Transcript for:
Pengenalan Tata Nama Senyawa Kimia

Assalamualaikum, halo adik-adik, ketemu lagi dengan kakak di channel Kimatika. Di video kali ini kita akan belajar materi kimia kelas 10 yaitu tentang tata nama senyawa kimia. Dimana pada bagian ini yang akan kita bahas adalah tata nama senyawa poliatom, senyawa asam, dan senyawa basah. Baik langsung saja kita mulai, yang pertama adalah tata nama senyawa poliatom. Apa itu senyawa poliatom? Senyawa poliatom adalah senyawa yang terbentuk dari ion poliatom. Kemudian, ion poliatom itu sendiri adalah ion yang terbentuk lebih dari satu jenis atom. Contoh, ion NO3-. Ion NO3-ini disebut dengan ion poliatom karena memiliki lebih dari satu jenis atom, yaitu atom N dan atom O. Oke, jelas ya? Senyawa poliatom. merupakan senyawa ion. Kenapa? Karena senyawa poliatom mengandung ion positif atau disebut juga dengan kation dan mengandung ion negatif atau disebut juga dengan anion. Jadi, aturan penamaan untuk senyawa poliatom langsung kita sebutkan saja nama kation dan nama anionnya. Nah, sekarang masalahnya adalah bagaimana cara menentukan nama kation dan juga nama anion. Nah perhatikan, ion positif atau kation ada tiga jenis ya. Ada kation yang berasal dari logam A atau golongan utama, ada kation yang berasal dari logam B atau transisi, kemudian ada kation poliatom. Jadi kation yang terbentuk lebih dari satu jenis atom. Jika kationnya berasal dari logam A atau logam golongan utama, maka penamaannya tinggal langsung sebutkan saja nama logamnya. Contoh, ion Na+. Na+, ini adalah ion yang berasal dari logam A, tepatnya golongan 1. Berarti langsung sebutkan saja namanya yaitu Natrium. Contoh yang lain, misal ion Ca2+. Ion Ca+, adalah ion yang berasal dari logam 2A. Berarti langsung sebutkan saja namanya yaitu Kalsium. Jelas ya? Nah kemudian apabila kationnya berasal dari logam B atau logam golongan transisi, maka penamaannya harus diikuti dengan jumlah bilangan oksidasi atau muatannya. Contoh ion Fe3+, berarti tulis namanya Fe adalah besi, diikuti dengan bilangan oksidasi atau muatannya. Muatannya ada tiga ya, muatan ini dibuat dalam bentuk angka romawi dan di dalam kurung. Contoh yang lain, misal ion Cu2+. Cu adalah tembaga, kemudian bilangan oksidasi atau muatannya positif 2. Jadi kita tulis di sini 2 dalam angka Romawi. Oke, jelas ya? Kemudian untuk kation poliatom, nama serta muatannya harus dihafal ya. Contoh ion NH4+, namanya adalah amonium. Oke, sekarang kita lanjut ke jenis-jenis ion negatif atau anion. Untuk anion, ada dua jenis. Ada anion non-logam, ini maksudnya adalah anion yang terbentuk dari satu jenis atom atau monoatom ya. Kemudian ada anion polyatom. Anion non-logam A umumnya berasal dari golongan 4A sampai dengan 8A. Untuk penamaannya, sesuai dengan nama non-logamnya ya, tetapi akhirnya diberi atau diganti dengan kata ida. Contoh, ion N3-. Namanya adalah nitrida. Contoh lain misal ion Cl-namanya adalah klorida. Berikutnya, anion poliatom. Sama seperti kation poliatom, jenis-jenis anion poliatom ini harus dihafalkan nama beserta muatannya. Contoh, ion SO4-2-namanya adalah sulfat, SO3-2-namanya sulfit, NO3-namanya nitrat, NO2-namanya adalah nitrit. Nah, untuk nama anion poliatom lainnya, adik-adik bisa lihat di tabel ini ya. Oke, sekarang