Kalau mahasiswa belajar sambil ngerjain proyek real, pasti dapet feel-nya. Itu namanya proyek base learning, bukan proyek-proyekan base learning. Tetapi filosofi kita adalah mencetak calon pemimpin yang bisa nukang.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam hangat pemirsa dimanapun Anda berada. Kembali kita bersama dalam podcast. Podcast Kaki Lima Pendekar Bisnis yang diproduksi oleh UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Negeri Padang. Kali ini bersama saya Dr. Nofriyon MPD dan kita memiliki tamu spesial.
Beliau adalah Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Kita sapa dulu Pak Wikan Sakarinto. STMSCPSD Selamat datang Pak Wikan Terima kasih Mas Dion atau Pak Dion Kita panggil Mas Dion aja ya Mas Dion boleh Saya juga panggil Pak Wikan aja Tidak panggil Pak Dirjen ya, Pak Wikan saja Oh iya, karena siapa tau mungkin 5 tahun lagi Sudah bukan Dirjen lagi ya Mudah-mudahan terus meroket Pak ya Meroket karirnya Meroket dalam artian Bermanfaat bagi rakyat Amin Kita doakan seperti itu Baik, pemirsa Pak Wikan, dirjen kita ini Masih sangat muda Dan kadangkali bisa dikatakan beliau adalah Salah satu the rising star Generasi muda Indonesia Itu kayaknya perlu dikoreksi Oh kenapa?
Karena rising star itu biasanya Kalau nggak pemain bola Atau penyanyi baru Tapi Tapi Kalau untuk ukuran generasi 70-an yang sudah bisa masuk di Esalon 1 kementerian, saya kira itu satu hal yang luar biasa, Pak. Iya, kalau itu berarti baru dapat jatah untuk mengabdi untuk bangsa dan negara. Oke, tapi Pak Wikan telah mewakili kami generasi muda, Pak.
Mudah-mudahan. Oke, Pak Wikan, ini dalam podcast ini, tujuan utamanya adalah memotivasi mahasiswa. Masih soal UNP khususnya dan juga Ketua umum Untuk menumbuh kembangkan jiwa entrepreneur Wira usaha Dan kita mudah-mudahan Dengan kehadiran Pak Dirjen Ini bisa semakin Macu semangat mereka untuk menjadi entrepreneur Amin, moga-moga Acara kita ini nanti akan Melahirkan bibit-bibit baru Yang kelihatan jadi Uniquen-uniquen Yang lahir dari UNP Amin, Pak Ini sewaktu Pak Rektor bilang bahwa Pak Dirjen akan hadir sebagai narasumber kita Saya terus serang nih, kan saya ini di pendidikan akademik Ini Dirjen Vokasi, aduh belum terlalu kenal Pak Akhirnya saya coba searching dan dapat info juga nih dari Ibu Kepala UPT kita Ibu Asmaril Asri, kalau Bapak itu juga seorang Youtuber Nah mulai deh, saya coba searching gitu ya Nah dari channel Public Speaking UGM Saya dapat informasi kalau Bapak selain Dirjen nih Pak ya adalah seorang produser film, juga seorang Youtuber, dan juga seorang public speaker handal Katakanlah expertnya public speaking Ini boleh cerita Pak, bagaimana Bapak menjalani keseharian di luar sebagai Dirjen nih Pak ya Sebagai Youtuber Berarti tiga tadi ya Tiga Public speaking Public speaking Produser Produser Youtuber Saya harus klarifikasi Kenapa?
