Transcript for:
Sejarah Psikologi di Zaman Renaissance

Cek-cek, oke. Baik, ini adalah pertemuan keempat mata kuliah sejarah dan aliran psikologi. Dan pembahasannya adalah mengenai Renaissance.

Pertemuan ini adalah pertemuan dengan topik yang melanjutkan pertemuan ketiga. Mengenai perkembangan filsafat Yunani dan... Yunani dan Romawi Baik, materi yang akan kita bahas ini terkait dengan Neoplatonisme, Dark Age, Aristoteles Dan pengaruhnya ketiga agama lalu Renaissance Nah, ini materi yang tidak ada di tahun sebelumnya ya Mengenai Neoplatonisme Intinya di zaman Neoplatonisme ini dan pengaruh-pengaruh ajarannya ke agama-agama, ini apa sih yang mau kita kaji mengenai psikologi?

Baik, Neoplatonisme sendiri adalah gerakan penyatuan ajaran tiga tokoh. Kalau dari pertemuan sebelumnya, itu kan ada tiga... Tokoh yang berpengaruh ya Socrates, Plato, dan Aristoteles. Tapi untuk psikologi kita ambil Plato dan Aristoteles saja. Kenapa?

Karena memang mereka mewakili dua pendekatan keilmuan yang berbeda. Yang kita ambil itu Plato dan Aristoteles saja. Nah, ada satu lagi sebetulnya. Itu dari yang empat tokoh di zaman Romawi itu.

Salah satunya kan ada Zeno dari Sitium. Yang alirannya adalah Stoicism. Nah Zeno itu dia punya pengikut, pengikut alirannya itu satu namanya Seneca, yang satu lagi namanya adalah Marcus Aurelius. Nah Marcus Aurelius ini dia kaisar mawi, dia tertarik dengan ajaran stoisisme itu ya kalau kita sebutnya filosofi teras.

Dan dia menjiwai banget itu. mengenai aliran filosofi teras itu diaplikasikan ke satu rumah. Nah karena keilmuan ini ada urusannya dengan kekuasaan juga.

Jadi yang menjadi dasar untuk perkembangan pemikiran di era ini adalah Plato, Aristoteles sama Stoisisme. Stoisisme ini gabungan dari tiga tokoh tadi, Seno, Seneca, sama Markus. Nah ini mulainya di tahun 245 sebetulnya teman-teman.

Jadi kan sebelumnya filsafat itu ya kalau tidak di wilayah Yunania, wilayah jajahan Romawi. Tapi di sini mereka sudah mulai mengembangkan ke daerah-daerah lain. Ini tokohnya namanya Plotinus, ini orang Mesir dan disebarkan ke berbagai wilayah.

Nah pusat. Filosofat ini tidak lagi hanya di wilayah kekuasaan Romawi namun mulai berkembang ke berbagai penjuru. Dan ini ya teman-teman kalau kita bicara mengenai zaman di mana Neoplatonisme ada ini kan.

Ini zaman atau era di mana perang itu banyak sekali. Ada ya dari tahun 500-an sampai 1500-an itu kan isinya perang. Dan memang...

Dan pengetahuan itu disebarkan lewat perang juga, teman-teman. Jadi kalau tidak dari pihak kekristenan dengan banyak pasukan perang dan ordonya itu, kalau tidak Islam, satu lagi ya kalau tidak berbagai macam pihak yang tidak mewakili kedua agama itu. Oke, kita ambil tiga dasar pemikiran Neoplatonisme. Dan ini scientific-nya saja ya. Dasar scientific-nya.

Atau dasar keilmuannya ya. Keilmuan secara rigid, secara firm-nya. Keilmuan yang bisa diterima di modern.

Kalau Plato ini bicara mengenai science theoretical. Jadi kalau kita belajar perkuliahan mengenai, kok ada teorinya ini, teorinya ini. Yang dia menjelaskan suatu topik itu dengan Dengan menyeluruh ya, dengan seperti wacana sastra, novel, itu Plato. Karena dia menganut adanya alam ide dan alam kenyataan.

Nah, keilmuan kita ini kan juga ada teorinya, ada prakteknya. Dia ini melandasi pemikiran-pemikiran yang itu sifatnya adalah teoretik. Dan dia juga membuat struktur kenyataan, jadi misalnya dia mengkaji mental, mengkaji topik-topik psikologi itu, kan dia di pertemuan kemarin sudah membuat tiga klasifikasi.

Itu nanti akan berpengaruh banyak, teman-teman. Nanti tokoh-tokoh setelahnya di psikologi itu juga akan membuat klasifikasi-klasifikasi itu, contohnya nanti adalah Sigmund Freud, atau yang tulisannya Freud. Lalu Aristoteles ini ke science objective. Dia ke realita-realita saja. Fokus ke empirisme, eksperimen.