kita lanjut ke contoh soal. Tentukan nama dari senyawa berikut. Yang pertama adalah NaNO3. NaNO3 terbentuk dari logam A yang membentuk ion Na+, dan anion NO3-. Berarti langsung saja kita tulis nama logamnya yaitu Natrium plus nama anionnya yaitu Nitrat. Jadi Natrium Nitrat. Kemudian untuk CaCO3. Nah si Ca ini juga berasal dari golongan A atau golongan utama yang membentuk ion Ca2+, kenapa? Karena dia golongan 2 dan anionnya adalah CO3 yang memiliki muatan 2-. Jadi namanya juga langsung kita tulis. Nama kationnya yaitu kalsium, nama anionnya adalah karbonat, jadi kalsium karbonat. Berikutnya senyawa Fe2SO4 3x. Nah, karena si Fe ini berasal dari golongan B, berarti namanya harus diikuti dengan penulisan bilangan oksidasi atau muatannya. Berarti kita harus tentukan dulu berapa bilangan oksidasinya ya. Caranya... Bisa kita langsung buat reaksi ionisasinya, berarti Fe2SO43 kali ini menghasilkan Fe sebanyak 2, 2-nya kita tulis di depan, kemudian SO4 sebanyak 3, 3-nya kita tulis di depan. Kemudian untuk muatan, kita sesuaikan dengan muatan yang sudah tetap, yaitu SO4. SO4 ini selalu memiliki muatan 2-. Sekarang kita samakan ya, muatan posisi. Positif dan muatan negatif. Muatan negatifnya ada 6, berarti positifnya juga harus ada 6. Supaya jadi 6, di sini kita tulis 3 plus. Oke, jadi sudah sesuai ya. Positifnya ada 6, negatifnya juga ada 6. Ini dikali, 2 kali 3 plus, 3 dikali 2 min. Jadi, bilangan oksidasi dari Fe adalah plus 3, maka namanya adalah besi 3 sulfat. Lanjut untuk senyawa NH4Cl. Senyawa NH4Cl terdiri dari kation poliatom, yaitu NH4+, dan anion Cl-. Berarti namanya adalah amonium klorida. Lalu untuk senyawa NH4 2 kali SO4, kationnya juga NH4+, anionnya adalah SO4 2 min. Kationnya ada 2. Jadi ini namanya adalah amonium sulfat. Jelas ya? Sekarang kita lanjut ke contoh yang kedua. Tentukan rumus kimia dari nama senyawa berikut. Yang pertama adalah aluminium karbonat. Caranya kita tentukan masing-masing dari nama kation sama anionnya. Untuk aluminium, karena dia golongan 3A, golongan utama berarti Al dan muatannya adalah 3+, sesuai golongannya ya. Nah untuk karbonat, adik-adik bisa lihat di tabel, karbonat itu lambangnya adalah CO3, muatannya adalah 2 min. Nah ini tinggal kita gabungkan saja, sama seperti pembentukan senyawa ion ya, jumlah muatannya harus sama, atau cara cepatnya tinggal dikali silang saja, jadi Al-nya ada 2. CO3-nya harus ada 3, berarti senyawanya atau rumus kimianya adalah Al2CO3 3 kali. Berikutnya untuk senyawa natrium fosfat. Natrium berasal dari golongan A, lambangnya adalah Na, muatannya positif 1 karena golongan 1. Fosfat, lihat di tabel. Rumusnya adalah PO4, muatannya adalah 3 min. Oke, kita gabungkan. Na-nya 3, PO4-nya 1. 1 tidak perlu ditulis. Jadi di sini ada 3 ya Na-nya dari angka atau dari muatan PO4. Lanjut, amonium bromida. Amonium itu lambangnya adalah NH4+. Sedangkan bromida adalah Br-. Kita gabungkan, jumlah muatannya sudah sama, berarti NH4-nya 1, Br-nya 1. Tidak perlu ditulis satunya. Lanjut, tembaga 2-sulfat. Tembaga, lambangnya adalah Cu. Di sini dibuat biloks atau muatannya 2, berarti muatannya di sini 2+. Sedangkan sulfat, lambangnya adalah SO4-2. Tinggal kita gabung, muatannya sudah sama, jadi langsung saja tulis Cu-nya 1, SO4-nya 