Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah Insyaallah kita keteruskan Seri kajian kita berkaitan dengan Ibu Bayan, Lamasat Bayaniah dalam surah Al-Fatihah Minggu lepas kita telah pelajari yang terakhir yang ditentang rahasia Domi Rujamai Bambir jama' yakni mutakalim al-ghair dalam kalimat na'budu dan astainu menggunakan bambir mutakalim al-ghair bukan iya ke-akbud wa iya ke-astain tapi digunakan Iyaka Na'bud Dalam lafad Jama' Atau Mutakalim Al-Ghayr Ini karena Iyaka A'bud Katalah kalau kita baca Iyaka A'bud Hanya padamu Ya Allah aku menyembah Lakan Adalika Takapuran Maka yang semua itu akan memberikan kesan kesobongan Karena seakan-akan seolah-olah bila dia kata Iyaka abud Seakan-akan dia berkata Allah ana al-abid Ya Allah, akulah yang menyembahmu Akulah yang menyembahmu Sedangkan dalam hakikatnya kita bukan satu-satunya penyebab Allah Tapi kita hanyalah salah seorang daripada penyebab-penyebab Allah Kalau kita kata ia keakbud, maka ini memberi kesan takabur Akan dikau ya Allah aku menyebab Ayat ini sama dengan Ana al-Aabil Ya Allah akulah yang menyebab Sedangkan kita bukan satu-satunya Yang menyebab Allah Tapi kita hanyalah salah seorang daripada penyebab-penyebab Allah Jadi untuk menghilangkan kesan kesumbungan pada diri si pengucap, si mutakallim, maka ia digunakan nomil mutakallim al-ghaim. Itu kata al-Razi Jadi al-awwal Bila dikatakan ia a'bud Itu namanya takabur Sementara Ia ka na'bud Itu tawadud Sedangkan man tawadu'a lillah rufa'u'ullah Sesiapa yang merendahkan diri di hadapan Allah Maka Allah akan naikkan dajahnya Wa man takab para wadu'a'u'ullah Dan sesiapa yang menyumbungkan diri di hadapan Allah Allah akan merendahkannya Allah akan merendahkannya Itu yang terakhir yang kita pemerintah Dan juga telah disampaikan Takdim iyaka atas nabud Dan takdim iyaka atas nasta'in Jadi dalam bahasa Arabnya, dalam bahasa Bayannya, jadi takdimul ma'mul alal amil. Didahulukannya ma'mul atas amil. Ma'mul itu yang objek, amil itu si pelaku. Jadi iya kan...
Jadi objek makmulnya didahulukan atas nak budu Sedangkan susunan biasa nak buduka Jadi pelaku subjek mesti mendahulukan objek Didahulukan itu telah kita faham bersama Yang ini fadanya untuk al-hasru Untuk pembatasan Sehingga kalimat ijaka nakbudu Menunjukkan makna keikhlasan Ketulusan atau dalam bahasa akidah namanya Tauhid setuju, bila seseorang sudah membaca Iyaka Na'budu, tidak boleh tidak ikhlas bila sudah membaca Iyaka Na'budu, Iyaka Nasna'in dalam hidup tidak boleh tidak ikhlas dalam semua hal artinya, jika ia Masih tidak ikhlas dalam semua hal Sedangkan kita telah mengucapkan Iyaka nak budu Ya, mana iyaka nak budu kita hanya dalam ucapan Belum dalam tindakan Sehingga Berbeza antara ucapan dengan tindakan Tidak menyatunya tindakan dalam Tidak menyatunya tindakan dengan ucapan Itulah yang dimurka oleh Allah كَبُرَ مَكْتًا أَنْتَكُ لُمَا لَا تَفْعَلُونَ Cukup besar kemurkaan Allah Kamu menyatakan sesuatu yang kamu tidak buat Itu bahasa balarohnya Yakni tidak menyatukan ucapan dengan tindakan Dan itu adalah ciri khas sebetulnya kalau kita lihat dalam Al-Quran, itu ciri utama sifat munafik. Memang tidak susah atau tidak mudah. Tidak mudah untuk melaksanakan Tapi satu kewajiban Itulah rahasia didahulukannya Iyaka atas nak buduh Dan iyaka atas nain Atau dalam bahasa berbahasa Takdimul ma'mul Alal amil Didahulukannya ma'mul Atas amilnya Al hasru Pembatasan Dari segi balagoh, faidahnya lil hasri, al hasro Dari segi akidah, untuk mendapatkan tawhid Memberi makna tawhid Dari segi ikhsan, untuk membawa makna ikhlas Dari segi fiqah, fiqah hanya cerita hukum, hukumnya wajib Begitulah sebetulnya satu-satu kalimat mempunyai makna yang dari sebagai aspek melihat dari sudut fikahnya, daripada akidahnya, dan juga daripada ikhsannya itu bayan Sekarang kita lihat Yang ini kemasikan mat Iyaka na'bud wa iyaka nasta'in Didahulukannya Iyaka na'budu Atas iyaka Nasta'in Didahulukan Iyaka na'budu atas Iyaka nasta'in Tidak boleh dibalik iyaka nasta'in Wa iyaka na'budu Jadi saya letakkan tajuk Asraru taqdimillah ibadah alal isti'anah Asraru taqdimillah ibadah alal isti'anah Rahsia didahulukannya ibadah Iyakannabun Atas al-istianah Atas iyaka nastain Nah disini kerja ilmu bayan Bukan kerja ilmu fiqah Bukan kerja ilmu tafsir Bukan kerja ilmu nahu Apa rahasia didahulukannya al-ibadah iya kanabut atas al-isti'anah iya ka nastainu Dari segi ilmu bayan, dari segi lama sat bayaniyah mempunyai rahasia-rahasia yang luar biasa Yang diharapkan bila kita mengucapkan, membaca Iyaka Naqbud, Iyaka Nashtahin Kita berusaha memahami dan seterusnya menjadikan Fahman itu sebagai panduan dalam hidup Walaupun sangat banyak, tetapi ini yang terpenting Saya akan sampaikan ada enam Ini yang terpenting Yang pertama sekali Rahsia didahulukannya Al-ibadah Atas al-istianah Yang pertama ialah karena al-ibadah Sebagai al-ghayah Goyah Sedangkan al-isti'anah hanya sebagai al-wasail Wasail Ibadah sebagai goyah, sementara isti'anah sebagai wasail Ibadah sebagai goyah, goyah itu tujuan sebagai tujuan kita diciptakan wa ma kholaktul jinna wal insa illa li'abudun tujuan kita diciptakan yang ini hanya untuk ibadah, Sementara istianah memohon sesuatu kepada Allah Istianah akan meminta memohon sesuatu kepada Allah Yang kita minta daripada Allah Itu hanyalah wasail, wasilah Alat Ia sebagai alat, bukan tujuan Yang kita minta apa?
