Transcript for:
Pembahasan Masjid Nabawi dan Ibadah Kristen

Jadi Masjid Nabawi itu pernah jadi gereja, 3 jam, sama orang-orang Kristen itu dipakainya di situ. Jadi Nabi Muhammad mempersilahkan orang-orang Kristen untuk melakukan kebaktian ibadah mereka itu di Masjid Nabawi. Assalamualaikum Wr Wb Kembali lagi bersama saya Zulfan Afdila di channel Rabaniyans ID Di Facebook ada yang nge-tag saya untuk meminta penjelasan dan klarifikasi Mengenai argumen Guru Gumbul di podcastnya Deddy Kobuzer Soal riwayat yang dikutip olehnya dari Ibn Hisham dalam kitabnya Dimana diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengizinkan orang Kristen untuk beribadah dalam Masjid Nabawi Yang oleh Guru Gumbul itu menyatakan bahwa Masjid Nabawi pernah menjadi gereja selama 3 jam seperti itu Sebagaimana video yang kita lihat di awal episode tadi Sebelumnya perlu dipahami dahulu bahwa hubungan komunikasi saya dengan Guru Gembul itu baik-baik saja. Terkadang jika ada pernyataan yang tidak saya setuju, ya saya komentari di channelnya Guru Gembul. Dan juga saya sering menyimak videonya Guru Gembul dan banyak pula inspirasi yang saya dapatkan di sana. Ya walaupun tidak semua video-videonya di Guru Gembul tersebut menurut saya cocok disimak oleh orang-orang yang awam. Dan juga Guru Gembul juga sempat berkunjung ke channel saya dan kami saling tukar kontak dan berkomunikasi via WhatsApp bahkan sampai merencanakan untuk collab online seperti itu ya. Dan mengenai topik ini, saya juga sudah mengklarifikasi langsung kepada beliau bahkan kami berdiskusi, mungkin juga berdebat kecil-kecilan seperti itu dimana pada akhirnya beliau memiliki metodologi sendiri dalam memahami riwayat ini dan saya juga punya cara pandang sendiri soal riwayat ini. Yang mana kemudian saya minta izin kepada beliau agar topik ini saya angkat jadi video di episode kali ini. Untuk menjawab argumen Guru Gumbul seperti itu Bukan menjawab atau merespon sih ya Karena objek pembahasannya bukan soal argumennya Guru Gumbul Melainkan objek pembahasan kita disini adalah soal riwayat yang dikutip oleh beliau Ada pun soal argumennya beliau bahwa Masjid Nabawi pernah menjadi gereja selama 3 tahun Saya rasa itu hanya retorika bahasa saja Bukan narasi literal seperti itu Jadi kalau saya lihat teman-teman Ciri khas video guru gombol itu terkadang membawakan narasi retoris yang beragam Seperti narasi literal, narasi metaforis, alegoris, sarkastik, dan lain sebagainya Dimana kalau kita tidak ngeh dengan itu Membuat kita bisa salah faham seperti itu Nah jadi topik pembahasan kali ini kita bahas Karena saya kira pernyataan di podcast Om Daddy itu Bisa disalah fahami dan disalah artikan serta menimbulkan kontroversi lebih lanjut jika tidak diklarifikasikan, seperti itu. Misalkan seperti anggapan bahwa adanya paradoksi atau kontradiksi antara perintah Al-Quran yang melarang untuk melakukan kemusyrikan di dalam masjid, sebagaimana yang berbunyi dalam surah Al-Jinn ayat 18, dengan dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah terhadap umat Nasrani di Masjid Nabawi dalam riwayat terkait. Dimana ibadah non-muslim itu kan diklasifikasikan sebagai syirik dalam Islam. Sehingga disini ada dua aspek yang akan kita bahas di video kali ini. Supaya kita faham maksud dari riwayat tersebut soal kenapa pada akhirnya, Rasulullah SAW membolehkan umat Kristiani yang menyembah Yesus itu beribadah di dalam masjidnya. Dimana yang pertama kita akan bahas berdasarkan sudut pandang kontekstual Dan yang kedua dari sudut pandang tekstual Yakni analisis teks Yaitu analisa riwayat seperti itu Namun sebelum kita bahas lebih lanjut teman-teman