Transcript for:
Pemahaman Psikologi Komunitas

Oke baik Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Hari ini kita akan coba lanjutkan materi pembahasan mengenai psikologi komunitas. Setelah minggu lalu kita coba bahas mengenai psikologi kesehatan yang konteksnya mungkin agak individual. Jadi hari ini saya akan coba lanjut ke materi berikutnya, yaitu mengenai psikologi komunitas. Psikologi komunitas ini sebenarnya bagian juga dari psikologi... Sosial sebenarnya, hanya saja dalam hal ini kita akan coba lihat konteksnya itu lebih ke konteks kaitan antara psikologi klinis dengan psikologi komunitas itu sendiri. Sebelum kita mulai, seperti biasa, saya akan mulai dulu dengan outline yang akan coba kita pelajari hari ini. Yang pertama kita akan lihat terkait dengan definisi, terkait definisi kemudian perspektif dari psikologi komunitas, kemudian juga nilai-nilai yang terkandung dalam psikologi komunitas, dan yang terakhir mungkin sedikit mengenai perbedaan antara pencegahan dan juga penanganan preventif dengan kuratif. Ini adalah beberapa outline yang akan coba kita bahas. dalam pertemuan kali ini. Memang karena ini sebenarnya hanya satu materi dalam satu mata kuliah, jadi mungkin pembahasannya akan lebih singkat dibandingkan dengan mata kuliah yang terkait dengan psikologi komunitas sendiri. Biasanya ada sih mata kuliah khusus yang bahas mengenai psikologi komunitas sama juga seperti psikologi kesehatan yang kita bahas minggu lalu. Ada satu mata kuliah khusus memang yang membahas tentang psikologi. kesehatan atau sekolah komunitas. Tapi karena hari ini, ini hanya bagian dari satu materi dalam satu mata kuliah, maka mungkin pembahasannya akan lebih singkat gitu ya. Saya akan jelaskan hal-hal yang umum aja. Baik, berikutnya adalah, baik berikutnya adalah latar belakang dulu ya, latar belakang. munculnya psikologi komunitas. Nah, kalau seperti yang kita tahu, psikologi itu kan pada awalnya lebih banyak muncul di area barat ya. Di area barat, di mana di barat itu konteksnya mereka lebih individualis. Jadi melihat sesuatu itu lebih ke personal, individu, individual differences, mereka kurang mengkaitkan bagaimana individu itu ternyata juga dia terpengaruh atau berpengaruh terhadap lingkungannya atau lingkungan. yang berpengaruh terhadap perkembangan si individu itu. Nah ini yang kemudian menjadi latar belakang kenapa munculnya psikologi komunitas ya, yang kemudian menganggap bahwa manusia itu tidak bisa hidup sendiri, dia adalah makhluk sosial dan apapun yang terjadi pada dirinya itu pasti sedikit banyak ada pengaruh dari lingkungan atau komunitas. Nah kemudian latar belakang lainnya juga adalah ini ya, apa namanya, budaya-budaya yang konteks barat itu lebih menekankan pada kebebasan individu. Jadi hal ini sangat berkebalikan dengan konteks kita di budaya timur yang lebih pada kehidupan komunal. Mereka individualis sedangkan kita itu adalah kolektivis. Itu yang kemudian menjadi background atau latar belakang munculnya psikologi komunitas. Nah ini adalah definisi dari psikologi komunitas. yang penting untuk diketahui disini sebenarnya adalah psikologi komunitas itu salah satu pendekatan jadi dia itu adalah approach ya kalau kita bilang approach berarti dia itu adalah sebuah sebuah pendekatan atau sebuah perspektif dalam psikologi klinis. Artinya ketika kita memberikan treatment kepada individu, kita akan coba dengan pendekatan komunitas atau penyembuhan di mana seseorang itu bisa disembuhkan dengan melibatkan lingkungan sosial. Nah ini bisa dilihat fokusnya itu pada isu-isu sosial, kemudian kebiasaan sosial