Transcript for:
Pengasuhan dengan Neuroparenting dan Emosi Anak

Narasumber kita kali ini adalah Dr. Aisah Dahlan. Beliau adalah praktisi Neuroparenting Skill dan juga Ketua Asosiasi Rehabilitasi Sosial Narkoba Indonesia. Jadi watak bukan karena lingkungan ya Bu? Nanti dia diukir salah satunya oleh lingkungan. Jadi para ilmuwan mengatakan kalau anak bawah 5 tahun ini, dia setiap hari harus diisi 5 baterai ini. Dikah di balita ini orang tuanya kurang mengisi 5 baterai, maka anak akan terjadi membuat penyimpangan. Ya, termasuk salah satunya tantrum tadi gitu. Tapi kalau misalnya kita orang tua kadang-kadang suka hilaf gitu, ngebentak anak, itu biasanya gimana? Apa yang harus kita lakukan lagi setelah itu, Bu? Kita apa yang kita lakukan? Istighfar astagfirullahaladzim. Langsung minta maaf, Ibu minta maaf, Yana. Gak usah juga bertahan. Nak, ketahuilah. Ibu menyelamatkan anak bangsa. Itu makanya Ibu dapat penghargaan dari Presiden, kamu lihat, tau? Gak usah gitu. Anak gak perlu itu. Bunda ini kerja untuk kamu bisa beli mainan, beli baju, sekolah. Bukan itu anak mau. Anak cuma mau melepaskan emosinya dan ibunya segera minta maaf aja. Yang kurang kalau, sudahlah kita marah, pakai mukul gak dijelasin. Ya kan? Sehingga tidak ada makna baru di situ. Maka yang teringat terus bahwa ibuku jahat. Hai, selamat datang di Mom's Corner Jadi Bu, kalau aku mendengar kata-kata neuro parenting Kalau nggak salah ya Bu, neuro dari neuroscience ya Ya, ya, ya, otak dan saraf Ya, sel saraf Terus lupa apa hubungannya sel saraf dengan parenting, dengan pola asli? Jadi kan parenting kan pola pengasuhan Nah karena Kita mengasuh manusia Kita harus tau tuh Cara kerja otaknya manusia Gitu Karena di dalam proses Manusia tumbuh dalam rahim sampai seterusnya sampai usia kita dan nanti the nextnya Itu berkaitan dengan otak Berkaitan dengan otak makanya mengapa sekarang neuro parenting ini sedang kita galakkan Agar seorang ayah dan ibu melihat anaknya juga ngerti kerja otaknya Sehingga waktu dibimbing, didampingi, diarahkan, diajarin, tahu apa yang harus dilakukan Apa yang harus kita masukkan, kita isi. Dan gimana sih sebetulnya otak itu. Nah itu yang menarik jadinya. Langkah awalnya gimana Bu penerapan neuro parentingnya? Jadi kerja otak ini kita harus tahu dulu. Bahwa otak manusia ini begitu banyak program yang Allah ciptakan gitu. Jadi kalau misalnya... Gadget banyak fitur-fiturnya Ada fitur yang dari pabriknya Atau itu namanya basic program Ada fitur yang kita dimasukkan Setelah dia mulai bisa kita berikan input Itu kan kalau di gadget namanya program aplikasi kan Nah otak tuh begitu Karena gadget kan kerjanya Waktu diciptakan itu kan inspirasinya dari kerja otak Jadi manusia ini ada program Bawaan, program bawaan itu apa Laki-laki perempuan Itu program bawaan Kemudian watak seseorang Program bawaan juga Bakat seseorang Program bawaan juga Artinya kalau kita Orang tua misalnya Dikasih Allah anak Misalnya Isa gitu ya Laki, ini program laki apa nih Kemudian kita langsung Mendeteksi wataknya Yang mana nih Gitu Terus bakatnya apa aja. Itu udah enak tuh nanti. Lalu kita memberikan arahan, nasihat, treatment, dan terapi sebagainya sebagai kita pola pengasuhan udah insya Allah lebih tepat dibanding kita tidak ngerti. Kita hanya ingin memberikan bimbingan karena dulu saya dibikin begini oleh orang tua saya kan gitu ya. Nah ini yang sekarang kita perlu pelan-pelan belajar bahwa oh otak manis Manusia itu rupanya inilah yang mau kita ukir. Mau kita bentuk. Nah itu yang namanya membentuk karakter. Jadi jelas. Ada lagi yang perlu diketahui bahwa bagian depan nih. Bagian frontal namanya ya disini. Itulah yang nanti misalnya seorang ibu memberitahu. Ini bunda, ini mama kan gitu ya. Terus ini pokoknya memberitahu nama-nama itu masuknya bagian depan. Dari mana? Dari apa yang dia... Dengar apa yang dia lihat, apa yang dia cium, apa yang dia rasakan, apa yang dia sensasi-sensasi seluruh sensorik tubuh ini, masuknya semua di sini. Bunda kasih nasihat, kasih peraturan, diajarin tata cara, masuknya juga di sini. Itu program aplikasi namanya. Kalau bawaan tadi yang aku bilang Laki perempuan Watak, bakat itu ada di tengah Ke belakang Nah perpaduan inilah Nanti yang akan membentuk seseorang ini Seseorang manusia ini, anak ini Nah kalau kita Bisa tahu bahwa Program bawaannya Yang jenis apa-apa Saja itu untuk Beri masukan disini lebih gampang Sehingga efektif gitu Misalnya kita mau bikin ini nih, bikin meja. Meja ini bentuknya meja bunder. Kita harus tahu bahan dasarnya apa yang mau dibentuk. Kayu kah, besi kah, plastik kah? Atau benda yang lain gitu. Kita harus tahu juga kayu yang kayak apa speknya. Supaya kita tahu ukirannya mau kayak apa gitu ya. Alatnya pakai apa. Alat inilah peraturan-peraturan, nasihat-nasihat, pelajaran-pelajaran. Kayu harus pakai gergaji kayu. Kayu. Batu harus pakai alat-alat yang khusus untuk batu. Karena kalau batu pakai gergaji plastik, wah lama bentuk mejanya. Kebalikannya, plastik harus tahu. Kita jenisnya kayak apa, speknya gimana, ya harus pakai gergaji plastik. Karena kalau pakai batu, bisa sih jadi meja bundar, cuman banyak cacatnya gitu. Banyak kesedihannya, ya banyak nah itulah nanti ada muncul lagi istilah wounded inner child. Pengalaman waktu kecil yang penuh luka Itu tadi karena Waktu digergajinya gak pas sesuai Jenisnya apa Itulah yang nanti bisa diungkap oleh Neuroscience ini Jadi dikenali dulu ya Bu watak anaknya seperti apa Dari usia berapa kita bisa mengetahui Kalau udah belajar baru lahir aja Dia buka mata Oh ini extrovert Oh ini introvert Oh ini ambifert Nanti extrovert, introvert, ambifert itu kan tiga jenis umum itu nanti akan lebih detailnya lagi nanti bisa kita gini wah ini pemikiran udah bisa kayak gitu tuh karena dia genetik Watak itu Jadi dari dalam rahim Udah ada bentukannya Jadi watak bukan karena lingkungan ya Bu? Nanti Dia diukir Salah satunya oleh lingkungan Jadi itu tadi Kayu, besi, batu itu Itu watak Itu kan udah dari sana ya kan begitu ya Nah kita mau bikin meja ini bunder itu lingkungan Bahwa kata lingkungan bagusan bunder Kata lingkungan sekarang yang dibutuhkan kotak-kotak Nah gitu Nah seperti itu Kurang lebih analoginya gitu. Kalau kita berbicara soal perkembangan otak anak ya Bu. Berarti kan pengasuhan kita. Apa yang kita berikan kepada anak tuh berhubungan sekali. Dengan pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Iya betul. Bagaimana kalau kita memberikan. Perlakuan yang kurang baik gitu Apakah ada sel-sel atau kerusakan di otak anak Yang terjadi Jadi di otak ini kan penuh memori Terutama bagian depan sini Cara kerja memori itu gini Jadi di otak manusia Keseluruhan itu ada namanya Sel otak Kita kalau bahasa medisnya sering namanya neuron Makanya Jumlahnya banyak sekali 100 miliar kurang lebih Satu neuron itu kerjanya Kayak satu komputer Atau Atau satu laptop lah. Yang nanti dia banyak kabel-kabelnya. Nah kabel-kabel ini. Satu neuron ini kalau tadi dikasih masukan. Pelajaran. Arahan. Atau contoh. Itu terekam. Nah terus nanti kabel-kabel yang membuat rekaman memori itu. Ya terjadi