Transcript for:
Refleksi Manusia dan Haji yang Mabrur

dan nyaris kita tidak temukan manusia yang sempurna kecuali nabi dan rasul yang punya sifat Maksu dijaga oleh Allah subhanahu wa taala Siapa yang dari baligh sampai sekarang Jumatan yang tidak pernah salah pandangannya tidak pernah keliru Bicaranya tidak pernah salah mendengarnya mustahil Ustaz seustaz-ustaznya Kiai sekiai-kiaainya Pak pasti pernah salah Jadi kalau anda ingin mencari kesalahan seorang Ustaz ya pasti ditebukkan sepanjang dia manusia Kiai demikian Habib demikian sepanjang manusia sepanjang Bukan nabi dan rasul siapapun mau pejabat mau rakyat mau birokrat siapapun pasti ada potensi untuk berbuat salah Sepanjang Kita Masih hidup dan sepanjang setannya juga menunaikan tugasnya untuk menggoda manusia nah Allah yang punya sifat Rahman dan Rahim sebagai penutup bagian dari khotbah ini menginginkan dalam situasi Itu pun tetap melindungi kita tetap menjaga kita karena Allah pun mendeklarasikan engkau bisa menggoda tapi aku pun membentengi hambaku dari godaanmu itu maka kesempatan diberikan oleh Allah supaya kita menyadari kekeliruan itu mengoreksinya dan kembali kepada Jalan kemuliaan Tidak ada manusia yang tidak salah selain nabi dan rasul tapi diberi kesempatan oleh Allah dari kesalahan itu kembali menjadi Saleh saudara bila kita mengoreksi yang salah menjadi Saleh tidak baik menjadi baik maka kebaikan yang dihasilkan dari sifat korektif dari yang tidak baik itu disebut birrun namanya birrun bila itu melekat pada diri kita Kembali jadi baik birunnya nempel dalam diri kita jadi baik lagi maka berubah menjadi mabrurun maka dilatihlah setidaknya dalam ritual setahun sekali belajar kontemplasi apa selamanya saya akan jadi seperti yang tidak baik ini kata-kata kotor senang mencela orang pikirannya enggak bagus mendengar yang enggak baik sementara saya sadar saya pulang akan menghadap Allah nanti dikumpulkan di padang Arafah maka di ba ke miniatur kehidupan orang kumpul semua sama mau pejabat mau rakyat mau punya kedudukan mau tidak pakaiannya sama ritualnya serupa deklarasi kesetaraan bahkan sebelum PBB deklarasi sebelum ada terbentuk banyak negara Islam sudah memperkenalkan kesetaraan tapi dalam kesetaraan itu ada renungan apakah akan begini selamanya sementara kita akan pulang kepada Allah apa enggak malu pulang dengan status sebagai pencuri pulang dengan status sebagai koruptor pulang dengan status sebagai pencela pulang dengan status sebagai penyogok apa enggak malu diviralkan di alam akhirat nanti Fulan koruptor Fulan penyogok Fulan pezina Fulan penipu datanya dibuka semua enggak bisa bohong dia apa enggak malu maka direnungi itu di Arafah itu tobat dia kenali dirinya tahu ke mana ia berkehidupan k mana ia berakhir ke mana ia pulang setelah itu dia bertekad dia zikir dari Arafah pergi ke Muzdalifah dia bawa zikirnya dia bertekad dia akan lempari itu sifat-sifat buruknya yang ada dalam tubuhnya dulu karena tiga yang mempengaruhi dia menjadi tidak baik dirinya yang tidak bisa mengontrol nafsunya faktor lingkungan sekitar yang dekat lalu yang ketiga lingkungan jauh terdekatnya disebut aqabah dalam diri lingkungan sekitaran disebut wusta yang jauh disebut dengan Ula maka yang pertama dia lakukan lempari dulu sifat yang tak baik dalam dirinya maka catatan di Arafah dia bawa ke Muzdalifah dia bawa tujuh kerikil di situ dia datang ke jamarat di lempari Bismillahi Allahu akbar Lontar sifat kurang baiknya Oh ini diri saya yang tak bisa