Oke baik, terima kasih kepada Bapak Iwan Badrianto atas sambutannya. Memasuki acara inti, yaitu pemaparan materi oleh narasumber kita yang luar biasa pada malam hari ini, yaitu Bapak Muhammad Arief Rahman Daeshah, selaku manajer dari PT Sindingan Indonesia. Dan izinkan saya memperkenalkan moderator kita yang luar biasa juga, Kak Nita. yang akan membantu diskusi serta sesi tanya-jawab pada webinar kali ini.
Langsung saja saya serahkan kepada Kak Nita selaku moderator untuk memandu jalannya acara inti pada malam hari ini. Waktu dan layar dipersilakan. Baik, terima kasih banyak Kak Yulpa atas kesempatannya izin untuk mengambil alih. Sebelumnya terima kasih banyak kepada Pak Iwan atas sambutannya yang sangat luar biasa sekali.
Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Dan saya ucapkan juga terima kasih kepada Bapak Narasumber, Bapak Arief yang sudah menyempatkan dan meluangkan waktunya untuk bisa hadir pada sesi seminar kita pada malam hari ini. Terima kasih juga kepada Bapak Iwan selaku dosen pengampu dan terima kasih juga kepada teman-teman semua yang sudah menyempatkan dan meluangkan waktunya untuk bisa hadir pada sesi seminar kita kali ini. Ijinkan saya memperkenalkan diri, perkenalkan nama saya Jum'u Arnita. Saya biasa dipanggil Nita, saya sekarang di sini sebagai moderator yang akan memandu acara ini dari awal sesi hingga sesi berakhir.
Dan sebelumnya kita kedatangan narasumber yang sangat luar biasa sekali, baik dari segi keilmuan dan juga pengalaman yang sangat luar biasa. Izin dan saya untuk memperkenalkan beliau melalui CP atau profil singkat berikut ini. Nama beliau yaitu Bapak Muhammad Arief Rahmanda. Agama beliau adalah Islam, status beliau sudah menikah.
Untuk pendidikan sendiri, beliau pada tahun 1996 sampai dengan 2002 di SD Negeri Tujang Kalah Ciamis. 2002 sampai 2005 SMP Negeri 1 Ciamis. 2005 sampai 2008 SMA Negeri 1 Ciamis.
2008 sampai 2013 berkuliah di Universitas Islam Indonesia. mengambil Fakultas Hukum Ketenagakerjaan di Yogyakarta. Beliau juga terlibat di kegiatan atau organisasi yaitu Panitia Organisasi Forum HRD MM2100 atau FKKSM di Divisi Hubungan Industrial periode 2019-2022, di mana aktivitas atau kegiatan organisasi tersebut meliputi yang pertama pelatihan pengembangan sumber daya manusia di Senaker untuk LPK area Bekasi sebagai pelatih, yang kedua, seminar produktivitas yang didukung oleh Apindo Training Center, dan juga ILO atau Organisasi Perburuan Internasional.
Lalu selanjutnya, selain daripada itu beliau memiliki pengalaman yang sangat luar biasa yang menduduki posisi-posisi penting di beberapa perusahaan. yang dimulai pada tanggal 24 Oktober 2013 sampai dengan 23 Oktober 2014 sebagai Human Research Development Staff di PT Hankuk Trial Indonesia. 1 Desember 2014 sampai dengan 20 Maret 2019, beliau sebagai HRDGA, IR, dan Legal Staff di PT Toyo Denso Indonesia atau Astra Group. Di tanggal 25 Maret 2019 sampai dengan 23 Juli 2021, beliau sebagai HRDGA menduduki posisi sebagai Assistant Manager pada PT Sintokokyo Indonesia. Dan tanggal 2 Agustus 2021 sampai dengan sekarang ini, beliau sebagai HR menduduki posisi sebagai Section Manager di PT Sindengen Indonesia.
Berikut teman-teman yang bisa saya sampaikan mengenai profil atau CP beliau yang sangat luar biasa. Baik, untuk selanjutnya kita akan mendengarkan penyampaian materi oleh Bapak Arief mengenai berpikir kritis untuk meningkatkan produktivitas pada generasi Z. Yang dimana pada kesempatan kali ini teman-teman yang berada di seminar pada malam hari ini memang merupakan sebagian besar. Generasi Z yang semoga apa yang Bapak sampaikan nanti bisa bermanfaat bagi kita semua. Untuk selanjutnya kepada Bapak Arief, waktu dan tempat saya persilahkan Pak.
Baik, terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera, salam kebajikan, salam.
Terima kasih Mbak Nita atas pembukaannya. Dengan juga tadi Mbak Yulfa, terima kasih juga. Dan tidak lupa saya juga berterima kasih kepada Bapak Iwan Badrianto sebagai dosen pengampu di Universitas Pelita Bangsa. Memberikan kesempatan kepada saya Buat sharing sama teman-teman Rekan-rekan Satu generasi Kita relax aja ya Materi yang Yang akan saya Sampaikan bukan berat Saya cuma sharing aja Sharing terhadap Apa pengalaman yang bisa saya sharing sama teman-teman terkait ketenaga kerjaan, terkait dunia industri gitu ya.
Mungkin disini rata-rata teman-teman juga sambil bekerja ya atau full day kuliah? Sambil bekerja pak. Sambil bekerja pak.
Ah iya sambil bekerja ya. Oke jadi ya waktu malam minggu waktu yang pas lah ya. Biasanya malam minggu hangout, hangoutnya di depan layar sekarang. Ya mudah-mudahan apa yang kita sharing di malam hari ini bisa bermanfaat buat semuanya. Terutama saya pun bisa belajar juga dari, mungkin nanti kita bisa diskusi, saya bisa belajar dari experience teman-teman yang sudah pernah bekerja gitu ya.
Korelasinya seperti apa, implementasinya seperti apa gitu ya. Oke, untuk mempersingkat waktu, saya coba share langsung materi saya. Apakah terlihat? Terlihat, Pak.
Sudah terlihat. Oke, baik. Oh iya, terima kasih juga Mas Fikri yang menghubungi saya juga.
Oke, saya mulai aja. Bismillahirrahmanirrahim. Berpikir kritis di era digitalisasi pasar kerja. Ya ini kalau saya bilang di area kerja sekarang, di era kerja saat ini sudah banyak.
digitalisasi-digitalisasi yang digunakan di beberapa perusahaan gitu ya mungkin teman-teman juga secara tidak langsung pernah merasakan itu gitu baik itu di dunia kerjanya ataupun mungkin di dunia sehari-hari gitu kenapa sih kita perlu meningkatkan kompetensi kita gitu menghadapi digitalisasi karena digitalisasi ini bukan sesuatu yang harus kita hindari atau sesuatu yang yang menakutkan jadi digitalisasi ini adalah sesuatu hal yang memang tidak mau kita harus hadapi, tapi kita juga harus bisa beradaptasi oke ini CV saya, tadi juga sudah disampaikan sama Mbak Nita ya, terima kasih banyak, kebetulan mungkin sedikit sharing, saya dengan Pak Iwan, beliau adalah Mentor saya dulu, sewaktu bekerja di Hankuk Tire Indonesia. Mentor yang luar biasa, banyak sekali ilmunya. Jadi saya sih beruntung bisa belajar langsung dengan beliau dulu. Bahkan sampai saat ini saya pun sering bertanya sama beliau.
Jadi teman-teman mahasiswa yang mengambil kelasnya beliau, itu sangat-sangat beruntung bisa belajar banyak dari beliau. Oke, saya akan menceritakan sedikit tentang industri 4.0 gitu ya. Mungkin teman-teman pernah dengar ya terkait dengan industri 4.0.
Pertama, ini sejarahnya. Industri titik satu dulu tahun 1784. Itu awalnya penggunaan mesin uap dalam dunia industri gitu ya. Dulu kan masih pakai tenaga manusia, full manusia.
Kemudian muncul kembali di tahun 1870, di mana industri 2.0 sudah mulai jalan, di mana penggunaan mesin produksi massal itu sudah mulai digunakan dengan tenaga listrik atau dengan bahan bakar minyak dulu. Di tahun 1969, itu sudah mulai masuk industri 3.0, penggunaan teknologi informasi dan mesin otomasi. Jadi sebenarnya mesin otomasi dan teknologi informasi itu sudah berjalan tahun 1969. Kemudian ada industri 4.0, di mana mesin yang terintegrasi dengan jaringan internet. Kalau...
Justru sekarang itu sudah hampir masuk 5.0 Yaitu IoT Internet of Things Kita coba masuk dulu di industri 4.0 Apa sih industri 4.0 ini gitu ya Nah 5 sektor industri prioritas menuju industri 4.0 Disini ada industri makanan dan minuman Kemudian ada industri kimia Industri tekstil Industri elektronika Industri otomotif gitu ya Industri-industri ini sudah mulai menerapkan industri 4.0. Kenapa? Dengan semakin berkembangnya zaman, kemudian mahalnya kos gitu ya, baik itu manpower cost ataupun operational cost dari perusahaan, mau tidak mau perusahaan harus berpikir gimana caranya tetap survive.
Salah satunya dengan apa? Ya mereka mau tidak mau harus melakukan digitalisasi dalam proses pekerjaan mereka. Baik itu di proses production-nya ataupun administratifnya.