sambungan-sambungan. Sambung, sambung, sambung, sambung. Nah pada saat kita memberikan. Kan kalau kita mau ngajarin. Pasti kita ingin yang baik gitu ya. Ingin yang baik. Tapi suatu ketika misalnya. Seanak. juga menangkap sebuah peristiwa yang peristiwa itu negatif itu juga tersambung otaknya di dalam otak itu jadi terekam sebuah memori nah kalau terulang-ulang maka sambungannya itu kayak kabel yang kabelnya berulang ulang, ulang, ulang semakin kuat ingatannya memorinya itu tinggal yang nanti membedakan waktu sambungan otak ini kayak ada lemnya Kalau kita basah kedokterannya neurotransmitter. Neurotransmitter itu jenisnya kurang lebih 100 jenis. Kalau memori atau peristiwa yang ditangkap itu positif, itu jenis lemnya lem positif. Oke. Ya. Kalau peristiwa yang ditangkap itu berkaitan dengan sesuatu yang negatif. Karena nanti kaitan dengan emosi lagi ya. Itu nanti jenis lemnya yang keluar. Lem neurotransmitter yang nuansa negatif. Jadi otak kita mengingat memori positif, memori negatif. Apalagi yang ekstrim. Jadi otak kita nih sangat mengingat sesuatu yang pakai sangat gitu. Sangat senang, sangat gembira, sangat baik, sangat cantik. Termasuk juga sangat kesel, sangat marah, sangat sedih. Pokoknya yang sangat itu lem yang keluar itu ibarat lem kaleng. Atau apa sih lem sekarang yang makin kuat? Lem Korea ya. Nah kayak gitu. Makanya sampai orang kita sampai seumuran saya pun kalau hal-hal yang sangat itu teringat banget ya. Teringat. Ingat, sangat Tapi yang biasa-biasa aja Tersambung juga di otak Tapi yaudah, gak terlalu kuat Karena lem yang keluarnya lem biasa Tapi kalau misalnya kita orang tua Kadang-kadang suka hilaf gitu Ngebentak anak Itu biasanya gimana? Apa yang harus kita lakukan lagi setelah itu Bu? Ini terlanjur lemnya keluarnya Iya Nah tetapi uniknya Lem ini keluar Jadi neurotransmitter itu Sewaktu ada memori ya Jadi dia bentuk kayak gini Set gitu ya Nah Ini lem ini keluar nih ceritanya nih. Itu dia ngalir terus. Sampai kita melakukan permohonan maaf. Atau saling memaafkan. Atau kita minta maaf dan si individu atau anak ini juga memaafkan. Lem itu berhenti. Atau pancaran lem itu berhenti. Jadi pancarannya itu bentuknya kayak listrik. Listriknya berhenti. Tapi. Sudah terlanjur ada sambungannya. Makanya mengapa ada orang kan mengatakan, saya bisa memaafkan, tapi susah melupakan. Karena lemnya itu tidak bisa hilang. Lemnya gak hilang, cuman dia berhenti pancarannya. Itu kalau bahasa spiritualnya kan sunatullah ya. Memang Allah yang ciptakan seperti itu. Nah, kenapa itu hanya Allah yang tahu, tetapi hikmah-hikmahnya oleh ilmuwan bahwa, oh anak pun. akan mengambil pembelajaran misalnya dia lari terburu-buru gitu ya, karena terburu-buru nabrak meja terus kita sempat mengingatkan dengan keras gitu kan nah itu dia langsung ingat banget itu ya, ingat banget dan terekam di otaknya ya, tetapi ada dua tuh terekamnya waktu lari-lari terbentuk satu Terbentur terbentuk dua Dimarahin terbentuk tiga Tiga memori itu Dia saling ngikat gitu Kemudian ada anak Yang mana yang paling kenceng Mendapatkan benturannya Bentur kena meja Atau benturan dari teriakan ibunya Teriakan orang tuanya Mana yang lebih kenceng gitu Kalau misalnya semuanya kenceng, berarti tiga-tiganya kan kenceng nih. Udah larinya kenceng, benturannya kenceng, diteriakin ibunya kenceng. Anak ini akan ingat terus-terusan itu. Tetapi kemudian setelah ibunya, setelah tenang sedikit, ibunya kemudian dulu minta maaf, bunda minta maaf, tadi bunda teriak kenceng karena bunda juga kaget. Kamu lari-lari, kamu terbentur, bunda juga takut. Maka listrik lem atau lem aliran lem yang tentang ibunya marah itu berhenti. Berhenti ya. Nah anak ini akhirnya tidak kesal sama ibunya. Kenapa? Karena lem yang lain karena tetap nyala itu untuk memberat pelajaran. Oh ibuku marah kalau aku lari-lari dampaknya adalah bisa menabrak benda-benda sekitar situ. Itu jadi pembelajaran kan Tapi kalau misalnya kita Gak sengaja membentak anak Di bawah 2 tahun Apakah kalau kita minta maaf Mereka akan mengerti Tentang maaf kita itu Karena dari raut wajah Dari getaran suara Itu dia tangkap Sebetulnya otak Tersambung itu sejak dalam rahim Dalam rahim Di dalam rahim itu Ibu Ngomong sesuatu tersambung. Ibu melihat sesuatu tersambung. Ibu mendengar. Makanya kan waktu banyak orang tua kita minta kalau kita hamil. Hati-hati ngomong. Hati-hati lihat sesuatu. Hati-hati mendengarkan sesuatu. Karena dia tersambung juga gitu. Tersambung. Bahkan bukan hanya kita yang ngomong. Ayahnya pun misalnya ngomong sama si janin. Walaupun tertangkap oleh saraf telinga ibu. Tersambung juga. Jadi makanya kadang-kadang ada bayi nangis gitu Eh bapaknya datang diem kan Kadang dia udah ada memori tentang suara Suara ayah, timber ayah Kelembutan suara, udah ada gitu Yang parah kalau ayahnya datang tambah nangis itu Takut Takut berarti dia gak punya memori baik Tapi ada jangka panjangnya gak sih Bu Kalau misalnya lem negatif itu keluar terus-menerus Jangka panjang ke depannya Iya Itu tadi Kalau kita minta maaf Kemudian jelaskan ulang Supaya sistem saraf di otak itu Sambungannya itu banyak Oke lah sambungan pertama ini Sudah terlanjur Tapi sudah minta maaf Lem tidak terus-terusan keluar Tapi sudah terjadi Ibunya jelasin Bunda kemarin teriak Marah karena kamu lari-lari Itu ada tangan disini Bunda takut kamu nanti terbenturkan Wow Benjol ada tambahan gitu Jadi dia memberikan makna baru Terhadap memori yang sudah terlanjur Tersambung waktu ibunya marah Yang kurang kalau Sudahlah kita marah Pakai mukul gak dijelasin Ya kan Sehingga tidak ada makna baru disitu Maka yang teringat terus bahwa Ibuku jahat Hanya gara-gara aku lari-lari Ke bentur meja aja Aku diteriakin Aku dicubit Aku Nah itu yang dapat Bahayanya apalah jangka panjangnya Itu yang menjadi luka Makanya banyak jadi memori luka Masa kecil Akhirnya nanti kalau luka-luka itu digabung Itulah ada istilahnya wounded inner child Luka pada pengasuhan masa kecil Itu yang nanti terbawa Terbawanya menjadi apa Sewaktu nanti dia dewasa Setiap dia mau melakukan sesuatu Ini ganggu nih Memori masa kecil Itu Karena otak masih bagus, jadi memori ini kan ibarat misalnya ini rak ya. Rak baru, kita memasukin buku atau hiasan, pasti kita taruh dulu tempat yang bagus ya, yang di tengah. Nanti kalau semakin usia rak itu semakin lama, bukunya semakin banyak. Kemudian rak itu usianya 50 tahun, bukunya udah penuh. Buku baru itu pasti kita taruh paling di slip-slipin gitu ya. Jadi otak juga begitu. Otak masa kecil itu ibarat rak buku dia yang bentuk di tempat di tengah yang centernya bagus. Jadi dia ganggu terus. Ganggu. Entah suatu ketika dia mau buru-buru misalnya. Mau pergi buru-buru ke satu tempat harus sigap. Terus tiba-tiba dia ingat memori ibunya tuh. Aduh nanti aku dimarahi di buku nih. Aku dipukul gara-gara aku buru-buru. Nanti aku kebentur nih. Akhirnya jadi lambat lagi Seperti itu sebetulnya kerja otak Maka mengapa kita sekarang Ilmu parenting ini kita Sosialisasikan Di antara parenting Oke lah nanti macam-macam tekniknya Itu tadi masuk lagi neuro parenting Paling enggak udah mulai belajar Hati-hati kita bicara