atau adat, kemudian juga kondisi-kondisi lain yang bisa mempengaruhi. Kelompok atau organisasi serta individu yang ada di dalamnya. Jadi bisa kita lihat ketika kita menyelesaikan atau membantu memberikan penyelesaian masalah bagi seorang individu, kita tidak hanya melihat dari konteks individu itu saja, tapi juga melakukan approach dengan lingkungan sosialnya seperti itu. Kemudian juga ini adalah lanjutannya. Jadi psikologi komunitas itu adalah bidang ilmu dalam psikologi yang mempelajari efek dari faktor-faktor sosial, efek faktor sosial atau lingkungan pada perilaku itu, baik perilaku individu, perilaku kelompok, organisasi, maupun level sosial yang lebih luas. Seperti misalnya kita lihat sebuah perilaku itu, dulu ya kalau kalian masih ingat di definisi abnormalitas, bahwa abnormalitas itu juga tidak hanya ditentukan oleh... Disfungsi berlaku individu itu sendiri Tapi juga ditentukan oleh Norma sosial, artinya Sebuah gangguan, bisa dikatakan Gangguan jika itu memang juga dianggap Gangguan oleh komunitas atau lingkungan sosialnya Seperti LGBT yang pernah saya jelaskan Tapi kita mungkin itu Dianggap sebagai sebuah gangguan Dan di tempat lain bisa jadi itu tidak Dianggap sebagai sebuah gangguan, karena balik lagi Ke faktor sosial yang Diyakini atau yang dianut oleh Masyarakat setempat, seperti itu Oke Oke Kemudian juga psikologi komunitas dia mempelajari mengenai sistem sosial dengan pelaku dan interaksi yang kompleks pada individu itu. Jadi sebuah gangguan atau sebuah psikopatologi yang dialami oleh seseorang itu tidak hanya disebabkan oleh individu itu sendiri, tapi bisa jadi juga ada konteks atau ada pengaruh dari lingkungan yang menyebabkan individu mengalami gangguan tertentu seperti itu. Jadi tidak hanya terkait antara satu orang dengan satu orang, tapi komunitas yang bisa jadi menyebabkan seseorang itu mempunyai problem atau mempunyai masalah. Untuk itu ketika kita meyakini atau mempercayai bahwa komunitas atau kehidupan komunal, kehidupan sosial itu punya kontribusi terhadap gangguan yang dimiliki oleh seseorang, maka intervensi yang diberikan juga harus berbasis komunitas atau berbasis sosial. Fungsi-fungsi sosial yang melibatkan. orang banyak atau organisasi sosial yang sifatnya lebih luas yang kemudian bisa kita gunakan sebagai salah satu sumber daya untuk membantu menyelesaikan atau membantu penyembuhan kesehatan mental seseorang seperti itu. Nah, ini sudah saya jelaskan di depan ya mengenai apa sih beda antara psikologi komunitas dengan psikologi klinis. Kalau psikologi klinis konteksnya adalah individu, jelas. Sedangkan psikologi komunitas konteksnya adalah individu juga, tapi dalam konteks sosial. Kemudian fokus pada strength and competency. Jadi fokusnya itu adalah pada kekuatan atau kompetensi yang dimiliki oleh lingkungan sosial itu yang bisa digunakan untuk menyembuhkan seseorang. Jadi... komunitas atau lingkungan sosial itu dijadikan sebagai salah satu resource gitu. Salah satu resource atau salah satu sumber daya yang kemudian dimanfaatkan untuk bisa membantu seseorang sembuh dari penyakitnya. Nanti kita bisa lihat contohnya. Sedangkan psikologi klinis itu lebih menekankan sebagai defisiensi berlaku gitu ya. Jadi berlaku itu seseorang bisa berlaku efisien, bisa menjadi individu yang efisien terhadap. dirinya, dia bisa berfungsi maksimal sebagai seorang individu atau justru sebaliknya berlaku defisienatnya dia tidak mengalami disfungsi, mengalami maladaptif berlaku, dan seterusnya itu fokus dari psikologi klinis, jadi melihatnya lebih memang pada konteks individuanya gitu, ya jadi kalau