Hai nama saya Rosalina Heni pekerjaan saya petani hai hai Kadang-kadang pada musim saya tidak ke ladang, saya juga pergi ke hutan untuk mencari sayur-mayur untuk dijadikan lauk keluarga. Dalam satu minggu, biasa saya pergi ke hutan ada tiga kali. Selain ke hutan, saya juga ke ladang. Di ladang juga saya punya sayur-sayuran. Saya sama teman-teman saya biasa cari makanan ke hutan, sayur, karena untuk kebutuhan keluarga.
Mencari sayuran, bahkan pergi mancing sama ibu-ibu, cari yang lain juga, seperti singkong, apa, untuk dikonsumsi, dijadikan sayur, cari ke hutan. Terima kasih. Nama saya Maria Ludiana, saya berasal dari Sekedau 2. Kalau makanan dulu, yang sering kita masak dulu paling enggak daun, daun singkong, pake serebong.
Yang di dalam hutan itu segala daun arah. Pokoknya daun-daun yang di dalam hutan pun masih mudah kita dapat untuk sayur. Tapi sekarang itu karena sawit sudah masuk, sudah agak susah kita dapat sayurnya.
Kalau sekarang itu sudah banyak beli. Perbedaannya kalau dulu semuanya masih alami, segala bumbu alami, segala sayur-sayuran pun masih alami, ditanam pun tidak pakai pupuk, mengharapkan tanah, kesuburan tanah. Kalau makanan dulu mudah didapat, di hutan pun mudah didapat. Segala ikan, ikan sungai sebelum sawit masuk, kalau mancing itu mudah dapat. Kalau sekarang itu agak sulit.
Hai untuk wawancara di sekedau 2 tanggal 16 Desember hari Sabtu dengan dulu Diana ketua kader ada makanan yang dulu tuh Ibu sering makan kemudian sekarang ada makanan yang jadi tidak biasa di Makan gara-gara. Segala daging-daging pun udah jauh beda sekarang. Kalau dulu tuh dari hutan biasa banyak.
Sekarang tuh udah agak-agak punah. Yang dari hutan segala apa. Daging-daging. Biasanya kalau ternyata daging tidak mendapatkan, kemudian saya tidak mendapatkan, terus dapat makanannya dari mana, Bu?
Biasanya kita beli. Nama saya Intan Yusufa Bibi. Saya saat ini bekerja sebagai dosen di jurusan Gizi, Fakultas Dokteran Universitas Prawijaya, Malang. Seperti kita ketahui, di Indonesia 150 juta penduduknya adalah berada di wilayah perisaan. Dan konteks itu sesuai dengan pelitian kami.
Dan menariknya... Dalam konteks militan di Kapuas Hulu ini ada juga dinamika yang semula lahan itu adalah berupa hutan dan saat ini berubah menjadi kelapa sawit. Dan dengan adanya dinamika itu kami juga melihat bahwasannya ada perubahan tidak hanya dari respon sosial tapi juga berdampak pada status gizi dan juga pola makan. Dan jauh ini kami melihat bahwasannya masyarakat yang tinggal di hutan menggantungkan hidup sepenuhnya kepada alam. Di mana bahwasannya alam itu merupakan komoditas utama mereka untuk mendapatkan makanan.
Terima kasih. Kemudian ketika kita melihat dan mengkaji pada wilayah yang kelapa sawit, dengan sudah tidak adanya hutan, kemudian beralih menjadi perusahaan kelapa sawit, itu juga menyebabkan mereka kehilangan akses makanan untuk mendapatkan makanan liar di hutan. Sebagai gantinya, mereka mendapatkan akses makanan yang lebih pada makanan kemasan. Dan akhirnya beberapa tradisi mulai sedikit ditinggalkan yang berkaitan dengan pola makan tradisional. Jadi bumi ini, kalau bukan kita menjadi dokter merawat bumi ini, hilanglah bumi.
Kalau dokter ngobatnya, sarikan bumi ini, bisa, selamat. Kalau air itu menjadi darah manusia, kalau bumi, napas manusia. Semua tanaman, kalau nak ada di bumi, kemana kita? Kalau nak mati. Nama saya Bani, tinggal di kampung Sungai Tek.
Alamnya Sumai Market kami, karena di situ cukup. Apa saja yang mau diambil, itu di situ. Ubatan di situ, sayuran di situ.
Kemarin kita suruh itu makan malam kita dengan pakis merah kan. Pagi ini ada daun singkong, siang nanti mungkin ini. Begitu. Aruh gini, giliran. Kalau udah gak ada, dimana kita dapat giliran makanan.
Paksa beli. Jadi, peran di hutan di sistem makanan tradisional ini sebenarnya sangat kompleks. Jadi, cara paling mudah untuk melihat kontribusi hutan adalah untuk pergi ke hutan dan melihat apa yang dilakukan orang-orang di hutan.
Jadi, ada buah-buahan, banyak buah-buahan. Jadi, mereka sendiri sangat penting secara nutrisional. Mereka penuh dengan mikronutriensi, yang sangat penting, terutama untuk pembangunan dan pembesaran anak. Nama saya Amy Ikowitz.
Saya seorang ilmuwan di Center for International Forestry Research. Kami sedang meneliti di Kapuasulu diet tradisional dari mana orang-orang mendapat makanan secara tradisional dan membandingkannya dengan orang-orang yang tidak lagi tradisional yang bekerja di Oyalpam. Hari ini Ibu Eni dan temannya membawa kami ke hutan.
dan kami dapat melihat banyak makanan yang mereka kumpulkan. Mereka makan banyak buah-buahan, daun dari hutan, banyak buah-buahan yang berbeda. Dan kami melihat area di mana orang memanjakan makanan makanan para manusia. Mereka memanjakan makanan secara terbiasa, masih banyak makanan di sungai. Dan secara terkadang mereka menambahkan makanan dengan daging yang mereka menjaga.
Jadi, dari perspektif nutrisional, terlihat seperti mereka memiliki semua komponen untuk diet yang sehat di sini. Saya melihat dan saya yakin sekali bahwasannya hutan ini memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat Tidak hanya untuk kekayaan alam tapi juga bagaimana mereka mendapatkan makanan Karena dari situ ada banyak sekali kandungan-kandungan jajiji yang sebetulnya kami juga belum utuh teliti seutuhnya Dimana itu akan memberikan dampak yang positif kepada masyarakat sekitar Dan juga dengan adanya masyarakat yang biasa mengkonsumsi makanan tradisional itu juga memberikan identitas juga kepada mereka Bahwasannya ini adalah pola panggung lokal yang lebih memberikan dampak kesehatan yang positif. Dan apabila nanti ketika hutan sudah tidak ada, tidak tahu lagi bagaimana mereka akan mendapatkan makanan. Sebenarnya masyarakat di sini tidak kekurangan kalau sejenis sayur-sayuran makanan itu ya.
Karena di ladang juga ada, di hutan juga mudah didapat sayur-sayuran. Kalau di hutan itu seperti pakis, asam sempoja. berbagai macam juga sayuran yang lain kalau yang di ladang itu jagung timun pepare kacang panjang terus kacang ular gambas juga ada itu ubi terus keladi masyarakat akan kekurangan makanan sayur kalau di sini ya hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai Terima kasih.