Materi ini adalah sebuah materi tentang bagaimana sebuah pendekatan akademis dilakukan dalam melakukan berpikir sistem. Jadi sebagian besar konsep berpikir sistem itu yang berasal dari dunia bisnis, sehingga pendekatan ini kadang-kadang dianggap kurang ilmiah. Sehingga ada salah seorang pakar manajemen dari Inggris, Peter Checkland namanya, mencoba melakukan Exercise, sebuah konsep berpikir sistem yang bisa diterima secara ilmiah. Secara akademik, ada buku yang dia keluarkan dan dia cukup detail membahas bagaimana setiap langkah dalam sistem itu bisa dihubungkan dengan teori-teori tentang berpikir sistem, sehingga layak disebut sebagai sebuah proses berpikir sistem secara baik.
Namun untuk kali ini kita tidak berfaham. tidak akan mencoba untuk membahas semuanya karena yang penting bagi Anda adalah Anda tahu bahwa ada sebuah proses yang berpikir yang secara akademik bisa diterima sebagai proses pemecahan masalah secara sistem thinking tentunya juga Anda harus perhatikan bahwa beberapa cerita karena Peter Checkland itu adalah berasal dari bahasa Inggris Atau beberapa idiom, itu mungkin agak berbeda dengan beberapa kata yang dikenalkan di dalam dunia sistem thinking secara keseluruhan. Nanti Anda akan mengenal seperti transformasi, suatu kata-kata yang lebih banyak dikenal di dunia bisnis, terutama di Inggris.
Sehingga istilah transformasi itu kalau di dalam dunia engineering mungkin hanya sebagai proses of improvement saja dan lain sebagainya. Jadi banyak sekali mungkin beberapa kata-kata yang... silahkan anda cari, mungkin kalau anda bingung kata-kata itu apa tapi dalam perspektif orang Inggris dan perspektif manajemen kenapa saya bilang orang Inggris?
karena pintercekan orang Inggris sehingga memang kadang-kadang ada idiom-idiom yang mungkin bagi kita yang terbiasa dengan bahasa Inggris Amerika agak berbeda sebagai recap, maka kita lihat bahwa so far kita sudah belajar tentang sistem thinking bagaimana kita bisa memodifikasi model thinking kita Seperti yang saya sebutkan tadi, kita mencoba menggunakan sebuah academic method yang dikenal sebagai software metodologi. Yang perlu juga saya jelaskan kenapa kok SSM ini kita pakai sebagai basisnya, karena kadang-kadang saya mendapatkan pertanyaan dari mahasiswa, Pak, kuliah ini kok nggak ada hubungannya sama tesis ya? Saya nggak bisa dapat topik tesis dari sini.
Ya sudah, silakan pakai SSM kalau mau. Jadi saya masukkan SSM. Tapi sampai hari ini tidak ada yang berani menggunakan hanya SSM sebagai basis untuk mendevelop tesisnya.
So, kita akan masuk ke dalam 3 agenda besar. Yang pertama adalah What is SSM? Yang saya akan dibahas dalam prinsip-prinsip daripada SSM. Dan bagaimana prinsip-prinsip ini diterjemahkan sebagai sebuah step-by-step yang detail dengan berbagai macam tools dan pendapat, apa namanya, methods-nya. Karena SSM sendiri sebenarnya tidak banyak tools-nya, kecuali yang spesifik seperti rich picture dan lain sebagainya.
Tapi ada tools-tools lain yang bisa kita integrasi dengan SSM. Yang terakhir kita membahas tentang critics of SSM dan bagaimana dia sebenarnya Bisa di-combine dengan berbagai macam peringatan lain. So, apa itu SSM?
As soft system methodology, seperti juga kan definisi metodologinya, artinya adalah langkah-langkah. Langkah-langkah ini terbagi atas dua bagian. Yang pertama adalah bagian real world, yaitu yang dianggap di mana permasalahan itu terjadi pada dunia nyata.
Sama ada yang disebut sebagai model world, atau system thinking about real world. Dua zona ini adalah kenapa kok sebuah SSM itu dianggap sebagai sebuah qualitative modeling process. yaitu ketika hasil dari klinik nyata, apa persepsi dari klinik nyata kita terjemahkan ke dalam sebuah model di dalam dunia, pemodelan di dalam sistem thinking kita.
Terus dua-duanya dikomparasi sehingga kita bisa mendapatkan action. Jadi kalau Anda lihat ada dua zona, empat grup, yaitu ada understanding problem situation, ada dua langkah di sini, root definition mencoba mencari akar daripada definisi yang kita mau lakukan. lalu mendevelop model yang ideal, model di sini adalah konsepnya bagaimana menggunakan kondisi ideal lalu grup terakhir adalah mencoba mendapatkan action jadi soft system methodology bisa dikatakan sebagai sebuah problem solving methodology karena kita mencari action to improve berbeda dengan TQM, dimana kita biasanya mencoba melihat permasalahan quality improvement itu kan biasanya kita lihat televisi permasalahannya walaupun kita udah define permasalahan itu tidak harus negatif, permasalahan berdasarkan dari gap antara hal yang baik apa yang kita inginkan dengan apa yang kita saat ini, jadi itu juga bisa menjadi sebuah gap dan kita berfokus bagaimana masalah itu kita selesaikan, jadi action itu untuk menyelesaikan masalah, sedangkan dalam system thinking atau soft system methodology kita membuat perbedaan dulu antara kondisi ideal dengan kondisi jadi secara eksplisit kita menggunakan pendekatan problem solving yang bukan negatif, tetapi berdasarkan gap antara kondisi ideal dan kondisi saat ini, kayaknya begitu, sehingga ada 4 grup dengan 7 langkah Dimana maksa group terhadap 2, 1, 1, dan 3 langkah di dalam ininya, dan dalam 2 zona.
Zona di dalam dunia nyata, dan zona dalam apa yang kita pikirkan terhadap dunia nyata. Nah, secara sejarah, sumber dari SSM adalah untuk mengimbangi adanya yang namanya hard system approach. Hard system approach itu adalah seperti OR, jadi bagaimana sebuah permasalahan itu diterjemahkan secara matematika. Sehingga, kalau Anda lihat, misalnya Anda melihat sebuah kasus yang Anda harus selesaikan di dalam operation research, bagi Anda yang sudah mengambil matrikulasi OR, maka Anda lihat ya, ada kalimat-kalimat, ada angka-angka, Yang Anda highlight biasanya angka-angkanya terjemahkan sebagai berapa targetnya, less than apa, more than apa, should be apa, dan maksimum income. Nah, ini adalah well-defined problems yang bisa kita kerangkakan dengan ini nih.
Kalau dalam dunia matematika, diketahui, ditanya, dan dijawab. Yang diketahui adalah ini, yang ditanya adalah maksimum income-nya, tinggal dijawab. Dijawabnya berarti Anda tinggal menggunakan persamaan matematika yang berbasis kepada apa yang Anda ketahui tadi. Jadi ini yang disebut sebagai operational research atau riset yang berfokus kepada operasional. Namun ternyata, begitu dia dimasukkan ke dalam dunia nyata, tidak pernah ada pendekatan yang sebenarnya benar-benar hard.
Kenapa? Karena akhirnya permasalahan yang kita hadapi pada saat Anda sudah masuk ke level manajemen, kalau Anda dari S2 saat ini, kebanyakan bersifat sistemik dan kacau balau seperti ini. Ini gampang didefine, seperti tadi di dalam bagaimana Anda mendefine operational research. Dalam dunia nyata ternyata tidak. Sehingga targetnya berubah.
Dari mencoba mendapatkan solusi terhadap sistem seperti ini, kita coba memahami apa yang terjadi di dalam sini, ini proses of inquiry. Jadi improvement di sini secara statistik adalah sederhana, yaitu adalah mencoba mendapatkan kondisi yang terbaik. Kalau di sini, kita menggunakan dengan cara mencari kira-kira apa sih sebenarnya yang menjadi problem, sebelum kemudian kita bisa mendapatkan solusi dari problem tersebut, yang mungkin bersifat lebih kuantitatif dibandingkan dengan hard.
