bahwa perjumpaannya dengan Allah dua kali. Pertama, Allah mengenalkan diri ana rabbuk. Yang kedua, Allah bertajalli dan mengatakan, "Hei Abdul Qadir, innani anallahu la ilahailla ana." Nyata. Dan dia sebutkan kaifiat-kaifiatnya tapi ada kaifiat yang dizahirkan, ada kaifiat yang dibatinkan. Itu kaifiat ada di kalbu para kutub. Sultanul Auliya Muhyiddin Alkutub Rabbani Syekh Masyaikh Al Baz Al-Asyhab Alghaus Al-A'zam Sayidina Abdul Qadir Aljilani. Qadasallahu sirrahul Aziz. Beliau ini kenapa disebut Sultanul Auliya? Sultan artinya apa? Sultan raja. Raja. Aulia kekasih-kekasih Allah. Allah. Di antara semua kekasih Allah, dia rajanya. Dia komandannya para aulia, dia panglima tertingginya para aulia. Jangan terjebak pada sosok antum ngomong, "Saya Sazili, saya Naksqsyandi, saya Khalwati, saya saya thiqat." Jangan terhijab. Jangan kau pandang zahir Syekh Abdul Qadir orang Irak. Orang Persia yang pindah ke Irak. Bukan. Syekh Abdul Qadir itu gurunya wafat. Syekh Dabas ya wafat. Ahmad. Ahmad Abbas wafat. Hammad Abbas wafat. Ahmad tu nama rohnya. Hammad itu nama zahirnya. Apa kata beliau? Saya enggak mau hajar. Ah, takut. Kenapa? Dia orang ajam. Lahirnya bukan sebagai orang Arab. Walaupun zuriat Sayidina Hasan dan Sayidina Husein. Tiba-tiba panglima roh sejati, qaidul arwah, abul arwah, Sayidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam datang kepada rohnya. menegur, "Ya Abdul Qadir, hei Abdul Qadir, hei sultanul Auliya. Kim nih ijazah Rasulullah kallim annasa." Mulailah berbicara kepada makhluk. Apa jawaban beliau? Ya sayidi, ya abati, ya Rasulullah, wahai ayahanda agung. Alfakir lidahnya lidah orang non Arab. Ajam. Ana ajami wasastu arabiah. Kata Nabi, Kim. Nabi ngomong tiga kali. Maka terbangunlah dia. Dia rasa kok disebut tidur rasanya jaga. Disebut jaga kok mata merem. Itulah alam disebut alam barzakhiah. Apa nama alamnya? Sebelum masuk ke alam barzakh ada namanya alam bar zakiyah. Alam barzakhiah itu alam mimpi. Makanya kita bisa jumpa orang yang sudah meninggal di alam mana? alam [Musik] barzakhiah. Kalau jumpa orang yang sudah wafat di alam barzah barzakhiah itu beneran dia insya Allah. Besok langsung beliau buka majelis subuh. Majelisnya itu disalin, diimlakkan, disalin oleh sekretarisnya. Jadilah kitab Alfutuh Alfathur Rabbani dan Futuhul Ghaib. Dua kitab berapa? Kitab ya. Di salah satu kitabnya yang sering disebutkan di manaqib hanya kisah setan menyerupai jadi Tuhan. Tapi orang jarang bercerita perjumpaan sebenarnya beliau dengan Allah. Musyahadah. Padahal di kitab Alfathur Rabbani wal Faith Arrahmani beliau sebutkan lebih kurang dua kali. Lebih kurang berapa? Dua kali beliau jumpa musyahadah kepada Allah Subhanahu wa taala. Syekh Abdul Qadir nabi atau umat nabi? Ayo yang keras. Nabi apa umat Nabi. Umat Nabi. Jika musyahadah itu terjadi pada beliau, mungkinkah terjadi pada wali zaman now. Na? Mungkin. Mungkin enggak? Itulah sultanul Auliya zaman sekarang atau pewaris sultan auliya zaman sekarang. Maka kullu sultanil auliya qadiri waalafau. Maka setiap sultan auliya itu disebut qadiri walaupun dia tidak tqat qadiriyah. Paham? Paham kenapa? Karena dia ngambil nurnya dari waris Syekh Abdul Qadir Aljailani. Beliau sebutkan bahwa perjumpaannya dengan Allah dua kali. Pertama, Allah mengenalkan diri ana rabbuk. Yang kedua, Allah bertajalli dan mengatakan, "Hei Abdul Qadir, innani anallahu lailahailla ana." Nyata dan dia sebutkan kaifiat-kaifiatnya. Tapi ada kaifiat yang dizahirkan, ada kaifiat yang dibatinkan. Itu kaifiat ada di kalbu para kutub. Sampai sekarang kaifiat itu masih ada. Hanya para aktab yang dikasih tahu akses jumpa dengan Allah Subhanahu tapi boleh bocoran dikit. Apa bocorannya? Kalau mau ketemu shahibul bait lewat pintu. Ya enggak? Wal bab al-ahadi babuhu albab alahmadi wal bab almahdi alahmadi min thqil babil muhammad. Kalau ingin jumpa dengan sang ahad maka engkau harus fana pada sangmad. Jika engkau ingin jumpa dengan Sang Ahmad, ingin fana padang sang Ahmad, maka engkau harus lebur karam pada Sayidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Mutlak. Maka semua kajian makrifat yang hari ini orang bicara aku di dalam aku tiadalah aku kecuali aku batil kecuali dia fana fi hubbi sayyidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Karena setan juga pernah bicara begitu. Iblis juga pernah bicara aku di dalam aku. Tiada zat aku kecuali aku. Itu kalam pernah