psikologi komunitas dia lebih melihat pada konteks sosial, jadi kelihatan bedanya ya gitu ya, kemudian ini ya ini part awal, jadi tadi... Kita sudah jelaskan mengenai kenapa sih latar belakang munculnya psikologi komunitas yang kemudian menjadi dasar bahwa ternyata lingkungan sosial itu punya peran dalam membantu seseorang supaya sembuh atau sehat secara mental. Kemudian juga kita sudah lihat tadi mengenai Definisi dari psikologi komunitas itu sendiri yang dimana dia sebenarnya dianggap sebagai sebuah pendekatan atau approach dalam psikologi klinis. Kemudian kita juga sudah lihat sekarang bedanya antara psikologi klinis dan juga psikologi komunitas. Baik, masuk ke pertanyaan pertama. Seperti biasa silahkan dijawab pertanyaannya di kertas sebagai TKT. Apa itu definisi dari psikologi komunitas? Baik. Oke lanjut, kita akan lihat beberapa perspektif dalam psikologi komunitas. Ada dua sebenarnya perspektif dalam psikologi komunitas. Yang pertama adalah perspektif pencegahan. Nah, jadi psikologi komunitas dia sifatnya itu adalah untuk preventif. Kita mencegah sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi. Kalau psikologi klinis dia sifatnya lebih kepada menangani atau kuratif, menyembuhkan masalah itu sudah kejadian, kemudian disesuaikan. disembuhkan, kalau psikologi komunitas itu belum kejadian, gimana caranya supaya itu gak terjadi dan kita cegah supaya itu gak kejadian nah ini maksudnya, jadi perspektif psikologi komunitas itu kayak gitu, karena kita menjadikan psikologi komunitas ini sebagai sebuah perspektif atau sebagai pendekatan kayak tadi ya definisi dia, approach jadi sebelum sesuatu terjadi, itu gimana caranya supaya kita bisa atasi supaya itu gak terjadi seperti itu, nah layanan... Layanannya sebenarnya ini juga beririsan dengan psikologi kesehatan ya, terkait dengan sanitasi, kebersihan, terkait dengan COVID-19 kemarin seperti hygiene behavior ya. Kita ngajarin orang gimana caranya, atau kita mengedukasi orang supaya hidup sehat, seperti cuci tangan, kemudian menggunakan masker, hindari kerumunan, dan seterusnya. Itu kan kita memberikan edukasi dalam konteks. Komunitas juga ya, kelompok besar diikuti oleh masyarakat banyak terkait dengan sanitasi, supaya mencegah, supaya tidak terinfeksi dengan virus seperti itu. Atau vaksin, vaksin juga kan tujuannya untuk mencegah supaya kita tidak terjangkit sebuah penyakit. Kemudian juga pendidikan, deteksi dini, deteksi dini misalnya ketika ini terkait dengan perkembangan, ketika kita bisa mendeteksi lebih awal, oh anak ini. Kalau misalnya ini dibiarkan seperti ini terus, kalau artinya ke depan akan mengalami gangguan yang lebih parah. Sehingga dengan deteksi dini kita bisa cegah, akhirnya bisa kita bantu. Atau misalnya dengan, seperti yang saya jelaskan kemarin di psikologi kesehatan, kita bisa deteksi dini, misalnya kalau punya karir penyakit tertentu, kita deteksi dini supaya itu bisa kita antisipasi sejak awal, sebelum misalnya pernikahan. Sehingga tidak terjadi karir, dan karir akhirnya bisa mengakibatkan anak yang sakit. atau misalnya dengan perlakuan-perlakuan tertentu yang kemudian bisa membantu kita untuk mencegah terjadinya sebuah masalah yang lebih besar. Contoh misalnya memberikan perlakuan, kayak saya kasih contoh kemarin perlakuan tentang treatment berjalan 10 ribu langkah sehari, saya berikan perlakuan kelompok paksa dari menan kelompok kontrol, saya minta mereka untuk jalan, dan jalan itu adalah bagian dari aktivitas fisik supaya saya bisa mencegah mereka. mereka tidak mengalami penyakit-penyakit yang lebih parah nantinya. Jadi mereka