Sehingga solve ini, mungkin ada, bukan mungkin memang bersifat lebih dari kepada konsep pendekatan yang kualitatif dibandingkan hard yang bersifat kuantitatif nah, tadi saya sebutkan bagaimana kalau dia adalah ill-defined problem atau wicked problem, bahasa kerennya sistem ringan wicked problem itu pertanyaan permasalahan-permasalahan yang sangat jahat sangat apa namanya wicked itu bahasa Indonesia apa ya sehingga kita bisa mendevelop adalah Apa namanya ini ya? Sebagai contoh, misalnya kita bicara tentang terorisme. Terorisme itu susah. Kenapa?
Karena ada orang yang setuju, ada yang tidak setuju. Ketika, apa namanya, dia mungkin kita bicara terorisme, ada yang mendukung, ada yang tidak mendukung. Kenapa?
Karena divine, seperti social conflict. Kita nggak jelas objektifnya apa. Emang kalau mereka menang, akan lebih baik? Belum tentu juga.
Dan seterusnya, no clear means ends terjadi dalam sebuah ill-defined problem. Nah, sehingga kita membutuhkan sebuah soft approach atau methodology. Ini adalah definisi metodologi, seperti yang terlihat di sini.
Berarti secara sederhana, setelah disini, metodologi adalah gabungan antara filosofis dan metodenya. Sehingga di dalam bagian pertama slide ini, saya menjelaskan tentang prinsip-prinsip atau metodologi filosofi terhadap Sisyphus. Ini adalah definisinya diisi Jack Len, silahkan anda perhatikan. Nah, Sisyphus dan metodologi didefine oleh Jack Len dan Scholes sebagai an approach to inquiry into a problem situation perceived to exist in the real world. Jadi, sebuah pendekatan, kalau approach dari look and steps, inquiry seperti yang sudah kita jabarkan dalam proses ladder of inference mental model, ada inquiry and advocacy, ada investigasi, mempertanyakan dan memberikan penjelasan terhadap investigasi tadi.
Nah, yang menarik dari sisi chapter 9 schools ini adalah adanya kata-kata perceived to exist. Karena problem itu terbuat perception, bagaimana kita melihat sebuah problem. Seperti yang sudah saya jelaskan pula, sebuah problem yang bersifat sama bisa dilihat oleh orang-orang dengan problem yang berbeda-beda, padahal problemnya cuma satu tapi bisa dilihat dengan berbeda-beda karena yang namanya complex situation itu timbul akibat adanya perbedaan daripada definisi sebuah problem maka SSM sebenarnya mencoba untuk memastikan semua definisi yang ada dalam perbedaan views ini, terutama yang paling relevan, itu bisa ditampilkan dan didiskusikan sehingga kita bisa mendapatkan konsensus mana view yang paling dominan, yang perlu kita selesaikan yang akan mungkin menyelesaikan beberapa view lainnya dengan cara dibuat seperti berbagai macam definisi nantinya.
So, intinya, the core of SSM is to bridge the gap between the real world and the conceptual world of thought of those involved. Itu kenapa perceptions, the perceived to exist, ada di dalam definisi substance. Jadi, salah satu kompleksitas yang tibur itu karena adanya manusia, dan manusia itu memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap problem.
Ini yang tadi disebut tadi, ada perbedaan ini yang harus dilakukan. Ini adalah lebih ke filosofi, bahwa Jack Lund mengatakan bahwa kita harus membahas ini, dan ini harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum kita bisa menyelesaikan permasalahannya. Yang dia sebut sebagai ways of thinking about the real world. Di dalam sistem thinking, ini dikenal sebagai mental model. Mental model yang harus dikeluarkan dan didiskusikan untuk bisa menjadi sebuah grup mental model.
Nah, tentunya, sama juga dengan sistem thinking, problems yang suitable untuk S&M tidak semua problem. Problem yang paling penting adalah problem yang bersifat adanya manusia, adanya perbedaan persepsi, dan bagaimana sebuah perubahan dalam satu sistem akan berdampak kepada sistem lain, tapi kita tidak tahu bagaimana dampaknya. Nah, kita kembali ke dalam soft system metodologi 7 step-nya, jadi beberapa prinsip-prinsip dari checklist itu dibahas, menjadi sebuah diterjemahkan menjadi 7 langkah.
Yang paling penting tadi adalah membedakan antara real world dan bagaimana kita memandang soal real world, the system thinking about real world. Nah, distinguish between reality and the ways of describing how to think about reality itu penting karena nanti ini akan menjadi sarana buat kita saling berdiskusi untuk menyamakan persepsi yang seharusnya. Kalau sekarang kan di dalam dunia, kalau ada diskusi, kita harus menyamakan persepsi ini.
pada kenyataannya adalah Anda diminta untuk menyamakan ke orang yang menyebutkan bukan mendiskusikan persepsi saya dan persepsi Anda itu yang kata-kata itu yang dianggap tidak relevan prosesnya gimana? kalau proses menyamakan persepsi itu bukan ada satu orang yang mengajarkan kepada Anda tapi semua orang melihat persepsi mereka di dunia sebenar jadi fase 1 adalah paham situasi masalah ini yang dianggap sebagai basis dalam sistem pemikiran pula, dimana Anda Understanding by processing the data Anda mendapatkan data, mendapatkan Quantitative data, Anda mendapatkan Secondary data, primary data, dan lain sebagainya Terus ini diterjemahkan Sebagai ininya, disini Anda bisa Menggunakan tools Atau apa namanya Pendekatan-pendekatan seperti 5M, 5W1H System thinking Untuk mendapatkan understanding kepada Data-data yang Anda dapatkan, lalu Dibuat definisinya, pendefinisian Disini dia menggunakan alat Yang disebut sebagai rich picture. Rich picture itu adalah sebuah alat untuk memberikan gambaran secara tulisan, eh secara gambar terhadap apa yang Anda pikirkan.
Jadi Anda dipaksa untuk menggambarkan. Nah berbeda dengan kaos alubdiagam rich picture tidak punya sebuah aturan untuk menggambarnya. Tapi yang diharapkan harusnya ada adalah ini. Struktur, proses, atmosfer, manusia, isu, dan konflik.
Definisi rich picture adalah, nanti akan saya jabarkan, adalah sebuah gambar yang ditambahkan informasi di dalamnya. Jadi dia menjadi lebih rich because of information rich. Ini adalah contoh rich picture, di mana ada legend di bawah ini, yang penting harus ada legend di bawah ini.
Nanti akan saya jelaskan lebih dalam dalam proses detail SSM. Tapi intinya begini, kalau kita mencoba untuk menjelaskan seluruh proses ini dalam bentuk tekstual, mungkin dibutuhkan 3-5 halaman, tergantung sedetail apa Anda menjelaskannya. Tapi dengan sebuah rich picture, Anda selalu sudah mendapatkan overview terhadap seluruh proses yang ada di dalam permasalahan Anda.
Ini kekuatan daripada rich picture. Sama juga berbagai macam. Bagi Anda yang sudah punya pengalaman di quality management, Anda tahu ada namanya 7 tools dan 7 new tools.
Di mana 7 new tools adalah bersifat management tools. Di mana ide-ide ataupun diskusi-diskusi yang bersifat kualitatif dicoba di-transfer menjadi sebuah gambar. Sehingga orang mudah untuk memahaminya.
Ini karena terbiasa, ini suatu hal yang mungkin agak aneh buat Anda yang tidak, kita terbiasa menggunakan tekstual dalam melakukan diskusi dan menyampaikan pendapat. Tapi di negara-negara yang masih menggunakan huruf kanji seperti Jepang dan Cina, seperti lain sebagainya, mereka sudah terbiasa berkomunikasi dengan gambar dari tulisannya. Itu kenapa Jepang menciptakan mesin fax. Anda tahu mesin fax itu hanya diciptakan oleh Jepang karena mereka masih punya kendala.
menulis dalam bahasa tekstual dalam keyboard yang didesain oleh orang Amerika. Sehingga mereka menggunakan mesin fax. Mesin fax itu bisa men-transfer tulisan tangan mereka yang berbentuk gambar ke orang lain untuk bisa membacanya.