dikalamkan setan. Itulah sebab setan diusir dari hadiratnya karena dia ingin mengiku sisi keuannya Allah Subhanahu wa taala tanpa melalui sang alwasilah. Dia tidak mau dengan alwasilah ahmadi. Sebagaimana iblis tidak mau dengan wasilah adami. Sebagaimana bani-bani iblis dan sayatin tidak mau dengan wasilah almuhammahi. Nanti di akhir zaman juga sama. Ketika Sang Almahdi Allah islah dia. Banyak nanti yang sudah terbakar zikir isim jalalah dan zat. Tapi lupa selawat, kurang adab. Akhirnya dia tidak mau mentasdik dan taslim kepada Sam al Mahdi. Kenapa setan iblis bukan setan iblis sudah suluk di surga 18.000 tahun? Siapa di sini mursyid, kiai, murid, salik yang sudah suluk 18.000 tahun? Ada. Ada enggak? Enggak ada. Maka kita ini selama apapun suluk pasti bisa digoda, ditergelincirkan oleh iblis. Oleh karena itu, diujilah orang-orang ahli zikir ini. Kata para malaikat, "Wahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisul." Kami ini ahli wirid, ya Allah. Kami ini ahli zikir, ahli manaqib. Kira-kira begitu. Ahli khatam tahlil, ahli khalwat, ahli tareqat. Banyak ijazah kami ya Allah. Kira-kira begitu. Tiba-tiba Allah katakan, "Wahai para malaikat, aku pilih bukan kalian khalifah di muka bumi." Siapa yang dipilih Allah? Nabi A Adam. Adam itu kata Allah, "Inni khaliun basyaron mintin." Aku cipta tubuh Adam langsung dengan tanganku dari tanah. Cuma tanahnya tanah yang sudah terbakar. Makanya dalam diri kita ada unsur api. Di situ setan masuk, iblis masuk. Ada angin setan masuk, was-was masuk. Tapi tenang, itu kan tubuh yang zahir. Ada diri yang sejati. Ketika telah kami sawituhu, kami sempurnakan zahirnya, kuat wadah cangkarnya. Nafaktu fi min ruhi. Aku hembuskan kepada tubuh itu min ruhi. Apa arti min di situ? Kalau ahli kalam mengatakan min, min lil ibtida berasal dari rohku. Ahmad ruhullah. Rohku itu siapa? Ahmad bukan ahad. Ingat ya, yang ditiupkan kepada Nabi Adam bukan langsung dari ahad tapi dari Ahmad. Karena ditiupkan dari ruhullah Ahmad. Maka disuruhlah malaikat-malaikat sujud kepada sang Adam. Bukanlah sujud kepada jasadnya Sayidina Adam, tapi hormat sujud kepada yang dihembuskan yaitu hembusan Ruhullah Ahmad. Karena sang Ahmad itu kerjaannya rukuk dan sujud. Sujudlah. Inilah cara Allah cek apakah betul nur yang di kalian sejati nur zati atau nur kalian nur palsu. Nur zakir zikir kalian zikir kesejatian atau nur zikir kalian zikir keegoan? Nur zikir kalian zikir ruhiyah bukan zikir nafsiah. Apa beda zikir ruhiyah dan nafsiah? Zikir ruhiyah. Semakin zikir semakin kita tidak merasa ahli zikir. Semakin nyatalah bahwa yang sedang menyebut dialah Allah. Fazkuruni azkurkum. sebut aku. Pada hakikatnya saat engkau menyebut aku, akulah yang menyebut aku di dalam diri aku. Tapi aku sertakan kamu. Aku sertakan kamu dalam menyebut aku. Itu namanya zikir khudur. Zikir apa? Khudur. Dihadirkan oleh Allah diri kita yang tiada ini pada hadrahnya. Allahumma sholli ala Muhammad. Lalu apa itu zikir nafsi? Nafsiah. Zikir nafsiah itu jika orang zikir bertambah dia kepedean. Sok merasa ahli suluk, merasa orang tarekat, merasa pesalikpesuluk, merasa sudah suluk berkali-kali, merasa sudah khatam zikir ribuan kali, merasa sudah ziarah berkali-kali. Semakin dia zikir, tinta hitam di kalbunya tambah besar, tambah besar, tambah besar. Semakin besar zikirnya, semakin besar benalu di kalbunya. Seperti pohon. Jika pohon membesar, benalunya membesar. Itu sebabnya kata Syekh Abdul Qadir Jilani dalam Sirrul Asrar, kalau ingin wusulnya lempeng lurus, wajib taubat dan [Musik] talkin. TBAT pun ditalkinkan. Apa yang ditaubatkan? Tbat dosa nafsiah, dosa keakuan. Dosa ingin nonjol, dosa ingin jadi mursyid, dosa ingin disebut salik, dosa ingin ini, ingin itu, istigfarkan itu. Dahulu kami pertama kali dapat masraf Qadiri Samani Khalwati dari Hadrah Syikhina Abuya Hasan Bashri Alqadiri Assammani Annqsyabandi. Dulu ayahanda saya kami, beliau juga seorang khalifah Thariqah Naqsobandiyah, tapi tidak ada qadiriahnya kecuali cuma tabarukan. Saya tanya waktu masih remaja umur 11 12 tahun, Pak. Ya, di mana di sini Mursyid Qadiriah? Beliau bilang, "Noh, Abuya Hasan Basri." Maka saya datanglah umur masih muda, belum baligh. Kami salatlah di belakang beliau. Selesai salat, zikir seperti biasa sampai pada bab ratib tahlil. Afdolu zikri lailahaillallah. Beliau hentakan zikrullah di jantungnya, di kalbunya. Tapi hentakan itu memancar sampai ke