Saya ucapkan terima kasih dahulu buat penonton kami yang sudah mendukung channel ini Salam Moral Drama Teri via website ketepis.com Saya ucapkan terima kasih atas antusiasinya dan apresiasinya Semoga dukungan teman-teman diganti dengan yang lebih baik lagi Serta semoga dengan dukungan tersebut dapat mempercepat berkembang channel ini Buat yang mau ikut berpartisipasi Teman-teman dapat mengklik link kampanye kami di website ketepis.com Di kolom deskripsi video dan di kolom... komentar semat di bawah video ini. Ketika dikatakan bahwa orang Kristen itu dibiarkan beribadah di masjid, dalam masjid Nabawi, dan masjid itu berubah menjadi gereja selama 3 jam, maka mungkin yang muncul dalam pikiran kita bahwa orang Kristen sedang melakukan ibadah seperti ibadah Kristen yang kita lihat sekarang ini. Padahal teman-teman, model ibadah yang mereka lakukan itu tidak seperti ibadah-ibadah Kristen yang kita sekarang ini lihat di Indonesia. Nah, kalau bukan seperti itu, pertanyaannya lantas gimana juga cara mereka beribadah dalam masjid Nabi ketika itu. Nah, untuk memahami bagaimananya, maka kita harus paham dahulu sikti Kristen apa yang dianud oleh mereka itu. Yang mana dengan demikian, kita bisa memahami bagaimana konsep model ibadahnya. Dan perlu dipahami teman-teman bahwa cara beribadah umat Kristen protestan, Kristen katolik, dan Kristen ortodok itu berbeda. Apalagi pada masa Rasulullah SAW, di abad ke-7 itu ada begitu banyak sikti kekristianan di jajara Arab. Ada sikti Yaakobit, sikti Nestorian, sikti Ebionit, sikti Melkit, dan lain sebagainya. Nah jika demikian, lantas Kristen apa yang salah di Masjid Nabi dalam riwayat ini. Nah, kalau kita rujuk langsung ke kitab Syaroh Ibn Hisham, disebutkan bahwa mereka adalah para utusan dari kaum Nasrani dari Najran. Nah, kira-kira sikta Kristen apa yang dianut oleh Nasrani Najran? Ya, teman-teman, menurut riwayat dari Ibn Ishaq, Nasrani di Najran itu pada mulanya di... dibawakan oleh seorang penganut agama Nabi Isa yang masih lurus dari syiria yang bernama Faimiyun yang dalam bahasa Yunani disebut dengan nama Pemion. Ia adalah orang soleh dari umat Nabi Isa yang dibeli sebagai buddha oleh pemuka kaum Najran ketika itu. Lantas lambat laun ia berdakwah membuat penduduk Najran menjadi pengikut ajarannya Nabi Isa yang masih lurus. Nah, berselang waktu teman-teman, hingga suatu hari mereka itu dibantai oleh raja Yahudi dari Himyar di Yaman yang bernama Zunwas. Di mana kaum Nasrani itu dimasukkan ke dalam lubang parit dan dibantai di sana dengan cara dibakar. Nah, parit dalam bahasa Arab disebut Uhdud. Maka mereka itu dikenal dengan sebutan Ashabul Uhdud yang diceritakan dalam surat Al-Buruj ayat 1-9. Nah, teman-teman, peristiwa itu kemudian terdengar oleh raja Etiopia yang beragama Kristen dari kerajaan Aksum. Nah karena tidak ingin saudara seagamanya itu dibantai, lantas kemudian Raja Aksum yang bernama Kalib kemudian menyerang Kerajaan Himyar dan mendirikan Kerajaan Kristen Aksum Himyar di Yemen. Dan melindungi umat Kristen di sana tentunya. Nah Kerajaan inilah yang kemudian nanti di... dipimpin oleh Abrahah untuk menyerang Mekah pada akhirnya. Nah, semenjak kota Najran itu berada di bawah pemerintahan Kristen Aksum dari Etiopia, akidah Nasrani Najran itu sedikit demi sedikit berubah dari Tauhid menjadi Trinitas. Nah, jika kita rujuk kembali di cerita perjumpaan perwakilan dari Najran ini, mereka itu kan kemudian berdebat dengan Nabi Muhammad SAW soal status ketuhanan dari Isa, status Nabi Isa. Ini menunjukkan jika utusan Najran itu merupakan Kristen yang menganut teologi Trinitas yang berasal dari sekte Miavisit. Nah, Miavisit