Hati-hati kasih contoh Kalaupun kita tahu ada hilaf Segera bikin sesi untuk minta maaf Terus kasih penjelasan ulang Nah gitu aja Setiap peraturan dan harus ada penjelasan Iya penjelasan ulang Supaya di sambungan otak itu ada tambahan Sambungan baru Yang memberi makna baru Sehingga anak akan ingat Iya dulu aku waktu jalan Ke bentur emak gue marah banget Tapi aku tau ternyata Emang dia bener Itu kan yang akan terjadi Oke sekarang aku mengerti Nah Bu Sekarang kan ada istilah terrible too ya Ketika anak memasuki usia 2 tahun Jadi sering tantrum Karena kurang bisa meregulasikan emosinya Nah ini pertanyaan ibu-ibu di luar sana banyak banget Gimana sih cara menangani anak tantrum? Iya kan jadi antara apa yang diinginkan Sama dia belum bisa sampaikan kan Sehingga orang itu juga bingung Ya apa? Apa? gitu kan Nah jadi banyak sih betulnya teori Kenapa seseorang jadi tantrum Tadi salah satunya adalah bahwa Dia ingin mengungkapkan sesuatu tapi belum jelas Karena giginya belum lagi lengkap Lidahnya masih kaku Vokabulasi masih sedikit dan sebagainya Tetapi ada teori tambahan juga Tentang baterai kasih sayang Baterai kasih sayang Jadi tadi waktu saya tadi jelaskan sama Kak Niki kan Bahwa otak kita itu ada listriknya Sumber listrik itu Itu kita bisa Ibaratkan baterai Nah di otak ini Rupanya ada baterai Yang kurang lebih ada di sekitar sini Tapi agak tengah itu Dia berkaitan lagi dengan sebuah kelenjar yang isinya kelenjar hormon kasih sayang. Hormon bahagia. Hormon menyenangkan. Hormon cinta. Nah itu. Dia berkaitan gitu. Walaupun nanti kita tidak boleh membayangkan bahwa baterainya kayak baterai yang manusia ya. Ini hanya sebuah analogi saja. Setiap anak itu ada lima baterainya. Mungkin kan Niki pernah dengar ada konsep love languages. Ya. Bahasa kasih sayang. Nah itu kaitannya dengan. Mengisi baterai kasih sayang. Anak memang dibawa 5 tahun. 5 baterai ini harus diisi setiap hari. Walaupun bukan 24 jam. Karena baterai kita tahu kalau 24 jam diisi juga lumer. Rusak ya. Apa sih 5 baterai setiap manusia atau setiap anak yang dia bawa. Itu ada baterai pujian kan. Baterai pelukan. Baterai waktu. Waktu berkualitas Baterai pelayanan dan baterai hadiah Jadi para ilmuwan mengatakan Kalau anak bawah 5 tahun ini Dia setiap hari harus diisi 5 baterai ini Ya dipuji kan Tadi mengisi baterai pujian Dipeluk, disayang, dibulai Apalah pokoknya bentuknya touching Itu untuk baterai pelukan atau baterai Touchingnya, physical touchnya gitu Kemudian dilayani Disuapin kah Dimandikan, disisir Itu baterai pelayanan ya Kemudian baterai waktu Ditemani makan kah Ditemani main, itu waktu Terus atara baterai hadiah Hadiah itu gak harus dibelikan Barang-barang mahal Misalnya anak-anak Misalnya kita bikinkan susu Kita bilang bunda bikin susu buat kak Buat abang Itu namanya hadiah Itu harus tiap hari diisi Diisi Dikala di Balita ini Orang tuanya Kurang mengisi 5 baterai Maka anak akan terjadi Membuat penyimpangan Termasuk salah satunya tantrum tadi Tantrum tadi Karena dia tidak punya baterai Sehingga dia Membuat Sebuah tindakan Yang untuk ngecharge secara cepat Gitu teriak Atau dia membentur-benturkan Kepala itu berarti kan Baterai sentuhannya yang kurang Waktu dia teriak Itu baterai pujiannya tuh Yang kurang diisi Mungkin udah beberapa minggu Itu bukan bulan loh Minggu aja bisa bikin tantrum Kemudian dia Mencubit seorang anak Mencubit orang Itu mungkin baterai sentuhan fisiknya Itu yang kurang Seorang anak tadi juga misalnya pelit Jadi pelit banget Itu baterai hadiahnya yang kurang Seorang anak yang berkasar Sama orang lain Atau sama neninya Atau sama bundanya Itu baterai pelayanannya Yang kurang Jadi sekarang Teori kan banyak ya Saya sekarang kalau ditanya ibu-ibu Gimana dong Bu Issa supaya anak saya gak tantrum Supaya anak saya gak pelit Supaya anak saya juga gak ngebully orang Supaya anak saya juga gak mencubit atau menggigit orang Nah itu aja baterainya aja diisi Pokoknya anak 0 hari sampai 5 tahun Setiap hari 5 baterai itu diisi Ngecek aja Tadi udah muji belum ya? Udah meluk belum ya? Udah aku layanin belum ya? Udah aku kasih temenin minimal 30 menit? Ya apa aja pokoknya temenin Sudah aku kasih hadiah Bikinin susu Bikinin bubur Bikinin cake Gitu aja Sehingga anak-anak ini Karena baterainya cukup Dia menjadi anak yang patuh Bunda minta Tolong Abis minum gelasnya Taruh disini Karena baterainya cukup Tapi nanti kalau sudah 5 tahun ke atas Itu gak perlu 5 baterai Diisi tiap hari Cuman dari 5 baterai ini Setiap orang kan ada Tapi yang beda komposisinya Ada anak yang baterai pujian Yang baterai pertamanya Ada anak baterai hadiah yang pertamanya Ada anak baterai sentuhan fisik yang pertama Ada anak baterai pelayanan yang pertama Ada anak yang waktu yang pertama Nah nanti diatas 5 tahun Kita cukup baterai pertama itu Yang kita perhatikan setiap hari Sehingga Baterai di dalam susunan fisika Kalau baterai pertama diisi Baterai lain akan terisi oleh baterai pertama Misalnya baterai pertama Seorang anak itu pujian Maka dia tiap hari harus dipuji Walaupun bukan 24 jam Cuma kadang-kadang ibu kan suka bingung kan Apa yang mau dipuji nih anak Udahlah slorde Udahlah berantakan Udahlah rewel Apa yang mau dipuji kan gitu kan Padahal puji cuman puji dia penampilan Puji dia menyelesaikan Merapikan kotak mainan Itu udah ngecharge banget Ya Apakah anak ini misalnya harus perlu dikasih hadiah? Perlu juga, tapi bukan tiap hari. Karena baterai anak itu ternyata baterai hadiahnya nomor lima. Alia lima hari sekali kan, boleh lima bulan sekali, boleh. Yang penting itu. Tapi kalau ada anak yang baterai pertamanya hadiah, itu harus tiap hari ya. Bundanya ngasih sesuatu dengan kalimat, hadiah buat adek. Kasih coklat ke adek, kasih pita. Atau bahkan anak ini yang baterainya hadiah, malah dia duluan yang sering memberikan sesuatu kepada orang tuanya. Yang gambar Walaupun misalnya Dia Jelek Terus kasih Buat Siapa kalau panggil Kak Niki apa? Ibu Ibu Untuk ibu Buat ibu Dan hampir setiap hari dia lakukan Itu kemungkinan besar Dia baterainya hadiah Kita oke Kita ambil Terus kita bilang Terima kasih Bagus nak Itu yang pujian kan Sebenarnya yang dia lihat Itu bukan hanya pujiannya Dia mau tahu Ditaruh dimana tuh Iya Gambar yang saya berikan ke ibu Ada ibu-ibu yang Bagus banget Taruh aja Ibunya ngerjain Melanjutkan pekerjaan lainnya Itu marah itu Baterai-baterainya hadiah Tapi kalau bunda taruh disini Ada tempat khusus Bunda taruh sini ya Supaya gampang ini Terima kasih hadiahnya ade Ada kalimat-kalimat hadiah Itu ngecas Jadi ketika ada anak A nih Bu Tantrum terus sebentar selesai Anak B tantrum lama-kelamaan Gak selesai-selesai Didiemin gak diem-diem Bahkan bisa sampai parah judut-judutin kepala Itu berarti berhubungan dengan baterainya tadi Kalau yang sampai lama Judut-judutin kepala itu berarti 5 baterai Itu kosong Karena ada ibu kan gak belajar sistematika Dia merasa Anaknya 2 tahun tadi Aku udah puji kok Aku udah peluk Aku udah layanin kok Udah aku hadiah kok Tapi dia lupa gak ditemenin Berarti si anak ini Ada dari 5 baterai itu Ada 1 baterai yang gak diisi Yaitu baterai quality time Maka mungkin