Transcript for:
Sifat Keperiodikan Unsur dalam Kimia

Halo semuanya, jumpa lagi bersama saya, Christian Sutantio, di channel Jendela Science. Channelnya buat kalian yang ingin memahami pelajaran Matematika, Fisika, dan Kimia untuk tingkat SMA. Di video ini kita akan membahas pelajaran Kimia SMA kelas 10, yaitu tentang Sistem Periodik Unsur.

Dan kita sekarang masuk ke part yang ke-6, yaitu tentang Sifat Keperiodikan Unsur. Part ini merupakan lanjutan dari part sebelumnya, jadi pastikan kalian tonton terlebih dahulu part-part sebelumnya. Untuk link playlistnya saya taruh di sebelah kanan atas ini bisa kalian klik atau bisa juga kalian klik link yang ada di deskripsi untuk melihat videonya.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap pastikan tonton terus video ini dari awal sampai akhir. Sebelum kita mulai jangan lupa klik subscribe dengan menekan tombol merah di sebelah kanan bawah ini. Dan jangan lupa pencet belnya agar kalian tidak ketinggalan video-video terbaru dari kami.

Oke, langsung kita mulai ya. Berikutnya kita ke sifat keperiodikan unsur. Sifat keperiodikan unsur itu adalah sifat-sifat yang bisa kita lihat dari tabel periodik kecenderungannya seperti apa. Ya, misalnya dalam tabel periodik itu, semakin kanan semakin besar, atau semakin kanan semakin kecil, semakin bawah semakin besar, semakin bawah semakin kecil, dan sebagainya. Sifat keperiodegan unsur ada 6 macam, yang pertama jari-jari atom dan ion, yang kedua energi ionisasi, yang ketiga afinitas elektron, yang keempat ke elektronegatifan, yang kelima sifat logam dan non-logam, dan yang keenam kereaktifan.

Kita bahas satu persatu mulai dari jari-jari atom dan ion. Jari-jari atom dan ion merupakan jarak dari inti hingga kulit elektron terluar. Jadi logikanya kalau misalkan kulitnya semakin banyak, maka jarak dari inti ke elektron terluar akan semakin jauh, atau berarti jari-jarinya semakin besar. Nah, kalau misalkan di sini ada tabel periode, maka dalam satu golongan yang sama, semakin bawah ini semakin besar, karena kan semakin bawah ini semakin banyak kulitnya. Periodenya tambah besar, artinya semakin banyak kulit.

Semakin banyak kulit, artinya jari-jari atom semakin besar. Kemudian, pada satu periode yang sama, semakin kiri... itu jari-jari atom semakin besar karena gaya tarik muatan inti semakin kecil saya kasih contoh dua unsur di sini ada Na sama Mg Na itu nomor atomnya 11 dan Ng itu nomor atomnya 12 saya buat konfigurasi elektron pakai burr aja biar mudah kalau menurut burr Na konfigurasinya adalah 2, 8, 1 seperti ini kalau Mg itu 2, 8, 2 diantara atom Na dan Mg mana yang jari-jarinya lebih besar? kita lihat Di sini jumlah kulitnya sama, sama-sama 3 kulit.

Lalu, ini perbedaannya hanya terletak pada kulit terluar. Kalau Na kulit terluarnya 1 elektron, kalau Mg kulit terluarnya 2 elektron. Apakah yang 2 elektron ini lebih besar daripada yang 1 elektron? Jawabannya tidak, justru kebalikannya. Gini, 11 Na ini memiliki 11 proton pada inti atom, sedangkan 12 Mg memiliki 12 proton pada inti atom.

Sehingga, gaya tarik antara inti atom akan lebih besar 12 Mg dibandingkan 11 Na. Akibatnya, elektron... 282 ini semakin tertarik, semakin rapat ke inti.

Oke, sehingga meskipun jumlah elektron terluarnya Mg ini lebih banyak daripada Na, tetapi posisinya itu lebih dekat ke inti, karena ketarik. Antara muatan positif dan muatan negatif kan tarik-menarik. 11 proton sama 12 proton lebih kuat menarik yang 12 proton. Jadi, posisinya 282 ini lebih rapat. Sehingga, jari-jari dari atom Mg itu lebih kecil daripada jari-jari atom Na.

Oke. Untuk lebih memudahkan, saya buatkan seperti pedoman ya. Jadi, untuk menentukan jari-jari atom dan jari-jari ion mengikuti ketentuan sebagai berikut.

Pertama kali lihat jumlah kulit. Semakin banyak kulit, semakin besar jari-jarinya. Ini jelas ya.

Terus kemudian, kalau misalkan jumlah kulitnya sama, lihat jumlah proton atau nomor atomnya. Seperti ini ya. Semakin banyak jumlah proton, semakin kecil jari-jarinya. Karena semakin banyak proton, artinya gaya tarik inti semakin kuat. Elektron posisinya semakin rapat.

