Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim, Bismillahirrahmanirrahim, Yang saya hormati para mahasiswa diri-diri, Alhamdulillah pada kesempatan hari ini kita bisa mengagumkan benar kita, yaitu seperti hadis. Tema kita hari ini adalah tentang klasifikasi hadis. Atau yang umum di dalam tema pembangunan hadis adalah hadis ditinjau dari aspek kualitas dan kuantitasnya. Coba di buka di modulnya ada halaman 9, disitu kita akan melihat tentang skema bahwa ditinjau dari segi kuantitasnya, disitu ada hadis akad dan hadis mutawatil.
Di halaman 9 yang diperhatikan disitu. Kemudian hadis akad ini terbagi menjadi beberapa macam kategori. Ada yang masyur, ada yang nazis, ada yang mohri.
Kemudian hadis mutawatir, ini terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu mutawatir lafti dan mutawatir umat nafi. Kemudian yang selanjutnya, kalau hadis mutawatir itu pasti sohihnya. Jadi hadis mutawatir itu tidak dilakukan kesohihannya. Sedangkan hadis ahad itu ada yang sohih.
ada yang khasah, ada yang do'ai sudah paham ya maka akan kita lagi membahasannya di halaman berikutnya yaitu halaman 10 Coba disitu dilihat tentang hadis mutawatir Jadi secara kuantitas Kuantitas jalur periwayatan Ini hadis itu dibandingkan menjadi dua macam Yaitu hadis mutawatir dan hadis ahad Para ulama Mereka berisikan hadis mutawatir sebagai berikut Yaitu, ma'a huwa huwa adadun kafirun tuhilu al-aklu wa'adadun tawal huwa huwa al-adidbi anjam imid ihimin awali salati wa wasratihi wa akhirihi Artinya, terlebih adalah Hadis mutawatir adalah hadis yang diluarkan oleh beberapa kelompok yang banyak, jumlah priwati yang banyak adatul kafir. Yang menurut akal dan adat kebiasaan, mereka tidak mungkin berbuat bohong. Baik di awal sana, tengah sana maupun akhir sana.
Jadi, kalau menuju kepada dukini sini, hadis utawadir itu hadis yang dilakukan oleh sejumlah orang yang banyak, adatul kathirun, baik di tingkat sahabat, tapiin kubro, tapiin sahabat, tapiin ustaw, tapiin pentengah, atau tapiin suhurot, tapiin kecil, punya berita yang berbeda. yang namanya Ad-Baqtabin Bukro, Ad-Baqtabin Usta, Ad-Baqtabin Sukro, sampai Bukro, Juli, Hadisnya itu jumlah pro yang banyak. Yang mana pro yang banyak itu tidak mungkin mereka sepakat untuk berpunyian. Maka ini definisi daripada Pak Hadis mutawatir.
Jumlah muriwayat dalam hadis mutawatir, jumlah jalurnya yang ada. Para ulama berbeda-beda, Pak. Ada yang mengatakan minimal 10 orang pada setiap toplamo, setiap tingkatan.
Ada juga yang mengatakan 12, 20, 40, ada di... Ini saya kira riwayat yang sangat ketat sekali di dalam Mbah Khatih Sultafatih. Maka di dalam Matum Al-Fiah, ini Al-Fiah.
Al-Iroqi atau Asyuti ya, ini mengatakan Wabatuhun qadidha'afil adam wabatuhu bizatahu wa wawaham balisu wafu an'ahu kathiru wafili mu'alafu nadiru Jadi, saking ketatnya definisi atau apakah kriteria khas putawatir maka sebagai pelama mengatakan bahwa khas putawatir tidak ada Tetapi, sebuah ulama yang lain mengatakan bahwa khatib mutawadir itu ada walaupun jumlahnya sedikit, tetapi yang benar ya menurut jalur asli itu bahwa Hadis mutawatir itu banyak, dan ini beliau menyontohkan hadis mankajabalai muta'amidan, fanyatabawal, atau minatah. Ini menurut asli, termasuk hadis mutawatir. Kemudian yang selanjutnya, di halaman 12, saudara bisa melihat tentang hukum hadis mutawatir.
Yang pertama adalah hadis mutawadat itu punya kedudukan yang sangat tinggi dan pasti atau kotih Artinya kotih ulur, sampainya kepada kita itu pasti Ini bila dipastikan bahwa hadis mutawadat itu benar-benar datang dari Rakyat Muhammad SAW Kemudian hatis mutawatir mengandung ilmu yang terjiah kini yang mengharuskan kepada manusia untuk mempercayainya dengan sepenuh hati sehingga tidak perlu lagi untuk mengkaji dan menjelidiki keotentikannya. Jadi sekali lagi bahwa hatis mutawatir ini hatis yang sabarnya kepada kita. Ini pasti, jadi dari Nabi Muhammad, kemudian dari kemudian diri wakil-wakil sahabat, tabi'in kubroh, kubroh, kubroh, kubroh, sampai kepada kita jumlah mulia banyak dan mereka tidak mungkin sepakat berhubung. Maka sebagai Mata Islam harus meyakini bahwa khatis mentawatan itu sampai kemaren kita pasti.