Dan ini hampir semua teman-teman sudah merasakan. Untuk industri makanan seperti apa, industri kimia itu lebih kepada penggantian dari tenaga kerja manusia, berubah ke robot, kemudian ada yang pakai internet juga, bahkan AI sekarang sudah mulai masuk. Kebetulan saya bekerja di industri otomotif, dan di industri otomotif itu sudah mulai menggunakan robot itu sejak bahkan 10 tahun lalu. 10 tahun lalu lebih. Itu sudah menggunakan robotik.
Contohnya saja ada satu pabrik, saya tidak menyebutkan mereknya, ada satu pabrik di tahun 2013-2014, itu dia sudah, mungkin teman-teman familiar dengan baterai kar, tahu baterai kar ya? Jadi kayak semacam, apa namanya, kalau kita bilangnya bombom kar lah ya, di pabrik gitu, itu dia biasanya untuk ambil material, supply material. Mungkin sebelumnya, supply material itu dilakukan oleh operator gitu ya, oleh tenaga kerja manusia. Tapi seiring berjalannya waktu, mulai ada perubahan dengan menggunakan baterai kar yang tidak ada orangnya. Full otomatis.
Nanti juga saya akan kasih sedikit video contoh digitalisasi di proses kerja. Kemudian kita ingin tahu dampak dari revolusi industri. 4.0 itu apa sih gitu ya dampaknya apa contohnya seperti apa, tidak hanya wah ini cuma Pak Arief doang nih yang ngomong gitu ya tapi kita lihat sama-sama deh gitu ya, kita lihat sama-sama seperti apa sih dampak yang sudah terjadi Ini adalah contoh daripada digitalisasi yang sudah terjadi di salah satu perusahaan di China.
Ini salah satu perusahaan marketplace besar di China. Dari mulai pemilihan paket, masih menggunakan tenaga kemanusiaan, tapi tidak banyak. Tapi untuk... semua prosesnya dari mulai pemilahan kemudian pengirimannya kemana semua sudah menggunakan robotik, nah kita pun belanja sudah tidak perlu offline lah bahasanya ya, tidak perlu datang langsung ke store, tapi bisa menggunakan online Ini salah satu contoh di Alibaba ya, rekan-rekan semuanya. Hampir semua menggunakan otomatisasi.
Ini mungkin beberapa pengiriman masih menggunakan orang, kemudian pemilihan produk juga masih pakai orang. Tapi lihat, apakah masih ada orangnya? Oke.
Itu sedikit contoh yang sudah terjadi. Dan tinggal menunggu waktu itu sampai di Indonesia. Bahkan sudah terjadi malah. Terus yang jadi pertanyaan, jika itu sampai ke Indonesia, apa kabar untuk tenaga kerja Indonesia? Apakah kita akan digantikan oleh robot?
Ya, mungkin. Tapi ada satu hal yang tidak bisa digantikan oleh robot, yaitu rasa. Feeling, kita masih bisa soft skill lah.
Kita bicara soft skill. Kalau kita bicara hard skill, hampir semua bidang AI sudah bisa mengerjakan itu. Bahkan sedikit pun tentang, mungkin ada beberapa hal tentang soft skill, AI sudah bisa menggantikannya. Nah yang jadi pertanyaan adalah, kita mau kemana? Terus kita bekerja apa?
Terus peluang kerja kita semakin menipis dong. Apakah kita akan komplain aja tanpa membuat perubahan? Enggak kan?
Kita harus terus mau belajar. Tidak hanya kompetensi kita di hard skill saja, tapi soft skill juga kita harus improvement. Nah ini... Mungkin teman-teman pernah dengar lah ya, John McCarthy, beliau adalah penemu dan pelopor Artificial Intelligence, di mana perusahaan besar itu sudah mulai merencanakan pengurangan pegawai sebagai salah satu dampak dari adopsi Artificial Intelligence.
Itu real, dan itu sudah terjadi, tapi... timbul reaksi negatif dari banyak pihak. Kenapa? Karena mereka khawatir, akan tergusur nih, orang-orang ini akan tergusur. Tapi ada juga sebagian orang yang menganggap bahwa justru pengembangan AI ini bisa lebih mempermudah pekerjaan kita.
Jadi masih pro kontra. Tapi ini bukan sesuatu yang bisa dihindari. Ini akan terjadi suatu saat nanti. Kita akan memposisikan diri sebagai di mana.
Apakah kita yang bisa memanfaatkan AI untuk memudahkan pekerjaan kita? Atau memang kita yang digantikan oleh AI? Kemudian John McCarthy juga menyebut AI sebagai ilmu dan rekayasa dalam membuat mesin yang cerdas.
Kemampuan mesin untuk melakukan tugas-tugas kognitif seperti berpikir, memahami, belajar, problem solving, dan pengambilan keputusan. Bahkan AI sudah bicara sampai sejauh itu. Bisa berbicara sampai... problem solving loh, dan decision making itu mereka sudah masuk sampai sejauh itu nah ini yang perlu teman-teman ketahui industri saat ini inilah yang kita hadapi digitalisasi di pasar kerja itu nggak hanya menggantikan tenaga manusia, tapi juga dapat menggantikan akal dan pikiran manusia di dunia kerja, meskipun Pasti ada minusnya, gitu ya. Ya, tidak akan sama dengan manusia.
Tapi, yang paling berdampak adalah konsistensi dan komitmen. Terkadang, tenaga kerja manusia, kendalanya pasti di konsistensi, gitu. Tapi kalau robot atau AI, yang namanya program lah, gitu ya. Kalau nggak consulate atau salah setting, ya, dia masih tetap konsisten, gitu.
Dan itu terbukti. Jadi sedikit sharing aja. Mungkin di sini ada mahasiswa yang kerja di sindingan Indonesia?
Rekan-rekan? Nggak ada? Ada, Mbak. 2018. Oh, ada ya?
Dengan Mbak siapa? Mayuning Room. Tapi udah lama.
Sudah lama ya? Oke. 2018 ya, Mbak?
Waktu itu Di line 12 dan 13 Sudah pakai robot belum? Sudah Yang itu CU21 Sudah pakai ya mbak? 2018 ya?
Itu sudah 6-7 tahun yang lalu Kita sudah pakai Bahkan sekarang penggunaan robotik itu perusahaan mempertimbangkan untuk menambah lagi kenapa kita mempertimbangkan itu? satu, kita pakainya data kita menggunakan data jadi bukan hanya informasi lisan aja tapi kita pakai data data before after sebelum kita pakai mesin robot masih pakai tenaga kerja manusia gitu ya rate ng not good barang ng gitu ya angka ng menggunakan tenaga manusia dibandingkan tenaga robot itu lebih rendah dengan tenaga robot ini kita gak bisa bantah ini data real robot bisa sampai se-efektif itu. Bicara cost, jelas jauh. Mungkin oke invest-nya mahal di awal, tapi itu terbukti efektif untuk jangka panjang. BEP-nya dapat.
Bahkan sebagai salah satu solusi untuk menekan biaya operasional, robotik salah satu solusinya. Tapi bukan sebagai solusi utama, enggak. Kita tetap mengutamakan tenaga kerja manusia.
Tapi yang seperti apa tenaga kerjanya? Nah ini yang saya pengen sharing sama teman-teman semuanya. Di sini mau nggak mau kita harus punya sense lah ya. Kita harus aware sama diri kita.
Kita kalau nggak bersaing, kalau kita nggak mau skill up kompetensi kita, ya kita akan kalah. Berapa banyak lapangan pekerjaan untuk kita di masa yang akan datang? Who knows kan? Sedangkan penduduk kita itu sangat-sangat banyak Contoh, saya mengambil contoh di India Di India itu masih menggunakan Mayoritas masih banyak menggunakan tenaga kerja manusia.
Kenapa? Karena di pemerintahannya itu dia ada kayak semacam kebijakan gitu. Ada semacam kebijakan bahwa perusahaan itu tetap harus memprioritaskan tenaga kerja manusia. Tapi aturan itu tidak dibarengi dengan kompetensi dari kemampuan SDM-nya. Sebagai contoh gini, kalau saya bertanya sama teman-teman gitu ya, lebih milih motor produksi Jepang atau motor produksi India?
Ada yang bisa jawab? Jepang, Pak. Jepang?
Coba Mas Ahmad ya. Coba Mas Ahmad. Kenapa Mas?
Kok lebih milih motor Jepang? Harganya lebih mahal. Menurut saya, Pak, Jepang itu kalau soal teknologi di dunia otomotif, itu cukup kompetitif di dunia bahkan kelas, bukan hanya kelas Asia, tapi untuk kelas dunia juga produk dari Jepang ini dapat bersaing dengan pabrikan Eropa, misalnya dengan Ducati atau Eropa ya, seperti yang kita ketahui sendiri. Misalnya di MotoGP, walaupun sekarang produk dari Jepang itu agak kalah saing, namun di beberapa tahun kemarin itu produsen asal Jepang itu berkualitas Pak untuk teknologinya, terus improvement-nya, lalu juga SDM dari orang Jepang itu sendiri yang terkenal dengan disiplin dan cerdas ya Pak. dapat memunculkan inovasi-inovasi terbaru dan Mereka itu berani bersaing dengan produsen hebat.
Misalnya di Toyota sendiri yang kita ketahui sebagai kiblat otomotif di Asia. Bisa dikatakan sebagai kiblat otomotif di Asia. Karena di perusahaannya sendiri, Toyota juga disiplin dalam proses pengerjaannya.
