Halo semuanya, saya Claudia, tenor PT. Dicis Kuliner Indonesia. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan materi kelima untuk SMDP, yaitu Store Manager Leadership. Pembahasan yang ada di materi ini diharapkan bapak atau ibu yang bertugas sebagai store manager dapat meningkatkan kemampuannya dalam kepemimpinan atau leadership maupun kemampuan manajerial.
Lalu, untuk hal pertama, yang akan kita bahas adalah mengenai target kompetensi yang ada di bagian store manager leadership. Untuk target kompetensi dari store manager leadership ada di target kompetensi lead high performance team, yang dimana merupakan kemampuan memberdayakan dan memimpin orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk target kompetensi lead high performance team, Ada di level 3 dan untuk key behaviornya terdiri dari yang pertama memberi umpan balik atau feedback yang akurat dan memberikan rekomendasi aktivitas sesuai dengan kesempatan yang ada.
Selanjutnya memutuskan penempatan yang berfokus pada performa kerja. Salah satu tugas store manager juga harus mengetahui bagaimana menempatkan orang atau SDM ke tempat yang tepat atau posisi yang tepat sesuai dengan kompetensinya. ataupun performa kerja yang dimiliki orang tersebut dilihat dari segi kemampuan, sikap kerja, dan potensinya. Contoh, individu tersebut apakah lebih cocok di kitchen, kasir, atau lobby. Selanjutnya, mendelegasikan tugas sesuai kemampuan karyawan saat ini.
Dilihat dari SDM atau individu yang misalnya, jika sudah ada yang siap untuk didelegasikan tugas oleh kita sebagai atasan kepada rekan bawahan kita. Delegasi juga memiliki pengertian, yaitu kita memberikan sebagian tugas kita sebagai atasan kepada rekan bawahan kita. Berbeda dengan jika kita memberikan instruksi kerja mengenai aktivitas harian yang harus dikerjakan.
Yang terakhir, mampu mengidentifikasi suksesor berdasarkan kompetensi. Suksesor memiliki pengertian, yaitu orang atau individu yang memiliki potensi untuk dinaikkan ke tingkatan atau level berikutnya. Contoh, Tim kita di outlet atau store mulai dari crew sampai FM dipilih yang bisa atau kita akan promosikan, yang dimana tugasnya akan membantu kita untuk di level berikutnya.
Ada pun konten materinya untuk store manager di SIP adalah supervisory role, situational leadership, people analysis, dan delegation skill. Selanjutnya, nah sekarang kita akan diskusi mengenai apa sih pengertian dari supervisor, lalu apa yang dimaksud dari supervisor hero, boleh bapak atau ibu menjawab dari kedua hal ini. Oke, selanjutnya, mengapa kita mempelajari mengenai supervisor, padahal kita adalah store manager, karena store manager dalam tingkatan jabatan atau posisi itu sama dengan tingkatan supervisor. Oke, selanjutnya yang pertama yang akan kita bahas adalah mengenai supervisor, yang dimana supervisor memiliki beberapa pengertian menurut beberapa ahli, yaitu yang pertama menurut Sarwoto tahun 1993, supervisor adalah seseorang di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab terhadap kelompok kerjanya, yang dimana supervisor pasti memiliki yang namanya tim.
Jika orang tersebut merupakan supervisor, namun tidak memiliki tim, maka disebut dengan spesialis. Yang dimana supervisor harus ada dan memiliki tim untuk disupervisi dan bertanggung jawab dengan hasil kerja tim, hasil kerjaan bawahan secara keseluruhan. Menurut Rafael dan Jack D, tahun 2001, supervisor adalah seseorang yang bertanggung jawab mengolah karyawan level bawah atau karyawan lainnya yang tidak mempunyai bawahan. Biasanya, Untuk supervisor yang memiliki rekan bawahan yang dimana tidak memiliki rekan bawahan lagi. Atau ada juga supervisor yang memiliki rekan bawahan yang bertugas sebagai koordinator.
Saya jam menurut Mokijat tahun 1990. Supervisor adalah seorang anggota dari manajemen di lini depan yang bertanggung jawab atas pekerjaan dari kelompoknya kepada tingkatan manajemen yang lebih tinggi. Untuk tingkatan supervisor biasanya terdapat di middle up. manajerial yang dimana memiliki tanggung jawab untuk melaporkan hasil kerja ketingkatan yang lebih tinggi.
dan juga bertanggung jawab untuk mengolah rekan tim yang ada di bawahnya. Jadi, Indy Supervisor secara keseluruhan adalah seseorang yang bertugas untuk mensupervisi, yang artinya mengawasi dan mengarahkan beberapa anggota di bawahnya dalam sebuah bidang pekerjaan tertentu. Contoh, jika Store Manager maka lebih ke rekan tim di bawahnya, yaitu Crew dan Floor Manager.