Dan Plato ini induktif, Aristoteles deduktif. Kalau orang yang induktif ini berarti dia akan menciptakan pandangan baru. Kalau induktif sama deduktif ini...

Bedanya adalah kalau induktif dia membuat pandangan baru atau mensintesiskan. Kita merangkum menjadi sesuatu yang baru. Kalau deduktif itu kita sudah ada dasar sakleknya, lalu kita kembangkan.

Atau kita aplikasikan ke realita. Kalau Aristoteles ini dia lebih ke bagaimana ini ya. melakukan sesuatu secara saintifik, mengkaji sesuatu secara saintifik. Jadinya deduktif. Induktif, berangkat dari fakta, lalu dikumpulkan menjadi teori.

Aristoteles, dia dari suatu hukum tetap atau teori tetap, diaplikasikan kekenyataan, jadi berbalik-balik satu sama lain. Lalu yang terakhir Marcus Aurelius, dia juga bicara mengenai ada aturan alam yang itu firm, yang itu saklek. Dan manusia itu kudunya ya memang hidup luhur sebagai manusia. Ada sifat-sifat tertentu yang harus dikejar oleh manusia di dalam keilmuannya dia.

Dan memang di sini ada prinsip filosofi keutamaan atau keluhuran. Di prinsip ini... sebetulnya psikologi sebagai sebuah kajian yang itu enggak sekedar manusia sebagai objek, tapi manusia ini dicari bagaimana cara terbaik untuk menjadi seorang manusia.

Nah ini di Marcus Aurelius ini. Jadi yang satu, Plato ini dia mewakili pemikiran teoretik, Aristoteles ini scientific objective. kalau Marcus Aurelius ini humanisnya.

Begitu. Ini ada beberapa tokoh Neoplatonisme. Nah ini Plotinus ini pendirinya ya, 204 sampai 270 nih kalau nggak salah, nolnya kebalik.

Ia mengintegrasikan ketiga pemikiran Yunani Rumawi ini menjadi satu ajaran. Dan pengaruhnya di bawah ke Mesir. Lalu ada Porpiri, Porpiri dan Lamblikus ini. Bukan Lamblikus ini ya tulisannya, Iamblikus.

Nah, ini zaman di mana mereka ada ini kan sudah ada agama Kristen sebetulnya teman-teman. Ini sejak zaman Porpiri ke bawah ini dia seperti banyak berinteraksi dengan gereja yang itu tidak. Tidak damai-damai amat ya dengan gereja. Jadi Neoplatonisme yang dia mewakili keilmuan, ini selek atau ribut sama gereja. Karena dua tokoh ini, karena Porfiri dan Iamblikus ini.

Yang satu orang Lebanon, yang satu orang Suriah. Dan Porfiri ini dia menyebarkan ajarannya sampai ke Itali. Jadi kan memang tadi keilmuan itu disebarkan kemana-mana ya. Nah masalahnya Porfiri ini dia mengkritik gereja.

Sementara yang belikus ini dia hanya mengajarkan pemikiran Plato sama Pitagoras. Nah yang berseberangan dengan gereja inilah yang membuat Neoplatonisme ini sudah mulai dimusuhi. Selanjutnya tokoh-tokohnya simpel ya, dia mengajarkan... keilmuan Neoplatonisme di berbagai tempat saja.

Seperti Hipatia, lalu Origen, John Piloponus, sama Olympiodorus. Yang cukup menarik adalah disini ada dua tokoh, Origen sama John Piloponus ini. Origen dan John Piloponus ini dua-duanya adalah orang Kristen.

Tapi mereka menggunakan Neoplatonisme sebagai metode untuk mengembangkan ajaran agama. Mungkin teman-teman yang Katolik atau Kristen bisa membantu di komen menjelaskan origin dan John Piloponus ini pemikirannya seperti apa. Karena memang di masa itu orang itu kalau tidak Kristen ya dia Neoplatonis. sudah seperti agama gitu ya, Emperor Julian atau Kaisar Julian ini mengintegrasikan Neoplatonisme di pemerintahannya dia. Jadi pemerintahannya mengakui Neoplatonisme sebagai ajaran negara.

Lalu Olympiodorus ini adalah guru filsafat Neoplatonisme terakhir di Alexandria setelah itu selesai. Pengaruh Neoplatonisme selesai ini ada pengaruhnya ya teman-teman, pengaruh penting sekali nanti. Baik, ini peta pengaruhnya ya. Saya akan mencoba membuat ini seterusnya kalau misalnya saya rasa ada aliran yang penting sejarahnya kita kaji sampai dalam sekali. Nah ini ada Yunani Kuno, ada Parmenides, ada Heraklitos.

