Transcript for:
104 Musyakalah dalam Al-Quran dan Tafakur

Alhamdulillah, wa shukurillah, wa la hawla wa la quwwata illa billah Hai kawis roli sadri wasili amri walau kata melisani ya fauhul kawli amma ba'd tekan-tekan siri pengajian kita berlawanan Quran kita masih bicara tanggal musyakalah Terima kasih. dahulu kita telah sampaikan bahwa anma'ul musyakalah jenis ataupun macam musyakalah ini ada dua musyakalah ini ada dua macam Nawa'ain Yang pertama dan yang selama ini dipelajari yakni Musyakalah Tahkikoh Musyakalah Tahkikoh Ya Musyakalah yang Musyakibnya disebutkan dengan lafaz Hai musuhibnya disebutkan dengan lafaz dan ini yang banyak di dalam Alquran yang kedua namanya musyakallah takdiriyah Terima kasih. yang takdiriyah ini, yaitu bentuk musyakalah yang musyahibnya tidak disebutkan takdiriyah, yaitu musyakalah yang musyahibnya tidak disebutkan hanya ditakdirkan diagak, dikira-kirakan Karena musyakibnya yakni berada di luar ungkapan ayat tersebut Tidak ada dalam, tidak disebut di dalam ayat Tidak disebut di dalam kalam Bahkan tidak ada korinah sekalipun Sebagai contoh, umpamanya Musyakalah takdiriyah ini Di dalam firman Allah SWT Surah Al-Baqarah Ayat 138 Suratul Baqarah 138 Allahu Subhanahu Wa Ta'ala berfirman Na'udh Billahi Minash Shaitanir Rajim Sibarat Allah Wa man ahsanu minallahi sibarah wa nahnu lahu abidun Sibarah Allah Yani celupan Allah Dan siapakah yang lebih baik Sibarahnya daripada Allah Artinya Allah lah yang terbaik si guguhnya, celupannya. Dan kami hanya karenanya, hanya baginya orang-orang yang mengabdikan diri, menyembah. Bila kita lihat dalam ayat ini semacam tidak ada musyakalah karena mana musyakalah tidak ada tidak disebutkan pandingannya, pengimbangnya tidak disebut karena ia berada di luar ayat ini Dimana ayat ini diturunkan Sebab turunnya Sebagaimana kata Ibn Abbas Radiyallahu anhumah Inna al-nasara kana idha bulidali ahadihim walad Fa'ata alaihi sab'atu ayyamin Sobaguhu fima ilahum yuqalu lahu almamudi liyutahiruhu bidhari wayakulun hadha tahuru makana lkhitan fa'idha fa'alu dhalika qalu sara nasranian haqqan sebab turunnya ayat ini kata Ibn Abbas Sesungguhnya Nasrani, orang-orang Nasrani apabila lahir anak lelaki bagi mereka bila mereka punya anak lelaki yang baru lahir dan anak itu telah berumur 7 hari Hari yang ketujuh Sobawuhu fima'in lahum ma'mudi Mereka akan celup Mereka akan basuh Mereka akan mandikan Dengan air Yang mereka namakan sebagai ma'un ma'mudiyun Ma'mudi Ya Airi suci lah gamanya Sebab tujuan mereka Liutohhiruh bidhalik Karena mereka hendak menyucikannya Hendak membersihkan Tubuh badannya Menyucikan jiwanya Dan selepas Mereka lakukan itu Mereka kata Al-an Sarah Nasronian haqqah Sekarang anakku ini telah menjadi Nasroni yang sebenar-benarnya Nasroni bersih suci dari sebalah dosa ya semacam air suci lah nama itu mereka kata Al-Ma'muri Tidak disebut dalam ayat ini Kisah ini tidak disebut dalam ayat ini Kan tidak ada Jadi mereka mendakwa bahwa Pembuatan mereka memandikan anak Masa umur tujuh hari itu Tujuannya yakni untuk menyucikan anaknya, untuk mempastikan anaknya menjadi benar-benar Nasroni. Nasroniun Hakkut. Dan yakin celupan mereka inilah yang terbaik. Bukan mereka celupkan. Dan alam ayat ini, Allah menjawab dengan turun ayat ini Celupan Allah Siapa yang lebih baik celupannya daripada Allah Mereka mencelup, mencelupkan anaknya supaya menjadi Nasrani Tulin Allah pun menjelup, tapi takkan makna Sibuah yang dinisbah pada mereka sama dengan Sibuah yang dinisbahkan kepada Allah disini ada Musyakalah tetapi Musyahibnya tidak disebutkan dalam ayat tidak disebutkan dalam jumlah Lafaz Musakalah Sibroh itu tak disebut sebab Sibroh dalam ayat ini kan sebenarnya kedua-dua kalimat Masibuah, sibuah pertama, sibuah kedua itu kan disibukkan pada Allah dan tidak ada disibukkan kepada selain Allah berbeza dengan musyakalah tahkikah yang memang disana ada wa'ayam quruna wa'ayam qurullah wa makaru wa makarallah jazaa usayyi atin sayyi atun misluha apa namanya? disebutkan yang takdiriyah ini musahibnya tidak disebutkan lafaznya tidak ada dalam ayat tersebut tak ada dalam jumlah karena ia berada di luar ayat di luar uslub ayat yakni yang menjadi sebab turunnya ayat ini Jadi bentuk musyakalahnya yakni disamakan apa dibandingkan antara siberoh Allah dengan siberoh Nasrani Bandingannya yakni siberoh Allah dengan siberoh Nasrani Allah kata siapa yang lebih baik siberohnya siberoh yakni celupan Dan disini memakna majazi bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan hambanya yang beriman beribadah kekuatan iman yang Allah berikan pada hambanya itu ibaratnya celupan Allah, takkan luntur bukan Allah yang mencelup warnanya takkan turun warnanya takkan pudar, warnanya takkan luntur jadi siberoh disini maksudnya keimanan sifat kehambaan diri bila Allah yang melakukannya tidak akan udar berbeza dengan sebuah nasroni untuk menyucikan diri hanya perlu dimandikan, dicelup dengan air makmuri makmuri dan dicelup