kalbu al-fakir. Pingsan fana lah saat itu. Orang sebut pingsan tapi tidak. Itu zikir paling nikmat sekali. Orang sebut saya tidur, tidak, saya tidak sedang tidur. Kami sedang asik dengan kalimah illallah. Illallah illallah. Nikmatnya bukan main. Itu zikir panjang. Tahu-tahu orang sudah selesai zikir, sudah selesai doa, sudah selesai salat dua rakaat. alfakir Allah kembalikan kesadaran baru sadar nikmatnya bukan main disertakan oleh guru. Bayangkan baru disertakan sang guru belum ditalkin, belum dibaiat, belum ikut khalwan, baru dihentakkan kalbunya. Dari kalbunya mancar ke kalbu kita, fana langsung. Kenapa? Karena alfakir masih kecil memandang guru takzim penuh takzim tasdik penuh tasdik taslim penuh taslim udkulu fisilmi [Musik] kaah itu dia hanya dengar suaranya bergetar kalbu kita hanya mengikuti gerak zikirnya langsung itulah talkin sebul talkin itulah tarbiah sebelum diangkat dan dibaiah Alhamdulillahiabbilam alamin. Waktu saya ke negeri Banten udah kuliah ke Sunda ya. Jalur Abah Anom, Abah Ahmad Sukanta, Ahmad Kazim, Abah Nasanawi ke atas. Terus saya mikir loh kok zikirnya sama dengan Abuya Hasan Basri, guru kami dulu, mursyid kami dulu. Ya, semoga para mursyid kita Allah angkat derjatnya terus. Amin. Dan kita sampaikan mereka, "Wahai tuan syekh, jangan lupa sebut-sebut nama kami di hadirat." Amin. Amin ya Allah. Ya rabbal itu namanya syafaatus shihin, syafaat orang saleh. Maka sering-sering baca fatihah ke beliau. Semoga sampai ya. Amin. Tapi yang paling mahal raitah. Kalau antum rabitah langsung fatihahnya sampai. Langsung fatihahnya sampai. Tapi kalau cuma ila hadrah tidak dirobitahkan, gak tahulah kapan sampainya. Mungkin dikirim pakai GNE. Ya Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad. Oleh karena itu, saudara-saudariku para ikhwah dalam kitab Alghunyah hujan ya. Alhamdulillah alam terharu ini ya. GR dikitlah boleh ya. GR-GR dikit. Saya sudah khawatir aja ini Abah jangan sampai bikin acara di panggung. Alhamdulillah acaranya dalam masjid. Kami paling senang acara di dalam masjid. Kenapa? Masjid tempat orang zikir. Kalau panggung siapa tahu tuh tempat biduan tadinya ya kan? Jadi kita kalau duduk situ harus koneksi dulu, harus tadhir dulu. Itu antum kalau duduk di panggung itu paham maksud saya. itu bekas macam-macam orang duduk di situ. Jadi kalau baru duduk tuh harus di bersih-bersihin dulu, sapu-sapuin dulu tapi pakai batiniah. Tapi kalau masjid enggak perlu masuk langsung masuk raudatun min riyadil jinan, taman-taman surgawi. Makanya kerjaan kita jadi ringan. Alhamdulillah cuma alhamdu lillah ya. Kata Syekh Abdul Qadir dalam kitab Ghunyah. Kitab apa? Guniah. Jika seorang murid dibimbing mursyid, dia tasdik dan taslim. Apa itu tasdiq? Dia mempercayai, membenarkan ilmu yang ada di kalbu gurunya betul-betul bersambung kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Itu apa? Tas. Kalau taslim, taslim itu menerima sosok gurunya apa adanya. Guru kita nabi atau umat nabi yang dipelihara dari dosa dan salah hanya Nabi. Kalau abah-abah kiai ajengan ini beliau dosa, wajar enggak? Beliau salah? Wajar enggak? Beliau keliru? Wajar enggak? Kalau beliau-beliau ini enggak salah, saya curiga. Jangan-jangan ada nabi setelah Nabi Muhammad. Kafir ente. Ya, Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam mengatakan, "La nabiya ba'di." Enggak ada lagi nabi setelah aku. Maka setinggi-tinggi wali itu belum nyampai makam permulaannya Nabi. Itulah akidah ahlusunah wal jamaah. kita pakai itu. Jadi jangan ngomong gini, "Dia kan orang tarekat, dia kan guru tarekat." Kok gitu sih? Jangan. Wajar beliau-beliau bukan nabi, apalagi situ ya. Ya. Enggak. Wajah-wajah kita ini wajah-wajah pendosa tuh. Matanya tuh kelihatan bekas-bekas dosa. Kelihatan enggak bisa dibohongin lidahnya tuh mukanya kelihatan. Enggak ada muka kita yang muka suci di sini enggak ada. Tapi kalau ingin usulnya [Musik] benar, kata Imam Ghazali diulang oleh lagi oleh Syekh Abdul Qadir Jailani. Attathir amma siwallah. Kata Imam Ghazali dan Munqiz, sebelum kamu jalan, persiapan dulu, kosongkan dulu wadahnya sebersih-bersihnya. dibersihkan dari apa? Disebut takolli. Paham takoli? Tapi takoli itu bertingkat-tingkat, Bro. Takoli orang awam dari dunia. Hubbud dunia standar itu orang baca lailahaillallah beres itu. Tapi takoli level 2 dari penyakit-penyakit nafsiah. Apa penyakit nafsiah? Aba wastakbaro waana minal kafir. Enggan