Intro Hai, jumpa lagi dengan saya, Edu Kali ini kita akan melanjutkan pembahasan materi prototype. Pada video sebelumnya, Edu sudah membahas materi macam-macam prototype, tipe-tipe prototype, tahapan pembuatan prototype, masalah potensial pada sisi mesin, di saat membuat prototipe dan faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk. Kali ini kita akan membahas materi kelebihan dan kelemahan proses kerja pembuatan prototipe, masalah yang timbul dalam membuat prototipe, dalam pembuatan prototipe, potensi kegagalan pada prototyping, dan ciri pada penerapan pembuatan prototipe yang baik.
So, tetap simak channel Edutainment Dima, supaya tidak ketinggalan pembahasan materi-materi pada video yang saling berkaitan dan bersambung. Oke, kita mulai ya! Dalam proses kerja pembuatan prototipe produk, terdapat kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dalam proses kerja pembuatan prototipe diantaranya adalah sebagai berikut. Yang pertama, adanya komunikasi yang baik antara pengembang dengan pelanggan.
Yang kedua, pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan. Ketiga, pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem. Keempat, lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem. Dan yang kelima, penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. Sedangkan untuk kelemahan dalam proses kerja pembuatan prototip adalah sebagai berikut.
Yang pertama, terkadang pelanggan tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum tentu mencantumkan kemampuan. kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka panjang. Yang kedua, pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga mereka menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sebuah perangkat lunak. Yang ketiga, hubungan pelanggan dengan komputer yang sedang disediakan terkadang tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Selain kelebihan dan kelemahan dalam proses kerja pembuatan prototipe produk, terdapat juga masalah yang timbul dalam pembuatan prototipe. Masalah-masalah yang timbul diantaranya adalah sebagai berikut. Yang pertama, Pertama, dalam membuat prototipe, banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi, kualitas, kemudahan dipelihara atau dikembangkan, dan kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya.
Jika klien merasa cocok dengan prototip yang disajikan dan berkeras terhadap produk tersebut, maka pengembang harus bekerja keras untuk mewujudkan produk tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas yang seharusnya. Yang kedua, pengembang biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal, karena harus membuat prototip dalam waktu yang singkat. Barangkali dikarenakan sistem operasi yang tidak sesuai, tapi pengembang biasanya melakukan kompromi dalam waktu yang singkat.
Bahasa pemrograman yang berbeda atau algoritma yang lebih sederhana. Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama oleh klien dan pengembang. Bahwa prototip yang dibangun merupakan alat untuk mendefinisikan kebutuhan software.
Dalam membuat prototip, tidak selamanya akan berhasil. Tetapi terdapat potensi kegagalan pada prototyping. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Yang pertama, terburu-buru dalam membuat prototipe dapat menyebabkan pengembang mengambil jalan pintas dalam mendefinisikan masalah, membuat evaluasi alternatif dan dokumentasi. Kedua, pengguna mungkin sangat terkesan terhadap prototipe, sehingga mempunyai harapan yang tidak realistis terhadap sistem produksi. Ketiga, prototipe evolusioner mungkin tidak seefisien seperti sistem yang diprogram dengan dengan suatu bahasa pemrograman.
Yang keempat, interaktif. Aksi antara komputer dengan manusia yang difasilitasi oleh prototyping tools tertentu tidak bisa mencerminkan teknik mendesain yang baik. Selain terdapat masalah dan kegagalan dalam membuat prototype, prototyping dapat bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang mempunyai ciri sebagai berikut.
Yang pertama, resiko tinggi, yaitu untuk masalah-masalah yang tidak terstruktur dengan baik. Ada perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu. Kedua, interaksi pemakai penting.
Sistem harus menyediakan dialog online antara pelanggan dan komputer. Ketiga, perlunya penyelesaian yang cepat. Keempat, perilaku pemakai yang sulit ditemukan.
Yang kelima, sistem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan penggunaan perangkat keras yang mutakhir. Dan yang keenam, perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek.
Oke, sampai disini dulu materi prototipe kali ini. Untuk kelanjutan dari materi prototipe ini, akan Edu sampaikan pada video selanjutnya. Sampai jumpa!