Kepada Presiden Terpilih, Bapak Prabowo Subianto Saya sedih, Pak. Setiap denger teman-teman saya mau keluar dari negara Indonesia, tujuannya buat cari hidup yang lebih layak. Dan dua video terakhir sebenarnya saya udah mengkritik yang menurut saya salah dari negara ini. Saya Pandita Ratu Tankenawolawali.
Pemilu sudah usai, demokrasi sudah dilaksanakan, dan Bapak yang terpilih, segenap hati dan kepercayaan saya, Bapak yang punya pertanggung jawaban paling luar biasa besar untuk memajukan negara ini. Saya cuma warga biasa, Pak. Saya orang bodoh.
Tapi saya punya rasa kecintaan yang luar biasa dengan Indonesia. Mungkin beberapa opini atau cerita yang saya tuangkan di video ini bisa menjadi konsiderasi untuk pemajuan negara ini. Yang saya banyak dengar tentang Pak Prabowo, Pak Prabowo ini punya tangan besi dan rasa cinta nasionalisme yang luar biasa besar. Saya yakin kok Pak Prabowo ini nggak bisa disetir sama pihak lain.
Pak Prabowo percaya dengan sistem meritokrasi. Nggak bakal tuh dititip-titip jabatan atau terkena dugaan kolusi atau nepotisme. Dan saya harus yakin banget, Pak.
Semua dan segala yang mensupport Bapak di kontestasi pemilu kemarin, tetap... gak ada main politik balas budi yang ujung-ujungnya mungkin bisa memasukkan orang-orang yang gak kompeten ke dalam pemerintahan menteri atau kabinet saya percaya sih pak lebih tepatnya saya harus percaya karena bapak yang terpilih bapak yang akan memimpin Indonesia selama 5 tahun ke depan ke masa kejayaannya video ini akan lebih banyak berisi harapan dan aspirasi saya untuk Indonesia mungkin saya bakal pin video ini di channel saya selama 5 tahun ke depan dan ini opini saya izinkanlah Saya ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan kilat sebagai Presiden Republik Indonesia. Saya rasa permintaan maaf itu penting.
Dan saya respect sama Pak Jokowiwi. Tapi setiap permintaan maaf itu harus disertai dengan perbaikan-perbaikan yang positif. Karena ada istilahnya ucapan tanpa tindakan itu omong kosong. Atau sesuai dengan kata-katanya Pak Prabowo, jangan omong-omong saja. Tidak hanya omong-omong-omong.
Kerjanya omon saja Karena selama 10 tahun terakhir di kepemimpinan Pak Jokowi Wilopo Sebagai presiden for better or for worse Membangun infrastruktur untuk rakyat Fokus ke perkembangan domestik Walaupun ada dugaan praktik nepotisme Dugaan titip jabatan Dugaan penyalahgunaan kekuasaan untuk keluarga atau kerabat Tapi ya saya gak tau pak mungkin memang semuanya dugaan Dan saya sedih indeks demokrasi kita turun menerus Dan indeks anti korupsi juga makin memburuk Jangan sampai demokrasi kita hancur Dari rakyat untuk rakyat kan Pak? Karena dari isu-isu belakangan ini yang viral dan nilai-nilai yang saya benar-benar pegang secara pribadi Harus punya kenyewasaan, itu salah pemimpinnya Kalau negara ini ujung-ujungnya bobrok, itu salah dari pemerintahnya Kalau pemerintahnya itu bobrok, itu salah dari presidennya Itu nilai-nilai yang saya pribadi pegang sangat erat Karena presiden itu punya hak perogatif Yang nanti saya bakal bahas di catur selanjutnya Karena saya rasa gini ya, ide tuh banyak yang menarik. Dari pembangunan IKN, Our Mega Project, yang kalau secara konsep, saya ngerasa itu bener-bener bisa solve masalah di Jakarta, mengusung nilai sustainability, dan hebatnya dari awal, memang punya planning di mana funding atau pendanaan itu bisa independen dari investor lokal maupun investor asing.