Yang public speaking kayaknya enggak Juga deh Tapi kalau Youtuber iya Oke kita mulai dari Youtuber Bang Kalau Producer ya kadang-kadang Oke Youtuber Saya memang passion Saya sangat passion Untuk menampilkan konten-konten saya Untuk anak-anak muda Itu passion saya Jadi saya acting-acting sendiri Shooting-shooting sendiri Ngedit juga ngedit sendiri Dengan komputer saya Upload-upload sendiri, saya kelola sendiri Youtube saya Tapi saya lihat ada 2 channel Bapak Oh iya, satunya itu setelah saya pindah ke Jakarta Kemudian ke Mendibut Teman-teman dari Direktur Jenabrikan Vokasi Merasa Pak kayaknya perlu deh Pak Pak Dirjen punya official Akun Youtube untuk yang Dirjen Maka dibikinlah yang baru itu Itu yang ratusan ribu Kalau yang ratusan ribu udah saya bikin 3 tahun Saya bikin lama Akun itu, tapi saya baru fokus Saya garap baru 2,5 tahun yang lalu Dengan nama Wikan Sakarinto Atau kadang-kadang Kalau di search itu isigood.com Karena saya pernah punya koran online Namanya isigood.com Tapi sudah bangkrut Akhirnya yang bertahan konten kreatornya Boleh disampaikan juga Pak Wikan Perbedaan konten dari kedua channel itu Kalau kontennya Tidak sama, meskipun ada yang beberapa yang sama Seperti film Reunion Yang saya tulis sendiri itu Film Reunion episode 1 Dan mungkin moga-moga sampai episode 10 itu sama Tapi sisanya beda Kalau yang akun saya pribadi Itu adalah kegiatan-kegiatan pribadi saya Jadi misalnya dulu Saya sebagai dekan vokasi UGM Kalau dekan-dekan yang lain Duduk di depan ketika wisuda ya Ketika wisuda kan duduk di depan Kalau dekan-dekan yang lain duduk di depan Ini mahasiswa yang di wisuda Di belakang Di depannya itu Dengan lain mungkin baca laporan Atau mereview jurnal Kalau saya dengan vokasi Saya sibuk gini IP keempat Dari kedokteran UGM Tepuk tangan Dari beberapa video itu Saya gak tau ya Algoritma Youtube itu seperti apa Sehingga beberapa video saya Yang sudah UGM itu Saya edit dengan agak simple saja Itu penonton ada yang 3,5 juta Oh adanya 3,1 juta view dan sebagainya jadi itu lebih ke konten-konten private pribadi saya tapi sangat diminati, mungkin karena faktor weekendnya juga kali Pak ya? ini channelnya tapi gini ya bisa jadi sih tapi gini saya nembak pakai kamera kemudian nanti saya edit, itu saya edit dengan segenap hati saya benar-benar Pengen mengedit, saya ingin persembahkan yang terbaik untuk audiens Film-film saya, video-video editan saya itu Meskipun saya edit dengan waktu kadang hanya 5 atau kadang 15 jam Tapi saya edit sendiri Mungkin ketika tersaji ke audiens Saya tuh pengen perfeksionis Mungkin dari situ storyline juga saya ubah-ubah sedikit Mungkin dari situ penonton tertarik Saya passion betul, saya passion Mas Dion Saya sangat passion ngedit film, saya sangat passion ngevlog gitu, luar biasa dan saya nggak kuliah dulu, nggak kuliah bidang itu, nggak kuliah bidang multimedia nah disini informasinya Bapak S2 nya itu di Department of Mechanical Engineering University of Germany, Belanda dan ada dua ya Pak ya, Dortmund University Jerman, Teknik Mesin di Jepang S3 di Kobe University lebih ke Teknik Management Manufacturing oke, tidak punya tim khusus untuk channel ini praktisnya 90% saya sendiri semua jadi artinya, karena saya passion mulai dari passion sendiri lalu, lakukan apa yang Anda suka dan suka apa yang Anda lakukan oke, bagus, itu poinnya saya pokoknya bisa persembahkan, ada yang nonton saya sudah senang kalau saya dapat pendapatan Youtube itu bonus saja bonus, oke makasih Pak Wikan, lanjut ini produser film Pak ini aslinya itu waktu saya jadi dekan Ada dosen di Vokasi yang juga gila, dosen pro di multimedia dan film di UGM Dia bilang, Pak Wikan kita bikin film loh, layar lebar Wah apa, saya seneng kalau ketemu anak-anak muda, dosen-dosen muda yang gila gitu Saya malah bingung kalau dosennya itu waras-waras ya Waras itu maksudnya dalam tanda kutip Lurus Oh gimana ya? Apa ya, kebanyakan mikir gitu, akhirnya nggak berani melangkah gitu takut melangkah, padahal dia gak melangkah sama sekali itu dosen gila, udah gak pernah sudah gak punya duit gak punya daya dukung pokoknya bikin film lebar-lebar itu kan gila, yaudah saya temenin gila aja itu tentang apa dulu filmnya pak? science fiction, judulnya tengkorak, bukan film horror tapi ke fiksi ilmiah dan dalam waktu yang lama sekali 4 tahun 4 tahun?
jadilah film itu, bintang film gak dibayar kamerawan gak dibayar, kuru gak dibayar Editor gak dibayar, cuma dibayar nasi padang aja Ini sekarang dipadang Dulu itu dananya dibiayai dengan gaji PNS kita Itu namanya orang gila nekat Tapi saya bilang ke Pak Yusron Pak Yusron kalau saya gabung Saya gak mau setengah-setengah Meskipun kita gak punya uang, kita gak punya apa-apa Kita harus jadi Dan kita akhirnya jadi kampus kedua di Indonesia Yang bisa membuat film lebar-lebar Dan ditanyakan di bioskop setelah Amikom Membuat film Battle of Surabaya Tapi juga pernah ikut festival di beberapa negara Iya, dan jadi best nom ini Kita sempat, dan resminya Film Tengkorak Fiksyilm-nya itu Premiernya di San Jose, di Amerika Karena kita menjadi salah satu nominasi best film Di Cinequest Festival International Film Festival di Cinequest Wah, itu keren Dan officially kita premier di San Jose Dan akhirnya pulang C21 dan CGV juga bersedia untuk menayangkan di beberapa puluh layar bioskop di beberapa kota. Makasih, Pak Wikan. Ini inspirasi bagi kita semua ya.