Selanjutnya, ada supervisory role, yang dimana memiliki pengertian yaitu peran, tugas, dan tanggung jawab dari seorang supervisor untuk mencapai target pekerjaan, yang memiputi tugas-tugas dari memulai pekerjaan, selama pekerjaan berlangsung, dan mengakhiri pekerjaan itu sendiri. Untuk staff manager, tanggung jawab yang dimiliki tidak hanya dalam satu shift saja, melainkan dari keseluruhan shift, dari opening hingga closing. Pertanyaannya adalah siapa yang terlibat dalam supervisory role? Tentunya kita sebagai supervisor atau bapak atau ibu yang bertugas sebagai staff manager Juga termasuk tim bapak atau ibu pimpin Karena yang akan bapak ibu supervisi adalah mereka atau tim bapak atau ibu di lingkung area kerjanya Selanjutnya tujuh peran seorang supervisor Yang pertama ada leader Tentunya kita berperan sebagai pemimpin yang harus melakukan fungsi kepemimpinan dan juga memiliki peran yang dimana melakukan pembimbingan dan pengembangan kepada anggota tim, bapak atau ibu pimpin. Selanjutnya ada planner.
Kita berperan untuk membuat perencanaan, mulai dari perencanaan schedule tim, perencanaan produk yang dijual, strategi penjualan, dan sebagainya. Lalu berperan juga sebagai pengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah dan juga untuk pencapaian target tim. Selanjutnya ada decision maker, sebagai pemberi keputusan.
Jadi, setiap keputusan yang dijalankan oleh store atau outlet yang dimana dijalankan juga oleh timnya, biasanya keputusan-keputusan yang ada tersebut akan didapatkan dari seorang store manager. Oke, selanjutnya ada successor, yang bisa berperan untuk menciptakan pemimpin-pemimpin baru, contohnya store manager baru maupun floor manager baru, dengan aktivitas-aktivitas seperti development, coaching dan counseling, penilaian kinerja atau performa kerja yang dimana gunanya untuk sebagai calon pengganti kita ke depannya atau sebagai individu pemimpin baru ke depannya. Selanjutnya ada estimator yang berperan dan bertanggung jawab untuk bisa menghitung kebutuhan biaya untuk keseluruhan operasional di offset dan juga estimasi mengenai berapa banyak produk yang harus kita buat untuk dijual guna untuk mencapai target sales.
estimasi kebutuhan raw material, dan juga packaging material untuk kebutuhan sehari-hari outlet. Selanjutnya ada team booster. Kita sebagai supervisor atau manager harus bisa menjadi pemimpin yang dimana dapat meningkatkan motivasi rekan kerja bawahannya.
Dan juga kita harus menciptakan energi yang positif kepada rekan bawahan atau tim. Bisa juga dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif guna memotivasi rekan bawahan kita. atau tim kita dalam bekerja. Yang terakhir ada innovator.
Sebagai supervisor atau staff manager harus mampu untuk mendorong ataupun memotivasi timnya untuk menciptakan ide-ide terbaik guna untuk kemajuan tim di offline. Contoh, ada permasalahan di offline mengenai penjualan produk yang kecil. Sebagai supervisor atau staff manager harus bisa menstimulus timnya agar memberikan atau memukakan ide mengenai apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan penjualan produk tersebut.
Lalu, hal-hal apa saja yang harus wajib dimiliki oleh seorang Supervisor, yaitu ada dua pengetahuan dan tiga kemampuan. Untuk dua pengetahuannya, yaitu, yang pertama, memiliki pengetahuan mengenai standar pekerjaan, contohnya work instruction yang paling update dan juga SOP. Sebagai staff manager, harus mengetahui hal-hal tersebut. Jika tidak mengetahui hal-hal tersebut, maka stana aja tidak mampu untuk melakukan yang namanya supervisi atau mengecek rekan bawahannya. Apakah pekerjaannya sudah berkonsep standar atau tidak, seperti standar produk yang dibuat, standar kualiti, sistem, dan lain-lain.
Selanjutnya, harus memiliki pengetahuan mengenai buah menang dan juga tanggung jawab yang dimiliki. Sebagai staff manager harus mengetahui yang namanya pemenang dan tanggung jawabnya, seperti apa sehingga dapat menjalankan perannya dengan baik. Jika staff manager tidak memahami dengan baik pemenang dan juga tanggung jawabnya, maka staff manager dapat tidak mampu mendelegasikan tugas maupun memberikan instruksi kerja untuk timnya.
