silahkan.
Saya juga selalu diberikan informasi oleh mentor-mentor ya, di belajar-belajar tadi di luar jurusan psikologi gitu. Penting sekali untuk belajar sastra, menghayati novel-novel, karena itu bisa memancing sebuah adrenalin perasaan gitu ya. Terus imajinasi, visualisasi Itu luar biasa gitu ya Kalau setiap kita membaca novel-novel Mungkin teman-teman ya ada disini yang Suka dengan membaca itu Termasuk juga saran dari Dr. Karina Supeli Mungkin kalau kita Para penggiat belajar itu Menganggap beliau sebagai filsuf wanita Itu selalu menyarankan belajar tentang Sastra ya Atau mungkin kalau salah satu saran Kayak belajar membaca Bukunya Dunia Sopi Ya dan lain-lain. Kita lanjut absurditas kehidupan hidup yang kacau ya bagaimana menghadapi absurditas eksistensi tanpa makna yang diberikan dari luar. Jadi pertanyaan-pertanyaan eksistensi ini selalu inti sarinya itu selalu ngomongin tentang apakah kita bebas ternyata kita tidak bebas karena harus disertai tanggung jawab kalau gak salah ada di salah satu novelnya Sartre ya no exit kalau gak salah itu semacam ini saya kisahnya satu saja lah ya karena banyak sekali nanti waktunya habis ya membahas non-existential jadi Sartre itu ya di bukunya kalau gak salah no exit gitu dia tuh intinya di sebuah ruangan ya di sebuah ruangan itu ada beberapa orang lah ya teman-teman dan ada quotes-nya atau kata-katanya itu Sartre itu mengatakan bahwa orang lain adalah neraka jadi maksudnya orang lain adalah neraka itu kita ada sebuah konflik batin ya perkejolakan batin serasa disiksa ya batin kita saat di dalam satu ruangan dan orang lain menatap kita rasa-rasanya kita langsung overthinking ya aduh jangan-jangan orang lain ngomong A, ngomong B, ngomong C betapa kita susah gitu ya Bertahan gitu ya.
Di tetapan-tetapan orang lain gitu. Bahkan. Aduh saya mau garuk-garuk. Mau ngelakukan apa tuh.
Ngerasa. Aku salah gitu ya. Aduh mau memulai duluan.
Mau ngomong. Tetapan orang lain tuh udah. Udah langsung bikin kita gak enak gitu. Nah itu mungkin intus hari dari cerita.
Apakah kita itu sebenarnya bebas? Ada kadang orang yang bilang. Ya hidup masih mau gue gitu ya.
Wah harus bebas berekspresi gitu ya. Menggunakan pakaian tertentu. Gaya-gaya tertentu, flexing, pamer-pamer di media sosial. Padahal kan media sosial, kalau secara kritis kan namanya sosial, ya tidak bebas satu ya.
Karena kan ada aturan-aturan undang-undang, ada istiadat, ada moral, ada etika. Ini kan sebenarnya kalau kita sadari, hidup itu memang sebenarnya paradoks ya. Bebas tapi tidak bebas.
Kenapa tidak bebas? Karena harus disertai tanggung jawab, responsibilitas. Jadi kita saat melakukan sesuatu ya harus dimakan juga apakah ini takutnya nanti menyinggung orang lain atau tidak.
Itulah intisari dari pembahasan eksistensialisme ya, refleksi-refleksi diri dari eksistensialisme. Nanti teman-teman silahkan dieksplorasi lagi atau... bisa mengikuti kelas-kelas selanjutnya nanti pasti akan dibahas lalu ada metafisika teman-teman metafisika itu jangan dibayangkan rumus rumus-rumus fisika di SMA tapi ini sesuatu hal yang berkaitan dengan alam semesta meta ini realitas dan keberadaan apa hakikat realitas realita kehidupan ini apakah dunia fisik satu-satunya realitas atau sesuatu yang lebih bahkan Plato, Heidegger Mungkin teman-teman pernah yang mendengarkan Plato, ada yang menyebutnya Platon atau Plato. Saya sedikit menyinggung kemarin di sejarah psikologi. Plato itu membayangkan namanya idea.
Idea ideal atau ideal bahasa enaknya. Membayangkan idea itu bukan idealisme sebuah pemikiran. Tapi Plato itu membayangkan idea itu semacam ada kehidupan setelah kita mati. Atau ada kehidupan di luar bumi. Yang itu tuh serba ideal ya, Sebagai sesuatu hal yang sangat sempurna.
Mungkin kalau kita sebagai orang yang beragama, Membayangkan, Oh apakah itu mungkin surga gitu ya. Bahkan Plato kan selalu ngomongin tentang jiwa ya, Karena muridnya Socrates, Plato itu selalu ngomong tentang, Bahwa jiwa itu, Sudah ada sebelum bumi itu disitakan, Atau sebelum kita ada di bumi itu, Memang jiwa itu sudah ada dari sananya lah. Atau kalau kita menyebutnya, Bahwa jiwa itu, sudah ada di alam ruh ya. Jadi sebelum adanya alam dunia itu ada di alam ruh gitu. Bahkan jiwa itu abadi ya, karena dia kekal setelah kehidupan di dunia ini, akan terus itu ya, akan kembali kepada sang pencipta.
Ini juga akan berkaitan dengan area-area spiritual. Tapi nantilah, itu seru sekali teman-teman saat kita membahas tentang jiwa itu apakah... Nah ini, nyambung nih.
Dualisme versus monisme ya. Apakah jiwa dan tubuh dua hal yang berbeda, atau mereka adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan? Ini selalu, jadi zaman-zaman dulu memang selalu berdebat, bahkan sampai hari ini. Dengan konflik, perdebatan itu tidak perlu anti, teman-teman tidak perlu baper, karena kritik-kritik itu, konflik-konflik itu, perdebatan itu melahirkan isme-isme keilmuan baru. Seperti kalau dalam psikologi kan ada, menurut saya psikoanalisis, bahwa perilaku itu didorong oleh ketidaksadaran manusia.
Menurut saya, behaviorisme perilaku itu dipengaruhi oleh lingkungan. Menurut saya, transpersonal bahwa jiwa itu berhubungan dengan transcendent atau dengan Tuhan. Enggak, kalau menurut saya, biopsikologi.
Menurut saya, ini berkaitan dengan sistem syarak, biologis, reproduksi, dan lain-lain. Jadi seru. Jadi melahirkan ilmu-ilmu baru. Dan selalu ada kelebihan dan kekurangan Tidak ada ilmu yang sempurna teman-teman Jadi saya sarankan teman-teman Tidak hanya belajar di ASR ya Saya yakin teman-teman ini pembelajar yang hebat ya Pembelajar sepanjang hayat Belajar dari guru-guru lain Mentor, dari dosen, dari berbagai perspektif Agama, budaya, sosial Dan lainnya lah Sangat seru sekali Jadi apakah jiwa itu terpisah dengan tubuh Atau sama?
Jawabannya nanti di kelas psikologi Silahkan daftar kelas psikologi teman-teman ya Lalu kausalitas dan kebebasan. Apakah segala sesuatu sudah ditentukan oleh sebab-akibat atau hukum alam, atau ada ruang untuk kebebasan manusia. Apakah benar manusia itu memiliki ruang untuk bebas? Ini juga berkaitan dengan eksistensialisme dan lainnya. Nanti kita lanjut lagi, supaya tidak kemalaman, khususnya untuk teman-teman yang bukan waktu Indonesia bagian Barat.