Jadi kebiasaan rutinitas kita boleh punya rutinitas formal, tapi bukan berarti... Saya ingat, saya ingat. Ketika kita merender, kan itu banyak CGI-nya, banyak green screen-nya, kan harus dirender.
Ketika kita dikejar untuk tayang di Cinequest, atau ke bioskop di sana, kita ingat ternyata komputer kita nggak kuat. Saya bantingan aja sudah. Beli komputer yang harganya kalau nggak salah 80 juta.
Waktu itu saya juga bingung. Ya udahlah. Nah gimana lagi?
Akhirnya kita beli komputer yang harga 80 juta. Ya macem-macem lah. Setelah kita mendapatkan pemasukan dari bioskop. Ya akhirnya bintang film.
Yang bintang film utamanya kan cewek itu. Udah menikah. Kita pesen. Jangan hamil dong. Jangan hamil.
Dia nggak hamil 4 tahun. 4 tahun produksi. Menyelesaikan produksi itu.
Tapi. Kalau beranjak dari semangat awal dari film Tengkora ini, untuk apa tujuannya? Memang untuk sains saja?
Teaching Factory. Teaching Factory. Teaching Industri nya, Fokasi UGM.
Kalau mahasiswa belajar sambil ngerjain proyek real, pasti dapet feelnya. Itu namanya proyek based learning. Bukan proyek-proyekan based learning.
Kalau proyek-proyekan based learning, produknya itu tidak dihilirkan di pasar. Misalkan praktek pengelasan. Ngelas, Dred. Dua besi dilas, cerit Udah pak, udah projek pak, oke Setelah dilas, besinya buat apa?
Ya dibuang pak, cuma balas Itu namanya bukan projek base learning Itu namanya projek-projekan Base learning, projek gak jelas Harusnya kalau mau ngelas Atau praktek bikin animasi Itu pesenan real dari pasar Itu latar belakang Teaching industry Di salah satu prodi di UGM Fokus UGM Kalau mau bikin film ya harus dihilirkan ke pasar Harus diterima Di tengah masyarakat Dan harus mendapatkan income Itu belajarnya ibarat belajar berenang Nyemplung ke samudera Enggak cuma belajar berenang Cuma icik-icik di pinggir kolam aja Berarti memang sekarang di kementerian kita Memang mengharuskan cash method dan team based project itu Cash based learning, project based learning Bukan project-projectan based learning Baik pak Ini kita Kalau tadi kita mungkin agak sedikit santai dengan Youtuber, dengan produser film Sekarang kita mau tahu Ini serius sekarang? Agak serius sedikit pak Agak serius sedikit 4 tahun sebagai dekan sekolah vokasi UGM Ini ada, ini kabarnya sukses berat loh pak Oh gitu, kayaknya kabarnya harus diklarifikasi gitu Suksesnya sih ya ringan-ringan aja Sukses, sukses berat ya Itu tim kreatifnya harus diklarifikasi gitu Kayaknya sih belum sukses ya Jadi mengimplementasikan teaching Industry dalam rangka mewujudkan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia kerja. Jadi antara bagaimana relevansi antara vocational knowledge dengan school of knowledge.
Nah ini kita ingin tahu nih Pak, beberapa best practices Bapak ketika menjadi dekan. Konsep yang saya usung adalah link and match. Link and match itu sudah istilah lama. Sejak tahun 80-an Prof. Fardiman sudah mengembahkan link and match. Link and match nah di era saat ini mari kita lanjutkan link tetapi yang match jangan link tapi gak match link tapi lulusannya mengejapkan industri link sudah MOU ya kan sudah MOU tapi kurikulum gak di matching link tapi yang ngajar gak ada dari industri link maka gak dirancang dari awal nah itu gak match maka link and match kita Konsep saya adalah link and super match itu Nggak cuma tanda tangan MOU, foto-foto masuk koran dan berani Oke aku udah link and match Link and match itu kurikulum dan bener-bener kurikulum gabungan Antara industri dan kurikulum kita Kurikulum mereka masukkan ke sini Training-training mereka masukkan ke kurikulum kita Itu ibarat makanan, resepnya dibikin bersama Setelah resep dibikin bersama Mereka juga harus kita ajak masak bareng Resep dibikin bersama Masak bersama, cicipin bersama Dimagangkan Setelah dicicipin cocok Setelah lulus dicap bersama Tidak cuma ijazah kita Tapi sertifikat kompetensi dari mereka Cocok diambil, dimakan Itu dikembangkan sendiri Atau Bapak terinspirasi juga Dari praktik di luar atau gimana?