enggak mau respek sama orang. Wastaqbaro merasa diri lebih dari orang. Merasa diri apa? Lebih dari orang. Baik nasab, baik ilmu, baik zikir, wirid. Hati-hati. Hati-hati itu mesti diistigfarkan. Astagfirullah dari sombong. Astagfirullah dari riak. Riya itu suka dipuji, takut dicaci. itu mesti diistigfarkan. Kalau ini enggak diistigfarkan, terus nanti antum diangkat guru jadi pemimpin zikir. Masih nyisak di sini, suka dipuji, takut dicaci. Nanti kalau ini belum diistigfarkan, ini orang sudah dikasih amanah bikin manaqib, bikin zikir, mimpin khwat. Apa kata iblis, setan? He, kamu jangan ajarkan A B C D nanti kamu dibenci orang ditinggal jemaah. Maka dia sembunyikan kebenaran. Takut sama jemaahnya, takut sama muridnya. Ada guru takut sama murid. Nah, inilah dia. Terus kapan dia mendidik muridnya? Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam awal di Makkah mendidik murid-muridnya para sahabat. Akhirnya para sahabat pulang dari mikraj itu sisa sedikit, pecah tiga. Ada yang kembali murtad, ada yang tawakuf, ada yang sisa sedikit yang masih beriman. Nabi enggak takut ditinggal, enggak takut majelisnya sepi. Kenapa? Itulah dua gores di kalbu beliau yang dibersihkan Allah Taala. Dibersihkan. Karena kita bukan nabi, tidak mungkin dibedah oleh Jibril. Maka bedahlah dengan pisau al-Muhammadi. Pisaunya adalah istigfar. Pembersihnya adalah taubat. Pengisinya adalah inabat. Ya, marhaban. Marhaban. Istigfarkan itu belah tuh. Dibelah dadanya pakai istigfar. Dibersihkan pakai tau. Taubat itu apa? Pengakuan. Ya Allah, kami pendosa. Ya Allah, kami sombong ya Allah. Nih mohon maaf nih. Perhatiin ya. Perhatiin kami di depan nih. Ini kalau ada di antara kami ngerasa lebih makamnya sedikit maktrut anatillah. Merasa sedikit saja lebih dari kiri kanannya. Apalagi yang ada di bawah kami langsung dibuang dari hadirat Allah. Dibuang diusir. Enggak ngaruh pakai serban begini k pakai kopia pakai enggak ngaruh. Ada sedikit rasa yang dulu tidak pernah dibersihkan. [Musik] Matrud. Itulah maksud dalam kitab Sirul Asrar. Kalau mau usul lempeng dua aja. Tobat, talkin. Tobat itu tiga. Istigfar, tobat, inabat. Inabat itu kalau pada Nabi setelah dibersihkan kalbunya sebelum isra diisi dengan apa? Ilmu dan hikmah kita diisi dengan inabat, dipaskan wadahnya. Ini air bersih enggak? Kalau air ini gelas bersih, di dalamnya ada satu lalat saja. Satu lalat saja. Atau lalat masuk nempel ada bekas hitam terus lalatnya pergi. Berani enggak minum air dari sini? Berani enggak minum air dari sini? Paham maksudnya? Itulah sebabnya roh kita tidak mau terima zikir kita. Kenapa? Ruh bilang, "Hei diriku, hai jiwaku. Engkau zikir, jiwamu belum bersih, wadahnya belum bersih, aku tidak sanggup meminumnya." Jadi, jangankan Allah, roh kita tolak zikir kita. Maka beliau bilang apa? Kalau engkau ingin lurus cepat wusul kepada Allah, taubat. Itulah yang disebut taubat nasuha. Dan tobat nasuha setiap hari. Makanya setiap wali, jalan-jalan wali itu salah satunya apa? Mandi taubat ini yang hadir semua wajib setiap hari mandinya dijadikan mandi tobat. Kullu qobilna ya itu ijazah langsung kulu qobilna ya. Semua mandi kita jadikan mandi tau. Jangan mandi-mandi biasa aja ya. Kucing juga bisa mandi begitu, ayam juga bisa mandi begitu. Kerbau juga bisa mandi begitu. Kerbau mandi tambah bersih atau tambah kotor? Kerbau mandi di kubangan tambah bersih apa kotor? Kotor. Tambah kotor. Jangan begitu. Tambah mandi tambah kotor. Katanya mandi katanya kholwat tapi tambah sombong. Katanya bertareqat tambah jauh. Kenapa? Nafsiahnya belum diistigfarkan, belum ditobatkan. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad sayyid tawwabin sayyidil awwabin waa alihi wasahbihi ajma. Maka Nabi pernah berdiri ya apa kata Nabi? Nabi panggil para sahabatnya istagfiru. Itagfiru. Maka sahabat semua istigfar nangis semua nangis semua. Maka takli kedua takhali membersihkan jiwa kita dari sifat-sifat yang tidak pantas. Sifat-sifat hewan ternak tam, sifat-sifat iblis sombong dan suka provokasi, sifat-sifat malaikat yang kagum dengan zikirnya. Hati-hati malaikat tercipta dari nur. Maka mereka disebut jisimnya nuraniah. Hijab mereka disebut hijab nurani. Apa itu hijab nurani? Merasa beramal. Wahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisul. Ya Allah kami ini ahli zikir. Ini malaikat itu hijab malaki. Selevel malaikat masih terhijab. Kita tidak dituntut jadi malaikat. Kita