Ringkasan Materi: Mengendalikan Emosi dan Kemarahan dalam Perspektif Islam

Pengantar

Emosi marah bisa memicu seseorang bertindak zalim.
Dalam Islam, seseorang yang menzalimi orang lain berhak dikisos.
Keputusan untuk mengkisos adalah hak pribadi yang didzalimi.

Perspektif Islam tentang Kemarahan

Marah adalah sifat manusiawi yang tidak dapat dihindari.
Islam tidak melarang marah, namun melarang pelampiasan kemarahan secara fisik.
Hadis: "Jangan marah, maka kau akan mendapatkan surga."

Pengendalian Kemarahan

Prinsip Umum

Jangan Mencari Pemicu Marah
- Hindari mencari-cari masalah yang dapat memicu kemarahan.
Jangan Melampiaskan Kemarahan
- Sebatas menyimpan marah di hati tidak dilarang.
- Melampiaskan marah dalam bentuk tindakan fisik adalah terlarang.

Cara Mengendalikan Emosi

Membaca Ta'ud
- Mengucapkan "A'udzubillahimna shaitanir rajim" saat marah untuk meredakan emosi.
- Hadis dari Rasulullah SAW menyarankan kalimat ini untuk orang marah.
Memilih Diam
- Diam lebih baik daripada berbicara saat marah untuk mencegah ucapan kasar.
- Hadis: "Iza ghadiba ahadukum fal yaskut" (Jika marah, maka diamlah).
Mengambil Posisi Lebih Rendah
- Berdiri -> Duduk -> Tiduran untuk mengurangi kemampuan bertindak fisik saat marah.
- Hadis menunjukkan posisi lebih rendah menghambat tindakan kekerasan fisik.
Berwudhu atau Mandi
- Air dapat menetralisir panasnya emosi marah (Hadis meskipun ada yang menilai lemah).
- Contoh praktik oleh sahabat saat marah.
Mengingat Keutamaan Menahan Emosi
- Menahan emosi dapat mendapatkan keutamaan di akhirat (hadis dari Mu'ad bin Anda Al-Juhani).

Solusi Jika Kemarahan Terlanjur Dilampiaskan

Kisos: Hak bagi yang didzalimi untuk membalas.
Ganti Rugi: Alternatif ganti rugi materi jika tidak ingin dibalas dengan tindakan fisik.
Peran Pemerintah dan Aparat Hukum: Menjadi mediator untuk penegakan hukum yang adil.

Catatan Penting

Kisos harus sepadan dengan tindakan awal dan dilaksanakan dengan adil.
Peran hukum dalam menegakkan keadilan dan mencegah kedzaliman lanjutan.

Dengan demikian, Islam memberikan petunjuk yang jelas dalam mengelola emosi dan tindakan yang dihasilkan darinya, baik untuk mencegah tindak kedzaliman maupun untuk menyelesaikan perselisihan yang telah terjadi.