Mereka sangat detail dan mengutamakan. kualitas. Jadi mereka tidak hanya mengejar kuantitas, namun kualitas ini sangat diprioritaskan sehingga produk yang dihasilkan ini juga membuat konsumennya ini bisa dikatakan jatuh hati lah Pak, karena produk yang mereka beli ini berkualitas dan tentunya dapat membantu kita dalam sehingga Tentang itu pak Oke oke oke Terima kasih mas Ahmad untuk sharingnya Ada yang milih brand India? Gak ada kayaknya ya Semua kalau dibandingin Indonesia Sama India Jepang dengan India Lebih banyak ke produknya Jepang Itulah kenapa Ya mohon maaf India itu produknya pasti kalah gitu Jangankan dengan India lah Produk Jepang yang dibuat di Indonesia Dengan produk Jepang yang dibuat di India Itu pasti akan terjadi perbedaan kualitas Jelas gitu ya Karena apa? Karena kita masih lebih unggul Dibanding India secara SDM Gitu ya Tapi yang jadi masalah adalah dengan perkembangan digitalisasi, perkembangan industri yang semakin modern, kalau kita tidak pernah mau belajar kompetensi meningkatkan skill up, atau skill up kompetensi kita, kita akan semakin tertinggal dengan negara-negara maju.
Contoh, sebagai contoh gini, Indonesia itu masih menjadi prima dono investor. Saat ini ya, alhamdulillah. Tapi entah sampai kapan gitu, itu bisa bertahan.
Kenapa? Ada banyak faktor lah ya. Ada banyak faktor.
Mungkin ya operational cost yang semakin mahal gitu ya. Kemudian ya manpower cost yang semakin mahal gitu ya. Sebenarnya kalau bicara manpower cost semakin mahal, perusahaan itu nggak akan, nggak, apa namanya istilahnya, bukannya takut bayar mahal pekerja, nggak. Kalau misalkan pekerja itu mempunyai skill kompetensi yang perusahaan butuhkan, harga itu tuh main power cost itu bisa ngikutin gitu. Sebagai contoh gini, ada di sini penggemar MU?
Banyak Pak, kali. Banyak. Oh banyak?
Oke. Malam ini khusus nggak usah nonton MU dulu ya. Daripada sakit hati gitu ya.
Kenapa Pak? Panister Roy. Oh, oke. Oke, pelatih baru harapan baru gitu ya.
Ya mudah-mudahan tidak PHP ya. Sebagai contoh gini, kita memposisikan diri sebagai, saya owner tim sepak bola, MU lah contohnya misalkan. Atau nggak Madrid deh, yang duitnya banyak gitu. Saya sebagai owner Madrid, saya berani bayar mahal Cristiano Ronaldo. Mungkin teman-teman ada yang belum tahu Cristiano Ronaldo?
Aman lah ya, hampir semua tahu lah ya. Tahu, tahu. Tahu, oke.
Cristiano Ronaldo ini secara skill bolanya, wah gila, luar biasa. Jangan ditanya, dari mulai... apa namanya, kerja kerasnya dia gitu ya, cara dia latihan, cara mentalnya juga gitu, tidak hanya hard skillnya tapi juga soft skillnya, secara mentality-nya juga dilatih, hingga ya beliau jadi pemain yang hebat lah gitu ya. Real Madrid berani bayar mahal dia karena ada jaminan di situ. Jaminan apa?
Memperbesar kemungkinan suksesnya Madrid itu dengan punya Ronaldo gitu. Saya gaji mahal, tapi saya juga bisa dapat... Feedback yang jauh lebih menguntungkan.
Misalkan saya bayar Ronaldo 500M dalam satu tahun. Tapi dalam satu tahun itu Madrid bisa menghasilkan lebih dari 10 triliun. Worth it kan? Saya bayar mahal Cristiano Ronaldo sebesar 500 miliar satu tahun.
Tapi saya bisa mendapatkan income hampir 10 triliun dari mulai juara trofi, kemudian sponsor yang masuk gitu ya. Itu sebagai analogi aja. Perusahaan di dunia industri itu juga punya hal yang sama. Misal contoh, kita punya salah satu member gitu ya, salah satu member tim.
di perusahaan tempat saya kerja itu ada dua orang yang memang dia itu jago lah secara skill di bidang produksi gitu ya dari mulai improvementnya dia terus kemudian kaizeng-kaizengnya mungkin secara struktur seleri, dia di atas kok bisa? dia bisa mencapai itu, ya itu dia tadi Impact daripada pekerjaan dia itu jauh lebih menguntungkan perusahaan. Jadi perusahaan pun worth it gitu.
Untuk bayar mahal si orang ini. Nah itu Indonesia tuh masih kita punya masih menggunakan itu gitu. Jadi teman-teman kalau bicara ya pastilah dari teman-teman yang sekarang lagi bekerja gitu ya. Kemudian ambil lagi kuliah.
Pasti ingin ada perbaikan kan di situ. Nah perbaikan itu apa yang mau dicapai gitu? Apakah hanya dengan gelar saja?
Enggak. Gelar aja belum tentu bisa menjamin kita dapat kerja minimal itu. Apalagi kita bisa dibayar mahal.
Karena balik lagi, semua itu kompetensi dari masing-masing teman-teman. Baik itu hard skill-nya maupun soft skill. Hard skill ini apa sih pak? Kalau kita bicara hard skill, itu lebih kepada sertifikasi kompetensi. Contoh, misalkan, ada yang sebagai HR misalkan.
Di sini teman-teman, jenis manajemen semua ya? Manajemen, Pak. Mungkin di bidang manajemen itu lebih, mungkin ada yang bisa masuk ke HR, ada yang bisa masuk ke... Purchasing, ada yang ke PC, production control gitu ya Tergantung dari jurusannya nanti masing-masing Tapi itu kan manajemen itu kan banyak jurusannya Nah dari sana contoh misalnya HR lah gitu ya Ada namanya sertifikasi kompetensi HR Ada yang sebagai sertifikasi staff, sertifikasi supervisor, sertifikasi manager gitu ya Itu ada sertifikasi kompetensi Jadi Keahlian kita itu disertifikasi, ada loh pengesahannya.
Contoh, contoh simpelnya gini di analoginya. Teman-teman, kalau lagi nyetir motor, bisa nyetir motor, tapi nggak punya SIM. Apa boleh nyetir motor? Boleh Pak, kalau punya. Kalau punya motornya?
Ya, Pak, betul. Sekarang gini, kalau kita misalkan nggak punya SIM, tapi kita ngetir motor, sudah pasti kena undang-undangnya, kan? Undang-undang lalu lintas menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia yang berusia minimal sekian tahun, yang mengendarai kendaraan bermotor roda 2 atau roda 4, itu wajib memiliki surat izin mengemudi.
Sesuai dengan jenis kendaraan yang... digunakan. Nah, itu adalah salah satu sertifikasi kompetensi yang harus dimiliki untuk melakukan syarat melakukan, apa ya, namanya kita melakukan kegiatan bawa motor, menyetir motor, menyetir mobil, gitu ya. Syaratnya harus pakai itu. Nah, di dunia kerja, mungkin ada juga beberapa, salah satunya di dunia HR, sertifikasi kompetensi untuk, oh, kalau kamu pengen jadi staff HR, dan diakui bahwa kamu ini, ini loh, kamu sudah dapat sertifikasi, kamu bisa dibilang jago, kamu sudah bisa dibilang apa namanya, sebagai praktisi Karena kamu sudah memiliki sertifikasi itu Itu sertifikasi kompetensi Hard skill Dan itu saya yakin teman-teman banyak yang pernah mengikuti itu Mungkin teman-teman Yang paling sering Diadain di D-Snacker itu Sertifikasi kompetensi untuk Kayak CEO Foglip Kemudian ada CEO Crane Nah itu kita gak boleh mengoperasikan Crane Kalau kita gak punya CEO Nah itu adalah salah satu bentuk sertifikasi kompetensi.
Yang saya bahas adalah, saya ingin membahas untuk soft skill-nya. Kenapa sih soft skill gitu? Karena jujur, saya banyak menemukan kandidat gitu ya, yang mereka secara hard skill, secara kemampuan gitu ya, secara keailmuan, oh luar biasa. Mereka jago-jago, apalagi Gen Z ya.
Kalau saya sudah, kalau sedang interview atau misalkan diskusi gitu ya dengan calon karyawan, itu kalau kita bicara skill dan kemampuan, oh mereka hebat-hebat. Mereka punya kemampuan wawasan yang luar biasa. Tapi tidak semua mempunyai soft skill yang bagus. Yang baik lah saya bilang, yang bukan bagus, baik lah.
Salah satunya apa? Saya ingin korelasinya dengan berpikir kritis Berpikir kritis ini apa sih gitu ya Apakah berpikir kritis ini Dikit-dikit komplain Dikit-dikit komen gitu ya Tidak ke arah sana Berpikir kritis itu lebih kepada Kemampuan Kemampuan untuk menganalisis Evaluasi interpretasi suatu situasi atau informasi secara objektif dan rasional. Bahasa teoritisnya seperti itu. Simpelnya gini, berpikir kritis itu saya masukkan ke dalam empat kategori ini. Kalau kita punya kemampuan berpikir kritis yang tadi ya, analisa segala macam, itu kita pasti bisa memiliki kemampuan yang lain.
Empat poin inilah yang... kemampuan yang harusnya kalian punyai kalau kalian sudah bisa berpikir kritis. Satu, problem solving and decision making.