Ide-nya tuh menurut saya berpotensial. Tapi kalau kita ngeliat jumlah investasi yang tidak terrealisasi, kendala dari banyaknya core leadership yang mundur, ditambah infrastruktur yang belum matang, ya saya juga sedih sih ngeliat Pak Presiden tidur. Kurangnya nya karena AC-nya belum oke Visi misi atau semua rencana yang diucapkan Harus disertakan dengan eksekusian baik Nilai-nilai meritokrasi, anti korupsi, anti kolusi Kalau di dunia profesional intinya get the job done Kalau dari kata-kata Pak Prabowobowo Ya jangan omon-omon saja Karena sebenarnya memang banyak yang bisa diperbaiki dari kepemimpinan Pak Presiden Jokowiwi Mulai dari tingkat kemiskinan yang gak turun sesuai target Ekonomi yang belum bisa tumbuh sepesat itu Kontestasi untuk running 3 periode Keputusan MA, MK Aturan yang dibelokan untuk keluarga atau kerabat Tapi kan saya nggak tahu, itu mungkin jugaan saya orang bodoh, Pak.
Cuma kan warga menilai. Tapi nggak semua harapan itu hilang, karena Indonesia pernah berpolitik dengan baik dan benar. Itu yang saya mention di video sebelumnya, tentang Kabinet Zaken. Negara kita mau maju, mau nembat, yang dihormati, yang dihargai, yang harus dipromosikan segera diberi penghargaan mereka yang berprestasi. Kita harus menuju ke arah merit system.
Semua adalah merit prestasi. Prestasi pengabdian pengorbanan. Kebiasaan kita adalah berhenti koneksi, koncoisme. Kamu anaknya siapa? Sebelum bahas visi misi, saya suka banget sama statement Pak Prabowo.
Bapak percaya sistem meritokrasi. The right man in the right place. Banyak dari ide-ide, visi, astacita delapan yang Bapak terinspirasi dari Pak Jokowiwi. Itu bagus banget.
Mendegarkan kembali sistem meritokrasi. Karena segala janji atau visi misi yang sudah diucapkan, satu-satunya cara untuk itu teresekusi dengan baik adalah dengan jajaran yang berkompetensi. Walaupun saya memang beberapa ada nggak setuju, tapi ya kalau semuanya untuk kebaikan Indonesia, saya ngikut aja. Di era kepemimpinan Pasu Karno itu kita menyutuskan yang namanya Kabinet Zaken. Itu kalau di bahasa Belanda, artinya Kabinet Kerja atau Usaha.
Ya memang itu artinya, diisi orang yang... Orang-orang yang memang kompeten, bukan karena hutang budi dari partai politik. Sebenernya saya ngerti, di tahun 1950, itu kondisi politik itu memang nggak stabil.
Anggota kabinetnya nggak teratur, terus parahnya diisi orang-orang yang mempentingkan kepentingan partai politik. Ya nggak apa-apa sih, kalau misalnya orang-orang parpol memang kompeten. Jadi waktu itu Bu Karno, biar kabinetnya diisi sama orang yang kompeten, beliau cari ahli-ahli karena kalau di-hire semua dari parpol, umumnya mereka punya kepentingan yang sempit alias ya harus tunduk sama partai politiknya.
Bukan untuk kepentingan negara ini dan hanya untuk negara ini. Dan pas dijalani sebenarnya terbukti. Dari kabinet Natsir tahun 50-51, kabinet Sukiman 51-52, kabinet Wilopo, sampai kabinet Juanda. Jadi kita sebagai anak muda sebenarnya harus paham, zaman dulu sistem politiknya nggak jelek loh.
Walaupun kalau kita lihat jabatannya pendek-pendek, itu karena waktu itu sistem politik belum stabil. Dan bahkan sebenarnya ada kabinet lagi, kabinet Syahrir. Mereka tuh sampai ngundurin diri karena ngerasa program ini jalanin selama 2 bulan, itu nggak membuahkan hasil. Jadi mending diisi sama orang lain yang jauh lebih kompeten.
Apa kabar ya pak dengan kabinet sekarang yang baru mengarami isu yang viral belakangan ini? Nilai ini menurut saya lumayan pudar, karena kurangnya rasa nasionalis. Dulu sekental itu karena Indonesia baru bebas dari zaman penjajahan Belanda, jadi ada fight untuk rebuilding Indonesia. Contohnya di Kabinet Juanda, waktu itu Bu Karno isi mayoritas profesional dari non-partai.