Minta sehat Minta apa? Minta rezeki Minta apa? Minta itu, minta ini Apa yang kita minta daripada Allah itu sebenarnya wasilah, wasail Bukan tujuan Sebab itu goyah tentu lebih penting daripada wasail Walaupun wasail juga penting untuk mencapai goyah Sebanyak manapun wasilah yang Allah berikan Kepada seorang hambanya Jika hamba itu tidak mencapai goyah penciptaannya Maka hidupnya pasti sesat Wasilah yang Allah berikan, Nibman Ibu Barakan, hanya menambahkan bebanan di akhirat Sebaliknya, jika seorang yang telah mencapai goyah Hidupnya telah mencapai goyah, tujuan ia diciptakan Maka wasilah wasail saya itu pasti dirasai tidak atau kurang penting Seseorang yang sudah mencapai goyah Pasti wasail dilihatnya kurang bernilai, kurang penting, atau mungkin sudah tidak penting Sebetulnya sahabat-sahabat nabi atas didikan rasulullah s.a.w Mereka amat-amat mengutamakan dalam hidup ini sebagai goyah Mereka tidak rasa keberatan walaupun sedikit Tidak rasa berat walaupun sedikit seberat darah Ketika Allah suruh mereka mengorbankan wasail Bagi mencapai goyah Lihat Abu Bakar, lihat Ausman, lihat Tiba-tiba wasail Begitu kecil sekali, remeh sekali harga dan nilainya Bila seseorang ingin menggunakannya Untuk mencapai goyah Sebaliknya, jika orang tidak tahu apa goyah hidupnya Maka nilai wasail pasti sangat-sangat besar Al-Quran kata وَإِلُّ لِكُلِّهُمْ عَزْتِ اللُّ مَزَهُ الَّذِي جَمَعَ مَا لَوْ وَعْدَدَهُ Ayat itu cerita tentang orang bakhil Orang bakhil, orang yang melihat setiap wasilah yang Allah berikan amat-amat berharga Bahkan mungkin paling berharga dalam hidupnya Wahai hanya wasilah Soalnya itu Allah kata jama'a malan Menghimpunkan Harta Disitu gunakan isim nakirah Dan malan dalam jama'a malan Dalam ayat itu Nakirah Membawa makna takril Sedikit Nakiroh juga bermakna taksil banyak Artinya apa?
Orang bahir melihat harta Walaupun nilai harta itu sebenarnya sedikit Tapi dalam mata, apa namanya? Besok Botol plastik, botol minuman Itu berapa senarganya? Berapa nilainya?
Bekasnya bukan airnya. 5 sen. Nilai ekonominya kecil. Tetapi di mata si bakhil, besar nilainya.
Soalnya itu sanggup kumpul-kumpul-kumpul ini, walaupun dia sudah banyak simpanannya. Itu bukan pasal rajin bekerja. Bakhil. Itulah maksud malam Akhirnya Goyah hidupnya tak kemana Sebab ini dah jadikan goyah Beza dengan orang dermawan Orang dermawan Tahu goyahnya Yakni Al-ibadah Setelah itu jika Allah Ketika Allah suruh mereka mengorbankan Wasilahnya Ya mereka begitu Nilai wasail tiba-tiba menjadi sangat kecil di mata dermawan Tapi wasail nilainya begitu besar sekali di mata siloke Jadi seberapa besar nilai suatu wasail di mata seseorang bergantung Bergantung sama ada orang itu melihat goyah hidupnya ataupun belum Semakin jelas, semakin nampak, semakin yakin goyahnya untuk ibadah Nilai wasail yang Anuh gurahkan menjadi sangat kecil Sehingga dia tidak berat hati untuk mengorbankannya Itu pertama Goyah Ibadah Goya Istiana Hanyalah Wasail Yang tadi saya nyatakan, keduanya penting. Tapi wasail, karena ia hanya wasilah, hendaklah digunakan untuk mencapai tujuan.
Bahkan, jika seseorang telah mencapai gaya tul hayat, tujuan penciptaan, gaya tul halki, pasti wasail sudah tidak lagi berarti baginya. sudah tidak berarti lagi baginya atau orang yang ingin mencapai wayah tapi saya itu belum berjaya tiba-tiba wasail tidak ada artinya Dalam Quran banyak sekali, bila orang dekat nak mati yang belum sempat menghubungkan bekalan dia ingin tambahan masa daripada Allah, nak sedekat semua kekayaannya tiba-tiba hartanya yang selama disayangi, tiba-tiba tak ada artinya aku nak bagi semua, ya Allah habis semua tiba-tiba hilang tiba-tiba ingin jadi dermawan dermawan muncul Ya, tiba-tiba ingin jadi doa kemujuan Ini yang pertama Yang pertama Jadi penting sekali untuk difahami begitu Ini sebagai panduan hidup Jangan kurbankan goyah Hanya inginkan wasilah Sebenarnya agama suruh kita kurbankan wasail Demi mencapai goyah Susunan ini konsisten dalam Al-Quran Di dalam surah Ad-Dariyat Di sana disebutkan Surah Ad-Dariyat daripada 56 hingga 58 56 hingga 58 Ayat 56 Surah Dariyat berfirman Awadulillahimnashaytanirrojim Wama khalaqtul jinnah walinsa illa liya'budun Aku tidak ciptakan jinn dan manusia Cuali melainkan semata-mata Supaya mereka beribadah pada aku Ibadah itu adalah tujuan Allah mencipta kita Goyah, 5-6 nya dan supaya manusia ini tidak terganggu tidak terganggu, tidak ada khawatir supaya tenang melaksanakan tujuan diciptakan jadi ibadah Allah Beritahu pada mereka dalam ayat 57. Aku cipta kamu hanya untuk ibadah. Yang lainnya kamu jangan risau. Sebab ma'uridu minhum miriskin.