Lalu untuk tiga kemampuan, yaitu yang pertama kemampuan leadership atau memimpin. wajib dimiliki oleh star manager guna untuk memimpin timnya. Jika tidak memiliki kemampuan ini, maka timnya pun tidak akan mengikuti instruksi dari atasannya. Selain itu, kemampuan mengejar atau coach. Kemampuan yang dimana mampu memberikan pemahaman dan pelatihan mengenai apa yang tidak dipahami oleh timnya atau apa yang harus ditingkatkan oleh timnya untuk menjadi lebih baik lagi.
Contohnya, Salah satu anggota tim ada yang kurang dalam pembuatan produk, maka sebagai staff manager harus bisa untuk mengajar dan membimbing anggota tim tersebut. Yang terakhir ada kemampuan melakukan perbaikan dan inovasi secara konsisten atau continuous innovation. Sebagai staff manager harus mengetahui bagaimana caranya untuk memengaruhi atau menstimulus timnya untuk memberikan ide-ide inovasi terbaik. untuk kemajuan dan kinerja dari timnya yang dipimpinnya.
Selanjutnya, kita akan bahas mengenai yang namanya leadership. Oke, kita lanjut. Nah, apa itu pengertian leadership?
Menurut North House tahun 2007, leadership adalah suatu proses di mana seseorang mempengaruhi orang lain atau suatu grup. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yang dimana kata kuncinya adalah mempengaruhi. Sehingga dengan apa yang kita minta, apa yang kita instruksikan maupun kita targetkan, agar apa yang sudah kita targetkan atau goals yang sudah dibuat dapat dicapai sesuai dengan yang sudah kita tetapkan. Nah, selanjutnya, definisi dirisi menurut John C. Maxwell.
Salah satu orang yang merupakan pakar ataupun ahli dalam bidang kepemimpinan atau leadership. Yang dimana kepemimpinan adalah mempengaruhi, tidak lebih tidak kurang. Oke, dari pengetahuan ini dapat dikatakan pada dasarnya kepemimpinan ataupun leadership itu adalah bagaimana seorang pemimpin ataupun store manager dapat mempengaruhi timnya. Sehingga tim yang dipimpin secara sukarela mengikuti maupun mengerjakan apa yang kita instruksikan atau kita delegasikan ke tim kita.
Oke, kita lanjut. Apa bedanya antara non-leader dengan leader? Dilihat dari bagian yang dapat kita lihat ini, untuk non-leader yang dimana saat bekerja dan hasil kerja yang didapat adalah hasil dari kerja sendiri. Contoh, crew membuat fried chicken yang dimana hasil produk yang dibuat adalah hasil kerja sendiri. dan juga melakukan pengecekan apakah hasil pekerjaannya sudah sesuai standar atau belum.
Sedangkan untuk leader, yang dimana saat dia bekerja itu melalui bawahan dan hasil kerja dari rekan bawahnya juga merupakan hasil kerja dari seorang leader. Jadi, inti perbedaannya adalah dari non-leader, hasil kerja yang didapat akan digunakan oleh individu atau orangnya sendiri. Sedangkan untuk leader, hasil kerjanya melalui rekan bawahnya. Artinya adalah tugas seorang leader tidak langsung atau direct mengerjakan bagaimana proses pemotong produk, tapi lebih fokus terhadap mengarahkan, mengevaluasi, dan mengawasi anggota tim dalam pemotong produk. Selanjutnya, kinerja leader tergantung pada kinerja tim di bawahnya.
Maka seorang leader harus memimbing dan mengembangkan bawahan. Maka dari itu, sebagai seorang leader harus memiliki kemampuan mengajar, memimbing, maupun mengembangkan timnya. Selanjutnya, leader harus mengastikan bawahan memiliki kinerja yang baik, sehingga hasil kerja yang didapat itu sesuai dengan harapan dan juga yang ditargetkan.
Dan juga hasil kerja dari rekambawan kita dapat menjadi support untuk pencapaian kinerja kerja kita sebagai seorang leader. Oke, selanjutnya bisa kita perhatikan dari gambar ini, saya ingin memberikan pertanyaan, yaitu faktor apa saja? yang dapat mempengaruhi kinerja bawaan kita. Oke, dari gambar ini dapat kita lihat faktor yang mempengaruhi kinerja bawaan kita terdiri dari dua faktor.
