Transcript for:
Konflik Sampit: Pelajaran dari Sejarah

24 tahun yang lalu tepatnya pada akhir bulan Februari tahun 2001 tanah Kalimantan menjadi saksi bisu pecahnya salah satu konflik antar etnis paling berdarah dan mengerikan dalam sejarah Indonesia konflik tersebut terjadi di kota Sampit Kalimantan Tengah antara suku Dayak dan suku yang kemudian dikenal sebagai konflik Sampit atau perang Sampit konflik ini dapat dikatakan sebagai puncak dari ketegangan antara kedua kelompok etnis tersebut sebelumnya insiden serupa juga pernah terjadi di Kalimantan Barat tepatnya di Kabupaten Sambas pada tahun [Musik] 1999 yang dikenal sebagai konflik Sambas lalu apa yang menjadi penyebab pecahnya tragedi tersebut lantas seberapa mengerikan Sampit ini temukan jawabannya Setelah intro berikut [Musik] [Musik] ini sebelum memasuki ceritanya admin mau discllaimer dulu video ini dibuat tidak bermaksud untuk menyudutkan menyalahkan atau membangkitkan kembali ketegangan di antara kelompok manapun sebagai pembelajaran konflik semacam ini tidak boleh terjadi lagi segala bentuk narasi yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk memprovokasi atau memicu konflik baru melainkan sebagai pengingat akan pentingnya perdamaian toleransi dan Rekonsiliasi dalam masyarakat yang beragam konflik Sampit tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan merupakan puncak dari ketegangan yang telah berlangsung lama antara suku Dayak dan Madura benih-benih konflik mulai tumbuh seiring dengan perubahan sosial dan ekonomi di Kalimantan Tengah suku Madura pertama kali menetap di Kalimantan pada tahun 1930 melalui program transmigrasi yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda dan kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia dalam kasus ini perselisihan sosial antara penduduk asli dan pendatang semakin nyata seiring dengan dominasi ekonomi yang dikuasai oleh para pendatang suku Madura banyak terlibat dalam sektor perdagangan Perindustrian dan perkayuan yang membuat kesenjangan ekonomi semakin lebar sementara itu suku daya kerap kali mengalah dan terdesak di tanahnya sendiri mereka berulang kali harus berpindah tempat akibat ekspansi industri kayu yang terus mendorong mereka lebih jauh ke dalam hutan Selain itu ketidakadilan hukum sering dirasakan oleh suku Dayak Terutama ketika mereka menjadi korban dalam berbagai perselisihan dalam kehidupan sosial sebagian warga asli Dayak memiliki pandangan negatif terhadap pendatang dari suku Madura beberapa diantaranya menganggap bahwa ada orang Madura yang terlibat dalam tindakan kriminal seperti premanisme pencurian dan penjambretan Selain itu muncul anggapan bahwa beberapa orang Madura kerap menyerobot tanah milik warga lokal sikap tegas dan cenderung keras yang dimiliki sebagian orang Madura juga sering dianggap sebagai tantangan dalam interaksi sosial di sisi lain masyarakat Dayak yang secara tradisional hidup berdampingan dengan alam cenderung mengutamakan keharmonisan dan mengedepankan sikap mengalah dalam kehidupan sehari-hari perbedaan budaya dan karakter ini seringki memicu kesalahpahaman dan ketegangan sosial yang dapat berujung pada konflik situasi seperti itu semakin diperburuk oleh perbedaan kebiasaan dan nilai-nilai yang bahkan bisa berbenturan misalnya dalam adat orang Madura membawa Parang atau Celurit ke mana pun mereka pergi adalah hal yang lazim namun bagi orang Dayak senjata tajam hanya dibawah saat hendak berperang atau berburu akibatnya orang Dayak menganggap mereka selalu dalam keadaan siap berkelahi ketika terjadi perselisihan entah karena hal sepele seperti salah menyabit rumput atau perkara serius seperti sengketa tanah konflik yang awalnya kecil bisa saja meledak tak terkendali berujung pada pertumpahan darah dan kehilangan nyawa banyak kisah beredar tentang penyebab pecahnya konflik Sampit ada versi yang menyebutkan konflik itu bermula dari perselisihan antara dua etnis sejak akhir bulan Desember tahun 2000 bentrokan pertama antara etnis Dayak dan Madura yang