Intro Halo students, welcome to my channel Video ini berisi materi tentang pengukuran dan besaran Pada bagian pertama ini kita akan membahas ketidakpastian pengukuran tunggal Intro Dalam kehidupan sering kita temui besaran-besaran kuantitatif seperti jumlah siswa, masa benda, jumlah telur, panjang meja, waktu tempuh, suhu air, dan sebagainya Bagaimanakah cara memperoleh nilai dari besaran-besaran ini? Jika kita kelompokkan besaran-besaran menjadi seperti ini, dapatkah kamu menjelaskan perbedaannya? Nilai dari besaran-besaran di bagian kiri ini diperoleh dengan cara menghitung.
Sedangkan nilai dari besaran-besaran di sebelah kanan Diperoleh dengan cara mengukur. Sekarang bandingkan kedua besaran ini. Jumlah telur sebanyak 12 mudah dibuktikan dan dapat dipastikan kebenarannya. Karena jika dihitung dengan benar, setiap orang akan mendapatkan hasil yang sama.
Jadi angka 12 ini disebut angka pasti. Sedangkan panjang meja yaitu 125,45 cm, meskipun diukur dengan cara yang sama, bahkan dengan alat ukur yang sama, belum tentu setiap orang mendapatkan hasil yang sama. Jika ada yang menggunakan alat ukur yang sama dan menyatakan panjang meja adalah 125,45 cm, 144 cm atau 125,46 cm, maka tidak dapat langsung dipastikan nilai mana yang benar.
Bilangan yang diperoleh dengan cara menghitung disebut bilangan eksak. Semua angka pada bilangan eksak adalah angka pasti. Bilangan yang diperoleh dengan cara menghitung disebut bilangan eksak.
dengan cara mengukur disebut bilangan penting. Bilangan penting terdiri dari satu atau beberapa angka pasti dan sebuah angka taksiran. Aturan tentang cara menuliskan atau melaporkan hasil pengukuran dijelaskan dalam teori ketidakpastian.
Pengukuran yang hanya dilakukan satu kali disebut pengukuran tunggal. Dan pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali disebut pengukuran berulang. Intro Berapakah hasil pengukuran ini? Panjang benda lebih dari 4,6 cm tetapi belum mencapai 4,7 cm Berarti panjang benda diawali dengan angka 4,6 diikuti dengan satu angka setelah angka 6 yang belum pasti setiap orang menyatakan hasil yang sama.
Mungkin 4,63, 4,64, atau 4,65. Berarti angka 4 dan 6 adalah angka pasti. Sedangkan angka setelahnya yaitu 3, 4, atau 5 adalah angka-angka taksiran yang tidak pasti kebenarannya.
Akan pasti benar jika kita nyatakan bahwa hasil pengukuran adalah antara 4,60 sampai 4,70 atau antara 4,60 sampai 4,65. atau antara 4,55 sampai 4,65. Semua ini bernilai benar, tetapi manakah yang sesuai aturan atau kesepakatan?
Dan apakah kita bebas menentukan besarnya angka taksiran? Sebelum mengukur, kita tentukan dulu tingkat ketelitian alat ukur yang akan digunakan. Ketelitian alat ukur sama dengan setengah dari nilai skala terkecil. Ini adalah sebuah mistar dengan skala satuan sentimeter. Perhatikan, pada mistar ini skala satu sentimeter terbagi menjadi 10 skala yang lebih kecil.
Berarti, jarak antara dua garis yang berdekatan adalah 0,1 cm atau 1 mm. Inilah yang disebut nilai skala terkecil. Karena ketelitian alat ukur adalah setengah dari nilai skala terkecil, Maka ketelitian mistar ini adalah setengah dari 0,1 cm yaitu 0,05 cm atau 0,5 mm. Kita tinjau kembali skala pada mistar ini. Nilai skala terkecil adalah 0,1 cm atau 1 mm.
Jika jarak antara dua garis berdekatan ini dibagi dua, diperoleh nilai ketelitian mistar yaitu delta X sebesar 0,05 cm atau 0,5 mm. Sesuai ketelitian ini, hasil pengukuran menggunakan mistar mempunyai ketentuan sebagai berikut. Dalam satuan cm, Hasil pengukuran memiliki 2 angka desimal atau 2 angka di belakang koma.
Dalam satuan milimeter, hasil pengukuran memiliki 1 angka desimal. Sedangkan angka taksiran yang digunakan adalah 0 dan 0,05 cm atau 0,5 mm. Cara menentukan angka taksiran adalah, jika kita memperkirakan hasil pengukuran dalam area ini atau belum mencapai garis tengah, maka angka taksirannya adalah 0. Tetapi jika kita memperkirakan hasil pengukuran telah mencapai garis tengah atau lebih, yaitu dalam area ini, maka angka taksirannya adalah 0,05 cm atau 0,5 mm. Cara penulisan hasil pengukuran adalah X sama dengan X0 plus minus delta X, di mana X0 adalah hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti ditambah angka taksiran, sedangkan delta X sama dengan delta X. adalah ketelitian alat ukur.