Yang pertama kemampuan kerja, yang kedua adalah sikap kerja atau motivasi. Setiap individu akan dilihat apakah kinerjanya, mampuan hasil kerjanya bagus atau tidak. Itu dipengaruhi oleh kedua filter ini.
Bagaimana individu tersebut mampu mengajarkan dengan bagaimana individu tersebut mengajarkan pekerjaan tersebut. Selanjutnya, jika kemampuan kerjanya memiliki bagus, namun jika sikap kerjanya kurang bagus, maka hasil kerjanya yang diberikan pastinya kurang maksimal. Untuk contoh lainnya, jika individu tersebut memiliki sikap kerja ataupun motivasi yang bagus atau tinggi, namun kemampuan kerja yang kurang, maka hasilnya pun pastinya tidak sebagus individu yang memiliki kemampuan kerja yang baik dan sikap kerja atau motivasi yang baik juga. Maka dari itu kedua faktor ini saling berhubungan dan kedua faktor ini harus seimbang. Oke, situational leadership.
Pemimpin memimpin tim sekaligus mengembangkan tim. Nah, pengertian situasional leadership juga, pemimpin menggunakan gaya kemimpinan yang sesuai dengan tingkat kematangan, kemampuan, dan motivasi anggota timnya. Oke, dalam teori situasional leadership memiliki empat tingkatan, yaitu D1, D2, D3, dan D4.
Dalam bagian ini, kita akan mengenali tingkat kematangan anggota atau bawahan kita. Yang pertama ada D1, kemampuan rendah, motivasi tinggi. Contoh, karyawan baru join mau selalu mencoba memasak produk, walaupun kemampuan belum mampuni. Namun, memiliki rasa ingin tahu tinggi dan selalu mau mencoba untuk mempelajari. Biasanya, atau rata-rata, D1 adalah karyawan baru.
Selanjutnya adalah D2, kemampuan rendah, motivasi rendah. Contoh, untuk tingkatan ini biasanya adalah karyawan lama, namun tidak bisa mengikuti perubahan yang ada atau terjadi di tempat kerja, dan akibatnya karyawan tersebut akan tertinggal dari yang lainnya. Lalu adalah D3, kemampuan cukup motivasi bervariasi. Karyawan lama yang masih memiliki keinginan untuk mengikuti perkembangan yang terjadi di area kerja, walaupun motivasi yang dimiliki proaktif, bisa rendah atau tinggi. dan dengan kemampuan kerja yang masih dikategorikan cukup.
Lalu ada D4, kemampuan tinggi, motivasi tinggi. Untuk tingkatan ini biasanya bisa karyawan baru ataupun karyawan yang sudah lama. Dan juga yang ada di tingkatan ini mampu beradaptasi secara cepat dan kemampuan yang dimiliki tinggi. Nah, dari tingkatan tersebut maka kita harus menentukan implementasi gaya kepemimpinan situasional seperti apa yang cocok dengan keempat tingkatan kemampuan tersebut, yang dimana dari keempat tingkatan tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri.
Dapat kita lihat di sini berdasarkan sesuai warnanya. Maka, untuk D1, gaya kepemimpinannya adalah S1, yaitu directing. Untuk D2, gaya kepemimpinannya adalah S2, yaitu coaching.
Untuk D3, adalah S3, yaitu supporting. Untuk D4, adalah S4, yaitu delegating. Lalu dapat kita lihat dari gambar ini, semakin tinggi directive behavior, maka harus menerapkan yang namanya S1 directing, dan juga S2 coaching.
Untuk directive behavior, di posisi low itu ada di S4 delegating, dan S3 supporting. Lalu untuk supportive behavior, yang ada di posisi low itu, untuk S4 delegating, dan S1 directing. Selanjutnya untuk supportive behavior, di posisi yang tinggi ada di S3 supporting dan S2 coaching. Oke, ada directive behavior dan supportive behavior. Directive behavior itu dari direct langsung ke team atau rekan bawah kita, apa yang harus dikejakan dan sebagainya.
Jadi, directive behavior juga mempengaruhi bawahan dengan fokus pada apa dan bagaimana tugas harus dilaksanakan oleh bawahan. Hal tersebut direpretensikan dalam bentuk yang pertama, menyampaikan dan menunjukkan kepada bawahan apa, bagaimana, dan kapan tugas yang harus mereka laksanakan. Selanjutnya, melakukan monitoring dan menyediakan feedback atas hasil yang telah dilaksanakan oleh bawahan. Dan terakhir, ada gaya kepemimpinan ini pada dasarnya ditunjukkan untuk membangun kompetensi pegawai.