Pemecahan masalah dan penentuan pemecahan masalahnya seperti apa. Kenapa di sini berpikir kritis itu bisa membantu pekerja untuk menemukan masalah, menghubungkan ide, dan memecahkan masalah yang rumit. Serta dapat membantu pekerja membuat keputusan yang bijaksana dan terinformasi.
Jadi nanti saya akan bahas lebih lanjut satu per satu. Kemudian ada manajemen konflik. Membantu pekerja menghadapi konflik kerja dan menyelesaikannya dengan baik.
Kemudian ada kreativiti. Membuka jalan untuk membuka. Menemukan ide-ide kreatif dan solusi inovatif.
Interpersonal relationship. Ini berpikir kritis itu bisa membantu pekerja memahami sudut pandang orang lain. Seperti ya contohnya rakan kerja, klien, pimpinan kerja gitu ya.
Serta beradaptasi dengan lingkungan baru. Contoh pertama problem solving. Apakah Anda sering menghadapi masalah?
Sering menghadapi masalah? Sering pak Setiap hari Setiap hari Setiap hari Oke Oke Malam minggu ini jangan sampai jadi tempat curhat saya Oke Menghadapi masalah Problem kesulitan atau masalah Itu adalah hal yang biasa Problem itu is a breakfast for the champion. No problem, no problem is problem. If something fix, broke it. Oke, halo?
Agus sedih. Mandi, mandi tinggal mandi. Halo?
Mohon maaf, Kak Rika Tiara bisa diadukkan. Kak Rika! Gak apa-apa, malam minggu. Gak apa-apa, gak apa-apa. Saya wajar, malam minggu.
Gensi emang kadang-kadang, Pak. Gak apa-apa, saya jadi dapet hiburan. Maaf ya, Pak.
Gak apa-apa, gak apa-apa. It's okay, it's okay. Yang penting teman-teman yang lain masih bisa ngikutin ya. Oke, ulangi lagi. Kalau problem, kesulitan, masalah adalah hal yang biasa.
Karena problem itu adalah... sarapannya buat para juara justru kalau gak ada problem itu masalah if something fix, broke it kalau misalkan sesuatu itu sudah benar ya berjalan apa maksudnya bukan yang udah benar tapi dirusakin bukan ya, tapi kalau misalkan sesuatu itu berjalan monoton coba mencoba sesuatu yang baru if something broke, fix it jika sesuatu itu rusak ya benerin Contohnya gini, kadang kenapa sih kita banyak masalah gitu ya? Rata-rata kita gagal mengenali masalah sejak dini.
Kemudian ketika masalah jadi besar, muncul situasi krisis yang menuntut penanganan darurat. Udah telat. Kemudian jika terjadi terus-menerus, hasil pekerjaan tidak akan optimal apalagi efisien.
Selanjutnya. Anda bukan bekerja berdasarkan rencana Tapi sibuk bereaksi atas masalah Jadi bukan preventif Tapi kalian hanya berfokus kepada Oh iya saya harus benerin ini Oh iya saya harus benerin ini Bukan berbicara untuk How to create something gitu loh Tapi lebih kepada How to fix it How to fix it Itu adalah pekerjaan yang Apa ya Saya bilang Gak akan ada habisnya gitu Suatu saat teman-teman bekerja di perusahaan manapun gitu ya kalian akan menghadapi situasi dimana kita harus sadar gini, kita di hire oleh perusahaan untuk menyelesaikan masalah sadar gak kalian merasa seperti itu gitu kita masuk misalkan contoh kita di hire sebagai staff misalkan dimana bagian purchasing misalkan Kita harus tahu nih, kita nih di hire ini, di perusahaan ini sebagai staff purchasing ini, dalam perencanaan organisasinya ini, kita ini sebagai replacement, pengganti orang yang keluar, atau kita sebagai additional di dalam organisasi itu. Misalkan, oh nambah staff nih karena ada pekerjaan baru, begini, begini, begini. Pada saat kita sudah bekerja dan mengerjakan sesuatu, sesuatu yang harus kalian cari adalah Satu, adaptasi yang pertama, SOP-nya bagaimana?
Prosedurnya bagaimana? Kemudian, masalah apa yang pernah muncul? Apa yang harus diperbaiki? Oke, pada saat kita masuk, biasanya, mayoritas, kita dituntut untuk fix something. memperbaiki sesuatu, baik itu alur pekerjaannya, proses pekerjaannya, kita dituntut untuk ke sana.
Tapi kadang kita lupa karena kita nggak punya, mungkin teman-teman pernah dengar PDCA? Plan, Do, Check, Action ya. Kalau kita bisa pakai Plan, Do, Check, Action, kita bisa berpikir, oke, apa yang harus saya lakukan untuk memperbaiki ini? Bikin PDCA-nya, oke.
Kita bikin targetnya, selesainya sampai kapan. Kita harus bisa selesai. Kan biasanya kalau teman-teman baru masuk kerja, itu kan ada masa probation biasanya kalau untuk staff biasanya ya. Ada masa probation, dan probationnya itu nggak lama. Biasanya 6 bulan.
Dalam masa probation itu, kita dituntut harus do something. Baik itu memperbaiki, maupun improve sesuatu di dalam proses kerja kita. Waktunya sangat pendek.
Nah, pentingnya kita punya PDCA. Kita bisa merunutin ini. Kita runutin ini masalahnya.
Masalahnya apa. Oke, apa yang harus kita lakukan. Perbaikannya sampai kapan.
Kita kasih target. Setelah masalah itu selesai, langsung kita berbicara. How to improve it? Gimana caranya kita bisa memperbaiki jangan sampai kita terjadi lagi masalah itu.
Apa yang harus kita improve? Apa yang harus kita... Kaizeng gitu Nah itu yang mungkin teman-teman masih sering dihadapin lah di dunia kerja. Problem solving dan decision making-nya seperti apa sih? Saya ingin mengajak kepada teman-teman untuk konsep berpikir kita.
Konsep berpikir kita, jangan terus ngeliatin problemnya apa sih? Sehingga kita lupa terhadap solusi. Problem itu cukup kita jabarkan tidak untuk di, apa ya, kalau bahasa Sunda, kalau bahasa ini itu digugulung gitu, apa ya. Bahasa Indonesia-nya kita terlalu fokus ke situ gitu. Tapi kita lupa terhadap mikirin solusinya.
Jadi banyak tenaga kita mikirin masalahnya, tapi kita lupa tenaga kita habis dibikirin masalah, solusinya nggak dapet. Ini yang harus diperbaiki. Kita lebih baik habiskan energi kita untuk memikirkan solusi apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut dan ke depannya agar tidak terjadi lagi. Saya ingin sedikit sharing sama teman-teman ya.
Pengen tahu. Bagaimana cara Anda mengambil keputusan? Kalau saya simulasikan ya, kalian mau beli TV, tapi hanya tersedia dua merek di bawah ini. Kalian pilih yang mana? Yang dua.
Yang kanan? Atau kiri? Yang kanan, Pak.
Kanan. Di sisi kanan, Pak. Kalau di sisi kanan, Pak.
Di sisi kanan? Oke. Good. Ada yang kiri?
Ada, Pak. Saya kiri, Pak. Kiri? Oke. Yang kiri biasanya value fair money biasanya.
Mendang-mending. Yang penting nyala. Bentuk nggak penting. Di label itu.
Oke. Rata-rata semua pilih yang kanan ya. Tapi setelah saya tambahkan seperti ini, pilih yang mana? Jelas. Kiri, Pak.
Kiri, Pak. Kiri. Satu lagi, Pak.
Sanyo. Kenapa? Kenapa berubah?
Ada yang bisa jelasin? Kenapa berubah? Punya brand. Karena mereknya lebih terkenal. Satunya sudah ternama, Pak.
Yang pasti-pasti aja, Pak. Harga juga sudah tahu. Pasarannya sudah tahu. Terus populasi untuk jualnya juga sudah tahu ke siapa. Oke.
Tadi yang jawab sebelah kanan, semua pindah ya. It's okay, nggak masalah. Kita sama-sama...
belajar disini, kenapa? ya karena kita semua perlu berpikir ya, kalau kita ngeliat informasi yang lengkap dan sempurna, kita gak akan perlu mikir lagi betul? pasti akan cepat kita ngambil keputusan, ya contoh kayak tadi lah, kita melihat situasinya, oh cuman ada situasinya oh saya mau beli TV, kemudian saat saya lihat, saya cuman ada dua pilihan Ada Sony, ada Sinyo.
Yaudah, saya nggak perlu lagi assessment apa-apa. Karena kita sudah tahu, oke, brand Sony lebih menjamin. Dia sudah punya nama, brandingnya sudah dapat. Dan tahu kualitasnya. Orang-orang pun sudah lebih pakai.
Tapi, kalau misalkan kita mendapatkan informasi yang belum lengkap, nggak sempurna, pasti kita perlu berpikir. Untuk ngambil keputusan itu pasti kita berpikir dulu. Milih yang mana ya. Mungkin teman-teman tadi cepat, oh karena lihat bentuknya.
Bentuknya lebih menarik pak, sebelah kanan gitu. Nah itu adalah menjelajahi gitu. Jadi teman-teman pasti akan menjelajahi, oh apa ya, saya perlu apa ya. Kalau misalnya yang tadi mungkin saya bilang, yang milih sebelah kiri, yang penting value for money, yang penting TV-nya hidup.
Ya nggak salah gitu ya. Nggak ada salah, nggak ada benernya gitu ya. Karena kita bicara konsep berpikir gitu.