Dengan konsep yang sama, ini adalah sebuah simplifikasi dari sebuah permasalahan, model Anda, di mana Anda diminta untuk menggambarkan kondisi yang terjadi. Kalau saya jelaskan kira-kira seperti apa, Anda bisa tebak kira-kira seperti apa ceritanya. Jadi ada permasalahan di bagian production department untuk sebuah produk yang namanya carefree, sebuah produk sepatu, di mana diasumsikan prosesnya ada permasalahan di third stage yang ini, di mana ada peran di sini, ada production department, dan lain sebagainya. Siapa yang mengamati permasalahan ini adalah yang namanya MD, atau managing director, yang mendapat komplain dari marketing department, yang mendapatkan komplain mungkin dari customer-nya, di mana terjadi perbedaan. demand dan supply hampir 20%.
Di sisi lain, ternyata ada penurunan performance dari sisi si produk ini. Nah, itu aja sudah satu halaman mungkin kalau saya ceritakan secara tekstual. Nah, di bawah sini yang paling penting, yang harus ada dalam rich picture adalah legend.
Artinya, apa yang ada mau lakukan di sini. Sehingga ada beberapa buku yang mencoba menstandarisasi ini, walaupun secara relatif di rich picture tidak ada standarisasi. Ini disebut sebagai legend. Nah, nanti akan saya jelaskan dalam saat-saat kita detailkan tentang root definitions. Nah, setelah Anda mendapatkan yang namanya root definition, eh, Anda mendapatkan rich picture, dari rich picture itu, rich picture itu sebenarnya adalah kondensasi dari apa yang sudah Anda ketahui dari sistemnya.
Setelah Anda mendapatkan rich picture berdasarkan itu, maka Anda membuat yang namanya root definitions. Itulah root definitions yang akan saya jelaskan berikutnya, tapi intinya adalah kita tahu bahwa ternyata setiap orang itu memandang Apa namanya? Sistem sebagai persepsi yang berbeda-beda.
Ini ada sistem 1, sistem 2, sistem 3, yang memiliki perbedaan. Di mana nanti kita akan melihat perbedaannya, terus kita harus perubahan changenya supaya dia berjalan seperti ini, dan logika secara keseluruhan dari sebuah SSM. Nah, root definition adalah sebuah kesadaran, kalau kita menjelurkan akarnya, bahwa sebuah akar yang ada di bawah sini, akan menimbulkan, kombinasinya akan menimbulkan pohon yang ada di atas sini. Sehingga kita harus realize, bahwa definisi-definisi yang kita kumpulkan, data-data yang kita kumpulkan, pada akhirnya akan menciptakan sebuah pohon. Namun, permasalahannya adalah pohon yang ada di sini akan berbeda-beda.
Tapi perbedaan-perbedaan itu penting untuk harus kita akomodasi. Jadi, bagaimana kita mendefinisikan supaya kita tahu bahwa pohon ini adalah hasil daripada root yang ini? Kita buat namanya root definition. Yaitu adalah sebuah statement sederhana A system to do X by Y to achieve Z.
Dimana di dalam rootnya, itu yang kita kerjakan namanya catwalk, struktur dari rootnya. Yaitu customer, actors, transformation, vault and scout, paradigm, owner, dan environment. Vault and scout ini kata-kata berasal dari bahasa Jerman, kalau tidak salah. To help defining and clarity the definition. Jadi ini satu proses yang interaktif, bahwa Anda mulai dari sini, tapi Anda juga proseskan di sini.
Karena to do X ini mungkin berasal dari transformation. Achieve Z mungkin didapatkan dari customer atau dari sisi paradigm, ownernya. Buy Y itu biasanya melihat dari sisi transformasi.
A system to do that ini adalah berasal dari paradigm yang Anda akan dapatkan. Jadi ini dibangun dengan bantuan K2. At the same time, K2 juga menjelaskan daripada root definition. Jadi Anda tahu bahwa root definition adalah definisi akar dari sebuah sistem yang kita akan buat.
Kita tahu bahwa akarnya yang sama bisa menimbulkan sistem yang berbeda-beda. Ini kondisi yang disebut sebagai multidimensionality. Tadi kita hanya melihat yang hitam saja, misalnya kita lihat ini adalah abu-abu, bisa menghasilkan sebuah pohon yang warnanya ini, pohon yang warnanya ini, dan pohon yang warnanya ini.
Nah, artinya perubahan konteks akan mengubah lingkungan yang berada di dalam input, process, output, dan feedback. yang paling penting adalah proses atau transformasinya sehingga dengan cara demikian kita sadar bahwa setiap root definition atau akar itu akan bisa menghasilkan beberapa root definition yang berbeda-beda so each root can combine to create a different thing they can be similar but could have a different definition of the system dari sini kita akan melihat bahwa one of the major problems in problem solving masih ingat ya, bahwa different views of the problem no observer is 100% committed to just one view So, we should develop each model for each views. Lah, Pak, bisa ada 5 atau 6 dong?
Iya, tapi kan sebenarnya akhirnya kita harus lihat bahwa tidak semua akan signifikan. Ada hanya 2 atau 3 view yang mungkin signifikan dalam konteks permasalahan yang kita langsungkan. Artinya, kita pilih mana yang major commonality to the relevant stakeholders atau significantly important.
Kita sendiri, kalau memang ini diketahui dalam bentuk grup, harus menanyakan kepada grup, kita nggak mungkin kan menyelesaikan semua views-nya. Bisa kita memilih maksimum 3. Kembali, individual observer akan memiliki perspektif di mana perspektifnya akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Sehingga setiap perspektif harus diberikan tempat dan ini yang disebut sebagai different kind of root definition.
Ada RD1, ada RD2, ada RD3, tergantung dari jumlah view yang signifikan yang mau Anda lakukan. Sehingga, kenapa... Ketika Anda menggunakan yang ini, maka input process feedback-nya pun berbeda.
Anda menggunakan ini, maka input process feedback-nya pun berbeda. Anda menggunakan ini, maka input process feedback-nya pun berbeda. Nah, karena kembali SSM berfungsi untuk mendapatkan action of improvement, maka yang menjadi fokus adalah proses-proses yang harus ada di dalam setiap root definition yang ideal.
Proses-proses ini kita kumpulkan secara total. Ini menjadi alternatif of activity of improvement, yang disebut sebagai transformation process. Transform to what? Untuk mendapatkan ideal state of the system yang berasal dari root definition yang ini.
Itu adalah definisi daripada soft system methodology. Nah, ini adalah contoh daripada root definition. Sebuah perusahaan telekomunikasi memiliki sebuah sistem untuk memaksimalkan nilai firma dengan mencapai keuntungan jualan dan efisiensi operasi sehari-hari.
Ini dikonfirmasi dan dijelaskan oleh CatWall. Ini adalah definisi CatWall. CatWall itu berasal dari customer yang mendapatkan dampak daripada transformasi, aktor yang melakukan transformasi, transformation adalah proses yang mengubah input menjadi output, Walton's Count, yang itu paradigma, cara pandang atau kerja membuat makna konteksual dalam root definition, owner yang memiliki kepentingan terbesar dalam transformasi bisa jadi dari owner dari sistem secara sederhana atau environment, elemen luar yang mempengaruhi tapi tidak bisa kita kontrol atau melakukan kontrol terhadap kita tidak bisa mengontrol terhadap environment tersebut nah berdasarkan catwalk tadi maka kita melihat bahwa ini adalah fungsi utama, definisi fungsi utama daripada sebuah telekop yaitu adalah untuk menciptakan keuntungan buat para shareholdernya.
