Transcript for:
Etika, Agama, dan Estetika di Indonesia

Oke, Prof. Roky. Oke. Etika, tadi bicara soal lingkungan, etika lingkungan, kemudian apakah agama itu mengganggu pembebasan berpikir. Ibu itu lebih menghimbau bagaimana caranya untuk belajar berdemokrasi buat masyarakat generasi muda. Oke, terima kasih. Saya senang kalau ada aktivis lingkungan itu, karena seluruh pembicaraan dunia hari ini, terutama pada generasi muda, hanya dua soal. Satu adalah... tentang environmental politics yang kedua tentang global security itu berhubungan kenapa soal bumi itu jadi semacam new grammar tata bahasa baru terutama bagi anak-anak muda Eropa dan Amerika karena mereka menghitung bahwa ecological footprint atau yang biasa dalam ilmu geologi disebut sebagai antroposin artinya jumlah dan kualitas kerusakan lingkungan yang dibuat oleh manusia sudah menampaui jumlah dan kualitas kerusakan lingkungan yang dibuat oleh alam sendiri itu poinnya jadi tidak mungkin lagi ada cara lain untuk menghentikan itu kecuali lakukan semacam pertobatan moral Tadi ada soal sungai itu. Sekarang ada masalah. Apakah sungai itu adalah aliran natural dari puncak gunung tiba ke mulut laut? Yang biasa diterangkan pada kita, sungai itu adalah jumlah air yang turun dari gunung tiba di laut. Kalau saya menebang sebatang pohon di dalam jalur dari hutan gunung ke laut, sebetulnya saya juga menghalangi jumlah air yang tiba di... Muara, karena sungai itu bukan apa yang mengalir dari puncak gunung tiba ke muara, tapi apa yang pertama-tama naik dari akar melalui kapiler pohon itu, lalu difotosintesis oleh cinar matahari dan diuapkan. Jadi setiap pohon adalah sungai. Hal ini juga bisa diterangkan pada anak-anak baru yang mbak tadi bilang. Bagaimana menerangkan cara berpikir yang lain. Supaya mereka tahu bahwa pohon itu adalah sungai-sungai kecil. Justru sungai besar itu adalah sisa-sisa dari pohon. Setelah dia mengalami proses fotosintesis. Itu dasarnya kan. Jadi kalau anda tanya tadi. Apakah pemerintah perlu? Memang dia tidak peduli. Kenapa? Karena dua minggu lalu di dalam sidang. G20 di India Indonesia mendalilkan bahwa tidak akan ada perubahan dari energi fosil ke energi Yang sustainable, terbarukan. Diprotes oleh Eropa. Bukankah Indonesia sudah tanda tangan prinsip itu di Glasgow, di Paris? Pemerintah bilang, gak bisa. Karena kami masih memerlukan modal melalui ekstrak industri. Jadi tanpa kita berdebat, pemerintah memang tidak ingin melindungi lingkungan. Itu dasarnya. Karena ada kerakusan kapital di situ. Saya kasih ilustrasi. Zaman Pak Harto, proses deforestasi berlangsung. Tetap. Tapi Pak Harto mengeluarkan izin pertambangan, izin konsesi hutan dengan kewajiban kembalikan pada negara. Zaman Pak Harto hasil eksploitasi sumber daya kita yang balik ke negara itu masih 30-33%. Zaman SP berkurang, tinggal 25-27%. Zaman dia tinggal 7% yang balik ke negara. Jadi tidak ada satu agenda intelektual untuk merawat kembali paru-paru bumi. Kalimantan itu paru-paru bumi, tapi kita rusak tanpa ada amdal. Jadi memang kemaksiatan pertama dari negeri ini adalah justru merusak payudara bumi tempat generasi baru menyusui. Jadi adalah hak generasi baru, hak kalian untuk protes pada pemerintah bahwa hak kami untuk menyusup pada payudara bumi kalian rampas menjadi jalan tol. Kalian rampas jadi beton itu. Itu idenya. Radikal break-nya mesti di situ. Jadi tetap saya gembira. Ada kritisisme disitu. Yang kedua tadi soal apakah agama menghalangi rasionalitas? Kira-kira begitu poinnya. Pertanyaan lebih fundamental Apakah agama itu di negeri ini hak atau kewajiban? Hal yang saya tanyakan berkali-kali dan orang marah saya persoalkan itu. Dimana di dalam konstitusi kita dinyatakan bahwa semua orang Indonesia harus beragama? Mana? Gak ada satu pasal. Jadi agama bukan kewajiban warga negara. Dia adalah kewajiban keluarga, kewajiban komunitas. Bukan negara yang memaksakan orang beragama. Bahkan Nabi Muhammad tidak memakai prinsip itu. Di zaman Nabi tidak ada kewajiban orang beragama. Tidak ada. Semua agama bahkan ada di suatu ateisme ada. Jadi dari mana ide itu? Benar gak? Bergembul. Nabi Muhammad tidak mewajibkan orang beragama. Bahkan dalilahnya, agamamu, agama aku, segala macam. Madinah itu adalah satu masyarakat komunitas yang betul-betul majemuk. Madinah bukan negara Islam. Madinah negara sekuler. Tapi kita mesti terangkan kenapa ada peristiwa itu. Kan ada konflik politik. Ada kepentingan untuk memelihara kemajemukan supaya jangan terjadi krisis di dalam negeri. Itu aspek politik dan disitu etika kepemimpinan Nabi Muhammad itu brilliant. Sekarang Indonesia mempersoalkan itu. Tiba-tiba