ini teman-teman... sebutan kepada konsep teologi soal bagaimana inkarnasi Tuhan pada Yesus. Jadi dahulu teman-teman, setelah Yesus itu diakini sebagai Tuhan yang menjelma ke bumi, mereka kemudian berdebat lagi soal bagaimana konsep jelmaannya itu. Ya ini apakah ketika Tuhan itu menjadi manusia, maka Yesus itu 100% Tuhan? Atau dia itu tetap jadi 100% manusia? Atau dia itu, Yesus itu 50% Tuhan? dan 50% manusia dan lain sebagainya seperti itu. Sehingga dari perdebatan ini teman-teman, Kristen terpecah pada beberapa sekti teologis seperti monofisit, miafisit, diofisit, dan lain sebagainya. Adapun Kristen sekarang ini menganut konsep duinatur, di mana Yesus itu dianggap 100% manusia namun juga 100% Tuhan secara bersamaan. Namun pada masa itu teman-teman, oleh Kristen di Byzantium itu menganggap jika Kristen miavisit seperti yang dianut oleh orang Najran itu adalah sikti sesat pada mulanya, walaupun pada akhirnya diterima juga. Nah lantas bagaimana cara mereka beribadah di Masjid Nabawi itu? Nah teman-teman kalau diperhatikan redaksi riwayatnya disebutkan bahwa mereka ini melakukan ibadah yang juga disebut salat secara tekstual. Waktunya dilakukan pada sore hari. Karena disini diceritakan mereka melakukan salatnya selepas Rasulullah SAW salat asar di Masjid Nabawi. Serta mereka itu salatnya menghadap ke timur. Nah tentu cara beribadah ini berbeda dengan model ibadah orang Kristen yang kita lihat di Indonesia yang biasanya seminggu sekali digerejakan seperti itu. Lantas teman-teman jenis ibadah salat apa yang dilakukan oleh Kristen dari Najaran tersebut? Nah, jadi teman-teman begini. Kita kan memahami bahwa syariat ibadah, ibadah salat itu, itu kan sudah ada jauh sebelum Nabi Muhammad SAW. Hanya saja model dan caranya itu kan yang berbeda. Tapi umumnya gerakannya kan sama, khususnya seperti sujud, seperti itu. Nah, ibadah salat dalam syariatnya Nabi Musa, untuk orang-orang banding Israel yang sekarang ini disebut dengan Yahudi, salat mereka itu disebut dengan nama tefilah. Mereka melakukan sebanyak tiga kali sehari, di mana pagi hari yang disebut dengan saharid, sore hari yang disebut dengan minhah, dan malam hari yang disebut dengan ma'arif. Nah, teman-teman, Nabi-Nabi Madi Israel itu melakukan ibadah salat tefilah ini, termasuk pula Nabi Isa alaihi salam, Isa al-Masih alaihi salam. Nah, orang-orang Kristen kemudian ada yang tetap mempertahankan ibadah salat tefilah ini, khususnya Kristen sekte Ebionid, dan sampai saat ini masih dilestarikan oleh Kristen Ortodok Timur, khususnya di kawasan Arab, seperti itu. Nah, tefilah itu kemudian mereka sebut dengan nama Thelota. Namun kemudian ibadah shalat ini teman-teman dimodifikasi oleh mereka Seperti jika shalat tefilahnya orang Yahudi itu menjadikan Baitul Maghrib sebagai qiblatnya Maka orang Kristen mengubahnya dengan menghadap timur Kemudian ditambah lagi dengan simbol salib seperti itu ya Nah shalat yang dilakukan orang Najran diriwayat itu kan pada sore hari gitu ya Itu disebut dengan minhah dalam agama Yahudi Dalam shalatnya agama Yahudi Atau dalam Kristen disebut shalat sa'ah tasiyah Ya shalat pada jam 9 dalam Kristen Ortodok Arab Yang dalam bahasa Latin disebut dengan nama horanona Jam ke- Nah, Selota ini teman-teman ibadahnya dalam bentuk gerakan dan pembacaan ayat-ayat dalam Alkitab yang biasanya itu panjang-panjang gitu ya. Nah, pertanyaannya kenapa ibadah ini kemudian hilang dalam agama Kristen? Jawabannya sebenarnya nggak hilang juga teman-teman. Karena masih ada juga Kristen yang masih merestarikannya seperti tadi. Hanya saja, mayoritas denominasi Kristen yang lainnya itu menghilangkannya. Maka