terjadi di Desa kerengpangi Kalimantan Tengah membuat hubungan kedua pihak tegang ketegangan itu [Musik] Ampal [Musik] dayelah [Musik] kasand [Musik] naas00 u kelompok warga Dayak itu melampiaskan kemarahannya dengan merusak se rumah du unit mobil 5 unit motor dan dua tempat karaoke semuanya milik warga Madura huruhara itu membuat 1335 orang Madura mengungsi Ada dugaan bahwa salah seorang pelaku pembunuhan sandong bersembunyi di Sampit situasi panas pun menjalar hingga ke Sampit Kabupaten Kota Waringin Timur lambatnya pengusutan kasus [Musik] Dayak meras dilakukan tidak adil dan kan memperparah eskalasi konflik puncaknya pada hari Minggu 18 Februari 2001 sekelompokga Dayak menyerang rumah Seorang warga Madura Bern Mato sebagai bent balas dendam atas peristiwa di kengangi serangan itu menewaskandnya penghuniend [Musik] mura mereka mendatangi rumah seorang Dayak bernama timil yang diduga menyembunyikan salah satu pelaku penyerangan saat itu timil berhasil diamankan polisi tetapi warga Madura yang tak puas langsung membakar rumahnya warga Madura yang marah juga menyerang rumah kerabat timil dan menewaskan penghuninya peristiwa inilah yang kemudian menyulut konflik yang lebih masif Antara etnis Dayak dan Madura disampit sel hari sejak penyerangan rumah orang-orang Madura berhasil bertahan dari serangan warga Dayak bahkan warga Madura berani melakukan Siping terhadap pemukiman warga Dayak dan berani menobatkan Sampit sebagai Sampang kedua ketika warga Madura melakukan sing ke pemukiman warga Dayak bom molotov pun dilontarkan ke rumah-rumah orang Dayak mereka menghabiskan banyak rumah orang-orang Dayak orang-orang Dayak menjadi takut dan mereka berlarian masuk ke dalam hutan ketua suku Dayak yang mengetahui hal itu sangat murka dan memberikan ultimatum kepada orang-orang Madura apabila dalam 3 hari kalian tidak keluar dari sampit maka Dayak akan memerangi kalian ultimatum tadi pun tidak digubris oleh warga Madura sehingga pada Selasa 20 Februari 2001 orang-orang Dayak dari berbagai wilayah pedalaman Kalteng Barito Pangkalan Bun hingga Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat berbondong-bondong menuju Sampit untuk menolong saudara mereka yang sedang ditindas di tanahnya sendiri sekaligus membalas kekalahan mereka konflik secara terbuka pun tidak dapat dielakkan orang-orang Dayak kembali mempraktikkan ritual berburu kepala atau ngayau padahal ngayau tersebut sudah lama terkubur sekitar 100 tahun lalu semua suku Dayak melalui Kepala sukunya pada tahun 1894 sepakat untuk menghentikan R Melu perjanjian tumbang Ano akibat suku Day kali mpraktikkan ritual ngayau saat kerusuhan terjadi setidaknya ada 500 yang ditemukan di jalan-jalan tanpa dari pihak Madura berbagai senjata tradisional juga digunakan dalam peperangan tersebut seperti Mandau tombak Sumpit bahkan senjata api digunuk melakukan peran terhadga muraar warga Madura menggunakan celurit dan sejumlah bom rakitan sebagai senjata tandingan dalam kerusuhan tersebut diyakini tidak hanya melibatkan senjata fisik tetapi juga melibatkan ilmu gaib orang-orang Madura yang konon kebal dari benda tajam atau peluru tetap mati di tangan orang-orang Dayak Entah mengapa ilmu kebal orang-orang Madura lenyap di tanah Kalimantan saat Konflik diampit bagi kalian yang tahu boleh ceritakan di kolom B Dar dayaks pandang Bu kondisi Emi yang membara mka tidak hanya menargetkan orang Madura yang terlibat konflik tetapi siun yang berasal dari etnis Madura langsung dihabisi rumah-rumah Madura dari Sampit hingga Palangkaraya dihancurkan dan dibakarga Dayak tidak menyerang dan makarahorang sui jadi suku selain Madura aman dari amarah suku Dayak pada Rabu sore 21 Februari suku Dayak berhasil merebut kali Kota Sampit dari tangan Madura konflik Sampit ini suku Dayak diyakini dibantule panglima burung panglima burung dikenal sebagai tokoh mitos legendaris yang dipercayai sebagai tokoh pelindung dan pemersatu Suk dayakka perang untuk mengendalikan Mandau terbang panglima burung dipercaya tinggal di daerah