dengan air makmuriyun air suci dimandikan Dan dengan begitu mereka yakin anak itu telah menjadi Nasroni Tulin Soron Nasronian Hakko Soron Nasronian Hakko Ini yang takdiriyah Yang tahkikoh senang nak mengesannya Contoh yang lain yang takdiri ya firman allahu subhanahu wa ta'ala di dalam surah al-baqarah juga yakni musyakalah yang tidak disebutkan dia punya sahibnya di dalam surah al-baqarah ayat yang ke-26 A'udzubillahimnashaitanirrojim, bismillahirrohmanirrohim. Ini musyakalah takdir ya. Inna allaha la yastahih ayyad riba mathalam ma ba'udah. Sesungguhnya Allah tidak malu. Ayyad riba mathalam ma ba'udah. Dia membuat satu perumpamaan Perumpamaan itu yaitu Mba'udah Ya binatang yang sangat kecil, yang terbang Itu makna asal Minatang terbang yang kecil Makna asalnya Kemudian diartikan Nyamuk pamanya Tidak salah Tapi waudah sebenarnya bukan sekadar Nyamuk Minatang yang kecil Yang boleh terbang Fama faukoha dan apa yang lebih kecil lagi daripada ba'udah fa'aman ladhina amanuh ada pun orang yang beriman faya'lamuna annahul haqqu mirrabihim mereka mengetahui bahwasanya perumpamaan seekor ba'udah itu adalah al-haq dari Tuhan mereka Yang beriman bertambah beriman dengan perumpamaan Baudah Wa amal ladhina kafaru adapun orang-orang kafir fayakulun mereka akan kata Mada aradallahu bihadha masalan Apakah yang Allah tidak kendaki dengan perumpamaan seremah ini Kata Tuhanmu itu adalah Tuhan yang maha agung, yang maha bijaksana, yang maha mulia, yang maha tinggi. Tak sesuai rasanya dengan kemuliaan keagungannya, buat perumpamaan hanya dengan lalat. Perumpamaan dengan... Mungkin yang lebih kecil lagi Tak sesuai Kata mereka orang kafir Yudilu bi kathiron Allah menyesatkan Ramai manusia dengan sebab Ia Wayah di bi kathiron dan dia memberi Tunjuk, memberi petunjuk Akan ramai dengan sebab Ia Mayudil lubi ilal fasiqin dan tidaklah Allah sesarkan dengannya dengan sebab Matalan Kecuali orang yang fasik Disini ada musyakalah Takdiriyah Tapi kita tidak temukan musyakibnya Karena tidak disebutkan Musyakibnya tidak disebutkan dalam ayat karena musahibnya berada di luar ayat seperti mana ketika tadi dalam ayat pertama ketika Nasrani mendakwa bahwa celupan mereka itu yang terbaik sebab dengan begitu mereka akan menjadi hamba Allah yang tulin, Nasrani yang tulin Lalu Allah datangkan ayat Musyakallah Oh tidak, Sibwatullah yang lebih baik Ayat ini demikian juga Ketika orang kafir berkata Bahwa tidak sepatutnya Allah yang kamu kata, Tuhan yang kamu kata Hebat, besar, agung, bijaksana Hai mulia tetapi buat perumpamaan tetapi menceritakan benda-benda yang remeh dan kecil bagi mereka tidak sesuai langsung Lucik juga ya Katakanlah kalau orang dah berjawatan tinggi Dihormati, tak sesuai langsung Main guli Kan? Tak sesuai kan? Tapi ada orang yang masih begitu udah pernah jadi orang besar udah pernah jadi orang pandai udah pernah jadi masuk kumpulan-kumpulan elit cendekiawan tapi masih main bilun main bunga api itu kan tak sesuai sama sekali sepatutnya seingat dengan kedewasaan seseorang maka amal perbuatannya pun dewasa jadi mereka berfikirnya begitu Allah yang kamu perkenalkan pada kami kamu kata wae Muhammad Tuhan yang hebat yang maha dalam serba serbinya mahal dalam semua sifatnya tapi kenapalah dia buat perumpamaan pada kami suruh kita perhatikan, fikirkan, kaji tentang sekolah-lah suruhlah kaji tentang langit ke bumi buat pula perumpamaan hanya lah-lah tak malu kah? mereka kata kami pun nak cerita tentang lah-lah pun malu tak standar langsung Itu yang dirasa oleh mereka Mereka merasa malu Mereka malu Kemudian Allah jawab Innalaha layastahyi Inilah musyakalah takdiriyah Jadi musyakibnya tidak ada dalam ayat ini Musyakibnya di luar ayat Dan tidak ada korinah, sebab ayat-ayat ini, ya ini sebagai jawaban Sebagai respon Allah subhanahu wa ta'ala Terhadap apa yang didakwa oleh si kafir tadi Jika si kafir kata, kami malu, Allah pun jawab, kami tak malu Kan sama itu Itu disitu musyakalahnya Mereka kata, celupan kami bagus, sebab dengan begini mereka jadi nasional asli. Allah kata, oh tidak, si buatullah. Musahibnya tidak ada dalam ayat. Jadi bagi mereka, saya katakan lagi sekali, tidak sepatutnya, tidak selayaknya Allah yang dikatakan, kata mereka, maha dalam serba-serbi sifatnya, tetapi suruh kita pula memperhatikan nyamuk. Tak patut. Terlalu remeh, kata mereka. Sepatutnya bagi contoh yang besar-besar Mereka lupa bahwa Dengan ba'udah Orang yang beriman bertambah kuat imannya Yang sikafi tentu lebih Pendebah kufurnya Sebab itu mereka Berkata Mada aradallah bihadam ma'atallah Bu'apolah bu'apolum pohmasyani Macam tak ada perubahan lain Orang-orang mereka ini Yani orang yang telah Terpesona dan terpedaya dengan kehidupan duniawi Sehingga lupa akan Allah SWT Perubahan mereka ini seperti nyamuk Allah tidak malu buat penyamuk karena nyamuk yakni perumpamaan mereka, buat mereka orang-orang yang terpesona tertipu dengan kehidupan duniawi bagaimana maksudnya? nyaman sekalian dalam ayat