Kursi-kursi yang diisi sama orang yang memang sangat kompeten. Yang saya sedih, sebenarnya saya tahu susah untuk bikin Kabinet Zaken di Indonesia. Karena ternyata kita ngalamin yang namanya politik dagang sapi.
Dan saya lumayan sedih sih, Pak. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate yang merugikan negara hingga lebih dari 8 triliun rupiah. Ngukum terdakwa, Saharul Yassin Limpo, untuk membayar uang pengganti sejumlah 14 miliar.
Politik dagang sapi, aduh fah. Itu pertama kali dimulai di tahun 1955. Karena waktu itu, pertama kali dimulainya, seorang presiden tuh harus dapet dukungan partai politik. Biar mereka punya dana untuk ngejalanin kampanye. Tapi setiap tahun, setiap presidensi, setiap keberhasilan itu ada konsekuensinya. Semakin banyak suatu partai yang mendukung seorang presiden, analoginya jadi semakin banyak kue yang harus dibagi-bagi.
Itulah arti politik dagang sapi. Dan ini bukan menurut saya pribadi ya. Tapi kalau dilihat dari lapangan, dari trendnya, selama 6 kepemimpinan terakhir, Semakin banyak posisi-posisi partai politik yang menjabat di kabinet kepresidenan.
Ini kalau saya bilangnya kabinet akomodatif. Jadi 50-50 lah, anggota parpol sama anggota non-parpol. Saya ngerti pihak profesional itu memang bisa datang dari parpol. Makanya kalau di kabinet Zaken, sebenarnya kan ada konsep pemisahan peran.
Profesional nggak bisa jadi politikus, politikus nggak bisa jadi profesional. Tapi yaudahlah, untuk mempertahankan stance saya, yang penting kabinet-kabinet itu harus diisi dengan orang-orang profesional. Dan menurut saya, wajib orang non-parpol.
Karena kalau kita lihat dari track recordnya, dari kepresidenan Pak Jokowiwi, menteri yang bersinggungan dengan hukum itu menteri-menteri yang datang dari parpol. Ini kasus dugaan korupsi, kolusi, dan teman-temannya. Malah menteri yang datang dari non-parpol, itu saya rasa nggak banyak yang bersinggungan dengan hukum. Apa nggak ada ya? Johnny G. Platt, Saharul Yassin Limpo, Julia Ria Batubara.
Edi Prabowo, Idrus Maham, sama Imam Nahrawi. Itu dari partai semua, Pak. Cuma kita nggak bisa ngomong jelek-jeleknya aja.
Karena sebenarnya di presidensi Pak Jokowiwi, memang ada sedikit perbaikan. Ke arah lebih banyak entri yang diisi oleh non-partai politik. Tapi ya, ini belum bener-bener kabinet Zaken. Karena komposisi masih 50-50.
Dan salah satu faktornya, karena waktu itu pas Pak Jokowiwi dilantik menjadi presiden, beliau salah satu yang hutang budinya itu paling sedikit. Bisa dibilang orang baru lah masuk ke politik. Tapi saya sih punya harapan sangat besar ya. Untuk Pak Prabowo, yang dikenal sebagai bakal presiden yang tangan besi.
Gak ada kan Pak utang budi yang harus dibagi-bagikan kuenya? Karena kalau yang saya dengar, kabinet selanjutnya, yang awalnya 34 menteri, katanya bakal 40 menteri nih. Kalau reasoningnya adalah populasinya makin banyak, sehingga butuh lebih banyak menteri, saya mungkin berkaca dari beberapa negara-negara lain ya. Amerika yang ada 15 menteri dan 9 pejabat, Rusia yang mentok di 21 menteri, China 26 menteri, Singapura ada 19 menteri.
Walaupun saya paham, Indonesia gak bisa dibandingkan. Kalau memang dibutuhkan 40 menteri, ya sudah, gak apa-apa 40 menteri. Asalkan saya percaya Pak Prabowo gak melakukan ini. ini, yaitu bagi-bagi kue yang bikin yaudah sekedar bikin kabinet baru. Karena Bapak Prabowo tuh nasionalis sekali.