Nah itu contoh lah. Ini salah satu contoh. Pada saat kita menghadapi satu masalah, kemudian kita dituntut untuk memutuskan sesuatu, biasakan kita mendapatkan informasi yang detail, yang full.
Jangan sampai kita salah mendapatkan informasi. Seperti itu. Kemudian, ada namanya manajemen konflik. Manajemen konflik ini biasanya terjadi perbedaan kepentingan, tujuan, atau nilai antara orang atau kelompok orang. Jangan menutup mata, konflik itu jarang selesai kalau misalkan, bahkan nggak pernah selesai lah kalau misalkan dibiarin gitu aja.
Terus penyelesaiannya apa? Kita harus tahu nih, masalahnya apa? Analisa masalahnya.
Kemudian kita fikirkan kemungkinan solusi apa yang ada. Solusi itu banyak opsinya. Opsi 1, 2, 3. Dengan berbagai macam cara. Makanya di situ kita pikirkan jalan penyelesaiannya mau yang mana.
Opsi A plus minusnya begini. Opsi B plus minusnya begini. Opsi C plus minusnya begini. Itu adalah alternatif yang ada. Kemudian kemungkinan solusinya yang mana nih?
Mana yang paling besar kemungkinannya kita ambil? Apa solusi terbaik di situ? Nah, di sinilah kita diskusi. Penentuan solusinya mau yang seperti apa?
Mungkin teman-teman pernah dengar, solusi terbaik dari yang terburuk. Bahasanya gitu. Terkadang, kita selalu dihadapkan dengan masalah seperti itu. Contoh, saya seorang purchasing, saya dituntut untuk membeli material semurah mungkin. dengan harga seminim mungkin tapi kualitasnya harus the best harus bagus, harus terbaik kira-kira susah atau gampang?
susah Pak kenapa susah? mungkin ada yang bilang gampang Pak oke boleh, dengan mas siapa boleh mas? mas Kayapin Pak Oke, Mas Kevin, silakan.
Gimana, Mas? Ya, mungkin gampangnya ya. Yang penting harganya murah soal kualitas.
Ya, bisa banding satu-banding satu lah, Pak. Yang penting harganya. Itu kan tertulis kan harganya aja dulu yang murah. Soal kualitas ya harus berbanding dengan harga gitu, Pak.
Oke, saya ambil contoh gini. Kalau kita ambil solusi itu, misalkan contoh gini. Saya perusahaan yang buat motor. Saya minta mas Kevin untuk carikan supplier yang bisa bikin bodi motor nggak perlu tebel atau bodi motor yang dicet, nggak perlu bagus-bagus, yang penting murah, kira-kira pada saat sudah ditempel di motor, motor itu dijual, motor itu bisa laku apa nggak? Kalau menurut saya ini Pak, ya tergantung yang jualnya Pak itu pasarannya kemana gitu Pak.
Semua kembali lagi ke pasarannya Pak. Jualnya kemana? Ya kalau misalkan pembeli, yang penting pembelinya nggak tahu kalau materialnya itu murah gitu ya? Kan orang juga ada dua Pak.
Sifatnya mungkin dari desain atau fungsi. Mungkin misalnya itu bisa dibeli gitu Pak. Oke. Iya, begitu Pak. Oke, good.
Terima kasih. Ada berbagai macam cara. Ada berbagai macam cara, mungkin Mas Kevin, yang penting target saya terpenuhi untuk mendapatkan harga murah.
Kalau misalkan dengan harga murah itu, oke, motor terjual. Singkat cerita, motor terjual. Tapi setelah sampai di konsumen, konsumen itu pakai motornya, baru dicuci, cuci normal biasa seminggu, ternyata catnya luntur. Kira-kira orang yang sudah telanjur beli, apakah dia suatu saat akan beli motor yang sama?
Ya, kembali lagi sih Pak, kesadarannya mungkin itu bertujuan buat kehidupan sehari-hari. Terima kasih. Kalau misalkan untuk kebutuhan sih ya Fine-fine aja sih pak Bisa beli seperti itu lagi Untuk kebutuhan sih Berarti mas Evin TV-nya yang cuek Konsumen yang cuek gitu ya Yang penting beli motor Produk ini untuk apa gitu Setelah itu kebutuhan Oke oke oke Inovasinya gitu Desain Oke oke oke Nah balik lagi Kalau kita berbicara pasar Kalau kita berbicara pasar Atau market yang mayoritas Ya kita tidak bisa Mengendalkan mungkin beberapa orang Saja yang berpikir Yang penting membeli motor Saya pakai sehari-hari gak masalah deh Chatnya luntur, ininya segala macam baru sebentar Kita memposisikan kita lah Kita punya beli barang Pada saat kita beli barang itu Beli motor baru seminggu Ternyata chatnya rusak Gitu Komplain nggak kira-kira teman-teman?
Kalau saya sih komplain sih Pak, pasti. Komplain kan? Komplain Pak. Komplain ya. Komplain.
Oke, dapet kita. Pasti kita komplain kan? Nah, kita balik lagi ke perusahaan.
Balikin lagi ke perusahaan. Perusahaan, ini yang saya bilang, bagaimana solusi terbaik yang dapat diterapkan. Saya bisa dapet material murah.
saya bisa dapat material murah, tapi kualitasnya turun. Dengan resiko, ini akan banyak klaim NG dari user. Nah, ini udah masalah nih. Ini opsi A nih. Opsi A saya dapat nih.
Kemudian, opsi B. Pak, saya punya pilihan. Opsi B-nya, saya bisa dapat material murah, tapi kualitasnya... Bisa agak sedikit di atas.
Tapi murahnya tidak semurah yang opsi A. Agak mahal sedikit dibanding opsi A, tapi kualitasnya lumayan. Enggak yang terbaik, tapi lumayan. Opsi C, kita bisa dapat yang paling bagus, Pak. Kualitasnya the best, tapi mahal.
Kita discuss dengan pimpinan atau dengan perusahaan. Kira-kira perusahaan mau yang mana? Contoh misalkan harga motor sekarang paling murah berapa sih?
Tergantung tahunnya, Pak. Oh, tergantung. Jangan motor second.
Motor baru lah. Rp16 juta lah taruhnya. Di pantai Rp20 juta, Pak.
Tergantung merek juga, Pak. Oh, tergantung merek. Oke.
Jadi jangan ngomong merek ya. Tadi kiranya sponsor lagi. Kita bicara gini deh. Paling murah 15 juta lah, Tanto.
Contoh ya. Contoh 15 juta. Dari 15 juta, harga untuk bodi motor misalkan bisa memakan, yang dengan kualitas yang bagus itu bisa nyampe jutaan misalkan.
Kira-kira perusahaan dapet untung nggak kalau saya dapet beli bodi dengan harga sejuta untuk jadi satu buah motor dengan harga 15 juta ya motornya gitu. Wah, ternyata dihitung-hitung dengan segala macem, kalau kita pake bodi yang 1 juta nggak dapet nih. Dapetnya... cuma opsi A sama opsi B.
Perusahaan pasti berpikir, oke kalau saya pakai opsi A, akan ada resiko klaim. Dimana akan muncul second process, atau kita mengganti rugi, kalau sampai terjadi komplain. Akhirnya diambil jalan tengah kan.
Diambil jalan tengah, oke kita pakai opsi B. Harganya agak mahal dikit, kualitasnya agak bagus. Tapi kualitasnya agak bagus. Meskipun bukan yang terbaik gitu ya. Meskipun bukan yang terbaik.
Dan itu biasanya kita diskusikan dengan pimpinan kerja kita. Karena punya dua masalah yang berbeda nih. Perusahaan pengen yang murah, murah tapi bagus, sedangkan kita pengennya dapetnya, yang penting target saya tercapai, harga murah.
Tapi kualitasnya bagus. Nah kita juga bingung kan. Ini konflik nih. Konflik kepentingan nih, dua orang nih.
Nah, disitulah kita perlu diskusi penyelesaian masalahnya seperti inilah tahapannya. Jadi pada saat gimana kita cari solusi yang terbaik yang dapat diterapkan, ya yang bisa win-win solution. Bagus di pekerja, bagus juga di perusahaan.
Dan itu di semua jenis masalah pekerjaan bisa diterapkan. Manajemen konflik itu seperti itu. Jadi ada opsion A, opsion B, opsion C.
Ada banyak. Dan yang paling penting adalah kita bisa komunikasi aktif sama pimpinannya. Kemudian.
Prinsip dasar daripada manajemen konflik itu satu saling menghargai. Di saat pimpinan pengennya kita bisa cost down, sedangkan kita cost down harga murah, sedangkan kita kesulitan untuk misalkan dapat harga murah tapi kualitas bagus, kita susah. Nah itu kita harus tahu, memahami posisi masing-masing. Terus kita sebut tema konfliknya dengan jelas ya tadi ya, perbedaan kepentingan tadi. Mengurangi serangan personal, tetap objektif, ya jelas lah ya.
Kemudian mengutarakan kebutuhan. Tadi perusahaan butuhnya ini, dan keinginannya seperti ini. Kemudian dari pekerja juga menyampaikan, kendalanya seperti ini loh, saya juga butuh seperti ini.
Kendalanya seperti ini, yang dihadapi seperti ini. Kemudian mencari titik temu bersama, mencari alternatif dan menemukan solusi bersama. Nah ini yang tadi dibilang kita discuss. Banyakin discuss, manajemen konflik.