Lalu, moralitas dan etika. Ini juga sekarang kita lagi krisis moral, krisis etika. Bahwasannya apa itu kebaikan, apakah tindakan tertentu intrinsik baik atau buruk, bagaimana kita menentukan tindakan yang benar.
Ini Aristoteles, murid dari Plato, dan Plato murid dari Socrates. Mereka itu ngomongin yang sama, walaupun ada perubahan-perubahan, ada kebaruan-kebaruan, ada perbedaan, ada ketidaksepahaman, ada ketidaksetujuan. Tapi sama ya, ngomongin tentang kalau kita fokus pada jiwa, Jiwa itu kan ada yang ruhaniah, katanya itu kata Plato, ada yang badaniah.
Kalau ruhaniah itu berarti dia fokus pada sesuatu hal yang ilahiyah. Emang kita dalam hati itu kalau semacam ada dorongan-dorongan untuk membuat kebaikan, kayak ada malikat dan ada setannya, kalau bahasa keseharian kita, semacam ada, ayo sholat, ayo ke masjid, ayo bersebeka, ya pokoknya, ada motivasi untuk dorongan-dorongan untuk melakukan kebaikan ya. Itu sebenarnya kan jiwa yang murni, teman-teman. Jiwa yang kata Plato kan dari alam ruh ya.
Ya intinya sebelum... Sebelum dunia lah. Tapi kalau misalkan jiwa yang bersifatnya badaniah. Ketubuhan duniawi.
Itu memang biasanya cenderung buruk gitu ya. Walaupun memang nggak semua buruk. Karena nafsu-nafsu juga biasanya ada juga yang menggairahkan semangat.
Belajarannya. Tapi yang cenderung itu buruk ya. Lebih ke arah-arah yang.
Kalau kata si Bun Freud teman-teman. Ada prinsipal pleasure ya. Jadi kepuasan, kesenangan-kesenangan. Hasrat-hasrat yang.
Reproduksi seksual Terus juga kesenangan-kesenangan sesaat Jadi dibahas lagi di kelas-kelas lain Jadi kita di moralitas Dan etika itu Mungkin teman-teman yang pernah belajar stoikisme Selalu fokus pada kebajikan-kebajikan Suatu hal yang positif Untuk menjalani hidup ini Lalu etika kebajikan, refleksi tentang karakter Dan kebajikan sebagai dasar pelaku moral Tanggung jawab dan moral Bagaimana kita bertanggung jawab atas tindakan kita Dalam masyarakat Ya, ini intis harinya moral ini sangat penting. Kemarin saya juga ikut bedah buku beberapa waktu lalu di ITB, di Salman ITB dan di Masjid Imaduddin HNI Bandung. Ada bedah buku dari Pak Faiz tentang filsafat moral.
Memang sangat penting sekali moral itu, walaupun itu sudah dibahas dari zaman dulu. Sebelum ilmu psikologi lahir, jadi independen, berdiri sendiri, itu juga... Masuknya dulu pas dibahas oleh Socrates dan para filsuf Yunani itu memang ngomongin tentang moral. Jadi jiwa itu berkaitan dengan moral.
Nah gitu lah kita lanjut lagi ya. Nah refleksi kematian. Wah ini agak ngeri-ngeri sedap ya teman-teman. Ada fintut keterbatasan manusia.
Bagaimana kita memahami keterbatasan hidup kita dan menghadapi kematian. Mungkin ada orang-orang yang kita itu perlu datang ke makam ya. Ke kuburan untuk merefleksikan hidup.
Bahwa hidup kita itu tidak abadi. Ini saya juga deg-degan ya Kalau mengingat kematian itu Karena kan adik saya Tahun 2018 itu Bungsu ya Meninggal kecelakaan Jadi bagi saya gitu ya Yang kalau membaca Yasin Lihat foto Terus datang ke makam Aduh rasanya tuh selalu ingin nangis gitu ya Kayak hidup tuh gak abadi gitu Jadi ada refleksi yang sangat dalam gitu ya Ini juga sering dibahas oleh para filsuf Termasuk di agama juga ya Immortality Keabadian Imortal atau Imaterial, apakah ada kehidupan Setelah kematian dan bagaimana konsep ini mempengaruhi Cara hidup kita, ini tadi ya udah disinggung Plato Ngomongin tentang hidup ideal Kayak semacam surga gitu, walaupun mungkin Tidak menyebutkan itu surga ya, ada Epikurus ya dari stoikisme, intinya Ada bukunya itu How to die gitu ya, bukan untuk bunuh diri ya Tapi bagaimana kita mempersiapkan untuk Kematian, bahkan Socrates juga Selalu bilang bahwa filsafat itu Merupakan ilmu yang latihan mati sebelum mati bagaimana kita bisa tidak seperti robot yang tidak merefleksikan hidup dalam artian robot itu hidupnya mekanis, deterministik kayak kucing atau binatang lain makan, minum, terus tidur, tidak menggunakan akal pikir kita, emosi membentak-bentak orang, memari orang ribut dan lainnya kalau kata Aristoteles itu apa namanya itu? Ada animal Rational, bahwa Manusia itu merupakan binatang Yang berpikir, atau hewan berpikir Jadi kalau misalkan teman-teman tidak merefleksikan Hidupnya, tidak berpikir Maka sisanya adalah Napsu-napsu hewani Makanya perlu sekali kita sebagai manusia Untuk berpikir Refleksi diri dalam Psikologi, nah teman-teman Para penggiat psikologi orang-orang yang suka dengan psikologi, kita masuk ke pembahasan psikologi.
Entah teman-teman yang sudah saya singgung, untuk teman-teman yang lulusan psikologi, beras gilai duet, mahasiswa psikologi, ini mungkin jadi mengingat ulang, atau mungkin lebih reinforcement, penguatan, pendalaman, repetisi pengulangan, dan lainnya. Tapi ini untuk teman-teman yang baru belajar, kita belajar lagi. Jadi pikiran reflektif itu tidak melihat sesuatu dari persangka ataupun pengalaman masa lalu yang senata.
Jadi tidak fokus juga pada hal itu ya, pada masa lalu kita. Tetapi dengan berpijak pada kejernihan, clear hate. Kejernihan ini, nah ini kita menyinggung tentang psikologi transpersonal.
Apa itu psikologi transpersonal? Nanti kita bahas ya intinya seputar tentang area-area spiritual. Jadi yang dulu... zaman dulu psikologi itu membahas tentang ilmu tentang jiwa yang abstrak, yang luas yang susah diukur susah diilmiahkan akhirnya ada Wilhelm Wundt, 1879 menjadikan ilmu psikologi berdiri sendiri, jadi ilmu memisahkan dari ilmu filsafat tapi ternyata psikologi transpersonal atau psikologi agama psikologi islam dan lainnya balik lagi ke masa lalu membahas tentang jiwa lagi karena jiwa yang memang abstrak itu kalau kita bahas dari segi perspektif agama, saya juga jadi titik balik dari belajar psikologi filsafat jadi pengen mendalami agama lagi jadi mengkoleksi banyak buku-buku psikologi islam filsafat islam ternyata yang paling konkret kalau menurut saya dia keyakinan saya ini ada di Al-Quran ada di Al-Quran, ada di hadis itulah ya, itu seputar perjalanan dalam-dalam psikologi ada di teras personal, lahir dari kesedaran yang berpijak sepenuhnya pada dunia di sini dan saat ini kita bisa bersikap dengan tepat di semua keadaan yang ia alami dalam hidupnya, pikiran seperti ini bisa dilatih, supaya bisa menjadi bagian dari kebiasaan hidup manusia, jadi refleksi diri ini memang tidak hanya Tadi mungkin teman-teman ada yang menyinggung ya.