Sangat mendambangkan persatuan dan kesatuan dari Indonesia. Jadi yang menaiki posisi-posisi itu, saya yakin Pak Prabowo berani untuk menepis. Karena tujuannya memang satu dan hanya satu untuk memajukan negara Indonesia. Buat teman-teman yang nonton dan bukan Pak Prabowo, beliau sebenarnya punya hak yang kuat banget sebagai presiden. Untuk mempertahankan tangan besinya itu.
Yaitu, sebenarnya kalau kita lihat peraturan yang berlaku, Presiden itu berhak untuk memilih menterinya tanpa diganggu-gugat. Ini namanya hak perogatif presiden. Dimana keputusan Pak Prabowo nanti, itu berdasarkan keputusan diri tanpa diganggu-gugat pihak manapun, bahkan partai politik pengusungnya. Saya suka sosok yang tegas, kelihatannya yang paling mirip dari background militer dengan Pak Suharto, yang dikenal juga punya Iron Hand. Jadi, nggak mungkin kan bisa memilih kabinet atau posisi-posisi orang penting yang bobrok dan nggak sesuai bidangnya.
Nggak mungkin kan, Pak? Nah, tapi saya juga ngerti, Pak, hak perogatif itu nggak bener-bener strik. Sebenarnya partai politik, warga, boleh mengusulkan menteri yang layak untuk duduk di kursi kementerian. Karena hak derogatif nggak bisa digunakan secara asal. Kalau digunain secara asal, nanti...
Ini juga mengedepankan keluarga kerabat dibanding profesional, Pak. Jadi, saya ngerasa saya ngerti konsiderasinya. Jadi ada faktor partai politik yang berhukum presiden selama masa kampanye, faktor geografis pemimpin-pemimpin harus dari daerah-daerah tentu, faktor keterwakilan gender, faktor organisasi di Indonesia, dan faktor etnis dan agama.
Saya ngerti ada aturan-aturan itu. Dan kesimpulannya saya bukan bilang partai politik itu nggak penting, Pak. Tetap penting, tapi ada porsinya sendiri. Ada baiknya profesional harus selalu ditempatkan di menteri yang strategis. Dan parpol ditaruh di posisi-posisi yang lebih tidak strategis.
Menurut saya harusnya itu second priority. Yang penting-penting kayak menteri ekonomi, menteri BUMN, Bapak, menteri luar negeri pendidikan, menteri kesehatan itu harus avenger semua, Pak. Itu menentukan masa depan negara ini.
Dan hak prerogatif ini yang harusnya bikin Bapak sangat tidak bisa disetir oleh kepentingan partai. Pesan juga menurut saya ya untuk KPK sama PPATK yang harusnya berjalan secara independen. Yang kasusnya kalau misalnya Pak Presiden terduga korupsi, KPK tetap harus bisa mengusung. Dan dua itu yang mungkin nentuin orang yang duduk di kursi kabinet itu mereka harus punya track record yang bagus. Jadi menurut saya masih ada dua bulan sebelum Pak Prabowo dilantik menjadi presiden.
Menurut saya sih masih ada harapan. Yang penting saya nggak boleh pesimis terus. Karena kita sebagai warga negara Indonesia kita juga punya hak untuk menaiki kabinet yang cocok sesuai dengan visi-visi Pak Presiden.
Dan dulu menurut saya pernah dilakukan yang benar. Gimana cara kita memberikan kekuatan yang tepat untuk rakyat. Saya banyak kritik kepemimpinan, tapi menurut saya juga penting untuk saya kritik dan evaluasi kita sebagai warga negara Indonesia. Intinya, jangan jadi rakyat yang manwut.
Cuma ngikutin aturan, lempeng aja hidupnya sama aturan yang ada, apalagi kalau udah di tahap apatis. Ya, sebenarnya itu dampak dari nilai-nilai demokrasi yang pelan-pelan merosot. Tapi saya juga ngehimbau masyarakat untuk lebih partisipasi. Kita memang tetap harus kritis sama kepemimpinan kita, dan jangan buta dengan kebijakan-kebijakan yang gagal.