di Kristen lain seperti Protestan dan Katolik umumnya tidak kenal jenis ibadah model ini. Kita tidak menjumpai di sana orang-orang Kristen, Protestan, dan Katolik itu umatnya itu beribadah seperti itu. Nah selain ibadah yang dilakukan itu adalah sisa dari syariat-syariatnya umat terdahulu, kemudian pula Selota ini tidak perlu membawa patung dan salib dalam ibadahnya, yang membuat mungkin karena ini pula lah. Rasulullah SAW membiarkan mereka untuk melakukan ibadah di sana. Nah jadi jangan dianggap ibadah yang dilakukan delegasi Kristen Najaran itu di Masjid Nabawi itu seperti ibadah nyanyian atau dengan ritual rumit tertentu seperti yang kita lihat sekarang ini. Malahan lebih mirip dengan salat-salatnya orang Islam. Tapi teman-teman yang paling penting perlu dipahami pula bahwa di sini ya, Rasulullah itu bukan mempersilahkan mereka itu untuk salat di masjid, di masjid Nabawi. Melainkan teman-teman, delegasi Kristen dari Najran itu, mereka langsung-langsung saja ambil posisi ketika datang ke masjid Nabawi untuk beribadah di sana. Hal ini teman-teman bisa kita simak dari redaksi teks riwayat terkait. Tak kala utusan Najran menemui Rasulullah, Maka mereka masuk ke dalam masjid beliau setelah salat asar Nah singkat cerita ketika waktu ibadah mereka tiba Mereka berdiri untuk melakukan salat mereka di masjid Nabawi Ketika sahabat mencoba melarangnya Beliau SAW berkata Biarkanlah saja mereka Dan mereka pun salat ke arah timur Nah dari redaksi ini dapat kita cermati Bahwa sebenarnya Rasulullah bukan mempersilahkan mereka salat di sana ya Melainkan Kristen Najran sendiri yang tiba-tiba saja salat di sana Dan karena sudah terlanjur setelah Rasulullah juga tidak ingin mengusiknya Maka Rasulullah membiarkannya dan berkata kepada sahabat Yaudah biarin aja gitu seperti itu Nah disini kita harus pahami pula bagaimana bentuk Masjid Nabawi ketika itu Jadi teman-teman ketika itu Masjid Nabawi itu seperti lapangan Yang dikelilingi tembok dengan sedikit area beratap Maka bisa jadi pula teman-teman Para rombongan dari Najran itu tidak menyadari Jika kawasan itu adalah tempat ibadah khusus umat Islam Dan karena itu pula lah mungkin Rasulullah meminta memakluminya. Sehingga teman-teman peristiwa ini tidak bisa dipahami sebagai peristiwa biasa. Melainkan peristiwa unik yang sifatnya kasuistik. Dimana pembiaran Rasulullah itu sifatnya kasuistik. Maksudnya teman-teman hanya karena Rasulullah membiarkan orang-orang Kristen itu beribadah di masjid dikarenakan faktor dan kondisi tertentu itu bukan berarti sekarang ini ketika ada jemaah non-muslim itu mau kebaktian Kita langsung saja mempersilahkan mereka melakukan ritual syirik dalam masjid Nggak seperti itu Apalagi dengan menggunakan riwayat ini sebagai dalilnya kan seperti itu Hal ini teman-teman karena Al-Quran Surah Al-Jinn ayat 18 menegaskan Agar tidak beribadah kepada selain Allah di dalam masjid Nah kalau dalam Al-Quran melarangnya Lantas kenapa Rasulullah SAW membiarkan mereka melakukan ibadahnya di masjid? Ya sekali lagi teman-teman peristiwa ini sifatnya kesuistik Hal yang sifatnya khusus Jadi tidak bisa dipahami secara umum Dimana ada faktor dan sebab tertentu yang membuat pada akhirnya beliau membiarkan, dan sekali lagi itu tidak dapat dijadikan dalil secara umum, dimana Rasulullah SAW itu akan membiarkan mereka karena pertama Rasul faham jika orang menajaran itu tidak tahu jika itu adalah masjid. Atau tidak tahu jika adab di masjid itu tidak boleh agama lain melakukan kebaktian di dalamnya. Yang kedua, karena mereka sudah terlanjur untuk beribadah. Di sini Rasulullah menjaga adab, ya. Karena Rasul tidak mau ketika