Transcript for:
Memahami PR Interval dalam EKG

Halo, selamat bertemu lagi dengan Muhammad Yusuf Wisseno dari Teluk Geroh Johat Center. Kali ini saya akan melanjutkan kembali sesi EKG kita, Eh Kok Gampang, dengan langkah keempat. Langkah keempat ini adalah langkah yang melihat PR interval, di mana PR interval ini bisa normal, bisa memandek, dan bisa memanjang.

Oke, jika memendek, maka kita harus langsung berpikir bahwa ada kemungkinan EKG ini adalah EKG dengan preeksitasi sindrum. Sementara kalau memanjang atau kadang-kadang ada yang hilang, maka kita memikirkan bahwa EKG ini ada blok. Nah, ini adalah PR interval yang normal, di mana dia berawal dari awal gelombang P sampai awal gelombang KRS.

Dan normalnya 0,12 sampai 0,2. Jadi 3 sampai 5 kota. Sekali lagi, awal P sampai awal KRS normalnya 3 sampai 5 kota.

Pada gambar EKG ini kurang lebih sekitar antara 4 sampai 5 kota. Nah, PR interval ini terbentuk karena ada avenut. dimana dia mendelay atau memperlambat antara atrial dan kontraksi dari ventricle.

Sehingga fase diastolik menjadi lebih baik. Misalnya pada kasus-kasus dimana terjadi atrial fibrilasi, dimana impuls dari atrium itu sangat banyak. Maka... Apa akibatnya kalau tidak ada avinode? Maka semua impuls dari atrium ini akan dijalurkan ke ventricle.

Apa akibatnya? Bisa terjadi kontraksi ventricle yang sangat cepat. Ketika kontraksi ventricle yang sangat cepat terjadi, bahkan melebih rate seperti ventricle tachycardia itu bisa tidak berarti, tidak bermakna.

Fasa sistolik. Jadi memang dia di-stop di situ. Teman-teman masih ingat misalnya obat-obat seperti digoxin itu bekerja di avinode. Sehingga dia bisa memperlambat rate dari arterial fibrilasi.

Nah, ketika PR interval memanjang, langsung kita berpikir AV block. Pertama yaitu AV block derajat 1. Di mana ini PR intervalnya memanjang, memanjang, memanjang, memanjang, lebih dari 5 kotak kecil. Teman-teman lihat di sini, EKG ini.

Kalau teman-teman lihat, ini jelas lebih dari 5 kotak kecil. Tetapi, tiap satu P selalu diikuti oleh satu QRS. Jadi tidak ada P yang hilang.

Kadang-kadang, saking panjangnya, bisa saja gelombang P-nya ini hampir menempel dengan gelombang T. Nah, ini yang terjadi. Namanya AV blok derajat 1. Ingat, ini yang normal, 5 kotak. Kalau yang AV blok derajat 1, maka dia memanjang lebih dari 5 kotak kecil Yang kedua, kalau PR interval memanjang Kedua adalah namanya AV blok derajat 2 Nah AV blok derajat 2 ada 2 tipe Mobitz tipe 1 atau Wakenbach dan Mobitz tipe 2 Teman-teman lihat disini PR intervalnya jelas memanjang Tetapi makin lama makin panjang Dan pada 1 titik Ini P pertama masih ada QRS nya, P kedua masih ada P ketiga, P4 tidak ada QRS nya, jadi ada drop Sebit. Makin panjang, makin panjang, makin panjang, dan ada P tidak dikutili GRS.

Ini secara grafik. Pertama, PR intervalnya sekian. Kedua, B. Makin panjang, C. Dan yang berikutnya, P tidak dikutili GRS. Nah, kalau kita mau menyebutkan rasio konduksinya, maka rasio konduksinya 4 banding 3. 4P, 1, 2, 3, 4, dan 1 GRS.

Yang ketiga adalah, Kalau PR intervalnya tetap, tapi tetap, yang penting tetap. Dia bisa agak lebih panjang, bisa normal, tapi tetap. PR interval, PR interval tetap, ada P tidak diikuti oleh GRS. Kita lihat ini, P pertama ada GRS, P kedua ada GRS, P ketiga masih ada GRS, P keempat ada P, langsung tidak diikuti oleh GRS.