Lalu ada supportive behavior. Supportive behavior ini kita berfokus terhadap bagaimana caranya memotivasi tim untuk belajar dan membangun relasi yang lebih baik antara kita dengan tim. seperti behavior juga yaitu mempengaruhi bawahan dengan cara fokus untuk membangun perilaku yang positif dari bawahan dan membangun keterikatan bawahan dengan tujuan dan tugas yang diberikan hal ini direpresentasikan dalam bentuk yang pertama mendengarkan, memfasilitasi membantu pemecahan masalah mendorong dan melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan dan yang terakhir, gaya kepemimpinan ini pada dasarnya ditunjukkan untuk membangun komitmen dan inisiatif pegawai. Dari penjelasan keseluruhan sebelumnya mengenai tingkatan kemampuan dan gaya kepemimpinan situasional leadership yang sudah sesuai, maka diharapkan dapat melakukan yang namanya developing others.
Contoh, jika kita melakukan gaya kepemimpinan directing, maka diharapkan individu tersebut dapat berkembang untuk ketingkatan yang lebih baik dan lebih tinggi. Yang pertama, mempengaruhi bawahan menggunakan gaya kepemimpinan directing untuk tingkat kemampuan D1 dengan cara yang pertama, memberi instruksi spesifik kepada bawahan terkait apa, bagaimana, kapan, dan di mana tugas-tugas harus dilakukan dan diselesaikan. Dari yang sudah kita bahas sebelumnya, biasanya untuk D1 adalah karyawan yang masih baru. maka kita harus memberikan penjelasan lebih spesifik dan Detail dalam memberikan tugas atau pekerjaan.
Selanjutnya, bertindak. Sangat aktif dalam siklus memberikan tugas, mengarahkan, mengontrol, mengevaluasi, mengapresiasi, hingga semua tugas dalam jabatannya dapat dilaksanakan dengan baik. K, memberi toleransi terhadap resiko kesalahan pertama yang dilakukan bawahan dalam proses pelaksanaan instruksi kerja yang diberikan. Toleransi hanya diberikan untuk kesalahan pertama atas pekerjaan yang dilakukan dan diberikan catatan melalui feedback untuk tidak melakukan kesalahan yang sama kembali.
Proses untuk kepemimpinan directing terdiri dari menyusun, menetapkan, mengarahkan, mengontrol, mengevaluasi, mengapresiasi setiap kerja team kita pada tingkat kematangan di D1. Oke, selanjutnya. Mempengaruhi bawahan menggunakan gaya kepemimpinan coaching dengan tingkat kemampuannya di D2. Direktif behaviornya tinggi dan supportive behaviornya tinggi. Jadi, harus ditingkatkan dari kemampuan dan juga motivasi kerjanya.
Dengan cara, pertama, pemberian tugas-tugas oleh atasan yang masih tinggi tetapi disertai dengan kualitas hubungan lebih baik. Direkting rekan tim yang D2 dan juga disertai dengan coaching dan counseling. maupun memahami dan mendengarkan setiap hamatan-hamatan yang dihadapi. Memberikan dukungan tidak sekedar sebagai pengawas, tidak hanya mengawasi kerjanya saja, namun kita juga harus memberikan support atau dukungan di setiap hasil kerjanya. Selanjutnya, menjelaskan keputusan secara detail dan transparan.
Mengajak bawahan untuk memberikan saran. Selanjutnya, ada merunjukkan rasa bangga. atas penyelesaian tugas oleh bawahan atau apresiasi. Proses-proses coaching terdiri dari menyusun, mengajak rekan tim untuk menyusun secara bersama-sama seperti aktivitas untuk dilakukan di periode tertentu.
Selanjutnya ada melibatkan, melibatkan rekan tim kita, membimbing, bimbing maupun monitoring, mempengaruhi, mengevaluasi, dan mengapresiasi setiap hasil kerja tim kita. Nah, mempengaruhi bawahan menggunakan gaya kepemimpinan supporting, yang dimana untuk tingkat kemampuan di D3, yaitu kemampuan cukup, motivasi bervariasi. Dengan cara, yang pertama kita mendengarkan saran dari rekan bawahan kita.
Kita dengarkan terlebih dahulu saran apa yang ingin disampaikan oleh rekan tim kita. Dan juga selalu mendengarkan saran-saran yang diberikan, guna untuk kemajuan tim, ataupun untuk perkembangan diri individu tim tersebut. Oke, selanjutnya melibatkan bawahan agar secara mandiri belajar mengambil keputusan, memberitahukan hambatan-hambatan yang dapat dihadapi, dan setelah itu dilebatkan untuk mengambil keputusan secara mandiri agar tim tersebut dapat belajar menghadapi hambatan-hambatan secara mandiri.