Allah kata, aku tidak menginginkan daripada mereka rezeki. Aku tak minta rezeki daripada mereka. Wa ma'uridu ayut imun. Dan aku pun tidak menginginkan dia menghendaki mereka bagi aku makan.
Aku tak minta dari mereka rezeki. Dan aku tidak minta mereka makanan. Mungkin manusia akan tanya, ya Allah jika tujuan hidup aku hanya untuk beribadah, bagaimana makan minumku?
Allah kata, inna allaha warrazzab, sesuai Allah lah yang maha marzi. Maknanya wasail itu jaminan Allah. Al-Wasa'il itu bisa menjadi jaminan Allah buat hambanya sementara manusia disuruh Allah, dibajukan Allah untuk murid tumpuan mencapai gaya ini rahasia pertama seucapkan ini pertama ini kena melekat dalam hati kita, itu menjadi paduan oh iya jika dalam kehidupan kita tiba-tiba disuruh memilih dihadapkan keadaan pilihan bila kita mengutamakan hak Allah Maka kita kehilangan wasail yang kita inginkan Tapi bila kita inginkan wasilah Maka Allah kita gagal menerikannya Pilihlah yang pertama Pedih memang, pahit memang, tapi begitulah tuntutan Iyakana'budu'ayakana'sta'in Karena, saya katakan tadi, Iyakana'budu'ayakana'sta'in Bila orang sudah kata Iyakana'budu'ayakana'sta'in Tidak boleh lagi tidak ikhlas dalam hidup Tidak boleh lagi tidak ikhlas dalam hidup Karena itu Tauhid, Al-Hasru Sehingga kita dituntut dalam setiap tindakan Mesti menyatu antara ucapan dan tindakan Bukan yang diucap lain tindakannya berbeza Tindakan lain Itu bukan muahid Yang kedua Iyaka nabut atau al-ibadah yakni yang kedua muta'allik bil-uluhiyah Muta'allikun bil-uluhiyah Sementara al-isni'anah Iyaka nasna'in muta'allikun bil-rububiyah Iyaka na'bud al-ibadah itu berkaitan dengan uluhiyah Allah Hak uluhiyah Sementara iyaka nasta'in al-isni'anah itu berkaitan mu'atalib dengan sifat rububiyah Allah Sifat rububiyah Allah Maka dalam kehidupan Memberikan apa yang jadi hak uluhiyah Allah Itu lebih penting Lebih utama Daripada mengharapkan Kesan rububiah Allah Hak uluhiyah La ilaha illallah La ilaha illallah Uluhiyah itu tidaklah diutamakan, didahulukan daripada sifat rububiyah Orang kafir Quraish mengakui Allah swt-nya Orang kafir Quraish mengakui Allah swt-nya Tetapi mereka tidak di memberikan apa yang dihak uluhiyah Sebab itu masih kekal dalam neraka Kekal dalam neraka Orang yang telah memberikan hak uluhiyah Allah Pasti ia mengakui sifat rububiahnya Pasti Tetapi orang yang mengakui sifat rububi Allah belum tentu ia mengakui hak unuhi Allah semuanya saya sampaikan ini ringkasan tidak ada ulasan setiap kalimat itu ringkasannya tidak ada penjelasan ulasannya jadi tidak perlu ringkaskan lagi itu ringkasannya Yang kedua, jadi ibadah itu kaitannya dengan uluhiyah Sementara istihanah kaitannya dengan rububiah Allah Hak uluhiyah tidaklah didahulukan, diutamakan atas rububiah Sebab, saya tadi, jika orang telah memberikan apa yang jadi hak uluh ya Allah, pasti ia mempercayai sifat rububiahnya. Berbeza dengan orang yang walaupun mengakui sifat rububiah Allah, contohnya orang kafir musyrik, mereka mengakui Allah yang cipta segala-galanya, Allah yang memberikan segala-galanya, tetapi mereka tidak mempercayai. Memberikan apa jadi?
Hak uluhiyah Bila menyembahnya pada yang lain Bila bersyukurnya pada yang lain Bila berdoa pada yang lain Walhad mereka mengakui Yang bagi itu Allah Yang turunkan hujan kata mereka Allah, maknanya mereka mengakui rububi Allah Tapi mereka menyembahnya kepada selain Allah Sedangkan menyembah ibadah itu hak Sehingga kalau orang hanya mengakui rububi Allah tapi tidak memberikan hak uluhiyah Tempatnya masih kekal di dalam neraka Sebaliknya jika orang telah memberikan abadiahul hiyah pasti Pasti Dia juga meyakini akan sifat rububiahnya Tidak mungkin ia mengabdikan diri hanya pada Allah Kemudian dia tidak percaya bahwa Allah yang mencipta alam semesta Mustahil Tidak mungkin orang itu menyembah Allah Tapi tidak percaya bahwa Allah yang mencipta dirinya Itu mustahil Tapi kalau orang yang mengakui bahwa Allah yang menciptakan dirinya, belum tentu dia menyembah Allah. Belum tentu. Jadi orang yang menyembah Allah, pastilah ia bila memohonnya kepada Allah. Tapi orang yang memohon pada Allah, belum tentu menyembah Allah. Banyak orang yang berdoa, tapi yang disembah bukan Allah.
