Selamat datang di channel yang tidak terkenal karena membahas topik yang kurang populer bersama saya, Stefani Humena. Pada video ini, saya akan mengangkat topik mengenai kalimat efektif. Kalimat efektif merupakan sebuah kalimat yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi dalam hal penyampaian pesan, gagasan, pikiran, atau perasaan kepada pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, kalimat efektif merupakan satuan-satuan lingual yang diutarakan seorang penulis atau pembicara kepada pendengar atau pembacanya dan si pembaca atau si pendengar dapat mengerti, dapat memahami, apa yang disampaikan sebagaimana si penulis atau si pembicara memaknai apa yang ia sampaikan. Ya, singkatnya, kalimat efektif adalah kalimat yang jika kita dengar atau kita bahas, baca, kita dapat memahaminya dengan mudah.
Kita dapat memahami apa yang disampaikan dengan mudah. Itu adalah kalimat efektif. Nah, sangat penting bagi seorang pendulis atau orang-orang yang biasanya diharuskan berbicara di depan umum untuk memahami konsep kalimat efektif. Agar apa yang disampaikan dapat diserap dengan baik dan benar.
Nah, ada beberapa aspek kebahasaan yang perlu kita pertimbangkan dan selanjutnya harus kita kuasai terkait penyusunan kalimat efektif. Aspek-aspek itu adalah keutuhan, kesejajaran, kefokusan, kehematan, kecermatan, kelogisan, dan kevariasian. 7 aspek ini adalah hal-hal yang perlu dikuasai untuk menjaga kemampuan kita. untuk membangun sebuah kalimat yang efektif. Kita akan membahas aspek ini satu persatu.
Yang pertama aspek keutuhan. Keutuhan adalah kesepadanan struktur dan makna dalam kalimat. Setiap unsur per kalimat harus memiliki kesatuan makna. Dan untuk mendapatkan keutuhan makna, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kita langsung ke contoh saja.
Nah, di sini sudah ada tiga contoh mengenai keutuhan dalam kalimat. Contoh yang pertama adalah, bagi semua peserta, diharapkan hadir tepat waktu. Kemudian, dia yang pergi meninggalkan saya. Dan yang terakhir, adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah.
Ya? Kita perhatikan ketiga kalimat ini adalah kalimat yang tidak efektif. Kenapa tidak efektif?
Karena ada kekaburan makna dalam kalimat ini. Yang pertama, bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu, preposisi bagi di sini ini mengaburkan kalimat, mengaburkan makna kalimat. Jadi, dalam membangun sebuah kalimat efektif, khususnya untuk aspek keutuhan, sangat dianjurkan.
menunjukkan untuk tidak menggunakan preposisi di depan kalimat ya jadi kalimat yang benar atau kalimat bukan kalimat yang benar ya tetapi kalimat yang lebih efektif dapat kita rubah menjadi semua peserta ya diharapkan hadir tepat waktu tanpa preposisi bagi kemudian kalimat yang kedua dia yang pergi meninggalkan saya nah salah satu hal juga yang perlu diperhatikan dalam keutuhan sebuah kalimat jangan sekali-kali menaruh yang atau menaruh kata yang di antara subjek dan predikat. Kenapa? Karena apabila ada kata yang di antaranya nanti akan menjadi kabur yang mana subjek yang mana predikat. Karena kata yang ini berfungsi untuk menyambung subjek dan predikat kemudian bisa menjadi satu frasa yang kemudian dapat disalah artikan menjadi subjek ya padahal itu terdiri dari dua fungsi jadi disini yang harus kita hapuskan kemudian Hai kalimat yang lebih efektif akan menjadi dia pergi meninggalkan saya bukan dia yang pergi meninggalkan saya kecuali mungkin kalimatnya digunakan dalam kalimat-kalimat puitis tetapi dalam dalam kalimat ilmiah atau Dalam bahasa ilmiah, kalimat-kalimat seperti ini harus dihindari. Kemudian, pada kalimat yang ketiga, adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah.
Kalimat ini menjadi tidak efektif karena terdapat pengulangan subjek. Dalam keutuhan kalimat, diusahakan ketika subjek itu sama, subjeknya hanya muncul sekali. Anda lihat.