ini ada rahasia kauniah Ada rahasia Kaunia Penciptaan Yang belum diketahui pada masa turunnya ayat ini Dan baru diketahui di kemudian hari Walaupun dahulu telah ada mufasir-mufasir Seperti mana Ibn Kathir seperti mana asudi, seperti mana akadat, kotadah mentafsirkan ayat ini, kenapa yang Allah jadikan perumpamaan buat mereka yang terpersona dengan kehidupan dunia ini seperti nyamuk, Allah berasal dari nyamuk dan payah mereka mengambil pelajaran rupa-rupanya Hada ma thaludhrabahu allahu lid-dunya Ini adalah perubamaan bagi orang yang tak persona dengan dunia innal ba'udah tahya maja'at wa idha saminat matat sekarang bukan rahasia lagi perkara ini sesungguhnya nyamuk itu akan hidup selagi ia lapar tapi bila kenyang telur kenyang akan mati nyamuk hidupnya lagi hidup selagi lapar tapi bila kenyang, tolong kenyang, kejap lagi mati nyamuk pula Bila sudah dapat makanan, contohnya darah lah, dia akan wisap darah sampai selagi belum dihalau dia tidak akan pergi. Dia tidak tahu bahwa bila nanti kenyang, sekejap lagi akan mati. Jadi nyamuk yang masih sehat terbang sana atau sini, semuanya itu lapar. Dan ini perumpamaan Orang-orang yang terpersona dengan dunia Apabila manusia ini sudah terpersona dengan dunia, tak lalu kenyang, dia akan hancur Pasti Itu dinyatakan oleh Allah dalam surah Al-An'am ayat yang ke-44 Allah berfirman Dalam surah Al-An'am ayat yang ke-44 فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ Tadkalah mereka telah melupakan peringatan yang diberikan kepada mereka semua peringatan Allah diabaikan Fathahna alaihim abuwa bakul li shayt Kami bukakan ke atas mereka pintu-pintu segala sesuatu Pintu-pintu segala sesuatu Makin banyak, makin banyak, makin banyak, makin lupa, makin tenggelam, makin banyak, makin lupa, makin tenggelam Hatta idha farikhum ya'utuh Siapa bila mereka telah bergembira dengan apa yang diberikan pada mereka Kenyang lah tuh, kenyang sekenyang Aku kenahu baktah Tengok Jadi hakikatnya semakin Dalam seseorang itu tenggelam dalam keasikan duniawi Maknanya semakin dekat ia dengan saat-saat kebinasaannya Saat kehancurannya Ima pribadi, ima masyarakat, ima negara Ini bermakna pencapaian kejayaan sebenarnya Bukan semata-mata pencapaian Pencapaian dari segi zahiriah Dari segi material semata-mata Karena rupanya orang-orang seperti ini, Allahumma kasih seperti nyamuk Semakin kenyang, semakin dekat dengan ajarnya Semakin kenyang, semakin rusak Semakin kenyang, semakin... Tapi nyamuk tidak faham Kalau dia masih ingin hidup, sepatutnya tahanlah lapar. Ya, sikit sajalah isap darah orang, lewat itu lari. Tapi sampai mengening, dia punya perut. Dia isap, dia mengening. Keras. Sangat-sangat keras. Walainya, tubilah temudubilah. dan nyamuk tidak sedar, sebab itu Allah memberikan perumpamaan ini sama dengan perumpamaan bagi mereka yang lupa atau apa namanya tadi, penggelam dengan keasikan duniawi jadi ketika mereka menuduh, beranggapan bahwa tidak sesuai bagi Allah yang memiliki sifat serba maha buat perempuan seperti Lalat rupanya perempuan itu memang tepat sekali, mengena sekali dengan mereka dengan mereka dan nyamuk termasuk makhluk Allah yang sangat-sangat ajaib karena dia boleh mengisap darah seseorang tiga kali ganda lebih banyak berat badannya Maknanya kalau nyamuk katalah sebelum isap darah orang katalah beratnya 1 gram nanti jelang kanyang menjadi 4 gram Macam mana nak anak hidup katalah seseorang makan beratnya 70 kg setelah makan darab sajalah artinya apa dunia ini hendaklah diambil sesuai dengan keperluan Bila dunia diambil, dimiliki, disimpan jauh daripada keperluan, keperluan 10 Tapi menyimpannya berganda-ganda, sebetulnya ini adalah kebinasaan Dan sekarang banyak orang yang berminteliti nyamuk Anda terfikir, boleh paham, dengan akal yang waras, boleh kita memahami. Ini bukan pasal karena kaya. Ini bukan cerita kaya atau tidak. Ini bukan cerita orang itu Allah bagi rezeki banyak atau tidak. Ini ceritanya yang ini dengan tadi keperluan tadi. Apa agak-agak yang ada dalam kepala seseorang? yang memiliki kereta 751 bujik dia bukan kilang dibeli dan dimiliki dan terpaksa sediakan garas yang luas sediakan orang menjaganya sediakan orang untuk Bawa Tes tiap harinya Kalau tidak nih Dia sendiri tak pernah tengok Coba aku lupa Itu apa agak kalau pikir Saya ingat otak yang waras susah nak faham Ini bukan masalah berduit atau tidak Kalau masalah berduit Ya berduit karena mampu Macam nyamuk lah Kan aku boleh sedut Sedut lah selagi boleh sedut Selagi boleh isap Saya akan isap kata nyamuk Selagi boleh Tapi rupanya Makin cepat Makin banyak yang isap Makin pendek umurnya Makin dekat dengan ajalnya So, kalau alasannya karena berduit Betul-betul sebiji macam nyamuk Mentalitinya Nyamuk tidak akan berhenti isap darah seseorang Selagi ia masih mampu isap nyamuk Bahkan ketika perutnya sudah kenyang Mungkin nyamuk pun masih menyesal Kenapa Allah cipta kan perutnya hanya muat 3 kali berat badannya Kenapa tadi akan menjadi 10 Mungkin