Transcript for:
Etika Komunikasi Menurut Aristoteles

Oke, bismillah. Kita awali etika komunikasi dengan mbahnya filosof Aristoteles. Kenapa komunikasi itu butuh etik? Aristoteles ini punya teori Mungkin orang pertama yang berteori tentang retorika Cara ngomong yang menarik Cara ngomong yang bisa tepat guna Sebenarnya ini ilmu langka Jarang orang yang mau mendalami Mungkin kalian ada yang tertarik Belajarlah retorika Hari ini banyak orang ingin menang kalau ngomong, ingin mengan kalau debat tapi tidak ngerti retorika. Akhirnya kemenangannya sia-sia.

Sudah capek-capek, gegeran, debat, menang. Tapi musuhnya yang kalah tidak mau ikut pandangannya, tetap dia ngeyel dengan pandangannya sendiri. Kenapa?

Karena kebenarannya tidak masuk ke lawan bicara. Kalau versinya Aristoteles itu retorikanya keleru. Ada orang yang tidak pakai debat, ngomong satu dua kata bisa merasuk.

Orang terpengaruh. Sementara sini yang capek-capek debat sudah menang, kono ya tetap ngayal. Itu mungkin kita kurang retorika. Hari ini kalau magi-magi kita ahli, tapi dalam hal retorika mungkin kita masih kurang.

Katanya Aristoteles, Ngomong yang tepat, yang persuasif, yang mempengaruhi menarik perhatiannya orang, sangunya tiga. Sangu itu apa bahasa Indonesia? Bekalnya tiga.

Logos, etos, patos. Etosnya nomor satu. Etos, logos, patos.

Ini kayak jagoannya... Terima sketir Ethos, Logos, Patos Etika komunikasi itu ethos ini Ethos itu orangnya secara moral harus berkualitas Bisa dipercaya Kenapa tadi kamu debat, ngomong, menang Musuh pun gak mau ikut kamu Jangan-jangan dia masih curiga, kamu itu orangnya tidak bisa dipercaya. Kalau ngomong mencela-mencela, kemarin bilang apa, sekarang bilang apa. Berarti kamu lemah di etos.

Kalau kamu lemah di etos, sebagus apapun pikiranmu, gagasanmu, tidak akan ada orang yang mau mengikuti. Itu etos. Bangun etos. Orang yang etosnya kuat itu biasanya enggak perlu ngomong capek-capek, ngomong satu dua kata orang akan patuh.

Kalau bahasa retorika modern namanya truthworthiness, bisa dipercaya. Kenapa? Karena secara moral dia bagus. Jadi harus punya etos, kalau belum harus dibangun.

Aristoteles ini kan nanti yang pikiran-pikiran akhlaknya banyak diwarisi oleh para filosof muslim Akhlak itu pembiasaan, harus dibiasakan Nggak ada orang yang terlanjur tidak jujur ya Pak Harus dilatih jujur Saya itu terlanjur pemarah ya Pak, nggak ada terlanjur kalau akhlak Kalau sekarang watakmu pemarah dibangun biar nggak ngamuan Dibangun kredibilitas moralmu, nah itu sangunya sebelum nanti komunikasi kalau orang sudah gak percaya kamu dulu, ngomong apapun orang ya gak percaya sebagus apapun isinya, sebaik apapun isinya orang gak akan mau ikut kenapa? karena lihat kamu yang ngomong oh itu harus dibangun Ya kayak model kamu kalau tiba-tiba bilang kita harus selalu mendekatkan diri pada Allah, mungkin orang gak percaya potonganmu. Modelmu kok yang ngomong mendekatkan diri pada Allah, kenapa kau harus bangun etos dulu? Kalau nasihati orang jadi soleh, ya kamu soleh dulu.

Nanti mungkin waktunya, ini kan mahasiswa baru, waktunya ospek, waktunya pendadaran mahasiswa baru, biasanya kakak kelasnya kan harus rajin belajar, modelnya kakak kelasnya orang lulus-lulus sampai semester 14 ya. Adik kelasmu cuma geleng-geleng, alah mungkin gitu. Bangun etos dulu.

Jadi harus truthworthiness Bisa dipercaya dirimu Dirimu seperti apa Nanti kalau menasihati orang Ngomong ke orang lain bisa langsung masuk Kan ada cerita Mahatma Gandhi Mungkin pernah saya ceritakan entah di ngaji apa Jadi satu ketika Ada ibu-ibu datang ke Gandhi Ibu-ibu ini Sumpah sama anaknya, dia punya anak, bawa anaknya. Anaknya ini punya penyakit, nggak boleh makan garam. Di nasihati bolak-balik sama ibunya, nggak bisa.

Pokoknya dia selalu pengen makan garam. Akhirnya dibawa ke Gandhi. Sama Gandhi, wah saya nggak bisa kalau nasihati sekarang ibu. Pulang dulu nanti kembali kira-kira dua minggu lagi. Baru saya bisa nasihati.

Akhirnya ditunggu 2 minggu, 2 minggu kemudian balik lagi ke Gandhi. Ini sudah 2 minggu Pak Gandhi, tolong anak saya dinasihati. Nasihatnya simple, leh, apa leh bahasa India itu.

Supaya, nak mbak kamu jangan makan garam, cuma kalimat itu aja. Dan besoknya anak ini sudah gak mau makan garam lagi. Ibunya heran, kok aneh ya, tak nasihati sampai capek. Nggak jalan-jalan, Gandhi cuma satu kalimat itu saja jalan. Ditanyain lagi ke Gandhi, Pak Gandhi kok bisa ya sampai ampuh tenang, nggak nasihati.