Ya, kot iurut, istilahnya begitu. Kemudian yang selanjutnya, ini adalah jenis hadis mutawatir. Yang pertama adalah mutawatir lafdi. Yang dimaksud mutawatir lafdi adalah suatu hadis yang lafad dan malanya bersifat mutawatir. Artinya lafad dan malanya disalah.
Tapi ada juga yang tertentu ini kesulitan bagi kita untuk mencari hadis yang betul-betul mutawatir. Lafdi, lafat dan maknanya ini lafatnya persis sama apalagi ini tentu ini juga sama ini kesulitan bagi kita semuanya. Dan saya juga terus terang sampai hari ini juga masih kesulitan untuk mencari mutawatir lafdi. Karena apa?
Rata-rata maknanya sama tetapi lafatnya agak beda-beda, redaksinya lebih beda dari satu dengan yang lain. Yang kedua adalah mutawatir manabi, ini yang banyak ya. Yang dimaksud dengan mutawatir manabi adalah suatu hatis yang mananya bersebab mutawatir, tapi bukan lafannya.
Jadi mananya subtansinya sama, tetapi apa? Makanya lafannya mungkin berbeda-beda, tapi subtansi dari manakatis itu sama. Ini diskusi tentang hatis mutawatir seperti ini.
Kemudian yang selanjutnya adalah hadis ahad. Jadi hadis ahad ini ada beberapa macam. Jadi secara umum hadis ahad itu adalah hadis yang di dalam periwakannya tidak berbentuk apa, salah-salah berkata-kata. Misalnya perunya tidak, cunahnya tidak banyak.
Mungkin disitu ada kemungkinan untuk berdusta atau sesuatu dengan yang lainnya. Ini saya kira tidak termenuhi syarat-syarat itu. Jadi yang dimaksudkan di sahat itu apa?
Hadis yang di dalam peribadannya tidak termenuhi syarat-syarat mutafatih. Oleh karena itu, hadis sahat ini sebagai mana dijelaskan oleh Al-Ihroqi di dalam Minusohihubaddo'i'uzumakot, ya'umubumutlapun'awisnagatakot. Jadi hadis mutawatir itu ya, ada yang sohe, ada yang dohe, kemudian ada yang gore, ada yang mutlak, ada yang disbi, ada yang kasan. Jadi secara umum, hadis ini juga menjadi tiga kelompok bagian. Yaitu Ahad Ghorib, Ahad Ayis, dan Ahad Maswur.
Ini ya, pembagian hadis Ahad. Jadi, sekali lagi bahwa hadis Ahad ini dari segi jumlah jalurnya, ini ada Ahad Ghorib, ada Ahad Ayis, dan ada Ahad Maswur. Kita bicara pada subat yang pertama yaitu hadis akhad horib. Apa itu hadis akhad horib? Hadis akhad horib yaitu hadis yang terdapat di antara mataratik prohinya hanya seorang.
Atau coba diperhatikan di hadapan 15, disitu saya gambarkan bahwa hadis akhbar gondek ini apabila kerominya mulai dari Nabi Muhammad sampai kepada Mughal ijlul hadis. Ini ada perawak yang menyendiri kecuali sahabat, ya, dari sahabat. Ini nanti ada pembahasan sendiri tentang sahabat.
Coba diperhatikan di alaman 15. Kemudian di alaman 16, ini adalah contoh hadis Ahad Gorib. Saya bacakan hadisnya di situ. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Amir Attawadi, Pak Suleman Nubnu Bilal, Pak Bintina, Pak Soleh, Pak Hurwiro, Pak Nabi Muhammad, dan Pak Imanu Binti Wasit, dan Pak Imanu Binti Wasit. wal khayabu subhadu minal iman hadis ini apabila kita buat dengan skema segala meridah nama 16 ini disitu ada nabi muhammad punya nama yang abu huriroh kemudian abu huror punya nama yang nama yang abu soleh kemudian abu soleh punya nama yang nama abdullah bin dinar abdullah bin dinar punya nama yang nama sulaman bin bilal sulaman bin bilal punya nama yang nama abu amin al-akbati Abu Amr al-Aqdi ini punya murid tiga orang, yaitu siapa? Abdullah bin Muhammad, Ubaidullah bin Sa'id, dan Abdul Muhammadin.