Ini berbagai macam permasalahan ya, mau itu permasalahan hubungan industrial, permasalahan dalam pekerjaan gitu ya, dengan salah satu contohnya tadi di bidang purchasing. Oke, kemudian masuk kita ke kreativiti. Kreativiti di sini, proses ekspansif yang melibatkan pemikiran bebas dan berimajinasi untuk menghasilkan ide-ide baru, unik.
atau berguna gitu ya berpikir kreatif seringkali memperlukan penjelajahan kemungkinan-kemungkinan baru atau menemukan sudut pandang yang unik dan menggunakan solusi-solusi yang tidak konvensional, disini karena background saya di perusahaan Jepang, entah kenapa saya begitu apa ya, begitu begitu mes gitu ya dengan apa yang namanya Kaizen Mungkin teman-teman familiar dengan bahasa Kaizeng gitu ya, yaitu ide baru meningkatkan produktivitas. Banyak sekali ya, seperti tadi saya contohkan, tadi ada Mbak Wahyu Ningrum yang sempat bekerja di Sindengen Indonesia, di mana yang sebelumnya... menggunakan tenaga kerja manusia kemudian berubah ke robot nah itu hasil dari apa? hasil dari perubah buah pemikiran kreativitas dari teman-teman di produksi gimana caranya kita harus dengan waktu itu ada kenaikan upah yang cukup drastis kemudian omset perusahaan juga sedang turun mau gak mau kita juga harus memikirkan solusi lain untuk bisa survive di perusahaan, salah satunya adalah itu, kaizen atau ide baru yang bisa meningkatkan produktivitas mungkin pekerjaan yang dulunya pakai apa namanya pakai kertas gitu ya sudah menggunakan digitalisasi contoh misalkan kalau di tempat saya ya kayak pengajuan cuti apa namanya sudah bisa menggunakan, sudah tidak perlu lagi nulis-nulis segala macam tinggal buka aplikasi ini Kemudian nanti pimpinan kerjanya approve, nanti setelah di-approve baru nanti secara recalculate akan menghitung sendiri ke absensinya dia atau jatah cutinya dia. Nah itu sebagai contoh aja ide baru yang mendekatkan produktivitas.
Kalau saya bicara contoh Kaizeng nih, salah satunya, satu aja, di industri makanan. Ada yang bisa menyebutkan contohnya? Salah satu contoh, Kak Izeng, atau misalkan ide-ide baru di industri makanan yang sudah terjadi.
Ada yang bisa menyebutkan? Belum? Belum ada?
Halo? Belum, Kak. Oke ya, contoh.
Dengan seiring perkembangan teknologi di industri makanan, apalagi pas zaman COVID, semua bisa dipesan melalui aplikasi atau gadget. Teknologi yang bisa menggantikan kinerja koki maupun pelayan. Contoh di sini, ini ada mesin. Pembuat nasi goreng.
Dan ini sudah digunakan di Jepang. Ini mungkin kita juga sering ngerasain kalau teman-teman lagi makan di restoran, di mall. itu sudah pakai touchscreen seperti ini. Tapi kalau bicara masalah touchscreen, dari dulu juga sudah pernah dilakukan sih, kalau di industri makanan. Ada yang tahu?
Apa? Warna. Yap.
Restoran touchscreen itu sudah ada sejak dulu memang. Gitu ya. Oke lanjut. Kemudian contoh kaiseng di Indonesia kesehatan.
Nah ini saya kasih ada juga link beritanya. Nanti teman-teman juga kalau nanti saya share materinya ya Mas Fikri. Nanti saya share ke Mas Fikri materinya.
Di sini ada link juga di mana kalian pernah dengar berita ini. Jadi sebelah provider bekerjasama dengan Urological Association of Asia. Untuk menghadirkan evolusi prosedur bedah inovatif jarak jauh menggunakan teknologi robotik, robotik telesurgery, dan konektivitas broadband 5G dari salah satu brand. Nah, di sini ada posisi dokter di RSUP, di dokter orang Bali, dan pasien di RSUPN, dokter di RSCM, Jakarta. Jadi dokter...
Dokternya itu ada di Bali. Pasiennya itu ada di Jakarta. Ini teman-teman bisa lihat. Nah ini pasiennya di sini.
Yang operasi itu full dari robotikanya. Nah prosesnya seperti ini. Ini contoh Kaizen di industri kesehatan.
Ini bisa menghemat ratusan juta. Dokter spesialis yang di mana dia berdomisili di Bali, bayangkan jika ada tindakan yang urgent, dia harus pergi ke bandara, kemudian menaiki pesawat ke Jakarta, dari bandara Jakarta itu baru ke rumah sakit, itu membutuhkan waktu dan biaya yang sangat-sangat besar. Tapi dengan adanya teknologi ini, itu bisa dilakukan secara real time.
cepat, bisa cepat selesai dan besar kemungkinan untuk menolong pasien tersebut ini contoh Kaizen di kesehatan ada juga contoh Kaizen di dunia otomotif nah ini sudah jelas lah, dua biasa mungkin teman-teman yang bekerja di perusahaan mobil pernah melihat mesin seperti ini robot seperti ini dimana penggunaan robot di proses manufaktur otomotif ini sekarang sudah meningkat secara signifikan balik lagi tadi yang saya bilang saya bicara dengan data didukung oleh produktivitas dan efektivitas robot yang lebih baik daripada menggunakan tenaga manusia contohnya yang tadi saya bilang NG menggunakan robot itu jauh lebih rendah dibanding tenaga manusia itu gak bisa kita pungkiri tapi tetap ada minusnya tetap ada minusnya minusnya Ya mungkin minusnya bukan di angka productivity gitu ya. Kemudian, selanjutnya di interpersonal, sorry, typo, relationship ya. Memahami sudut pandang orang lain dalam bekerja itu penting untuk menghindari konflik.
Membuat keputusan yang adil dan menciptakan lingkungan yang positif. Kemudian, memahami sudut pandang orang lain seperti rekan kerja. pimpinan atau klien itu juga sangat membantu cara berpikir yang kita harus bisa memahami sudut pandang orang lain seperti yang tadi saya jelaskan pada saat kita berdiskusi untuk memutuskan satu masalah atau memikirkan opsi yang akan kita ambil untuk penyelesaian masalah, itu kita sangat harus memahami sudut pandang oh ya sudut pandangnya perusahaan begini nih tapi saya punya kesulitan begini nih Itu harus ada dari kedua-duanya. Nggak bisa dari salah satunya. Contoh, misalkan perusahaan nggak mau tahu.
Saya nggak mau tahu. Yang penting saya pengen harga segini. Ya, jangan salahkan purchasing. Kalau misalkan nanti ada klaim suatu saat nanti karena materialnya bukan spek yang diinginkan. Spek yang bagus lah minimal.
Spek yang minimum requirement-nya lah. Kalau misalkan kita juga sebagai pekerja, kalau misalkan yang penting, ya pasti akan... pasti akan, kalau kita tidak bisa memahami sudut pandang orang lain yang ada adalah satu, konflik itu akan terus berkepanjangan dan tidak akan pernah ada terjadi decision making tidak akan pernah terjadi, problem solving itu tidak akan pernah terjadi.
Nah, itu yang harus dihindari. Dan yang paling penting adalah, interpersonal relationship adalah kita bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Satu, kalau kita misalkan ditugaskan, kita sebagai HR, suatu saat kita ditugaskan menjadi dipindah ke departemen lain, atau misalkan tetap sebagai HRD, tapi dipindah ke grup yang lain misalkan. di perusahaan grup yang lain, misalkan yang tadi ya saya ada di Indonesia, kemudian saya ditempatkan di Singapura, atau saya ditempatkan di India, gitu ya, nah kita harus bisa beradaptasi, kita harus tahu ini interpersonal relationshipnya, kita harus tahu harus memahami, oh saya harus apa yang harus saya terapkan, kebijakan apa yang harus saya buat, apa yang harus saya harus saya kerjakan dengan karakteristik lingkungan ataupun pekerjaan, ataupun sistem yang baru, gitu nah itu interpersonal relationship itu maksudnya adalah kesana. Oke, sekian materi dari saya.
Oke, ada yang mau ditanyakan? Atau kita diskusi lah gitu ya. Sesi diskusi, oke. Silahkan Mbak Anita. Baik, terima kasih banyak kepada Pak Arief atas penyampaiannya, sangat luar biasa.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Baik, untuk teman-teman semua. Kami akan membuka dua sesi pertanyaan untuk teman-teman semua yang ingin bertanya, saya persilahkan.
Izin bertanya, Pak. Ya, silakan, Mas Ahmad. Baik, Pak, perkenalkan, Pak. Saya Ahmad Nurastofi.
Izin bertanya, ya, Pak. Salam penuh, Mas. Ya, silakan.
Yang ini di dunia SR, ya, Pak? Ya, ya. SR ini kan di perusahaan cukup vital, ya, Pak? perannya, terutama misalnya di rekrutmen dan training. Nah, dan peran AI ini juga cukup memudahkan atau sangat membantu HR dalam memudahkan pekerjaannya, Pak.
Nah, apakah ini juga ada potensi, Pak, AI ini menggantikan peran HR sepenuhnya? Maksudnya, apakah di masa depan nanti AI ini bakal menggantikan HR gitu Pak, menurut Bapak itu bagaimana Pak? Terima kasih Pak, mungkin itu Pak Terima kasih Mas Ahmad Saya jawab dulu, boleh Mbak Nita? Boleh Pak, silahkan Pak Saya jawab dulu, makasih Mas Ahmad pertanyaannya luar biasa bagus ya, dunia HR itu sekarang udah bahkan hampir semua dirambah sama AI Mas Jujur Kemarin saya diajak diskusi oleh salah satu praktisi HR di bidang rekrutmen terutama.