Bila yang disebah Allah, pasti berdoanya pada Allah Itu kenapa ibadah lebih utama, maksud saya didahulukan Atas isti'ana Yang ketiga, ibadah itu kismurrabbi Sementara al-isnihanah Qismul abdi Secara ringkas, ini ringkasan Sebab bukan tafsir, jadi ini Bayanat-bayanat Lamasat bayaniyat Jadi kalau tafsirnya jadi panjang Yang ketiga bahasanya ibarat itu Kismurrabbi Habuan bahagian Allah Sementara al-isni'anah Kismulabdi Bahagian habuan bagi Hamba Ingat ketika seorang hamba Membaca Mengucapkan iya kanakbud Wa iya kanasta'in Kata Nabi SAW Allah berfirman Begitu kita mengucapkan Iyaka nabut wa iyaka rasta'in Dalam hadis Nabi Allah akan menjawab Antara aku dan antara hambaku Dan bagi hambaku apa yang dia minta Maksudnya separuh buat Allah Separuh buat hamba Iyakannabut itu bagian Allah Iyakannabut Iyakannabut Iyakannasna'in itu untuk kita Kan kita mohon sesuatu Untuk kita pada Allah Untuk kepentingan kita Sedangkan ia kanakbot, itu jadi bagian Allah Dan memberikan apa yang jadi hak Allah Itu lebih penting dalam hidup Daripada mendapatkan apa yang jadi habuan kita Apa yang jadi habuan kita Ya sebagai contoh lah ya mas Ilham Sehat itu hak Allah, kismurrabi atau kismulabdi, sehat Sehat Kismulabdi Sehat, sakit, senang, susah, kenyang, lapar Dan selanjutnya Kemudian masa kita sehat, kita sakit, maksudnya Masa sehat kita suruh bersyukur Masa sakit kita suruh bersabar Syukur dan sabar, itu kismul abdi atau kismul rab Syukur, sabar Kismul rab Kismul rab Sekarang, mana yang patut kita dahulukan? Syukurkah atau sehatnya? Sabarkah atau persakitnya? Pertanyaan itu maksudnya, mana yang lebih kita utamakan? Kita mensyukuri nikmatnya Atau nikmat itu yang lebih utama?
Syukur Bukan nikmatnya Ya Syukuri nikmat, bukan nikmatnya Sekarang, mana yang lebih kita khawatirkan? Yang lebih kita takutkan Kita ditimpa sakit Susah itu Atau kita tak mampu bersabar bila sakit Tak mampu sabar itu lebih patut kita lebih khawatirkan Baik, itu pegangan kita dan kita sudah paham Tinggal kita amalkan Jadi sekadar sakit jangan takut Setuju, bila sakit jangan cepat-cepat minta sembuh Saya tak kata tak boleh Jangan cepat-cepat, jangan buru-buru Karena apa? Yang patut kita minta bila kita sakit Yang patut kita utamakan dalam doa Bila mula-mula sakit Mohon kepada Allah Agar Allah bagi kita kemampuan, kekuatan untuk bersabar Sebab petanya begini Kita sakit Kemudian kita sembuh Minta sembuh Dan Allah bagi sembuh Karena hanya sekejap sakitnya Sedangkan sakit yang Allah berikan pada kita itu Tujunya untuk menghapuskan dosa kita Itu Nabi yang kata, bukan saya kata Suka atau tak suka, percaya atau tidak, sakit, ya Allah tiba pada orang mu'min untuk menghapuskan dosa atau mengangkat Itu sabda Nabi Itu kena diyakini betul Sekarang, apa untungnya Apa untungnya bagi kita? Kita cepat sembuh Sedangkan dosa belum terampun Dan apa ruginya?
Kita lambat sembuh Tapi dosa terampun Disitulah nanti pertanyaannya Kalau kita buat pertanyaan begitu dan kemudian kita jawab, Oh, kalau begitu saya lebih pilih, ya Allah, hambamu lebih suka memilih dosa terampun, bukan sembuhnya. Sebab itu dia tidak segera minta sembuh. Jika dia yakin bahwa sakit itu tujuannya untuk...
Tapi bagi orang yang pikir, yang mengutamkan wasilah, Ya Allah, saya nasyarak, nak sehat juga, tak tahan sakit. Tapi terhapusnya dosa itu, hak aku, kata Allah, itu adalah ibadah. Tak kira ibadah-ibadah, tapi saya nak...
Nah, ia kena budunya menjadi kosong, gitu lah. Ia kena budu, ia kena sa'in menjadi kosong. Tidak lagi menyatu antara ucapan dan tindakan. Itu maksud saya. Jadi sebenarnya maknanya sangat-sangat dalam sekali.
Sangat-sangat dalam. Kenapa Yang nakbut itu Kismurab Al-isnihanah Kismurabdi Dan kismurab tidaklah didahulukan Diutamakan Sabar itu kismurab Sakit sehat itu kismurabdi Orang yang faham akan ia kanakbut pasti lebih suka dusanya terampun, darjahnya ditingkatkan daripada sehat. Jikalah memang tujuan Allah bagi kita sakit itu untuk menghapuskan dosa.
Atau mengangkat darjah Baginya tidak rugi sedikit pun Walaupun sakit berbulan-bulan Asal dosanya terhapus Janji darjahnya naik Itu orang yang paham Iyakana bud baru iya Tapi yang bacanya terbalik Ya Allah tak tahan Dua hari boleh lah Tiga bulan tak nak Janji sehat Tapi kalau kamu sehat sekarang Dosa kamu tak ampun Tak ampun pun tak apalah Janji sehat Mungkin tidak ada orang berani kata begitu Mungkin Mungkin atau saya yakin tidak ada orang berani cakap begitu. Tetapi jika hatinya telintas, lebih suka cepat semuanya daripada terampun, itulah sebetulnya dimaksudkan. Dan Allah menilai yang dalam hati itu bukan yang diucapkan. Mana ada orang berani mengucapkan, ya Allah, abamu lebih suka sehat daripada abun dusa. Tak ada.
Sejail-jail orang tidak ada. Tapi boleh jadi telintas dalam hati. Dan dalam itu sudah dikira oleh Allah SWT. Inilah Iyaka Na'bud Wa Iyaka Nasna'in Jadi bukan hanya suka-suka didalukan ibadah Maknanya sangat dalam Lamasat Bayaniya Kismul Abdi Apa yang menjadi bagian yang menjadi hafah Allah Yang satu Iyaka Nasna'in Itu Kismul Abdi Iyaka Na'bud Kismul Sebab itu tadi saya katakan Begitu seseorang mengucapkan Iyaka na'bud wa iyaka nasta'in Nabi kata Allah menjawab Hatha bayni wa bayna abdi Ini adalah Antara aku dan antara hambaku Maknanya separuh yang pertama itu Iyaka na'bud itu untuk aku kata Allah Itu aku Wa iyaka nasta'in itu untuk kamu Wali abdi mas'al dan bagi hambaku apa yang dia nak minta Itu yang ketiga Yang keempat Iyaka na'bud Ashukru bini matillah Ashukru bini matillah Inilah masyarakat bayaniya yang bukan tafsir jadi saya ringkaskan Kalau tafsirnya setiap satu poin itu panjang, satu siri.