Saya sekilas kadang berpikir seperti itu, kadang bertanya-tanya, kadang enggak juga. Ya enggak apa-apa teman-teman, tidak perlu dipaksakan harus, oh saya udah belajar di ASR. Hidup harus seperti apa yang dikatakan Socrates, harus refleksi diri.
Setiap hari teman-teman mikir. Ternyata pas teman-teman belajar eksistensialisme, ada namanya Soren Kierkegaard, beliau bapak filsafat eksistensialisme. Soren Kierkegaard ini, Dia juga mengidolakan Socrates, bahkan disebut Socrates yang teistik, yang soleh. Beliau ini mengatakan, hidup itu tidak harus selalu ditekirkan, tapi dihayati dan dijalani. Ini jelob lagi gitu ya.
Jangan hanya mikir, jangan hanya overthinking, ya jalani aja. Seperti apa yang dikatakan kata Bernardia. Nah gitu lah teman-teman, jadi seru sekali kalau kita belajar.
dari semua perspektif, walaupun memang tidak semua relevan dengan kebutuhan bidang kita pekerjaan kita, tapi dengan kita menambah wawasan, insya Allah kita juga menjadi lebih open minded terhadap sesuatu hal yang kita lihat, kita amati tidak cepat-cepat memberikan penilaian nah, selanjutnya kita lanjut lagi kesadaran diri itu set awareness, ini pransis inggung oleh Daniel Goleman Ada di bukunya tentang emotional intelligence. Saya yakin mungkin sebagian para penggemar psikologi yang mau psikologinya yang bersifatnya akademik di pendidikan tinggi ataupun teman-teman masyarakat psikologi, orang yang belajar psikologi dalam kehidupan kesaharian dari bangun tidur sampai mau tidur, dari sejak kandungan sampai mau meninggal, pemilihan pasangan, parenting, dan lain-lain. Itunya penting untuk semua orang, psikologi itu.
Ini disinggunglah yang intis harinya. menyebut bahwa kesedaran diri ini sebagai kompeten, komponen inti kecerdasan emosional, karena seseorang yang reflektif lebih mampu mengendalikan emosi mereka. Jadi biasanya, mungkin kalau yang tidak terlatih atau baru nyoba-nyoba saja, sejagoan baru pelatihan satu kali dua kali, saya bisa mengendalikan diri, belum tentu juga, karena hidup itu kan dinamis, tidak statis. Artinya dinamis itu kan, Bisa aja ujian itu datang dari diri kita sendiri, dari pasangan, dari orang tua, dari mertua, dari tempat kerja, rakan kerja kelompok.
Pokoknya banyak sekali lah ya, ujian-ujian yang bisa meningkatkan kualitas hidup kita. Ya, kalau kata Goldman, kayak gitu ya. Biasanya orang refleksi diri itu mampu mengelola dirinya, mengelola emosinya. Kita lanjut lagi. Mindfulness.
Ah, ini siapa yang namanya itu yang influencer itu? Mas Aji gitu? Ada juga Miss Ardian dan lainnya. Banyak yang membahas tentang mindfulness. Ini refleksi adalah bagian integral dari praktik mindfulness.
Jadi refleksi diri dan mindfulness itu sudah otomatis. Bagian dari mindfulness. Individu ini diajak untuk memperhatikan pengalaman mereka saat ini tanpa penilaian. Dan kemudian merefleksikan pikiran emosi dan sensasi tubuh yang muncul. Praktik ini membantu dalam pengembangan kesadaran penuh.
Terhadap diri dan pengalaman hidup Serta untuk membantu mengurangi stres Lalu bagaimana cara melakukan mindfulness Ada di materi mindfulness ya Kita masukkan dengan stoicism Dan meditasi itu juga Tiga pendekatan kelemuan Yang masih ada hubungannya Walaupun memang nanti diperdalam lagi Nanti kita belajar lagi ya Di ASR atau mungkin di kelas lain Jadi penting ya untuk melakukan Mindfulness Semacam ada pengolahan nafas, kita fokus tanpa penilaian, hunting dan lainnya Lalu ada refleksi dalam pengembangan diri Ini kuncinya dari Abraham Maslow Ada teori hirarki kebutuhan Yang paling intinya lah Saya tidak akan membahas dari fisiologi Terus perasa aman Cinta dan kasih sayang Harga diri atau sampai transendensi diri Intinya beliau ini ngomong tentang Aktualisasi diri Nah ini bagaimana beliau memandang Bahwa onisai itu kan positif Memiliki bakat, memiliki potensi Bisa mewujudkan apa yang diinginkan atau apa yang ingin dituju jadi teman-teman tidak perlu insecure dengan pencapaian orang lain ya, yang satu angkatan atau mungkin ada adik kelasnya, kakak kelasnya artis-artis ya yang nanti teman-teman juga akan mengalami bahwa apa yang ditampilkan di publik ya atau di media sosial itu bukan fakta 100% ya karena setiap orang ya sudah dijanjikan ya kalau umat muslim akan selalu Diberikan ujian sesuai kemampuannya, sesuai levelnya bahwa dalam keadaan apapun kita, entah kita kekurangan, kelaparan, atau kurangan harta, kelaparan, dan lainnya dari berbagai latar belakang ekonomi apapun pasti akan ada ujiannya. Maka kita harus fokus saja ke karir pencapaian kita. Set pre-work ke diri kita sendiri. Tidak perlu. Ya jadikanlah orang lain itu menjadi inspirasi.
Oh iya ya. Saya jadi lebih semangat. Mengucapkan selamat. Ya kalau bisa teman-teman ya. Karena kan dalam diri kita kan di nafsu-nafsu.
Kita kan ada nafsu ini ya. Kayak iri, demki ya. Ya itu tinggal balik lagi lah ke teman-teman.
Bagaimana cara mengelolanya. Walaupun gak mudah. Lalu refleksi dalam kesehatan mental. Jadi.
Ada ini beberapa yang saya ambil, tidak semuanya, karena psikologi banyak sekali. Ini ada Carl Rogers dengan person center terapinya, menekankan bahwa pentingnya refleksi dalam membantu klien memahami diri mereka sendiri dan tumbuh menunjuk kehidupan yang lebih autentik. Karena memang ASR kan selalu identik dengan psikologi humanistik eksistensial. Terus ada Viktor Frankl dalam logo terapi, menekankan pentingnya refleksi dalam membantu klien menemukan makna hidupnya, supaya mereka bisa bahagia, sehat mental.
