Transcript for:
Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Halo Sobat Edson, salam pintar. Jumpa lagi dengan saya, Kak Andi, tutor sejarah Edson.id. Kali ini kita akan membahas materi tentang perkembangan dan penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia, khususnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Kita akan membahas kerajaan Kutai, Tarumanegara, Holing atau Kalingga, dan Mataram Kuno, baik dinasti Sanjaya dan dinasti Sailendra. Yuk, saksikan bareng-bareng. Terima kasih telah menonton! Nah Sobat Edson, kali ini kita akan membahas perkembangan dan penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia khususnya mengenai kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia. Sebelumnya kita sudah membahas tentang teori masuknya ajaran agama Hindu-Buddha di Indonesia, kemudian berita asing yang menginformasikan ajaran agama Hindu-Buddha di Indonesia, serta pengaruh dan peninggalan ajaran agama Hindu-Buddha di Indonesia. Yang akan kita bahas kali ini adalah Kerajaan Kutai, kemudian Kerajaan Tarumanegara, Kemudian Kerajaan Holing serta Kerajaan Mataram Kuno. Baik Mataram Kuno saat dipimpin oleh dinasti Sanjaya maupun Mataram Kuno yang dipimpin oleh dinasti Shailendra. Oke, yang pertama akan kita bahas adalah tentang Kerajaan Kutai. Dimana sih sebenarnya letak dari Kerajaan Kutai ini? Kerajaan Kutai berdasarkan penemuan-penemuan prasastinya diakini terletak di tepi Sungai Mahakam. Dimana tepi Sungai Mahakam ini letaknya berada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Jadi diingat bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan yang terletak di wilayah Kalimantan Timur. Sejarawan telah menyepakati bahwa berdasarkan penemuan catatan tertulis yang tertua ditemukan di Indonesia, Kutai diyakini merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Gitu, kenapa? Karena berdasarkan penemuan Prasasti Yupa yang diduga telah dibuat sejak abad keempat masehi belum ada bukti tertulis yang usianya lebih tua dari Prasasti Yupa. Sedangkan Prasasti Yupa merupakan peninggalan dari kerajaan Kutai. Oleh karena itulah Kutai dianggap sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Nah, kemudian siapa saja yang pernah menjadi pemimpin atau menjadi raja di kerajaan Kutai? Sebelumnya telah disebutkan bahwa Kutai pernah dipimpin oleh seorang tokoh yang bernama Kudungga. Tetapi Kudungga ini tampaknya masih menggunakan konsep kepala suku atau yang dikenal istilahnya sebagai Primus Interpares. Barulah setelah kematian dari Kudungga digantikan oleh anaknya yang bernama Aswa Warman, barulah kemudian konsep kerajaan digunakan. Oleh karena itu, Itulah berdasarkan Prasasti Yupa disebutkan bahwa Aswa Warman adalah pendiri dari dinasti Kutai. Oke, jadi ada Aswa Warman. Satu orang raja lainnya yang kerap dipandang sebagai raja terbesar dari kerajaan Kutai adalah anak dari Aswa Warman yang bernama Mula Warman. Kenapa Mula Warman kemudian dianggap sebagai raja terbesar? Kerajaan Kutai? Karena pada masa pemerintahan Mula Warman Mula Warman pernah memberikan persembahan berupa 20 ribu ekor sapi kepada para berahmana di Kerajaan Kutai. Jadi bisa dibayangkan 20 ribu ekor sapi ribu ekor sapi bukan jumlah yang sedikit dan kemudian persembahan 20 ribu ekor sapi yang diberikan oleh Mula Warman kepada para Brahmana ini merupakan bagian dari upacara yang dikenal dengan nama Fratias