Sekarang zaman udah modern dan kita udah bukan tinggal di kerajaan yang megang nilai-nilai feodal. Jadi kalau ada yang menjabat tidak sesuai dengan kompetensinya, kita berhak untuk protes dan ngusulin calon yang lebih baik. Dan mirip lho Pak timelinenya, sebenarnya 2 bulan sebelum Pak Jokowiwi melantik, sempat ada namanya Kabinet Alternatif Usulan Rakyat atau KAUR. Di mana waktu itu masyarakat boleh vote, kira-kira orang mana yang paling cocok untuk menduduki kabinet itu. Saya suka, Pak Perlowo ini pro-rakyat banget.
Jadi harusnya hal-hal seperti ini bisa di-introduce kembali biar rakyat tuh merasa punya andil. Tapi jangan sampai Pak, karena yang saya paling benci adalah demokrat. yang semua bilang demokrasi padahal bukan demokrasi adanya manipulasi atau campur tangan dari segi kontestasi vote atau pemilihan kabinet saya nggak bilang itu terjadi Indonesia tapi ya siapa tahu Pak semua serba digital semua bisa dihack apalagi kasus PDN kemarin jadi nilainya demokrasi yang sebenarnya itu harus diperkuat nilai demokrasi ini dimana kita memberi kekuatan kembali kerak karena rakyat yang punya kekuatan yang bisa membawa negara kita ke mata global dan saya suka nih dari Pak beroboh Pak Jokowiwi dikenal orang yang lebih domestik fokus ke dalam negeri tapi zaman sekarang Indonesia udah nggak dilihat sebagai negara yang gitu-gitu aja, udah diekspektasi untuk bisa bersaing di mata global, kan? Ini yang keren menurut saya, Pak Perlowo. Di video sebelumnya, saya nyinggung tentang namanya FDI, atau Foreign Direct Investment.
Dan ada beberapa yang komen, sebenarnya nggak usah bergantung sama asing, bergantung sama lokal aja, atau namanya Domestic Direct Investment, Fdi. Menurut saya, dua-duanya itu punya peran penting. Tapi salah satu syarat mutlak untuk negara menjadi maju adalah...
diri oleh asing dan mereka mau untuk berinvestasi di negara ini. Tapi kenyataannya, Pak, kenapa banyak sekali CEO-CEO yang datang ke Indonesia dan akhirnya batal investasi? Ternyata yang saya gali-gali bukan sekedar weak law enforcement atau political instability. Ternyata memang Indonesia itu belum tampil di mata global.
Belum masuk ke negara-negara. Pasu radar. Bisa nggak negara kita transparan dan kita kasih lihat apa adanya?
Opportunity yang mereka bisa godok di negara kita ini. Ya, step awalnya transparansi, Pak. Bukan cuma dari segi pemerintahan, tapi segi politik dan segi sumber dayanya.
Kalau kita berkaca dari negara sebelah, yaitu Singapura, mereka luar biasa hebat. Mereka bisa reach 30% FDI, itu GDP mereka. Karena saya lihat mereka benar-benar rapi. Salah satunya mereka punya yang namanya One Map. Ini keren banget menurut saya, Pak.
Dan ternyata saya pernah denger juga Pak Prabowo lagi mulai memfokusi yang namanya 1Peta 2.0. Jadi buat teman-teman yang kurang ngerti, itu basically Google Map tapi versi negara. Bisa kasih liatin jumlah sekolah, rumah sakit, kantor kepolisian, flow transportasi, motor, mobil, dan semua tetek bunganya. Itu semua merunjuk ke satu tempat, yaitu gimana caranya bikin Indonesia kelihatan ke investor asik. Dan dari program ini, Pak Prabowo ngincer angka 1.900 triliun rupiah target tahun 2025 investasi.
Dan saya salut. Sadarnya penting Fdi di air untuk pembangunan nasional kita. Dan yang memang keren, Pak Prabowo lebih fasih untuk hubungan internasional dengan negara-negara lain.
Ketemu Putin, Xi Jinping, selama setiap ada relasi atau komunikasi dengan pemimpin dari negara lain. Ya, saya yakin sih ya Pak. Itu untuk kepentingan negara ini bukan untuk memperkaya segelintir orang.
