Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Try for free
🌍
Wawancara Mengenai Gempa di Sulawesi Tengah
Sep 26, 2024
Wawancara dengan Abdullah, Ahli Geofisika di Sulawesi Tengah
Pengenalan
Abdullah, dosen di program studi teknik geofisika Fakultas Rasmi Pak Univus Lulako.
Fokus diskusi pada fenomena geologi dan kebencanaan di Sulawesi Tengah.
Sejarah Gempa di Sulawesi Tengah
Gempa Bada (1902):
Terjadi di Lembah Bada, Kabupaten Poso.
Gempa 1907 & 1909:
Terjadi di Kulawi, Kabupaten Sigi.
Gempa dan Tsunami 20 Mei 1938:
Menimbulkan tsunami di Teluk Palu dan Pantai Timur, Kabupaten Pariwimotong.
Gempa dan Tsunami Tonggolo Bibi 1996:
Pusat di Selat Makassar, magnitude 7.0, terjadi di sore hari, menewaskan 9 orang.
Perbedaan Dampak Gempa
Gempa 1996:
Durasi tidak lama, pergeseran vertikal di dasar laut yang menimbulkan tsunami.
Gempa 2018:
Magnitude 7.4, durasi panjang sekitar satu menit, memicu berbagai bencana ikutan (tsunami, likuifaksi, longsor, down lift).
Mekanisme dan Dampak Tsunami
Tonggolo Bibi 1996:
Wilayah pantai hanya terdampak di beberapa desa (Tonggolo Bibi, Sibuang, Balukang, Bowu).
2018:
Gempa super shear, memicu lebih banyak bencana ikutan dibandingkan dengan gempa sebelumnya.
Penjelasan Fenomena Geologi
Likuifaksi:
Terjadi jika ada tiga syarat: wilayah rawan gempa, porositas dan permeabilitas tanah tinggi, dan tanah dangkal.
Down Lift:
Penurunan cepat permukaan tanah, menyebabkan beberapa desa hilang karena menjadi dasar laut.
Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
Perlu PRB multi hazard, menangani berbagai bencana sekaligus.
Pentingnya mitigasi bencana yang mencakup berbagai ancaman termasuk perubahan iklim.
Penutup
Abdullah menyebutkan perlunya PRB multihazard.
Perubahan iklim menjadi faktor penting dalam perencanaan mitigasi karena dapat menyebabkan gagal panen dan kerusuhan sosial.
Kesimpulan
Gempa di Sulawesi Tengah menunjukkan bervariasinya dampak bencana.
Mitigasi dan kesadaran tentang multi hazard penting untuk mengurangi risiko dan dampak bencana di masa depan.
Rekomendasi
Masyarakat dan pemerintah perlu lebih memahami dan siap menghadapi berbagai ancaman bencana.
Edukasi tentang gejala dan mekanisme bencana perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
📄
Full transcript