Ini luar biasa sebenarnya contoh ini Sebab tinggal Allah nyatakan Orang yang beriman, imannya makin bertambah Sementara yang kafir bertambah kufurnya Dengan seekor nyamuk Pasti ada apa-apanya Ini musyakallah Takdir ya Takdir ya Jadi nak katakan dipakai Tidak juga Beratus oke, bila nak pakai sedangkan dia sendiri pun tak ada masa untuk berkita. Kadang-kadang, cukup bikin. Ya pasti jawaban dia, pasti ada duit Pasti alasannya Kalau ada duit, betul-betul itulah cara berpikir nyamuk Wahai nyamuk, kenapa kamu terus mengisap ini? Saya masih boleh Kan begitu, tapi tanya dia Nyamuk, berhentilah, nanti bentuk kamu akan mati Tak, saya masih boleh Subhanallah Dih sentiasa mengambil melebih daripada keperluan Ya, nafsu. Benar Allah subhanahu wa ta'ala ciptakan manusia dan diberinya nafsu. Dan nafsu pula sifatnya tidak ada batas. Tidak ada batasan. Tetapi Islam datang mengajarkan kita membatasinya. Bukan membunuhnya. Itu keretanya Belum yang di laut belum kasutnya belum coba karun Ingat aja masih kan Jika kita lah Ingin memiliki sesuatu Hanya karena kita merasa mampu Mentaliti nyamuk Itulah maksudnya Walaupun mungkin tidak sampailah beratus biji kereta Mungkin tidak sampai berpuluh Bag Keinginan untuk memiliki hanya karena mampu Itu mentaliti nyamuk Dan itu adalah kebinasaan Nyamuk rupanya tadi, dia tahu dia tidak memerlukannya Mengisap lebih daripada yang sepatutnya Tapi dia terus lakukan karena seronok Seronok Udah seronok Naka Keseronokan itulah yang Quran sebutkan Al-An'am tadi Hata idha farihu Seronok Bukan pasal penubuhan Seronoknya itu rupa-rupanya Yakni Hawa nafsunya Itu seronoknya Kata Al-A'lam Dr. Hamka Seronoknya, puasnya itu Iyalah hidupan dunia ini seperti mana kulit yang gatal bila kita garuk pasti seronok tapi kalau kita teruskan pasti akan meluka macam itulah garuk, garuk, makin seronok, garuk, garuk tak silahkan lama-lama luka Wa'ayyadubillah, wa'ayyadubillah Jadi, sangat dalam sebetulnya bahasa Al-Quran ini Tidak boleh difahami hanya dengan Ya, mendatar tidak boleh Kita tidak boleh melihatnya dari segi luaran semata-mata Sebab itu, libatkan hati, libatkan perasaan Yang Quran kata, libatkan akal Tafakurnya, tadaburnya Kalau segada kita membaca seperti mana membaca surat khabar Ya memang mungkin, apa agaknya ini Oh tidak Dan nyamuk mempunyai banyak Keajaiban Lihat sajalah Rahasia kauniah yang Allah ceritakan pada Nyamuk Nyamuk ini jamu silam Kan ada 3500 Spesies Nyamuk termasuk binatang yang paling banyak spesiesnya 3.500 spesies Kita tatu baru kenal berapa? Ya, 3.500 spesies nyamuk Ya, paling-paling kita kenal nyamuk edis lah Nuzika lah Gloria lah Hai nyawa apa tuh dipanggil itu yang menyebabkan kaki gajah yang dengit edis yang sebabkan orang brigade jadi kaki gajah kakinya macam gajah Kuleks Culeks Yang mau culeks lah Yang macam-macam Hai yang ada yang baru dulu ciku-ciku punya cik cik cikung gunyah bahan semuanya punya 3000 terbayang kita 3500 spesies Coba kita nak kenal bukan itu saja dan dia punya perangai dan tabiat yang berbeza-beza Terima kasih. Binatang yang sebesar itu mempunyai keajiban-keajiban yang luar biasa di baliknya ima daripada perangnya, ima daripada gacara hidupnya, ima daripada berusaha untuk hidup ima matanya mata nyamuk mata yang sungguh berbeza dengan yang lain nyamuk melihat sesuatu bukan benernya Nyamuk boleh mengesan mangsanya, yakni karena haba yang dikeluarkan. Sebab itu bila sejuk, biasanya nyamuk tidak ada. Sebab badan kita tidak kurang melakukan haba. Tapi bila panas, karena badan kita kurang haba, tiba-tiba nyamuk datang. Akhirnya kita kata, oh panas banyak nyamuk. Iya, duduk dalam ikon, seolah kurang nyamuk. Katalah yang satu sudah lama disitu Ekon katalah sudah lama Sudah sejuk badannya, kurang melakukan haba Atau tidak Yang satu baru masuk karena lepas itu baru jogging Terus duduk situ Insya Allah nyamuk pasti akan bukan gigit yang ini sebab yang dilihat yang ini haba punya bukan telinga kita, bukan pipi kita nyamuk tak nampak pipi kita tak nampak tangan kita yang nampak yang ini haba jadi macam api mata dia pelik, sebab itu segelap mana pun nampak Dalam matanya itu ada Subhanallah Luar biasa Itu belum perjuangannya untuk hidup Setelah menetas daripada telurnya Kan dia menetas dalam air Nyamuk bukan menetas di udara Dalam air Dan jika dia lambat keluar daripada air Atau telur cepat, dia akan mati Maknanya masanya mesti tepat Bila ia akan keluar daripada air Masanya kena tepat, tak boleh terlalu cepat Bila belum tiba masanya akan mati Bila dah lebih masa pun akan mati Ya semuanya Allah yang mengaturnya Yang menciptakannya Dari segi fizikanya luar biasa dari perangainya pun luar biasa jadi bila Allah kata kamu fikir kamu fikir kamu kata kamu malu buat perubahan seperti itu bagi kamu tidak standar Allah kata oh tidak aku tidak malu buat perubahan rumpeman, walaupun hanya seekor nyamuk sebab dalam seekor nyamuk, punya banyak pengajaran, banyak keajaiban banyak kekuasaan yang Allah tunjukkan kepada