🩺

Peran Testosteron dalam Kesehatan Pria

Mar 3, 2025

Simposium - Testosteron dan Kesehatan Kardio Metabolik

Topik 1: Testosteron dan Kesehatan Kardio Metabolik pada Pria

  • Pembicara: Prof. Dr. dr. Sidhartawan Soegondo, Sp.PD, KRT

  • Isu Utama:

    • Pentingnya testosteron dalam kesehatan pria, terutama di usia lanjut.
    • Penurunan testosteron berhubungan dengan perubahan fisik dan mental, termasuk penurunan kebugaran, kekuatan otot, dan kemampuan ereksi.
    • Defisiensi testosteron dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, osteoporosis, dan gangguan seksual.
  • Efek Psikologis dan Fisik:

    • Menurunkan risiko depresi dan gangguan kognitif.
    • Meningkatkan mood, energi, massa dan kekuatan otot.
    • Menurunkan massa lemak dan lingkar pinggang.
  • Manfaat Kesehatan Lainnya:

    • Perbaikan fungsi seksual dan kepuasan.
    • Meningkatkan kepadatan tulang.
    • Menurunkan risiko diabetes.
  • Kesimpulan: Testosteron memiliki peran penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh dan kesehatan secara umum.

Topik 2: Terapi Suplementasi Testosteron

  • Pembicara: (Not specified in transcript)
  • Ilustrasi Kasus: Dua kasus hipogonadisme pada pria.

Kasus Pertama

  • Pasien: Pria 34 tahun dengan riwayat operasi hipofisis, diabetes tipe 2, dan hipertensi.
  • Gejala: Kemampuan ereksi menurun, sakit kepala, badan lemah.
  • Pemeriksaan: Penurunan ukuran testis, kadar testosteron rendah.

Kasus Kedua

  • Pasien: Pria 61 tahun dengan riwayat diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.
  • Gejala: Gangguan fungsi ereksi, penurunan volume testis.
  • Pemeriksaan: Kadar testosteron rendah, obesitas sentral.

Diskusi

  • Penyebab Hipogonadisme: Bisa primer, sekunder, atau fungsional terkait penyakit kronis atau gaya hidup.
  • Pengobatan:
    • Terapi penggantian testosteron untuk memperbaiki gejala.
    • Pemantauan kadar hormon secara berkala.
    • Konsiderasi kontraindikasi seperti kanker prostat.

Terapi Testosteron

  • Pilihan Terapi:

    • Injeksi intramuskular.
    • Gel transdermal (disarankan karena stabilitas kadar hormon).
  • Pengawasan Terapi:

    • Pemantauan efek samping dan parameter kesehatan secara berkala.
    • Kontraindikasi pada pasien dengan riwayat kanker prostat atau gangguan fungsi hati berat.
  • Kesimpulan: Terapi testosteron dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan hipogonadisme, tetapi harus diikuti dengan pemantauan ketat dan pengaturan gaya hidup.


Catatan Akhir:

  • Pentingnya edukasi dan penelitian lanjutan mengenai testosteron dan perannya dalam kesehatan pria.
  • Perlunya pendekatan individual dalam pengobatan hipogonadisme.