bisa continue untuk bisa jalan 10.000 langkah sehari meskipun sudah dalam tidak kondisi sedang penelitian, ikut penelitian. Jadi mereka bisa mengaplikasikan apa yang sudah saya ajarkan itu dalam kehidupan mereka sehari-hari seperti itu. Nah ini ya perspektif dari psikologi komunitas yang pertama adalah untuk mencegah supaya sebaliknya. sebelumnya itu supaya segala sesuatu nggak terjadi dulu. Nah di sini saya kasih contoh ya, ada highlight di sini saya kasih bahwa apa namanya, kita menekankan dalam faktor lingkungan ya, faktor lingkungan artinya intervensi itu apa intervensi itu berbasis komunitas dibandingkan hanya isolasi di rumah sakit jiwa ini juga bisa, seperti misalnya seseorang sudah sembuh kemudian dari penyakit jiwa sebetulnya si Jokren gitu akan diberikan kesempatan untuk bisa kembali lagi ke masyarakatnya ya dengan diberikan mereka hidup dengan lingkungan mereka tinggal gitu ya, gak kemudian ketika udah sembuh dibiarin tetap tinggal di rumah sakit jiwa tapi mereka dikembalikan ke masyarakat, tinggal di komunitasnya sehingga Komunitas itu juga punya peran penting untuk membantu si pasien survivor dari sakit jiwa ini supaya tetap bisa menjaga kondisi kesehatannya. Jadi tidak hanya apa namanya. Tidak hanya perawatan secara klinis yang mereka dapatkan di rumah sakit jiwa, tapi juga ada penguatan-penguatan atau motivasi-motivasi yang bisa mereka dapatkan dari lingkungan tempat mereka tinggal. Dan ini juga akan berbasis komunitas, seperti itu. Kemudian yang kedua adalah dinamika kelompok. Kita melihat bagaimana dinamika kelompok. Jadi coba kita pahami dan kita meningkatkan kualitas hidup seseorang itu. itu dengan komunitasnya, artinya kita harus sejahterakan komunitas dan individu dengan inovasi dan alternatif intervensi yang didesain sama-sama oleh anggota komunitas yang bersangkutan dan dengan disiplin ilmu lain, baik dalam maupun di luar dari psikologi. Jadi kita harus lihat kebutuhan kelompok itu seperti apa. Kita datang dengan sejumlah teori yang sudah kita pahami. Tapi apakah kemudian teori itu relevan dengan kelompok tertentu? Sebelum tentu iya gitu kan. Karena kelompok kita apalagi Indonesia ini yang sangat beragam, dengan latar belakang suku yang berbeda, otomatis itu juga mempunyai dinamika kelompok yang beda-beda. Karena suku yang beda-beda tadi. Nah kita mungkin enggak relevan semua teori yang kita dapat dari barat itu kita aplikasikan di sini. Nah untuk itulah kemudian kita perlu berdiskusi, ataupun kita melihat bagaimana dinamika dalam sebuah... komunitas untuk melihat apa sih sebenarnya yang bisa diterima dan bisa kita bantu untuk meningkatkan kesehatan mental mereka. Dan untuk memahami ini kita perlu untuk tertunjuk langsung ke masyarakat untuk melihat bagaimana dinamika sosialnya sehingga intervensi-intervensi yang mungkin kita buat nantinya, bantuan-bantuan psikologis yang bisa kita buat nantinya itu berbasis komunitasnya, itu memang dibutuhkan oleh komunitas. Mungkin secara teori bisa dikatakan A, tapi bisa jadi belum tentu itu relevan. seperti saya bilang tadi bisa di aplikasikan 100% sama, nggak bisa ya, tapi dengan berbasis kita komunikasi dengan kelompok, kemudian kita bisa lihat apa namanya mengajak kelompok untuk merumuskan, oh sepertinya teknik ini lebih cocok untuk diterapkan, nah ini bisa membuat kita untuk lebih efektif dalam meningkatkan kesehatan mental sebuah komunitas dibandingkan hanya kita datang membawa teori menerapkan belum tentu itu sesuai dengan kedudukan mereka. Nah ini ya dua perspektif utama dalam psikologi komunitas yang pertama tadi kita berpegang pada