Ini perlu kalian perhatikan juga skemanya seperti apa. Kalau Parmenides ini kan alam itu tetap. Kalau Heraklitos alam itu berubah-ubah.

Nah dia mempengaruhi pemikiran orang setelahnya. Yang tadi ya Plato, Aristoteles, Marcus Aurelius. Sampai tahun 0 Masehi.

BC itu before Christ itu sebelum Masehi ya teman-teman. Kalau AD, Ano Dominion itu dia masehi. Jadi jangan bingung dengan istilah BC dan AD.

Jadi setelah tiga tokoh Plato, setelah sama Marcus Arvelius ini, sebetulnya kan tahun satu masehi itu kan bertepatan dengan lahirnya Kristen atau Nasrani. Dan ini sampai tahun 380 ini, berkembang pemikiran teologisnya Kristen atau Nasraniya. Terutama misalnya prinsip trinitas dan gereja ini powernya seperti apa di pemerintahan.

Dia kan mulai menjadi lembaga resmi yang mewakili kekuatan agama. Tapi di tengah-tengah gereja itu saya tahu sebagai lembaga, ini muncul yang Neoplatonisme tadi. Dia ini lama-lama malah menjadi pemikiran tandingan.

Yang satu dogmatis, lebih ke dogmatis. Yang satu lagi lebih ke pemikir yang bebas, mempelajari alam, mempelajari ilmu pengetahuan. Masalahnya adalah kan asalnya Yunani Rumawi ya, itu kan menyembah Dewa Dewi mereka itu.

Orang-orang yang menyembah Dewa Dewi itu namanya pagan, teman-teman. Dan ini istilahnya kan saya gunakan seterusnya. Pagan itu jadi menyembah dewa-dewi.

Orang yang melakukan tindakan ini disebut pagan. Atau menyembah berhala lah. Sebetulnya kenapa Neoplatonisme ini penting dibahas?

Karena ini nanti akan mempengaruhi tiga agama. Tiga agama ini. yang nanti akan mengembangkan keilmuan itu.

Jadi menarik ya di zaman-zaman ini bahwa Agama itu nanti akan mengembangkan keilmuan. Bayangan kita kan agama dogmatis saja, dia tidak ada peduli-pedulinya sama sekali dengan keilmuan. Tapi nanti mereka yang mengembangkan pengetahuan. Dia jadi jembatannya sebelum renaisan. Nah, nanti Neoplatonisme ini akan dianggap sesat oleh gereja.

Kapan? Di zaman kegelapan. Sehingga naskah-naskah pengetahuannya itu akan dibakar. Di Dark Age. Jadi naskah-naskah Neoplatonisme itu tidak ada di Eropa.

Ada pun sedikit. Kenapa itu? Sedang perang antara kaum Kristen dengan Neoplatonis yang mereka itu menyembah dewa-dewi pagan. Neoplatonisme ini dikaji secara intens oleh Yahudi sama Islam.

Justru malah. Naskahnya itu dilarikan dari Eropa ke tempat-tempat lain. Afrika, Arab, begitu.

Dan memang semangat-semangatnya mereka itu adalah naskah-naskah pengetahuannya itu diprestasikan dan dijadikan banyak rujukan studi ilmiah maupun pemikiran. Ini mulainya dari tahun 700-an sampai akhir 1400-an. 700-an Masehi itu masa ini ya, Kilafah Roshidi, Pemerintahan oleh... sahabat-sahabat terdekatnya Nabi Muhammad sampai tahun 1400-an. 1400-an itu berakhirnya Dark Age.

Perkembangan keilmuan tiga agama dan Aristoteles ini tadi membahas mengenai sejarah Islam sedikit. Islam disebarkan oleh Muhammad bin Abdullah. Kalau orang Islam menyebutnya Nabi Muhammad atau Rasulullah.

Dan ini memang pengaruhnya besar teman-teman. Karena Islam ini menyebar cepat dari Arab, Sicilia, dan Spanyol. Ini kan lumayan ekspansif juga ya progresnya orang-orang Islam. Jadi meluaskan wilayah. Nah ini satu abad setelah meninggalnya Nabi Muhammad.

Islam ini merambah ke wilayah yang sampai ke wilayah jajahani Romawi ini dikuasai oleh Islam. Kembali lagi ya teman-teman, prinsipnya apa? Pengetahuan itu nanti juga berkembang dan disebarkan lewat perang atau perluasan wilayah. Dan jangan kira bahwa satu agama saja yang melakukan perluasan wilayah. Ini siapapun di masa itu melakukan perluasan wilayah mau itu.

Islam, gereja. Jadi saya bilangnya gereja. Kenapa?