Disini adik merupakan subjek, tetapi adik muncul lagi di tengah-tengah kalimat. Alangkah baiknya apabila kalimat ini menjadi adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. Bukan adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah.
Kemudian, setelah kesepadanan, ada aspek yang kedua yaitu aspek kesejajaran ya aspek kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat ya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat contoh ya perusahaan harus mengkaji kebijakan dalam pengambilan keputusan untuk kesejahteraan karyawan Nah anda lihat pada kalimat ini terdapat kata mengkaji, kemudian pengambilan, dan kesejahteraan. Kita lihat, sebenarnya ada beberapa kata di sini, kata-kata yang baru saya sebutkan tadi, harus dijadikan sejajar atau sepadan. Di sini kita menggunakan menggunakan verb verba atau kata kerja sementara pada kata yang kedua dan ketiga yang seharusnya sejajar menggunakan nomina pengambilan dan kesejahteraan nah alangkah baiknya ketika kata-kata yang mengikuti juga sejajar dengan kata yang pertama yakni kata pengambilan dan kesejahteraan bisa kita ubah menjadi verba aktif sebagaimana kata mengkaji.
Sehingga kalimat ini akan menjadi perusahaan harus mengkaji kebijakan dalam mengambil bukan pengambilan ya, dalam mengambil keputusan untuk menyejahterakan. Bukan untuk kesejahteraan, tetapi untuk menyejahterakan karyawan. Ya. Kemudian yang kedua, ya, Polisi menangkap pencuri itu karena telah diketahui keberadaannya.
Nah, ini juga contoh kalimat yang tidak efektif karena bentuk-bentuk yang seharusnya sejajar, di sini direalisasikan dengan tidak sejajar. Yakni, di sini ada verba aktif menangkap, kemudian verba yang selanjutnya merupakan verba pasif. Angka baiknya kalau verba pasif diubah menjadi verba aktif, atau verba pasifnya, atau verba aktifnya yang diubah menjadi verba pasif. Oke, kesini. Sehingga kalimat ini bisa menjadi polisi menangkap pencuri itu karena telah mengetahui keberadaannya.
Jadi menangkap dan mengetahui, bukan menangkap dan diketahui. Kemudian ada opsi yang ketiga, pencuri itu ditangkap polisi karena keberadaannya telah diketahui. Jadi di sini juga sama, ditangkap dan diketahui. Oke, jadi seperti itu. Kesejajaran adalah bentuk-bentuk perbaan.
atau nomina yang ada di dalam situ predikat khususnya predikat dalam kalimat itu harus sejajar dengan konstituen-konstituen yang mengikutinya kemudian disini ada Kefokusan. Kefokusan ini merupakan penegasan atau penekanan kepada ide pokok di dalam sebuah kalimat. Contohnya, saya sudah baca buku itu. Kalau kita lihat, Kalimat ini sebenarnya sudah benar, ya.
Tetapi kalau Anda ingin membuat kalimat ini menjadi lebih efektif, kita dapat memberikan penekanan dengan mengubah konstruksinya, ya. Misalnya kalimat ini kita bisa ubah menjadi buku itu sudah Saya baca. Ya, kalimatnya menjadi lebih tegas karena ide pokoknya itu, kita berikan penekanan dengan mengubah strukturnya.
Kemudian, ini. Saya sudah lihat, makanan itu sudah busuk. Ya, inti dari kalimat itu, atau inti dari kalimat ini adalah, Makanan itu sudah busuk, ya. Kalau kita ingin memberikan penegasan, intinya kita bisa pindahkan di depan. Sehingga menjadi, makanan itu sudah busuk.
Saya sudah lihat, ya. Kemudian, setelah kefokusan, ya, kita akan bertemu dengan aspek yang selanjutnya, yaitu aspek kehematan, ya. Nah.
Aspek kehematan adalah penanggalan kata-kata mubasir dalam kalimat. Tapi perlu kita ingat bahwa kata-kata mubasir di sini berarti kata-kata yang jika kita tidak gunakan, itu tidak akan memengaruhi nilai makna dari kata-kata. dari sebuah kalimat. Contohnya di sini, ada beberapa contoh saya sediakan di sini. Rapat akan diadakan pada hari Rabu, tanggal 20 bulan September tahun 2017. Kita lihat, Anda bisa lihat di slide, ada kata-kata yang saya cetak tebal, yang ini hari, tanggal, bulan, dan tahun.