hambanya, syaratnya dipelajari, ditadaburi dan sekarang bukannya perkara yang susah untuk belajar nyamuk, saya selalu menyatakan diri saya sendiri, kita mungkin tidak mampu Kita mungkin tidak mampu mempelajarinya, mengkajinya. Mungkin kita tidak mampu. Ya, sudah terlambatlah. Tetapi, jangan karena kita tidak mampu membuat kajian sendiri. Kita menyerah Tidak boleh, paling tidak Peruntukkan masa Untuk membaca Hasil kajian Mereka yang mampu Itu minimum sebagai orang Islam Dan itu fadilatnya itu keuntungan sangat besar sebagai seorang muslim Karena dalam Al-Quran banyak ayat-ayat yang seperti ini Jangan kita nanti belajar buku-buku nyamuk kemudian rasa kawan ada baca kemudian kita tegur Awak belajar buku nyamuk ini nak jadi dokter nyamuk Hai bacalah doa-doa wirid-wirit kan begitu biasanya umur dan lanjut baru nabung bajanya moho allah waqbar walillahilhamd bagi saya itu cara berpikir Islam yang kurang betul sebagai kalau menanggungmu seperti ini elok hari-hari wirid Subhanallah subhanallah subhanallah Kenapa baru nak membaca buku nyamuk dan ingin mengetahui nyamuk nyamuk percaya aja lah Tafakur sesaat terhadap ciptaan Allah Sehingga menggetarkan hatinya meskipun Tufadilatnya lebih daripada segala galanya Melebih daripada segala galanya Tafakur sesaat Terhadap ciptaan Allah Hingga Menggetarkan jiwa Bukan begitu yang disuruh oleh Allah Yang Allah suruh kita untuk melakukannya dalam surah Ali Murad Berfikir tentang penciptaan langit dan bumi Hingga tahu akan keajaiban di sebalik segala ciptaan Kemudian dia kata, maa kholak ta hadha batilan subhanak. Tinggi sekali itu. Pahalanya sangat tinggi. Sarannya hati hingga betul-betul merasakan. keagungan Allah sedangkan ketika dia menyebut Allah Akbar pun mungkin tidak merasakan kebesaran Allah insyaallah saya pikir ini sudah kesilap faham dalam dahulu belajar Sehingga zikir hanya diartikan mengucap Itu bukan berzikir itu Itu namanya mengucapkan kalimat zikir Bukan berzikir Baru mengucap atau membaca kalimat zikir Tidak sama Membaca kalimat zikir dengan berzikir tidak sama Bizanya sangat jauh Sebab zikir itu yakni Af'alul qalbi Zikir lebih merupakan Pembuatan hati Bukan hanya lidah Sebab kalau lidah hanya Mengucapkan, itu namanya membaca Kalimat zikir Dan hati tidak dilibatkan Ya kosong lah Itu bab gok pun pandai yang zikir Babro, Peret Peret pun pandai juga Dikit, Subhanallah Tapi tanya dia tak paham Samalah Kata guru saya Sama aja kamu berkata Subhanallah Tapi hati kamu lagu Sama dengan Peret, sama dengan Babro Sama, 100% sama Sebab itu Tafakur itu penting Sekali Dan tafakur objeknya, ya ini ciptaan Allah. Ciptaan Allah. Nih, apa namanya? Mushakalah takdiriyah. Jadi tidak disebutkan musahibnya, karena musahibnya berada di luar. Bukan ada di dalam ayat. Di luar ayat. Yaitu, ayat yang ada padanya Musyakalah ini, takdir ya, ia merupakan jawaban ataupun respon Allah terhadap apa yang didakwakan, dituduhkan oleh orang-orang kafir. Sebab itulah ayat-ayat seperti ini, atau dipanggil ayat yang ada padanya musyakalah takdiriyah Ini mesti ada sebab turunnya Ada sebab nuzulnya Tanpa mengetahui sebab nuzulnya, nanti kita kurang dapat maklumat yang lengkap Apa aganya, sebab ini musyakalah takdiriyah Musyakibnya berada di luar ayat Yang berada di luar ayat itulah yang menjadi sebab turunnya Dan itu penting untuk memahami sesuatu ayat Ini contoh yang kedua Takdiriyah Saya katakan tadi Bahwa dalam Al-Quran Musyakalah yang paling banyak, yaitu musyakalah tahkikoh. Ada musyakalah tahkikoh, ada musyakalah takdiriyah. Yang paling banyak, yaitu musyakalah tahkikoh. Yakni musyakalah yang musahibnya disebutkan, seperti yang selama ini kita pelajari itu. Kita lihatlah contohnya. Berkaitan dengan musyakalah. Tahkikoh ini Allahu Subhanahu Wa Ta'ala berfirman di dalam ayat yang lain Lihat firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam surah Surah apa nih ya Kama atas horor Di dalam surah Hud Ayat yang ke-38 Surah Hud Ayat yang ke-38 Alhamdulillah minasyaitanirrojim, bismillahirrohmanirrohim Hai wayash na'ul fulka wa kullama marra alaihi malam min qawmi sakhiru min khala in tashkaru minna fa'innana shoruminkum kama tashorun wa yasna'ul fulka dan dia Nuh a.s. kapal kullama dan setiap kali marroh lalu alehi atasnya yakni dakat lalu lewat dekat nuh yang sedang buat kapal malaun pembesar-pembesar kaumihi daripada kaumnya sakhiru minhu mereka mengejek Mereka memperolok-olokkan Nabi Nuh Qala berkatalah Nuh Intas khoruminna Jika kamu mengejek memperolok-olokkan kami Fa'inna naskhoruminkum maka sesudahnya kami akan mengejekmu, kamu kamu atas khorun sebagaimana kamu mengejek atau memperolok-olokkan disini ada musyakalah ada syakhiro Mengejek, mentertawakan atau mengejek bahan olok-olok lah yang dikaitkan kepada Nabi Nuh dan dikaitkan kepada kaumnya Tentulah makna mengejek, syakhir, yang dinisbahkan kepada Nabi Nuh dan yang dihubungkan kepada kaumnya pasti berbeza pasti berbeza tidak mungkin Nabi Nuh melakukan perbuatan