Karena yang punya prajurit itu gereja, bukan agama. Lalu orang-orang bongol, orang-orang barbar, orang mana lagi itu semuanya melakukan perluasan wilayah dan puasaan. Karyanya Neoplatonisme itu diterjemahkan oleh Yusuf Yunani. Salah, maksud saya adalah diterjemahkan oleh cenderiawan muslim. Kalau tidak muslim ya Yahudi.

Mereka memanjukan ilmu pengetahuan di bidang pengobatan sains dan matematika. Terutama pengobatan dan sains dan matematika tiga ini. Sebetulnya mereka juga mengembangkan pemikiran-pemikiran agama, tapi kayaknya tidak terlalu relate dengan perkembangan psikologi.

Nah ketika gereja di zaman dark age itu mereka membakar naskah-naskah neoplatonisme dan dianggap sesat. Seperti kalau mau pilih neoplatonisme ya sana, keluar dari gereja. Kamu bukan orang Kristen yang baik.

Atau kalau kamu mempelajari itu, ya kamu hanya mempelajari sedikit tapi agama itu menjadi pendikte benar-salahnya apa yang kamu pelajari. Jadi seperti agama dan keilmuan itu dipisah kalau menurut mereka. Sedangkan Islam dan Yahudi ini di era itu berani memadukan keduanya.

Jadi menurut mereka, ajaran agama dan akal sehat, keilmuan, itu bukan sesuatu yang bertentangan. Malahan Tuhan itu menciptakan kita dengan akal supaya kita malah... Bisa berpikir, kita harus berpikir, itu bagian dari keimanan kita. Tapi ilmuwan-ilmuwan dari Kristen atau Nasrani, mereka kesulitan melakukan hal tersebut karena dilarang oleh gerejanya seperti apa. Dan di awal milenium kedua, tahun 1000 ke atas, dunia kedokteran, teknik, dan psikologi dipengaruhi pemikiran Yahudi yang hidup berdampingan dengan komunitas Muslim.

Jadi ini... memang sentranya nih Islam dan Yahudi kala itu tapi kalau Nasrani itu lebih ke pemikiran-pemikiran teologi seni dan sastra, makanya seni lukisan di zaman itu tuh berkembang banget ya, Eropa abad pertengahan tuh kita seperti melihat nuansa lukisan-lukisan yang itu khas sekali di zaman itu dan memang setahu saya perkembangan Teologi aliran-aliran yang ada di Kristen Katolik itu berkembang keras, berkembang pesat sekali di masa itu. Kalau kita mengkaji Islam dan Yahudi, isinya tentang kedokteran, teknik atau sains dan psikologi ini.

Oke, saya membuka dengan tokoh keilmuan yang pertama dulu. Paling pertama ini malah Nasrani, yaitu Santo Agustinus. Dan beliau ini dianggap sebagai pemikir yang luar biasa ya. Ini mungkin teman-teman Nasrani atau Kristen Katolik bisa komen. Beliau ini jasanya seperti apa sih?

Tapi kalau di sejarah psikologi, beliau ini pemikir yang luar biasa ya. Karena memang di-approve oleh gereja, wah ini orang mitra banget, ini orang hebat sekali. Pemikirannya seperti kita melihat Paulus dari Tarsus.

Dan beliau ini memulai pergerakan, kalau tadi Plotinus itu memulai pergerakan, perluasan ini ya, perluasan ajaran Plato, Aristoteles, dan... Marcus Aurelius, beliau ini memulai perkirakan menggeser nilai-nilai Yunani Romawi ke Kristenan. Ini kajian mengenai psikologinya lumayan loh teman-teman, bisa dilihat sendiri ya. Yakni misalnya memori. Dua fungsinya ini yang pertama, rekognisi dan recall.

Mengenali ya, mengenali. Memori dan... mengingatnya kembali.

Lalu mimpi, mimpi ini adalah kondisi di mana nalar ini tidak berjalan. Jadi rasionalitas itu ketika tidur mati. Ada kan hebat sekali sudah punya teori-teori seperti ini.

Sudah seperti Sigmund Freud. Dan tindakan di dalam mimpi ini tidak berdosa karena tidak didasarkan akal. Dan keilmuan, kebenaran yang kita kaji dalam hidup, ini sebetulnya tujuannya adalah mengenal Allah.

