🕊️

Konflik Sampit: Pelajaran dari Sejarah

May 25, 2025

Konflik Sampit: Sejarah dan Penyebabnya

Latar Belakang

  • Waktu: Akhir Februari 2001, konflik terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah.
  • Etnis yang Terlibat: Suku Dayak dan suku Madura.
  • Konflik Sebelumnya: Insiden di Kalimantan Barat (Kabupaten Sambas) pada tahun 1999.

Disclaimer

  • Video bertujuan untuk edukasi, bukan untuk memprovokasi atau membangkitkan ketegangan.
  • Mengajak masyarakat untuk belajar dari sejarah demi perdamaian dan toleransi.

Penyebab Konflik

  1. Ketegangan Sosial dan Ekonomi:

    • Suku Madura datang ke Kalimantan pada tahun 1930 melalui program transmigrasi.
    • Dominasi ekonomi suku Madura dalam sektor perdagangan dan industri.
    • Suku Dayak terdesak di tanah sendiri akibat ekspansi industri kayu.
  2. Persepsi Negatif:

    • Sebagian warga Dayak menganggap pelanggaran hukum dari pendatang Madura.
    • Ketidakadilan hukum bagi suku Dayak.
    • Perbedaan budaya dan sikap sosial antara kedua suku.
  3. Perselisihan Awal:

    • Bentrokan pertama terjadi di Desa Kerengpangi pada Desember 2000.
    • Kerusuhan melibatkan pengrusakan properti milik warga Madura.

Puncak Konflik

  • Tanggal: 18 Februari 2001, serangan oleh warga Dayak terhadap rumah warga Madura.
  • Reaksi: Warga Madura membalas dengan menyerang pemukiman warga Dayak.
  • Ultimatum dari Dayak: Tindakan tegas jika warga Madura tidak meninggalkan Sampit dalam 3 hari.
  • Kedatangan Dayak: Dayak dari luar wilayah datang untuk membantu saudara mereka.

Ritual dan Kepercayaan

  • Ritual Ngayau: Menghidupkan kembali tradisi berburu kepala saat konflik.
  • Tokoh Legendaris: Panglima Burung, pelindung suku Dayak, diyakini turun membantu dalam perang.

Akibat Konflik

  • Korban: Estimasi 500 hingga 1300 tewas, sebagian besar dari pihak Madura.
  • Kerugian Ekonomi: Toko dan pasar tutup, kerusakan infrastruktur.
  • Penindakan Hukum: Pejabat lokal ditangkap akibat dugaan perencanaan kerusuhan.

Pembelajaran dari Konflik

  • Ketidakadilan dan ketimpangan sosial dapat memicu konflik.
  • Pentingnya saling menghormati dan memahami antar kelompok.
  • Budaya kekerasan tidak membawa solusi, hanya kehancuran.
  • Provokasi dapat memperburuk situasi, penting mencari jalan damai.

Penutup

  • Mengingatkan untuk tidak terpancing oleh narasi yang memecah belah.
  • Menekankan pentingnya hidup berdampingan dengan damai.