Kalau kita mencermati skema ini, Abdullah bin Muhammad punya murid namanya Al-Bukhari, Ubaidullah bin Sa'id, dan Abdul Muhammad ini punya murid Muslim. Mengapa hadis ini dikatakan sebagai hadis murid? Karena murid dari Abu Amir Yang punya Guru Sulaiman bin Bilal, kemudian Akbilan bin Jindal, sampai Abu Soleh, ini tidak ada orang yang lain selain jalur ini. Maka dikatakan seberapa?
Hadis Ahad Horeb. Jadi ini yang perlu dipahami. Artinya apa?
Bahwa mulai dari Abu Amir sampai kepada Abu Soleh, ini tidak ada roi yang lain atau tidak ada. maka dikatakan sebagai apa? hadis ahad ghorib kemudian yang kedua adalah hadis aziz secara bahasa adalah sifat yang menyerupai ada azaya isu ada azaya asu dengan harokat kaswaf yang berimanah sedikit dan jarang. Atau berasal dari kata az-zay-a-zu dengan harokat kuat, karena harokat kuat dan menjadi kuat.
Jadi ada az-zay-a-zu, ada az-zay-a-zu. Kalau az-zay-a-zu ini makanya sedikit atau jarang, kalau az-zay-a-zu ini makanya kuat dan menjadi kuat. Dikatakan kemudian, mungkin karena hadis tersebut sedikit ataupun jarang.
Jarang kita menemukan hadis asis, atau mungkin karena kuatnya hadis tersebut, karena datangnya dari jalan yang lain atau jalur yang lain. Coba diberikan di alamat 17 di situ, di situ saya gambarkan, ya, Nabi Muhammad punya murid sohabi atau sohabat, sohabat punya murid dua orang, tapi mungkin tapiin ada gugro-gugro, ada adh-adh-tabiin juga begitu, ada... Sehul Musonet, yang burunya Muharrif al-Khadis, yang pertama Musonet, atau Muharrif al-Khadis. Di sini, karena prologinya ini dua orang, maka dinamakan apa? Khadis, Ahad, Ahadis.
Coba kita buka di halaman 18. Di situ ya, ada contoh yang saya kira sudah kita meletih. Waalaikumsalam Tidaklah Satu di antara kamu sekalian beriman kepada aku, sampai cintamu kepada aku ini melebihi daripada dirinya sendiri, kedua orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya. Kalau kita lihat hadis ini dalam 18, ini ada Anas bin Malik, punya murid dua orang, yaitu Abdul Aziz bin Suhaib dan Mota Aga.
Wadadah punya murid dua orang, yaitu Subah dan Hussein al-Mualim. Hussein al-Mualim punya murid Yahya bin Said, Yahya bin Said punya murid Musaddad, Musaddad punya murid Abu Khari. Kemudian Subah punya murid tiga orang, siapa saja itu, Yahya bin Said, Adam, dan Muhammad bin Jaafar.
Ya, Atta punya mulut Bukhori. Kemudian kalau kita belajar sebelahnya, itu ada Abdul Aziz bin Suhaib punya mulut dua orang, yaitu Abdul Walid dan Ismail bin Ulayak. Ya, Abdul Walid punya mulut Saiban, Saiban punya mulut Ibnu Agbi Saiban.
punya murid namanya muslim. Ismail Zulafi itu punya murid zuher, kemudian punya murid muslim. Jadi intinya apa? Kalau kita melihat jalur ini, maka yang paling sedikit siapa? Di sini ada Anas, ada Abdul Aziz bin Zuhair, ada Qudal Qadar.
Yang menjadi patukan itu bukan Anas bin Malik. Karena apa? Karena Anas ini adalah sahabat. Jadi sahabat itu satu atau dua menurut ahli sunnah.
Menurut sunni itu tidak ada masalah. Jadi menghitungnya dari siapa? Dari muridnya Anas Iman.
Dari siapa? Tapi ini Abdullah Zidin Sunnah bersama kota Aga. Kebawah terus. Karena yang paling sedikit dua orang yaitu Abdullah Zidin Sunnah dan kota Aga. Maka dikatakan apa?
Sebagai hadis aziz. Ini yang paham ya, jadi ini saya kira mudah sekali kalau kita melihat di halaman 18, ini akan tergambar dengan sangat jelas. Kemudian yang selanjutnya adalah hadis masbur, hadis ahad masbur.
Secara bahasa, masbur itu adalah si makbul, sahabu al-amro, atau aku mengumumkan suatu perkara. Ketika ia mengiarkan atau dinamakan demikian karena apa? Karena terangnya perkara tersebut.