Betul? Setiap satu poin itu kalau pelajaran tafsir tadabur satu siri. Jadi kalau satu itu katalah sebulan sekali maknanya makan setengah tahun.
Kalau pengajian setahun sekali, enam tahun. Tapi yang ini, walaupagaimanapun seorang mufassir yang hebat-hebat dahulu sangat memahami ilmu balagoh sehingga penafsirannya sangat mendalam Ya sebagai contoh makanya Ibn Qayyim Al-Jawziyah dari lihat daripada tafsir yang dikarangnya, khasnya tafsir Iyakannubu'yakannis mana beliau sangat-sangat menguasai ilmu balagoh Sehingga tafsir beliau tentang ia kanabur-ia kanai jauh lebih luas, jauh lebih mendalam daripada yang dikatakan oleh orang-orang yang lain. Bukan yang lain itu tidak pandai, tapi bolehlah kita katakan penguasa. Beliau tentang Sastra Arab Khasim Rubayan Dan Bukwayem punya kelebihan Sehingga ayat yang mungkin Ditafsikan oleh orang lain hanya Satu ayat mungkin tafsirnya hanya menjadi Tiga muka surat Tapi ayat yang Sama ditafsirkan oleh Mukaim karena dia mengusahai Mubalaw yang lebih Sudah menjadi satu jilid buku Begitulah maksud saya Jadi kerana balarohnya Karena balarohnya Karena maksudnya, karena lamassat bayaniahnya Al-ibadah itu asyukru bini matillah Ibadah itu maknanya yakni mensyukuri nikmat Allah Mensyukuri nikmat Yang dah ada Sementara Iyakanasna'in Al-istiana Itu su'alu ziyadatin nikmah Minta tambahan nikmat Ibadah itu mensyukuri nikmat yang dah ada itulah Sedangkan istianah, iya kanasain, meminta tambahan nikmat Bukakan dalam agama, dalam hidup seorang mu'min Pasti lebih mengutamakan mensyukuri yang dah ada itu daripada minta tambahan Sebab jika yang dah ada belum disyukuri, yang ada pun belum disyukuri dengan betul, kemudian dia dah minta tambahan.
Jika Allah kabulkan, itu namanya istidraj. Dan istidraj itu adalah seksa. Dahlah seksa, berdosa lagi. Sebaliknya jika yang dah ada itu disyukuri terlebih dahulu Belompon hamba itu minta tambahan Allah sendiri yang akan menambah La insyakartum la'azidana'kum Hanya masalahnya, kita ini belum tahu pasti, itu masalah kita. Belum tahu pasti sama ada, yang dah ada ini kita dah mensyukurinya atau belum, kan begitu.
Belum tahu secara pasti. Walaupun sering mendakwa, sudah mensyukuri. Saya sudah syukur, saya ingat.
Sudah keduduki syukuran, sudah. Ucapan syukur, sudah. Saya syukur, sudah.
Sehingga, kalau kita berpikir lebih jujur, kalau hati kita ingin lebih suci, lebih jernih cara berpikirnya, Mungkin kita jadi takut minta tambahan rezeki itu Sebab bagaimana bila kita berani memohon pada Allah Ya Allah tambahkan rezeki hambamu ini Sementara yang ada belum disyukuri Itu minta azab itu Sebab itulah kalau kita minta sekalipun Di samping kita berusaha mensyukuri yang dah ada, di hujung permintaan itu jangan lupa mohon pada Allah, Rabbana la tuakhina inasina itu dibaca. Rabbana la tuahina naisina aftana Rabbana wa la tahmil alaina isrung amma amma tu'ala fina Rabbana tu'ala malato'u tanami itu dibaca kan satu antara dua aja Allah jangan engkau beri bebanan pada aku yang berdoa ini Dengan bebanan yang hambamu tak larat nak memikulnya Apa maknanya? Maknanya ya Allah jika tadi hambamu minta tambahan rezeki Sementara yang ada pun hambamu sebenarnya belum Mensyukurinya Ya tambah lah Sebabkan doa kita Jangan bagi bebanan yang hambamu tak larat Yang ada pun belum syukuri Minta kan makna minta Sebab itu ya Allah Berilah kekuatan untuk mensyukrinya terlebih dahulu Itu kita Jika kita mau jujur dalam berdoa Dengan hati yang bersih Dan bening Dengan jiwa yang bening Sebening moon pagi Ya berdoa mesti dengan jiwa yang bersih Sebab doa itu dengan jiwa dengan pikiran Bukan hanya doa, ada orang doa mesti berhutu, okelah, you nak tekan sahabat, walaupun bukan syarat, boleh. Tapi suci, jasad daripada hadas dan najis, kalau hati masih kotor.
Jujur, kena kejujuran. Satu dari kejujuran yakni... ...syukuri dahulu. Sebab Allah kata, kan ia akan nabur.
Bila kamu sudah ia akan nabur, baru ia akan asna'in. Maknanya, syukuri nikmatku yang terlebih dahulu, kata Allah. Bila kamu sudah syukuri... Kamu boleh minta tambahan. Tapi kalau kamu tidak minta tambahan pun, aku akan tambah sendiri.
Jangan kamu minta tambah, ia akan asna'in, sebelum mensyukuri yang tidak ada. Sebab kalau minta tambahan, sementara yang ada belum disyukuri, itu namanya minta azab. Sebab disebut istidroj. Masalahnya, saya nanti tadi, kita tidak tahu sama ada yang dah ada ini kita mampu bersyukur ataupun belum kan tidak tahu pasti kalau ditanya tahu secara pasti, tak tapi kalau ditanya, awak dah merasa?