yang sama dengan yang dilakukan oleh kaumnya walaupun kalimat yang Allah gunakan sama sakro yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh adalah berkonotasi negatif perbuatan yang dosa Tentulah keluar daripada rasa benci, dengki, dan lain sebagainya. Sementara sakro yang dinisbahkan pada Nabi Nuh, tentulah bukan karena perasaan dengki, benci, dan karena sifat jahat. Di sini hanya ada musyakalah. Musyakalah. Ucapan Nabi, ucapan kaumnya, ejekan kaumnya beranuh, ya mungkin melalui perkataan, melalui perbuatan. Dianggapnya Nuh buduh, dianggap Nuh ini jahil, dianggap Nabi Nuh ini gila. Karena buat kapal di darat, di daratan, buat kapal di daratan. Dan tempat itu tidak pernah hujan, apalagi banjir. Dan tak pernah ada orang buat kapal. Orang buat kapal biasanya di pesisir pantai, di tepian pantai, di laut lah. Ini di tengah padang pasir. Jangankan banjir hujan pun jarang. Setelah ditanya, buat apa kapal, Nuh? Ya, nanti banjir besar. Kan lagi ditambah. Ejikannya, caciannya, celahnya makin menjadi lagi. Ya, Nabi Nuh, tak apalah. Kalau kamu mengejek kami, celah kami, memperankan kami, mentertawan kami, tak apalah, nanti pun kami akan mentertawankan. Tapi lagi sekali, mereka mentertawankan Nuh itu karena kedengkian, karena kemarahan. karena dendam, karena permusuhan berbeza nanti syukriah yang dilakukan oleh Nabi Nuh Nabi Nuh tidak pernah kata tidak mengajak mereka diselamatkannya Nuh AS dan pengikutnya daripada taufan yang besar dan dibinasakan kaumnya yang dahulu tidak mempercayainya itu adalah ejekan bagi mereka melihat kejayaan, keselamatan Nabi Nuh dan pengikut setianya bukan kaitu ejekan yang sangat asal sekali tidak perlu diungkapkan dengan perkataan akan membuat mereka semakin sakit membuat mereka semakin sakit semakin tersiksa melihat orang yang diejek Selamat Di sini ada Mush ada musyakalah yang pastinya saya tadi tidak sama syakhirah yang dilakukan oleh Nabi Nuh kepada kaumnya dengan syakhirah yang dilakukan oleh kaumnya kepada Nabi Nuh a.s kalimatnya sahaja yang serupa tetapi makna dan maksudnya berbeza makna dan maksudnya berbeza Sebab, sikhriun yang dilakukan oleh kaumnya adalah ejekan, hinaan Karena terdorong perasaan dengki, benci, marah Sementara sikhriun yang dilakukan oleh Nabi Nuh bukan-bukan ucapan Sebaliknya adalah balasan bagi perbuatan mereka selama ini ini musyakalah bukikah tengok yang lain cara memahannya juga mesti berbeza di dalam surah yusuf Di dalam surah Yusuf, ayat yang ke-24 Di sini kena hati-hati memahaminya Sebab di sini musyakallah Kalau tidak hati-hati nanti kita akan salah faham tentang Yusuf a.s. Kita pikir Nabi Yusuf punya lah sifat buruk Sebagaimana yang ada pada diri perempuan yang menggudanya itu Kita fikir nanti Nabi Sub punya perangai, punya sifat yang buruk Sebenarnya sifat yang ada pada hati perempuan yang menggudanya Wa laqad hammad bih Wa'udhan lamdemi qad sungguh hammad bih Hamma Dia telah berkembang Berkemauan Bihi akannya Tadkala dan demi sesungguhnya perempuan dari telah punya keinginan, kemauan yang sangat tinggi kepadanya Yusuf. Hama itu maknanya kemauan irodah yang tinggi. Kemauan yang hampir-hampir tak dapat dibendungnya. Ibarat budak memang menangis sekuat-kuatnya walaupun depan orang ramai. Dah tak malu lah. Ya, keinginan punya sadar dah hilang perasaan malu Orang tengok pun tak kisah kan, begitu budak biasanya punya keinginan kan Suruh belikan coklat Menangis, tak kisah Itu namanya hammat Wa hammabihah Dan dia Yusuf Hammah Dengannya, tinggal, Hamar yang satu diisbakan kepada perempuan tadi yang menggodanya, yang satu diisbakan kepada Yusuf. Adakah ini bermakna perempuan tadi, perempuan tadi, Hamar punya keinginan kepada Yusuf, Yusuf pun punya keinginan kepadanya. Kalau kita fahamnya begitu, ini sudah merendahkan darjah Yusuf a.s. Oh rupanya Yusuf pun shock Perempuan tadi shock dan Yusuf pun? Shock Hanya Nabi Yusuf laulaan R. ro'ah burhanar rabi kalaulah tidak karena dia melihat bukti kebenaran Tuhannya kadalika demikianlah ninasrifaan husu awal faksyak demikianlah karena kami tidak memalingkan daripadanya Yusuf Asu dan Faksa Inna hu min ibadina al-mukhlasin Sesungguhnya di Yusuf itu daripada Hamba-hamba kami yang mukhlas Yang dipilih Mukhlasin Orang-orang yang disucikan, yang dipilih Bukan mukhlis, mukhlis mana yang mengikhlaskan Kalau mukhlis orang yang ikhlas Mukhlas, ini mukhlas bukan mukhlis Bukan daripada hamba-hamba ku yang ikhlas Hamba ku yang dipilih Yang disucihkan, dibebaskan Dibibaskan Baik, disitu ada kalimat Walakut hamad bih wa hamma biha Apa maksudnya ini? Tentang hamad bih kita tahu Apa yang dimaksudkan hamad bih Jadi, perempuan tadi punya keinginan melakukan fahisah Itu sudah pasti. Yang dimaksudkan Hamad, perempuan tadi punya keinginan belakang Fahishah. Dan keinginan itu sudah menyatu antara tiga perbuatan, ucapan, perbuatan, eh hati, perucapan, dan perbuatan. Hatinya Hamad. Perbuatannya Mengejauh sana, kejauh sini Kejauh sana, kejauh sini Tutup pintu Tutup