Berbasis fungsi utama ini, maka ini adalah cut-wall-nya. Untuk bisa mendapatkan keuntungan, dia harus memperhatikan community atau konsumennya, shareholders dan company, aktornya tentu adalah CX Telekom, transformasi yang dilakukan adalah pada business operations-nya bagian Telekom, yang dilihat sekarang ini dalam bercelan orang shareholder adalah market value, owner-nya tentu adalah shareholders, environment-nya adalah business environment. kira-kira begitu pendefinisian daripada root untuk x.com nah setelah mendapatkan kondisi ideal atau fungsi ideal atau proses ideal yang harus dilakukan oleh sebuah sistem kita akan melihat bahwa sebenarnya apa saja sih subproses yang harus dimiliki supaya proses yang ideal tadi, proses untuk mendapatkan kondisi ideal itu harus ada jadi identifikasi ada di 98 dimana kita memberikan konektivitas antara satu dengan yang lain dengan asumsi bahwa kalau kita mau kenal ini kita akan harusnya bisa mendapatkan ini, ini akan kita selesaikan untuk mendapatkan yang ini, ini juga akan mempengaruhi ini, mendapatkan ini, jadi output dari proses ini akan menjadi input dari proses 2 ini, eh 3 ini, 1, 2, 3, ini akan menjadi sebuah proses, lalu menjadi output di sini, ini menjadi proses, lalu menjadi output di sini, di mana semuanya adalah dalam rangka redesign the process. Jadi dalam proses ini wajib ada di dalam root definitions yang kita akan lakukan.
Supaya dia menjadi sebuah sistem, maka kita harus memastikan bahwa dia memiliki monitor dan kontrol, karena itu adalah sebuah ciri-ciri sistem, kemampuan untuk melakukan feedback. Jadi semua proses yang Anda dapatkan, Anda harus tambahkan terakhir adalah monitoring and control untuk semua proses yang ada di dalam sistem tersebut. Checklun memberikan beberapa, Checklun penulis dari SSM, kalau saya bilang Checklun itu bukan cek tanah, tapi maksudnya penulis dari buku ini.
Mengatakan bahwa untuk model development itu sebenarnya sudah mulai masuk ke dalam proses mengidentifikasi dunia yang model, model dalam konteks ini adalah model yang ideal. Maka dia bisa melihat, coba lihat beberapa sisi, seperti apakah ada purpose-nya, apakah ada cara untuk melakukan assessment kinerja, bagaimana disen prosesnya. Proses-proses ini yang biasanya ada di dalam dunia bisnis, adanya causality dan lain sebagainya.
Lalu dia tanya, Ya, ya. pada saat ada mendevelop proses itu, ya tuliskan aja dulu kira-kira apa yang harus dilakukan dengan skala yang sama, dengan menggunakan kata-kata predikat objek lalu dicari mana yang bisa dilakukan bersamaan, mana yang merupakan tergantung dari output dari proses yang lain sedemikian rupa, sehingga akhirnya bisa mendapatkan sebuah gambar yang ada di sini kita grab gitu ya kembali dalam subsistema metodologi, kita sudah tahu ke dalam sebuah root definition yang akhirnya mendevelopment maka kita akan mendevelop yang namanya comparison dimana kita biasanya mengkomparasi model dengan dunia nyata kita cek aktivitas-aktivitas mana yang harusnya ada jika ada, kita tulis aktivitas yang tadi, 8 yang kita dapatkan misalnya apakah ada atau tidak dalam dunia nyata jika tidak, maka simple, do it jika ada, bagaimana aktivitasnya dilakukan dan bagaimana diukur, karena kemarin ada control monitoring nah yang menarik dari sisi SMA ini adalah dia punya 2 bagian Bagian pertama adalah komponen analisis, yang kedua adalah interaction analisis. Jadi ini sudah masuk ke sistem thinkingnya, ada interaksi ya.
Terus dia ngecek bahwa satu dan dua kan harusnya terhubung. Bagaimana cara hubungannya? Ada nggak existingnya? Bagaimana dilakukan? Misalnya apakah ada meeting harian, meeting mingguan, atau Anda menggunakan sebuah sistem informasi bahwa ada email, ada process flow yang terjadi, dan lain sebagainya.
Terus bagaimana mengukur meeting-meeting tadi? Terus apa yang harus dilakukan? Oh, misalnya kalau tidak ada meeting untuk menghubungkan, ya Anda harus bikin meetingnya.
Nah, dua tiga terhubung sama aktivitas keempat. Bagaimana itu dihubungkan? Bagaimana dilakukan?
Apakah diukur hubungan tadi? Dan seterusnya. Jadi, dua bagian dalam sistem SSM ini yang menarik untuk menjadi eksplorasi, karena tidak hanya bahas soal komponen di sini, tapi juga interaksi antara komponen.
Ini contohnya, evaluate market position, apakah ya, good or bad, not so good. Jadi, tabel-tabel ini sebenarnya tidak ada ketentuan tertentu, tapi lebih kepada proses evaluasi atau assessment. Jadi, ini bisa ditambahin lebih lengkap dibandingkan yang saya jelaskan tadi.
Ini adalah contohnya, kalau no jelas ya, tinggal langsung bikin. Tapi, kalau hubungan juga sama, apakah ada, jika ya, not so good, maka Anda harus improve. Nah, seperti yang dilihat tadi, Ini berbasis kepada gap yang ada antara dunia nyata dengan dunia model Anda. Sehingga berbeda dengan quality improvement yang fokus kepada permasalahan yang bersifat negatif, kalau di sini kita ngomong terhadap gap antara kondisi ideal.
Kita ciptakan dulu ideal condition-nya, baru kita evaluasi. Di quality management, kita langsung fokus kepada tidak idealnya dulu. Tidak perlu mencari ideal condition terlebih dahulu.
Sedangkan di dalam SSM atau system thinking secara keseluruhan, kita mau mendapatkan idealnya terlebih dahulu seperti apa dengan cademik atau gap. Nah, ini adalah semua saran untuk melakukan action to improvement berbasis kepada prinsip SSM. Inilah kenapa SSM menjadi penting dan kenapa ini menjadi lebih baik di SSM karena view study, bahwa ketika problem itu memiliki perspektif yang berbeda-beda, semua actionnya bisa dikumpulkan sedemikian rupa sehingga kita bisa mendapatkan aktivitas-aktivitas yang bersifat lebih menyeluruh atau integratif dibandingkan dengan hanya menggunakan satu view saja.
Lalu tentu setelah itu Anda coba aktivitas pemacalahan, didetailkan seperti apa, projeknya seperti apa, aktivitasnya, tentu dikembalikan ke dalam ininya. Nanti saya jelaskan apa maksudnya honor analysis, social assimilation, dan sebagainya di dalam materi tentang detailnya kami dahulu. Tentunya setelah dirancang dengan lebih baik, maka Anda melakukan aktif perbaikan, monitor, dan kontrol pada AC7, termasuk seperti PDCA kembali, Anda merestart siklusnya. Jika berdasarkan prinsip-prinsip tadi, kenapa SSM bisa meng-embody system thinking? The steps were designed to explore problems in a systemic way.
Ada komponen, ada koneksi, ada masalah views, ada pembedaan antara dunia mental model dan real world. Sehingga ini semua dari situation definition, root definition, mental model, itu semua memberikan embody serta system thinking yang SSM. Sehingga SSM bisa dikatakan sebagai sebuah... Approach yang valid secara akademis untuk meng-embodis yang namanya system thinking. Nah, secara umum, sebenarnya di SSM ini kita bisa melihat bagaimana problem solving basic methodology using system thinking.
Perbedaan utama, seperti yang sudah saya sebutkan tadi, antara system thinking dengan quality management adalah kalau di quality management kita fokus ke dalam apa yang salah atau kita apa yang gap terjadi. Kalau di system thinking kita mulai dengan... apa yang harusnya ideal terjadi. Jadi kita mulai dengan ideal condition, kita lihat identifikasi komponen dan koneksinya, lalu kita dapatkan kondisi saat ini, gap antara hal ini dengan ini, kita jadikan sebuah gap analisis, kemudian gap ini kita jadikan sebuah implementasi, dan akhirnya kita buat monitoring dan check. Salah satu yang harus wajib ada dalam semua sistem adalah monitoring dan control.