Sudah kan biasanya merasa kan merasa itu kan tak perlu berpengetahuan tinggi namanya merasa tak perlu belajar tinggi-tinggi Karena kita belum tahu pasti, takut jangan-jangan Kita belum dapat mensyukuri yang dah ada, tapi dah minta Khawatir itu akan jadi istidros, di hujung doa itu jangan lupa bantuin Baca akhir surah Al-Baqarah tersebut Ya Allah Janganlah kau beri bebanan pada hambamu Dengan bebanan yang hambamu Tak ada kemampuan La toh khotala nabi Hambamu tak larat nak memikul Maksudnya, bila sebelumnya kita mohon tambahan rezeki Sedangkan syukur belum Kemudian kita tutup dengan Ya Allah jangan bebankan pada hambamu Beban yang kami tak larat Makna doa tadi menjadi begini Ya Allah, jika sekiranya Nikmat yang kuberikan ini, kamu belum dapat mensyukurinya Sedangkan hambamu tadi sudah berani meminta tambahan Ya, tak payah ditukar, kabulkanlah Jangan kabulkan dulu Memang bunyi pelik, minta tambahan tambah, tapi last last tak payahlah ya Allah, jika yang ada belum tapi kalau engkau nilai hambamu ini telah berjalan bersyukur yang sudah ada, kabulkanlah, kan begitu akhirnya nanti Allah kabulkan namanya rahmat, bukan istidraj itu yang Quran selalu ingatkan Nabi ingatkan, banyak dalam hadis, dalam Quran ada doa hubis syari wa yad'ul insanu bishal du'aw bil khoyl manusia ini sering minta keburukan sebagaimana dia minta kebaikan seakan-akan yang diminta itu benda yang baik wah benda yang buruk itu yang menakutkan maksudnya Jangan salah berdoa pada Allah Sebab bila kita salah doa Dan Allah kabulkan Nanti yang susah bukan orang lain Kita Jangan orang yang beriman Orang Hindu pun bila berdoa Walaupun tidak pada Allah Jadi itu Sebetulnya Rahasia dia Sangat berat Kenapa ya Hidup macam susah Kalau tak ada makanan Susah itu senang faham Tak ada makanan, susah. Susah karena tak ada makanan. Susah karena rumahnya bocor. Susah karena anaknya sakit. Susah karena nak pergi mana-mana terpaksa jalan kaki.
Itu senang faham. Tapi kalau... Makanan ada Hidup ada Hidup susah Hidup khawatir Hidup takut Kata orang duduk dalam ikuan rasa panas Duduk seorang diri dalam basmini terasa sesak Gula terasa pahit Itu pasti ada masalah Jangan-jangan lah Ini jangan-jangan Dan patut kita risau akan diri kita Apa? Risau atas diri kita sendiri Jangan-jangan Kemakbulan doa yang aku panjang Panjarkan selama ini bukan rahmat.
Jangan-jangan istirahat. Boleh, kata begitu boleh pada diri sendiri. Sebab itu namanya mukhasabah. Dan syarat mukhasabah yakni, mesti berani mencari kesalahan diri sendiri. Dan mengakuinya.
Itu syarat mukhasabah. Orang tidak akan jadi baik dalam muhasabah selagi ia tidak ada keberanian mencari kesalahan diri sendiri dan mengakuinya Tidak mungkin akan jadi baik Jadi belajar untuk mencari kesalahan diri itu pelajaran yang paling susah sekali susah nak lulus admit senang sikit admit insyaallah senang tapi belajar mencari kesalahan diri dan mengakuinya itu luar biasa susahnya sangat-sangat susah Jadi, mensyukuri yang sudah ada Tidaklah diutamakan, didahulukan Daripada meminta tambahan Syukur ada tiga macam Ini ringkasan, bukan penjelasan Syukur adalah ada tiga jenis Satu, syukur dengan hati Syukur dengan hati, yakni mengakui segala-galanya dari Allah, milik Allah, kembali pada Allah Mahfuhumnya, syukur dalam hati, yakni orang wajib merasakan, merasai bahwa di dunia ini tidak punya apa-apa Semua milik Allah, datang daripada Allah, kembali pada Hadam min Fadlilurabi Yang kedua, syukur dengan lisan Syukur dengan lisan, yakni bersedia berbagi nikmat dengan orang lain Itu syukur dengan lisan Berbagi nikmat dengan orang lain Sebaik itu Allah berfirman, nanti di akhirat tanya pada anak-anak Adam Dahulu aku sakit, kenapa kamu tidak lawati aku? Dahulu aku lapar, kenapa kau tidak beri aku makanan? Berbagi nikmat pada mereka Jika kita kenyang, jangan kita seorang yang kenyang Jika ada orang lain pelapar, wajib kita bagi dia kenyang semakin ramai orang yang mendapatkan merasai nikmat yang Allah berikan kepada kita, maka semakin besar syukur kita dengan lisan caranya macam-macam, boleh sedekah, boleh bagi orang, boleh kenduri boleh belanja kawan, boleh tumpangkan kawan naik kereta kita kawan tak ada kereta, kita ada kereta, bila tumpang kita kawan tak ada kereta, kita ada 26 kereta, bagi dia sepijik semua kawan tak ada rumah, kita ada 10 rumah sewa, ya bagilah itu yang syukur bilisan yang ketiga syukur bil amal syukur bil amal yakni menggunakan nikmat sesuai dengan kehendak yang memberi nikmat Itu syukur bil amal Menggunakan nikmat sesuai dengan kehendak yang memberi nikmat Allah bagi kita mata Mata itu nikmat Jika kita menggunakan mata sesuai dengan kehendak yang memberi mata Itu menyebabkan syukur pada nikmat mata Allah bagi kekuasaan, bila kita gunakan kekuasaan, untuk melakukan perbuatan, sesuai dengan kendak yang memberi kita kekuasaan, itu benar syukur dengan perbuatan. Jadi syukur bukan satu, tiga-tiga itu boleh dibisarkan, tapi tak boleh dipisahkan.