dia ngambeknya sebentar Waktu kemudian Ibunya nemenin Tahun terakhir udah mulai nangis kan Terus dia lihat ibunya nemenin 15 menit nemenin Dia udah terisi tuh Baterai yang harusnya quality time gitu. Oke, udah beres. Tapi ada anak juga yang ibunya lupa puji. Seminggu gak puji misalnya. Udah gak nemenin, udah gak puji. Kemudian udah gak ngasih hadiah. Kemudian juga dia sudah tidak dilayani. Hanya mungkin cuma oke, belai-belai kayak gitu. Cuma satu kan baterainya, ada empat baterai. Wah ini yang lama nih. Udah lah ngambek, kemudian tereak-tereak. Bentur-benturin ke bawah. Itu yang seperti itu. Maka sekarang kan. Karena ibu-ibu juga punya aktivitas banyak lah. Kita udah gak bisa juga. Melarang ibu-ibu punya aktivitas kan. Makanya saya cuma ajak ibu-ibu untuk. Oh ya. Yang punya anak balita nih. Pulang kantor. Coba cek langsung. Udah lima gak? Kan cuma lima doang. Gitu. Please deh. Ya. Karena dengan seperti itu. Batre kasih sayang mereka itu terpenuhi. Terus teorinya adalah. Hormon yang ada di tengah tadi, di pituitary, hormon kasih sayangnya keluar terus. Hormon bahagianya keluar terus. Hormon nyamannya keluar. Hormon senangnya keluar. Jadi buat apa dia tangkrum? Walaupun mungkin dia ada sedih. Tapi karena baterainya penuh, dia bisa. Apalagi kemudian diajarkan oleh bundanya. Kalau kakak sedih, ngomong ya sama bundanya. Dengan cara sewaktu dia sedih, kita namakan. Kakak lagi sedih ya Karena anak-anak kan belum ngerti ngomong kan Ya bunda temenin aku kan gitu Kan misalnya gitu ya Kakak kepengen bunda temenin Iya bunda Tapi bunda kan mungkin harus ada yang diselesaikan dulu Terus dia sedih nangis Kakak sedih karena bunda gak nemenin Kayak kalimat-kalimat itu untuk Dia belajar oh ini yang nama ini sedih nih Satu ketika dia nangis lagi Tapi nangisnya marah gitu Kita kan juga udah mulai ngerti ya Oh marah beda Kakak marah. Oh dia udah tau. Oh ini namanya marah. The next dia akan bilang bunda Gak perlu nangis ya Bunda aku marah sama bunda Jadi udah tau emosinya Itu cara untuk mengenalkan emosi Itu konsepnya lagi Tambahan lagi di luar tadi batre kasih Cuman karena banyaknya parenting Banyaknya cara Maka harus ada satu yang dikuasai deh Saya sekarang ini lagi sosialisasi Yang batre kasih sayang Karena cuman memang Ingat aja yang mana. Paling simple itu sih. That simple banget. Nanti anaknya udah. Anak saya udah 10 tahun Bu Isa. Ya sudah. Coba perhatikan. Dari 5 itu apa yang paling dia sukai. Itu aja. Setiap ketemu. Bu Isa kan anaknya 5 nih Kak. 4 laki 1 perempuan. Wow. Hebat. Kayak Pak Indra ya. Anaknya 4 laki. Bersaudara laki 4 ya. Laki-laki semua. Saya ada tambah 1 perempuan. Yang musuh. Setelah ngerti teori ini. Itu langsung identifikasi Ya Anakku yang Karena bapaknya Jawa Namanya unik-unik Lanang Rio Takung Jaler Itu artinya laki semua ya Langsung saya Walaupun ini-ini Anak-anak waktu itu udah besar loh Kak Ya Kak Niki ya Saya langsung saya ngerti Lanang ini Baterainya pujian Ya Kenapa? Karena dari kecil Dia senang muji kita duluan Bahkan muji dirinya Ibu hebat gak aku? Keren gak aku? Itu ciri khas anak yang baterai pertamanya pujian. Atau kata-kata dukungan atau kalau bahasa love language-nya word of affirmation kan gitu. Maka sampai sekarang dia udah dokter nih. Udah dokter, udah S2. Saya harus puji apapun ya. Sampai sekarang? Iya sampai sekarang. Harus. Sampai umur, udah umur 31 tahun. Untuk ngecas baterainya ketemu tuh walaupun saya harus cari apa yang harus saya puji. Padahal bajunya atasnya kuning, bawahnya hijau Saya tetap harus Wah, keren tuh warna baru tuh Naya Itu udah ke charge baterainya Dan ketahuan itu di atas umur 5 tahun Ketahuan itu lihat setiap harinya gitu Waktu balita aja udah mulai kelihatan Walaupun anak 0-5 tahun harus diisi 5 baterai Tapi udah mulai kelihatan dia sukanya apa Anak kedua, prio Saya ingat-ingat lagi waktu Pertama kali belajar ilmu ini Karena sangat simpel Dari kecil apa yang dia suka omongin Sampai dia besar Oh gini Aku aja bu Aku aja yang anterin ibu Aku aja yang bantuin ibu Aku aja yang bawain tas ibu Melayani ya Ya itu pelayanan Maka kalau saya ketemu pria Pria juga udah dokter sekarang Ibu mau kemana? Aku aja yang anterin Walaupun saya sebenarnya seneng Dianterin sama yang lain Karena ini kan anak pelayanan Agak galak kan Agak tegas kan Tapi karena dia mau ngelayani, oke dulu. Oke nak, terima kasih ya kamu mau layanin ibu gitu. Nah gitu. Yang ketiga, waktu. Karena dari kecil, temenin aku, ibu temenin aku, gitu aja terus. Atau saya lagi bebenah, tiba-tiba dia duduk di samping saya. Walaupun diam aja. Nah itu. Ciri khas kalau udah dewasa, yang quality time itu, misalnya jarak jauh, kalau nelpon video call. Dan berlama-lama Itu juga kalau pasangan hidup yang quality time Itu kayak gitu tuh kalau lagi LDR Ada kan pernah denger gak ceritanya gitu Walaupun mungkin suaminya lagi kerja Yang penting hidup aja ya Itu tuh quality time Sehingga aku tau anak ketiga aku yang baterai pertamanya quality time Sehingga kalau dia kan lagi koas tuh Misalnya lagi jarak jauh dia video Dan saya lagi gak santai-santai aja Saya gak boleh tutup dulu Kadang 15 menit ya, atau setengah jam. Diam-diam aja? Dia lihat saya ngapain, dan saya lihat Nga yang ngapain juga gitu. Kalau dia jarak jauh, tapi kalau misalnya dia ada di rumah, itu pasti 15 menit dia yang ngobrol sama saya, sementara saudara lainnya gak ngobrol. Kadang quality time. Anak keempat sentuhan fisik, jaler. Setiap saya ketemu, dulu waktu kecil, dia yang duluan meluk kan? Kan ada tuh anak yang gitu kan? Atau ada tamu, dia juga duluan meluk. Atau salaman duluan. Ini pasti sentuhan fisik tuh biasanya. Ya kan? Maka jaler, jaler sekarang juga udah kuliah. Semester 6 kedokteran. Setiap ketemu pasti saya usap-usap dulu punggungnya. Yang lain gak perlu diusap. Karena bukan baterai pertama. Malah Lanang karena sentuhan fisiknya baterai kelima dia diusap-usap geli Yang pertama tuh karena dia pujian Nah jalan rusak-rusak gitu Itu udah enak tuh Sehingga misalnya saya meminta tolong nanti kamu begini ya Ya bu, beres bu, siap bu Jadi ini berkelanjutan terus Bahkan dalam konsep suami istri juga gitu Walaupun memang semua orang seneng Dihadi-hadi ya seneng Tapi ada orang yang seneng banget Kalau dikasih hadiah setiap hari Atau dihargai hadiahnya setiap hari Terdengarnya ketika kita bisa memenuhi Baterai dan keperluannya itu Lebih mudah ya Sehingga Kita ngasih nasihat sesuatu Memberikan peraturan-peraturan Dia mau denger Karena nanti ada kaitannya nih otak lagi kembali kembali neuro parenting selain dia nyaman ya batang otak disini nih yang dimana batang otak manusia itu yang suka ngeyel ngambek tuh batang otak. Batang otak fight or flight mechanism disini batang otak atau otak reptil sebutnya. Nah itu karena hormon nyaman keluar si batang otak yang tegang itu relax. Akhirnya gak perlu dia ngambek Gak perlu dia ngeyel Ngejelasinnya gampang Bahkan suatu ketika misalnya Kita lupa ngecharge misalnya Ini anak Anak pertama misalnya Lanang Dia ledek-ledekin adiknya Saya tuh langsung tau Astagfirullahaladzim Pasti saya udah berapa hari nih Bapak Minggu gak puji dia