dituntut kunu ibadallah menjadi hamba Allah mutlak yang tidak terikat dengan yang lain. Jadi enggak enggak usah jadi malaikatnya apalagi salaman sama jin. Enggak perlu ente. Enggak dituntut mengislami jin. Enggak dituntut jin sudah ada yang urus. Ini hadir ni hadir ada yang hadir malam ini ya urusan mereka ya. Salamnya jin semua. Ini jangan kesurupan ahli zikir kok kesurupan. Kesurupan itu di fikrah. Di mana pikirnya enggak boleh nang di sini nih. Jin tidak pernah tembus ke dalam jiwa. Yang tembus ke jiwa cinta dunia. Maka orang yang suka kesurupan penyakitnya tulang angan-angan. Makanya gampang patah hati, gampang kecewa, gampang enggak jelas enggak tahu ya. Apa namanya? Galau. Galau. Tahu istilah galau ya? Sahibul galawa di mana jin masuk fikrah. Fikrah. Kalau setan setan bukan jin. Setan itu ada jin, ada manusia. Iya. Kalau jin dari api, kalau setan bukan dari api. Iblis dari jin, jin dari api. Kalau setan Allah rahasiakan dari mana dia? Tapi yang pasti setan itu yasisu-fisu dari nas. Minal jinnati was. Maka ada setan masuk ke tubuh jin. Itu qarin namanya. Ini qarin kita semua nih. Qarin beliau-beliau nih belum ada yang Islam. Ini qarin antum belum ada yang Islam. Karena yang punya hak mengislamkan siapa? Sayidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Hatta qarin Syekh Abdul Qadir Jilani mungkin belum Islam. Itu sebabnya ada orang ngaku ketemu Hadratus Syekh Abdul Qadir Jilani. Padahal ketemu qarinnya karena qarinnya masih hidup. Biar nanti jumpa Syekh Abdul Qadir biar aman. Gimana caranya? Baca selawat. Panggil nama hakikatnya wahai kutub rabbani. Pergi dalam salat. Karena kutub rabbani itu nama hakikat beliau. Kalau Abdul Qadir di sini kan ada kan? Kang Qadir ada kan? Ada. Mana Kang Qadir? Di sini. Ada Kang Qadir sini. Tapi Alkutub Rabbani tidak semua Abdul Qadir Qutub Rabbani. Tidak semua Abdul Qadir Albaz Al-Asyhab tidak semua Abdul Qadir Qutbul Attab. Tidak semua Abdul Qadir Sultanul Auliya. Hanya satu Abdul Qadir yang Sultanul Auliya. Enggak bisa diserupakan. Itu yang dimaksud oleh Abah Guru Sekumpul dulu. Apa kata beliau? Wali enggak bisa diserupai karena hakikat wali. Kata Syekh Abdul Qadir dinukil juga oleh Abah Guru Sekumpul. Itu ada di kitab Alfathur Rabbani bahwa wali hakikat mereka bukan manusia biasa. Hakikat mereka pewaris para nabi. Jadi wali itu kalau dibuka kalbunya, dibuka jantungnya, dibuka jiwanya, nanti nongol tuh rohnya. Rohnya itu warisan dari roh yang dulu, roh para nabi. Kan dunia ini enggak boleh kosong dari nabi. Karena nabi enggak ada lagi setelah Nabi Muhammad. Enggak boleh kosong dari wali. Meninggal wali langsung ada pengganti. Tenang ente. Enggak perlu nangis-nangis amat. Kalau ada guru meninggal nangis. Gimana enggak nangis kita cinta sama guru. Tapi kalau wali dia tidak turun kepada anak, tidak turun kepada murid. Dia hanya turun kepada yang Allah kehendaki. Siapa yang Allah kehendaki? Yang tadi dia murid, Allah ganti jadi murad. Apa? Awalnya dia murid. Murid itu merasa dirinya datang kepada Allah. Ditempak terus, ditempak terus sehingga hilanglah kesadaran sebagai muridnya. Muncullah kesadaran sebagai hambanya. Hilanglah kesadaran dirinya berzikir namanya fana. Baru dia [Musik] murad. Murid dia yang merasa berzikir murad. Dia sadar gerak zikirnya digerakkan oleh yang punya nama. Gerak kalbunya karena digerakkan oleh yang memiliki kalbu. Rindu kalbunya, rindu rohnya karena dihembuskan oleh Allah yang maha menghembuskan roh. Maka dia bilang, "Ya Allah, milik Engkaulah langit dan bumi. Zahirku milik Engkau. Batinku milik Engkau. Ini semua adalah punya Engkau." Itu fana level 1. Baru nanti dipanggil, "Ya abdi, wahai hambaku. Beruntunglah murid jika dipanggil Allah wahai hambaku. Tadi apa kata Syekh Abdul Qadir? Kalau ingin wusul apa? Biar lempeng jalannya gampang. Dua aja. Apa tadi? Pertama taubat talkin. Talkin taubat berikut taubat apa? Tbat. Saya sudah tobat. Itu ente merasa tahu. Ciri-ciri orang tobat itu dia merasa dosanya enggak ada ujungnya, hinanya enggak ada habisnya. Itu ciri yang ini yang disebut tawwabin. Maka Allah berkalam di firman qudsiahnya, semua bani Adam pedosa, merasa berdosa. Dan sebaik-baik pendosa attawabun yang merasa hina-dina dengan dosa-dosanya. Berkalam masyaikhuna wujudukun la yuq alai. Engkau wujud merasa dirimu wujud dalam wujudnya berarti engkau meyakini ada dua wujud itu dosamu. Hati-hati. Wama tasyauna illa ay