Perhatikan gambar ini. Berapakah hasil pengukurannya? Hasil pengukuran lebih dari 8,3 cm, tetapi belum mencapai 8,4 cm. Berarti 8 dan 3 adalah angka pasti.
Untuk menentukan angka taksirannya, kita buat perkiraan garis tengah antara 8,3 dan 8,4. Ternyata hasil pengukuran berada pada area sebelum garis pertengahan, berarti angka taksirannya adalah 0. Nilai X0 sama dengan 8,30 ditambah 0. Sesuai ketelitian MISTAR, hasil pengukuran dalam satuan cm harus mempunyai dua angka desimal, dan angka 0 ini adalah angka taksirannya. Diketahui ketelitian MISTAR yaitu delta X sama dengan 0,05 cm.
Penulisan hasil pengukuran adalah X sama dengan 8,30 plus minus 0,05 cm. Artinya, nilai X berada antara 8,30 dikurangi 0,05 Sampai 8,30 ditambah 0,05. Dan inilah hasilnya.
Selanjutnya, berapakah hasil pengukuran pada posisi ini? Nilainya telah melewati 8,1 tetapi belum mencapai 8,2. Berarti 8 dan 1. adalah angka pasti untuk menentukan angka taksirannya kita buat perkiraan posisi garis tengah antara 8,1 dan 8,2 ternyata hasil pengukuran telah melewati garis tengah maka angka taksirannya adalah 0,05 cm jadi inilah hasilnya Lalu bagaimanakah jika hasil pengukuran tepat pada angka tertentu seperti ini, pengukuran menggunakan mistar mempunyai dua angka desimal?
Maka inilah hasilnya. Ampermeter adalah alat ukur kuat arus listrik. Ini adalah skala yang tampak pada ampermeter saat digunakan jarum ampermeter akan bergerak menuju nilai tertentu sesuai besar arus listrik yang melaluinya pada ampermeter ini ada dua skala yaitu bagian atas dan bawah yang dapat dipilih sesuai keperluan kedua skala pada ampermeter ini mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda Kita hanya akan meninjau skala pada bagian bawah karena skala bagian atas mirip dengan skala mistar yang telah kita bicarakan.
Pada skala ampermeter bagian bawah, skala 0,2 amper dibagi menjadi 10 skala yang lebih kecil. Berarti perbedaan nilai antara dua garis yang berdekatan ini adalah 0,02 ampere. Inilah nilai skala terkecilnya. Karena ketelitian alat ukur sama dengan setengah nilai skala terkecil, maka ketelitian ampermeter adalah setengah dari 0,02 ampere, yaitu 0,01 ampere.
Sesuai ketelitian ampermeter ini, berlaku ketentuan sebagai berikut. Hasil pengukuran adalah dalam satuan amper dan mempunyai dua angka desimal. Angka taksiran yang digunakan adalah 0 dan 0,01 amper. Jika hasil pengukuran belum mencapai garis tengah, yaitu pada area ini, Angka taksirannya bernilai 0. Tetapi jika hasil pengukuran telah mencapai garis tengah atau lebih, angka taksirannya adalah 0,01 A.
Penulisan hasil pengukuran adalah I sama dengan I0 plus minus delta I, di mana I0 sama dengan angka pasti ditambah angka taksiran, sedangkan delta I adalah ketelitian ampermeter. Perhatikan gambar ini. Berapakah hasil pengukurannya? Ujung jarum ampermeter berada antara 0,06 dan 0,08.
Berarti hasil pengukuran lebih dari 0,06. Ini adalah angka pasti. Untuk menentukan angka taksirannya, kita posisikan perkiraan garis tengah di sini.
Tampak bahwa ujung jarum ampermeter belum mencapai garis tengah. Berarti angka taksirannya adalah 0. Inilah hasil pengukurannya. Hasil ini sudah sesuai dengan ketelitian ampermeter, yaitu mempunyai dua angka desimal.
Jadi kita tidak perlu menambahkan angka 0 setelah angka 6. Dan penulisan hasil pengukurannya adalah sebagai berikut. Lalu bagaimana dengan yang ini? Berapakah hasil pengukurannya?
Nilai I berada antara 0,32 dan 0,34. Berarti nilai I lebih dari 0,32. Karena ujung jarum ampermeter sudah melewati garis tengah, angka taksirannya adalah 0,01 amper.
Terima kasih telah menonton video saya. Silakan subscribe, like, share, dan komen. Sampai jumpa.