Lalu pemikir konsep teologis terkait iman dan surga serta penebusan dosa. Ini jasa teologinya dan predestinasi pemikiran bahwa manusia-manusia yang hidup itu sudah ditempatkan. Sudah ada takdirnya mau masuk surga atau neraka. Karena ini saya lihat juga di beberapa agama.

juga sudah seperti ini konsepnya dikala itu dikritik jadi intinya dia membahas beliau ini membahas mengenai memori dan mimpi dan mulailah Dark Age begitu dan khasnya lukisan era-era itu kan ya orang-orang suci kan diberikan ini ya seperti Ada background lingkarannya gitu ya di belakang kepalanya. Itu menandakan dia santo atau orang suci. Ini dimulainya sejak kekaisaran Romawi runtuh dan wafatnya Santo Agustinus tadi. Jadi kekaisaran Romawi sebagai sentra ini ya neoplatonisme yang pagan tadi yang menyembah berhala. Dan Santo Agustinus yang sepertinya mewakili kekristenan yang dia lebih progresif ya, lebih menerima keilmuan walaupun.

Tidak banyak-banyak amat proporsinya. Jadi dua power itu hilang kan harus ada power lain yang mengisi kekosongan itu. Yang masuk itu adalah gereja. Jadi gereja mengambil alih semua aspek kehidupan termasuk keilmuan.

Dan lagi ya, naskah-naskahnya ini dibakar. Naskah Yunani Romawi dibakar, yang ada itu hanya ajaran gereja. Kalau ada ilmu, ilmu itu sudah di filter oleh gereja.

Pemikiran-pemikiran di Eropa ini didominasi oleh penjelasan, kalau tidak agama ya dogma. Jadi kita memengembangkan keilpuan susah kalau di masa itu. Sudah didikte. Mungkin kalian ingat ya pelajaran fisika atau sejarah ya, bahwa dulu ada konflik bahwa gereja ini kan menganut geosentris, bahwa bumi ini pusat alam semesta. Sedangkan teori yang benar ini bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, bukan sebaliknya.

Itu nanti dark age akan berakhir setelah pembuktian ilmiah membuktikan yang benar itu heliocentris. Saya masuk ke tokoh-tokoh. Ilmuwan Islam.

Di sini ada Avicenna atau Ibn Sina. Tahun 1980 sampai 1037. Nah beliau ini bidangnya adalah filsafat, sains, dan kesehatan, kedokteran, serta kajian agama. Nah kajian agama ini abu-abu ya, karena memang di Islam sendiri agak mensurigakan pemikiran-pemikiran Ibn Sina ini. Tapi kalau secara keilmuan memang beliau ini pemikirannya Aristotelian sekali. Dan memang keilmuan di Islam waktu itu memang lebih ke Aristotelian, Aristoteles.

Jadi ajaran Neoplatonisme itu diambil yang Aristoteles-Aristotelesnya. Karena dasar keilmuan, dasar saintifik, objektivitas alamiah. Dan dari... ajarannya Aristoteles itu beliau mengkaji kedokteran. Bukunya itu namanya Kononatib, Canon of Medicine atau Encyclopedia of Medicine.

Di dalamnya ada anatomi, di dalamnya ada fungsi-fungsi tubuh, ada penyakit, apa seterusnya, dan nanti dibawa ke Cordoba, ke Eropa. Makanya buku kedokteran yang salah satu rujukan paling tua itu adalah bukunya Ebno Sina ini, teman-teman. Begitu. Terkait psikologi yang beliau kaji apa?

Misalnya bagaimana akal mengolah pengalaman. Bagaimana manusia mengingat. Memori lagi kan topiknya.

Kok manusia bisa berimajinasi itu datangnya dari mana? Oh ternyata dari kita menggunakan ingatan-ingatan kita untuk berimajinasi. Kita merangkai sendiri imajinasi kita.

Maaf teman-teman, saya mute, saya lanjutkan lagi. Karena batuk. Bagaimana melakukan estimasi dan penilaian objektif terhadap sesuatu. Ini kan metodologi ya. Lalu bagaimana menggunakan informasi dalam otak dan juga psikosomatis.

Kalau kita lihat kajian Ibnu Sinatra Ketikologi, ini sangat-sangat Aristoteles banget kajiannya. Lalu ada Ibnu Rush atau... Averroes, ini tokoh dokter, matematika, dan ilmuwan.

Dan salah satu penemuannya yang paling notable, yang paling diperhatikan adalah antibody optik sampai pemikiran. Dan beliau dikenal sebagai translator. Malahan beliau ini adalah translator terbaik karya-karyanya.

Aristoteles ke bahasa Arab Dan nanti diterjemahkan lagi ke bahasa asing Ibnurus ini Kajiannya adalah Intelektualitas atau kecerdasan Dan rasionalitas Sudah ada loh Orang tahun seribuan yang itu Membicarakan mengenai kecerdasan Psikologi belum ada Lalu sensory, panca indera dan pengalaman Ini pemikiran sensory dan pengalaman ini nanti 1700an Baru dibahas di Eropa. Ini orang udah tahun seribuan dibahas. Jadi hebat banget ya ini tokoh-tokoh ini.