Sehingga jari-jari semakin kecil. Nah terus kalau misalkan jumlah protonnya sana, lihat jumlah elektronnya. Semakin banyak jumlah elektron, semakin besar jari-jarinya. Jadi ini perlu diingat ya, urutannya yang pertama kali lihat jumlah kulit, yang kedua lihat jumlah proton, yang ketiga lihat jumlah elektron.

Kulit dan jumlah elektron itu berbanding lurus, artinya semakin besar, semakin besar juga jari-jarinya. Tetapi kalau proton itu kebalikan, berbanding terbalik. Semakin banyak proton, semakin kecil jari-jarinya. Oke, jadi kalau kalian lihat di tabel periodik ini, Jari-jari atom dan ion itu kiri bawah Cara mengingatnya gitu ya Kiri bawah semakin besar Oke kita lanjut ke sifat keperiodikan berikutnya Berikutnya adalah energi ionisasi. Energi ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion berwujud gas dengan kekuatan plus 1. Nah, kalau misalnya di sini kita beri periode, ya.

Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil. Jadi kalau misalnya ke atas, semakin besar. Karena semakin banyak kulit menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Masuk akal ya, kalau semakin banyak kulit, maka jarak dari inti atom ke kulit terluar itu semakin besar. Kalau semakin besar berarti gaya tarik intinya itu semakin lemah atau semakin kecil.

Karena gaya tarik intinya semakin lemah, maka untuk bisa melepaskan atau energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron yang terluar tadi, maka akan semakin mudah. Semakin mudah artinya energinya semakin kecil. Oke, berikutnya. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi semakin besar.

Karena muatan inti yang semakin besar menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kuat. Ngerti ya? Jadi ini contohnya seperti yang tadi, Na dan Mg. Sama-sama dalam satu periode, Na itu 11 proton, Mg itu 12 proton. 11 proton sama 12 proton itu lebih kuat menariknya yang 12 proton.

Akibatnya, untuk melepaskan sebuah elektron dari atom Mg, itu lebih susah daripada melepaskan sebuah elektron dari atom Na. Karena melepaskan elektron dari atom Mg lebih susah, artinya energinya semakin besar. Oke, jadi energi ionisasi dari Mg lebih besar daripada energi ionisasi Na.

Demikian seterusnya, semakin kanan dalam tabel periodik, semakin besar juga energi ionisasinya. Berikutnya adalah afinitas elektron. Afinitas elektron adalah energi yang menyertai penambahan elektron pada suatu atom netral dalam wujud gas membentuk ion bermuatan min 1. Oke. Jadi seperti ini, afinitas elektron itu adalah kecenderungan suatu atom untuk menerima elektron.

Kalau atom netral menerima elektron berarti menjadi ion negatif. Semakin besar afinitas elektron, maka unsur tersebut semakin mudah menerima elektron, atau semakin mudah untuk menjadi ion negatif. Nah, di sini, menurut tabel periodik ini, kecuali unsur-unsur golongan 2A dan 8A berlaku kecenderungan sebagai berikut.

Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung berkurang karena semakin banyak kulit menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Jadi logikanya seperti ini, afinitas elektron ini kan kebalikan dari energi ionisasi ya. Kalau tadi energi ionisasi itu melepas elektron, kalau afinitas elektron ini kecenderungan suatu unsur untuk menerima elektron.

Jadi kalau misalkan semakin banyak kulit, artinya jarak antara inti dengan elektron terluar semakin besar. Kalau misalkan ada elektron dari luar mau masuk, menempati kulit terluar itu semakin susah karena gaya tarik intinya itu lemah. Artinya afinitas elektronnya semakin rendah.

Dan kalau misalkan semakin sedikit kulit, maka elektron terluarnya itu jaraknya dekat terhadap inti. Artinya gaya tarik inti lebih kuat terhadap elektron tersebut, sehingga elektron akan mudah sekali masuk ke dalam, menempati kulit terluar. Lalu, dalam satu periode, dari kiri ke kanan, afinitas elektron cenderung bertambah karena Muatan inti yang semakin besar menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kuat.

Kalau dalam satu periode, dari kiri ke kanan kan semakin banyak protonnya, atau semakin besar gaya tarik intinya. Semakin besar gaya tarik inti berarti, kemampuan dia untuk menarik elektron juga semakin besar, sehingga afinitas elektronnya cenderung bertambah. Oke, nah di sini ada kata-kata kecuali unsur-unsur golongan 2A dan 8A.

Kenapa kok 2A dan 8A? Karena kita kembali ke konfigurasi elektronnya. 2A itu berakhirnya di S2. Nah, Kalau 8A itu di S2 P6 S2 itu kan subkulit S nya penuh Berarti dia cenderung lebih stabil P6 itu juga subkulit P nya penuh Jadi 2A dan 8A ini stabil Dia susah untuk menerima elektron Jadi karena susah menerima elektron maka afinitas elektronnya dianggap 0 Atau dianggap dikecualikan seperti itu Nah kalau kalian lihat di tabel periodik ini Kecenderungan dari nilai afinitas elektron itu sama seperti energi ionisasi, yaitu kanan atas yang semakin besar.