mereka itu sudah terlanjur ibadah, lalu kemudian diusir. Karena ibadah mereka yang selota itu seperti salat juga, teman-teman. Jadi, gimana rasanya ketika kita lagi salat, tiba-tiba ada orang datang, Bang, bang, bang, jangan salat di sini seperti itu. Salat di sana aja. Sehingga, teman-teman, peristiwa ini tidak boleh dijadikan landasan secara umum. Karena sifatnya kasuistik. Sama seperti riwayat yang menceritakan ada orang Arab kampung dari Arab Baduy yang tiba-tiba kencing dalam masjid. Itu kan Rasulullah juga membiarkannya ya. Kenapa? Karena sudah terlanjur. Dan Rasul tahu jika dia itu tidak paham jika perbuatan itu terlarang. Nah namun kan peristiwa yang sifatnya kasuistik seperti ini kan tidak boleh kita jadikan dalil secara umum. Ya ini ketika ada orang yang mau kencing dalam masjid Lalu kita persilahkan Seperti itu Dengan alasan seperti hadis tadi Nah begitulah teman-teman konteks latar belakang dari peristiwa di riwayat itu Mungkin ada yang mengatakan begini Oh mungkin itu kan di riwayat itu memang kejadiannya Kristen Najran itu langsung-langsung saja ibadat di sana Dan karena itu Rasul membiarkannya Kan mungkin saja ada jalur riwayat lain yang menyatakan jika sebenarnya Rasulullah sendiri yang mempersilahkan di sana Nah masalahnya teman-teman para ulama menjelaskan Bahwa tidak ditemukan adanya riwayat lain yang seru lupa dengar riwayat ini dalam hadis-hadis dalam kitab-kitab hadis lainnya. Dalam kitab Fathul Bari, Imam Ibn Rajab Al-Hambali menyebutkan suatu pendapat bahwa hadis ini statusnya mungkati, yakni terputus dan daif, seperti itu. Disebutkan, Jadi karena begini teman-teman, riwayat ini kan didapatkan dari Ibn Hisham, dari Ibn Ishaq. Dan Ibn Ishaq mendapatkannya dari Muhammad bin Ja'far bin Zubair bin Awam. Nah, Muhammad ini adalah cucunya dari Zubair bin Awam. Zubair bin Awam adalah sahabat nabi Jika ia sahabat nabi, maka anaknya yakni Ja'far ini adalah seorang tabiin Generasi kedua Dan anaknya yakni Muhammad itu adalah seorang tabiin Dengan demikian, maka Muhammad ini, Muhammad bin Ja'far ini Tidak pernah melihat secara langsung peristiwa dalam riwayat tersebut Buktinya, ayahnya Muhammad yakni Ja'far bin Zubair Itu disebutkan dalam kitab Al-Isabah Fitam Yizis Sahabah Lahir setelah Rasul wafat Nah jika ayahnya saja itu lahir setelah Rasulullah SAW wafat Maka tidak mungkin Muhammad bin Ja'far yang anaknya itu Melihat peristiwa tersebut secara langsung Yang terjadi ketika Rasulullah hidup Kan logikanya seperti itu Jadi kemungkinannya teman-teman Muhammad bin Ja'far ini Itu mendapatkan riwayat dan dari orang lain, dari pendahulunya mungkin seperti itu. Hanya saja masalahnya ialah, ia tidak menceritakan dari mana ia mendapatkannya. Sehingga kita tidak mengetahui dari manakah riwayat atau cerita ini diambil oleh Muhammad bin Ja'far tersebut. Maka terputuslah info... Informan rantai sanat namanya. Dalam ilmu musalah hadis disebut, sanatnya itu tidak ittisal. Tidak ittisal sanat. Tidak bersambung atau terputusnya sanat. Yakni mungkati. Dan riwayat yang mungkati itu diklasifikasikan sebagai riwayat yang daif. Makanya Imam Ibn Rajab Al-Hambali dalam kitab Fathul Bari menyebutkan suatu pendapat jika riwayat ini dikategorikan sebagai daif mungkati. Padahal secara redaksi teman-teman peristiwa itu seharusnya disaksikan oleh banyak sahabat Yang seharusnya membuat hadis ini menjadi mutawatir, menjadi sahih Namun sayang karena sanatnya itu terputus dan tidak ada riwayat dari jalur lain Yang menguatkan riwayat ini, membuat riwayat ini menjadi daif Nah kalau begitu apakah Muhammad bin Ja'far ini berdusta? Ngarang-ngarang cerita seperti itu Nah faktanya