pencegahan yang kedua adalah kita harus lihat bagaimana dinamika sebuah kelompok. Nah kemudian kita akan lihat nilai-nilai apa aja sih yang kemudian diusung dalam psikologi komunitas. Kita lihat nilai yang pertama, yang pertama itu adalah empirical grounding. Ketika kita berbicara empirik, maka itu berbicara tentang data di lapangan, artinya riset. Jadi grounded theory, kita mulai dari memang apa yang dibutuhkan di masyarakat. Sama seperti perspektif yang kedua tadi, melihat dinamika kelompok. Artinya ketika kita ingin membangun sebuah intervensi, membuat sebuah intervensi, kita harus datang untuk melihat dulu apa sih sebenarnya yang dibutuhkan oleh komunitas itu. Jadi ada need assessment. Jadi kita ases dulu, kita ukur dulu, kita nilai dulu apa sih sebenarnya yang dibutuhkan oleh komunitas itu. Caranya gimana? Ya bisa dengan observasi atau dengan wawancara, dengan diskusi. Kita tanya apa yang dibutuhkan oleh komunitas ini supaya bisa lebih sehat secara mental. Nah, dan apa namanya subjek yang kita gunakan, subjek yang ada di lapangan kelompok tadi, dia nggak hanya sekedar partisipan, tidak hanya sebagai partisipan, tetapi dia juga bisa jadi aktif. partnership dengan kita, dia bisa memberikan saran, masukan, oh sebetulnya intervensi ini enggak cocok, harus diganti dengan intervensi yang lebih relevan, seperti itu. Nah inilah basisnya komunitas ya, jadi kita enggak langsung berangkat dari teori, terus dikasih ke komunitas, enggak bisa seperti itu, tapi kita berangkat dari bawah. Dari bawah, apa sih yang dibutuhkan oleh komunitas itu untuk membantu mereka, itulah yang kemudian akan coba kita rambung, akan coba kita elaborasi menjadi sebuah. Program yang kemudian dibutuhkan oleh masyarakat tersebut. Nah, itu nilai yang pertama. Nilai yang kedua adalah perspektif ekologi. Nah, ekologi ini kan kalau kita bicara ekologi, ekologi itu kan salah satu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara seorang manusia dengan tempat dia tinggal, ya. Ekologi. Nah, di sini kita akan melihat bagaimana hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan Individu bisa mengubah lingkungan Tetapi di satu sisi lingkungan juga bisa mengubah individu Jadi ada hubungan timbal balik yang terkeduanya Person, environment, fit Jadi Apa namanya dalam person environment fit ini, hubungan antara individu dengan lingkungannya itu bisa terjadi hubungan yang resiprokal. Dimana adanya usaha untuk membangun lingkungan, kita ada usaha untuk membuat lingkungan lebih baik secara tepat. Dan sifatnya itu adalah lingkungan bukan sesuatu yang saklek yang kemudian ketika kita, oh lingkungan seperti ini kemudian nggak bisa diubah, bisa kita secara individu dan merupakan bagian dari sebuah komunitas. kita bisa mengubah komunitas atau lingkungan itu, sehingga lingkungan itu kemudian bisa mengubah kita menjadi individu yang lebih baik, seperti itu. Jadi ada hubungan timbal balik antara individu dan komunitas tempat tinggal. Nah ini pertanyaan yang kedua, apa saja perspektif dan juga nilai-nilai yang ada dalam psikologi komunitas? Masing-masing ada dua poin, perspektif tadi ada dua, kemudian nilai juga ada dua. Jadi poin yang paling dipakai, Penting untuk dipahami dalam psikologi komunitas ini adalah bahwa individu itu tidak bisa hidup sendiri tanpa komunitasnya. Dia bisa mengubah lingkungan tempat dia tinggal dan lingkungan juga bisa mengubah dirinya. Seperti itu, itu adalah poin penting dalam approach psikologi komunitas. Baik, kita akan masuk ke pembahasan yang terakhir ya. Tentang pencegahan dan juga penanganan. Dalam psikologi komunitas, kita