Lalu udah ingatan atau memori. Ada proses psikis manusia ketika tidur kan. Mirip dengan Santo Agustinus tadi.

Tapi yang lebih mengawali adalah Santo Agustinus. Lalu kajian Galen. Kalau ingat.

Oke, kajian Galen tentang empat cairan tubuh. Kalau kita ingat di pertemuan ketiga ada tokoh yang namanya Galen. Dia mengkaji mengenai empat cairan tubuh sama dengan Hippocrates. Lalu ada mengenai kesehatan juga.

Dan nanti ketika era kegelapan atau dark age itu selesai, Justru malah yang dikaji itu karya-karyanya Aristoteles yang ditransaksikan oleh Ibn Rushd ini. Tokoh lainnya Al-Ghazali. Al-Ghazali ini dia pemikir islaman, pemikiran teologis.

Keilmuannya juga bagus sebetulnya. Nah beliau ini mengkritik ajaran Plato dan Aristoteles dan juga para filsuf Islam yang mempelajarinya. Dan malah melampaui agama. Ini sebetulnya kritik yang benar. Karena waktu itu yang bermasalah itu Ibnu Sina, teman-teman.

Ajaran teologinya itu agak bermasalah. Nah, dikritik oleh Al-Ghazali. Dan memang disebut-sebut sebagai pembaharu agama yang menyusikannya dari pemikiran-pemikiran yang tidak murni.

Begitu. Nah, kalau kalian mendengar dalil itu bahwa belajar filsafat itu... Sesuatu yang sesat. Ini referensinya dari Al-Ghazali ini, teman-teman.

Ini sebetulnya Al-Ghazali ini maksudnya baik. Bahwa mengingatkan ini jangan sampai kita melampaui agama, melampaui dalil-dalil dari Islam. Dan kita berfantasi bebas membayangkan Tuhan itu begini, Tuhan begitu. Tapi malah larinya banyak orang-orang yang... menerima ini itu mentah-mentah.

Jadi seolah-olah bahwa, oh berarti belajar filsafat itu enggak boleh. Berarti belajar filsafat sesat. Sama kayak zaman sekarang jadinya. Yang jadi korban itu adalah Ibn Rushd. Begitu beliau dikucilkan, karya-karyanya ditolak, diasingkan.

Gara-gara orang salah menerjemahkan karyanya Al-Ghazali ini. Lalu ada satu lagi, Al-Farabi. Ini harusnya agak-agak awal ya. Ini masih di zamannya Ibn Sina.

Ini ilmuwan matematika awan dan ahli musik. Dan sifatnya ini neoplatonistik seperti Ibn Sina. Yang dibahas ini malah psikologi sosial.

Kalau beliau pencapaian sosial, interaksi sosial, kesehatan masyarakat, lalu mimpi. Interpretasi mimpi. Banyak ya tokoh yang mengkaji mimpi.

Lalu dari keilmuan Nasrani ada Peter Lombard sama Santo Anselmus. Nah Peter Lombard ini hanya menjelaskan ini ya, singkat ya, bahwa mempelajari pemikiran itu gak menghilangkan keimanan, malah kita itu berpikir kita memenuhi potensi-potensi yang diberikan oleh Tuhan. Beliau ini juga teologian Kristen. Nah Santo Amselmus ini mengintegrasikan pemikiran agama dengan filsafat dan rasionalitas.

Menurutnya keduanya tidak bertentangan dan saling melengkapi. Sama nih dua tokoh ini pemikirannya. Dan Tuhan ini bisa dibuktikan eksistensinya melalui logika.

Jadi kalau tidak salah ada pembuktian teologis Santo Anselmus. Bahwa Tuhan itu ada. Dan ini ada prinsip bahwa kalau kita memikirkan sesuatu, ada sesuatu yang alaminya, sesuatu yang real sebagai penyebab pikiran itu.

Jadi tidak ngawal-ngawal. Lalu dari keilmuan Yahudi ada Rabbi Moses bin Maimon, Musa bin Maimon atau panggilannya Maimonides. Beliau ini dokter, apoteker, dan psikiater, tapi lebih dominan apoteker dan psikiater. Ini di zaman-zaman dulu itu ya teman-teman ya, jadi profesi dokter itu dibagi kalau tidak orang Islam, orang Yahudi biasanya seperti itu. Dan ini tidak terbatas daerah asalnya seperti apa, biasanya orang-orang Islam itu kan mengkaji kedokteran bareng dengan orang Yahudi.

Makanya pengetahuan mereka ini intens, kalau soal kedokteran di masa itu. Kajian Maimon di sini terkait psikologi ada beberapa hal. Misalnya psikosomatis.