Jadi itu yang disebut sebagai problem solving basic methodology using system thinking. Tidak harus menggunakan SSM, tapi secara relatif selalu ada kondisi di mana Anda mencoba menjadi kondisi ideal terlebih dahulu dibandingkan dengan kondisi saat ini, seperti yang sudah saya jelaskan di konsep model based management. Nah, bagaimana detail steps-nya? Di dalam detail steps ini kita akan menggunakan contoh sebuah problem yang namanya pub atau bar di Inggris. Di mana kita tahu orang Inggris itu suka sekali minuman alkohol, mereka suka punya kecenderungan memiliki.
konsumsi alkohol per kapita tertinggi di dunia sehingga sebuah pub itu biasanya tempat dimana mereka akan minum-minum sambil bersosialisasi seperti kalau kita sekarang adalah warung tegal kalau di kita tanpa ada alkohol disana dengan alkohol ketika sebuah pub itu akan memiliki permasalahan yang berjifat kompleks dan kita akan melihat dari berbagai macam sisi nanti saya jelaskan seperti apa tapi kayaknya itu detail stepnya mungkin ada beberapa hal yang akan saya ulang-ulang jadi saya mohon maaf karena memang ada overlapping antara prinsip dan detail stepnya Lalu yang berikutnya kita akan ngomong soal Critics of SSM. Mari kita mulai dengan detail steps-nya. Langkah pertama adalah Understanding Problem Situation.
Ini sebenarnya langsung sudah banyak kita jelaskan di sistem thinking. Metode-metode yang ada di sistem thinking bisa Anda pakai di sini. Template-template yang ada di sistem thinking juga Anda bisa pakai di sini.
Kita mulai dengan Problem Situation Considered Problematic. Di sini ada data-data yang harus kita kumpulkan. Istinya adalah kita harus mengeksplorasi permasalahan dari segala pandang. Kata-kata eksplorasi memberikan sebuah makna bahwa dia harus menggunakan kata-kata pertanyaan, inquiry. Tentunya kita ingin tahu tentang permasalahannya.
Nah, inquiry process tidak selalu terjadi otomatis, kita sadar ini. Terutama kalau kita harus melihat masalah itu ternyata berulang-ulang dan kita sudah terbiasa menghasilkannya. Sehingga inquiry process harus terjadi, kita harus men-trigger-nya, terutama jika itu berhubungan dengan permasalahan yang bersifat penting. Nah, kalau kita bicara properties of five systems, masih ingat ya, maka secara relatif kita harus menggunakan inquiry pertanyaan-pertanyaan, yang mengeksplorasi boundaries, yang mengeksplorasi emergence properties, yang mengeksplorasi purpose, ini adalah pertanyaan-pertanyaannya, kita lihat, feedback dan control mechanism, sama dynamics dimension. Kembali, ini agak fokus spesifik di SSM, adanya feedback dan control mechanism ini.
yang juga penting dalam ini ya, Stradynamic Definitions. Nah, inquiry process in SSM is to create a different model of the problem. Seperti yang kita lihat tadi, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap sistemnya. Anda sebagai manusia, di dalam kelas ini, misalnya Anda sebagai mahasiswa, tapi Anda keluar dan pulang ke rumah, Anda adalah kepala keluarga atau menjadi pendamping kepala keluarga, apa namanya, Anda juga sebagai seorang anak dari orang tua Anda, berapa pun usia Anda, Anda juga sekolah adik dan sekolah kakak. Jadi yang namanya manusia itu sudah pasti timbul dengan multidimensionality.
Dan kalau kita nyaman-nyaman di sisi saja, maka kita tidak akan mendapatkan gambaran yang utuh terhadap masalahnya jika itu terjadi. Sehingga the perceived real world situation problems itu akan mendapatkan alternatif-alternatif model terhadap problem yang kita hadapkan. Ini nanti akan menjadi yang namanya RD atau root definitions. Di setiap model ini, punya activity of solutionnya, sehingga kita bisa comparison antara kondisi ideal yang model kita punya ini dengan kondisi nyata ini untuk mendapatkan actions to improve, kembali fokus kita adalah untuk mendapatkan actions to improve, dimana proses comparison ini, kalau dilakukan dalam tim, melakukan sebuah proses yang debate, structure debate, terhadap apa yang terjadi di dalam kondisi nyata nah Bagaimana mengekspresikannya?
Kadang-kadang kita mengumpulkan sekian banyak data, kita baca berbagai macam data, kita mendapatkan informasi ini, kita melihat ini, kita baca report-nya, kita baca strategic planning, kita baca ininya. Bagaimana kita melakukan proses untuk mengkondensasi semua hal yang gampang kita bisa jelaskan ke orang lain? Atau kita bisa pahami? Maka kita menggunakan di dalam SSM disarankan untuk menggambar.
Menggambar permasalahannya Anda. Tapi bukan sembarang gambar, tapi gambar yang... kaya dengan apa?
kaya dengan informasi karena gambar ada kaya dengan informasi maka dia menjadi bernama rich picture atau gambar yang kaya informasi gambar yang kaya informasi yang namanya rich picture ini a drawing of pictures which reach information in it dimana informasi yang sebaiknya ada mencakup bagaimana struktur daripada permasalahan proses yang ada yang paling penting dalam permasalahan tidak semua proses mungkin aja penting aja ada bagaimana atmosfer yang ada Bisa tuliskan di situ bagaimana manusia memandang permasalahannya, bagaimana isu diekspresikan oleh manusia, dan apakah ada konflik. Yang kalau dalam SSM biasanya bentuknya adalah sebuah gunting seperti ini. Ini adalah maksudnya struktur, formal organization, physical aspect.
Ini adalah maksudnya proses, bagaimana dia berkehubungan, apakah ada hard and soft aspect, apakah ada social roles, dan lain sebagainya. Maksudnya apa Pak? Artinya Anda coba menggambarkan ini menjadi satu halaman gambar. baik secara tekstual anda jelaskan atau memberikan icon-icon tertentu tapi kalau anda bukan dengan icon-icon tertentu, anda harus pastikan anda punya legend disitu ini adalah contoh bagaimana kita melihat sebuah permasalahan tentang mungkin call center ya ada advertising disini tentunya ini fungsinya adalah untuk menjelaskan ke orang lain jadi mungkin saya tidak bisa memahami ini karena ini tidak dijelaskan kepada saya tapi orang yang memiliki permasalahan ini atau grup yang sedang memandangi ini dia akan mengerti ini apa tanpa harus anda berdua cerita kembali dengan panjang lebar tapi yang penting disini yang saya melihat ini adalah simbolnya, ini adalah simbol yang direkomendasi oleh SSM kalau Anda menggunakan kesamaan simbolnya berbeda dengan CLD dimana memang itu didesain untuk berkomunikasi tanpa harus tahu satu dengan yang lain misalnya jadi saya bisa membaca CLD Anda kalau Anda bikin paper orang di Amerika bisa membaca CLD Anda karena ada semacam ketentuan bagaimana membaca CLD untuk list picture tidak ada dan karena tidak ada, memang dia melekat kepada orang-orang yang melihat permasalahan tersebut sehingga karena pernah ada sebuah usaha untuk membuat risk picture itu menjadi sebuah standar dengan memberikan yang namanya ini apa namanya, contoh-contoh seperti ini tapi kembali, ini juga akhirnya tidak berlaku karena kehilangan meaningnya karena memang tok kalau Anda menyesalkan permasalahan karena kan dalam tim Anda ya cuma tim itu saja yang tahu permasalahannya kalau memang orang lain ingin cerita, ya Anda tinggal bawa ini Anda ceritain ke orang lain lalu Anda transfer ini ke dalam teksnya tapi kembali kekuatan daripada SSM ini adalah ketika Anda lihat di sebuah cerita ini digambarkan semua permasalahan yang kompleks tadi menjadi sebuah gambar semacam ini, satu halaman saja satu hal yang mungkin kalau diketik atau diceritakan butuh waktu lama, bisa satu jam kalau diketik mungkin butuh 10 halaman atau 15 halaman Ini contoh yang akan kita pakai. Jadi kalau di dalam contoh ini, saya bisa jelaskan karena memang saya sudah baca ini ya, kasusnya ya.
Ada sebuah pub dengan namanya lucu, The Cat and the Woe. Di mana dia punya konflik. Simbol konflik ada ya.