lebih fokus... fokus pada pencegahan, artinya kita prevent, preventive, mencegah sebelum sesuatu itu terjadi. Sedangkan dalam psikologi klinis pada khususnya, dia lebih pada penanganan, artinya sesuatu itu sudah kejadian, gimana kemudian itu bisa disembuhkan atau bisa ditangani, atau istilahnya disebut dengan kuratif. Dalam pencegahan di sini dikatakan bahwa mencegah trauma sebelum dimulai menyelamatkan individu dan komunitas tersebut. dari kemungkinan mengembangkan suatu masalah. Sedangkan penanganan dianggap terlembat, telat penanganannya, karena jauh setelah individu mengembangkan masalahnya. Nah inilah bedanya antara pencegahan dan penanganan. Jadi kalau pencegahan, sebuah masalah itu bisa jadi belum kejadian, tapi kita akan prediksi itu akan kejadian, karena kita sudah punya prediksi atau punya proyeksi ke depannya itu akan kejadian. Sebelum itu kejadian kita bikin program atau bikin intervensi atau treatment supaya yang kita bayangkan akan kejadian itu nggak terjadi. Tapi kalau penanganan, penanganan itu masalah sudah kejadian. Sesuatu itu memang sudah terjadi. Gimana caranya kemudian kita bantu supaya masalah ini bisa selesai. Konteksnya bisa dipahami dengan kondisi pandemi kemarin. Vaksin adalah salah satu bentuk pencegahan. Artinya sebelum seseorang terinfeksi dengan COVID, kita priban itu. Kita prevent dulu dia dengan melakukan vaksinasi. Tapi penanganan itu adalah kita sembuhkan. Seorang sudah terlanggir terinfeksi sama COVID, gimana caranya supaya dia sembuh? Itu dikasih perawatan, diberikan, apa namanya, kalau saturasi oksigennya turun, diberi penanganan dan seterusnya, tergantung pada gejala yang muncul. Seperti itu. Itu bedanya antara pencegahan dan, apa namanya, penanganan seperti itu. Baik, pencegahan itu sendiri dibagi menjadi tiga. Ada yang sifatnya primary, ada yang secondary, ada yang tertiary. Nah, kita akan coba lihat satu-satu. Primary. Primary itu adalah sebuah usaha pencegahan di mana sesuatu itu belum sama sekali kejadian. Jadi masih kita bayangkan itu kejadian 10 tahun lagi. Itu akan kejadian nih kalau nggak diapapain, kalau kita nggak Melakukan usaha apapun, apa yang kita khawatirkan itu akan kejadian 10 tahun kemudian. Nah itu kita tanganinya jauh-jauh hari sebelum itu memang kejadian. Itu namanya primary prevention. Contohnya adalah vaksinasi. Jadi sebelum, seperti bayi lahir kemudian dikasih vaksinasi. Misalnya kayak vaksin hepatitis B, kemudian vaksin campak, dan seterusnya. Itu kan anak belum terinfeksi ya dengan berbagai jenis virus-virus. Seperti campak atau misalnya hepatitis tadi. Jadi... sejauh-jauh hari dia sudah divaksin supaya tidak sampai terinfeksi virus. Ini namanya primary prevention. Kemudian yang kedua adalah secondary prevention. Secondary prevention ini masalahnya itu sudah muncul, tapi bagaimana caranya supaya tidak makin parah. Contohnya adalah anak-anak yang sudah coba narkoba, atau anak-anak yang sudah pernah merokok, atau sudah coba-coba dia merokok. Gimana caranya kita kasih preventif supaya dia enggak jadi user atau pemakai berat. Nah, kayak gitu. Nah, ini namanya secondary prevention. Ini yang dikhawatirin itu udah kejadian. Tapi bagaimana caranya upaya kita supaya dia tidak makin parah dengan masalah yang sudah dialaminya itu. Kemudian yang terakhir adalah tertiary. Tertiary ini adalah untuk mengurangi keparahan saat masalah itu sudah terjadi. Jadi ini lebih mirip ke terapi bentuknya. Atau tertiary prevention ini masalah itu sudah terjadi, ini orang sudah sembuh, tapi bagaimana caranya supaya dia tidak relaks lagi. kayak gitu, biar dia gak