Ibn Sina juga mempelajari psikosomatis ini. Tapi Ben Maimon ini beliau juga mempelajari farmasi, mempelajari obat-obatan. Jadi ada obat-obatan tertentu yang digunakan untuk menangani permasalahan mental.

Ia menemukan psikosomatis berasal dari konflik batin. Jadi karena batinnya tidak sehat, maka fisiknya menjadi tidak sehat. Dan kajian kesehatannya, lagi-lagi dasarnya adalah karya Galenus. Galenus Hippocrates.

Sebelum Renaissance, ini sudah mulai ada gerakan-gerakan. Tokoh-tokoh ilmuwan Eropa ini malah berkelana ke... Arab berkelana ke Timur Tengah untuk mempelajari sains. Malah ditemukan di sana, loh mereka ini kok kayak orang-orang Eropa sebelum masa dominasi gereja ya. Malah mereka ini menjadi pusat keilmuan.

Dan pemikiran ilminya banyak yang bertentangan dengan doktrin gereja. Gereja ini sifatnya, mereka ini menolak segala sesuatu hal yang... bertentangan dengan agama, tapi sudah mulai ada beberapa pemikiran tokoh-tokoh yang mereka itu secara internal tidak cocok dengan gereja.

Ini contohnya ada Santo Thomas Aquinas dan William O'Connor. Saya bahas sedikit saja. Santo Thomas Aquinas, beliau ini mengintegrasikan pemikirannya Aristoteles ke dalam gereja.

Mana ada orang kayak... mengintegrasikan atau mengasukkan pemikiran gereja ke pemikiran saintifik gereja, dan akhirnya segala hal dicari penjelasan ilmiahnya tidak sekedar dogma dan itu bisa ini intinya di zaman ini adalah tokoh-tokoh mungkin meyakinkan ya bahwa ini belajar keilmuan itu tidak murtad tidak kafir Menyalahi agama. Belajar. Belajar aja.

Itu kan memang perintah dari Tuhan. Kita disuruh mikir. Begitu.

Lalu ada William Ockham. Intinya prinsipnya ini adalah Ockham Razor. Atau pisau Ockham. Penjelasan itu dicari yang paling singkat.

Paling singkat itu artinya kita tidak perlu mengasumsikan Tuhan ada. Tidak perlu membayangkan. Oh ini ada karena apa?

Karena Tuhan ada. Tapi memang ada penyebab objektif dari dunia ini seperti apa. Dan melakukannya itu juga tidak kafir, tidak musyrik, tidak murtad.

Karena kan yang dicari penjelasan alamiahnya. Lalu terjadilah renaisang. Ini runtuhnya era kegelapan memunculkan semangat saintifik di seluruh penjuru barat sebagai bentuk perlawanan.

atas keilmuan dogmatik yang didasarkan atas spiritual, abstract, dan non-fisik. Ini diingat-ingat ya teman-teman ya. Spiritual, abstract, non-fisik.

Spiritual, abstract, dan non-fisik. Ini nanti akan menjadi dasar balas dendamnya orang Eropa seperti apa. Eropa pun bertransformasi. Kenapa? Karya-karyanya filsuf Yunani dan Romawi mereka bawa ulang dari dunia Arab.

dunia Timur Tengah dari orang Yahudi dan Islam dibeli ulang maskah-maskahnya itu ditransaksikan lagi ke bahasa Eropa. Kalau bisa malah aslinya yang masih Yunani atau Romawi Gundul itu ditransaksikan. Dan orang Eropa ini balas dendam, kenapa?

Gerejanya sudah runtuh. Mereka bertahun-tahun diinjak-injak dengan dogma. Gereja yang dark age itu ya teman-teman, saya tidak bilang gereja yang saat ini tidak keagama tertentu.

Tapi orang Eropa itu kan merasa tertindas ya, lalu mereka membangkang. Membangkang beragama itu besar-besaran. Jadi sudah tidak mengindahkan yang apa itu spiritualitas abstrak dan non-fisik.

Kita mau mengkaji yang fisik-fisik aja dan saintifik. Dan memang kan selama itu manusia diasumsikan penjelasan-penjelasan mengenai manusia itu dogma. Tapi setelah itu kan mulai ada pemikiran-pemikiran yang dia tidak dogma.

Akibatnya para pemikir itu mencoba mencari tahu sendiri manusia itu apa sih. Nah itu kan mulai muncul psikologi. Kenapa?

Memikirkan manusia dari segi rasionalitas. Dan memang setelah dark age, supaya gereja ini tetap relevan ya, mereka ini mencoba memadukan ajaran agama dan sains. Ada beberapa tokoh.