Itu ide saya Kita gak bisa masak makanan Ke industri yang mau makan Tapi kita gak tau mereka mau makan apa Jadi link and match Link and super match mereka mau makan apa? Saya bikinkan, mau gado-gado, ya bikin gado-gado, jangan bikin nasi pecel. Jadi saya yakin, ini 4 tahun seperti itu, dengan kesuksesan seperti itu, mungkin ini jadi catatan poin makanya maju ke Jakarta ya Pak? Itu ceritanya panjang. Tapi gini, kalau ditanya, apa yang paling tidak pernah saya lupakan ketika saya jadi dikan UGM, setelah saya punya link and match, itu kan baru konsep.
Saya tutup seluruh D3. D3 ditutup semua Saya stop menerima mas yang baru D3 Itu kenapa? Ya mas Dion punya anak ya Saya doakan anaknya masuk D3 mau gak?
Miki Ya soalnya mohon maaf juga Kalau D3 itu biasanya Laya Masuk D3 itu karena gagal masuk S1 Seperti saya Saya masuk D3 UGM karena saya gak terima di S1 Tadik misalnya UGM Tapi anyway gini Saya waktu itu memang agak frontal ya Dalam waktu sangat cepat Saya minta ke teman-teman Ayo D3 itu di stop saja Kemudian kita buka Sarjana Terapan Kita akan fokus pada Sarjana Terapan dan S2 Terapan Tetapi ngebukanya harus dengan link and match full tadi itu Bikin bersama dan sebagainya Ternyata tidak seluruh teman-teman saya pede gitu Pak D kan Ini D3 kita kan sudah laris ya, kalau D4 kita nggak laris gimana? Iya, iya, iya. Resistensi dari beberapa pihak ya.
Wah besar, besar. Akhirnya saya ajak teman-teman yang memang sepahaman dengan filosofi D4 ini, bagi yang nggak setuju ya sudah. Saya pikir, ya kenapa dulu milih saya jadi Dekan?
Kan gitu aja. Kalau saya dulu nggak jagoin Dekan, saya dipaksa untuk maju. Saya suruh kampanye nggak usah, saya nggak mau kampanye.
Tapi kan calon lain kan udah kampanye. Udah lah, kalau nggak suka sama saya, nggak usah milih saya, simple. Iya, iya. Eh ternyata saya kepilih.
Oke. Oke, let's do it. Let's do in my way atau in our way. Ya kadang-kadang nggak disujui.
Nah akhirnya, saya bener-bener mati-matian memacu, akhirnya terbukalah 20 sarjana terapan yang link and match. Dan ternyata, pendaftarnya melonjak tinggi. Ada yang satu D4 itu pendaftarnya 1 banding 120. 1 banding 112. 1 banding 100, 1 banding 50 Jadi dengan meningkatkan serata itu ya Dan banyak yang milih pilihan 1 Pilihan, iya iya Kalau D3 rata-rata pilihan 2 atau pilihan 3 Oke, itu merangkali satu best practices juga ya Menutup D3, lalu ada solusinya Iya, D3-nya kita stop penerimaannya, kita facing out Tapi kita buka D4 yang link and match dengan industri Satu D4 baru minimal 105 industri Nikahnya Ternyata bisa. Bisa ya. Nah itu mungkin yang saya tidak akan pernah lupa seumur hidup saya.
Baik. Pemirsa kita masih dalam bincang-bincang dengan Dirjen Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Pak Wikan Sakarinto, ST, MSJ, PSD. Tadi kita sudah dengarkan best practices beliau ketika menjadi dekan sekolah vokasi UGM. Ya itu bukan berarti itu.
Best nekat saya Tapi saya punya visi ya Dan ternyata setelah banyak D4 terbuka dan laris Teman-teman yang tadi yang gak setuju D4 Pada ngusul D4 baru Saya mikir dulu gak mau pak Sekarang pada saya agak stop Malah sekarang pada semangat buka D4 nikah sama industri Oke, baik Pak Wikan kita mesti lanjut lagi nih Mau sampai jam 12 malam juga boleh Kru-nya pasti siap ya, mudah-mudahan. Ini, bertepatan dengan upacara wisuda UNP yang kemarin ya Pak ya? Tadi saya catanya.
Oh tadi ya? Itu Bapak meresmikan sekolah vokasi UNP. Dan pada saat itu Pak Rektor juga sampaikan UNP punya 20 program studi vokasi. Dan rencananya nih Pak Wikan ya, tahun 2024 itu akan membangun sekolah vokasi kampus barunya di Tarok City di Padang, Pariaman.
yang sampai 100 hektare lebih 150 hektare ya nah ini apa pesan dan harapan Bapak untuk UNP harapan saya saya mohon dalam setahun dua tahun vokasi UNP harus lebih bagus daripada vokasi UGM wah amin ya Rabbal Alamin harus lebih gila daripada saya ya tentunya nanti D3 jadi D4 kemudian link and matchnya kuat Gak cuma MOU doang 8 plus I tadi Kemudian ada banyak nanti Dosen-dosen praktisi dari industri Mengajar disini Teaching Factory Nanti melebur dalam project based learning Dan itu menjadi basis kurikulum pembelajaran Kurikulum yang membuat Anak-anak fokasi UNP itu Belajar sambil mengerjakan project real Project based learning yang akan menjadi Pilarnya teaching factory Dan nanti produk-produk dari teaching factory Vokasi UNP akan menjadi produk kebanggaan Indonesia, bermitra dengan industri, dan bisa jadi produk ekspor kita yang lahir dari talenta-talenta, researcher, dosen-dosen, dan mahasiswa vokasi UNP yang berkolaborasi dengan dosen-dosen dari S1, S2, S3, dan mahasiswa S1, S2, S3. Oke, luar biasa. Tidak ada kompetisi di dalam negeri. Sinergi. Kita berkompetisi dengan luar negeri.
Kalau kita berkompetisi dalam negeri, saling mengalahkan, saling membunuh. Itu bukan filosofi. Oke, Pak Wikan.
Tadi yang saya tangkap itu ada resistensi ya Pak ya. Ketika Bapak mencoba mengoperasionalkan ide-ide dan gagasan itu ada resistensi. Ini barangkali kita kalau bicara resistensi dari kolega, itu kan bagaimana mengubah mindset ya.
Ini kita boleh gali lebih dalam nih, strategi khas Bapak ini. Untuk mengubah mindset dari orang-orang di sekitar Bapak. Wah ini pertanyaan yang berat nih.
Kalau tadi pertanyaan cuma kilauan, sekarang ton-tonan ini pertanyaan. Memang yang paling berat itu mindset-nya. Yang paling berat mindset.
Jepang hancur di tahun 1945. Hancur lebur bangsa Jepang. Sekutu menghancurkan seluruh infrastruktur di Jepang. Seluruh peralatan perang Jepang hancur. Industri Jepang dihancurkan, dilumpuhkan semuanya.
Tapi Jepang tidak mati, tidak hancur di tahun itu. Karena apa? Manusianya. Manusia Jepang yang tidak mau kalah. dari bangsa lain.
Manusia Jepang yang tidak mau menjadi sekedar pembeli produk-produk bangsa lain. Nah, makanya saya lebih meyakini vokasi ini dibangun jangan berorientasi pada fisik dan alat dulu. Tapi berorientasi pada mindset leadership dosen-dosen dan pemimpin-pemimpin vokasi. Dan mahasiswa vokasi.
Jadi manusianya dulu dibangun. Kurikulumnya dibangun dengan link and match. Sehingga nanti 100 hektare lebih itu akan menjadi infrastruktur yang memang nyawanya sudah siap.
Ini kayaknya harus minum dulu ya. Minum. Silahkan. Ada logonya ini.
Ada logo. Silahkan. Silahkan Pak. Jadi itu.
Jadi saya berharap sekali vokasi UNP ini dibangun dengan by design. Kerjaan semangat luar negeri sudah juga disiapkan, link and match sudah disiapkan, SDM disiapkan dengan sekumpulan orang-orang gila yang kreatif tadi itu. Masuk jadi dosen vokasi UNP.
Tapi punya visi ke depan, punya semangat nggak mau kalah, punya semangat untuk menuntaskan apa yang sudah dimulai. Oke, ketika Bapak mencoba untuk melakukan ide-ide seperti itu, itu sekolah vokasi itu apakah ketika diawal didirikan? Dosen-dosennya itu dari di rekrut khusus untuk sekolah fokasi atau memang datang dari dosen-dosen yang telah ada juga? Fokasi UGM itu kan didirikan di 2009. Itu sudah ada dua kelompok bidang yang sudah punya infrastruktur dan SDM sudah sejak lama. Yaitu kelompok teknik dan ekonomi.
Itu ada enam prodi. Tapi puluhan prodi yang lain atau belasan prodi yang lain itu akhirnya ya yang pindah cuma prodi dan mahasiswanya. Dosenya tetap stay di fakultas S1. Sehingga kita dulu di awal-awal 2009, saya masih di Jepang waktu itu ya, kita benar-benar struggle dengan kecepatan tinggi untuk merekrut SDM, tetapi jangan asal rekrutnya.
Karena nomor satu SDM. Mau klubnya namanya Barcelona, kalau Messi dan teman-temannya pensiun, ya sama kita kalah juga itu. Iya kan?
Memang nomor satu manusianya. Tapi memang sistem... Networking memang juga berpengaruh.
Makanya saya harap vokasi UNP ini nanti benar-benar bisa by design to prepare SDM, human resource yang punya passion, bergairah, mencintai vokasi, mirip menikah dengan cinta, Mas Dion. Betul. Gimana rasanya menikah tanpa cinta?
Saya nggak tahu rasanya. Oh nggak tahu. Karena kita menikah istri kita masing-masing ya.
Tapi kalau sampai bangun vokasi nggak ada passion. Berat. Jadi kuncinya kalau sekolah vokasi ini mungkin pelajaran juga buat dasar UNP berkembang ya jangan terlalu fokus kepada alat tapi juga mindset SDM yang terlibat mindset, leadership dan soft skill karakter SDM itu yang nanti juga akan mempengaruhi kurikulum jadi saya nggak sepakat kalau vokasi itu menciptakan tukang itu kesalah besar kalau pendidikan vokasi SMK sarjana terapan atau dari dua untuk mencetak tukang Itu salah. Tetapi filosofi kita adalah mencetak calon pemimpin yang bisa nukang.
Calon entrepreneur yang bisa nukang. Dia dengan passionnya, dia memang mencintai bidang itu. Sehingga apa?
Kurikulum vokasi, jangan hard skills. Tapi soft skills dan karakter. Hard skill itu pasti otomatis.
Tapi kan sebagian besar masyarakat melihat vokasi itu pasti hard skill. Exactly. Exactly, hard skill pun juga penting.
Karena kompetensi itu fungsi perkalian. Soft skills digalikan karakter, digalikan hard skills. Jadi kalau hard skillnya no, ya nggak kompeten juga. Untuk vokasi ya. Tapi jangan sampai perkaliannya cuma hard skill doang.
Iya, betul. Soft skills dan karakter itu jauh lebih powerful daripada sekedar... Kemampuan komunikasi, kemampuan leadership, kemampuan presentasi, kemampuan problem solving, critical thinking, kreativitas, digital literasi, itu soft skills.
Oke, Pak Wikan, ini kalau bincang-bincang dengan Bapak kok rasanya nggak selain merasa sedang bersama Pak Dirjen juga bersama public speaker nih sepertinya? Kalau itu nggak juga. Saya kan bicara dengan publik karena jabatan saja.
Tapi di channel itu cukup banyak juga yang menginspirasi tentang public speaking, Pak. Itu belajar khusus atau memang punya passion juga sama seperti YouTuber tadi? Saya lebih ke storytelling ya. Saya kan senang, saya tuh passion juga menulis cerita film.
Sekarang saya baru nulis cerita film layar lebar kedua yaitu Cinta di Ujung Senja. Itu nanti kita bikin bersama SMK Film dan Industri. Jadi saya memang penyibuk hal-hal yang sifatnya cerita.
Jadi mungkin dalam otex ini saya bukan sebagai orang yang berbicara secara publik atau orang yang berbicara secara publik, tapi lebih pada cerita cerita saja. Oke, tapi pada dari video-video yang terlihat. Ya, bagaimanapun harus dilakukan dengan kemampuan lembut. Ketika kita berbicara itu, kita tahu bagaimana memainkan intonasi, kita juga tahu bagaimana memainkan gestur, gini.
Masa jangan gini-gini. Itu kan juga teori public speaking Jadi kalau kita ingin Tell a story to everyone Anyway kita juga harus Tahu dasar-dasar public speaking Pak Wikan, ini buat mahasiswa Mereka ini Generasi yang sedang tumbuh Kira-kira menurut Pak Wikan ini Arti penting public speaking bagi mereka itu seperti apa? Public speaking itu Somehow adalah level yang lebih Konkret dari soft skills Dalam konteks komunikasi presentasi, itu memang teori-teori atau kompetensi public speaking itu sangat take significant place. Itu artinya semua mahasiswa harus memiliki?
Itu kalau bisa ya harus. Itu kalau bisa ya harus. Bagaimana public speaking dalam konteks menyampaikan ide, kemudian memimpin satu gerakan baik, itu butuh kemampuan public speaking.
Untuk mendeliver message kita, mendeliver visi dan filosofi kita, value kita. Kalau kita nggak mampu menyampaikan itu ke publik, ya itu hanya akan ada berada di kepala kita dan it remains in our brain forever. Oke, Pak Ikan, berdasarkan pengalaman Bapak terkait dengan public speaking ini, kalau untuk karir Bapak di formal ya, karir formal, mulai dari dosen, kemudian... Dear Jen, itu ya Itu sumbangan keterampilan Dan itu Bapak diterima pasti salah satunya karena kemampuan Bapak berkomunikasi Mungkin kalau untuk menjudge itu kita tanya ke audiens saja ya Saya nggak bisa menjudge diri saya Tetapi saya belajar Mas Dian I am still learning Saya tetap belajar terus mengembangkan public speaking Bagaimana saya bisa membuat storyline yang enak Konten-konten mana yang nanti ada gimmicknya misalnya Udah nonton Jam Espon belum? Jamis pun atau belum?
Mungkin belum karena belum rilis Saya jamis pun Jadi saya memang belajar beberapa Dakelan-dakelan yang bisa saya masukkan disitu Saya juga belajar pantun Untuk Icebreaking audience Pantun-pantun harus cepat Misalkan Cepat juga buah Buah dugu, buah delima Lamak bana dimakan bersama Oke UNP selalu bikin terkesima karena rektor sampai mahasiswanya keren semua itu kan breaking the ice gitu sehingga kalau sudah frekuensinya lebih blended saya mentransfer apapun menjadi lebih smoothly accepted by them jadi saya belajar dan kalau ditanya how much it affect atau how much it works it does work Ketika melihat jutaan anak vokasi kelak menjadi orang baik, orang bahagia, orang sukses, dan orang hebat. Itu mimpi yang membuat menggeret saya jauh ke depan. Bukan hanya public speaking, kompetensi.
atau kemampuan berdiskusi dan sebagainya saya lebih percaya mungkin filosofi ini yang membuat saya mungkin masih dipercaya untuk ikut menggarap vokasi dan pemirsa dimanapun anda berada ini kita semakin lama makin semakin terasa pengen lanjut terus gak apa-apa ini kita bikin 20 episode saja sekali oke pak wikan ini beliau kalau kita lihat dari riwayat pendidikan beliau S1 S2 eh, jangan S1 mulainya dari D3 betul-betul ada tim kreatif dah cocok D3 Department of Mechanical Engineering kemudian lanjut ke S1 S2, ada 2 di Belanda dan di Jerman, teknik juga teknik mesin dan juga S3, teknik lebih ke teknik, jadi D3 S1 nya teknik mesin S2 nya lebih ke teknik produk desain industri, teknik mesin juga. S3 nya teknik mesin tapi lebih ke teknik manajemen kecerdasan. Sorry, teknik lebih ke manajemen knowledge base. Manajemen knowledge base human resource di industri Oke Kalau kita mendengar mahasiswa teknik itu biasanya kerja pak?
Jarang bicara, biasanya apa ya biasanya? Kalau teknik mesin, itu ciri-cirinya mahasiswinya 1 banding 2 1 mahasiswi banding 2 angkatan Betul kan? Kru pada ketawa karena dari teknik semua Bener kan? Ada yang mesin kan disini?
Ada Mesin itu, mahasiswinya 1 banding 2 1 mahasiswi banding 2 angkatan 2 angkatan Oke Itu zaman saya, kalau zaman sekarang sudah banyak mahasiswinya Oke, pemirsa dimanapun Anda berada kita masih dalam podcast Kaki 5 Jadi ada Ada Ada Ada Sinyal non-verbalnya Pak Wikan Jadi, Podcast Kaki Lima Pendekar Bisnis Podcast Kaki Lima Pendekar Bisnis Oke Apa ya, Gado? Pokoknya keren lah Kaki Lima Pendekar Bisnis, UNP Oke, baik Bimirsa Bincang-bincang kita dengan Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bapak Wikan Sakarinto STMSJPSD Sudah sampai di ujung Namun sebelum kita berpisah Sepertinya belum ingin berpisah nih Pak Saya udah mau bikin pantun untuk berpisah Ternyata saya tunda dulu pantunnya Tapi kita masih ada closing statement Silahkan Pak Saya selalu bilang gini ke seluruh Adik-adik mahasiswa ya Just be what you want to be But be the best Jadi apapun terserah Kalian mau jadi apa Silahkan itu kebebasan Kemerdekaan kalian untuk menjadi apapun Untuk belajar apapun yang kalian senangi Tapi jadilah yang terbaik Just follow your passion Itu Waduh, powerfulnya kadang bisa ngalahin Kalau kalian belajar Dengan kekuatan passion gairah Dan bisa menciptakan visi Cita-cita di masa depan Mau jadi apa, mengerti mau jadi apa Bahagia gak bekerja pada bidang itu Akhirnya apa? Do what you love, love what you do Bekerja aja udah bahagia Apalagi di gaji Nah ini penting sekali Itu yang pertama Yang kedua soft skills And character Itu akan lebih berefek Long lasting daripada sekedar Hard skills Jadi kalau mau ngejar IPK tinggi gak apa-apa Tapi fokuslah juga pada Soft skills dan character Karena IPK itu nanti akan berguna ketika wawancara dunia kerja Kalau udah diterima, IPK masuk laci Yang bekerja sampai karirnya setinggi langit Itu soft skills dan karakter Saya ingat Mas Menteri ketika coba mengajak kita Untuk ayo Mas Wikan kita garap vokasi Indonesia Kan dia kayak mau ngetes gitu ya Yang ditanya Mas Menteri apa?
Mas Wikan IPK-nya dulu berapa? Enggak Enggak ada Mas Menteri nanya saya IPK-nya berapa dulu Mas Wikan? Enggak.
Yang ditanya adalah, Mas Wikan dulu di Fokasio Game membuat perubahan apa, apa kendalanya, dan bagaimana perubahan itu bisa dideliver, sehingga seluruh rakyat Fokasio Game itu memiliki mimpi itu bersama. Itu lebih pada soft skills dan karakter. Dan tentunya, Mas Yada, silahkan Pak. Lebih keren jadi entrepreneur daripada sekedar jadi pegawai.
Itu kunci dari podcast ini Sebenarnya kalau saya ditanya berapa bisnis yang saya bikin Saya pernah memulai 14 bisnis Semua hidup saya Sebelasnya gatot Gagal total Dipipu dan sebagainya Saya jualan sayur di pasar Ternak lele, ternak jangkrik bikin percetakan, saya pernah bikin koran online tapi yang jalan masih ada saya punya training center saya juga punya konten kreator masih jalan dan saya juga sebenarnya masih bisa jualan apartemen saya jual apartemen juga waktu jadi dekan UGM saya jual apartemen di Jakarta saya jual di Jogja saya bisa jual 10 apartemen setahun yang 8 yang beli teman tenis saya semua untung Prof. Ganevri gak main sama saya tuh Kalau dulu udah jadi teman saya, teman-teman saya Beli apartemen Oke, ini sepertinya harus lanjut Di episode kedua nih Pak Saya bilang sampai 100 episode saja malam ini Di rekam gitu ya Sehingga nanti cuma tinggal di edit Tapi saya terima kasih Mas Dion Terima kasih pemirsa Terima kasih adik-adik mahasiswa UNP Saya yakin you are the next Leader of Indonesia Apalagi kalau ada dosen kayak Mas Dion Ada profesor di belakangnya, ada Prof Ganevri Eh ada juga Pak Direktur Politeknik di Padang Kumpul ini Terima kasih sudah diundang disini Semoga podcast kelima PDKR Business UNP Akan segera menjadi acara yang semakin menginspirasi Indonesia Baik, terima kasih Pemirsa dimanapun Anda berada Itu tadi, kita ngomong malam hari ini Atau pada kesempatan ini Dengan Pak Dirjen begitu Santai, begitu hangat Karena memang beliau punya sesuatu yang Barangkali bisa menjadi pelajaran Bagaimana kita menghangatkan suasana Tapi saya belum cerita Kalau saya pernah ditolak 10 cewek Ada semua itu di Facebook saya Episode nanti pak Demikian podcast kita kali ini Sebagai barangkali Buah yang bisa kita petik adalah Hard skill itu penting Tapi jangan lupa soft skill dan karakter last forever soft skill dan karakter will last forever baik, sampai jumpa saya mau pantun gak boleh? oh iya udah ada pantun kedua ya saya punya banyak pantun baik, pemirsa kita tunda dulu menutupnya setelah pantun dari Pak Dirjen kalau gitu pagi makan nasi malah minum susu cakepnya mana? cakep gitu dong cakep oke dulang dulang pagi makan nasi malam minum susu cakep UNP membangun vokasi untuk Indonesia maju oke masih ada? Masih ada. Oke, silakan.
Cantinian, istri terkasih. Cukup sekian, terima kasih. Baik, terima kasih.
Masih ada lagi, masih ada. Masih ada. Oh, nggak usah ada. Ini lama-lama jadi acara pantun ini. Baik.
Pemirsa sampai... Yakin udah habis, Pak? Masih ada. Ateng bawah kayu, thank you.
Thank you. Oke. Luar biasa pada episode kali ini, Pak Dirjen Pendidikan Vokasi, Pak Wikan Sakarinto telah bersama kita.
Barangkali ini melebihi durasi yang biasa, tapi saya yakin Anda yang menonton episode ini tidak akan rugi menyaksikan pesan-pesan berharga dari seorang dirjen kita, Bapak Wikan Sakarinto. Terima kasih, Pak, atas nama UNP. Terima kasih, Mas Dion.
Mudah-mudahan. Terima kasih ratusan kru di sini. Terima kasih. Oke, sampai jumpa semua. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.