Katanya Gandhi, enggak. Dua minggu yang lalu, waktu ibu datang pertama kali ke sini, saya masih makan garam. Saya yang makan garam, tidak mungkin bisa nasihati anak ini untuk tidak makan garam.

Maka waktu 2 minggu ini, saya manfaatkan untuk pantang makan garam juga. Setelah 2 minggu, mulai mungkin kalau bahasa Aristoteles tadi, trus huatines, dia jadi sosok yang bisa dipercaya kalau ngomong melarang makan garam. Sehingga ampuh.

Makanya kalau di TV-TV banyak pejabat bilang, mari kita bebas korupsi, kenapa tidak ampuh? Jangan-jangan kan itu, jangan-jangan masih kesenggol dikit-dikit sama itu. Karena sosoknya sendiri tidak punya etos itu. Maka pertama-tama komunikasi efektif itu bangun etos, bangun moralitas muslim.

Sehingga orang bisa percaya Yang kedua logos Etos ini yang kita bahas hari ini Etika dalam komunikasi Yang kedua logos Logos ini masuk akal Yang kamu omongkan bisa ditangkap orang lain Itu namanya Ya meskipun mungkin kredibilitasmu tinggi Kalau ngomongin gak karu-karuan ngawur Ya orang paham aja gak Gimana mau mengikuti? Dan yang terakhir patos. Patos itu emosi. Jadi tulus dari dirimu sendiri dan bisa mempengaruhi orang yang kamu ajak bicara. Buktinya kamu sukses komunikasi itu di orang yang kamu ajak bicara.

Kalau dari kata-katamu orang kemudian jadi terpengaruh. Kalau sedih dia jadi nangis, kalau seneng dia jadi ketawa, ini ada unsur patosnya. Emosi terlibat. Kayak pencerahmah itu, kalau pencerahmahnya semangat, orangnya jadi semangat.

Kalau ngomongnya kayak saya gini, kelemek-kelemek, kamu jadi ngantuk. Itu berarti saya sukses, ada patosnya. Ada emosi terlibat. Yang sini adem, sana ikut adem, tidur.

Oke, jadi itu namanya patos. Jadi komunikasi itu kalau tiga ini terlibat. Riturikamu bagus, sudah sukses Nanti ada teori turunannya detail Kapan-kapan kita ngomong itu ya Tentang riturika Selama satu bulan Jadi itu etik Dalam komunikasi Ada etos, ada logos Ada patos Ini kalau zaman Yunani namanya Trivium Jadi tiga bidang utama Kenapa ini penting zaman itu Kehidupan Yunani era filsafat awal itu kan isinya diskusi-diskusi Orang saling bertukar pikiran, saling mengadu pandangan Maka dibutuhkan tiga ini Oke, terus Dari situ kita butuh etos, etika, komunikasi Definisinya itu kalau dalam bahasa Inggris Kamu terjemah sendiri ya The Principle of Governing Communication Prinsip-prinsip yang mengatur komunikasi The right and wrong aspect of it Aspek benar dan salahnya komunikasi The moral and immoral dimension relevant to interpersonal communication Moral Dimensi moral dan imoral Diinget-inget yang belajar etika Moral itu lawannya imoral Bukan amoral Awas keleru Kalau ada mahasiswa dan mahasiswi Kok masuk kamar mandinya masjid siang-siang berdua Itu imoral Bukan amoral Kalau amoral itu perbuatan yang tidak berhubungan dengan moral. Misalnya saya garuk-garuk kepala saat ini, mungkin itu tidak bisa di-judgment secara moral baik atau buruk. Ini tidak ada hubungannya sama moral.

Tapi kalau saya meludah ke situ, ke karpet itu, itu mungkin imoral. Jadi amoral itu tidak ada hubungannya sama moral. Misalnya, Yang pakai kopiah dan tidak pakai kopiah di sini, itu nggak bisa dinilai yang pakai kopiah lebih moral, yang nggak.

Itu sifatnya netral, tidak berhubungan dengan apapun. Itu namanya amoral. Jadi, Pak, saya makan di angkringan.

Nah, itu mungkin perbuatan amoral. Nggak ada hubungannya sama moral. Jadi, kalau ada temenmu mau ngangkring, wah, kamu melakukan perbuatan amoral.

Ya, cuma di kita sering kesannya amoral itu tidak bermoral Padahal yang tidak bermoral itu imoral Jadi perbuatan itu kan ada baik, ada buruk, ada netral Yang netral ini amoral Yang jelek itu imoral Jadi imoralitas lawannya moralitas Itu yang dibahas Jadi Etika komunikasi itu yang dibahas prinsip-prinsip komunikasi apa saja Yang benar dan yang salah Biasanya ngomong kontennya Atau moral dan tidak Moral dan tidak itu biasanya kita definisikan baik dan buruk Ini kan nilai-nilai dasar kalau dalam hidup kita Benar-salah, baik-buruk, ada lagi sebenarnya yang ketiga nanti. Nilai estetik, kalau komunikasi nanti isinya pantes atau nggak pantes. Ada sesuatu itu ya benar, ya baik, tapi nggak pantes. Nggak pantes itu ya nggak selayaknya, biasanya sifatnya lokal. Di nggak pantes itu biasanya ada harmoni yang nggak pas.

Terkacaukan Nah itu levelnya namanya estetik Kalau baik buruk Namanya levelnya etik Kalau benar salah Biasanya yang paling utama levelnya logik Jadi ngomong itu Ngomonglah yang benar jangan yang salah Dengan cara yang baik Dan pantes Oke kalau pantes itu Harmonis Cocok sesuai Nah etika komunikasi ngomong itu Jadi setiap orang pasti berkomunikasi karena setiap orang makhluk sosial Cuma komunikasi harus belajar