Transcript for:
Kebijakan Etika dalam Perdagangan

Muhammad bin Sir ini salah satu ulama'tabi'in yang terkenal dengan keimanannya dan beliau ahli ta'wil mimpi. Pedagang di pasar. Suatu waktu beliau berdagang, kemudian ada dagangan. Dia ragu nih, syubahat. Ini kayaknya salah nih.

Ragu, cuma ragu, bimbang. Harganya 40 ribu dirham. Ini luar biasa jumlahnya. Ini bisa mungkin sampai puluhan juta.

mungkin 60-70 juta ditinggalin sama dia, gak jadi transaksi dia ragu, kalau sumbernya ini kayaknya haram nih ditinggalin sama dia satu pasar heboh padahal cuma dia yang memang punya peluang untuk mendapatkan keuntungan itu gak mau ditinggalin sama dia tersebar berita Muhammad bin Sirin meninggalkan 40 ribu dirham ini bukan hal yang ringan seorang pedagang tahu nih keuntungannya baiklah besok pagi kejadian ada satu orang transaksi di tokohnya ini Berikan uang Kurang dua dirham Kurang dua dirham Kata Ibn Sirin, demi Allah kau belum membayar dua dirham itu Kata orang itu Dua dirham, demi Allah saya sudah bayar Kata Ibn Sirin, demi Allah kau belum bayar Ribut nih Satu pasar sampai datang Lihat, ribut dengan dua dirham Lalu kata teman-temannya Waktu itu akhirnya orang ini Orang ini akhirnya membayar dua dirham Setelah itu Ibn Sirin berikan barangnya pergi Orang-orang pasar tanya Wahai Ibn Sirin kemarin Anda meninggalkan 40 ribu dirham karena syubhat, sekarang Anda bersumpah sama Allah karena mengejar 2 dirham apa kata Ibn Sirin orang yang mengenal Tuhannya, ini yang penting dia mengatakan demi Allah saya bersumpah karena saya tidak mau dia makan haram karena saya tahu itu haram bagi dia Dia tinggalkan 40 ribu dirham yang bisa dia dapatkan. Kadang-kadang kita, Allah nanti aja deh. Gampang nanti bakuatur kalau orang kita bilang. Biasa begitu. Tutup mata aja dulu, yang penting sekarang masuk dulu uangnya.

Lupa. Satu rupiah sudah cukup membuat anda masuk rumah sakit sebulan teman-teman, kalau haram. Hati-hati. Imam Nawawi rahimahullah. Imam Nawawi ini pernah mendengar berita tetangganya kambingnya hilang.

Tetangga dia bilang sama dia, kambing saya hilang, gak tau siapa yang ambil. Saya udah cari di tempat-tempat yang biasa saya gembalain gak ada. Berarti dicuri ini.

Imam Nawawi tidak beli kambing satu bulan. Nggak beli kambing. Semua kambing di pasar yang sudah mentah, yang sudah terpotong atau yang masih hidup dia tidak mau beli. Sampai dia pastikan kambing tetangganya sudah ada beritanya, mati atau memang dia temukan kembali. Sebulan dia nggak mau beli.

Takut nanti kalau yang dia beli itu kambing temannya yang hilang. Saking hati-hatinya menjaga hubungan dengan Allah. Bayangin nih.

Bagaimana dengan keadaan kita teman-teman? Semua dianggap remeh nih. Dari makanan, dari minuman, dari pakaian.

Yang penting pakai saja, yang penting makan saja. Subhanallah. Semua ada tanggung jawab nih. Harus hati-hati menjaga hubungan dengan Allah subhanahu wa ta'ala.