Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam

Aug 4, 2024

Catatan Kuliah: Perbedaan Antara Nabi dan Rasul

Pembukaan

  • Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  • Alhamdulillah, kita melanjutkan bahasan tentang Syarah Al-Qidah Thawiyah.

Perbedaan Nabi dan Rasul

Pendapat Umum

  • Ada khilaf di kalangan Ahlus Sunnah tentang perbedaan antara Nabi dan Rasul.
  • Pendapat Pertama: Tidak ada perbedaan antara Nabi dan Rasul, hanya berbeda penamaan.
    • Nabi: Diberi wahyu.
    • Rasul: Diberi wahyu dan berdakwah.
  • Pendapat Kedua: Ada perbedaan antara Nabi dan Rasul.
    • Banyak ulama mendukung pendapat ini dengan dalil.

Dalil-Dalil Perbedaan

  1. Surat Al-Haj: Allah menyebut Rasul dan Nabi, menunjukkan kedua istilah ini berbeda.
  2. Nabi Adam: Dikenal sebagai Nabi tetapi bukan Rasul, sedangkan Nabi Nuh adalah Rasul yang pertama.
  3. Kaidah Umum: Setiap Rasul pasti seorang Nabi, tetapi tidak setiap Nabi adalah Rasul.

Tiga Pendapat Mengenai Perbedaan

  1. Nabi: Diutus untuk dirinya sendiri, tidak untuk mendakwah orang lain.
    • Kritikan: Bagaimana mungkin Nabi tidak berdakwah?
  2. Nabi: Tidak menerima syariat khusus, mengikuti syariat Rasul sebelumnya.
    • Kritikan: Nabi Harun juga Rasul, meskipun tidak menerima syariat khusus.
  3. Nabi: Diberi wahyu untuk kaum yang sudah beriman, sedangkan Rasul untuk kaum yang menentang Allah.

Penutup Para Nabi

  • Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam adalah penutup para Nabi.
  • Kesepakatan seluruh firkah bahwa tidak ada Nabi lagi setelah beliau.

Konsekuensi dari Nabi Terakhir

  1. Diutus untuk seluruh umat manusia: Nabi sebelumnya diutus untuk kaumnya sendiri.
  2. Syariatnya sempurna: Tidak akan ada syariat baru setelahnya.
    • Contoh: Ketika Umar membaca kitab terdahulu, Nabi Muhammad menegur.

Mukjizat Nabi Muhammad

  • Mukjizat Al-Quran bersifat universal dan tidak terbatas pada zaman tertentu.

Dalil Bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi Terakhir

  1. Surat Al-Ahzab: Nabi Muhammad adalah penutup para Nabi.
  2. Hadis Rasulullah: Menekankan tidak ada Nabi setelahnya.
  3. Ijma Sahabat: Menghadapi para nabi palsu dengan keras.

Kesalahan dalam Keyakinan Nabi Terakhir

  1. Meyakini ada Nabi baru: Menganggap kenabian dibagi oleh Allah.
  2. Meyakini wahyu tetap turun: Menganggap ada yang menerima wahyu setelah Nabi.
  3. Meyakini dapat meraih kenabian: Dengan usaha atau penyucian diri.
  4. Meyakini Nabi Muhammad hanya untuk Arab: Menganggap normatif.
  5. Menyerupai Nabi dalam hujah: Menganggap ada orang yang kedudukannya setara dengan Nabi.
  6. Aqidah khatamul wilayah: Menganggap wali lebih tinggi dari Nabi.
  7. Meyakini naik ke langit: Mengklaim pengalaman supernatural.
  8. Syariat sudah tidak relevan: Menganggap perlu revisi syariat.
  9. Ahlul kitab boleh berpegang pada syariat lama: Menganggap berbagai agama dapat eksis bersamaan.

Penutup

  • Siapa yang terjatuh dalam kesalahan di atas akan dihukumi murtad.
  • Wabillahi Taufiq wal Hidayah.
  • Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.