Bagaimana mereka membahas tentang itu ya Person-centered therapy dan logoterapi Nantilah dibahas di logoterapi Eh di psikologi humanistik Refleksi diri dalam agama Ini intinya Ya maksudnya Harus ada perspektif spiritualnya gitu ya Refleksi diri ini dalam berbagai agama Sering dianggap sebagai praktik spiritual Yang penting untuk meningkatkan kesadaran diri Intinya yang terkoneksi dengan ilahiyah gitu ya dengan Tuhan kita. Kalau Islam itu muhasabah ya, ya intinya kita patuh lah pada perintah-perintah Allah gitu ya, taqwa ya mengaji gitu ya, sholat lalu puasa bersedekah dan ya keharusan-keharusan yang sudah diajarkan oleh perintah-perintah atau firman Tuhan itu dijalankan gitu ya karena nanti akan ada semacam pantulan gitu ya, oh iya-iya gitu ya ternyata nanti biasanya suka ada meaning gitu ya, ada makna-makna yang saat kita Tidak semua orang itu beruntung Tidak semua orang ini itu Nanti biasanya ada pesan-pesan Yang tidak disadari Tidak ada semacam kesadaran Dari penghayatan refleksi diri Melalui kegiatan agama Itu tadi Islam Saya tidak masukkan semuanya, tapi teman-teman Nanti bisa dieksplorasi Buddha itu meditasi Vivasana dan mindfulness Sebenarnya mindfulness juga Dari buddhisme Kalau sekarang kan sudah jadi semacam psikoterapi atau terapi intinya sudah tadi bahas ya, intinya kesadaran penuh terhadap pikiran, perasaan, dan tindakan saat ini, oke lalu agama tradisional, maksudnya ini dan lain-lain, agama lain-lainnya dalam banyak agama tradisional dan spiritualitas asli, refleksi diri ini sering terkait dengan koneksi dengan alam, leluhur, dan roh, refleksi ini juga dilakukan melalui ritual Ya entahlah teman-teman ya mau ritual kuda lumping gitu ya, mau ritual apa itu silahkan sesuai keyakinan masing-masing. Ya biasanya disana juga ada refleksi-refleksi ya, kesadaran diri kita meningkat gitu. Apalagi kita saat mentadaburi gitu ya, menghayati terjemahan-terjemahan Alkitab gitu atau kitab keyakinan masing-masing gitu ya. Oh itu biasanya refleksinya lebih jeleb gitu ya, kalau teman-teman yang suka mendalami agama gitu.
Ya ada tradisi suku-suku asli Amerika ya, penyihatan spiritual, maui puasa, isolasi digunakan sebagai cara refleksi untuk mendapatkan wawasan dan bimbingan dari roh atau alam. Lalu terakhir ya teman-teman, sebelum kita nanti masuk diskusi jam 9, biasanya kita selesai jam 9.15-an lah. Jadi ini intinya bagaimana cara menerapkan refleksi diri dalam kehidupan keseharian gitu. Nah ada beberapa ya, nanti teman-teman bisa eksplorasi lagi.
Jadi bisa teman-teman dari pembacaan, ikro, membaca, mendapatkan wawasan dari luar. Dalam artian tidak selalu... Membaca itu identik dengan buku, ya. Betul literasi seperti itu. Tetapi pembacaan juga dari observasi, ya.
Pengamatan. Teman-teman melihat orang yang tadi, ya. Di depan Indomaret, depan Alfamart, atau mungkin di depan kosan, gitu.
Atau di depan rumah melihat orang-orang yang beraktivitas. Itu juga kan membaca, gitu ya. Membaca fenomena sekitar. Atau mungkin membaca sosmed, scroll. Itu juga masih boleh, ya.
Silahkan. Jika itu teman-teman Ingin melakukan itu Lalu berpikir Merenung secara internal Refleksi diri itu penting sekali Lalu setelah teman-teman kan Membaca nih terus berpikir A, B, sampai J Terus teman-teman menulis gitu Merekam pikiran dan emosi Makanya disarankan jurnaling itu penting Untuk nulis-nulis Apakah boleh kalau dibuat di Twitter Di status WhatsApp Ya silahkan teman-teman ya Atau di Instagram dibuatkan konten Boleh silahkan Tetapi ya itu karena media sosial Apakah teman-teman ditujukan untuk publik Atau untuk pribadi gitu Karena kan mungkin kalau dulu kan Identik dengan kayak semacam Tulisan-tulisan di buku ya Kayak buku map atau apa gitu Blinder Ya kayak ditulis-tulis gitu ya Di kertas-kertas Kalau sekarang kan udah zaman modern ya Canggih mungkin di note HP silahkan di Microsoft Word gitu ya, dituliskan juga silahkan ya. Ya bisa aja gitu ya nanti jadi lagu gitu, kayak Bernadia gitu. Atau mungkin jadi musikalisasi puisi seperti Kang Panji Sakti, atau mungkin ya seperti para musisi lainnya gitu ya. Atau mungkin jadi teman-teman, jadi sesuatu lah ya apa yang teman-teman tuliskan itu ternyata bisa jadi karya kan tidak mutub kemungkinan dan bisa menginspirasi orang lain.
untuk lebih jauhnya, tapi untuk diri sendiri setidaknya itu ya, kita latihan jujur pada diri sendiri, untuk kata asis ya, meluapkan emosi-emosi kita, supaya kita tidak cepat marah-marah ke orang lain jadi dituliskan, salah satunya ya tidak 100% itu solusi lalu sharing atau berbagi ya makanya dibuat ASR ASR itu, teman-teman biar bercerita nanti ada ruang-ruang human talks ada ruang-ruang diskusi itu, silahkan teman-teman ditumpah... untuk bercerita kalau ada sesuatu yang privasi, simpan saja intinya teman-teman bisa bercerita tentang pengalaman, keluh-kesah atau apapun itu atau mungkin teman-teman jadi pemateri, silahkan bercerita penting diskusi memperluas pemahaman dan interaksi nanti teman-teman juga silahkan diskusi kelompok atau dengan siapapun dimanapun itu Untuk meminta feedback juga, apa yang kurang, apa yang perlu diperbaiki. Karena kan refleksi diri juga tidak identik dengan individu, tetapi juga dengan sosial.
Kita perlu meminta pendapat dari orang lain terhadap apa yang sering kita lakukan itu salah atau enggak, atau lainnya. Jadi ada referensi-referensi lain. Lalu meditasi dan mindfulness, tadi sudah dibahas.
Beribadah sudah, seni, menghayati musik. Teman-teman yang suka musik juga boleh. Nonton drama juga sebenarnya boleh juga.
silahkan, karena disana juga teman-teman biasanya ada refleksi diri yang terpantul dengan pengalaman tentang cinta tentang sampai kita nangis atau apapun itu silahkan membaca puisi, membuat puisi olahraga, jogging, sambil jalan-jalan itu juga biasanya dapat refleksi-refleksi pengalaman-pengalaman ke alam, healing boleh lah silahkan oke, selesai ya semoga saya tidak kelamaan tadi ya Karena satu arah Teman-teman silahkan siapkan Komentar, pengalaman, cerita Atau pertanyaan-pertanyaan Bisa di drop di kolom komentar Tapi kalau misalkan teman-teman Dijawab gitu ya Ada suatu hal yang tidak puas, tenang saja ya Banyak sekali kelas-kelas yang bisa teman-teman diskusikan lagi Atau mungkin di WA Group ya Yang ada di khususnya salah satunya di psikologi Bisa kita dalami lagi Dan untuk kalimat penutup ya Untuk materi ini, malam ini Aku berpikir, maka aku ada. Atau bahasa kerennya, Kogito ergo sum. Rene deka. Atau Rene Descartes ya. Dari Filosof.
Yikau teman-teman. Di zaman ini gitu ya, tidak berpikir. Maka teman-teman itu tidak dianggap ada.
Maksudnya apa kalau relevansi aku berpikir maka aku ada sekarang gitu? Berarti aku upload maka aku ada. Aku konten maka aku ada.
