Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Semangat pagi! Pagi, pagi, pagi! Pernah nalkan, nama saya Anom Yudhasheno Aji Saya instruktur Weber Academy dari PT. Telkom Akses Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan Bagaimana cara mengukur menggunakan otot Tujuan daripada pembelajaran kali ini adalah Yang pertama peserta mampu mengetahui fungsi daripada OTDR Yang kedua peserta mengetahui bagaimana cara mengoperasikan OTDR Yang ketiga peserta mengetahui keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam menggunakan OTDR Praktikum pengukuran pada kali ini akan dilakukan oleh Mas Topik, kemudian Mas Dujah dengan menggunakan form pengukuran berikut.
Tentunya akan diawasi oleh saya. Selamat menyaksikan. Assalamualaikum Wr. Wb Perkenalkan saya Duja dan teman saya Taufik Pada kesempatan kali ini kami akan melakukan praktikum mengenai pengukuran link fiberoptik menggunakan OTDR.
Berikut adalah alat-alatnya. Yang pertama kita butuhkan adalah tentu saja OTDR nya itu sendiri Kemudian yang kedua adalah patch core. Patch core ini nanti digunakan untuk menghubungkan antara OTDR dengan link yang sudah ada.
Kemudian yang ketiga ada fiber optic cleaner. Fiber optic cleaner ini digunakan untuk membersihkan ujung tip pada konektor. Kemudian ada alat ketiga yaitu safety glasses yang digunakan untuk melindungi mata dari paparan sinar yang ditransmisikan oleh OTDR.
Berikut alat dan bahannya, mari kita simak videonya. Langkah pertama yang harus kita lakukan sebelum mengakukan pengukuran adalah membersihkan konektor yang ada di ujung tip pada patch core dan ujung pada adapter yang ada di link. Di sini kami menggunakan fiberoptic cleaner.
Pastikan melakukannya dengan hati-hati agar tidak merusak ujung dari konektor. Kemudian untuk langkah yang kedua, sambungkan kabel patch cord yang sudah kita bersihkan tadi kepada OTDR dan kepada OTB atau link yang akan kita ukur di ujung satunya. Pastikan pada saat pengoneksian konektor dengan adapter, pastikan terdengar bunyi klik yang menandakan bahwa konektor dan adapter sudah terhubung dengan baik.
Setelah disambungkan antara otet DR dengan link yang akan diukur, rapikan kembali kabel. Kemudian untuk langkah yang ketiga, kita harus menutup ujung dari link yang akan kita ukur. Setelah semuanya terhubung, maka langkah yang keempat adalah kita nyalakan dulu OTDR-nya.
Setelah kita masuk ke menu utama pada OTDR, maka yang pertama kita lakukan adalah kita harus melakukan setting parameter. Kita klik pada menu OTDR, kemudian kita pilih set. Nah disini ada beberapa parameter yang harus kita atur. Yang pertama adalah lambda atau panjang gelombangnya.
Disini panjang gelombang yang kita gunakan adalah 1310 nanometer. Setelah mengukur panjang gelombang, maka selanjutnya adalah kita mengukur mode pengukurannya. Di sini kita menggunakan mode pengukuran Avetes, di mana mode pengukuran Avetes itu digunakan untuk setting jenis pengukuran yang akan dilakukan, pengukuran secara real atau pada selang waktu tertentu.
Setelah melakukan setting mode pengukuran, selanjutnya adalah kita mengatur distance range. Distance Range merupakan setting jarak maksimal dari OTDR dalam mengukur sebuah saluran. Di sini kami menggunakan 500 meter.
Selanjutnya adalah Pulse Width yang harus kita aktur. Pulse Width adalah parameter kekuatan optik yang akan ditembakkan dalam kabel. Semakin jauh atau panjang sebuah kabel, maka semakin besar Pulse Width-nya yang harus kita pakai. Pada pengukuran kali ini, kami menggunakan pulse width sebesar 50 ns. Yang terakhir yang harus kita atur adalah IOR atau Index of Reflection.
Merupakan indeks bias dari serat optik yang digunakan pada kabel. Untuk melihat IOR atau indeks bias dari sebuah kabel, kita bisa melihatnya pada spesifikasi kabel yang ada di haspel. Nilai standarnya adalah 1,46.
Setelah kita melakukan setting, maka langsung kita klik OK. Setelah kita masuk ke menu sebelumnya, maka kita klik test. Setelah muncul summary pengukurannya, maka kita dapat membaca hasil dari pengukuran yang telah kita lakukan.
Di sini ada tabel, ada beberapa kolom yang harus kita amati. Yang pertama adalah type. Pada bagian type ini memberikan informasi jenis event yang terjadi pada saluran yang diukur.
Event yang biasa terjadi itu ada dua. Yang pertama adalah reflective event, dan yang kedua adalah non-reflective event. Kemudian, pada kolom yang kedua adalah distance, merupakan hasil pengukuran terhadap panjang kabel yang sedang diukur. Dengan melihat distance, kita bisa mengetahui letak kerusakan atau kabel putus pada saat terjadi gangguan di lapangan.
Kemudian selanjutnya adalah Avelos dalam satuan dB per kilometer menunjukkan besarnya nilai atenuasi kabel. Nilai standar redaman maksimalnya adalah 0,35 dB per kilometer pada lambda 1310 nanometer dan 0,25 dB per kilometer pada lambda 1550 nanometer. Selanjutnya adalah event L dalam DB, memberikan informasi nilai redaman non-reflektif yang ada dalam sebuah saluran.
Dalam hal ini adalah sambungan dengan fusion terdeteksi sebesar 4,115 dB, yang tentunya sangat buruk. Yang terakhir adalah link loss, bagian ini memberikan informasi besar redaman kabel dari saluran yang sedang diukur. Setelah melakukan praktikum, maka kita harus merapikan kembali alat-alat yang sudah kita pakai dan meletakannya ke tempat semula.
Hai prakteknya bagus lancar Oh ya kesimpulannya belum diisi ya Pak jadi saya bingung temui kesimpulannya baik dari untuk kesimpulannya adek-adek isikan daripada hasil dari pengukurannya tadi hai hai Disini redaman per kilometernya adalah 0,347 Sedangkan referensinya adalah 0,35 dB per kilometer Artinya masih di bawahnya ya Jadi kesimpulannya sudah paham? Paham Demikian video pembelajaran pada kali ini Semoga bermanfaat Sampai jumpa di video selanjutnya SMK Bisa! SMK Hebat!