Tiga jenis syukur, boleh dibizarkan tapi tidak boleh dipisahkan Syukur dengan lisan, syukur dengan hati, syukur dengan amal, boleh dibizarkan Tapi tak boleh dipisahkan Makanya tidak boleh orang hanya syukur dengan lidah, tapi tak nak syukur dengan hati Dia hanya syukur dengan hati, mengakui bahwa semuanya daripada Allah, milik Allah, daripada Allah Tapi lokek bin kedekut, tak boleh Hai di yakin disuruh daripada Allah syukur pada Allah dan ia bersedia berkongsi dengan orang lain pokoknya tapi menyalahgunakan menyalahgunakan ya contohlah syukur bil amal nih orang Islam di Malaysia Tinggal di negara Malaysia, tanahnya subur, satu. Curah hujan cukup setiap tahunnya, dua. Benih tanam-tanaman banyak, tiga. Baja free Cuma Baja free Apa lagi Cangkol sabit Semua subsidi So bila kita duduk Di atas tanah yang seperti itu Kemudian seperti itu Bagaimana cara mensyukuri Itu nemas semuanya tuh Tanah, hujan semuanya Bagaimana cara mensyukurinya dengan amal mengusahakannya itulah syukur So, tidak mungkin Allah bagi kita tempat tinggal subur kemudian hanya untuk ditengok-tengok Eh, cantik rupanya nih Cantik tanah Syukur itu mengusahakan Melakukan suatu perbuatan sesuai dengan tujuan pengadugrahan nikmat So, itu jika mengusahakannya, pastilah Allah akan tambah nikmat Nggak? Tanah saya kekankerak Hasilnya banyak Karena dia Tapi mana yang kufur Yang kufur yang tegak Alhamdulillah saya punya tanah Sudah sekarang di kawasan sininya sudah 20 heka Tapi kenapa penuh dengan lalang Tapi tak apa Lalang tak apalah Janji ini milik saya Itu kufur itu Kufur Banyak kemudahan Sekolah banyak Tawaran belajar banyak Yang percuma tidak sedikit Tapi masih ada budak Buduh dan tak Buduh karena tak sekolah Itu apa namanya?
Kufur Kufur, syukur bil amal itu manfaatkan Nabi Daud oleh Allah diberi nikmat Salah satu nikmat di Daud, ya ini besi menjadi lembut di tangannya Itu nikmat Allah suruh Nabi Daud mensyukurinya dengan amalan Bagaimana caranya? Nabi Daud memanfaatkan kemahirannya untuk buat perkakas rumah Untuk buat baju besi Itulah namanya syukur bil amal So, bekerja itu syukur Malahnya ramai orang yang memahami bekerja itu hanya dunia Akhirnya apa-apa, dia kerja aja, bila udah pencin? Dunia aja Coba sekali belajar tak juit Saya kadang-kadang rasa Rasa ya Bukan marah, bukan sedih lah Bila orang menjelaskan Islam skrap-skrap Islam itu bukan apa yang kita fahami sebagai Islam Islam itu apa yang dijelaskan oleh Nabi Malangnya bila sebut Islam adalah pendidikan Nabi hanya bab ibadah mahdoh Hanya bab sholat, istijad, dan tayammum Itu bagi saya malang sungguh, sangat malang sekali Dan bila itu ditekankan, akhirnya orang yang rajin bekerja tiba-tiba merasa bersalah. Apalagi asyik kena sindir dengan orang yang rajin pergi kelas taronum.
Jadi kawan itu lagi, sedih aku, sedih aku. Asyik kena sindir aja. Yang rajin bekerja tapi mungkin malas bersolat jamaah Yang satu rajin bersolat jamaah tapi udah malas Akhirnya saling sindir-sindir Awal nasib dunia Romati tadi bawah cobalah Pergi masjid, lu tau tak pergi masjid ni Setiap langkah itu menghabiskan dosa Salat jamaah nilainya 27 Lebih baik Pahalanya besar Cobalah sesekali Kata yang Masjid Kata bukaja ini Memanglah itu pahala Ini pun pahala juga Tapi bila suruh awak tak siap Minta duit pada aku juga Kamu cari aku juga Lalu itu jumpa aku Minta duit Aku cari duit Engkau kutuk Sekali awak nak buat bangunan terduit Jumpa aku Akhirnya masing-masing merasa benar Wahal masing-masing ada kelebihan dan kekurangan Yang Yang rajin pekerja tapi malah jamaah kurang.
Ajak dia supaya rajin jamaah tanpa perlu meninggalkan kerja. Sementara yang rajin jamaah ajak dia bekerja tanpa perlu meninggalkan jamaah. Kalau Islam diperlukan begitu nanti cantik. Ini yang saya tuh merasa udah betul hanya karena rajin sholat jamaah.
Tapi laus jamaah tidur. Tidur. pergi subuh, memang bagus pergi subuh awal. Kemudian balik subuh, lambat.
Kan memang ini, tak ada. Lambat. Pukul tujuh, baru keluar dari surah. Bukan terus, singgah ke kedai, minum, murah lagi. Lalu pergi surah lagi, sembahyang Tuhan.
Tuhan Tuhan, terus balik. Tak ada apa lagi, pergi lagi. Seakan-akan hidupnya, mana Islam seperti itu? Itu hanya orang itu hanya mengamalkan sebagian Islam Bukan keseruan Islam Peliknya pula mungkin terlintah bila melihat orang rajin pekerja mahrif belum balik dimana sembahyang mahrifnya sebab dia sudah berada di surau saya sedih kadang ada orang dengan sarahan lepas mahrif tuan-tuan syukur kita pada Allah malam ini kita dapat berjumpa semula berikan tazkirah kita ada sembahyang mahrif secara berjamaah InsyaAllah ganjalanya besar.
Lepas itu kita menunggu waktu isyak. Dan kita isi dengan. Tazkirah.
Walaupun ini rauh datul janah. Kita orang dipilih oleh Allah. Bersyukurlah. Karena kita sudah dipilih oleh Allah.
Sebab mungkin ada kawan kita sekarang masih di ofis Sekarang kita masih di jalan Tak tahu dimana mahrimnya Bila sebut tak tahu dimana mahrimnya Tiba-tiba berkira rasa Kenapa orang begitu seudon Orang yang tak ada di surah seolah-olah dia tidak sholat Allahu Akbar Dalam hati saya sedih Dan kadang-kadang orang yang cakap itu tak perasan, yang dicampaikan itu kontras antara awalan dan akhiran. Sangat kontradiktif. Mula-mula, inilah itulah, kita ini coba dah mumpur seperti ini, kita banyakkan tiket, banyakkan cari akhirat. Jangan cari dunia, gak jadi begini, ini bla bla, ada orang pun. Yalah yang dah memang resim mesjid akhirnya.
