Dewa Ruci nama yang tidak asing di telinga kita bahkan kapal layar legendaris TNI angkatan laut ada yang diberi nama Dewa Ruci namun tahukah kalian Dari mana asal kata itu Dewaruci adalah lambang kepatuhan seorang murid kepada gurunya sebuah perjuangan yang didasari dengan niat dan tekad yang keras untuk mencapai suatu tujuan di mana murid yang dimaksud adalah Bima [Musik] cerita ini diawali dengan keinginan Bima untuk mencari ilmu Sangkan paraning Dumadi dia Lalu meminta gurunya yaitu residurna untuk mengajari ilmu tersebut mengajari tapi dengan syarat Bima harus mencari kayu Gong angin konon kayu ini tumbuh di gunung candramuka di gua sigra setelah menerima perintah tersebut Bima langsung berangkat padahal sejatinya guru Durna ini ingin menjerumuskan Bima karena tekanan dari Prabu Duryudana dan Patih Sangkuni singkat cerita Bima sudah sampai di gua sigra dia langsung mencari kayu Gong sesuai angin tapi dia langsung disambut oleh dua raksasa kejam raksasa yang tua pertama dityaru maka dan yang muda bernama dityaru makal keduanya berebut ingin menangkap Bima untuk dimasak tapi Bima bisa mengimbangi ketangkasan mereka akhirnya Bima bisa membunuh dengan kuku Pancanaka anehnya setelah dilangkahi di tiap makalah maka hidup lagi Begitupun sebaliknya sampai berkali-kali dalam kelelahan Bima mengheningkan cipta pada Yang Maha Kuasa tak disangka kedua raksa ini Limbung dan sempoyongan akhirnya ditangkap lah kepala keduanya langsung dibenturkan hingga pecah kedua mayat raksasa itu musnah menjadi asap dan muncullah Batara Bayu dan Batara Indra mereka berdua berterima kasih kepada Bima Bima bertanya Mengapa mereka bisa menjadi raksasa Batara Bayu menjelaskan bahwa mereka berdua terkena kutukan dari Batara Guru Bima kembali bertanya tentang kayu kali ini yang menjawab adalah Batara Indra kayu Gong sesuai angin hanyalah perlambang Kayu Agung adalah kayu besar yang berarti tubuh manusia sedangkan susu yang angin adalah rumah angin yang berarti manusia sebagai tempat keluar masuknya angin yaitu nafas Bima mengatakan Apakah dia dibohongi oleh guru Durna Batara Bayu menjawab bahwa guru dorna tidak bohong semua ini adalah perlambang yang pada waktunya nanti Bima akan mengerti dengan sendirinya dia juga berpesan jika Bima diberikan tugas selanjutnya oleh Gubernur agar tidak ditolak selanjutnya bahtera Indra memberikan cincin drowenda mustika manik Chandrama yang bermanfaat menjaga keselamatan bila berada di air setelah itu keduanya pamit undur diri kembali ke Kahyangan Bima pun menemui guru Durna dan menceritakan semuanya akhirnya disusunlah rencana kedua yaitu Bima disuruh mencari air pawitrasari yang berada di samudra minangkal dan letak dari Samudra ini Bima harus menuruti kata hatinya pergi ke selatan Apakah Utara Bima pun menyatakan kesanggupannya dan langsung berangkat karena merasa tugas ini lebih berat dari sebelumnya Ia pun pergi ke Amarta terlebih dahulu guna berpamitan kepada keempat saudaranya dan Dewi Kunti setelah sampai Bima pun berpamitan dan memohon doa restu sebenarnya mereka tidak setuju dengan tugas yang diberikan guru dorna karena mereka ini curiga bahwa guru donat telah bersekongkol dengan Duryudana untuk mencelakakan Bima sampai-sampai Dewi Kunti pingsan karena hal ini karena Bima sudah merdeka Dia pun akhirnya tetap berangkat Dia meminta restu kepada kakak pertamanya yaitu Prabu Puntadewa karena Bima itu kaku dan tidak bisa jongkok akhirnya pun tak Dewa ini diangkat untuk memberikan restunya setelah menurunkan sang Kakak Ia pun berangkat Prabu punntadewa mengajak saudara-saudaranya untuk masuk ke sanggar pamujan guna mendoakan Bima Di tengah perjalanan Bima bertemu dengan Anoman Kakak angkatnya dan juga saudara tunggal Bayu Bima ditanya oleh Anoman tujuannya berjalan ke selatan Bima menjelaskan kalau dia ingin mencari air pawitrasari maning suci sebagai Sara dari residurna untuk