Tapi PR intervalnya selalu constant. Nah ini, PR intervalnya tetap. Tetap ada 1P langsung tidak diikuti oleh KRS.

Jadi kalau yang tadi itu masih ada prolog. Tapi kalau yang ini tidak ada prolog. Jadi langsung ketidak.

Rasio konduksinya 3.2. Yang keempat adalah AV blok total. Atau AV blok derajat 3. Di mana kalau kita mau ngitung.

Coba lihat ya pada gambar EKG ini. Pertama PR intervalnya sekian. Yang kedua P-nya kok mepet banget.

Yang ketiga kok panjang banget Keempat balik lagi sekian Ini tidak ada pola disini Mau masuk AV blok derajat 1 tidak bisa Derajat 2 tidak bisa Jadi kita bingung nih PR intervalnya yang benar yang mana nih Kok susah yang hitung PR interval Maka kita langsung berpikir Siapa tahu ini suatu total AV blok Lantas kita lihat lagi nih Ada tidak jendulan-jendulan yang sama Yang muncul terus-menerus Yang P Lihat nih Ternyata kalau kita lihat ada interval konstan P-nya muncul P di sini muncul Dia masuk ke sini Masuk ke sini Kadang-kadang dia memang numpuk di atas gelombang T Atau bahkan lihat ini P yang 1, 2, 3, 4, 5 Dia di antara QRS dan gelombang T Nah ini yang disebut AV blok total Dimana gelombang P jalan sendiri-sendiri Dan gelombang QRS itu jalan sendiri-sendiri Tidak ada asosiasi Tidak ada hubungan antara gelombang P dan gelombang KRS. Ada disosiasi. Nah, apa yang terjadi kalau misalnya betul-betul putus di afinut?

Kalau tidak ada yang menyelamatkan, maka pasien bisa meninggal. Karena itu Tuhan itu menciptakan mekanisme kompensasi. Supaya ventricle ini tetap berkontraksi.

Walaupun impuls dari... atas, gak sampai ke bawah karena ada blok, dia tetap bisa berkontraksi, dengan apa? ada ini, namanya irama lolos junctional, ataupun ventricular, lihat ini ini gelombang P nya jalan sendiri-sendiri tapi KRS tetap keluar karena dia berasal dari junction, dari avenue ingat, kalau dari avenue, maka KRS nya akan sempit sebaliknya Kalau ini ada blok di level AVENUTE, tetapi yang membuat impuls ke ventricle adalah dari ventricular. Namanya ventricular escape rhythm. Kalau tadi junctional escape rhythm, ini ventricular escape rhythm.

Jadi AVE blok total itu dihambat di AVENUTE betul-betul total agar selamat kolonel atau kopral itu yang berdiri sendiri. Karena impuls dari atas, dari SA node Sampai ke bawah Jadi kalau saya ibaratkan perbedaan antara Saya sering Guion aja ya Perbedaan antara Apa AV blok derajat 1, 2 Dan total itu gini Kalau yang normal itu kayak Orang nikah gitu ya Kalau baru nikah gitu Suaminya bilang Bu minta kopi, saya minta kopi oh gak ada 10 menit udah ada di sebelah tuh tinggal masak masak air langsung jadi tuh gak ada afi blok kemudian afi blok derajat itu apa? oh pernikahan udah 5 tahun nih suami, bu minta kopi ditunggu gak keluar keluarnya 1 jam lagi baru keluar setelah lambinnya garing terus kalau afi blok derajat 2 gimana? Habibul derajat tipe 1, kopinya keluar, makin lama 1 jam, kemudian besoknya 2 jam, besoknya lagi 3 jam, besoknya lagi ditunggu-tunggu gak keluar tuh. Itu habibul derajat 2 tipe 1. Kalau derajat 2 tipe 2, tiba-tiba ngambek istrinya, minta kopi, pertama keluar, besok keluar lagi.

Tiba-tiba ditunggu setengah hari gak keluar kopinya. Padahal kita gak boleh kopi di tempat lain kan. Nah itu. Kalau habibul total, Suami minta kopi, keluarnya nasi goreng.

Itu adalah AVE blok total. Jadi, tidak ada hubungan, relation. Nah, kemudian yang ketiga, ini adalah namanya AVE blok derajat tinggi. Di mana ada gelombang P yang jalan tidak diikuti oleh KRS.

