Menghindari bahan kimia (pemupukan, pestisida, hormon tumbuh).
Tujuan: menghasilkan produk aman untuk kesehatan dan lingkungan serta menjaga keseimbangan ekologi.
Pertanian Konvensional:
Teknik budidaya menggunakan bahan kimia dan mekanisasi yang intensif.
Tujuan: memaksimalkan hasil produksi, seringkali mengabaikan kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan.
Lima Faktor Pembeda Pertanian Organik dan Konvensional
Cara Memperoleh Bibit/Benih
Organik:
Memperoleh bibit dari indukan, menjaga kemurnian genetik tanaman.
Mengambil biji dari pohon, menanam dan menyemai sendiri.
Konvensional:
Menggunakan bibit hasil rekayasa genetik.
Bibit unggul yang terkadang tidak menjaga kemurnian genetik.
Cara Pengolahan Tanah dan Sistem Penanaman
Organik:
Pengolahan minimal, menjaga struktur tanah dan mikroorganisme.
Menggunakan metode seperti penanaman multikultur.
Konvensional:
Pengolahan tanah dengan mekanisasi besar-besaran.
Teknik monokultur, menanam satu jenis tanaman di lahan luas.
Faktor Pemupukan
Organik:
Menggunakan pupuk alami (kompos, pupuk kandang).
Konvensional:
Menggunakan pupuk kimia sintetis yang berdampak buruk bagi lingkungan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Organik:
Menggunakan pestisida alami (daun sirih, kunyit, jahe, bawang putih).
Konvensional:
Menggunakan pestisida kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Hasil Panen
Organik:
Hasil panen berupa produk organik (sayur, buah) yang aman untuk kesehatan.
Konvensional:
Hasil panen sering mengandung residu bahan kimia yang membahayakan kesehatan.
Kesimpulan
Pemahaman tentang perbedaan antara pertanian organik dan konvensional penting bagi para petani dan konsumen untuk memilih metode yang lebih aman dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.