Itulah kurang lebih relevansi dengan zaman sekarang ya. Biasanya orang-orang yang ikut bersuara, ikut membuat konten, membuat sensasi. Itu biasanya orang langsung menganggap. oh si itu ada gitu ya, jadi selebritas, viral, dan lainnya walaupun itu saya sudah pernah membahas itu ya di area tepilosofi, di human talks kalau nggak salah itu, nanti teman-teman silahkan bisa dipelajari tentang hal itu oke, saya kembalikan ke moderator ya, sekali lagi mohon maaf apabila ada kekurangan, keterbatasan saya dalam menyampaikan kata-kata, pemikiran mungkin juga ada kesalahan-kesalahan nanti teman-teman silahkan bisa kritik atau berikan saran-saran, atau mungkin penambahan-penambahan ya Saya sangat terbuka sekali untuk didiskusikan di sini.
Oke, saya kembalikan ke Kak Mario. Oke, terima kasih kembali ya Kak Adrian sudah menyampaikan materinya hari ini. Ya cukup mungkin bagi saya sendiri filsafat, karena saya juga menjalani filsafat, mungkin saya cukup rilet karena filsafat cukup kompleks dan mungkin nggak sekali pertemuan aja, jadi harus beberapa kali pertemuan. Tentu saja ada tentang psikologi, persahabatan kematian, tentang hal-hal seperti itu semua dibahas dalam persahabatan. Oke teman-teman, mungkin materinya sangat menarik dan banyak yang bisa kita diskusikan di sini.
Sekarang kita masuk ke sisi diskusi teman-teman. Jadi saya utamakan yang raise hand dulu, yang mau on mic boleh on mic teman-teman. Tapi kalau...
Lagi berhalangan dengan omik atau lagi rusak, bikin boleh di kolom chat. Mungkin aku bacakan teman-teman yang udah bertanya nih, ada dua orang. Mungkin aku bacakan ya, Kadrian ya boleh ya. Mau Kadrian pilih atau aku?
Oke nih, coba mungkin dari Kak Rica Aulisa. Mau tanya Kak, tadi kan sempat disinggung mengenai kehidupan setelah kematian. Aku penasaran sebenarnya Past life, past life ini berarti Kehidupan dulu ya, masa lalu Itu ada gak sih di rumah psikologi Makasih, makasih Boleh ke Adrian Sorry ya Saya tadi termute Ya camacama ya, atau makasih kembali Kak Rica Terima kasih Pertanyaannya sangat menarik ya, apakah past life ini dibahas di ilmu psikologi?
Tentu dibahas dengan pendekatan. Jadi psikologi itu banyak sekali pendekatannya. Kalau yang membahas tentang past life itu psikologi transpersonal. Makanya tadi kan ada seperti singgung tentang transpersonal. Transpersonal itu selalu ngomongin tentang terkait dengan area-area spiritual.
Spiritual itu kan ibaratnya teman-teman ada semacam upes ya. Di dalamnya itu ada air dan ikan. Kalau teman-teman pengen tahu tentang secara fakta, yang pengen dibuktikan secara sains, bahwa apakah benar sebelum bumi itu ada, apakah Big Bang dulu, atau memang kita itu ditanya oleh malaikat 77 kali, kamu, Richa, siap belum untuk lahir ke bumi dengan ibu ini? Sampai 77 kali ada yang menyebutkan referensi seperti itu.
Aduh, saya bingung. Saya bingung, misalkan. Oh ternyata, ya saya siap Wah saya ditakdirkan, lahir dari keluarga ini Dan blablabla lainnya lah gitu ya Ada juga perspektif itu kan Terus Ya transpersonal itu memang Tadi ya, berkaitan dengan area-area spiritual Ah tadi sorry, saya jadi loncat-loncat ya Nah toples ya Air, ikan Kalau misalkan teman-teman pengen mencari ke fakta Fakta yang teman-teman ingin merasakan secara sadar Ya memang kita Si ikannya itu harus keluar dari toples itu Tapi resikonya meninggal dong Meninggoy gitu ya, mati Yaitulah memang kalau misalkan kita ingin membuktikan Bahwa apakah betul gitu ya Saya itu hamba dari Tuhan ini Apakah betul agama saya itu Itu memang resiko yang paling tinggi ya Ibaratnya ikan Yang hidup dalam air, dalam toples Sampai itu kan dunia ya, ikan itu Kita gitu ya, manusia Air itu kan berarti ilmu ya, kita yang sudah mendalami Menyelam, sambil minum air gitu ya Learning by doing pas loncat tuh saya pengen membuktikan eh meninggal, jadi intinya salah satu referensi yang disarankan untuk dibaca, untuk membahas tentang past life ini adalah psikologi transpersonal sesuai agama masing-masing ya, nanti kan ada perspektif lainnya tuh, ada psikologi Islam psikologi Kristiani, psikologi ABC lain-lain, itu dibahas, silahkan dipelajari, gitu lah ya Saya kembalikan ke Kak Mario.
Oke, terima kasih Kak Adrian atas jawabannya. Mungkin begitu ya Kak Richa, kalau masih kurang puas mungkin boleh di-respond balik. Kemudian ada juga dari Kak Reza.
Oke, mau tanya Kak, jika ketika refleksi diri menghasilkan negatif self-talk, atau sering menyalahkan diri sendiri dan merasa diri sendiri itu salah apakah ada yang kurang tepat dengan refleksi diri orang tersebut bagaimana cara keluar dari refleksi diri yang salah, berarti apakah refleksi diri bisa salah terima kasih ya, Kak Reza tersebut pertanyaannya, ya ini juga sering saya alami ya, jadinya malah negatif saya, jadi menyalahkan diri, bahkan destruktif ya, merusak dan tidak termotivasi akhirnya ya malah dari hasil refleksi diri ini jadi negatif ya. Itu bisa jadi seperti itu. Nah apakah memang ada yang salah gitu dari perenungan itu?
Bukan ada yang salah ya, saya tidak ingin menyalahkan apapun ya. Tidak ada yang salah, tidak ada yang benar. Maksudnya gini mungkin, kita perlu merefleksikan kehidupan ini secara luas gitu.
Jadi tidak hanya satu perspektif, biar kita tidak merasa terpenjara, terisolasi. Karena kan... tadi ya, saya selalu menyarankan coba minta pendapat dari orang lain, minta pencerahan gitu ya, atau coba kita baca referensi yang relate dengan apa yang sedang kita alami, masalahnya apa gitu biar kita tuh tidak langsung melabeli diri sebagai apa, sebagai ini, itu jadi dengan kunci dari jadi ginilah, inti sehari benang merah dari pertemuan malam hari ini itu refleksi diri sama dengan belajar sepanjang hayat Karena kan dari proses refleksi diri itu kan nanti akan ada hikmah-hikmah ya. Ada makna-makna, ada pembelajaran yang kayak awalnya itu kayak merasa saya itu kayak malah jadi negatif, set-top gitu ya.
Coba saya pelajari lagi gitu. Mungkin ada yang keliru, mungkin ada yang kurang, mungkin ada yang memang perlu ditambah, perlu ada indikator-indikator gitu ya. Ada variable-variable lain yang perlu dibaca. Kurang habis gitu ya sih intinya. Coba.