Antara berbagai macam stakeholders atau multi-actor. Si The Pub ini memiliki supply chain dari breweries atau pembuat minuman. Di mana dia akan mengirimkan barang.
Dia berharap profit, jadi dia memandang The Pub ini adalah silahkan distribusi penjualan dia. The Pub ini tentu memiliki tenant atau landlord, karena dia tidak punya sendiri bisnis The Pub ini, dia menyewa. Menyewa ini tentu dia akan nanya, apakah saya punya pendapatan yang cukup dari Anda yang menyewa Pub saya.
Tentu hal yang sama bertanya juga pada employees. Employees memandang The Pub sebagai tempat untuk bekerja. Kalau ini tempat untuk mendapatkan keuntungan, tempat untuk mendapatkan keuntungan, dia mengatakan bahwa ini tempat saya bekerja. Kalau saya bekerja, maka dia memberikan gaji kepada siapa.
Dari sisi masa customer, ini ada tempat untuk hangout, untuk saling berkomunikasi, jadi improve social activities. Customer ada yang regular, ada yang casual, yang datangnya hampir tiap hari datang mungkin ya, ada yang cuma seminggu sekali datang atau dua kali. Terus ada lagi yang kompetisi, other pubs, bahwa dia memberikan konflik. Dia berkonflik kepada misalnya si polis Karena kalau udah customer yang mabok kan dia harus datang Sehingga kadang-kadang polisi kalau udah tau tempatnya pub Menyiapkan diri atau malah tidak mau datang Nah kalau udah orang mabok dan lain sebagainya Mereka bentrok sama komunitas Kenapa? Karena ada suara, disturbance, dan convenience Sehingga The Pub ini ternyata Punya berbagai macam permasalahan kompleks Yang perlu diselesaikan Nah Itu adalah problem situation di-express dari sisi The Pub, yang mungkin berasal dari berbagai macam sumber ya, artinya si problem si The Pub ini adalah berasal dari koran, Anda baca internet, berasal dari laporan polisi, berasal dari strategic plan-nya si The Pub, dan lain sebagainya.
Tapi Anda ekspresikan dalam bentuk rich picture yang sudah saya jelaskan tadi. Sekarang kita lihat, sebenarnya ada beberapa definisi sih sistem ini seharusnya bersifat ideal atau root definition-nya seperti apa. Nah, root definition kalau saya jelaskan ulang adalah mencari, mencoba untuk mencari proses-proses apa yang harus penting untuk mencapai kondisi ideal di fungsi daripada rate definitions proses ideal apa? proses ini dalam bahasanya checkline, itu sebagai transformation sebagai contoh, kita tahu bahwa ada kondisi tidak ideal ini kita ingin dapat kondisi ideal ini apa yang harus dilakukan secara garis besar di dalam prosesnya?
sama ini seperti apa? sama ini seperti apa? nah asumsinya Proses-proses ini akan menciptakan sebuah sistem. Sistem itu didefinisikan dalam root definition, a system to do X by Y to achieve Z.
Jadi dia akan melakukan yang ada di sini untuk mendapatkan ini. Jadi itu prinsipnya ya. A system to do Y to do X by Y to achieve Z.
Y itu adalah prosesnya yang di sini. Sorry, to do X itu mendapatkan outputnya. To achieve Z adalah goalsnya.
Ini adalah catwalk explanation, detailnya seperti ini, the customer, who is the system operated for, who is the victim based on the system, aktornya siapa, transformationnya adalah apa, worldview, perspektifnya apa, karena setiap proses akan tergantung daripada worldviewnya seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, ownernya adalah siapa, pemilik keadaan sistemnya, dan environmentnya seperti apa, on-scene yang harus membuat sistem tadi bisa beroperasi atau tercegah untuk teroperasi. Nah, POP as a system. as a simple, permasalahannya tadi kan saya jelasin rich picture-nya ya permasalahannya ternyata adalah dari sistemnya The Pub ini kita mendapatkan bahwa The Pub has been losing customer and money but nobody knows why kita buat tadi, ini pertanyaannya kita buat sistemnya seperti apa Nah, mari kita lihat definisi pertama yang kita lihat berhubungan dengan losing money, yaitu adalah customer views.
Dari sisi customer views, maka root definition-nya adalah a system owned by the publican, ini adalah yayasan yang punya namanya publican gitu ya, and operated by the employees, visiting entertainers, and customers of the public house. That identifies and satisfies the needs of customers for affordable drinks and entertainment. Ini adalah owned, ini adalah tujuannya.
In an environment that influences customers'socializing and drinking preferences, constrained by legal environments, local opinions, and public facilities. Nah, statement ini tidak langsung jadi. Anda harus belak-balik dengan melihat catwalk-nya. Walaupun setelah jadi, dua-duanya dipansutan sebagai satu hal yang saling melengkapi. Anda cek, benar nggak ini adalah customer-nya?
Oh, benar ada di dalam sini. Atau Anda bingung, apa yang harus saya lakukan ya? Maka Anda lihat bahwa, apa namanya?
Customer-nya siapa? Eh, sorry, aktornya siapa? Siapa yang memiliki ini? Kita lihat dari aktornya. Transformasi adalah apa yang dilakukan?
Yaitu adalah ini. Untuk mendapatkan satisfied dan identifikasi. Kita pindahin ke sini. Lalu, ini perspektifnya apa? Kayaknya sini perspektif.
Kalau kita ngomong kayak gini, perspektifnya adalah ini. Customer. Walaupun di judulnya udah ketahuan, tapi kan awalnya tidak. Saya buat seperti ini, Anda lagi mencari.
Ownernya jelas, the publican. Environment-nya jelas, ini Anda tulis dulu, harus Anda transfer ke sini, atau sebaliknya Anda balikkan lagi ke sini. Jadi dua sisi ini harus saling melengkapi.
So, Anda setuju nggak bahwa pub bisa dilihat sebagai tempat oleh customer untuk menyenangkan dirinya? Di mana ada customer, ada actor-actor lain yang bekerja di dalam ininya. Tapi apakah sebuah pub hanya bisa dilihat di customer?
Kan tidak. Kalau kita bicara secara financial problem, maka kita harus melihat dari sisi misalnya adalah employee view. Employee view memandang, the pub bukan sebagai tempat untuk mendapatkan hiburan, malah mendapatkan ketidakhiburan, yaitu adalah bekerja.
Dalam perspektif employee view, a system owned by the brewery, karena dia melihat bahwa ternyata pub itu tidak menghasilkan uang, yang menghasilkan uang itu sebenarnya adalah brewery. Kalau brewery yang mengetok duit saya, maka saya tidak mengajian ke pubnya. Apakah boleh?
Ya tentu boleh. Ini kan masalah persepsi. Operated by the customer and employees of the public house. That identifies and satisfies the needs for employees for income and visible of work.
Ini sudah berbeda ya, tujuannya bukan lagi untuk menyenangkan customer, tapi memberikan saya gaji. Di mana lingkungannya adalah competition of star resources, jadi mereka berebutan terhadap pelayan yang baik, constrained by employment and tax regulation. Seperti yang Anda lihat, di sini sudah berbeda definisinya.
Kita konfirmasi dengan catwalk-nya juga berbeda, tapi yang Anda lihat di sini jauh berbeda dibandingkan ininya. Dengan definisi yang pertama. Sama dengan saya, sama dengan Anda, di kampus bagi saya adalah tempat bekerja.
Di Anda, ini adalah tempat mendapatkan gelar. Karena mendapatkan gelar buat Anda adalah penting untuk meningkatkan karir Anda dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan Anda secara umum dan keluarga Anda. Jadi perspektif Anda berbeda dengan perspektif saya. Nah, itu yang menjadi penting dalam root definition. So again, RD has two parts.
