Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Try for free
🌍
Diplomasi Ekonomi Indonesia dan EFTA
May 6, 2025
Catatan Forum The Briefing: Diplomasi Ekonomi Indonesia dalam Kerangka EFTA
Pembukaan
Acara diadakan di Universitas Islam Indonesia pada 14 Juni 2023.
Terselenggara atas kerjasama Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Universitas Islam Indonesia.
Diikuti oleh 345 peserta (142 luring dan 203 daring).
Pembacaan Al-Qur'an
Surah Al-Qasas ayat 77 dibacakan oleh mahasiswa.
Sambutan Oleh Pembicara
Dr. Yayan GH Mulyana
mengawali sambutan dan merangkum tujuan forum:
Menyampaikan pertanggungjawaban publik.
Informasi tentang visi dan misi pemerintah Indonesia.
Mencari masukan publik untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Memperkuat rekomendasi kebijakan.
Tema dan Latar Belakang
Tema: "Diplomasi Ekonomi Indonesia dalam Kerangka EFTA".
EFTA (European Free Trade Association) terdiri dari 4 negara: Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein.
Perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan EFTA ditandatangani pada 16 Desember 2018, berlaku efektif 1 November 2021.
Manfaat EFTA
Perluasan akses pasar dan peningkatan daya saing produk Indonesia.
Mendorong investasi dari negara EFTA ke Indonesia, khususnya dalam teknologi tinggi.
Memfasilitasi peningkatan kapasitas di bidang pendidikan dan pelatihan.
Kerjasama yang memperluas pemanfaatan perjanjian.
Capaian dan Tantangan Diplomasi Indonesia
Diplomat dari EFTA menjelaskan perjuangan dan capaian diplomasi:
Prof. Dr. Mulyaman Darmansyah
: Diplomasi di Swiss.
Prof. Dr. Todung Mulia Lubis
: Diplomasi di Norwegia dan isu-isu terkait seperti keberlanjutan.
Amri Jinanggung
: Diplomasi dengan Tahta Suci Vatikan.
Tantangan Dalam Implementasi EFTA
Kurangnya kesadaran akan perjanjian di kalangan pengusaha.
Masalah infrastruktur dan logistik.
Tumpang tindih peraturan yang menyulitkan
Memerlukan dukungan finansial untuk UMKM.
Kesimpulan dan Saran
Pentingnya kolaborasi dan koordinasi antar lembaga.
Mendorong UMKM untuk memenuhi standar internasional.
Dukungan pemerintah diperlukan untuk membantu UMKM menembus pasar EFTA.
Diplomasi ekonomi harus memperhatikan isu pembangunan berkelanjutan.
Penutupan
Apresiasi kepada semua partisipan dan narasumber.
Diharapkan acara dapat memperkuat hubungan antara Universitas Islam Indonesia dan Kementerian Luar Negeri.
Kegiatan ini juga merupakan sarana bagi mahasiswa untuk belajar dari pengalaman diplomat.
📄
Full transcript