yasyaallah. Tidaklah engkau berhendak kecuali Allahlah yang berkehendak. Wama ramaita id ramaita. Tiadalah engkau melempar. Pada hakikatnya Allah yang melempar. Ini namanya aljam'u. Aljam'u annafyu wal isbat. Digabung nafi dan isbat. Wama ramaita nafi. "Tidaklah engkau yang berzikir. Tidaklah engkau yang mengambil dari pusat ke ubun-ubun di bau-bau kanan dihujam kepada jantung kalbu latifah qolbiah." Bukan. Pada hakikatnya Allah jua yang menghunjamkan namanya di hamparan. Hamparan bumi kalbu hambanya. Maka bernamalah QBU itu Baitullah, rumah nama-nama Allah. Itu arti baitullah. Qolbul mukmin baitullah. Tapi Imam Ghazali sudah upgrade. Apa kata beliau? Qolbul mukmin arsyullah. QBU mukmin tempat jumpa dengan Allah. Beda enggak? itu kalbu ruh bukan kalbu jiwa. Jadi kalbu ini bertingkat-tingkat juga. Perhatiin tadi ini banyak yang saya bagi nih. Semoga bisa dibawa pulang. Amin. Jin bisa masuk lewat fikrah. Fikrah. Apa penyakit di sini? Tulul. Makanya guru mandiin tuh murid kalau lagi masuk baiat. Benar enggak? Di sini disuruh mandi enggak? Dimandiin pakai tobat. Dimandin pakai tobat, dimandiin pakai syahadat, dimandiin pakai lailahaillallah. Lebih afdal dimandiin beneran suruh mandi tobat semua. Itu lebih afdal. Cuma karena banyak si guru sibuk, enggak mungkin juga satu-satu disuruh mandi. Sallallahu ala Muhammad. Ini fikrah bisa kemasukan jin. Tapi jin tidak bisa tembus ke dalam nafs, jiwa, manah. Enggak bisa. Dia enggak bisa tembus ke dalam sukma. Tak bisa. Enggak bisa, Pak. Orang sebut tuh jiwa manah sukma. Tapi nafs itu lebih lengkap dari manah dan sukma. Sukma masih bisa dibawa lari karena dia berkait sukma itu dengan fikrah. Makanya orang bisa ditarik sukmanya. Benar enggak? Tapi nafs jiwa enggak bisa ditarik kecuali kematian. Maka disebut yang mati itu yang merasakan kematian bukan ruh. Yang merasakan kematian nafs apa ayatnya? Kullu nafsin nafsinqatul. Setiap nafs bukan setiap roh. Roh sekali Allah hembus tidak pernah lagi mati. Allah. Tapi kalau jiwa dicipta, dimatiin, dihidupin, dimatiin, dihidupin, dimatiin, suka-suka Allah yang maha menghidupkan. Pernah lihat tanah gersang? Akar-akar uratnya sudah hancur, rumput-rumput sudah enggak ada tumbuh. Sekali hujan turun 3 hari langsung tumbuh rumput itu udah mati dihidupkan lagi. Apalagi tubuh kita nanti yang sudah ditanam di kubur. Nanti Allah turunkan air kehidupan hidup lagi nanti semua. Karena tubuh dari tanah dia pulang ke tanah. Kalau nafs, nafs tercipta dari apa? Dia tercipta dari hijab. Ada dua hijab di dalam nafs. Hijab nur, hijab zulumat. Maka dia hanya merasakan mati. Tapi dia tidak langsung dikubur. Masih ada. Maka ditanya-tanya sama malaikat. Disidang sama malaikat. Ane mau tanya. Heh, hei yang sudah zikir banyak jangan persiapkan itu untuk menjawab pertanyaan malaikat. Berapa kali kamu suluk? Hah? Berapa kali kamu khwat? Itu enggak. Apa tarekiatmu? Enggak. Pertanyaan malaikat apa? Man rabbuk. Mantaf. Seberapa banyak makrifatmu kepada Allah? Seberapa kenal engkau dengan yang engkau sebut-sebut itu? Paham? Silakan zikir banyak-banyak. Jangan lupa ngaji kitab-kitab makrifat. Jadi wajib di sini di majelis-majelis zikir buka kitab Alfathur Rabbani, Futuhul Ghaib, Sirrul Asrar. Tiga ini cukup. itu makanan rohani kita itu sudah wajib ya. Kalau beliau ngobrol sama saya tuh istrinya sirul asrar aja tuh. Kitab Sirul Asr itu udah kayak apal di kepala beliau nih. Heran saya tiful maani roh sultani roh Nabati. Ngeri hafalan ya. Allahumma sholli ala Muhammad. Apa pertanyaan Allah? Man ruk enggak ditanya kamu zikir sudah berapa kali? Enggak ditanya. Kata malaikat gini, hmm kamu kenal enggak sama Allah gitu ya. Kalau dia kenal jelasin dong kenalnya seberapa. Kata beberapa masyaikh nih, mereka ngintip-ngintip Sayyidina Ali dan Sayyidina Umar. Nih kata masyaikh kita nih para mursyid. Dulu Sayidina Umar meninggal diintip sama Sayidina Ali. Mereka nih suka ngintip-ngintip sebagaimana Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam ngintip Nabi Musa. Ngapain sih Nabi Musa dikubur? Apa kata Nabi? Lafaznya lucu. Bah. Marartu biqobri Musa. Aku lewatin kubur Musa terus aku intit. Faiza hua qoimun yusolli fiqobrih. Eh, ternyata Nabi Musa enggak tidur. Nabi Musa salat di dalam kubur. Ada yang bisa ngintip yang dalam kubur enggak? Oh, Ustaz ente bilang ini kan gaib lah. Gaib itu di sini, di mata ini gaib. Enggak kelihatan Syekh Ahmad Kazim. Maka gaibkan