Petraco misalnya, Petra atau Petraco orang Italia ini kita mungkin bisa melihat ya setelah renaisan itu kok pemikirannya jadi beda banget dia mempromosikan humanisme dalam pengetahuan untuk mempelajari pemikiran dan perilaku manusia menurutnya mempelajari pengetahuan ini gak merusak iman karena Tuhan telah memberkati manusia dengan kemampuan berpikir ini coba lihat mempromosikan humanisme dalam pengetahuan yang dipelajari apa? pemikiran dan perilaku manusia nah, psikologi tuh mungkin psikologi ini gak original-original amat ya mungkin sesuai yang sudah disebutkan di awal kajian mengenai psikologi itu dari dulu udah ada tapi namanya aja bukan psikologi lalu Sir Francis Bacon menurutnya orang itu kudu belajar sains, penemuan pengetahuan supaya pikirannya gak salah Nanti pikirannya keliru-keliru karena kebanyakan di dogma. Supaya tidak keliru lalu mempelajari sains secara objektif, ini kan empirisme.

Sir Francis Bacon ini beliau bapak empirisme. Perhatikan tokoh ini. Dari empat tokoh yang pasca renaisan ini ada dua tokoh yang penting. Ini sama setelahnya. Ini namanya René Descartes.

Kalau baca langsung kan ya René Descartes. Tapi sekali lagi orang Perancis namanya Jelimet Descartes. Jadi menurutnya, ini yang penting aja. Alam semesta itu dasarnya matematika. Jadi isinya geometri dan aljabar.

Manusia punya ide bawaan dan ide pengalaman. Jadi apa? Sejak lahir manusia sudah tahu sesuatu. Sudah tahu mengenai...

banyak hal, tapi tinggal diingatkan saja melalui interaksi lalu manusia ini berbeda dari binatang karena bisa mikir dan membuktikan kita tuh ada di alam semesta itu dilawat pembuktian bahwa kita berpikir, namanya cogito ergo sum begitu, dan pengetahuan ini bisa dicapai dengan pikiran intuitif dan reduksi logis, jadi sebetulnya dua ini teman-teman, induksi induktif dan Deduktif. Kalau tadi kan masih dipisah tokohnya. Kalau Plato maunya induktif. Kalau Aristoteles maunya deduktif.

Nah menurut dia dua-duanya kan dari kenyataan teori lalu kenyataan lagi dan teori lagi. Dan satu lagi Newton. Ini tokoh fisika ngapain ada di sini? Dia juga filsuf. Menurut dia ada aturan.

Prima alam semesta. Jadi Tuhan itu menciptakan aturan itu dulu. Lalu aturan itu menjadi dasar bagi keilmuan.

Jadi kalau kita mengkaji keilmuan, itu cari dasar itu dulu. Dasar yang ditinggalkan Tuhan itu seperti apa. Dan pengetahuan itu harus diarahkan untuk mencari hukum primer tersebut. Nah ini konsep yang membuat heboh dari Descartes ini adalah dia menganut mind-body dualism.

Jadi tubuh itu ada, jiwa itu ada, dan mereka ini tidak perlu konflik, bisa ada secara bersamaan. Sedangkan Newton, dia tidak mau mengakui hal itu. Menurut dia yang penting adalah...

Bodinya. Mind itu enggak ada. Yang ada itu bodi. Jadi nanti setelah ini, tokohnya yang dikaji adalah satu tokohnya mengakui adanya mind atau mental atau jiwa, yang satu lagi enggak ada yang kayak gitu. Enggak ada mental atau jiwa.

Adanya fisik. Itu nanti di pertemuan kelima pemikiran saintifik awal. Sejauh ini psikologi sudah jadi apa?

Sudah jadi apa? Nah. kajian psikologi ini sudah tidak terikat agama dan bisa berdiri sendiri sebagai kegiatan ilmiah intinya kan kalau era ini intinya apa sih yang paling penting itu orang-orang meyakinkan bahwa sains itu bagus tapi mempelajari sains itu tidak membuat kamu kafir, murtad, dan seterusnya intinya itu aja geger berapa seribuan tahun cuma untuk meyakinkan orang itu bahwa belajar agama itu enggak sesuatu yang murtad gitu Mempelajari ilmiah itu tidak menyalahi agama, tidak membuat kamu murtad. Lalu dibawanya pemikiran Plato, Aristoteles, dan Stoicism ke era modern. Lalu munculnya semangat untuk meneliti pikiran dan berlaku manusia secara ilmiah.

Kenapa? Ya kan mereka sudah mulai penasaran dengan manusia. Lalu topik-topik kajian di era ini terkait dengan memori, mimpi, berpikir. kesehatan, rasionalitas atau akal, dan tentunya mencari teori inti seperti Newton tadi ya.

Teori inti mengenai pikiran dan berlaku manusia. Sudah mulai ada kajian psikologinya. Oke, terima kasih sudah menyaksikan. Selamat belajar.