ada problem di Indramayu segala macam. Saya mau terangkan itu dari segi sosiologi agama, bukan teologi agama. Jadi poin-poin ini yang kita ingin pastikan bahwa kegembiraan kita berpolitik tidak boleh terhalang oleh perbedaan irasional tentang bangsa ini. Gimana salahnya? Salahnya adalah obsesi pemerintah untuk menjadikan bangsa ini menyatu, bukan bersatu. Beda menyatu dan bersatu. Istilah NKRI harga mati, itu konyol. NKRI mestinya dihidupkan dalam perbedaan. Bukan dimatikan harga demokrasinya. Kan sekarang terjadi begitu kan? Negara ini dari awal disusun di dalam kondisi pluralisme. Perbedaan. Karena kita berbeda-beda, diperlukan persatuan. Jokowi bilang sekarang, demi persatuan tidak boleh ada perbedaan. Apa enggak dungu tuh? Kan dia ucapkan, gak boleh ada oposisi dalam politik. dia ucapkan di periode pertama tuh. Jadi gak boleh ada perbedaan. Lo dasar ontologi dari bangsa ini adalah perbedaan. Supaya terjadi percakapan. Percakapan hanya terjadi di antara orang yang berbeda. Itu poinnya. Jadi bagian-bagian ini saya kira yang tidak diajarkan di kelas-kelas kewarganegaraan. Karena susah untuk menerangkan ini. Padahal kita hidup di dalam bara api keresahan sosial. Justru karena ada pemaksaan negara. Tentang hak individu untuk merdeka bebas. Untuk merdeka berpikir. Bahkan merdeka berkeyakinan. Secara hukum positif. Agama itu adalah hak. Boleh dipakai, boleh tidak dipakai. Kalau anak-anak tidak pakai, anak akan dihukum. Hukum. Anda dihukum secara moral oleh keluargamu, oleh komunitasmu, itu urusan moral pribadi, bukan urusan negara. Kalau negara mengatakan wajib beragama supaya masuk surga, berarti ada WA antara Presiden Jokowi dengan Tuhan. Gak ada begituan Nah kita membedakan itu Antara cara berpikir merdeka Supaya kita jujur mengatakan itu Kita gak usah panik mengatakan Gak ada keputusan pengadilan Bahwa anda dinyatakan Dihukum karena berdosa Enggak, itu hukum setelah anda melewati Syirotul Mustaqim Selama Anda gak lewati itu, Anda tidak boleh dinyatakan berdosa oleh negara. Negara tidak punya hak moral untuk mengatakan Anda berdosa, Anda tidak berdosa. Negara jangan boleh bilang Anda pidana, Anda bukan pidana. Itu dasarnya tuh. Supaya dibicarakan dengan teman. Yang terhadap Ibu, Ibu Dokter Mata. Oh, Dokter Gigi. Dokter Gigi sekarang itu panen pasien. Bukan demi kesehatan gigi, bukan demi higienis gigi, tapi demi estetika gigi. Betul nggak Bu? Demi estetika itu, demi penampilan. Gigi dibikin baik bukan demi giginya sendiri, tapi untuk menopang senyum. Itu masalahnya kan, Anda tidak bisa tersenyum, Anda takut tersenyum kalau gigi Anda berantakan. Jadi memperbaiki gigi bukan demi giginya sendiri, tapi demi senyum. Senyum itu adalah urusan publik, bukan urusan privat. Itu masalahnya. Saya sedikit, mungkin nanti Ibu Dokter bisa terangkan apa, apa salah. Gigi manusia itu tergantung pada konstruksi rahang. Rahang kita adalah hasil evolusi panjang. Ketika kita pindah dari menggigit daging, pergi pada makanan yang lebih lunak. Begitu makanan kita lebih lunak, tidak diperlukan lagi gigi yang kuat. Logikanya begitu, right? Hai karena itu sekarang ada masalah banyak orang yang merasa terganggu kalau ada gigi bungsu masih tumbuh dirahangnya kalau kita tanya ke apa fungsi gigi bungsu Hai dia justru menambah beban di dalam cara kita kan Anda kan enggak enggak enggak makan daging mentah lagi sekarang tuh padahal gigi gerak ham dimaksudkan dan gigi taring untuk untuk menguja daging mentah kode di masa milenial seram makan mes potato enggak ada fungsinya gigi graham itu tapi si gigi masih muncul Kenapa karena kondisi saya sebut dengan agak ilmiah Hai kondisi evolusi sudah berhenti tetapi tuntutan konsumsi masih berjalan Hai secara evolusi Jumlah gigi kita musinya makin lama makin berkurang Karena fungsinya makin lama makin sedikit kan Lama-lama anda gak perlu gigi, anda cuma ngecap-ngecap Anda bahkan minum jus itu Anda gak kunyah di mulut supaya semua enzim keluar Anda pake straw, pake Apa namanya itu? Sedotan Bah, sedotan itu Losedotan itu membuat vitamin itu tidak berkomposisi, tidak berkoalisi dengan enzim di mulut. Itu artinya Anda membiarkan bagian-bagian yang punya potensi bakteri itu langsung tiba ke lampung Anda. Padahal fungsi mulut adalah untuk membekali si makanan itu di periode pertama, di filter pertama dalam sistem. di pemerintahan kita supaya tidak ada bakteri masuk. Nah itu juga yang terjadi dalam politik kita. Mulut politisi itu pertama-tama adalah mengucapkan dalil. Sekarang mulutnya itu ditutup oleh perintah ketua partai. Itu yang terjadi. Jadi silahkan ketua-ketua partai ini dioperasi giginya oleh dokter tadi.