zahirmu. Nyatalah batinmu. Baru jumpa tuh roh dengan roh. Baru namanya orang mimpi kah, kasyafah. Mudah kok kasyaf itu. Tapi harus pakai kunci. Kunci miftah almuhammadi. Kunci Sayidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Kalau enggak entar diserupain setan berat ya. Marhaban. Marhaban ya. Allahumma sholli ala Muhammad. Amin. Maka kalau talkin, sebelum talkin istigfarnya [Musik] benar-benerin sifat bengisnya, sifat pemarahnya. Istigfarkan satu-satu. Ya Allah ampunkan sifat pemarahku. Ya Allah ampunkan sifat sombongku. Ya Allah ampunkan. Sebutkan semuanya. Sebutin semua. Ya Allah dalam hatiku masih ada di iiri dengki. Nih nih ni pengalaman alfakir ikut suluk. Ini dengar langsung nih ya. Ada seorang sahabat kami diangkat jadi mursyid. Kata sahabat satu lagi, "Kok dia yang diangkatkan masih muda. Makamnya belum sampai." Kata siapa? Satu murid. Ini yang dengar nih. Hah. Tapi alfakir tanya ke dalam kalbu apa yang sedang terjadi? Kita lihat kiri, lihat kanan, lihat kiri, lihat kanan. Ternyata yang terjadi apa? Peristiwa malaikat berulang lagi. Ahli zikir, ahli khalwat. Lebih tua dari Nabi Adam. Tapi yang diangkap, yang diijazahkan, yang dibaiat jadi khalifah di muka bumi siapa? Nabi Adam. Kata mereka, "Loh, kok itu yang diangkat? Kan kami yang ahli zikir. Kami kan sudah tua, kami senior." Ya Allah. Oh, ternyata senioritas enggak bisa jaminan jadi pelanjut pemegang amanah. Apa kata Allah? Inni lafaznya ini rahasia. Inni aamu. Ah, ini kata kuncinya. Aku lebih tahu satu pengetahuan yang kalian yang tidak tahu. Maa taun. Bukan ma laun bukan yang kamu tidak punya ilmu makrifatnya bukan yang kamu sudah amalkan zikirnya. beda. Maka ini himbauan dari hati paling dalam untuk semua orang yang cinta zikir. Cinta Hadratus Syekh Ahmad Kazim Bahas Hasnawi, Syekh Abdul Karim Albantani, Syekh Ahmad Khatib Sambasi, Syekh Nawawi, semua kita sama-sama upgrade diri kita dari sekedar zikir tanpa makna. kepada zikir penuh makna. Dari zikir penuh makna dengan zikir penuh rasa dari zikir penuh rasa kepada zikir penuh khudur, rasa hadir. Dan itu la sabila ilaiha illa alilm. Makanya ayat pembukanya surah Muhammad ayat 19 fa'lam bukan qul lailahaillallah bukan bukan qul lailahaillallah bukan bacalah lailahaillallah enggak zikir lailahaillallah bikin jiwa terbakar makanya orang sombong kalau sudah zikir tapi kalau dimulai fa'lam maka ilmuilah pelajarilah bersabd ana madinatul ilm Maka fa'lam itu maksudnya masuklah engkau ke kota ilmu. Masuklah engkau melalui pintu-pintu ilmu. Jangan hanya pintu-pintu riyadah zikir. Mulailah riyadah ilmu. Coba ini sudah 1 jam saya bicara. Coba zikir 1 jam pasti sudah lihat-lihat jam ya. Tapi kalau ngaji makrifat orang lupa lihat jam. Dari tadi ingat enggak napas? Enggak ingat kan? Karena Allah sudah buat struktur anfas, tfas, nufus dalam diri. Bergerak dia dengan sendirinya? Tidak. Dia bergerak dengan hembusan nafas dari Allah. Kalau enggak sudah ada yang meninggal nih dari tadi nih. Coba jantungnya disuruh menggerak enggak? Tung tung tung gitu. Eh, kamu diam dong sebentar. Bisa enggak? Ya enggak bisa. Itu sudah diatur. Itu nufus namanya. Apa namanya? Jadi getaran jantung itu namanya nufus. Maka saat orang mati kullu nafsin nufusnya diputus disebut gagal jantung. Maka semua orang mati gagal jantung. Benar enggak? Jadi kalau ditanya dokter, "Penyakitnya apa, Dok?" Gagal jantung. Lah iya semua orang mati gagal jantung. Kalau jantungnya masih hidup, mati suri. Mati suri. Suri bentuknya ke orang mati, jantungnya masih berdenyur. Itu mati suri, surah ya. Apa kata Syekh Abdul Qadir tadi? Saya ulang-ulang nih ya. Saya ulang-ulang nih. Kalau mau usul kepada Allah jalannya apa? Tubat. TBAT itulah takhali. Takhali tadi ada takhali orang awam dari dunia di fikrah. Makanya orang-orang zuhud itu sibuk, takut kaya, takut pakai tasbih, takut kelihatan kayak saleh, takut pakai sarung, takut pakai jenggot, takut pakai kopiah, takut pakai serban. Kenapa? Takut disebut orang saleh, takut disebut ajengan kiai, takut disebut orang tarekat, terus penginnya disebut apa? Pengin disebut orang ikhlas. Itu juga ria di dalam riya. Riak di dalam. Ah, kalau enggak ngaji makrifat enggak tahu. Itu banyak yang kena di sini karena enggak punya mursyid, punya bullshit. Ada takhali kedua. Apa takoli murid? Apa tadi? Khali murid membersihkan penyakit-penyakit kalbu. Yang paling penting penyakit-penyakit setan. Iblis