Oke, lalu melakukan dorongan atau motivasi pada bawahan, memfasilitasi dan membantu memecahkan masalah atau hambatan bawahan. meningkatkan inisiatif dari wakhan, lalu mengurangi instruksi dari atasan yang berminat. Proses-proses supporting leadership terdiri dari mendengarkan, kita dengarkan terlebih dahulu lalu melibatkan, setelah itu kita libatkan dalam pengambilan keputusan, memuji, memberikan pujian atau apresiasi, memfasilitasi, menjadikan apa yang dibutuhkan tim guna meningkatkan kinerja kerjanya.
Oke, kita lanjut. Mempengaruhi bawahan menggunakan gaya kepemimpinan delegating, yang dimana untuk tingkatan kemampuan D4 dengan cara yang pertama, mendelegasikan kemenang kepada bawahan dalam menyelesaikan tugas secara mandiri, namun tetap memonitori penyelesaian pekerjaan. Artinya, seorang kru dipilih dan dipercaya untuk menjadi wakil kita, dan kita delegasikan tugas untuk menjalankan fungsi tugas atasan.
Selanjutnya, bawahan lebih proaktif. dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Diberikan tugas oleh kita untuk memunculkan rasa inisiatif atau menjadi proaktif untuk memberikan ide, saran, atau pendapat untuk kemajuan tim ataupun atlet.
Namun harus tetap dikoordinasikan oleh atasan. Selanjutnya, komunikasi dan gagasan ditandai oleh bottom-up model dari bawahan kepada atasan. Sebagai atasan, kita harus yang namanya menampung ide atau pendapat dari rekan-rekan kita yang nantinya dapat dikerjakan oleh individu tersebut. Selanjutnya, dukungan penuh oleh atasan diberikan dalam bentuk pendelegasian tugas dan pengambilan keputusan dalam batas-batas tertentu.
Tentunya harus kita berikan batasan-batasan yang ada dan harus sesuai dengan persetujuan kita. Ada pun proses-proses delegating terdiri dari yang pertama, tetapkan tugas yang akan didelegasikan, yaitu tugas kita yang bisa kita delegasikan kepada rekan tim kita. Selanjutnya, informasikan dengan jelas kepada rekan bawahan kita. Jelaskan tugasnya seperti apa, targetnya, lalu dan kemenangnya.
Selanjutnya, ada tetapkan batasan otoritas yang diberikan kepada bawahan. Yang terakhir, komitmen pencapaian target berikut dengan deadline-nya. Dari semua ini, harus ada closing dengan rekan bawaan kita untuk mengecek apakah mereka sudah mengerti tugas yang kita delegasikan atau tidak. Lalu, menanyakan komitmen apa yang Anda lakukan jika target tersebut tidak tercapai.
Oke, selanjutnya ada paperwork yang dimana Bapak atau Ibu melakukan yang namanya people analysis. dengan identifikasi tingkat kematangan rekan kerja Anda di outlet saat ini. Sebelum Bapak atau Ibu mengejarkan, saya akan terlebih dahulu memberikan contoh untuk pengisian paperwork people analysis. Oke, pada bagian ini, saya akan memberikan contoh pengisian paperwork did high performance team dari people analysis situational leadership.
Oke, contohnya inisial namanya RK. Oke, posisinya adalah trainer. area.
Nah, tingkat kematian yang dimiliki oleh RK adalah D1. Kita tuliskan juga bukti pendukungnya, dari segi kemampuan dan juga segi motivasi. Contohnya yang mau saya ketikan terlebih dahulu adalah kemampuannya.
Contohnya, Oke, jadi ini contoh kemampuannya ya. Penyampaian materi training masih sebatas membaca slide dan belum mampu menjelaskan dengan detail. Tidak mampu merespon dan menjawab pertanyaan peserta dengan tepat sesuai jenis pertanyaan yang disampaikan oleh peserta. Yang terakhir ada tidak mampu memimpin jalannya roleplay dan game saat training.
Selanjutnya untuk motivasinya. Jadi ini dia contoh motivasinya ya, yaitu menunjukkan keinginan belajar dengan bertanya pada tren dan area lain terkait dengan materi. Nampak inisiatif untuk membaca buku atau artikel yang terkait dengan materi.