mengajarkan ilmu Sangkan paraning Dumadi anuan menjawab sebaiknya adiknya ini kembali saja karena guru Dona bukan guru kebatinan melainkan guru perang Alangkah baiknya bila Bima berguru pada resi warna Bisma atau bhagawan abiyasa karena menolak untuk disuruh kembali Anoman ini menyerang Bima merasa bila dia meladeni sang kakak keinginannya akan tertunda Bima pun meloloskan diri dari pertarungan tersebut menuju Samudra Minangkabau sebenarnya Anoman ini tidak sungguh-sungguh menyerang Bima dia hanya ingin menguji kekuatan tekad sang adik Sesampainya di pinggir laut selatan Bima ini bimbang soalnya dia tidak pandai berenang sempat terlintas di pikirannya untuk kembali namun di atas ada dua burung yang sedang terbang seakan-akan Bima itu mengerti obrolan kedua burung tersebut [Musik] burung tadi berkata hidup mati urusan yang maha kuasa mencebur ke lautan bisa saja tetap hidup sedangkan orang tidur di rumah bisa saja akan tidur selamanya Bima yang merasa tersindir lalu menceburkan diri ke laut anehnya dia datang gelap tapi mengambang dengan kaki yang masuk ke air ini karena dia memakai cincin pemberian Batara ini Bima langsung berjalan ke tengah menuruti bisikan hatinya namun ada seekor ular yang menyerang ular itu membeli kaki dan kepala Bima Bima meronta-ronta tapi semakin dilawan ular ini juga semakin kuat membeli bunga pada waktu ular ini mau menggigit kepalanya ditangkap Bima dan mulutnya ditusuk dengan kuku Pancanaka akhirnya ular tadi lenyap setelah itu ada ombak besar yang menggulung tubuh kita Bima sudah tidak melawan dia sudah berserah diri pada Yang Maha Kuasa pada waktu Puncak penyerahan diri Bima dimakan oleh seseorang yang mengaku bernama Dewa Ruci wujudnya sama seperti Bima namun lebih kecil [Musik] anehnya Dewa Ruci bisa menjelaskan semua makna dari perjalanan Bima dari gua si Gangga mencari kayu Gong sesuai angin bertemu dua raksasa kembar hingga bertemu saudaranya lalu dihadang Anoman hingga berkelahi dengan naga nimburnawar di warunci lalu berkata agar Bima masuk ke tubuhnya melalui telinga kiri karena air pamitrasari mahening suci ada di dalam tubuh Dewa Ruci Bima bimbang mana mungkin dia yang yang bertubuh tinggi besar bisa masuk ke dalam tubuh yang kecil di waruji berkata jangankan seorang Bima Bumi Langit bahkan semesta bisa masuk ke dalam tubuhnya Bima pun sadar dengan siapa dia berhadapan ia tidak lagi berkacak pinggang melainkan menghormat dan berbicara dengan anus dengan tenang dia pun masuk melalui telinga kiri Dewa Ruci setelah di dalam Bima heran dengan keadaan di dalam tubuh Dewa Ruci yang sangat luas terang tapi tidak menyilaukan tidak ada matahari tidak ada rembulan tidak panas juga tidak dingin sungguh sangat menentramkan hati mula-mula Bima melihat Samudra tanpa tepi Dewaruci menjelaskan itu adalah perlambang luasnya kalbu manusia selanjutnya Bima melihat 4 cahaya hitam merah kuning dan putih cahaya itu adalah perlambang 4 nafsu manusia [Musik] lalu Bima melihat satu wujud tidak lagi-lagi maupun wanita tidak bertahta maupun bertempat Dewa Ruci menjawab itu adalah Atma sejati dialah yang mengatur alam semesta yang bertempat di sang Urip Bima merasa nyaman tinggal di tubuh Dewa Ruci dan ingin tetap tinggal di sana namun Dewa Ruci menolak karena Bima belum saatnya menyatu dengannya akhirnya Bima pun keluar melalui telinga kanan saat keluar rambut Bima ini sudah digelung dengan Gelung minangkara yang mempunyai arti bahwa dia harus rendah hati dan selalu berserah diri Walaupun dia sudah mempelajari ilmu Sangkan paraning Dumadi Bima tidak boleh sombong tetapi harus tetap rendah hati di depan manusia dan berserah diri kepada yang maha kuasa terakhir kalinya Dewaruci berpesan agar Bima selalu menghormati Sang guru yaitu residu Dewa Ruci lalu berubah menjadi Seberkas cahaya dan menyatu dengan Bima karena sejatinya Dewa Ruci adalah perwujudan dari Bima itu sendiri [Musik]