One sentence RD dan Keto. ini adalah penjelasannya ini penting, karena memang akhirnya kita sadar dalam sistem thinking itu, perbedaan persepsi yang menjadi basis dari kompleksitas sebuah sistem, sehingga lebih baik kita mencoba mengklarifikasi apa namanya masing-masing mengklarifikasi persepsi dari masing-masing bahkan beda-beda, Pak nah, itu paunya Anda menyadari ada perbedaan persepsi tadi Anda membaca persepsi orang lain orang lain juga membaca persepsi Anda Dengan cara kita melakukan grid definitions, kita mengidentifikasi model-model apa saja yang eksis dalam memandang sistem tadi dalam perbedaan-perbedaan persepsi tadi. Ketika itu dikeluarkan, ketika itu didiskusikan, kita sudah masuk ke dalam pemahaman sistem yang lebih utuh. Walaupun RD in the end akan dipakai kebanyakan untuk mengidentifikasi transformasi apa yang harus dilakukan dan proses-proses di dalam transformasi tadi. Kita masuk ke dalam conceptual model.
Conceptual model dalam model development RD adalah untuk, eh dalam model SSM adalah untuk mendapatkan Transformasi besar yang akan menjadi sebuah action yang harus kita lakukan. Sehingga penggambaran model, conceptual model is the source of the activities that the system in the root definition must perform. Bubbles, the inputs and outputs yang biasanya harus ada di dalam model tadi.
Biasanya kita menggunakan kata-kata efficient, effective, and excellence bagi Saswani Benchmark. Tapi isinya adalah map of activities sama dengan transformation. Jadi, sistem konsep, there must be communication and control mechanism untuk feedback loop.
Karena kita tahu bahwa sistem konsep itu pasti ada yang namanya feedback loop, jadi selalu ada tambahan, yaitu ada tambahan itu berupa garis yang mengatakan monitor dan control. Jadi ini harus ada dari semua sistem yang ideal. Itu maunya si SSM.
Nah, ini contohnya, sistem konsep, karena ada yang namanya proses di dalamnya. Ada satu proses yang namanya monitoring, ini pentingnya, take control, kadang-kadang juga ditambahkan dengan measurement, karena kadang-kadang ada organisasi yang tidak mau diukur sama sekali. Tapi yang paling penting dua ini, ini bisa ditambahkan saat yang mereka anda lakukan. Tapi intinya adalah sistem yang komplit itu ada unsur informasi, ada unsur output, ada unsur resources, dan ada unsur target. Dengan definisi buat transformation proses adalah sebuah kumpulan daripada aktivitas, maka dia harus memiliki sebuah rule yaitu input dan output.
Istilahnya adalah Pertanyaan untuk mendapatkan ini adalah What must be done to reach the output? What must be done to make the output available? And what has to be done to acquire the input?
Sebenarnya ini contoh daripada ini ya Apa namanya? Yang saya sebutkan tadi Konseptual model template-nya Identify constraints Find out relevant information Planner ini adalah template untuk mendapatkan konseptual model Obtain resources Organize industry Langkah-langkah umum Yang biasanya harus dimiliki dalam sebuah bisnis Karena kita harus mencari informasi yang relevan Apakah itu customer demand, apakah itu adalah supplier capacity kita identifikasi constraint-nya itu adalah aktivitas yang harus Anda lakukan perencanaan adalah sebuah aktivitas obtain resource, oh saya harus outsourcing saya harus beli ini, atau kita organisasi Anda melakukan planning, melakukan project building dan lain sebagainya, ini bisa Anda pecah-pecah kembali, tapi secara umum ini hubungannya ke sini ini hubungannya ke sini, ini hubungannya ke sini ini agak-agak, jadi kalau Anda kebingungan bagaimana Pak saya mendrival konseptual model ini adalah contohnya, tinggal Anda ganti-ganti kalimat-kalimatnya disesuaikan dengan permasalahan Anda. Lalu yang terakhir, nanti ada tambahin tiga hal ini, ada konsep monitoring, take control, dan establish performance measurement. Misalnya kayak gitu ya, jadi ini adalah sebuah template yang bisa Anda pakai untuk ngedevelop konseptual model.
Nah, kembali, ini adalah customer root definition, yang tadi sudah saya depankan adalah RD1. Ini adalah contoh root definition untuk customer base. Ini adalah root definition 1. Ini adalah catwalk yang menjelaskan daripada ini. Inilah conceptual model untuk menjelaskan apa yang ada di dalam ininya.
Bahwa aktivitas-aktivitas saat ini, 5, 4, 5, 6 ini, dan 7 harus ada di dalam sistem yang akan kita lancang berbasis kepada root definition yang ini. Nah, template ini juga saya sarankan Anda pakai ketika Anda mengerjakan tugas SSM, di mana nanti Anda dapat root definition ini, Anda harus dibawahnya adalah catwalk, di sini adalah conceptual model yang Anda lakukan. Jadi saya bisa dengan mudah dalam satu halaman melihat. konsistensi antara konseptual model Anda dengan root definition Anda yang dijelaskan oleh Cardwell dan seterusnya.
Jadi format ini adalah format untuk semua tugas untuk SSM nantinya yang menjelaskan perpindahan dari root definition kedua ini. Tapi ada root definition kedua ya, root definition kedua adalah dari sisi employee. Ini ada di employee, definisinya seperti ini, dijelaskan oleh Cardwell seperti ini, Anda silahkan baca, dan konseptual modelnya berbeda.
Aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan juga berbeda dengan ada monitor control di sini. ada 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 diberikan tadi kalau salah 6 atau 7 nah inilah rulesnya CM must be constructed from the words in RD without resources to specific situation kemudian since the activity could be the source of RD and expansion to a level, sufficient words should be needed a rules represent accumulated dependencies and temporary addendances should be different format jika dilakukan Saya tidak akan banyak detail disini karena akan membuat Anda tambah bingung, silahkan bikin saja dalam versi Anda. Tapi intinya adalah, textualnya penting, arrow juga penting. Ini contoh yang sudah saya sebutkan tadi.
Ini adalah cara untuk mendapatkan measurement-nya. Kalau tadi Anda diserahkan, paling gampang adalah melihat efekasinya, efisiensinya, maupun efektivitasnya. Oh, saya tadi ngomong excellence ya.
Efekasi, efisiensi, dan efektivitas. Berikutnya, setelah kita mendapatkan ciri-ciri yang ideal daripada sistem yang kita akan kembangkan, maka kita perlu masuk ke dalam angka kelima, yaitu meng-comparison antara model dan real world. Comparison between 2 and 4. Nah, di dalam tabelnya yang sudah saya jelaskan tadi, kita membuat tabel ini. Aktivitas-aktivitas yang ada dan tidak ada kita evaluasi dengan contohnya adalah dengan kolom-kolom seperti ini, yang bisa Anda tambahkan kolomnya sepersuai dengan kebutuhan Anda.
Kita pilih dua bagian. bagian komponen dan bagian konektivitas dalam konteks seperti ini, how things are actually done dengan what ought to be. Nah, comparison dari sisinya Ceklan mengatakan Anda bisa menggunakan empat pendekatan.
Melalui diskusi, bertanya, melihat masa lalu, atau langsung menggunakan model sebagai overlay-nya. Ini adalah, apa namanya, rekomendasinya Ceklan. Ini biasa dipakai untuk diskusi. Mana ya seharusnya yang kita lakukan, dan sebagainya ini yang harus dilakukan. Selanjutnya, dengan pertanyaan-pertanyaan sendiri, untuk setiap aktivitas dari CM ditanyakan untuk mendapatkan ini, pertanyaan-pertanyaan untuk setiap aktivitas, dan diskusikan bersama-sama.
Pada C, kita lihat apa yang terjadi, aktivitas-aktivitas apa yang harus terjadi dalam ininya, atau kita langsung menggunakan model sebagai basis untuk melihat mana yang kurang dan mana yang harus kita kembangkan. Seperti yang sudah saya jelaskan dalam model-based management. Nah, Excelate Analysis biasanya dilakukan untuk melakukan dekomposisi kepada konseptual model aktivitasnya sampai akhirnya kita mendapatkan aktivitas yang penting atau kita coba ubah.