relapse lagi contohnya seperti ini seperti program mantan pengidat schizophrenia atau survivor schizophrenia supaya dia bisa hidup lagi kembali ke komunitas secepatnya jadi dikembalikan ke komunitas, diberikan apa namanya, penguatan supaya dia bisa tinggal di komunitas sehingga kemudian dia bisa gak muncul relapse atau kembali kekhawatiran untuk bisa balik lagi ke penyakitnya, nah ini namanya tertiary prevention jadi bentuknya lebih ke terapi komunitas akhirnya ya, jadi kita bantu dia supaya gimana caranya penyakit yang udah dia alami ini gak kampung lagi kayak gitu, kayak misalnya orang udah sembunyi dari sakit kanker, dia udah lewatin kemo, udah selesai gimana caranya supaya individu ini gak sampai sakit lagi kankernya atau gak balik lagi kanker lamanya yang udah... Semua itu seperti itu. Itu namanya adalah tertiary prevention. Jadi bisa bedain ya antara primary, secondary, sama tertiary. Kalau sama sekali belum muncul, itu namanya primary. Kalau udah muncul sedikit, kemudian gimana kita cegah supaya gak makin parah, itu namanya secondary. Kalau tertiary, ini udah muncul, udah sembuh, tapi gimana caranya dia gak balik lagi sakit seperti itu. Itu namanya adalah tertiary prevention. Ini adalah fokus dalam psikologi komunitas. Peran kita apa sih sebagai kemudian kita bisa bilang kita sebagai ilmuwan psikologi ya. Kita bisa menjadi researchers, menjadi peneliti yang kemudian bisa membantu memberikan apa yang kita temukan dalam temuan penelitian kita kepada orang. Kemudian kita juga dengan menjadi researchers kita bisa mereport, kita melaporkan apa yang kita dapatkan dalam temuan penelitian kita supaya orang-orang lebih teredukasi. Kemudian kita juga menjadi collaborators kalau misalnya peneliti bisa berkolaborasi dengan lembaga-lembaga pemerintahan tertentu untuk melakukan riset seperti itu. Sehingga bisa membentuk sebuah, misalnya hasil penelitiannya bisa menjadikan sebuah kebijakan atau policy brief yang kemudian bisa dipakai oleh stakeholders yang kemudian bisa membantu komunitas yang lebih luas supaya tidak Terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Contohnya misalnya untuk mencegah terjadinya KDRT di dalam keluarga atau di dalam rumah tangga. Apa sih hal-hal yang bisa kita lakukan supaya KDRT itu tidak muncul. Kemudian bisa menjadi educator, pendidik, atau advokat, aktivis bisa juga. Untuk empower others so they can do for themselves. Jadi mereka bisa melakukan sesuatu. lebih baik untuk diri mereka sendiri ini adalah peran kita sebagai ilmuwan psikologi baik pertanyaan terakhir jelaskan jenis-jenis upaya preventif jadi saya sudah sebutkan tadi ada primary, secondary, dan tertiary silahkan jelaskan dan berikan contoh dari masing-masing jenis-jenis upaya preventif tersebut baik terima kasih banyak untuk hari ini saya rasa mendang-dang hal yang singkat ini bisa memberikan wawasan yang baru pada kalian terkait dengan psikologi komunitas jadi ada perspektif baru terkait dengan bagaimana sih kita bisa membantu orang lain terkait dengan masalah, tapi kita bisa melihatnya dari perspektif komunitas terima kasih banyak untuk hari ini, semoga bisa menambah sesuatu untuk kalian mohon maaf bila ada penjelasan saya mungkin yang terlalu cepat Ataupun mungkin akhirnya jadi agak singkat ya. Karena memang ini seperti balik lagi ke depan. Ini hanya satu materi yang diberikan dalam sebuah mata kuliah psikologi klinis. Dan kalian bisa dapat banyak jika nanti memang ada mata kuliah psikologi komunitas. Baik, terima kasih banyak. Saya tutup untuk hari ini. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih.