Di sini kita akan membahas mengenai jangka sorong, lebih tepatnya cara membaca alat ukur jangka sorong. Gimana caranya? Jadi, dalam membaca alat ukur jangka sorong, yang perlu kita ketahui adalah skala utama ditambah dengan skala nonius. Langsung saja kita ke TKP.
Tentukan hasil pengukuran jangka sorong berikut. Di sini ada gambar cuplikan jangka sorongnya, jadi ini tidak full jangka sorong ya. Di sini hanya ada jangka sorong bagian skala utama dan skala noniusnya. Oke, kita coba jawab tentukan hasil pengukurannya sesuai dengan cara baca yang tadi. Kita cek di skala utama di sini, garis sebelum 0 di bawah, yaitu garis merah ini ya.
Ini kan 0-nya. Nah, sebelum berhenti di 0, garisnya kan terakhir di sini, garis yang atas. Ini nih berapa ya? Jadi gini, cara ngeceknya. Ini kan 6. 6,1, 6,2, 6,3.
Pokoknya yang garis-garis bawah ini, itu nilainya 0,1. Terus ini 6,5, 6,6, berarti ini 6,7. Sedangkan untuk skala noniusnya, kita cari yang paling lurus dengan skala utama. Skala nonius itu kan yang ini nih, yang bawah.
Cari yang paling lurus, ternyata yang ini, yang garis biru nih. Garis biru ini paling lurus dengan skala utama. Kalau kita cek yang lainnya kan miring ya, nggak. Sama nih, nggak lurus tuh. Cuma ini yang paling lurus.
Nah, garis ini tuh berapa sih? Kita cek. Kalau ini 0, ini 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8. Ini garis 8 dari skala nonius.
Oke, sekarang kita menuju pembacaannya. Skala utama ditambah skala nonius. Tadi skala noniusnya garis 8. Skala utamanya di 6,7.
Kita tulis ya, 6,7 ditambah 8 dikali 0,01. Jadi, untuk skala noniusnya dikali 0,01 ya. Jangan lupa, tadi garis 8-nya dari sini, 6,7-nya dari sini.
Kita kali dulu nih, 8 kali 0,01 kan 0,08 ya. Baru kita jumlahkan hasilnya. 6,78 cm. Berikutnya, seorang siswa melakukan pengukuran terhadap balok menggunakan jangka sorong.
Dan diperoleh data sebagai berikut. Ini jangka sorong pertama, hasilnya ada gambar kedua. Ini gambar pengukuran panjangnya.
Dan terakhir di sini ada hasil pengukuran dari si lebarnya. Kita cek tentukan volume balok tersebut sesuai kaidah angka penting. Oke, yang kita tahu kalau misalnya balok ini volumenya itu kan panjang kali tinggi kali lebar ya. Panjang kali lebar kali tinggi.
Pokoknya perkalian ini kan. Nah, kita kali nih. Panjang kali lebar kali tinggi.
Tapi kita belum tahu berapa masing-masing tinggi, panjang, dan lebarnya. Karena di sini hanya dikasih jangka sorong yang menunjukkan hasil masing-masing tinggi, panjang, dan lebar. Kita cek dulu.
Mulai dari tinggi. Ingat, skala utama berhenti di garis mana sebelum garis 0. Garis 0 di sini berarti berhentinya di sini ya, yang garis utamanya, skala utamanya di sini. Ini berapa sih?
Kalau ini 4, ini 4,1 berarti ini 4,2. Berikutnya, untuk skala noniusnya di sini yang paling lurus. Garis antara 0 sampai 10, yang ini ya paling lurus, ini garis 9. Kan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, ini 9 ya.
Berarti noniusnya 9. Langsung aja kita tulis skala utama ditambah skala nonius. Tadi utamanya 4,2, ditambah noniusnya 9 kali 0,01. Jadi 4,2 ditambah 0,09 sama dengan 4,29 cm. Berikutnya untuk yang panjang kita cek nih. Yang panjang ini kan garis 0-nya di sini.
Sebelum garis 0 berhenti garisnya di sini. Kalau ini 5 berarti ini 5,1, 5,2, 5,3, 5,4, 5,5, 5,6. Jadi skala utamanya berhenti di 5,6.
Nah, kita tandai nih garis merah ini ya. Berikutnya, untuk skala noniusnya, cari dari 0 sampai 10 yang paling lurus dengan atas, yaitu garis yang ini ya. Kalau ini 5, berarti ini 6. Nah, kita garisin juga nih.
Jadi ini yang paling lurus, ini skala utamanya. Langsung aja kita tulis. P sama dengan 5,6 ditambah 6 dikali 0,01. Selalu ingat skala noniusnya dikali 0,01. Kemudian kita jumlahkan 5,6 ditambah 0,06 menjadi 5,66 cm.
Yang terakhir kita cek berapa lebarnya. Disini 7, 7,1, 7,2 dan ada garis 0 ya, berarti skala utamanya di 7,2 disini, garis oranye ini. Untuk non-use-nya, disini yang paling lurus yaitu garis disini, ini garis ini paling lurus, kalau ini 5 berarti ini 6. Kita tandai nih yang paling lurus yang ini ya, berarti non-use-nya 6. Langsung aja kita tulis L sama dengan 7,2 ditambah.
6 dikali 0,01. Hasil kali 6. Hasil kali dari 6 kali 0,01 itu 0,06. Sekarang kita jumlah.
L sama dengan 7,2 ditambah 0,06. Hasilnya 7,26 cm. Nah, kita sudah punya tinggi panjang dan lebarnya. Sekarang kita ke tujuan utama yaitu volume balok. Yang sesuai kaedah angka penting.
Ingat. Kalau angka penting yang dikalikan, maka hasil perkaliannya hanya boleh mengandung paling sedikit jumlah angka penting. Nah, di sini kita cek nih. Kalau 4,29 kan 3 angka penting ya. Kalau 5,66 juga 3 angka penting.
7,26 kan dia 3 angka penting juga ya, paling sedikit. Ya udah berarti 3 dong. Artinya nanti hasil perkalian dari volume balok hanya boleh mengandung 3 angka penting saja. Hasilnya nanti ya. Sekarang kita coba kalikan dulu nih.
Kan volumenya P x L x T. Kita masukin angka-angkanya. 5,66 x 7,26 x 4,29.
Hasilnya adalah... 176,282964 cm Ini hasil perkalian aslinya nih Nah, barulah dari sini kita buat sesuai kaedah angka penting Cuma boleh 3 ya tadi Karena di sini tingginya 3 angka penting Panjang dan lebarnya 3 angka penting Jadi paling sedikit cuma boleh ada 3 angka penting Kita lakukan pembulatan Kelembatannya dari sini aja nih, dari 8. Karena kalau dari belakang kelamaan ya. Ini juga 2 kan, 2 itu kan nanti akan hilang, nggak ngaruh. Jadi dari 8 aja. 8, 8 ini kan kalau dibulatkan dia naik ya, berarti 2-nya jadi 3. 3 udah pasti turun karena dibulatkan ke bawah.
Jadinya 176 cm3. Jadi untuk pengukuran jangka sorong ini ternyata untuk hasil pengukurannya kita pakai aturan angka penting ya Jadi antara satu materi dengan materi lainnya saling berkaitan Kalau kalian lupa tentang angka penting, dicek lagi di video sebelumnya materi tentang angka penting, pembulatannya, perkaliannya, dan penjumlahan atau pengurangannya Cukup sekian, terima kasih