nih Ini udah tau nih langsung Untuk negur dia Itu puji dulu Muji dulu. Dibikin happy dulu. Iya, dibikin baterainya isi dulu. Kan banyak ibu, kakak ngeledek adeknya, tambah dimarahin kan. Kakak, kakak, kakak, ngapain ngeledek adeknya? Kan gini, tambah dimarahin. Tambah kosong orang baterainya, kosong. Maka kita isi dulu. Tapi ada tambahan teknik. Karena dia anak laki, laki-laki, otak laki, tidak suka ditegur depan orang lain. Itu otak laki. Dari kecil? Dari kecil. Sampai dia juga jadi suami. Makanya istri-istri kalau mau negur, suaminya berdua aja, jangan hidup sama orang lain. Batang otaknya langsung itu fight or flight mekanisme. Dan harus dibikin happy dulu. Yes, ya. Jadi kayak gitu. Maka saya biasanya kalau negur anak-anak, saya panggil tuh. Walaupun itu udah gak, secara pribadi kita kan kita harus manage emosi kita juga kan. Caranya manage emosi, duduk dulu-duduk. Olah nafas. Si kita ini sayangnya yang sebagai ibu kan. Karena pada saat kita ikut marah karena lihat si lanang ledek adeknya kan ikut marah. Itu semua ilmu kan terblokir. Iya. Karena itu kaitannya di otak lagi. Makanya relaxan lagi. Astagfirullahaladzim. Cuman enak. Kalau kita keser sama anak, tiga kali istighfar atau tiga kali tarik nafas, ilmu udah terakses lagi. 3 kali aja? 3 kali aja Tapi kalau sama suami 9 kali Lebih lama Itu serius bu? Yes 9 kali? Saya ya Coba nanti cek Ya 9 kali kalau suami Kesel sama suami itu 3 kali masih lupa Ilmunya tuh Sampai 9 kali rata-rata itu Nah akhirnya Saya panggil Lanang Ingat baru ingat ilmunya Oh iya anak laki dia gak suka tegur Orang depan orang lain walaupun itu adiknya masih kecil Sini Lanang Kita puji dia dulu Ibu sayang sama Lanang Lanang tuh anak hebat puji dulu Ya Puji dulu Baterinya udah keisi mulai kan pelan-pelan Nah baru masuk nasihatnya Kita kalau diledek itu gak enak Perasaan kita gak enak Kita tersinggung Lanang besok-besok Jangan ledek adek ya nak karena adek tersinggung Nah baru masuk Tapi puji dulu Ibu sayang sama Lanang, Lanang anak hebat Ganti ya misalnya anaknya, anak saya yang jalar misalnya. Ya karena suatu ketika dia cubit-cubitin adiknya. Ya cubit-cubit gitu ya. Baru saya, ah Astagfirullahaladzim. Udah berapa minggu nih. Gak saya peluk-peluk nih. Gak saya elus-elus gitu kan. Ya, nah itu kan. Ya udah. Panggil lagi, jalar sini. Peluk lagi dulu. Oke. Gak usah dipuji. Baterinya diisi dulu. Baru kita bilang, jalar. Kalau dicubit tuh gak enak loh nak. Kasian adiknya dicubit, nah gitu. Itu makanya saya bilang teori baterai kasih yang di charge dengan bahasa kasih saya itu gampang banget sekarang. Akhirnya untuk apapun penyimpangan itu akhirnya bisa terhindari. Karena filosofinya adalah apabila baterai seseorang kosong maka akan membuat penyimpangan. Membuat tidak aman dan tidak nyaman seseorang itu di lingkungan tersebut gitu. Dan kalau bertahun-tahun baterai ini kosong maka penyimpangannya lebih berat. Ya kena narkoba, KLGBTK atau yang lainnya. Itu tuh. Kalau balik lagi kita tadi masalah tantrum kan salah satu akibatnya kalau misalnya baterainya tidak terisi jadi anak tantrum. Salah satunya ya. Salah satunya. Kapan kita harus concern dengan tantrum anak? Lihat dia setiap hari. Ini kita udah terapin teori ini kan. Kayaknya aku udah semuanya nih gitu ya. Kenapa dia tantrum. Terus intensitasnya. Juga jadi panjang. Padahal kita tadi sudah isi semua baterainya. Kemudian kita lihat lagi kok. Gak ada pencetus dia tantrum. Ini ada apa nih? Nah ini baru harus bawa konsultasi lagi. Ke dokter anak kah? Ke saraf anak kah? Atau psikiater anak? Ada apa nih? Apakah hormonnya kurang? Hormon secara bawah sadarnya ini. Dalam tubuh. Hormon dopaminnya kurang. Apakah dia batang otaknya pendek sehingga mungkin dia terdiagnosis autism? Ini kan ceritanya masih 2 tahun ya ceritanya ya. Apakah ada hal lain atau tumor kah? Nah itu harus dibawa. Anak tantrum itu sampai usia berapa sih Puk? Tantrum itu sampai 5 tahun pun anak masih bisa tantrum kan sebetulnya ya. Cuma itu tadi. Pada saat kita misalnya sudah mengisi baterai. Kemudian kita juga sudah ngecek semua. Itu insya Allah. Itu. Kalaupun ada. Tinggal lapar atau ngantuk. Kan gitu. Iya benar. Itu lagi. Itu yang paling sederhana. Apalagi anak laki. Udah. Misalnya gini ya. Kak Niki sebagai bunda. Sebagai ibu. Punya peraturan. Kalau masuk kamar. Harus cuci kaki. Iya. Iya kan. Tapi ini anak baru pulang jalan nih. Udah ngantuk, udah tidur di mobil. Sampai sini udah ngantuk-ngantuk banget. Dan kita suruh cuci kaki, itu bisa tantrum juga. Iya. Karena laki-laki, ini anak laki ya, pusat tidurnya lebih lebar lagi dibanding anak perempuan. Sehingga kalau dia udah tidur banget, udah susah, gak seperti anak perempuan yang karena pusat tidurnya cuman gak ada setengahnya, masih disuruh, dikasih ingatkan peraturan bahwa harus cuci kaki, masih oke anak perempuan. Anak laki udah ngantuk, udah susah. Ya makanya saya sering juga kasih nasihat sama ibu-ibu yang punya anak laki. Pantang nasihati anak laki dikala dia lapar banget, haus banget, ngantuk banget. Dan penanganan tantrumnya pun juga berbeda ya? Beda. Laki-laki dan laki-laki. Iya, beda kan tinggal lihat lagi kita kembali lagi pakai bahasa kasihnya gitu. Tapi pada saat dia masih ngamuk, kita paling selamatkan dulu sekeliling kitanya nih. Benda-benda tajam. Kita biarkan dulu dia lepas kan. Beberapa menit. Dengan jaga. Jagain. Jangan ada gelas disitu. Jangan lihat lagi. Kalau dia misalnya deket-deket tembok. Tarik sedikit ke tengah. Menghindari untuk dia tiba-tiba. Dia bentur-benturin kepala. Kadang-kadang kita gak tau juga. Muncul tantrumnya yang mana. Apalagi kita belum tau teori baterai ini. Atau sudah tahu pun kemarin kita lupa yang mana. Tetapi secara teori emosi harus dilepaskan dulu. Dilepaskan dulu. Barang 15 menit paling lama. Dibiarkan dulu. Iya biarkan dulu. Tapi itu tadi. Sewaktu dibiarkan kita juga cek kanan kirinya aman atau tidak. Jadi banyak banget juga yang perlu kita cek gitu ya. Setelah dia udah tenang baru bisa masuk nasihat. Jadi jangan sekali-sekali anak tantur minta nasihatin pecuma, dia gak denger. Batang otaknya sedang tegang. Tapi kita kasih waktu aja untuk dia lepasin. Udah selesai, udah enak perasaannya. Nah itu kalimatnya kan anak. Ada ibu yang lain, udah selesai, udah selesai nih. Masih mau marah lagi, masih mau marah lagi. Beda lagi kan itu jadi responnya si ibu terhadap selesai tantrumnya anak kan. Maka saya suka bilang sama ibu-ibu, dikala anak tantrum ibu juga lepasin release energy. Sambil nungguin tuh anak nangis 15 menit kan ibu kan juga marah kan. Karena lagi tantrum atau panik juga. Makanya udah sambil sama-sama duduk. Cuman anak dalam bentuk tangisan, ibu dalam bentuk tarik nafas, olah nafas. Atau mungkin... tempat rame, lagi di mal tuh anak tantrum malu juga kan ibunya, ibu duduk bayangin tuh malu keluar dari mulutnya jadi sama-sama gitu, karena bukan apa-apa pas anak tantrum karena sesuatu ibunya Minta dia stop dengan keras juga. Gak jadi. Ana berhenti kan. Diam. Diam. Diam. Diam. Oh tambah dia. Semakin tantrum. Tambah tantrum. Karena kita pun belum handle feeling gitu. Saya kan punya. ...nya