Transcript for:
Genre Makro dan Mikro dalam Bahasa Indonesia

Selamat datang di channel yang tidak terkenal karena membahas topik yang kurang populer bersama saya, Stefan Humena. Pada video ini, saya ingin menjelaskan persoalan genre makro dan genre mikro terkait pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Mendengar kata genre mungkin akan langsung menerbangkan kita pada hal-hal yang berkaitan dengan jenis-jenis musik. Memang, kata genre lebih banyak digunakan sebagai padanan kata jenis atau aliran dalam musik. Misalnya, misalnya genre pop atau aliran pop, chess, punk, rock, dan lain-lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, genre didefinisikan sebagai nomina atau kata benda dari bidang sastra yang berbeda. berarti jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya atau ragam sastra. Misalnya genre prosa dan genre puisi. Jika kita lihat, genre berdasarkan KBBI menitikberatkan pada jenis tulisan atau sastra, sementara genre pada musik lebih menekankan pada corak atau teknik musik yang digunakan. Nah, genre dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam arti yang sempurna. sempit dapat disebutkan sebagai jenis teks. Sekali lagi, genre adalah jenis teks, dalam arti yang sempit. Dalam arti yang luas, saya meminjam pendapat dari G. R. Martin dan David Rose. For us, a teks atau a genre is a stage goal-oriented social process. Social because we participate in text types with other people, goal-oriented social process. because we use text types to get things done, stage because it usually takes us a few steps to reach our goals. Jadi, bagi kami, maksudnya bagi G.R. Martin dan David Rowe, Genre atau jenis teks merupakan proses sosial yang bertahap dan berorientasi pada tujuan Ada tiga kata kunci, yaitu proses sosial, berorientasi pada tujuan, dan bertahap Kenapa sosial? Karena kami atau kita terlibat dalam jenis teks dengan orang lain. Kemudian berorientasi pada tujuan, karena kita menggunakan jenis teks untuk mencapai atau melakukan sesuatu. Dan bertahan. karena biasanya untuk mencapai sesuatu atau melakukan sesuatu akan dilakukan tahap demi tahap. Nah, mungkin ada yang bingung bagaimana sebuah jenis teks dapat menjalankan sebuah proses sosial untuk mencapai atau melakukan sesuatu. Jadi jangan salah kaprah. Teks bukan hanya sekedar tulisan, atau sederhananya, teks bukan hanya sekedar rangkaian kalimat yang tertera dalam buku, makalah, majalah, dan lain sebagainya. Teks dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa yang dapat dimediakan secara tulis dan lisan, yang kemudian ditata menurut struktur teks tertentu yang mengungkapkan makna secara kontekstual. Nah, dengan definisi tersebut, ternyata teks tidak selalu berwujud bahasa tulis, tetapi bisa berwujud lisan bahkan gabungan keduanya. Lagi dalam lagi. Sebelum teks termanifestasi, entah dalam wujud lisan atau tulis, teks tersebut berada dalam pikiran manusia atau otak kita. Otak kita dipenuhi oleh serangkaian teks dari berbagai genre melalui proses pemerolehan bahasa. Jadi, jika teks ada dalam otak manusia, dan manusia merupakan makhluk sosial, sungguh masuk akal. Apabila kita menyebut genre adalah jenis teks, dan teks merupakan proses sosial, dan sekali lagi, proses sosial tersebut dilakukan secara bertahap, bertujuan, dan melibatkan orang lain. Contoh, supaya pintar kita harus belajar. Ya, dari teks ini kita bisa melihat, menjadi pintar adalah goalnya, belajar adalah prosesnya. Nah, dalam proses tersebut ada tahap. tahap demi tahap yang harus kita lakukan. Misalnya belajar mengenal huruf, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis huruf, terus belajar menggabungkan huruf, sampai menjadi pintar membaca. Nah, pada tahapan-tahapan tersebut, tentu kita akan berinteraksi dengan orang lain, misalnya guru atau orang tua yang mengajari kita. Saya pikir, sampai pada ilustrasi tersebut, kita dapat memahami dengan jelas tentang apa yang disebut dengan genre. Sekarang, saya ingin mengerucutkan pembahasan mengenai genre, khususnya dalam teks tulisan, dengan penekanan pada perbedaan. antara genre makro dan genre mikro. Namun sebelum itu, kita intip dulu perbedaan makro dan mikro pada KBBI. Makro adalah adjektif yang berarti besar, tebal. Sedangkan mikro didefinisikan kita definisikan sebagai kecil, tipis, sempit. Singkatnya, makro dan mikro memperlihatkan hubungan kontras makna atau antonim. Berdasarkan definisi makro dan mikro tersebut, kita dapat membuat kesimpulan yang sederhana bahwa genre makro merupakan jenis teks yang besar dan luas, sementara genre mikro merupakan jenis teks yang kecil atau sempit. Pertanyaannya sekarang, seperti apa mewujud genre makro? makro dan genre mikro pada pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Bahasa Indonesia dalam perguruan tinggi diberikan sebagai bentuk pembelajaran berbasis teks. Artinya, mahasiswa akan diajarkan untuk mengeksplorasi berbagai jenis teks. Dengan tujuan, Supaya mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis teksnya, dapat memahami tujuan teksnya, dan terlebih lagi dapat menciptakan sebuah teks. Yakni teks akademik atau teks ilmiah. Dari Sabang sampai Jepang. sampai Maroke. Setiap perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, mewajibkan mahasiswanya menciptakan sebuah teks, yakni skripsi, tesis, dan disertasi, sebelum nantinya diganjar dengan gelar sarjana, magister, dan doktor. Ini juga yang merupakan salah satu alasan praktis mengapa bahasa Indonesia masih hadir sebagai salah satu mata kuliah wajib di perguruan tinggi. Ya, skripsi, tesis, disertasi, buku pelajaran, makala, proposal, dan laporan hasil penelitian merupakan naskah akademik. Dan naskah akademik tersebut adalah salah satu genre makro atau jenis teks yang besar dan luas. Kenapa besar dan luas? Karena di genre makro terdapat genre-genre mikro. Misalnya, teks deskripsi, teks eksposisi, teks eksposisi, eksplanasi, argumentasi, dan lain-lain. Dengan kata lain, genre makro berfungsi sebagai payung yang membawahi genre-genre mikro. Misalnya, genre makro buku pelajaran. Di dalam buku pelajaran, pasti terdapat genre mikro seperti genre deskripsi, genre eksposisi, atau genre argumentasi. Bayangkan jika sebuah buku pelajaran tidak memiliki genre eksposisi. eksposisi misalnya. Apakah itu dapat disebut sebuah buku pelajaran? Tentu tidak. Karena genre eksposisi adalah genre mikro yang memiliki tugas untuk menjelaskan, menerangkan, ikhwal materi yang akan dipelajari. Nah, hal-hal semacam ini yang sedikit banyak akan dipelajari dalam bahasa Indonesia pada perguruan tinggi. Pembahasan mengenai genre mikro sebenarnya telah saya ulas sedikit banyak, pada video saya yang berjudul Jenis-jenis teks Baik, saya pikir sudah cukup jelas apa yang telah saya sampaikan tentang apa itu genre dan seperti apa perbedaan antara genre makro dan genre mikro Jika Anda menemukan sesuatu yang perlu ditangkapi kolom komentar saya sangat terbuka untuk masukkan kritikan dan koreksi dan seperti biasa, jangan lupa like share, komen, serta subscribe channel ini Stephanie Humena disini dan kita bertemu lagi pada video saya yang selanjutnya. Terima kasih.