Cari referensi lagi Perspektif lain Supaya kita keluar dari Negatif self-talk itu Oke jadi begitu ya Kak Terima kasih banyak kalian Kurang lebih begitu ya Kak Reza Pak Levi Kemudian ada lagi nih Silivianti Ardiansyah Ini namanya gak cukup familiar ya di ASR? Sebelumnya mohon maaf kak, saya bertanya lewat chat. Karena sinyal yang kurang memungkinkan untuk on-cam dan on-mic. Oke gak apa-apa kak.
Saya mau bertanya, maaf kalau pertanyaannya berbeda. Karena jujur saya pribadi masih awam dengan ilmuwan ini. Jadi pertanyaannya, apakah life skill ini juga berkaitan dengan ilmu psikologi?
Yang saya bayangkan memang sama. Yaitu bahwa setiap ilmuwan itu saling berkaitan. Lalu juga kedua, keilmuwan ini saling berkaitan juga.
Keterkaitan ini yang lebih khususnya apa Kalau bisa dijelaskan lebih rinci dan pelan-pelan Lebih begitu Oke terima kasih Ini Lardian Mirip sedikit Memang ini pertanyaan Sangat menarik sekali Betul ya tadi sudah dijelaskan oleh Bahwa apa yang kita pelajari Tentang Saya pelan-pelan ya Human life skill. Human itu kan tidak hanya psikologi dan filsafat sebetulnya. Termasuk yang membahasakan ada antropologi, ada agama, ada budaya. Ya, budaya antropologi gitu ya.
Yang membahas dari perspektif sosiologi. Lalu selain itu ada life skill. Life skill ini kan terbagi ada beberapa.
Ada soft skill yang sifatnya kayak ada ilmu public speaking, dan lain-lain. Ada di mata ajarannya ASR. Kalau hard skill mungkin memang kayak bayangan kita teknis, kayak teknik mesin, atau menjahit.
Tapi memang ada juga yang hard skill itu dalam kategori digital, yaitu digital marketing. Salah satunya. Tapi memang yang lebih realistis untuk tadi saya sebutkan, yang menjahit dan lain-lain. Semuanya berkaitan itu memang tidak 100% ya, karena kan setiap pendekatan keilmuan itu memang memiliki keunikan.
ciri khas, kekurangan, kelebihan, ya sudah kita tahu tentang hal itu. Lalu tangka CP ini, ada yang secara khususnya yang menggambarkan tentang ini? Kalau saya jawab, human ya, tentang manusia. Karena manusia ini, kalau saya sebutkan human learning partner, atau human learning, manusia yang sedang belajar itu akan terikat dengan eksternal, dengan pendekatan keilmuan-keilmuan lain. Lalu bagaimana sih saya supaya lebih jernih lagi dalam memandang keilmuan itu secara khusus?
Memang itu bakal balik ke tujuan kita ya. Kita tuh tujuannya mau kemana gitu. Kalau saya contohkan misalkan, saya dalam psikologi itu memang lebih fokus utama pada eksistensialisme dan humanistik.
Bagaimana membantu orang-orang untuk bisa mengenali dirinya, diri. kita itu ada itu kenapa, terus tujuan hidupnya apa, bagaimana kita mewujudkan potensi diri yang terbaik, lalu menjadi orang yang bermakna. Bermakna ini kan artinya, kita bisa bermanfaat untuk orang lain, membuat kegiatan-kegiatan seperti inilah, kecil-kecilan, atau mungkin nantinya membuat buku-buku, terus juga hal-hal yang lainnya, untuk bisa membantu orang lain.
Kalau saya kehususannya, ada inti sari dari... belajar ini itu dari human, dari life skill saya lebih ke eksistensi sebagai manusia itu tersendiri dengan potensinya, manusia ini kan punya panggilan gitu ya, kita ditakdirkan, gini lah kalau kata saya meminjam quote-nya Pak Fahruddin Faiz menjadi manusia itu takdir oh udah, bentar sudah itu belum? oh udah ya, udah di mute, saya ulangi ya meminjam istilah guru saya, Pak Rudin Faiz, mengatakan, menjadi manusia itu takdir, merawat kemanusiaan itu adalah pilihan.
Mungkin saya mengerjakan istilah itu, bahwa kita yang paling utama itu ditakdirkan sebagai manusia. Maka saya sebagai orang yang memiliki bawaan secara lahir, saya penasaran untuk mengkaji. tentang manusia secara mendalam gitu.
Ya khususnya eksistensial, imanistik. Kurang lebih itulah kalau kekhususan saya ya. Kalau kekhususan KSVP saya kurang tahu ya nantinya arahnya kemana gitu. Karena kan nantinya pada akhirnya kita akan memiliki kekhususan masing-masing ya dari apa yang kita pelajari. Dan yang dibekali oleh ASR, kenapa banyak sekali belajar gitu ya.
Pendekatan ini kayak jadi gaduh-gaduh gitu ya, dipelajari tentang apapun. Sebenarnya itu... Saya juga mengalami hal itu, sampai detik ini saya belajar perspektif lain untuk survive, untuk bertahan hidup, untuk kita adaptasi, ngedit-ngedit, kan apa, cut-cut.
Walaupun saya tidak diajari di Fakultas Psikologi, tapi saya jadinya bisa mengikuti zaman. Memang bukan untuk pekerjaan, tapi untuk kebutuhan sedikit-sedikit pribadi, untuk konten-konten, untuk hal lainnya. Setidaknya saya bisa tetap hidup. Kemarin kan sudah dibahas ya, bahwa di pembukaan itu. di ISR ini bukan hanya sekedar sekolah tapi untuk belajar untuk hidup maaf ya kalau misalkan jawabannya tidak sesuai dengan apa pertanyaannya saya kembalikan ke kak moderator kak Mario oke mungkin itu dari kak Adrian kak Adrian jawabannya terima kasih Kemudian untuk pertanyaan yang lain Mungkin boleh sambil ditulis teman-teman Atau dipikirkan Atau jika ingin resen silahkan Ini ada komentar dari Kariski A Dia pada saat tidak ada semangat dan sedang lelah Maka jawabannya praktis semua ini langsung Siapa saya makhluk yang bernapas Apa itu kehidupan akhirnya saya disertai nafas Tapi mungkin saya boleh bertanya sedikit Kak Adrian Mungkin terkait pertanyaan Ini kan pertanyaan filsafat Kalau misalnya pertanyaan filsafat begini Apa ini jatuhnya Jawabannya kita subjektif Kak Jadi kita dari Masing-masing dari kita itu gak punya jawaban Yang sama satu sama lain Dan mungkin Untuk menemukan jawaban Jawaban ini bagaimana Kak Bisa Adrian jelas Oke, terima kasih ya Pertanyaan dari Kak Rizky Pak, paknya tentu bukan Adrian ya Dan tadi penanggapan dari Kak Mario terkait dengan Pertanyaan filosofis Yang mendalam Terus ini Kak Rizky ini pada saat tidak ada semangat dan sedang lelah, maka jawaban saya ya demikian gitu.
Memang tadi disinggung subjektif ya, betul ya. Saya sepakat dengan Kak Mario bahwa ya di samping ada objektif ya, berdasarkan empiris, data, bukti yang divalidasi oleh ABCD dan lain-lainnya, memang subjektif manusia itu ya. Jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang tadi saya suguhkan untuk teman-teman konsumsi, memang jawabannya betul, akan berbeda-beda. Karena penghayatan setiap manusia dalam menjalani kehidupan itu kan tentu, dari sejak lahir sampai detik ini hadir ada di kelas ini, dia memiliki pengalaman yang berbeda. pengajaran parenting dari orang tua, kebiasaan, belajarnya di mana, teman-temannya siapa, dan banyak faktor internal-eksternal yang sangat luas yang bisa mengkonstruksi, menyatukan, mengintegrasi dari diri kita saat ini.
Memang kan berbeda-beda. Tapi memang kalau misalkan yang diidealkan dalam jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan filosofis tadi, memang jawabannya bukan dalam keadaan yang kita lagi galau. Maksudnya, justru... Jawaban-jawaban yang memang dari filosofis itu yang mendalam ya. Dan dalam keadaan yang memang kita itu, ya kita sedang ada masalah gitu ya.
Ada masalah, lagi galau gitu ya, lagi gak semangat. Ya intinya apapun itu lah ya, yang membuat kita jadi merasa penjara lah ya. Membatin gitu, kurang lebih gitu. Memang para filosof ini walaupun merasakan hal itu, tetapi tetap mengutamakan rasio kita ya, logika kita mental sehat kita jadi kita bagaimana caranya untuk mengelola napsu-napsu kita atau kesedihan-kesedihan kita kegalauan kita atau gangguan mental yang lainnya kita kelola dengan baik, lalu merefeksikannya, mencari jawabannya tapi kak apakah memang gak boleh gitu kalau saya ya merefleksikan diri dalam keadaan yang memang sedang terpuruk dengan itu, boleh justru bagus ya, dengan kita berani gitu ya, untuk melakukan refleksi diri nanti biasanya latihan namanya latihan, sedikit demi sedikit nanti juga teman-teman akan sangat mendalam, jawabannya akan lebih objektif, objektif ini berarti kan ada sesuatu hal validasi kebenaran, absolut atau bahasanya mutlak, biasanya nanti akan ada semacam episode titik balik untuk setiap pribadi manusia Siapapun itu, entah di usia berapapun, teman-teman akan pada akhirnya semacam ada perjalanan pulang.
Entah kenapa, nanti teman-teman di usia berapapun akan ada semacam panggilan. Jiwa teman-teman seperti didorong, ayo pulang, ayo pulang. Bahasa Kitama. Jadi jawaban-jawaban itu nanti akan dinamis, akan berubah. Jawaban di usia sekian, tujuan hidup ingin membahagiakan orang tua.
Saya adalah doa dan harapan orang tua. Saya ingin menjadi psikolog, saya ingin menjadi guru. Di detik itu misalkan entah di usia kapan, tapi suatu saat nanti tujuan yang paling hakikat, yang esensial, fundamentalis, atau bahasa enak, yang seharusnya sesuai keyakinan kita, ternyata hidup ini tujuan saya adalah menjadi hamba untuk beribadah, untuk mempersiapkan diri.
pada kematian mempertanggungjawabkan apa yang akan saya semacam dihisab lah ya, apa yang akan saya pertanggungjawabkan di sana di masa perhitungan nanti dan lain-lainnya, itu kalau misalkan teman-teman sudah di tahap yang dalam perspektif agama tapi ya, karena kan kalau dalam perspektif lain kan bisa berubah-berubah tapi kalau saya menyakini saya juga sepakat dengan Pak Fahruddin Faiz Walaupun kita agama apapun, khususnya saya sebagai seorang muslim, kebenaran yang mutlak itu ada di agama kita masing-masing. Karena kalau filsafat, psikologi, antropologi, life skill, dan lainnya itu hanya semacam tools untuk kita bisa survive, untuk bertahan hidup dalam menghadapi hari akhir kematian kita. Dengan ilmu-ilmu tadi, kita bisa bermanfaat untuk orang lain mengumpulkan. Amal soleh kita, amal jariah Membantu orang lain Untuk kita bisa Entah lah next episode nya nanti kita ke surga Atau mungkin Sistemnya kayak gimana Sesuai keyakinan masing-masing Itulah yang saya bisa sampaikan Semoga tidak terbelit-belit, nanti teman-teman bisa diskusikan lagi. Tidak sepakat tidak apa-apa, teman-teman.
Karena keilmuan itu harus ada perdebatan, ketidaknyamanan, ketersinggungan, supaya kita terus belajar mencari kebenaran absolut, kebenaran sejati sesuai masing-masing. Jadi silakan cari, kalau kata ASR ini, dari akhir jawaban ini adalah aktuasi, sumber daya, diri sejati. Carilah diri, teman-teman.
Temukan diri teman-teman yang telah hilang. Karena itu ya, pengaruh-pengaruh dari luar. Cari diri teman-teman yang sejati.
Saya itu siapa yang sesungguhnya. Belajar dari berbagai perspektif. Nanti teman-teman akan ketemu, kalau kata saya, kuncinya perjalanan pulang.
Saya kembalikan ke Kak Mario. Semoga tidak puas ya. Oke Kak Adrian, terima kasih jawabannya.
Mungkin itu untuk pertanyaan dari beberapa peserta. Ini ada salah satu peserta, M. Krishna Diva Suhardiman. Dia mau sharing beliau ini. Mungkin boleh.
Boleh, boleh. Alhamdulillah. Saya sangat senang kali.
Silahkan bisa sharing. Jadi ada perspektif lain ya. Iya betul, mungkin bisa. Boleh bebas. Hai boleh annual mulai sharing baik terima kasih atas kesempatannya ini suara saya genggam ya sudah mantap kedengaran jelas ke silakan oke Oh nggak papa sih kok cuma pengen sharing aja ini soalnya aku melihat ada pertanyaan dari cara-cara tentang bagaimana cara keluar dari refleksi diri yang salah diberangkan Oh pencet aja sih jadi saya juga dulu tuh pernah Maksudnya punya masalah dengan menyalahkan diri sendiri.
Makanya cabutlah ke psikiater, psikolog, dan lain-lain. Dan salah satu hal yang diajarin oleh psikiater, psikolog saya itu refleksi diri. Dan dengan, gimana ya, kalau kata psikolog, psikiatra saya sih untuk menyelesaikan suatu masalah, ya kita perlu tahu kan masalah itu apa dulu. Dan untuk masalahnya kan di kehidupan kan kita hidup sendiri-sendiri dan masalah dialami sendiri-sendiri.
Dan ya kalau misalnya kita nggak tahu masalah kita apa, ya kita nggak akan bisa nyelesainnya gitu. Ibarat insya Allah dan saya untuk ketahui masalah. Itu refidiri Benar-benar materi yang disampaikan disini Sama Kak Adrian Dan disediakan disini Dan Kalau saya sih Mencoba untuk simplifikasi Saya kan mahasiswa psikologi juga Dan saya tuh Pernah dapet materi tentang Sensasi dan persentase Itu materi yang yang ditampilkan ke Andrian yang bilang kalau misalnya mau merefleksikan sesuatu itu apa adanya gitu dan tidak dihatikan sensasi kan kita itu diberkati lima indera penglihatan, pendengaran let's say perasaan dan lain-lain dan maksudnya dan Gimana ya?
Udah ngomongin, let's say itu tuh pohon, tadi tuh aku lihat ininya pohon sih kak, iya gak sih kak? Pohon hijau, apel warna merah gitu kan. Cuma kan itu kan benar-benar yang objektif kan ya, pohonnya daunnya warnanya hijau, apel warnanya merah gitu.
Tapi kalau misalnya itu kan apa yang kita lihat gitu, dan kalau misalnya udah dipersepsiin itu tuh... bisa jadi muncul label-label lain gitu, pohon itu secara estetik bagus gitu, itu kan label kan ya. Dan aku tuh ngeliatnya dalam merefiri ya kita tuh lihat apa aja, kalau apapun itu yang dibikin psikiater saya juga sih kak. Jadi kalau, dan saya ini sering banget dikasih satu contoh ini gitu, misal lagi main catur, habis itu kalah gitu.
Habis itu kalah. ada orang-orang yang langsung secara refleks gitu, itu mikir, oh saya kalah karena saya bodoh gitu. Itu kan ada tuh yang kayak gitu kan. Saya juga dulu termasuk orang yang kayak gitu gitu, pakai terapi.
Tapi untungnya karena terapi, proses berpikir saya itu jadi diubah gitu secara sadar, dan jadinya setiap kali saya kalah main catur. Ya sudah, sebaiknya nggak ngasih label negatif apa-apa gitu terhadap diri saya sendiri. Jadinya kayak, saya kalah nih.
Oh kenapa? Oh strategi saya kurang bagus. Jadinya gimana?
Jadinya ya perlu belajar lagi gitu. Dan itu kan tujuannya merefleksikan diri kan. I mean self-awareness dan lain-lain itu tuh pada akhirnya kita melakukan itu kan untuk menjadi manusia yang lebih baik ke depannya. dan kalau dibilang negative self-talk itu salah, ya gak tau ya salah apa enggak, we don't know dan kita juga gak mau nyalahin orang gitu, bener sih aku semangat sih sama kak Adrian gitu tapi dibilang sehat atau enggak, keliatannya sih gak sehat pak, dan jangan sampai keluar duit lah soalnya kalau gak sehat tuh ya, ah pinter, ya gitu deh, tapi ya intinya gitu sih kak maksudnya dari pengalaman saya aja sih jadi kalau misalnya mau merefleksi mau ngilangin negative self-talk atau gimana-gimana itu yang perlu dibenerin itu refleksnya sih jadi refleks pertama saat jadi kita tuh cenderung kemana sih maksudnya negative self-talk itu sebisa mungkin disadarin dulu dan diubah paling gitu aja sih Kak dari saya makasih banyak atas kesempatannya Terima kasih banyak Kak Krisna Diver, Suhardiman.
Mungkin Kak Adrian mau beri respon, komentar, silahkan. Terima kasih ya Kak Krisna telah sharing tentang pengalamannya. Begitupun ditambah dengan bantuan dari profesional psikiater dan psikolog. Lalu ternyata memang...
penting sekali untuk melakukan refleksi diri sebagaimana tadi disinggung juga tentang sensasi dan persepsi lalu bagaimana membantu atau ikut bertukar pikiran dengan teman lainnya seputar bagaimana kita keluar dari negatif, self-talk, yang juga memang tidak ada salah dan benarnya ya, karena memang itu kan bukan ujian yang dapat nilai IPK gitu ya dinilai oleh dosen, tapi memang apakah ada kecenderungan ya mengarah kepada... tidak sehat secara mental ya memang kan itu dirasakan lah ya kalau misalkan memang kita ada semacam gangguan gitu ya ada perubahan perilaku gitu ya ada tiba-tiba kita turun semangat gitu ya dalam menjalani aktivitas berarti ada gangguannya dong tapi kan kita gak tau gitu ya apa masalahnya, makanya ya tadi kata Kak Rizna dari dulu, apa dulu masalahnya gitu ya masalahnya apa, dalami dulu terus juga kan tadi ada Fakog ya, visual ah Audiotory, kinesthetik, olfactory, terus gustatory. Jadi ada panca indera yang memang kita kan melihat sesuatu.
Kalau tadi dicontohkan pohon hijau memang kan faktanya gitu. Tapi kan melihat diri kita, refleksi diri ke dalam diri kita, saya sepakat dengan Sigmund Freud, kalau jujur pada diri sendiri itu sangat susah. Kebanyakan klien atau pasien, tidak berhasil sembuh, datang ke psikolog, psikiater, itu karena dia berbohong atau membohongi dirinya sendiri.
Karena ada barrier ya, atau ya itu, saat kita melakukan refleksi diri, ada kebohongan-kebohongan yang menutupi atau defense mechanism ya, mekanisme perlahanan diri. Kita tuh nggak mau ngaku kalau masalah kita itu sebenarnya ini, A, B, C, D, tidak mau mengaku gitu. Karena ya tadi, mungkin ada ketakutan-ketakutan, ada pola asu, inner child dan lain-lainnya, banyak faktor ya, tetapi ya tadi ya. Kita perlu latihan sedikit demi sedikit Untuk memahami Pikiran yang tiba-tiba muncul Jangan berikan stigma Hal-hal yang bahwa itu salah benar Jadi yaudah uraikan aja Tuliskan saja Tadi juga ada yang berpendapat di kolom chat Saya baca, saya bisa ringkan Diceritakan, berpikiran Atau dapat berpikir soal Sekarang kita jadi Menambah wawasan ya dari perspektif Teman-teman peserta lain Saya harapkan ini di pertemuan-pertemuan yang akan datang, silakan bertanya tanpa merasa, aduh, aku salah, nanya ke keadrian, takut out of the out of the topic gitu ya, atau apapun itu silakan, tanyakan saja, diskusikan saja, terima kasih teman-teman sudah berpartisipasi, saya kembalikan ke Kak Mario mungkin Kak Mario, di akhir kita ada sesi dokumentasi ya, jadi semuanya kita foto bersama sebelum kita selesai dari zoom ini oke terima kasih Kak Adrian, terima kasih peserta-peserta yang sudah bergabung mungkin sebelum kita dokumentasi, aku mau share screen sedikit tarikai Hai ini mungkin kalau yang belum pernah kenal karya di sini ya ada dia dia ini bisa dibaca sendiri-sendiri ya banyak dibaca Instagram mungkin kalau mau lebih banyak lebih aja pakai bunyi follow juga kalau jadi dipakai dengan sangat Terus ini juga ada titipan promo dari ASR sendiri ada promo September 9.9 dan ini berlaku sampai besok teman-teman sampai tanggal 21 September.
Jadi bagi yang berminat silahkan hubungi nomor yang aku udah taruh di teman-teman mungkin boleh. Ini yang bagai skill lainnya ada yang. Hai server reflektor coach mentor dan lain-lain mungkin boleh di screenshot rapi dong teman-teman nanti kalau misalnya ingin berminat boleh ini nomor di bawah itu scan informasi sedikit dan mungkin boleh kan bentuk bisa tampilkan wajah datang cantik Hai yang lain mungkin kita sampai jam ini dampak dan kamu udah lagi mungkin tunggu semenit lagi 2123 ada yang mau open ke belum menyesal oke oke ya Oke kita cek kita masing-masing 1, 2, 3, ini slide pertama, slide kedua 1, 2, 3. Terima kasih teman-teman atas kehadirannya pada malam ini. Mungkin dari Kak Adrian, apa ada closing statement? Atau sudah cukup?
Sudah cukup. Oke deh. Sudah cukup. Terima kasih teman-teman.
Minggu depan tanggal 27 September itu adalah Filosofi dan Psikologi. Jadi teman-teman yang mungkin masih digunakan Filosofi dan Psikologi di hari ini bisa... Cata tanggal dan minggu depan Tanggal 27 September bisa ikut Kelas Human School Life Skills tentang Philosophy of Psychology Oke selamat malam teman-teman Saya Atas Nama Maria Leong, moderator Terima kasih