mengontrol nafsu sering cela orang Bismillahi Allahu akbar Lontar Dia nangis karena yang dilontar sifat buruknya ritualnya demikian Dua Lontar tiga Lontar sampai ujung kepala sampai kaki Setelah dia melontar dia adap ke arah kiblat lalu dia berkomitmen in Mus [Musik] inukiahillahilaminl Ya Allah detik inilah kasrahkan diriku sepenuhnya kepada engkau penguasa semesta ada orang-orang berkata Tuhan itu alam semesta maka Allah lebih detail lewat rasul yang disampaikan Akulah penguasa alam semesta itu ada sering orang berkata karena dia sulit menemukan Tuhan dia katakan semesta begini alam semesta memberikan hukum saudara Allah langsung mengatakan Alhamdulillahi rabbil alamin Kalau engkau masih bingung Akulah Tuhan yang merawat dan mencipta semesta itu maka nabi mengajarkan aku pasrahkan Ya Allah diriku kepada engkau penguasa semesta bila pun selama ini aku salat aku beribadah aku hidup Ya Allah dan kalaupun aku wafat Sampai detik ini aku menyadari aku banyak salahnya maka aku bertobat dan berjanji tidak akan menyimpang lagi Kalau engkau beri aku kesempatan hidup setelah ini aku berjanji akan menjadi muslim yang lebih baik lagi mulai detik ini Lalu setelah itu dia merenung lagi ada yang belum selesai maka dia pergi ke Muna kita kenal dengan Mina dia renungkan apa nih karena pengaruh teman catat oleh dia Oh ini saya enggak bagus karena gaulnya enggak baik di sini karena pengaruh tempat baru dia bertugas bertemu lingkungan baru Ula maka dia balik lagi sehari renungkan lagi 2 hari dia merasa bagus selesai tawaf ifadah at dahulukan oleh dia selesai tuntas tuntas hajinya dia merasa kurang sempurna sampai hari ketiga nafar akhir Apa kesimpulannya limanqo Jika dia sudah menilai dirinya takwanya sudah balik Jadi intinya takwa lagi takwa lagi Itulah sebabnya bekal Haji pun dari bekal takwa pulang takwa di mana ditemukan statement bekalnya Albaqarah 197 alhajju ashur malumatan fihinal hajja Fala Wa fusuq w jidala fil ha W taalu minhairamullah haji itu ditentukan waktunya sudah viral diketahui persiapan sampai puncaknya jika anda komitmen bersiap Haji maka siapkan dirimu jangan berkata kotorah Jangan engkau berdebat pada yang tidak penting berselisih jangan berperilaku menyimpang itu yang kita koreksi di sana silakan berbekal Allah Allah tahu banyak orang mau berbekal kopernya tuh silakan besarin bekalin materinya baju persiapan tapi yang terpenting bukan itu kata Allah yang terpenting itu koreksi dirimu wataadu fair Taqwa bekal takwamu makanya sebelum berangkat kita manasik tuh malam tahajud tingkatkan baca Quran tingkatkan itu bagian takwa nanti di sana dioptimalkan begitu pulang limanqa setelah 2 hari 3 hari selesai di Muna itu kita simpulkan ada perubahan enggak Itulah sifat takwa Ketika pulang berubah jadi baik yang tak baik dikoreksi jadi baik Itulah Birun melekat pada pelakunya mabrurun ini yang dimaksud kalimat nabi alhajjul mabrur haji yang merubah pelakunya menjadi lebih baik dari sebelumnya bagi kita yang belum atau tidak berhaji di tahun ini maka diberikan jalan berbeda tapi ini bukan Haji tetap Haji lebih utama karena ada ritual-ritualnya tapi ada substansi yang serupa mabrur membentuk karakter mabrur walaupun belum ada kesempatan Haji lewat apa itu awal Zulhijah kita puasa Bekali takwa di sana wukuf di hari kes9 waktu Saudi makanya disebutkan Yaum siam yaumi arafata puasa yang dilangsungkan di hari harinya saat orang-orang itu wukuf di Arafah hari di arafahnya tanggal 9 waktu Saudi waktu kita di sana tanggal 9 wukuf di sini kita tunaikan puasa sama persis puasanya ya seperti halnya perilaku orang-orang yang sedang wukuf dia merenung dia koreksi jadi tidak seperti yang Ramadan sifatnya tidak seperti yang ayamul build sifatnya bukan cuma sekedar tahan lapar haus terbit fajar sampai magrib semua puasa tidak begitu ada keistimewaannya khusus untuk Arafah esensinya koreksi diri kenali kekurangan dan seterusnya malamnya takbir saat di sana melontar jumrah esoknya tanggal 10 di sini kita menyembelih sifat hewani hewan itu diciptakan dengan nafsu jadi gambaran nafsu itu ada di hewan hewan tak punya takwa karena di sana melontar sifat hewani nafsunya di sini menyembelih dan kalimatnya setelah itu sama menghadap ke arah kiblat mengatakan kalimat yang sama inni wajahtu dan seterusnya inilah yang dimaksud Allah di Quran surah 22 ayat 37 di sana takwa di sini takwa lah luhuma wuha wakanaalut Taqwa minkum yang diterima yang sampai pada Allah itu bukan Berapa besar sapinya bukan Berapa besar kerbaunya bukan Berapa banyak darahnya yang diterima oleh Allah kata Allah takwanya ada perubahan enggak merasa lebih dekat enggak dengan Allah merasa meningkat enggak ibadahnya nya meningkat mendekat lebih dekat lagi itu KBA semakin meningkat disebut kurban Itulah sebabnya ibadahnya disebut kurban dari kata kuba bukan korban kurban Kenapa disebut kurban yang dimaksudkan ketika kita berbagi dan komitmen menjadi baik dilihat standarnya setelah itu menjadi lebih dekat hubungannya dengan Allah meningkat takwanya itulah mabrur sekarang kita lihat sehari setelah hari Tasyrik Jumat ini Jumat deklarasi perubahan diri kita bukankah kita di Jumat ini dipanggil untuk meningkatkan zikir coba dicek jadi lebih dekat enggak dengan Allah merasa meningkat enggak takwanya beruntung kita Alhamdulillah tinggal di Indonesia karena semua bagian dasar kehidupan berbangsa bernegara dipaku dengan sifat takwa di pendidikan undang-undang sisiknas nomor 20 tahun 2003 dari mulai pasal menimbang a sampai e lima itu poinnya poin kedua B itu sudah takwa undang-undang Dasar tahun 1945 mengamanatkan pada pemerintah mengusahakan menyelenggarakan satu sistem pendidikan yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada tuhan yang maha esa serta akhlak mulia baru mencerdaskan kehidupan bangsa masuk tentara saptaamarga ada tujuh nomor tiganya itu adalah takwa kami Tentara Indonesia yang bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa membel kebenaran kejujuran dan keadilan masuk Hakim ada pancadarma nomor satunya itu takwa dari takwa sampai Tirta satunya takwa kami Hakim Indonesia yang bertakwa pada tuhan yang maha esa masuk Polisi Tribrata nomor satunya takwa kami polisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertakwa pada tuhan yang maha esa jadi itu ukuran pendiri bangsa ini menginginkan kita jadi orang baik sebelum pintar sebab pintar tidak baik celaka korupsi itu banyak dilakukan oleh yang pintar pengelabuhannya oleh yang pintar cuma karena enggak ada takwanya sebagai amanat undang-undang itu yang jadi problem Nah kalau kita mengklaim negara muslim terbesar setiap Jumat pengingat pertama takwa hadirin bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa tuh pulang jumatan betul enggak takwanya ada tuh ada enggak yang hilang sendal tuh baru keluar Masjid itu kalau kita tunjukkan menjadi muslim yang benar berubah jadi lebih baik kurban dekat dengan Allah Itulah esensi manusia mabrur yang diinginkan oleh Allah dan rasulnya