teman-teman ulama mengomentari jika Muhammad bin Ja'far ini orangnya siqah yakni terpercaya. Sehingga dengan begitu tidak mungkin beliau itu berdusta apalagi ngarang-ngarang. Hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam kitab Taqrib Tahzib Ibn Hajar Al-Asqalani Nah jika demikian, maka peristiwa itu secara faktual pernah terjadi atas nama kesikahan sosok Muhammad bin Ja'far ini. Namun secara pendalilan teman-teman, riwayat ini tidak bisa digunakan sebagai dasar hukum untuk melegitimasi. Khususnya dijadikan dalil untuk membenarkan dan memperbolehkan non-muslim masuk masjid dan mempersilahkan mereka beribadah sana tanpa ada batasan. Karena sekali lagi teman-teman, peristiwa ini pada prinsipnya itu bersifat kasuistik yang dilatar belakangi oleh beberapa sebab sehingga kita tidak boleh secara sembarangan membawa masuk non-muslim ke dalam masjid kecuali apabila masuknya non-muslim ke dalam masjid tersebut dapat mendatangkan manfaat dan masalah seperti sebagai tukang, sebagai wartawan, sebagai tamu, atau bahkan mungkin untuk mengenal Islam dan mengajak mereka untuk masuk Islam, seperti itu. Dalam sebuah kisah teman-teman yang dikutip dari sahih Bukhari dan Muslim Dulu teman-teman umat Islam pernah menahan tawanan perang yang non-Muslim dalam masjid Namanya Tumamah Jadi kalau biasanya orang-orang itu menawan tawanan perang itu di penjara Nah ini dalam masjid teman-teman Kenapa boleh ada orang non-Muslim masuk masjid seperti itu? Gunanya adalah agar dia melihat orang-orang Islam beribadah Yang mana tahu kemudian dia juga tertarik dan masuk Islam kan seperti itu Begitu pula teman-teman dalam kisah delegasi Najran ini Rasulullah membiarkannya karena pertama, itu sudah terlanjur dan yang kedua, supaya hati mereka luluh melihat orang Islam juga salat dalam masjid, dan dengan begitu diharapkan mereka mau ikut ke dalam agama Islam juga. Nah menurut riwayat juga salah satu dari mereka itu masuk Islam yakni Quds bin Al-Qamah walaupun sekali lagi, riwayat ini di chapter Eif Nah begitulah bagaimana memahami terhadap riwayat yang tadi Kita sudah membahasnya secara konteks dan latar belakang Sebab dan kenapa Rasulullah membiarkan mereka salat Dan kita simpulkan bahwa ini merupakan peristiwa kasuistik Yang disikapi secara khusus Berdasarkan konteks yang terikat padanya Selain itu secara kajian riwayat Disini juga menyimpulkan bahwa Riwayat terkait adalah daif mungkating Jadi walaupun mungkin peristiwa itu pernah terjadi Namun secara legitimasi Riwayat itu tidak bisa dijadikan dalil Sehingga tidak bisa digunakan secara penggunaan sebagai dalil hukum Ya, riwayat ini memang sering digunakan dalam tiap kampanye toleransi ya Namun walaupun riwayat ini daif Itu tidak menunjukkan jika Islam itu tidak toleransi Dan itu tidak berarti pula peristiwa terkait tidak pernah terjadi Hanya saja, kedaifan itu kita jelaskan Karena berimplikasi pada penggunaan hukum Wallahu'alam bisawab Nah, bagaimana pendapat teman-teman mengenai topik kali ini? Tulis di kolom komentar Kalau video ini bermanfaat, klik share dan like like-nya, dan juga klik tombol subscribe dan juga tombol loncengnya untuk mendapatkan update-an video terbaru dari channel Rabbanians ID. Setelah kalau channel ini layak dan dukung serang material, teman-teman dapat klik link kita bisa.com di kolom deskripsi video dan di kolom komentar tersemat di bawah video ini. Terima kasih telah menyaksikan. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kesalahan. Sampai jumpa di episode berikutnya. Saya Zulfan Abdillah Mohon Rudri Bilahi Taufiq wa Hidayah. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam Damai.