tingkap, koyak baju Itu dia punya Fiilnya Ucapannya Pun begitu Hai talap, hai talap, hai talap So tiga-tiga itu sudah jadi satu Memang apa yang Dirasakan dalam hati Diungkapkan melalui lidah Diterjemahkan melalui tindakan Wah itu hebat Dan Dia ingin melakukan perbuatan fakhishah Tapi Wahamma biha Dan Yusuf pun hamma biha Jangan kita fahami hamma disini Sama dengan hamat yang pertama Tidak boleh Kalau kita yang sama Oh Nabi Yusuf pun hatinya suka Hai tindakannya pun diri kejo-jo juga disini musyakallah hanya kalimatnya saja yang disamakan tapi maksudnya lain maksudnya di aywa hamayusobidhar bihawaddaf ihannafsi Ke ini Yusuf Yani ingin kalau boleh memukul perempuan tadi, tapi apakan daya? Dia tuannya. Ingin menolaknya, tapi apakan daya? Kan dia masih kanak-kanak, masih bujik apa namanya, muda. dan berusaha untuk melarikan diri seboleh-bolehnya begitu kejar ke bagi pintu perempuan itu sudah ada depan pintu mana lebih pantas lah dari dia ketika dia hampir-hampir dapat melepaskan dirinya keluar daripada ruangan tadi tarik bajunya So, yang satu punya keinginan yang kuat melakukan maksiat Yang lain punya keinginan yang kuat untuk mengelak daripada melakukan maksiat Menggunakan kalimat yang sama, hamma Satu ingin menolaknya, hamad biha Apa yang matbihi? Yang satu hamad bih Hamad bih, yang satu hamad biha Jadi tidak sama, hanya sama dari segi kalimatnya sahaja Ini namanya musyakalah Dan musyakalah tahkikoh karena disebutkan Dia punya musahibnya Disebutkan musahibnya Tapi maksudnya berbeza Al-An'aw inqadama ala ma'hamma bi ahli ahlak ahlaq, awqataluhu adhan alhimuru'ah marawah Al-Qabi wa qadha fattah bi'anau daha ayah dan seterusnya dan seterusnya dan banyak lagi banyak lagi ini satu diantara contohnya sangat banyak ya dalam Al-Quran apa namanya musyakallah yang seperti ini dan yang paling banyak itu adalah musyakallah apa namanya akikoh ini paling banyak sekali Jadi, cara memahaminya Mesti berbeza Bagi kalimat yang sama Hanya saja, seperti mana sekarang Tiba hari Ada pendapat yang mengatakan Bahwa dalam Al-Quran tidak ada Mushakalah Tidak ada tauriah Tidak ada Mushakalah Contohnya, bila ia disuai pada Allah, ya memang itu Allah yang kata begitu, ya begitu lah. Tidak perlu diartikan yang lain. Tidak perlu diartikan yang lain. Contoh umpamanya, dalam ayat yang berikut ini, ada memi, iya ada musyakalah. Tapi bagi yang lain, ini bukan musyakalah. Itu perbezaannya karena berkaitan dengan pahaman tawhid yang berbeza. Mereka berbeda pendapat karena punya fahaman Tauhid, cara memiliki Tauhid yang berbeza Lihat di dalam surah Al-Ma'idah Ayat 116 Pahamannya Ada yang kata Di sini ada musyakalah, ada yang kata tidak ada. Alma idah. 116. Al-Ma'idah 116 Alhamdulillahirrahmanirrahim Waizqalallahu ya'i sabna Maryam Dan ingatlah ketika Allah berfirman Wahaiya'i sabnu Maryam A'anta qul talinnas Adakah engkau pernah berkata kepada manusia yakni kaum kamu Kamu suruh mereka ittakhidhuni wa ummiya ilahain mindunilah Jadikanlah oleh kamu akan diriku dan jadikanlah oleh kamu akan ibuku dua Tuhan selain Allah Kamu pernah suruh mereka begitu kah? Wa'a'isa, kamu pernahkah suruh kaum kamu untuk menjadikan kamu dan ibumu ini dua Tuhan selain aku? Kata Allah. Sebab ramai daripada mereka ini yang sembah kamu. Dia percaya kepada aku sebagai Tuhannya, Rabnya, tapi dia juga percaya kamu sebagai Tuhannya. Dia percaya bahwa ibumu pun sebagai Tuhan. Mereka tak cukup dengan satu Tuhan. Satu kurang. Jadi mereka lakukan, mereka menyengkutukan aku, menyebah kamu ini sebab kamu suruh kemu, Isa, nanti Nabi Isa di tarik. Ini bukan di masa Nabi Isa di hidup, ke masa hidup dunia ya. Nanti di akhirat. Nanti di akhirat. Jawaban Nabi Isa, Qala subhanak. Berkatalah Isa, maksud cinkau ya Allah. Ma yakunuli an akula ma lai salih bihaq. Tidak ada hak bagi aku, tak patut bagi aku, mustahil bagi aku. Aku berkata apa yang aku tidak ada hak untuk mengatakannya. Ya Allah tidak ada hak bagi aku untuk suruh umatku sembah aku. Jadi tidak mungkin aku kata begitu. In kuntu kultuhu, jika aku pernah mengucapkannya seperti itu. Tentulah fakot alim tah Pasti engkau telah mengetahuinya Jika Nabi Isa pernah kata begitu Walaupun sekali Pasti Allah mengetahui Pasti Bermakna Nabi Isa tak pernah Suruh begitu lah Dalam Ijil pun kan tidak ada Yang mereka Nabi Isa ini Mendakwadinya Tuhan dan disuruh Dan Nabi Isa suruh Nasrani menyembahnya Bagi kita, bagi saya, satu keberanian yang luar biasa Karena keyakinan yang jitu Saudara Zakir Naik Yang mencabar orang Kristian Bukan orang Kristian awam Orang Kristian padipadi mereka Tolong tunjukkan kepada saya Dalam kitab Injil yang kamu miliki Tak tahulah hijil apapun yang kamu ada Walaupun hanya satu ayat Satu perkataan Yang menyatakan bahwa Isa Dia, Isa kata, aku adalah Tuhan dan sembahlah aku Tolong tujuan kepada aku Jika ada Jika ada Maka aku akan Terima agama kamu Aku akan terima agama kamu Sampai sekarang cabaran itu tidak ada Dan memang tidak ada Dalam Injil pun tidak