Itulah kata-kata yang saya anggap mubasir. Kenapa? Karena ketika kata-kata ini dihilangkan, kalimat menjadi lebih efektif, karena menjadi lebih pendek, dan kemudian kata-kata itu meskipun hilang tidak akan mempengaruhi Kalimat, ya.
Coba kita coret, kemudian rapat akan diadakan pada Rabu 20 September 2017. Kalimat menjadi lebih lugas dan efektif, ya. Kemudian contoh yang kedua, sidang pansus dimulai pukul 08.30 pagi dan berakhir pada 17.30 sore, ya. Kata-kata yang dicetak tebal, pagi dan sore, dapat kita hilangkan seperti ini.
Kenapa? Karena kalau kita bicara 8.30 itu pasti pagi. Apalagi pada bentuk yang setelahnya terdapat pukul 17.00. 17.30 ya tidak ada 17.30 pagi ya dimana-mana ya 17.30 itu pasti sore menjelang malam ya sehingga dapat dipastikan 0.30 itu pagi 17.30 itu sore makanya Kalimantan akan menjadi, kalimat yang efektif akan menjadi sidang pansus dimulai pada pukul 0.30 dan berakhir pada 17.30 kemudian contoh yang berikut ibu ke pasar untuk membeli beras, ya, kata untuk disini bisa kita hilangkan, sehingga menjadi, ibu ke pasar membeli beras, tidak perlu ada kata untuk disitu, karena tidak mengubah konstruksi atau tidak mengubah nilai makna yang ada di dalam kalimat, kemudian ini ini Ini pasti sering kita gunakan dalam perbincangan sehari-hari.
Dia sudah naik ke atas, dia sudah turun ke bawah, dia masuk ke dalam. Yang namanya naik pasti ke atas. Yang namanya turun pasti ke bawah. Yang namanya ke dalam dia pasti masuk.
Ini adalah contoh-contoh kalimat yang tidak efektif. Sehingga perlu diefektifkan dengan cara menanggalkan salah satu bagian kalimat. Kita tinggal pilih dia sudah naik atau...
dia ke atas. Kemudian, contoh yang selanjutnya, dia sudah turun atau dia ke bawah. Tinggal pilih.
Kemudian yang terakhir, dia sudah masuk atau dia ke dalam. Simple itu. Jadi, kalau ada kata-kata yang tidak perlu digunakan, jangan digunakan.
Kemudian ada aspek yang selanjutnya yakni aspek kecermatan. Kecermatan berarti kalimat tidak bersifat sifat ambigu, atau tidak menimbulkan tafsir ganda ya, misalnya saya berikan contoh disini guru baru pergi ke ruang guru, ya kalau ini dalam konteks Ragam lisan, kita dapat mengetahui, kita bisa mengetahui dengan jelas apa yang dimaksudkan dengan kalimat ini. Kenapa? Karena kita bisa mengenalinya melalui intonasi.
Guru baru pergi ke ruang guru. Guru baru pergi ke ruang guru. Tetapi Kalau seandainya kalimat ini Tertera dalam ragam lisan Kalimat ini menjadi rancu Kenapa? Karena ada dua tafsir tadi Ini maksudnya ada guru baru yang pergi ke ruang guru atau ada guru yang baru saja pergi ke ruang guru.
Kenapa rancu? Karena pada kita lihat pada kalimat ini tidak disertai dengan tanda baca. Sehingga penggunaan tanda baca khususnya dalam ragam tulis itu sangat-sangat dibajibkan. Kita bisa jadikan seperti ini, guru baru pergi ke ruang guru.
Kemudian yang kedua, guru baru pergi ke ruang guru. Jadi penggunaan tanda baca di sini sangat-sangat krusial keberadaannya. Kemudian setelah aspek kecermatan, kita akan bertemu dengan aspek Kevariasian Aspek kevariasian ini dapat kita lakukan dengan mengubah struktur kalimat atau diksi yang terdapat di dalam kalimat tersebut Sehingga kalimat menjadi efektif Kita lihat contoh disini Pemerintah melakukan penghematan APBN Ini sebenarnya bukan kalimat yang salah Tetapi terkadang untuk menghindarkan supaya pembaca atau pendengar itu dia tidak dilanda kebosanan Kita perlu melakukan sebuah strategi agar komunikasi berjalan lancar dan efektif, yaitu dengan melakukan variasi.