Beliau, apa ya, jadi sebenarnya cara kerja AI itu adalah big data. Cara kerja AI itu adalah big data. Jadi kalau misalkan kita sudah punya big datanya, AI hanya sebagai penyampai aja sih.
Penyampai database yang ada. Assessment-nya berdasarkan database yang ada. Misalkan contohnya gini.
Kalau misalkan nilai, oh dia punya nilai psikotest A-nya 50, nilai psikotest B-nya 60. Nah, dengan dua nilai digabungin ini, misalkan 110 nilainya, 110 ini ada di karakteristiknya di mana sih, ininya di mana sih, gitu ya. Nah, AI hanya bisa membaca itu. AI itu bahasanya ya hampir apa ya, bahasanya AI itu hanya bisa menyampaikan apa yang sudah menjadi database-nya.
Belum sampai ke arah, misalkan dia seperti manusia lah gitu ya, bisa assessment sendiri gitu ya. Belum ke sana sih kalau AI, teknologi AI di dunia HR. Tapi AI sudah dipakai di hampir beberapa perusahaan besar.
Kenapa? Karena proses digitalisasi di rekrutmen itu sangat-sangat besar. Contoh gini, pada saat kita melakukan satu rekrutmen, misalkan rekrutmennya besar, berjumlah banyak, mungkin zaman dulu kita harus menyiapkan kertas, kertasnya harus siap, kemudian...
Kertas jawaban Kemudian Ada psikotest mungkin teman-teman bisa Tahu ya, pada kalau lagi ikut psikotest gitu ya, ngejawabnya gimana gitu ya, kertasnya banyak, kemudian belum yang ngitung naik turun ya, Krapplin atau Pauli gitu ya. Itu kan masih pakai kertas gitu dulu, zaman dulu. Nah, sekarang dengan zaman digitalisasi, semua sudah dirubah gitu.
Termasuk AI masuk di situ gitu. AI itu masuknya di mana? Masuk di fast assessment-nya. Jadi kecepatan dalam melakukan assessment. Nah itu udah digantiin tuh.
Tugasnya orang rekrutmen yang biasanya nih, wah habis rekrutmen 500 orang, Pak saya perlu lembur Pak, Sabtu Minggu Pak ini mah sampai malam, harus bikin assessment segala macem, saya harus mau riksa segala macem. Karena masih manual kan, masih pake kertas, kemudian dia harus assessment satu-satu gitu ya, oh dia nilainya dimana, kemudian dia harus cek, oh dengan nilai sekian, dia masuk klasifikasi apa gitu. Zaman dulu mungkin masih pake orang, dan orang itu akan, Perusahaan akan mengeluarkan kos lebih untuk mendapatkan nilai dari satu orang.
Dalam satu proses rekrutmen, perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih. Tapi dengan adanya AI atau digitalisasi, itu semua jadi jauh lebih mudah. Dan itu sudah dipraktekan. Kalau Mas Ahmad tadi tanya, sudah berjalan atau belum?
Sudah. Sudah berjalan. Di beberapa perusahaan besar, itu sudah berjalan.
Termasuk di tempat saya. Di tempat saya sudah berjalan menggunakan itu. Kebetulan saya punya tim rekrutmen, beliau staff saya di lulusan psikologi, S2 psikologi, dan dia juga punya kemampuan assessment gitu ya, dia punya database keilmuannya dia yang cukup banyak dari segi psikologinya, kemudian dia tuangkan dengan digitalisasi karena perusahaan di tempat saya kerja itu bisa Support banget lah terkait digitalisasi proses itu sangat-sangat disupport. Kamu butuh, oh saya butuh sistem apa, saya butuh pengen bikin website apa, atau bikin aplikasi apa yang bisa memudahkan pekerjaan. Itu kita sangat support teman-teman.
Terutama di tempat saya, itu sudah melakukan itu dan sudah berjalan. Itu sih Mas Ahmad. Baik Pak, siap Pak.
Jadi intinya tidak menggantikan peran sepenuhnya ya Pak. Namun... kita bisa berkolaborasi dengan teknologi supaya pekerjaan kita ini sangat dimudahkan betul, betul, betul, tadi saya bilang di awal tidak semuanya bisa menggantikan posisi manusia sepertunya tapi kita bisa join lah, tapi bukannya AI yang manfaatin orang tapi kita yang manfaatin AI nah untuk sebagai Kita peran kita memanfaatkan AI Itu harus seperti apa ya Kompetensi kita harus di up Keilmuan kita harus di up Itu ya Mas Ahmad Terima kasih pertanyaannya, luar biasa Terima kasih Kepada Bapak Arief Atas jawabannya yang sangat luar biasa Bagaimana dengan Mas Ahmad Astropi Apakah sudah jelas?
Sangat jelas, terima kasih Untuk selanjutnya, kita akan membuka satu sesi pertanyaan terakhir. Untuk teman-teman yang ingin bertanya, kami persilahkan. Ada yang ingin bertanya lagi?
Saya izin bertanya. Baik, dipersilahkan, Mas. Pak, izin perkenalkan nama saya Aditya Rifin.
Saya izin bertanya. Dari paparan Bapak tadi menyebutkan bahwa kita harus bisa berkolaborasi dengan AI. Sementara... Kita ini mempunyai masalah yang cukup serius mengenai lapangan kerja, Pak.
Dan sempat disinggung juga di India bahwa dibatasi penggunaan AI tersebut. Nah, agar si AI ini bisa dikendalikan, dalam artian tidak mengambil pekerjaan yang sudah ada. Jata orang gitu ya, nggak ngambil jata orang gitu ya. Karena kejadian, Pak, di saya departemennya awalnya ada 10 orang payroll karena yang biasanya...
angkat-angkat gaji itu orang, terus yang kayak ngebagi-bagi selip gaji, tapi sekarang udah mulai semuanya lewat email, lewat HRIS, gitu loh. Semuanya lewat sistem, jadi orangnya cuma 3 orang doang, 7 orangnya jadi nganggur gitu loh Pak. Nah, apakah penerapan aturan yang seperti di India itu perlu diterapkan di kita juga Pak?
Agar locker ini nggak tertutup gitu loh Pak. Makasih. Makasih Mas Aditya Arifin Pertanyaan, wah ini keren-keren nih Mahasiswanya Pak Iwan keren-keren Ternyata Dari saya pribadi Bukan pribadi lah, kita melihatnya gini Dari praktisi HR melihatnya Kenapa sih kita nggak seperti India yang membatasi digitalisasi gitu ya?
Kita ngeliat impact-nya. Kayak tadi saya tanya teman-teman pada saat saya tanya mending produk Jepang atau produk India, larinya ke produk Jepang. Kenapa produk Jepang?
Ya meskipun harganya lebih mahal sedikit, tapi tahu kualitasnya. Kalau kita mengikuti apa yang... dilakukan oleh India ya mohon maaf karena di perusahaan tempat saya kerja itu kebetulan ada grup juga disana satu, kultur sih kenapa di India itu ada peraturan seperti itu karena SDM-nya banyak kita bicara kuantiti SDM-nya banyak sekali jumlah penduduknya itu sangat-sangat banyak lah Bahkan mereka itu punya kultur yang, mohon maaf ya, kalau nggak salah, koreksi kalau saya salah. Ada kayak kasta-kastanya gitu. Jadi kasta ini yang boleh kerja di staff ini, kastanya ini, yang boleh kerja di lapangan itu kastanya ini, yang di level manajerial itu kastanya harus ini.
Nah, mereka memfasilitasi itu agar nggak banyak orang yang nganggur satu itu. Tapi, Impact buruknya adalah, satu, cost manpower mereka melejit dengan drastis. Otomatis, perusahaan contoh inilah. Kita bikin motor misalkan.
Kita bikin motor, harga motor di India, harga motor yang ada di India, pasti akan jauh lebih mahal dibanding harga motor yang ada di Indonesia. Kenapa? Manpower cost mereka, mahal, kalaupun harganya bisa sama kita harus cek kualitasnya gimana, karena ada apa ya bahasanya, ada sebab ada akibat kalau misalkan dengan main power costnya yang tinggi, ya otomatis kita harus ngurangin apa sih, biar bisa tetap survive perusahaan, contohnya tadi ya apa namanya produk India, biarpun harganya jauh lebih murah, tapi tetap gak mau beli gitu, ya kan? kenapa?
ya balik lagi tadi, ya mohon maaf saya bisa bicara PD lah, SDM Indonesia ini jauh lebih unggul loh, SDM Indonesia ini jauh lebih unggul, kenapa? SDM Indonesia ini mau belajar, dan orang Jepang pun mengakui itu gitu, orang Jepang tuh sangat mengakui Indonesia ini kalau dibandingin Vietnam, Thailand, apalagi India, SDM kita ini lebih mau bahasanya lebih pekerja keras jelas. Yang kedua, dia mau berpikir.
Berpikir untuk improve, berpikir untuk ke depannya gimana sih biar misalnya kalau ada kesalahan nggak terjadi lagi. Kita tuh masih unggul di situ. Sekarang kita bandingin sama Thailand deh.