gaib pedalaman Kalimantan dan mengawasi seluruh kehidupan suku Dayak di Kalimantan panglima burung akan turun sewaktu-waktu dalam bentuk seutuhnya atau merasuki seseorang untuk menolong apabila suku Dayak sedang dalam posisi terancam teraniaya atau hendak melakukan peperangan masyarakat Dayak biasanya melakukan ritual Tarian perang khusus untuk memanggil ada sebuah kejadian di luar Nalar yang dialami H komandan TNI bernama Kris saat konflik Sampit terjadi peristiwa itu Dida miliki keterkaitan dengan panglima burung suku Dayak jadi Saat itu Kris ditugaskan untuk menjaga pengungsi Madura yang berada di gedung sekolah Situasi aman terkendali hingga suatu hari datanglahorang dayakers TR Day dan membiarkan mereka membantai pengungsi Madura Kris jelas menolaknya dan mengancam jika mereka memaksa maka akan berhadapan dengan pasukan TNI tidak diperbolehkan masuk kepala suku Dayak meminta izin untuk melakukan ritual adat di depan Kris dan pasukannya tanpariga Kris mempersil maka berlangsunglah ritual adat Dayat di depan Kris dan pasukan dengan melibatkan mangkok merah kemenyan dan tarian perang yang diselingi teriakan-teriakan khas Dayak yang beraura mistis Tak Sampai S jam ritual usai kerumunan pun bubar tak selang lama Ada anak buahnya yang memberitahu bahwa seluruh pengungsi Madura telah atau seperti bekas tersayat senjata tajam kejadian itu benar-benar di luar Nalar manusia Kris mengakui hanya disampitlah dirinya menemukan kejadian aneh seperti itu [Musik] perkiraan yang bisa dipercaya mengenai jumlah korban tewas berkisar 500 sampai hampir 1300 orang sebagian besar dari pihak Madura dari sisi ekonomi banyak toko kantor dan pasar yang terpaksa tutup karena peristiwa kerusuhan penjarahan juga terjadi sehingga merugikan para pengusaha sedangkan dari sisi materi kerugian dirasakan masyarakat lebih dari 1000 rumah dibakar ratusan kendaraan Rus dan ribuan orang luka-luka serta 100000 lebih orangorang harus disikan polisi menangkap pejabat lokal bernamaed Danis yang diakini sebagaiang diik kerusuhan diampit pemiksa polisi danisakui telah merencanak kerusuhan tersebutingu [Musik] telah mengadakan 11 kali pertemuan untuk menyusun strategi Selain itu mereka menyiapkan dana sebesar 15 juta untuk membayar provokator guna memicu konflik di Sampit bahkan menurut keterangan dari polisi sebelum melakukan serangan kelompok ini sempat mengadakan upacara adat sebagai bentuk persiapan sebelum menyerang komunitas Madura konflik Sampit pengingat pahit bahwa kebencian dan ketidakadilan dapat membakar habis kedamaian yang telah lama dibangun dari peristiwa ini kita belajar bahwa hidup berdampingan memerlukan Sikap saling menghormati dan memahami bukan dominasi satu pihak atas yang lain ketimpangan sosial dan perlakuan yang tidak adil bisa menjadi pemicu api konflik yang besar ketika satu kelompok merasa tersisih di tanahnya sendiri ketidakpuasan dapat berubah menjadi kemarahan yang sulit dikendalikan penegakan hukum yang lemah hanya memperburuk keadaan membuat masyarakat kehilangan kepercayaan dan memilih mengambil tindakan sendiri budaya kekerasan tidak pernah membawa solusi hanya kehancuran dan kehilangan yang mendalam nyawa yang hilang rumah yang terbakar serta luka yang ditinggalkan semuanya menjadi bukti bahwa perang tidak menghasilkan kemenangan sejati hanya penderitaan bagi semua pihak kita juga belajar bahwa provokasi dan hasutan dapat mempercepat kehancuran ketika emosi menguasai akal sehat kebenaran seringki dikaburkan oleh amarah Oleh karena itu penting untuk tidak mudah terpancing oleh narasi yang memecah belah dan selalu mencari Jalan Damai dalam menyelesaikan konflik di Manun kita berada jangan lupakan pepatah di mana tanah dipijak di situ langit dijunjung itulah yang bisa admin sampaikan semoga bermanfaat jika terdapat kesalahan admin mohon maaf ya terima kasih banyak bagi kalian yang sudah nonton sampai habis sampai jumpa lagi di video selanjutnya Semoga kita selalu diberikan kesehatan kebahagiaan rezeki yang banyak dan berkah [Musik]