Dan salah satu variasinya akan menjadi seperti ini, penghematan APBN dilakukan pemerintah. Nah ini dilakukan dengan cara yang satu ini merupakan kalimat aktif, kemudian divariasikan dengan mengubah struktur menjadi kalimat pasif. Namun maknanya tetap sama. Atau kita bisa mengganti salah satu kata di sini ya, mengganti dengan diksi yang berbeda atau pilihan kata yang lain.
Nah, pemangkasan APBN dilakukan pemerintah. Ya, kemudian... Setelah aspek kevariasian, aspek yang terakhir adalah aspek kelogisan. Aspek kelogisan ini berbicara tentang bagaimana sebuah kalimat itu harus masuk akal. Atau harus diterima dengan akal yang sehat.
Nah, terkadang, sering, bukan terkadang ya, seringkali kita melakukan atau seringkali kita berkomunikasi dengan Satuan-satuan lingual yang tidak logis. Contoh, Anda pasti sering menggunakan ini. Kepada Bapak, waktu dan tempat dipersilakan.
Coba Anda bayangkan. Kepada Bapak, waktu dan tempat dipersilakan. Ini yang dipersilakan siapa? Si Bapaknya atau si Waktunya? Si bapaknya ya.
Atau, kalaupun itu memang waktu yang dipersilahkan, adakah waktu dapat dipersilahkan? Waktu itu sudah tersedia. Kita tinggal menikmati saja waktu itu. Sehingga, kalimat ini tidak masuk akal. Dan alangkah baiknya kalau kita menghindari jenis-jenis kalimat seperti ini dan langsung kita gunakan dengan kalimat yang lain.
Misalnya seperti ini. Disilakan kepada Bapak untuk... membawakan sambutan di depan atau disilakan kepada bapak untuk maju ke depan membawakan sambutan atau dipersilakan kepada bapak untuk maju ke depan di atas panggung untuk membawakan sambutan atau membawakan pidato jangan menggunakan kata-kata seperti ini atau kalimat seperti ini waktu dan tempat dipersilakan begitu juga dengan contoh yang ini ya, kita lihat untuk mempersingkat waktu wow untuk mempersingkat waktu ini Apakah kita sudah bisa menyamai level ketuhanan? Setahu saya hanya Tuhan yang dapat mempersingkat waktu. Dia sudah memberikan kita waktu, dan waktu itu tinggal kita yang nikmati saja.
Ya, kalau orang bilang sampai lebaran monyet pun waktu itu tidak akan dipersingkat. Ya, selamanya dalam sehari hanya ada 24 jam. Selamanya 1 menit itu 60 detik.
selamanya satu jam itu 60 menit. Tidak dapat dipanjang-panjangkan dan tidak dapat dikurang-kurangkan. Sehingga bentuk-bentuk kalimat seperti ini harus dihindari.
Kita bisa ganti dengan kalimat ini. Memanfaatkan waktu yang ada atau memanfaatkan waktu yang tersedia Kita akan titik-titik-titik ya. Memanfaatkan waktu yang telah diberikan Tuhan, kita akan titik-titik-titik ya. Jangan sampai menggunakan untuk mempersingkat waktu. kita akan mulaikan acara ini.
Tidak bisa ya itu tidak logis ya tidak masuk akal atau sebenarnya tidak dapat diterima dengan akal sehat tetapi karena mungkin kita sudah terbiasa akhirnya bentuk-bentuk kalimat seperti ini menjadi lasim kita gunakan tetapi karena sekarang anda sudah tahu kebenarannya jadi mulailah untuk mempraktikan dengan bahasa yang lebih efektif yaitu bahasa yang lebih logis ya baik Baik, seperti itulah penjelasan mengenai aspek-aspek kebahasaan yang bisa menyusun supaya kalimat menjadi lebih efektif. Lebih dan kurangnya, saya berharap video ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan seperti biasa, apabila Anda menemukan sesuatu yang patut untuk dipertanyakan, kolom komentar saya terbuka untuk segala masukan, kritikan, dan juga koreksi. Stefani Humena di sini, dan kita berjumpa lagi pada video saya yang selanjutnya. Terima kasih.
Terima kasih.