Hadis ini dikatakan tiga orang atau lebih selama tidak mencapai tingkatan mutawatir. Tiga orang atau lebih tetapi tingkatan mutawatir. Coba diperhatikan di halaman 19 di situ, ini ada beberapa contoh. Ini gambaran saja, jadi shohabi punya mulia takbi'i, tiga orang, kemudian akhbar takbi'i minimal tiga orang sampai kepada muharrisul hadis, seperti itu.
Ini di halaman 20, di situ saya kasih contoh tentang hadis akhbar masyur. Qala Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam al-Muslim man salim al-Muslimun amin. Alhamdulillah. Ini rewatkan Bukhari dan Muslim.
Jadi orang Muslim itu siapa? Orang Muslim adalah orang Islam yang selamat dari nisad dan tanahnya. Di sini ada Jabir, ada Abu Musa, ada Abdullah bin Amr bin Ash.
Di halaman 20 diperhatikan di situ. Jadi Nabi Muhammad punya murid tiga orang sahabat, Jabir, Abu Musa, Abdullah bin Amr bin Ash. Masing-masing punya murid, Jabir punya murid Abu Zubair, Abu Musa punya murid Abu Burdah bin Abu Musa, Abdullah bin Amr bin As punya murid, Abdul Khair dan As-Safi.
Yang ditutupnya mana? Yang Abu Zubair, Abu Burdah bin Abu Musa, dan Abdul Khair dan As-Safi itu berarti 4 orang. Artinya apa? Ini masih bisa dikatakan, masyurkan apa? Minimal 3 orang.
Dan tidak mencapai tingkatan, kita akan lihat sebagaimana yang tadi sudah kita jelaskan. Jadi jelas ya, jadi hadis Ahad itu ada 3 macam, apa? Ahadurim, Ahad.
Apa? Aziz, Ahad, Mas Hur. Gitu ya. Ini contohnya ini. Ini beberapa contoh sudah disajelaskan.
Kemudian coba diperhatikan di halaman 21. Disitu ada beberapa contoh Ahad, Wurid Nisbi. Kita kembali lagi ke skema di halaman 9. itu ada warip mutlak ada warip nisbi di situ. Yang kita bicarakan tadi adalah warip mutlak. Sekarang warip nisbi, apa itu warip nisbi? Warip karena satu masalah, bukan jumlah jalur penyelamatannya.
Misalnya begini, ada seseorang, apa namanya, tempat berguruk kepada anaknya. Pada umumnya kan anak itu bergurau kepada anak. Seorang anak pada umumnya mencukupi bapaknya, tapi ini kebalikannya. Ini ada seorang bapak berguru kepada anak. Misalnya begini, Inna nabiyah, anna nabiyah sullah salam, Allah ma'ala sofiata, bitas bikin bantam.
Di sini ada wakil berguru kepada siapa? Bapak benwa ini. Jadi, Wael ini adalah anaknya Pak Hagar, tetapi Wael ini adalah ayahnya Pak Hagar, tetapi dia menjadi apa?
Menjadi murid anaknya. Jadi, menjadi murid anaknya. Jadi disini wakil, coba di elemen 21 disini lihat, wakil berguruh kepada Bagan bin Wakil, berguruh kepada Asyuri, berguruh kepada siapa? Anas bin Malik.
Maka ini suatu yang asing, goreng, goreng di sini. Ada juga disini ada Wurid pada Tempat yang tentu Misalnya dalam Al-Babu Dua Disitu ada seorang Siapa ini Seorang proi Itu semuanya adalah Penduduk Hasro Ya Misalnya Hadis Amarullah Rasulullah Anak roh Abi Fatihah Kitab Bumataya Surah Nabi itu memudahkan kepada kita untuk baca Al-Fatihah Surat yang mudah, surat yang gampang untuk dibaca Ini adalah hadisnya Tani Daud Ada peromnya Abu Walid Hamaq, Kota Tata, Gunadros, Sakit Cepat di dalam-dalam 22 Kuluhumin alil basro Semua ini adalah apa penduduk basro Maka bisa dikatakan ini asing, semua kroid ada pada bulu tertentu. Termasuk apa? Wurib, Wurib Nisbi, ya Wurib yang bukan Wurib dalam kejumlah, tetapi Wurib Nisbi, ya.
Saya kira demikian dulu berkuliah hari ini. Jadi kita hari ini telah bicara tentang hadis dari segi apa? Kuantitas jalur periwetannya, jumlah jalur periwetannya, ada akhat, ada belakat, ada tiga. Ada Wore, ada Aziz, ada Masgul, Muta Latir, ada Muta Buntat Latir. Demikian pula kita hari ini.
Selamat mengerjakan modul yang sudah saya sampaikan di halaman 24. Ada untuk uji kompetensi, silakan dikerjakan. Kurang lebih maaf. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.