anak dan teori bahasa kasih baru... Pas dia besar kan. Waktu kecilnya juga ilmu masih berapa. Ya masih sedikit lah namanya juga baru belajar kan. Ada satu ketika tuh si Kakong pernah di mal guling-gulingan tuh. Saya pergi aja dulu suruh bapaknya jagain. Kenapa? Tarik nafas. Saya mau istighfar dulu. Kalau enggak saya yang malu kan. Udah gitu orang di mal setiap anak guling-gulingan. Dia mungkin lihat anaknya langsung nyari. Mana ibunya nih? Maka saya pergi dulu sebentar. Masih jauh dikit dari anak itu. Ayahnya suruh jaga aja dulu. Supaya bahaya apa gak Tarik nafas Udah tenang Nah disini lah saya juga Dari jauh Doain Ya Allah Berikan ketenangan Nah itu penting itu Berikan ketenangan Angkat sedihnya anakku Ya Allah Atau ada kalimat-kalimat Ya Allah saya ampuni anakku Ya Allah Sebut nama tuh anak Ya ampuni dia Ya Allah Malu saya sebetulnya Ya Allah Ngomong aja gitu juga Sama-sama 15 menit dia selesai 15 menit juga kita selesai Akhirnya asik lagi gitu Baru saya inget lagi Oh iya ini anak lap Oh iya ini anak memang anak rumahan yang harus segera pulang. Saya juga yang salah. Tadi dia udah bilang ayo ibu pulang. Saya yang selalu bilang iya sebentar lagi. Sebentar lagi. Padahal tuh anak udah ayo pulang. Udah setengah jam. Ya kan kadang-kadang kita banyak salah. Banyak kekurangan gitu. Makanya ya kayak gitu jadinya. Yang paling jago menghandle anak tantrum tuh biasanya ibunya atau papanya ya ibu? Tergantung. Kondisi emosi ibu atau bapaknya saat itu juga. Oke. Ada bapak yang pas anak tantrum Dia juga lagi emosi Saya ganti-gantian sama suami Jangan cuma satu aja Kalau saya lihat mukanya udah mulai merah Anaknya tantrum Ya kamu kesana aja dulu Atau pergi keluar dulu Nanti suami saya keluar Gantian ya Jadi siapa yang saat itu Emosinya berada di level Yang paling positif, ya sedang tenang, dia yang hadapi paling gak itu tadi, lihat saya terbiasa, lihat pertama adalah sekelilingnya ada yang bahaya apa enggak ya, kalau dia terlalu dekat tembok terlalu dekat meja, mundurin dikit gitu ada orang tua yang saking takutnya anaknya tantrum, terutama kalau misalkan lagi main di luar, lagi gak di rumah gitu jadi anaknya mau apa ayo gitu, misalnya peraturannya harusnya lagi main di playground jam segini pulang Tapi takut anaknya tantrum yaudah main deh sampe capek sampe bosen gitu. Harusnya gak boleh makan permen jadi makan permen gitu. Itu memang susah tuh. Konsisten istikoma ya. Karena itu tadi emosi kita juga saat itu mungkin sedang capek malu kan. Apalagi depan orang sehingga konsistensi kita ya lalai kan. Padahal kalau itu yang kita sering lakukan hati-hati anak punya memori. Dan otak itu punya memori. Potensi manipulasi Jadi bisa pura-pura tantang Bisa loh anak-anak itu Karena dia mau pakai Cara itu karena sebelum Sebelumnya dia Mengalami sebuah memori Memori ini karena peristiwa Bahwa ibuku Kalau aku nangis kenceng Teras yang tadinya Dia suruh aku pulang ternyata enggak kok Bisa gitu Bisa gitu Itu susah tuh kalau misalnya manipulasinya itu sudah mulai muncul gitu. Nah maka ya itu juga kesulitan kita buat orang tua. Saya juga ngerasain om bertahun-tahun kan punya anak banyak gitu. Maka saya... Mundur aja lagi dikit gitu. Saya lihat ayahnya yang agak tenang. Ayah ini ya. Bujuk lagi ya. Atau kita paling gak nambah dalam bantu durasi menit gitu. Oke. Ya. Ibu kok masih pulang. Aku kan belum puas. Yang mana yang belum. Belum puas. Nanya dulu. Jangan langsung iya. Karena kalau langsung iya. Dia akan membuat. Belajar bahwa. Oh ini saya bisa manipulasi dengan kalimat ini. Panjang-panjangin dikit. Namanya juga edukasi gitu. Yang mana nak. Aku belum main prosotan itu. Belum berapa kali. Mau berapa kali lagi. Boleh. Aku. Misalnya dia bilang. Sepuluh kali. Dua kali aja. Ada situ negosiasi lagi kan. Sepuluh kali. Dua kali aja. Yaudah. Oke. Lima sampai tujuh. Sehingga. Dia punya memori bahwa Negosiasinya Tidak ikutin maunya dia Dan ibu saya juga sudah Memberikan privilege tambahan Dia juga tidak dua Itu yang akan terekam oleh anak Bahwa sesuatu itu bisa negosiasi Nah itu yang wuhuu Susah, agak susah ya Bu Kalimatnya mungkin bukan susah ya Perlu perjuangan Iya, dan ada juga nih Bu Oknum orang dewasa Yang membuat tantrum anaknya itu Menjadi lelucon Jadi sekarang lagi viral Anak ngomong kasar diketawain Mukul-mukul orang tuanya diketawain Ada videonya kayak ngomong-ngomong kasar dibiarin gitu malah dibuat konten gitu-gitu itu pasti ada dampaknya untuk nanti dia dewasa ya Bu Jadi gini, kalau boleh bilang gak bener tuh gak bener Satu Jadi gini, saya juga diajarkan oleh Bapak mertua saya tuh Dan sekarang juga saya selalu pake Pokoknya kalau ngajarin anak tuh ada tiga Sebetulnya, benar, baik, pantes Benar, baik, pantes Oke lah, mungkin Anak karena baru bisa ngomong Terus dia mengucapkan kata-kata yang Spontan itu memang benar Tapi belum tentu baik dan belum tentu pantes Ya, gak gitu Nah, kalau itu tadi gak bener Gak baik gak pantas. Saya gak setuju itu. Jelas banget. Karena nanti dia punya memori itu. Sehingga berikutnya akan begitu terus kan. Itu tadi saya bilang. Otak juga kecendunungan manipulasi. Ya kan. Bahayanya apalagi. Apalagi dibikin konten kan. Anak kecil yang lain kan. Sekarang kita susah juga nih. Ngelarang anak-anak untuk pegang gawe. Oke keluarga kita bisa. Keluarga lain gak bisa. Dia lihat lagi. Berarti menyebarkan kan. Memberikan keteladanan yang buruk Sebetulnya pada anak-anak yang Susya itu lagi gitu Jadinya kasian Kasian juga ini anak Bisa jadi dia gak terlalu ngerti Artinya apa Saya ingat juga anak-anak saya Seperti itu terutama Lanang Karena memang dia tipe pembicara yang spontan Waktu kecil kan suka Ngomong nama-nama binatang Ayahnya udah marah Tapi makin jadi gitu kan Nah maka kita mencoba Coba untuk menjelaskan. Bahwa kalau kamu ngomong. Maaf anjing. Itu didengarnya gak baik. Gak pantas nak gitu. Tapi karena dia lagi melatih aja. Kata-kata itu gitu. Vokep itu karena denger dari TV. Cuman mau melatih itu gitu ya. Akhirnya. Saya mencoba untuk menjelaskan. Kalau ada. Anjing kamu lihat. Kamu boleh ngomong itu. Atau di TV ada film. Kan dulu tuh. Di TV tuh ada film perpaduan tuh Anjing, monyet Sama apa satu lagi Kalau kamu lihat gambar itu kamu boleh ngomong kayak gitu Terus kalau ada Gambar-gambar kamu boleh ngomong kayak gitu Berkali-kali itu juga boleh Itu tuh supaya benar baik pantasnya Itu benar-benar Dilakukan gitu Tapi kadang ini anak Ibu aku mau ngomong anjing Misalnya gitu ya Kenapa gak tau aku mau ngomong aja Kadang saya suka pakekan Bahasa Inggris Inggris gitu Kamu kalau kepengen banget ganti ya Dogi Lebih pantas Paling tidak untuk kita orang Indonesia yang buang ngerti Dia gak jadi masalah juga Dogi Karena usia-usia gitu Dia sedang melatih vocabulary Yang keliru kan kita Orang dewasanya ngapain di kontenin Kalaupun mau di kontenin Konten untuk Ajarkan cara dia Merubah kalimat ini Atau diingatkan bahwa itu Seperti yang tadi saya bilang Dulu kan belum ada jaman konten dulu Seandainya jaman dulu Lana kan lahir 93 tuh Ada seperti itu mungkin kita udah bikin juga Sebuah konten untuk paling gak jadi Dokumentasi pribadi sebagai