Selalu datang satu jam sebelum jadwal masuk. Nah, untuk situational leadership dengan tingkat kematangan di satu adalah directing. Oke, contoh berikutnya.
inisial namanya ET posisinya contohnya trainer area tingkat kematangan yang dimiliki adalah D2 kita tulis juga kemampuannya sebagai bukti pendukung Jadi ini adalah contoh dari kemampuan untuk tingkat kematangan D2, yaitu penyelesaian pekerjaan 80% tidak sesuai deadline. Materi training yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan peserta. Hasil temuan visit outlet tidak sesuai dengan kondisi real outlet. Selanjutnya ada motivasi. Oke, ini dia contoh motivasinya ya, yaitu tidak ada inisiatif untuk melakukan komunikasi dan konfirmasi terkait dengan tugas yang dilaksanakan.
Terlambat masuk kerja lebih dari 10 kali, tidak menunjukkan keinginan belajar dari kesalahan. Nah, situasi yang cocok untuk... tingkat kematangan D2 adalah coaching. Jadi ini contoh pengisian paperwork mengenai lead high performance team, khususnya people analysis, situational, leadership.
Oke, kita lanjut. Jadi kesimpulan dari pembahasan dari slide sebelumnya dengan berbagai tingkat kemampuan, yaitu yang pertama ada instruksi kerja. Untuk D1 dan D2 itu secara spesifik.
Untuk D3 dan D4 itu secara general. Selanjutnya ada monitoring. Untuk D1 dan D2 itu ketat. Untuk D3 dan D4 itu rendah. Selanjutnya pemberian wawana mewakili atasan.
Untuk D1 dan D2 itu tidak ada. Untuk D3 perlu adanya dengan konfirmasi. Untuk D4 itu tinggi. Dan terakhir pemberian dukungan.
Untuk D1, D2, D3, dan D4 itu ada. Nah, selanjutnya, police delegation. Apa itu delegasi?
Apa itu delegation? Delegasi menurut sejak tahun 1990 adalah proses penimpahan tugas kepada bawahan disertai dengan pemenang dan tanggung jawabnya. Tidak hanya diberikan tugas saja. namun diberikan beberapa kewenang untuk mewakili tugas-tugas atasan. Nah, selanjutnya ada benefits of delegation yang terdiri dari dua, employee dan store manager.
Nah, untuk employee, yang pertama, mengembangkan kompetensi. Tujuan dari delegasi tugas adalah juga untuk melihat kemampuan maupun kompetensi yang dimiliki oleh tim kita. Selanjutnya adalah sense of achievement, memberikan perasaan untuk mendapatkan suatu prestasi.
Biasanya dengan mempunyai prestasi akan meningkatkan motivasi kerja. Oke, selanjutnya ada meningkatkan kepercayaan diri. Selanjutnya ada profesionalitas.
Nah, selanjutnya. Lalu manfaat untuk store manager terdiri dari yang pertama, mengerangi stres. Karena tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh store manager cukup banyak, maka dengan dilakukannya delegasi tugas dapat mengurangi yang namanya stress. Selanjutnya adalah time management, dapat mengatur waktu. Selanjutnya adalah dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Selanjutnya, peningkatan kerja sama tim. Yang terakhir adalah developing others. yaitu dapat mengembangkan tim yang kita pimpin.
Oke, selanjutnya ada 5 steps delegasi atau mendelegasikan tugas dengan menggunakan TikTok. Yang terdiri dari, yang pertama, T. Tulis daftar tugas yang akan didelegasikan, ya, mulai dari deadline dan juga standar kerjanya.
Walaupun karyawan tersebut sudah D4, ya, namun belum tentu saat didelegasikan tugas. dia bisa mengajakkan. Untuk itu diperlukan untuk menulis daftar tugas yang harus dilakukan dan juga terserta dengan deadline-nya. Selanjutnya ada I. Informasikan dengan jelas alasan delegasi, daftar tugas, cara mengajakkan, dan dampaknya.
Jika tidak dilakukan, diberitahukan delegasi tugas guna untuk meningkatkan pengembangan kompetensi dari karyawan tersebut. Selanjutnya ada K. Konfirmasi pemahaman bawahan, minta mengulang kembali poin-poin delegasi yang telah diinformasikan. Kita dapat meminta untuk melakukan konfirmasi ulang pada rekan tim kita untuk mengulangi poin-poin informasi yang kita delegasikan. Selanjutnya adalah TO, tetapkan otoritas yang harus diberikan kepada bawahan untuk menjalankan tugas yang telah didelegasikan.