Toma nah upacara Fratias Toma ini terdapat pula catatannya di dalam Prasasti Yupa maka kita bisa menyebutkan bahwa peninggalan penting dari kerajaan kota adalah Prasasti Yupa. Nah ini merupakan peninggalan yang sangat berharga karena informasi tentang Kerajaan Kutai memang masih sangat terbatas. Dengan adanya penemuan Prasasti Yupa, maka sejarah mengenai Kerajaan Kutai dapat digali sedikit demi... Setidaknya dua informasi penting dari penemuan Prasasti Yupa adalah Satu, pendiri dinasti dari Kerajaan Kutai adalah Aswa Warman Dan dilaksanakan upacara Fratiastoma pada masa Kerajaan Kutai dipimpin oleh Mula Warman Bisa dipahami ya? Oke, sekarang kita lanjut Kerajaan berikutnya adalah Kerajaan Taruma Negara Kerajaan Taruma Negara ini berdasarkan catatan Fahsin dikenal sebagai Kerajaan Tolomo. Jadi Kerajaan Tolomo atau Taruma Negara. Di mana letak dari Kerajaan Taruma Negara? Taruma Negara diduga terletak di wilayah Bogor sekarang. Kenapa? Karena banyaknya penemuan prasasti di wilayah Bogor yang ditemukan. Oke, kemudian... Terima kasih. Apa informasi yang dapat kita gali mengenai kerajaan Tarumanegara? Tarumanegara ini diyakini telah berkembang di Jawa bagian Barat Tepatnya di wilayah Bogor sekitar abad ke-5 Masehi Nah, oleh karena itulah kerajaan Tarumanegara dianggap sebagai kerajaan tertua di Pulau Jawa Jadi Kerajaan Tarumanegara dianggap sebagai kerajaan tertua di Pulau Jawa. Kemudian siapa yang dianggap sebagai pemimpin atau raja dari Kerajaan Tarumanegara? Satu nama yang sangat dikenal dari Kerajaan Tarumanegara adalah raja yang bernama Purna. Warman. Purna Warman diduga merupakan seorang raja yang bijak. Kenapa? Karena Purna Warman kemudian dianggap sebagai titisan dari Dewa Wisnu. Begitu. Nah, kita bisa melihat kemudian. Apa saja peninggalan-peninggalan yang berasal dari kerajaan Tarumanegara? Peninggalan Tarumanegara adalah berbentuk prasasti. Jadi banyak sekali kemudian prasasti-prasasti yang diduga berasal dari kerajaan Tarumanegara. Di antaranya adalah prasasti Ciaruten. Di mana prasasti Ciarutan ini menggembarkan telapak kaki Purnawarman yang dianggap merupakan titisan dari Dewa Wisnu. Kemudian ada prasasti Kebon Kopi. Di mana dalam prasasti Kebon Kopi ini ditemukan telapak kaki gajah Purnawarman yang dianggap gajah airawata yang dikendarai oleh Dewa Wisnu. Berarti di sini terlihat adanya konsep Dewa Raja. Raja dianggap sebagai titisan dari para Dewa. Kemudian, prasasti berikut yang dapat disebutkan adalah prasasti Tugu Prasasti Tugu ini menjadi sangat penting untuk menginformasikan bahwa masyarakat Tarumanegara hidup dengan pola agraris Karena dalam prasasti Tugu, ditemukan kenyataan perintah yang diberikan oleh Purnawarman kepada rakyat Tarumanegara Untuk menggali sebuah saluran yang kemudian dikenal dengan nama saluran Gomati Sepanjang 6.122 tombak atau sepanjang sekitar 6.000 tombat Sekitar 12 km. Nah untuk apa? Untuk pengairan sawah di Kerajaan Tarumanegara. Kemudian ada pula Prasasti Lebak. Kemudian ada Prasasti Pasirawi. Dan Prasasti Jambu. Ini semua merupakan peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara. Bisa dipahami ya? Oke berikutnya kita lanjut. Kerajaan Tarumanegara. Holing Atau yang juga sering disebut sebagai Kerajaan Kalingga Letaknya berada di wilayah Jawa Tengah Letaknya berada di wilayah Jawa Tengah. Seorang raja yang dikenal sebagai pemimpin sangat adil dari