Alhamdulillah. Masuk sholat isya, tuan-tuan, ya kini sudah masuk sholat isya, jadi kita juga sini Tapi sebelum kita akhiri majlis kita ini Saya sebenarnya bawa satu ini, proposal Saya nak buat satu pusat pengajian Jadi, siapa yang ingin wakaf, itu wakaf itu yang disamakhirat sangat besar sekali. Kita perlukan biaya yang tidak sikit, yang kita mintalah kemana. Ya, yang dengar itu semuanya. Aku ini mana ada duit.
Tadi orang bekerja, awak kutuk Last-last minta duit Saya cukup tak faham agama yang disampaikan Seperti ini Betul, saya rasa rimas dengok Salah seratus peratus Tidak, tapi betul seratus peratus tidak Islam disamanya itu Islam sekerat-sekerat Bagi saya Islam yang Hai semula Islam yang sungguh itu maknanya istilah syukur pun belum difahami dengan baik sebab bila sebut syukur biasanya orang udah itu sangat syukur orangnya syukur semuanya oleh macam apa tahu tak pernah miss isnen hamis puasa Wah syukur bil amal Ada, nabi daud syukur bil amal Hai nah Nabi Muhammad syukur bil amal syukur bil kolbi dan syukur bin Lisa itu tidak boleh dipisah itu dan bilet di syukur itu dimanfaatkan saya yakin tidak ada umat Islam mundur tidak umat Islam tak cukup makan Tidak ada negara Islam yang miskin Sarannya konsep syukur itu Dipraktikan sesuai dengan ajaran Nabi Sesuai dengan ajaran Nabi ya Bukan sesuai dengan pahaman Umat Syukur, konsep syukur, konsep kona'ah, sabar, ridho. Apalagi. Bila itu difahami sesuai dengan apa yang Nabi ajarkan. Saya yakin, tidak ada orang Islam susah. Saya percaya 100%.
Dengan konsep kona'ah, tidak ada orang susah. Maksudnya kona'ah diartikan lain. Bila sebut kona'ah, biasanya maknanya... Kona'ah ialah sifat yang mulia.
Jadi kona'ah itu yakni kita mesti... Kona'ah lah. Kona'ah maksudnya. Ya, rasa puas dengan cukup, dengan yang tidak ada.
Tak boleh kita... Kona'ah itu, kok tidak ada. Memadailah dengan yang Yang ada itu Lagipula rezeki secupak Tak jadi segantang Itu hadis suhih Secupak tak jadi segantang Memanglah secupak menurut Sejati gantang abis kita masak Habislah Kena diubahlah Secupak menang Yang tak akan jadi satu gantang Jika awak masak Tapi kalau secupa Bapak awak tanam, boleh jadi satu tan.
Bila dapat secukup, ditanam, itu namanya syukur. Bila secukup, itu dimasak, terus dimasak, ya itu tidak syukur. Habis kalau aku masak, nanti habis, habis sabar. Tunggulah ada lagi secukup. Pak, ini bukan ajaran Islam Kona'ah diartikan begitu, akhirnya orang ya tak apalah, sudah lah, apalah Wah, kona'ah bukan begitu Sabar juga bukan, orang sabar bukan orang yang lemah Orang sabar orang yang kuat Orang sabar bukan orang yang pasif Orang sabar orang yang aktif Baca Al-Quran, baca hadis Nabi Orang sabar orangnya pasti cergas, aktif Bersemangat, rajin Jalan tegap istilahnya Tapi kita Fahami mungkin, bila sebut sabar orangnya Jalan pun tunduk Sabur aja lah Susah lah Susah nak menggambar Kembalikan makna ayat Islam yang sebenarnya diajarkan oleh Nabi.
Khasnya istilah-istilah ini. Jadi patut diberi keutamaan lah. Ya memang banyak seruan kembali pada sunnah.
Kembali pada sunnah. Kembali pada salaf usul. Tapi biasanya seruan-seruan ini dimana sajalah saya dengar lah.
Di Nusa atau di sini. Hanya sebagian. Tidak salah.
Tapi saya lebih tubuh pada masalah ibadah mahto. Ya bab sholat. Bab itu.
Usul. ketidak, kunud ketidak tahlil ketidak ya tidak salah tapi terlalu maknanya terlalu sedikit daripada Islam yang kesalah keseluruhan jadi akhirnya ya kita tertinggal jadi mintalah eh syukurlah dahulu Apa yang dah? Ada?
Sebelum? Minta tambahan Kalau pertanyaan, bolehkah kita minta tambah? Ya, insya Allah boleh, tapi Ada tapi ini Jika kita minta tambahan Sedangkan hakikatnya yang ada Belum kita syukuri Kita takut Kita khawatir Jangan-jangan itu nanti jadi Istiqlal Itulah yang dimaksudkan Tapi apalah, kalau memang berani sangat menerima istidrak ya silahkan sebab ini kaitannya kita dengan Allah kaitannya dengan Allah saya itu bagi saya lah ujung doa itu macam itu, kalau minta tambahan apa-apa ujung doa, akhir surah bakar itu pernah dibaca, ya Allah janganlah kau beri bebanan lah pada hamba ini bebanan yang hambamu tak larat ya Allah ya memang boleh jadi, belum larat akhirnya kita belum kuat menanggung Seuksa akan kita berdoa Ya Allah, walaupun tadi hambamu minta Tapi jika hambamu nampaknya belum kuat Kata, engkau engkau tahu hambamu kuat Tak payah kabulkan dulu lah Jangan bagi sekarang aja lah Wah tadi baru minta tuh Dan itu tidak kenapa, sebab itu bukan yang hati kita jujur dalam meminta Sebab kalau tidak, ya Allah walaupun kamu tak larat Tapi kami nak juga, nak juga Lagi nak juga Itu degil Itu doa, doa degil namanya duka sebab, udah masuk saya masa doa tuh kita kan fikir saya ini ikhlasan tuh degil sebetulnya itu baik tuh untuk diri sendiri bukan untuk orang lain baik, setakat itu saja yang saya taikan mudah-mudahan menambah pengetahuan dan insyaallah kita sampai kembali itu saja selamat bertekah