Ini lihat, gelombang P yang tidak diikuti oleh KRS. Ada gelombang P ketiga. Tiga, empat, lima. Tapi ketika gelombang P yang keenam ini, Dikuti oleh GRS.

Jadi ada satu P yang berhubungan dengan GRS, yang lain tidak. Ini beda dengan afiblock total. Kalau afiblock total ada P yang numpuk-numpuk nanti.

Di antara gelombang GRS dan gelombang T, dan lain-lain. Kalau ini tidak ada yang numpuk-numpuk. Tetap selalu ada satu yang berhubungan dengan GRS.

Oke, mari kita lihat. Yang pertama, yang atas, apa kira-kira? Ya, ini adalah AV blok derajat 1. Karena PR interna memanjang, lihat. Hampir nempel dengan gelombang T-nya.

Ingat, jendulannya ada berapa? Ada dua. Ada dua jendulan.

Yang satu gelombang T, yang satu gelombang R. P. Kalau yang ini, yang ke bawah, ke panjang, panjang, panjang, P tidak diikuti oleh GRS. Lihat mulai dari gambaran PGRS yang ketiga. Kalau yang pertama dan kedua belum begitu jelas. Tapi yang ketiga, P panjang makin panjang, ada.

Kalau yang ini, PR interval, oke ini. PR interval ini PR interval ini Ada P1 tidak diikuti oleh QRS Ampliplog derajat 2 Mobitz tipe 2 Karena tidak makin panjang Nah, kalau yang bawah Mobitz tipe 1 Makin panjang Makin panjang Makin panjang Makin panjang banget Ada P tidak diikuti oleh QRS Lihatnya dari bentukan QRS yang kedua nih Jangan yang pertama Nah Kemudian yang ini, lihat, PR interval yang pertama, lihat, panjang. Ini makin panjang.

Loh, yang ketiga kok ada jendulan P yang mepet banget sama KRS? Oh, lho, PR intervalnya nggak jelas nih, yang mana ini? Yang sebelah sana pendek lagi.

Nah, dia nggak masuk ke mana-mana. Jadi, kita nyari ini, ada nggak gelombang P yang keluar sendiri-sendiri. Lihat, P pertama bagus di sebelah kiri. P kedua ini, lihat.

di setelah qr-qrs habis itu keluar lagi pp nah ini namanya afi afi blog total nah itu tadi perintah bagaimana kalau perintahnya memendek kalau perintah memendek berarti ada jalur-jalur aksesori ini inget Ave not itu membuat delay ketika tidak ada apa Avenida dihanggep Maka berarti ada jalur khusus tuh Ada jalur Ken, jalur James, jalur Mahem Yang paling sering adalah ini Yaitu WPW Kalau WPW ini jalur Ken Dimana, lihat patofisiologinya Aveno dilewati nih, jalur Ken nih Jadi impuls dari SA Note langsung ke KRSZ Apa yang terjadi? Ya, PR intervalnya akan pendek Tetapi ingat, karena dia tidak masuk ke bundle branch Lihat ini Jalur GAN, dia tidak lewat bandar, berhenti langsung ke otot. Karena ke otot, maka GRS akan relatif lebih lebar.

Ada yang khas namanya gelombang delta. Delta itu bendulan ke atas. Namanya gelombang delta.

Nah ini, interval PR memendek, tidak ada gelombang delta, dan GRS-nya jadi lebar. Ini kan mepet banget. Nanti kita lihat contohnya. Nah ini, lihat. Ini P. PR intervalnya pendek banget dan ini ada melenduk disini, melenduk, melenduk, melenduk nah ini mirip kayak kalau dilihat ini kayak, maaf kak ibu-ibu hamil ya, perutnya jemblung atau gemuk gitu ya nah, begitu juga PR interval memendek nih LGL namanya, nah kalau LGL ini, dia jalurnya ngelewati AVENOTE, tetapi dia ke bundle branch, jadi apa?

PR terlalu membedak, tapi KRS tidak melebar. Normal, karena dia tetap lewat jalan tol. Nah, ini.

Di dalur James, ya. LGL, lihat ini. PR terlalu membedak, lihat di Lidua.

PR terlalu mepet banget, nih. Kalau lihat ini, kayak PR, P sama KRS itu dempel, gitu ya. Katakan dempel, ingat. Ini PR terlalu membedak, tapi KRSnya tidak melebar. Nah, makanya ini namanya LGL.