Orang tua Itu oke lah kalau sampai kayak gitu Tapi kalau yang tadi malah diketahuin itu hati-hati Itu bahaya banget Tidak benar tidak pantas Pokoknya benar-benar baik Wadidaw Oke Kita dapet pertanyaan dari Instagram Ada dua pertanyaan dan saya akan bacain sekarang Yang pertama dari Aisha Aisha juga ya Gimana kalau orang tua Sering menyalahkan anak sulung Atas kesalahan atau kecerobohan adik-adiknya Apakah adik-adik menjadi tanggung jawab Si anak sulung Itu yang kasihan tuh sebetulnya Sebetulnya Itu kan budaya kita ya Orang tua Ingin supaya anak sulung sulungnya, menjaga, membimbing dan sebagainya gitu ya. Tapi kan berat loh. Berat. Berat anak sulung. Sekarang kan teorinya adalah bahwa pada saat terjadi sibling rivalry ya, atau terjadi pertengkaran antara mereka bersaudara karena permainan, itu harus dibawa seperti kayak sidang bersama. Harus tanyakan si kakak, tanyakan si adek gimana kronologi itu. Hanya itu kan emang ngambil waktu kan. Kadang-kadang ibu-ibu tuh kan masalahnya dia gak ada waktu lagi untuk memberikan persidangan ini. Padahal disitu, disitu ada proses pembelajaran yang luar biasa. Si setiap anak boleh mengungkapkan apa kekesalannya, kemarahannya. Kemudian setiap anak boleh menjelaskan kronologis dari sudut pandangnya. Dan setiap anak akhirnya tahu siapa yang salah atau siapa yang kilaf. Dan akhirnya disitu akan terjadi saling maaf-maaf. Itu prosesnya tuh memang panjang. Bisa mungkin satu jam itu kalau kita. Apalagi anaknya lebih dari dua kan gitu. Tetapi pada saat sudah mulai dibiasakan setiap ada pertengkaran-pertengkaran seperti itu karena persaingan. Itu ya akhirnya 15 menit juga sudah bisa selesai. Karena anak akan. Sudah terbiasa, ibu juga sudah terbiasa untuk menurut kakak gimana, menurut adik gimana. Tadi siapa yang mau ceritakan kronologisnya. Terus menurut kakak, apa yang adik tadi lakukan, apa sarannya. Itu kan 15 menit kan, itu asik sebetulnya ya. Karena kalau selalu anak sulung, anak sulung, anak sulung, anak sulung, ini berat banget anak sulung. Berat banget karena bukan apa-apa nanti dia merasa bahwa padahal adiknya yang salah. Makanya di dalam penyimpangan nanti pas dia mungkin kena narkoba dan sebagainya. Itu saya sering, saya kan sejak 98 ngurus narkoba nih. Itu pada saat counseling sama anak yang kena narkoba dan dia posisinya anak sulung. Nanti di antara marahnya itu karena aku terus. Aku terus Bu Aisyah yang disuruh jagain adik. Dan aku terus juga yang disalahin pada adikku yang salah. Aku terus, aku terus, aku terus. Makanya dia akan sering keluar rumah untuk mencari kenyamanan. Nah pada waktu yang salah, dia lagi sedih karena terus disalahin oleh ibunya karena gara-gara adiknya, itu namanya waktu yang salah. Ketemu orang yang salah. Bandar narkoba kah. Atau orang-orang yang sudah duluan memakai narkoba. Dapat solusi yang salah. Akhirnya dikasih. Lo pakai gini aja. Lo tenang. Udah nih. Ya. Jadi kasian. Berawal dari situ. Lain lagi nanti sama yang bungsu. Misalnya ada yang bermasalah atau yang kena narkoba bungsu. Misalnya gitu ya. Nanti salah satu kenapa dia begitu. Nanti itu lagi nanti. Bahwa kakakku selalu dipuji. Aku enggak. Iri ya. Iri. Pas dicari-cari kenapa irinya. Oh si anak bungsu yang kena narkoba ini. Baterai kasih sayangnya memang pujian. Balik lagi ke baterainya Dia gak pernah dipuji Dia lihat kakaknya yang dipuji Jadi dia merasa kepengen banget kayak gitu Jadi dia muter ke situ Jadi kalau nanti sudah jadi penyimpangan besar Memang banyak faktor Tapi tadi karena ditanyanya tentang anak sulung Itu hampir rata-rata anak sulung yang kena narkoba Salah satu nanti penyebabnya Kenapa dia gak aman gak nyaman di rumah Itu tadi selalu dimarahin Lalu dianggap Bertanggung jawab terhadap adik-adik Kasian juga sih Lalu ada pertanyaan dari Edhanifah Razan Apa benar anak yang terpapar screen time Lebih agresif dan sering tantrum Lalu ini anaknya Sudah suka tantrum dan suka membenturkan Kepalanya Gak ada tulisan Anak laki kayaknya Kita anggap saja anak laki Ya Jadi gadget ini sendiri kan ada listriknya ya. Ada listriknya, ada radiasinya. Dan ini memang sudah juga terbukti secara ilmiah juga. Bahwa lebih sering terpapar ini akan bermasalah di loncatan listrik di otak. Sementara emosi itu kan ada di otak juga. Tepatnya di bagian tengahnya otak itu. Bagian tengah otak itu otak emosi. Ini kan juga jalan listrik ya. Dan melihat gadget itu saja sudah ada. Kaitannya pengaruh listrik yang loncat-loncat di otak Ditambah lagi Apa yang dia lihat Dia lihat apa, adegan apa Itu juga sangat pengaruh Saya kalau misalnya Misalnya kita anggap aja dia laki Dan anak laki di usia berapapun Seneng main gitu ya Kemudian dia lihat disitu Permainannya agresif Sudah jadi itu Sudah lah ditambah memang listriknya berkoneksi terus dengan sel saraf yang memang keluar listrik juga Kemudian tontonannya yang agresif, ah sudah jadi kayak gitu Bisa jadi lagi, dimarahin, itu sebagai pencetus dimarahinnya Nah waktu dimarahin, baterai kasih sayangnya gak pernah terpenuhi, ah sudah itu dobel-dobel sudah Jadi istilahnya multifaktorial Sehingga anak itu karena belum bisa memanage emosinya Belum bisa menyampaikan bahwa saya marah kalau ibu kayak gitu yaudah. Terea guling-gulingan bentur-benturin kepala. Jadi harus dikurangi screen timenya dan diisi baterai kasih. Iya jadi itu semuanya. Isi baterainya kemudian kenapa harus dikurangi harus ada penjelasannya gitu. Jadi sebetulnya kan anak-anak ini perlu pendampingan kan. Jangan dibiarkan begitu saja kan, karena ada penelitian juga tentang digital, digital mom atau digital dad itu. Jadi ada disitu dikasih contoh, ada dua bapak kembar. Satu, bapak pertama itu tidak mau di rumahnya ada digital, gak mau. Semuanya yang alami, alami, alami. Bapak yang kedua, semua digital, digital, digital. Jadi setiap anak. Ada punya laptop, ada punya komputer, ada punya HP, ada punya TV gitu ya. Yang unik adalah masing-masing ayah kembar ini punya anak tiga, yang satu juga punya anak tiga. Dan semua anak dari dua bapak ini berhasil, sukses. Yang satu non-gadget atau non-digital, yang satu gadget mania gitu. Berhasil. Nah usut punya usut di teliti-teliti ternyata ya keberhasilannya adalah karena pola pendampingan di dalam parentingnya si keluarga yang gak boleh digital, gak boleh permainan gawe dan sebagainya bapaknya selalu dampingin, ajak main petak umpet lah, ajak main bola, basket, dampingin ya, didampingin membaca buku, didampingin baca cerita dan bapaknya satu lagi yang semuanya digital itu juga didampingi waktu anaknya bermain di dalam gawe didampingin bahkan ditemenin ... Kemudian misalnya dia melihat film-film superhero yang Marvel punya juga ikuti dampingi Jadi sebenarnya pendampingan tuh yang paling penting Jadi bukan screen time yang bermasalah ya Pendampingannya itu Pendampingan ya Sekarang tuh saya lagi baca buku The Danish Way of Parenting Jadi kan Denmark sudah terpilih 40 tahun lebih menjadi negara yang paling bahagia seluruh dunia Salah satu jawabannya karena dari pola asuhnya mereka ternyata Bu Jadi orang tua yang happy Orang tua yang happy melahirkan anak yang happy Anak yang