Jadi, tidak pernah CM itu sebenarnya dalam dunia yang multi-aktor itu langsung jadi. Anda akan refine, refine, refine sampai semuanya setuju terhadap apa yang harusnya Anda lakukan. Sehingga it will require a great deal of time and effort. Tapi karena nanti Anda dalam tugasnya tidak akan banyak bertemu dengan orang lain untuk melakukan CM ini, mungkin berarti harusnya tidak segitu.
besar effortnya. Ini contoh dari telekom yang sudah saya sebutkan tadi. Saya tidak punya contohnya yang pub, jadi saya kasih ini saja. Karena pub akhirnya fokusnya lebih ke arah mendapatkan konsep long model saja. Karena di setelah itu ya terserah si orangnya untuk melakukan dia sebaiknya seperti apa.
So what next? Marketext adalah kita coba lihat, detailkan terhadap aktivitas yang harus kita lakukan. Biasanya kita sebut sebagai project prioritization.
dimana kita lihat systematically desirable, culturally visible, ini adalah kata-katanya si Cechland, yang kalau bisa aktivitas yang kita buat itu memang berimpak secara sistemik, tapi tidak memberikan dampak shock culture yang luar biasa. Nah, bagaimana caranya untuk mendapatkan detail tadi? Kita harus melakukan iterasi, menurut Cechland ada tiga cara untuk melakukan proses activities berdasarkan owner analysis, social analysis, atau political analysis. Owner analysis kita lihat dari persepsinya, karena dia mungkin harus kita serve, sehingga bagaimana yang harus dilakukan, who has the power, bagaimana ini jadi kayak sebuah aktor analisis bagi pijakan teknologi.
Social system analysis kita melihat roles dan norma, setiap values, bagaimana aktivitas harus ada dan bagaimana dia berjalan. Yang ke-C adalah politics, proses untuk mendapatkan akomodasi terhadap berbagai macam views, di mana kita meng-convert power into action. Dan biasanya, politics and tactics itu adalah adanya reasons, facts, data, dan lain sebagainya.
Sangat-sangat detail dijelaskan di dalam checklist. Saya nggak akan detailkan di sini karena ini bukan jadi sebuah proses yang sangat lama, bisa satu jam sendiri. Silahkan Anda baca bukunya yang sudah saya siapkan jika Anda ingin menjawab tentang hal ini.
Nah, kalau kita bicara power in political systems, kita tahu ada berbagai macam tipe power. Ada coercive power, yaitu boss Anda, firing at higher people. Ada formal power, bisa karena boss Anda juga. Ada yang kompensasi, ekspor power, karena Anda... Percaya sama orang lain yang biasa memiliki expertise yang sama.
Referent power, power from knowing other powerful people. Biasanya ada orang-orang yang memajang foto ini, dia salaman sama presiden dan lain sebagainya. Itu menunjukkan power from knowing other powerful people. Relationship power.
Ada beberapa tools yang bisa dipakai untuk Anda mengevaluasi ini. Ini adalah contoh-contoh tools-nya. Yang pertama adalah powergrams.
Powergram itu adalah menunjukkan interaksi. Ini adalah... definisinya, kalau Anda lihat bahwa GM memiliki lebih banyak power dibandingkan semua orang yang ada di sini, tapi dia lebih dekat kepada P maupun RND dimana RND itu powernya sama dengan M, tapi hubungannya biasa-biasa saja, GM ini tidak sesuka dengan T, makanya dikasih coletan di bawah ini, itu mengenakan ini tipis ini lebih erat, artinya apa? kalau Anda adalah T mau berhubungan sama GM, Anda mendingan lewat mana?
Anda lewat sini kah? atau Anda lewat sini kah? Bagi Anda, mungkin lebih baik saya lewat yang ini, karena saya paling tidak lumayan dekat dengan dia, power kita sama, tapi dia punya hubungan dekat dengan saya, dibandingkan saya harus melewati ini atau melewati ini. Inilah definisinya, relationship-nya, dan lain sebagainya.
Nah, ini biasanya saya pakai untuk mengidentifikasi dalam organisasi bagaimana power dynamics daripada orang-orang yang saya kenal di dalam, kalau saya sedang melakukan pekerjaan konsultan. Apakah memang saya memahami? Siapa yang dekat sama siapa, dan lain sebagainya.
Jangan sampai misalnya anda marah-marahin seseorang, terus besoknya anda dimarahin bos anda. Berarti orang itu mungkin malah adik iparnya, atau menantunya, atau ininya. Sebenarnya kalau kita lihat seperti itu, kita lihat misalnya tiga orang dalam power yang sama, saling berhubungan, dengan distance yang sama, maka cohesive group.
Kalau ada tiga orang ini tidak disukai, tiga dua yang lainnya, maka anti-norm group. Kalau tidak ada hubungan sama sekali, maka namanya fragmented. Force field analysis adalah sebuah metodologi untuk melakukan evaluasi power yang sederhana. Ada forces supporting dan forces against. Biasanya bisa dari panjangnya garis ini atau berdasarkan ketebalan seperti yang saya tunjukkan di sini dari ini.
Nah, tentunya setelah Anda lihat dari sisi alternatif tadi, Anda lihat dari sisi empat power-power yang timbul dan yang terjadi, perceklan juga suggest untuk melihat dari sisi structure, process, dan perception. Kalau bisa, perubahannya bersifat struktural, karena ini yang harus kita konsensi, kalau tidak bisa masuk ke dalam proses, jika tidak bisa lagi, coba mulai dengan, paling tidak memandang permasalahannya, seperti yang saya minta Anda lakukan, itu berbeda. Ini yang paling bagus, ini yang kedua, ini yang ketiga. Nah, tentunya setelah itu Anda akan masuk ke dalam action to improve the problem situation, disini lebih ke arah ininya, tentunya disini Anda bisa melihat bahwa Nah, Semua hal yang Anda lakukan itu sebaiknya di basis kepada monitoring dan control. Nah, beberapa tools yang bisa dipakai selain Gantt Chart, ini adalah tools yang dipakai oleh orang-orang organization development namanya stream.
Jadi bagaimana kita bergerak dari satu stream, di mana ada yang bersamaan di sini, ada yang bergerak bersamaan, lebih karena ilustratif saja. Jadi sebagai sebuah draft awal, sebelum Anda masuk ke Gantt Chart, biasanya membantu Anda untuk melakukan bentuk stream analysis. Nah, stream analysis membagi streamnya menjadi tiga, human intervention, Structure Intervention, Technology Intervention, atau Physical Environment Intervention. Jadi yang berbeda dengan GANJAT adalah ini ada kelompok-kelompoknya. Kelompok-kelompok yang disarankan ada kalau Anda ingin mengubah organisasi.
Human Process, Struktur, Technology, atau Physical. Ini contoh tools yang bisa Anda pakai. So basically, SSM tidak memiliki tools yang spesifik kecuali RISPicture, Conceptual Model, dan Root Definition, tapi Anda boleh meng-combine dengan berbagai macam tools yang sudah available di dalam metode lain. Nah, bagaimana kritik terhadap SSM? Kritik terhadap SSM adalah ini.
SSM tidak memberi tahu Anda bagaimana untuk membangun sistem, karena dia masih berfisik tentang problem solving, tidak ada guideline bagaimana untuk melakukan stage N6, open-ended dan sehingga tidak dapat dimanajakan. Jadi ada kemungkinan semua orang memiliki pendapat yang berbeda, sehingga kapan dia akan diselesai. Terus, bagaimana menilai bahwa itu sebenarnya memang berasal dari SSM, potensialnya sangat mengambil waktu, Lalu, assume bahwa all actors in the problem situation are equal.
Padahal kadang-kadang kita tahu ada boss dan tidak boss. Employee implies that manager and employees can discuss problems and agree on solutions. Padahal kadang-kadang tidak.
Masing-masing punya ego-nya masing-masing, jadinya tidak terjadi diskusi. Yang ketiga adalah debat. Manipulate actors in changing their viewpoints, dan nationalistic dan idealistic.
Ini adalah kritik-kritik daripada SSM yang perlu Anda perhatikan kalau nanti Anda menggunakan SSM. Silahkan lihat video yang sudah saya berikan di Youtube tentang bagaimana orang melakukan grafik penggambaran terhadap proses yang dia lakukan. Begitu saja kelihatan hari ini. Saya tutup.