kerajaan Holing adalah seorang raja yang bernama Ratu Sima. Kemudian peninggalan. Peninggalan dari kerajaan Holing adalah sebuah prasasti yang kemudian dikenal dengan nama Prasasti. Tuk Mas Informasi mengenai Kerajaan Holing atau Kaling Kita sendiri dapat kita ketahui berdasarkan catatan dari seorang pendeta Cina yang bernama Yixing yang mengisahkan perjalanan seorang pendeta Cina lainnya ke wilayah Huling atau Kalinga yang bernama Huining. Nah, Dari sini kemudian dapat diketahui bahwa kerajaan Holing atau kerajaan Kalingga ini merupakan kerajaan yang bercorak Buddha. Berbeda dengan dua kerajaan yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu Kutai dan Tarumanegara dimana Kutai ini merupakan kerajaan yang bercorak Hindu. Sama seperti Tarumanegara yang juga bercorak... Hindu. Bisa dipahami ya? Oke. Sudah kita bahas tentang Kutai. Kita juga sudah membahas tentang Taruman Negara dan Holing atau Kalingga. Berikutnya kita akan membahas satu kerajaan besar yang pernah berjaya di tengah Pulau Jawa yang kemudian dikenal sebagai Mataram Kuno. Mataram Kuno memiliki begitu banyak peninggalan berupa bangunan candi. Nanti kita akan bahas bersama-sama. Berikutnya Mataram Kuno. Diketahui bahwa Mataram Kuno ini pernah dipimpin oleh dua dinasti berbeda, yaitu dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu dan dinasti Sailendra yang bercorak Buddha. Dimana sih sebenarnya letak? Mataram Kuno, letak dari Mataram Kuno ada di wilayah Jawa Tengah. Jadi kalau teman-teman kemudian berwisata begitu ya, jalan-jalan ke wilayah Jawa Tengah, mulai dari Dieng, kemudian sampai ke Magelang, kemudian... ke Yogyakarta, ke Klaten teman-teman pasti akan menemukan adanya candi-candi yang merupakan bagian dari peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno nah sekarang kita lihat letaknya berarti ada di wilayah Jawa Tengah kemudian siapa yang pernah memimpin atau berkuasa di wilayah Mataram Kuno Sobat Edson harus memahami bahwa Mataram Kuno adalah sebuah kerajaan yang pernah dipimpin oleh dua dinasti yang berbeda corak. Oleh karena itu, kita bisa melihat pemimpin dari Mataram Kuno berdasarkan dinastinya. Yang pertama, dinasti... Sanjaya Dinasti Sanjaya Ini nanti berturut-turut Menghasilkan pemimpin Mataram Kuno Di antaranya Sanjaya itu sendiri Kemudian Rakai Pikatan Kemudian Diyah Balitung Dan Diyah Wawa Rakai Pikatan dikenal karena pada masa pemerintahannya lah dibangun kompleks Candi Prambanan dimana di dalam kompleks Candi Prambanan itu terdapat sebuah Candi Buddha yang bernama Candi Sewu. Kenapa bisa ada Candi Sewu? yang merupakan candi bercorak Buddha di dalam kompleks candi perambanan yang bercorak Hindu? Jawabannya karena Rakaipikatan memperistri seorang wanita yang berasal dari dinasti Sailendra yang tentunya beragama Buddha bernama Pramodal. Maka untuk menghormati sang istri yang beragama Buddha, maka Rakyat Pikatang kemudian membangunkan sebuah candi yang berjumlah sekitar 284 candi. Tetapi kemudian karena saking banyaknya candi-candi yang dibangun kemudian dianggap berjumlah seribu. Makanya disebut sebagai Candi Sewu seperti itu. Nah, itu dinasti Sanjaya. Bagaimana dengan dinasti Sailendra? Dinasti Sailendra, diantaranya, raja-raja yang berasal dari dinasti Sailendra, diantaranya ada Dharanendra. Kemudian juga ada Samarotungga. Samarotungga kerap disebut sebagai raja terbesar Mataram Kuno dari dinasti Shailendra. Pada masa pemerintahannya dibangunlah candi terbesar bagi umat Buddha di Indonesia yaitu Candi Borobudur. Nah Samarotunggalah yang kemarin. kemudian mengawinkan, menikahkan anak perempuannya yang bernama Pramodawardhani dengan Rakei Pikatan. Pernikahan antara Rakei Pikatan dengan Pramodawardhani mengakibatkan Rakei Pikatan kemudian diangkat menjadi raja memerintah. Mataram Kuno bersama-sama dengan Pramoda Wardhani maka pengangkatan Rakaipikatan menjadi Raja Mataram Kuno menggantikan sama Rotungga menimbulkan kemarahan kecemburuan dari seorang dari seorang keturunan dinasti Sailendra yang bernama Balaputradewa terjadilah perang antara Balaputradewa dengan Rakaipikatan yang berujung dengan kemenangan Rakyat Pikatan dan kekalahan Bala Putra Dewa. Bala Putra Dewa yang kalah kemudian menyingkir ke Sumatera mendapatkan perlindungan dari pendiri Kerajaan Sriwijaya yang bernama Dapun Tahiyang. Oleh Dapun Tahiyang, yang Bala Putra Dewa kemudian diangkat menjadi Raja Sriwijaya dan dalam perkembangannya Bala Putra Dewa justru menjadi Raja terbesar dari Kerajaan Sriwijaya. Bisa dipahami ya? Oke, sekarang kita lihat apa saja peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno. Oke, yang pertama kita bisa melihat peninggalan berupa prasasti. Beberapa prasasti peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno, diantaranya ada prasasti Canggal, dan juga ada prasasti Mantiasi. Jadi ada Prasasti Canggal dan juga Prasasti Mantiasih. Selain itu ada bangunan berupa candi. Nah dapat kita sebutkan ya, candi-candi peninggalan Mataram Kuno berdasarkan corak agamanya. Di antaranya candi Hindu, yang tentunya dibangun oleh dinasti Sanjaya adalah Candi Dieng. Kemudian Candi Ratu Boko. Serta Candi Prambanan yang merupakan Candi terbesar yang dibangun pada masa Rakyatikatan. Sedangkan Candi Buddha diantaranya ada Candi Mendut. Kemudian ada Candi Kalasan. Ada Candi Pawon. Candi Sewu yang dibangun oleh Rakei Pikatan sebagai penghormatan terhadap istrinya yang beragama Buddha. Kemudian yang terbesar tentunya adalah Candi Boro Budur. Dalam perkembangannya, sekitar abad 10 Masehi, terjadi peristiwa yang mengakibatkan hancurnya pusat kekuasaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Peristiwa bencana alam ini adalah peristiwa letusan gunung. Merapi ketika pada abad ke-10 Gunung Merapi meletus mengakibatkan pusat kekuasaan Mataram Kuno di Jawa Tengah hancur sehingga dipindahkan oleh seorang tokoh yang bernama Empu Sindok Nah, Empu Sindok kemudian memindahkan Mataram Jadi kalau misalkan ditanya, muncul sebuah pertanyaan, apa sih faktor yang menyebabkan runtuhnya Mataram Kuno? Jadi kita bisa catat di sini, bisa kita tulis di sini bahwa faktor karena Peruntuhan dari Mataram Kuno adalah letusan gunung Merapi. Bagaimana Sobat Edson? Bisa dipahami bersama ya? Nah Sobat Edson, demikianlah pembahasan mengenai kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang telah kita saksikan bersama-sama. Semoga bermanfaat. Jumpa lagi di video pembahasan berikutnya dengan saya, Kak Andi, Tutor Sejarah Edson.id Salam Tintar! Sekian Sobat Edson untuk video pembelajaran hari ini. Sampai ketemu lagi di video belajar berikutnya. Jangan lupa aktifkan notifikasi untuk video terbaru kami ya. Sobat Edson juga bisa mengunjungi edson.id dan temukan ribuan video pembelajaran. Sampai jumpa Sobat Edson. Salam Pintar! Terima kasih.