1. Berikutnya, amonium thiosulfat. Amonium adalah NH4+. Tiosulfat adalah S2O3 2 min. Kita gabungkan, karena jumlah muatan belum sama, kita samakan dulu ya. Berarti NH4 plusnya harus ada 2, S2O3nya 1. Jadinya NH4 2 kali, S2O3 2 kali. O3. Oke, bisa dipahami ya? Sekarang kita lanjut ke tata nama senyawa asam. Senyawa asam adalah senyawa yang dapat melepaskan ion H+, dalam melarutannya. Contoh, HCl. Jika HCl dilarutkan ke dalam air, maka akan melepaskan ion H+, dan ion Cl-. Artinya, setiap senyawa asam akan melepaskan ion H+, dan anion dalam larutannya. Untuk ion H+, itu diberi nama asam. Sedangkan untuk anion, itu kan ada dua jenis lagi. Ada monoatom. atau non-logam ya, ion yang berasal dari non-logam, kemudian ada anion poliatom. Nah, untuk penamaannya sesuai dengan penamaan anion yang sudah kita bahas sebelumnya ya. Jadi, aturan penamaan untuk senyawa asam adalah tulis asam, Kemudian tulis namaan ion. Contoh H2SO4. H2SO4 mengandung ion H+, yaitu sebanyak 2 ya, dan mengandung ion SO4 2-. Berarti namanya adalah asam. SO42-sulfat. Jadi asam sulfat. Contoh yang lain, misal HCN. HCN apabila dilarutkan akan melepaskan ion H+, dan ion CN-. H+, dibaca asam. Anionnya adalah CN-, lihat di tabel, namanya adalah cyanida. Jadi, HCN itu namanya asam cyanida. Nah, sekarang kebalikannya. Bagaimana membuat rumus kimia jika nama asamnya diketahui? Contoh, asam nitrat. Asam, lembangnya adalah H+, nitrat, lihat di tabel, lembangnya adalah NO3-. Nah, tinggal kita gabungkan saja, H+, ditambah NO3-, muatannya sudah sama, berarti H+,nya 1, H-nya 1, NO3-,nya 1, jadinya H-. NO3. Oke jelas ya? Kita lanjut lagi ke tata nama senyawa basah. Senyawa basah adalah senyawa yang dapat melepaskan ion OH-min dalam larutannya. Contoh NaOH. NaOH apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion Na+, dan ion OH-min. Artinya, setiap senyawa basah akan melepaskan ion positif atau kation dan ion ohamin. Untuk jenis-jenis kation beserta namanya, sebelumnya sudah kita bahas ya. Kemudian untuk ohamin, itu namanya adalah hidroksida. Jadi, aturan penamaan untuk senyawa basah adalah Tulis nama kationnya dan hidroksida. Contoh LiOH. Perhatikan, kation dari LiOH adalah Li, Li+, ya, dan anionnya adalah OH-. Nah, karena Li berasal dari golongan 1A, berarti langsung saja tulis namanya, yaitu litium, OH-adalah hidroksida. Jadi LiOH adalah litium hidroksida. Contoh yang lain misal FeOH 2x. Senyawa FeOH 2x mengandung kation Fe dan anion OH-. Ohaminnya ada 2, berarti muatan kation Fe-nya bisa kita tentukan, kita sesuaikan ya, negatifnya ada 2, berarti positifnya juga harus ada 2. Nah, karena Fe berasal dari golongan transisi atau golongan B, berarti penamaannya diikuti dengan bilangan oksidasi atau muatannya, yaitu 2. Kemudian, ohamin hidroksida. Nah sekarang sebaliknya, namanya diketahui kita mau tentukan rumus kimianya, yaitu timah 2-hidroksida. Timah lambangnya adalah SN. Di sini ada 2, berarti muatan atau bilangan oksidasinya adalah positif 2. Hidroksida adalah OH-, muatannya min 1. Nah, ini tinggal kita gabungkan saja. Muatannya kita samakan dulu. SN2 plus OH min berarti SNnya 1, OH minnya 2. Jadinya SNOH 2 kali. Oke, cukup jelas ya? Nah, sekian dulu untuk video kali ini. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.