Arti otoritas adalah sebagian kewenangan seorang staff manager yang diberikan kepada bawahan dalam menjalankan tugas yang didelegasikan, termasuk otoritas akses untuk menggunakan sistem dan informasi tertentu. Lalu yang terakhir ada K, komitmen pelaksanaan tugas, delegasi, dan support yang akan diberikan. Kita dapat menanyakan ke tim kita, apakah bisa untuk berkomitmen untuk mengejarkan tugas tersebut? Dan Juga saat kita mendelegasikan tugas kita, harus memberikan support dan juga memberi bantuan saat adanya hambatan yang sedang dihadapi.
Oke, kita lanjut ke bagian berikutnya. Nah, hal-hal yang tidak boleh didelegasikan atau stop delegation. Yang pertama, proses delegasi itu sendiri. Delegasi yang diberikan harus dari kita. atau atasan secara direct atau langsung, karena tujuan dari delegasi berfungsi untuk meningkatkan relasi atasan dengan rekan bawahan.
Selanjutnya, evaluasi kinerja dan tindakan disiplin. Untuk hal ini, itu wajib dilakukan oleh level manager, tidak boleh dilakukan oleh individu yang di bawah level manager. Selanjutnya, perencanaan strategis.
Perencanaan strategi itu wajib. hanya boleh dilakukan oleh level supervisor dan manager. Selanjutnya, tugas yang khusus atau rahasia. Yang sifatnya rahasia tidak boleh didelegasikan ke rekan bawahan kita.
Selanjutnya situasi yang rumit. Dan yang terakhir, tugas yang Anda pun sebagai atasan tidak mampu mengerjakannya. Tugas yang kita delegasikan harus sesuai dengan apa yang kita mampu dan bisa dilakukan agar dapat menjadi contoh ke rekan tim kita.
Jika kita sendiri tidak mampu, maka tidak boleh diberikan ke rekan bawahan kita. Dirisip atau kepemimpinan dalam supervisory role dapat dicapai dengan trust dan respect. Bagaimana cara mendapatkannya?
Trust atau kepercayaan yang kita dapatkan dari rekan bawahan kita. Dan kepercayaan harus kita bangun dengan rekan bawahan kita. Agar kita dapat dipercayai dan juga nantinya dapat menjadi support dalam pekerjaan yang kita lakukan.
Untuk itu, saat sudah mendapatkan trust dari rekan tim, maka kita harus menjaganya dengan baik. Selanjutnya, trust dapat dibangun dari yang pertama, keep commitment. Kita harus menjaga komitmen kita yang dimana bertugas sebagai atasan tim atau supervisor tim.
Delegasikan tugas, mematuhi standar, dan juga SOP perusahaan. Selanjutnya, be open. Selalu menerima keberagaman pendapat, ide-ide baru, masukan dari rekan tim bawahan kita. Yang terakhir, be competent.
Kita sebagai atasan harus memiliki kompetensi di bidang yang kita kerjakan atau yang sedang kita jalankan. Yang dimana trust dapat dibangun jika kita memiliki kompetensi yang lebih tinggi dibanding rekan tim bawahan kita. Yang dimana harus kita tunjukkan Juga agar trust tersebut dapat terbangun dan terbentuk respect, sikap menghargai ataupun menghormati dapat dibangun dari yang pertama, kita dapat mendemonstrasikan knowledge dan skill. Jika kita mempunyai kompetensi, maka kita dapat menunjukkan hal tersebut sesuai dengan knowledge dan skill yang kita miliki, agar dapat membangun respect dari rekan. tim kita.
Selanjutnya, menjaga behavior yang positif agar dapat menjadi contoh untuk rekan tim kerja kita dan juga guna untuk menjaga relasi yang baik. Selanjutnya, mempunyai kepercayaan diri sebagai atasan. Untuk mendapatkan kepercayaan diri dapat mengikuti program SMDP, yang dimana Anda dapat memiliki kompetensi, kemampuan, maupun kepercayaan diri.
yang dimana dapat ditunjukkan ke rekan tim dari setegi knowledge, skill, dan attitude. Dan terakhir, menunjukkan sikap yang profesional, tidak membedakan saat ada yang salah maupun saat melakukan evaluasi, jadi harus disama ratakan. Nah, menurut Ki Hajar Dewantara, manajer itu, inggarsa sung telada imadiyah mengungkarsa tuturi handayani. Artinya, di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberikan dorongan.
Dengan ini juga dapat terbangunnya respect maupun trust dari rekan tim kita. Itulah materi yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini mengenai star manager leadership. Semoga materi ini dapat mudah dipahami dan bermanfaat untuk bapak atau ibu kedepannya.
Selamat mengikuti materi berikutnya dari Store Manager Development Program ini. Semangat!