Tadi siapa yang pendukung MU? Kalau teman-teman pernah dengar, oh Mas Adit pendukung MU, oke. Mas Adit pernah dengar, ada vlognya salah satu stand-up komedian, waktu dia main ke Old Trafford, di official store-nya Old Trafford, itu dijual official merchandise-nya, bajunya. itu made in Indonesia tapi yang dijual di Indonesia made in Thailand atau made in Vietnam dan itu harganya jauh lebih murah, bener gak? bener gak?
karena apa? disitulah keunggulan apa namanya? keunggulan Indonesia tuh disitu Karena daya saing.
Daya saingnya itulah yang membuat orang itu jadi berpikir, ah gimana caranya saya bisa survive. Tapi kalau misalkan orang itu dalam satu kebijakan pemerintah India nih, udah, lu tenang aja, lu bisa kerja kok. Lu masih ada jatah kok. Tapi tidak dibarengi dengan kompetensi yang bagus.
Kompetensi SDM yang bagus. Jadinya ya dia merasa ah saya mau pinter atau enggak atau saya mau cerdas apa enggak saya masih bisa kerja kok Beda dengan orang yang, oh ya, saya harus skill up kompetensi, kalau nggak saya ketinggalan. Itu yang namanya daya saing. Terkadang kita melihat sudut pandang yang lain.
Sudut pandang kita terhadap adanya AI, kemudian asuknya kebijakan pemerintah, kenapa sih kita nggak dibatasiin kayak India gitu ya. Sudut pandang yang lain kita akan melihat, kasian dong orang Indonesia, lapangan pekerjaannya sempit. Lapangan pekerjaannya sedikit. Tapi sudut pandang yang lain, itu akan mengatakan bahwa itu bagus untuk apa?
Persaingan. Jadi orang-orang yang punya skill up kompetensi, kompetensinya bagus, skillnya bagus, attitudenya bagus, hard skill oke, soft skillnya oke, itu yang akan perform. Dari hasil perform manpower ini, tenaga kerja ini, itu akan menghasilkan barang-barang yang berkembang. kualitas, yang punya daya jual yang tinggi, nah jadi kesana mas arahnya, jadi saya kalau ditanya setuju mana saya lebih setuju kita bersaing daripada kita mengandalkan kebijakan yang justru, mohon maaf meninabobokan meninabobokan kita sebagai karyawan, nah yang penting misalkan nih contoh perusahaan tetap harus wajib menggunakan tenaga kerja manusia tapi SDM-nya tidak mencukupi tidak punya kompetensi yang impact-nya apa barang yang dihasilkan pun tidak akan punya kualitas yang bagus nah itu, kadang kalau bilang kejam ya ya itu realitanya iya kan?
persaingan itulah yang membuat orang jadi ya mau gak mau saya harus berjuang gitu gak ada contoh gini deh analogi saya ya mas ya analogi saya itu kayak apa bedanya pisau sama keris harganya lebih mahal mana? pisau atau keris? lebih mahal keris Lebih mahal keris.
Kenapa? Lebih antik. Lebih antik?
Oke. Karena keris proses pembuatannya lebih susah gak sih, Pak? Karena lebih diumbuk terus. Oke. Pembuatannya lebih susah soalnya daripada pisau.
Soalnya kalau pisau kan biasanya basicnya langsung produksi pabrik jadi gitu kan. Kalau keris kan manis. Oke, good. Terima kasih, Mbak.
Terima kasih. Analogi saya seperti itu. untuk mendapatkan sesuatu yang sesuatu yang bernilai tinggi terkadang kita harus melewati proses yang gak mudah keris itu di tempat berolak-balik sama dia, dibelokin udah ke kanan, ke kiri lagi sama dia ke kiri, ke kanan lagi ntar dilurusin lagi, wah masih bengkok dihajar lagi, tapi setelah selesai Jadinya adalah barang yang sangat-sangat bernilai. Tapi kalau pisau ya meskipun dua-duanya sama-sama tajam.
Tapi ya pisau gitu-gitu aja. Tidak ada nilai seninya. Nilai jualnya ya hanya begitu-begitu aja. Kegunaannya ya hanya sebagai. Oh ya untuk potong ini, potong ini, potong ini.
Bukan sebagai sesuatu yang bernilai tinggi. Sama kita juga harus mau seperti itu. Jadi jangan sampai kita tidak mau menghadapi masalah. Pengennya lempeng-lempeng aja tau-tau dapet duit banyak. Nggak ada.
Semuanya itu butuh proses. Makanya tadi lagi, jangan takut teman-teman untuk bersaing. Lapangan pekerjaan sedikit, lapangan pekerjaan kecil. Karena saya Muslim, saya percaya rejeki nggak akan ketuker.
satu itu, kedua saya percaya dengan kemampuan saya saya percaya kemampuan saya bisa berkontribusi positif buat perusahaan cara numbuhinnya gimana semua tergantung teman-teman teman-teman mau jadi yang seperti apa tergantung teman-teman, gitu ya Mas Adit baik Pak, dipahami Pak oke terima kasih, ada lagi mungkin baik, terima kasih banyak untuk Pak Arief Dan untuk Mas Adit, apakah sudah jelas Mas Adit? Jelas, Mbak Yo, Pak. Terima kasih. Baik, terima kasih banyak. Mungkin cukup sekian ya, Pak, untuk pertanyaannya.
Sesi selanjutnya saya akan membaca kesimpulan dari seminar yang telah Bapak paparkan tadi. Ijin untuk menyampaikan kesimpulan, yaitu pentingnya skill up kompetensi dalam dunia kerja. Seperti soft skill dan juga hard skill itu sangat penting dan sangat diperlukan. Apalagi di beberapa perusahaan sudah mengganti tenaga manusia dengan tenaga robot.
Jadi kita sebagai tenaga sumber daya manusia perlu sekali untuk meningkatkan skill up kompetensi agar kita dicari oleh perusahaan dan agar skill up kompetensi kita itu tidak digantikan oleh peran robot. Karena jelas gelar saja tidak mampu menjadikan kita bisa untuk memasuki atau bekerja di dalam suatu perusahaan. Kita juga perlu suatu keahlian. Untuk selanjutnya, saya ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Muhammad Arief Rahmanda.
Sama-sama, Mbak Nita. Mohon maaf. Boleh sedikit?
Iya, Pak. Saya minta tolong teman-teman untuk isi scan QR di layar. Untuk evaluasi saya Kalau ada kekurangannya Saya juga mengucapkan terima kasih banyak Atas kesempatannya Bisa sharing sama teman-teman Terutama Pak Yuhan Badrianto Setelah memberikan kesempatannya Saya bisa sharing sama rekan-rekan semuanya Kemarin saya tanya sama Mas Fikri Sebenarnya Mas bisa gak kita offline Kita ngobrol-ngobrol Kayaknya lebih enak ngobrol secara face-to-face Tapi karena waktu Dan juga kesempatannya belum Bisa gitu ya mungkin next time Kita bisa diskusi lebih lanjut Karena ya saya juga pengen lebih Lebih banyak mengenal keluh kesannya Teman-teman di lapangan seperti apa sih gitu ya Maksudnya di dunia Pendidikan terutama teman-teman Yang bersiap menghadapi dunia Kerja, kendalanya seperti apa Nah kami sih juga bisa, saya bisa belajar Dari pengalaman teman-teman gitu ya mudah-mudahan Di lain kesempatan kita bisa ketemu lagi Amin Baik, terima kasih banyak ya Pak Ari Brahmanda atas penyampaian seminarnya dan juga sesi tanya-jawabnya yang dijawab dengan sangat bagus. Terima kasih. Dan juga saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Yuan selaku dosen pengampu dan teman-teman semua yang sudah menyempatkan dan meluangkan waktunya untuk bisa hadir pada sesi seminar kita malam hari ini.
Dan tidak lupa juga teman-teman yang berada di balik layar atas tersuksesnya seminar malam hari ini saya ucapkan terima kasih. Terima kasih banyak atas sudah meluangkan dan menyempatkan waktunya untuk bisa berpartisipasi pada seminar kali ini. Apabila terdapat kesalahan saya yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, saya mohon maaf. Kepada Allah SWT, saya mohon ampun. Selanjutnya, saya kembalikan kepada MC untuk Kak Yulpa, kami persilahkan.
Terima kasih. Terima kasih, Mbak Nita. Baik, terima kasih. Nita, demikianlah serangkaian acara pada malam hari ini. Pemaparan materi dan diskusi yang luar biasa, sehingga kita mendapat banyak sekali bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Terima kasih kepada Bapak Muhammad Arief Rahmanda, selaku narasumber yang telah memberikan materi yang luar biasa sekali dan sangat inspiratif. Terima kasih juga kepada Kak Nita selaku moderator. yang telah memandu diskusi kali ini dengan lancar.
Semoga apa yang kita pelajari pada malam hari ini dapat bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi kita semua. Amin. Terima kasih juga kepada Bapak Iwan Badrianto yang sudah turut berpartisipasi pada malam hari ini dan terima kasih banyak kepada para peserta webinar yang telah menyimak acara ini dari awal hingga akhir.
Mari kita tutup. acara ini dengan membaca hamdallah bersama-sama Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah sebelum acara benar-benar berakhir jangan lupa untuk mengisi link kehadiran pada kolom chat yang sudah di-share saya Yulfa Istihawala selaku MC mewakili panitia yang bertugas, memohon maaf atas salah kata dan perbuatan. Sampai jumpa di acara-acara berikutnya, selamat malam dan tetap semangat untuk berpikir kritis.
Akhir kata, terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam Terima kasih Terima kasih Terima kasih Waalaikumsalam Terima kasih