ada Nanti Nabi Isa pun Didakwa, ditanya oleh Allah Pun Mengaku Tidak pernah Ngatakannya Jika aku pernah mengucapkannya ya Allah Pasti engkau mengetahuinya Caklamu mafi nafsi wa la'alamu mafi nafsik Engkau mengetahui apa yang ada dalam diriku Dan aku pula tidak mengetahui apa yang ada dalam dirimu Innaka anta allamul ghuyub Sesungguhnya engkau, engkaulah yang maha mengetahui perkara-perkara yang gaib Di dalam ayat ini, saya katakan tadi, dipersisihkan Tentang ada atau tiadanya musyakalah Ada yang kata dalam ayat ini ada musyakalah, ada yang kata dalam ayat ini tidak ada musyakalah. Perbezaan itu saat tadi, yakni berpunca daripada fahaman tawhid. Cara memahami tawhid atau cara mengisahkan Allah lebih tepatnya. Karena mereka mempunyai pandangan yang berbeza tentang cara bagaimana mengisahkan Allah dengan sebenar-benarnya. Mana agak-agak yang diperisikan ada atau tiadanya musyakalah dalam ayat ini? Kalimat mana? Kalimat yang berminyak seperti apa dalam ayat ini? Wa itukallallahu ya'isamu'l-nyata'i Dari pada mula hingga huyub Mana agak-agak yang dikatakan musyakalah dan yang diperisikan ada atau tiada musyakalah? Dalam kalimat mana? Ayat mana? A'an takul talina si tahiduni Tak nampak? Eh tak nampak bahaya kalau tak nampak Tak nampak, oh bahaya kalau tak nampak Mana? Iya? Ya, ya mana? Mana dia? Mulai dari mana? Ta'lamu ma fi nafsi wa la'alamu ma fi nafsik Itulah musyakalahnya yang dikatakan musyakalah tapi ada yang kata itu bukan musyakalah Aku, engkau mengetahui apa yang dalam diriku, nafsi, nafsi. Aku pula tak tahu apa yang ada dalam nafsu. Kan, tengok. Perkataan nafsi yang disandarkan pada Nabi Isa, Nabi Isa kata diriku, diriku, tentu tidak sama maksudnya dengan nafsun yang disandarkan, disubahkan kepada Allah. Nafsi. Hanya sama dari segi perkataan. Bagi yang memahami disini ada musyakalah Maksudnya, Ya Allah Engkau mengetahui Apa saya terlintas dalam hatiku ini Dalam diriku, yang aku buat, yang aku kata Bahkan yang aku niatkan pun engkau mengetahui Tetapi aku ini Ya Allah Tidak tahu sama sekali apa yang ada di sisimu Finafsika maksudnya I'm in indica Di sisimu Itu bagi yang mempercaya ini adanya musyakalah Tapi yang kata tidak ada musyakalah Karena mengikuti fahaman Tauhid katalah salafus salih Ya karena Allah kata nafsun, ya nafsun Jadi kita fahami Nabi Isa kata Engkau tahu apa yang dalam diriku Aku tak tahu apa yang dalam dirimu Allah sendiri kata diri, dirinya Hanya bagaimana nafsun Allah Tidak sama dengan nafsun kita Hai jadi bagi yang berarti tidak musyakallah yang tidak ada takwil mesti tafwid tidak boleh takwil tapi tafwid seperti masa kata buah hari ya kita kena percaya alimanubihi wajib beriman dengannya adalah wajib karena Allah kata nafsik Allah kata nafsun nafsun lima nubi wajib wal kifayatulayu kayyaf tentang bagaimana jangan tanyakan su'alu anhu haram mempertanyakannya haram, tak boleh habis macam mana nafsunya, laisa kamislihi say'un tak ada yang serupa ya sudah, itu saja jadi ini bukan musyakallah, memang Allah kata nafsun wajib kita yakin ada nafsun Hai itu yang berfahaman tafwid sehingga Ayah ini tidak ada musyakallah tapi yang berfahaman Ada ta'wil, jadi ada musyakalah, maksudnya Engkau ya Allah, mengetahui apa yang ada dalam diriku Jangankan yang aku ucapkan, jangankan yang aku lakukan Yang terlintas dalam hatiku pun engkau mengetahui Kata Isa Aku pula tak tahu apa yang ada di sisimu Nafsun Nafsun diadil Itulah yang saya katakan tadi Jadi ada perbezaan tentang ada atau dimusakalah jika berkaitan dengan Allah subhanahu wa ta'ala contoh kaitan disifatnya nih tapi kalau ya susah juga ya kalau nak mencontoh banyak Allah huyestah ziubihim Allah mengejek mereka sebab mereka mengejek Allah yukhadi unnallaha mereka menipu Allah wahu akhadi uhum dan Allah pula penipu mereka uh bagaimana ya maksudnya ya kita percaya sebab Allah sendiri yang kata Itu bila yang tafwid lah Seperti itu tadi saya nyatakan Soalnya sekali, jadi paling tidak ada tiga Ada yang mengatakan tidak ada Musyakalah, termasuk Tauriyah sama sekali Ada yang mengatakan ada, ada yang Tengah-tengah Bila dalam musyakalah itu Berkait dengan sifat-sifat Allah Seyugianya Tafwid Tafwid, diserah Diserah, tak perlu dimusyakalahkan Tapi jika berkaitan dengan selain Allah, sifat Allah, maka ada Musyakallah. Itu yang jalan tengah. Sebab kedua-dua tadi, yang tafwi atau yang ta'wih tadi, saya yakin niatnya adalah sama. Ingin mengisahkan Allah dengan sebenar-benarnya. Menjauhkan daripada syirik. Niatnya pasti sama. Hanya mungkin cara mengisahkan itu berbeza. Caranya. Yang benar macam mana? Wallahu'alam sebab Allah sendiri yang maha mengetahui Tuh, segala contoh Dan banyak lagi, banyak lagi, tolong dicari sendiri Tolong dicari sendiri Sangat banyak seperti ini dan tidak susah lah maksudnya Sebab bila semakin banyak yang contohnya makin mudah kita mengingatinya Tidak sedikit, sangat-sangat banyak Wallahu'alam, insya'Allah kita akan sambung pada masa hadapan. Salam keberadaan.