Agak jarang, sih. Tapi beberapa pernah kita temui. So, kita praktek aja. Ingat. Langkah pertama, kedua, ketiga, keempat Tetap satu-satu Lihat, ini sinus tidak?

Ada satu gelombang P, diikuti oleh satu KRS P-nya manis, di Lidua, terbalik di AVR Jadi sinus Berapa kali per menit? Kalau lihat, RR intervalnya kira-kira 75 kali per menit Tapi ini irreguler nih Kalau mau lebih tepat, dihitung yang dulu pernah saya ajarkan Satu menit, kurang lebih sekitar 80 kali per menit Akses, lihat Satu positif, AVF Negatif tapi 2 masih positif So, axis normal Langkah keempat, lihat PR in interval PR interval enak itu kalau lihat di lead yang panjang. Lihat ini lead. Yang panjang apa nih? Oh adanya di V1.

Ini garis yang terbawah. Lihat. Loh makin panjang.

Loh makin panjang, makin panjang. Ada P tidak di QTLK. So, AV blok derajat 1, Mobi Cipa 1 atau W. Bah. Bagaimana dengan ini?

Ya jelas ini irama sinus. 2 positif, AVR positif. Kurang lebih sekitar mungkin... 75 kali per menit ya. 300 dibagi 4. Aksesnya 1 positif.

Positif. So normal. PR interval. Lihat. Sayangnya agak kurang gede ya.

Tapi kalau yang sebenarnya teman-teman bisa lihat. Ini PR intervalnya. P sama QR sih mepet banget.

Ini yang disebut mepet ya. Lihat. Dan ada gelombang delta. Ada melenduk kecil ini. Kayak perutnya.

Kalau ini? Ya ini juga sama. Hai teman-teman lihat ini namanya belenduk kecil dan penyampe banget ini adalah wewewewewewewewewewe ini juga bpw sama eh kalau ini iramasinus ya lihat di Lidu ada pdk telek RS yang penyidadi kutel keres loh GG GG AV block tapi lihat di Lidu panjang paling kelihatan atau pokoknya satu yang panjang ya lihat Ini di bawah, yang lead paling bawah Yang P ada P diikuti KRS P tidak diikuti KRS Kemudian ada P diikuti lagi KRS Ini diikuti lagi KRS Ada tidak diikuti So, AV blok derajat 2 Mau beat setipe apa? Mau beat setipe Makin panjang enggak PRNU-nya?

Tetap Berarti mau beat setipe 2 Jadi ini irama sinus ratenya mungkin sekitar 75 kali per menit kalau mau ngitung yang 1 menit ya, 70 kali per menit aksesnya 1 positif, AVF negatif, 2 masih positif, so normal dengan, kamu lihat, kita lihat PR intervalnya maka AV block derajat 2, mau pitch tipe 2 kalau yang ini, iya Ini adalah AV blok total. Loh kok bisa AV blok total? Lihat di lead 2. Ini ada P tidak dikulik di RS. Ada P tidak.

Mungkin PR interval yang ini. Tapi di sini, dan lihat ada P yang numpuk di atas gelombang T. Nah, numpuk di atas gelombang T.

Ada P, P, P, D, gitu. Banyak tapi ada yang numpuk. Kalau ada yang numpuk maka dia AV blok total. Kalau di 424 juga sama. Lihat ini.

Yang ini nempel banget sama KRS P kedua. Ini melenduk. KRS-nya jadi melenduk. KRS yang pertama ini melenduk karena dia sebenarnya di dalamnya ada gelombang P.

Terus lihat ini. Ini KRS pertama. Yang 424 ya.

Lihat. 424. KRS pertama. KRS kedua. KRS ketiga. Gelombang T-nya lihat.

Bentuknya aneh. Ini karena di dalamnya juga ada gelombang P. Numpuk sama gelombang P.

Sekarang. Langsung ke 426 yang paling bawah sendiri. Ini juga kelihatan banget P-nya. P pertama, P kedua mepet gelombang T, eh, gelombang KRS. P, P. P yang ini, 1, 2, 3, 4, 5, dia antara KRS sama T.

So, ini AV blok total. Oke, sekian dari saya untuk EKG Gampang sesi yang ini. Terima kasih.

Semoga bermanfaat.