happy tumbuh menjadi orang dewasa yang happy Dan so on gitu ya Dan salah satu chapternya adalah Orang tua harus mengetahui default settingnya Kita harus tahu tombol on and off kita Gimana cara kita harus menahan emosi Kapan kita harus nolong anak Mengelola emosi kita lah intinya Nah ini pertanyaan saya, terakhir saya untuk Ibu Isa. Gimana caranya kita mengelola emosi kita sendiri sebagai orang tua? Orang bilang kayak harus mengelola emosi, tapi how? How to manage the emotion? Itu tadi, jadi secara umum, jadi kan pengelolaan emosi itu banyak jenisnya. Secara umum adalah, rubah posisi olah nafas. Nah kalau di Islam itu kan, Rasulullah ajarkan Kalau kita marah lagi berdiri lagi kesel lagi berdiri Duduk Terus olah nafas disitu Istighfarkah atau tarik nafas Kalau secara umum mau agama apapun tarik nafas kan Ya posisi Bahkan dikatakan masih marah duduk Di suruh rebahan Suruh rebahan dulu Gitu Banyak ibu-ibu tanya rebahannya di lantai atau di tempat tidur. Terserah. Pokoknya posisi rebahan. Sambil juga olah nafas gitu. Istighfar dulu atau tarik nafas panjang dulu. Atau disitu mungkin waktu istighfar nangis yaudah nangis aja dulu. Artinya pada saat kita menghadapi satu peristiwa. Yang membuat kita marah atau kesel. Enggak serta-merta harus diselesaikan saat itu juga. Karena kita sendiri belum lagi masuk di level emosi yang positif gitu. akan tambah runyam, ya gak bahagia kan dan belum lagi bicara energi ada resonansi tuh terutama dari ibu jadi makanya di dalam kesimpulan resonansi energi kalau seorang ibu tenang si ayah ikut tenang, anak tiga kali tenang gitu seorang ibu bahagia ayah ikut bahagia, anak tiga kali bahagia seorang ibu marah misalnya lagi saat ini nih Si bapak ikut marah satu kali ya, anak tiga kali marah, gitu dia, vibrasi itu. Makanya mengapa yang paling sering belajar ibu, yang ikut pengajian ibu, yang baca buku ibu, gak apa-apa. Walaupun idealnya ayah juga kan harusnya, supaya ayah juga punya pola parenting, walaupun tidak sebanyak ibu, gak apa-apa karena yang harus tenang tuh ibu, gitu. Yang harus tenang tuh ibu. Cuma diantara 24 jam itu kan gak mungkin seneng termus. Penat kita akan berubah level emosinya. Moments. Biarpun kita udah banyak baca buku, belajar pengen cubit orang itu. Maka itu tadi. Rubah posisi, olah nafas. Itu yang paling simple. Saya juga gitu. Jangankan sama anak, sama suami mau marah. Gak perlu harus hari itu juga dibahas. Handle feeling dulu Saya duduk dulu istighfar Baru inget tuh ilmunya Tapi kok kayaknya udah tarik nafas pun Masih marah, udah saya tidur aja dulu Bahkan saya seneng Rebahan di lantai Tapi lama-lama Kak Niki Itu jadi sebuah kode juga Jadi suami saya kalau liat istrinya Ibu Isa tidur di lantai, dia udah tau Istrinya lagi marah banget Jadi dia jangan macem-macem Nah pada saat saya rebahan itulah saya healing disitu istighfar disitu gitu gak usah lama 15 menit pas bangun lagi udah enak lagi gitu. Kadang-kadang saya suka lari kemana tadi emosinya gitu marah tadi kemana ya. Ah rupanya kalau cerita lagi tinjauan dari gelombang energi atau gravitasi bumi rupanya semua energi emosi kita pada saat kita rubah posisi dia akan turun ke bawah gitu. Makanya mengapa dari berdiri duduk? Supaya badan kita mendekati lantai. Malah bagus lagi, bukan di kursi. Cuman lihat kondisi juga Lagi di mall tiba-tiba duduk Ndepro kan gak lucu juga Nanti abis episode ini semua ibu-ibu tidur di lantai Palingnya rubah posisi Dia mundur dulu Atau cari kursi Kemudian rebahan Rebahan itu semua badan Bukan hanya paha Dan tungkai saja Yang akan kena lantai Semua badan posisinya Tiduran gitu Maka energi-energi negatif Gampang dia akan masuk ke gravitasi bumi Kedalam tanah Jadi kuburkan emosimu di tanah Kata-kata para punyang Jadi Ini juga sudah diteliti Oleh beberapa konsultan-konsultan Pernikahan Apabila ada bertengkar Ada yang tidak sejalan dengan Sefaham dengan pasangan Maka gak usah juga hari itu juga Dibahas Kasih Waktu untuk kita handle feeling tadi Caranya dengan yang tadi sudah Rubah posisi, olah nafas Makanya mengapa sekarang banyak sekali Juga teori-teori penafasan Macem-macem tuh nanti Di dalam teori penafasan Nafas perut, nafas dada Ada lagi nafas klinci, nafas garuda Macem-macem, itu dalam mereka Termasuk yoga, yoga tai chi Itu kan sebetulnya untuk olah nafas Sehingga pada saat orang-orang yang Belajar tentang olah nafas Ketika dia berhadapan dengan suatu peristiwa dia akan lebih cepat handle emosinya dibanding orang yang tidak olah nafas. Kalau dalam Islam itu salah satu manfaat sholat dan puasa dari jutaan manfaatnya itu tadi. Handle emosi. Sama satu lagi karena emosi itu di tengah dan emosi ini dikatakan otak mamalia. Dalam Islam juga diajarkan anak baru lahir akikah kan. Akika itu salah satu manfaatnya adalah untuk menebus emosi anak. Atau untuk supaya anak ini pandai memanage emosi. Makanya yang dikorbankan itu adalah hewan mamalia yang memang halal dan bisa dimakan, bisa dibagi. Yaitu kan kambing atau sapi dan sebagainya gitu. Laki-laki dua kambing. Kenapa? Karena otak laki-laki lebih besar sedikit dibanding perempuan. termasuk otak emosinya makanya dia dua kambing perempuan satu kambing karena Bu Isa di dalam pengalaman counseling anak-anak bermasalah, ada anak yang bermasalah yang berkali-kali susah banget di handle endingnya kalau dia keluarga musim suka tanya Bapak udah AKK belum anaknya? 90% bilang belum Wah langsung saya tau, tapi bukan itu semata-mata ya Itu salah satunya sebagai tongga untuk manajemen emosi anak gitu Karena dia baru lahir kan Saya tanya waktu itu emang kenapa gak akikah? Sebetulnya saya udah dapet uang sih dok, cuman saya DP motor. Banyak bapak-bapak cerita lucu ya kayak gitu. Ya udah sekarang kita doa bareng-bareng ya. Bapak punya uang, kumpul kita akikahkan. Walaupun tuh anak mungkin udah 30 tahun tuh di tempat rehabilitasi saya umurnya. Nah kemudian itu tonggak pertama terhadap emosi yang kaitannya dengan ibadah yaitu kurban. Tiap tahun idul adha, kenapa kita kurban juga? Nah itu tuh sebetulnya untuk salah satu manajemen emosi. Iya kan? Kita kurban. Nah kalau udah tiap tahun bukan lagi untuk anak kita, untuk diri kita. Saya suka bilang sama ibu-ibu buah. Saya sudah rajin taklim. Tapi tetap aja suka cepat marah. Ibu harus korban lagi. Atas nama ibu. Kambingnya tulis nama ibu. Binti ayahnya ibu gitu. Coba lihat ya. Nanti ya secara spiritual. Ibu akan menjadi orang yang pandai Memanage emosi Wow Ternyata ada hubungannya ya Bu Jelas Ada lagi Bu yang ingin disampaikan? Saya ingin sampaikan bahwa Terima kasih Kak Niki Membimbing Isa Dengan begitu cerdasnya Dan itu bagus loh Bagus banget Saya ikutin juga Tentu dengan Bertambahnya Apa yang Mbak Kak Niki Lakukan sama Isa ini kan juga Menambah wawasan Atau pilihan parenting Di tengah konten-konten Yang Aneh-aneh tadi gitu kan Karena semuanya perlu memilih Kita memang perlu memilih Mau jadi anak, ya memang gak sekarang Gak sekarang hasilnya Tapi 10 tahun ke depan mau jadi kayak apa Anak kita gitu Terima kasih ya Terima kasih sayang, terima kasih banyak Bu Isa ilmunya hari ini Sama-sama Alhamdulillah See you guys next week