Saya salut Pak, karena semua ini merujuk ke visi kita semua yang kita dambah-dambahkan yang dalam 21 tahun lagi, masyarakat bisa merasakan Indonesia emas 2045. Dan mungkin ini pesan terakhir saya kali ya Pak, karena saya sangat menanti keemasan kita 21 tahun lagi. Menurut saya Indonesia emas itu bukan masalah ekonomi saja Tapi SDM yang berkualitas, rakyat yang sejahtera Lebih penting lagi ke pemerintahan yang emas Diisi sama orang-orang yang kompeten bukan masalah titik jabatan, koncoisme, federalisme, atau teman-temannya teman-teman sehebat apapun presidennya pasti tetap harus bergantung dengan kabinet atau tim yang sangat memadai untuk melaksanakan segala visi-misinya soalnya ambisius sekali pak dari program makan siang bergizi kesejahteraan untuk TNI, Polri, ASN Pak Prabowo juga mention soal prestasi, prestasi, prestasi bukan masalah, kamu anaknya siapa? saya nge-sabda pandita ratu perkataan seorang raja atau presiden itu gak boleh berubah-berubah karena itu menjadi pedoman untuk rakyat dan seluruh yang menjadi pemerintah Dan Pak Prabowo masih ada 2 bulan sebelum dilantik Saya melihat ada yang janggal Dan maksud saya sebenarnya bukan menjatuhkan Pak Tapi lebih mengusulkan Ayo kita ambil yang baik-baik dari kepresidenan Pak Jokowiwi dan milih orang-orang yang berkompeten untuk ngisi kursi-kursi menteri nanti di kepemerintahan Bapak, yang katanya ada 40. Karena saya lihat ada beberapa yang track record-nya bagus, profesional, dan jarang bersinggungan sama hukum. Dari Bu Susi, Bu Sri Mulyani, Pak Mahfud MD. Karena semua ujung-ujungnya action.
Saya suka banget statement-nya Pak Prabowo, jangan omon-omon saja, harus bisa tunjukin hasil kerja keras dan rasa nasionalisme itu. Saya rasa kalau misalnya ngomongin panjang lembar atas bawah kiri kanan tentang gimana cara ke Indonesia emas, itu udah banyak dibahas dari ekonomi yang harus 8%, tingkat kinerja biomenoham. yang akan dinaikkan, fokus domestik ke second to third tier city, investasi di teknologi itu banyak sekali lah. Karena nge-link dengan dua video terakhir yang saya mention. Ujung-ujungnya kepemimpinan, pemimpin yang baik akan memilih tim yang baik.
Tim yang baik akan melaksanakan hal-hal yang baik. Hal lain yang baik akan membawa hasil untuk rakyat dan masyarakat yang lebih sejahtera. Itu aja sih Pak, sebenarnya kalau menurut saya Indonesia mau emas 2045. Jangan sampai statement yang sudah disebut dari sekian tahun lalu, yang sudah memberikan harapan ke seluruh rakyat Indonesia bahwa Indonesia bakal jadi negara yang kuat, itu cuma jadi jargon belaka, yang nggak kejadian-kejadian, atau yang kata Pak Parduo ya cuma omon-omon saja.
Tapi ya, ini harapan saya. Video ini lebih ke aspirasi, saya cuma warga biasa, warga sipil. Saya mungkin bodoh, tidak mengerti apa-apa, cuma saya sayang sama negara ini. Di saat banyak... temen nih, ngobrol ngapain sih tinggal di Indonesia keluar aja, dan banyak temen yang sebenarnya udah mau keluar dari kapan pak, tapi belum punya duit terus nanya ke saya, kamu udah punya duit?
udah bisa independen, udah bisa tinggal di luar kenapa stay di Indonesia? karena saya sayang pak sekali lagi, saya pengen lihat negara ini maju dan harapan saya besar untuk pak Prabowo yang saya dengar dari semua janji-janjinya mengusung nilai-nilai yang saya percaya bisa majukan Indonesia, cuma semua yang telah diucap harus menjadi pedoman sabda pandita ratu, atau bahasa kerennya ya jangan omon-omon saja pak