Oke? Sifat berikutnya adalah keelektronegatifan. Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam molekul yang stabil untuk menarik elektron. Jadi antara afinitas elektron dan keelektronegatifan itu mirip ya, sama-sama kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron. Tapi perbedaannya adalah kalau afinitas elektron itu atomnya...

sendirian atau unsur bebas. Kalau ke elektronegatifan, itu atomnya dalam suatu molekul. Nah, karena kemiripan ini, maka sifatnya juga sama, kecenderungannya sama. Kecuali unsur golongan 8A berlaku, dari atas ke bawah ke elektronegatifan jenderal berkurang.

Alasannya pun sama. Dan dari kiri ke kanan ke elektronegatifan jenderal bertambah. Oke, karena alasannya yang sama juga karena muatan inti. Nah, di sini perbedaannya adalah kalau tadi afinitas elektron itu kecuali golongan 2A dan 8A. Kalau ke elektronegatifan itu kecualinya cuma 8A saja.

Jadi 2A masih memiliki ke elektronegatifan. Oke, bedanya di situ ya. Tapi secara umum sama, semakin kanan dan semakin atas semakin besar.

Jadi dari keempat sifat tadi, hanya jari-jari atom dan ion yang berbeda, yaitu kalau jari-jari atom dan ion semakin kiri bawah semakin besar. Tiga sisanya, yaitu energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan itu semakin kanan atas semakin besar. Hanya bedanya kalau energi ionisasi tanpa perkecualian, afinitas elektron kecuali golongan 2A dan 8A, ke elektronegatifan kecuali unsur-unsur golongan 8A. Kita ke sifat berikutnya yaitu sifat logam dan non-logam. Sifat logam terkait dengan kecenderungan atom untuk melepas elektron membentuk ion positif, sedangkan sifat non-logam terkait dengan kecenderungan atom untuk menerima elektron membentuk ion negatif.

Nah, kecenderungannya seperti ini. Kalau logam, ini semakin bawah semakin besar karena gini. Kalau misalkan unsur melepas elektron, itu akan lebih mudah kalau kulitnya lebih banyak.

Karena semakin besar jarak dari inti ke elektron terluar, maka gaya tarik intinya semakin kecil, sehingga elektron lebih mudah lepas. Kalau lebih mudah lepas, berarti semakin cenderung membentuk ion positif, semakin besar sifat logamnya. Sedangkan dalam satu periode, semakin kiri, sifat logamnya semakin besar. Karena dalam satu periode, kalau semakin kiri, berarti jumlah proton semakin sedikit. Kalau jumlah proton semakin sedikit, gaya tarik inti semakin lemah.

Kalau gaya tarik inti semakin lemah, maka elektron lebih mudah lepas, sehingga sifat logamnya akan semakin besar. Ngerti ya? Nah, lalu untuk sifat non-logam, ini sebaliknya, kanan atas.

Sifat non-logam ini berkaitan dengan kecenderungan atom untuk menerima elektron. Oke? Kalau misalkan semakin atas, berarti kan kulitnya semakin sedikit.

Kalau kulit semakin sedikit, berarti gaya tarik inti ke kulit terluar itu semakin kuat. Jadi kalau misalkan ada elektron, terus mau ditarik, maka ditariknya lebih gampang, karena gaya tarik inti ke elektron kulit terluar itu lebih kuat. Jadi di dalam satu golongan, sifat non-logam itu semakin besar dari bawah ke atas.

Dan kalau misalkan dalam satu periode, itu semakin besar dari kiri ke kanan. Karena semakin kanan, jumlah proton semakin besar, muatan inti semakin besar, Artinya gaya tari inti juga semakin besar. Gaya tari inti semakin besar, semakin mudah menerima elektron.

Paham ya? Sifat keperiodikan yang terakhir adalah kereaktifan. Nah, di sini, parameter kereaktifan untuk unsur logam itu kemudahan melepas elektron atau energi ionisasinya kecil. Sedangkan unsur non-logam itu kemudahan menerima elektron atau keelektron negatifan yang besar.

Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, kalau unsur logam itu kereaktifannya semakin kecil, Sedangkan unsur non-logam itu kereaktifannya semakin besar, kecuali gas mulia atau 8A. 8A ini kereaktifannya sangat kecil, karena dia sudah stabil. Elektronnya terisi sudah full, 8 elektron valensi.

Lalu dalam satu golongan dari atas ke bawah, untuk unsur logam kereaktifannya semakin besar. Dan untuk unsur non-logam ini kereaktifannya semakin kecil. Alasan atau penjelasannya pun mirip, jadi ujung-ujungnya adalah gaya tari inti, sama seperti tadi. Oke? Oke, sekian untuk video kali ini.

Thank you for watching. Jika kalian suka, silakan like dan share video ini. Jika ada saran, kritik, dan masukan bisa kalian tulis di kolom komentar. Sampai jumpa di video selanjutnya.