sombong, iri, dengki. Baru yang terakhir, takhalli arifin. Apa takli arifin? Inni a'lamu ma laun. Ini kata Allah, "Aku lebih tahu yang kamu tidak tahu." Lalainya Arifin aljahalah, kejahilan, ketidaktahuan. Ketidakadanya makrifat, enggak tahu ilmunya. Orang kalau tahu ilmu, zikir R.000 tembus mungkin semalam, 2 malam, 3 malam. Tapi kalau enggak ada ilmunya, seumur hidup juga enggak tembus. Padahal disebutnya atagah sugro. Berarti ada kubra toh. Kalau kubra apa? Klhu 10000 rib. Makanya syekh para masyaikh, para kutub, para wali dulu bisa kalbunya berunsiah, berindu-rinduan sama Allah. Kenapa? Attaqah itu maut qoblal maut. Antamutu qbla an tamutu. Makanya bacanya enggak bismillahirrahmanirrahim enggak pakai tahan napas tuh bacanya. Jangan dicobain kalau enggak dijazahin guru ya. Entar ente kesurupan lagi. Kenapa? Mengangan-angankan jadi wali. Maka datanglah nanti jin-jin, jin-jin wali. Jin-jin yang dia juga berangan-angan pengin jadi wali. Ini ane mau nanya, jin bisa bikin manusia kesurupan? Betul. Kira-kira manusia bisa bikin jin kesurupan enggak? Kesurupan manusia yang bilang enggak ente belum pernah masuk alam jin? Lebih tinggi makam siapa? Inna akramakum indallah atqakum. Ini terjemahan versi makrifatnya ya. Orang paling keramat, orang paling kenal Allah. Aqo itu aam aksya. Orang paling makrifat itu akram dari kata karamah. Karamat. Keramat sejati itu orang bermakrifat. Makanya saking keramatnya Nabi Adam waama Adamal Asma diberikan rahasia-rahasia asma. Maka Sayidina Adam tahu namanya Ahmad, namanya Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Ketika dia melirik ke Arasy, dia tahu, "Oh, itu nama nabi pertama." Dia tahu bukan dia nabi pertama. Dia tahu nabi pertama yang ditulis setelah nama Allah. Lain dengan setan. Lalu setan pun membisikkan kepada iblis. Apa kata dia? Siapalah tuh ya yang disebut-sebut tuh. Harusnya nama aku yang disebut. Harusnya aku yang diangkat. Nah, itulah kejadian. Itu namanya kesurupan iblis. Kesurupan apa? Iblis. Iblis. Aku kan. Nah, ya sudah gitu kalau sudah ngomong aku kan aing gitu ya. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Maka istigfarkan keakuan. Ya. Jadi setiap hari itu kalau mandi tobat niatnya apa? Nih ingat ya. Nawaitu rafal nawaitul ghus naitul gusla lubati lirafil hadasil hah lirafil hadasiz zahir wal batin lirofi'i al hadas zahir wal batin tambahin binuri Muhammad sallallahu alaihi wasallam biar enggak Kesurupan setan ya. Kalau enggak bisa bahasa Arab, bahasa Indonesia. Aku berniat kok enggak dari tadi aku berniat mandi tobat mengangkat hadas zahir, kotoran zahir, hadas batin dengan apa? Dengan berkat nur Sayidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Mulai dari kaki siram kaki, kaki kanan, kaki kiri. Jangan langsung kepala bisa pingsan entar. Makanya ada orang mati di dalam kamar mandi langsung itu bukan nur Muhammad tuh ya nur tomat itu. Mulai dari kaki. Karena kaki itu ada saraf-saraf. Kaki itu ada huruf dal di situ ya. Siram dulu terus naik ke badan sedikit-dikit. Naik ke pundak dikit-dikit baru guyur kepala. Sembari sebut terus. Ya, astagfirullah di hati sebutin satu. Ya Allah, ampuni dosaku. Sombong dosaku merasa zikir dosaku dosa aku sadari dosa yang tidak aku sadari. Aduh, itu nikmat sekali mandi. Pakai basahan ya. Pakai apa? Basahan. Kecuali lagi mandi sama bini. Itu urusan antum lah tuh yang enggak punya bini ya. Salam ya. Ngayal entar terus. [Musik] Ketika dibersihkan dari yang zahir dan batin itu baru bisa naik takli arifin. Apa takli arifin? Membersihkan dirinya dari dosa kejahilan. [Musik] Karena iblis itu walaupun dia ahli zikir, dia tidak arif, dia tidak mengerti ilmu, dia tidak ahli makrifat, dia cuma ahli zikir. Maka di saat suruh sujud, apa kata dia? Ajud liman khalaqta. Hah? Apa kalimatnya? Khalaqtahu minin. Ini si iblis enggak punya makrifat. Makrifat dia makrifat empirik, ilmiah. Kata anak muda hari ini di YouTube. Tidak ilmiah, Bro. Apakah aku akan sujud, Ya Allah, kepada selain Engkau, tapi sujud kepada yang kau cipta dari tanah? Ini iblis enggak diajarin makrifat oleh Allah. Yang diajarin makrifat Allah siapa? Adam. Kenapa? Wadahnya iblis bukan wadah makrifat. Wadah makrifat itu tercipta zahirnya dari unsur tanah. Maka tanah coba lihat diinjak apa aja dia enggak marah. Marah enggak tanah? Ya, habis kita injak-injak kita siramin pakai kotoran-kotoran domba. Marah enggak tanah? Enggak marah dia. Semakin dia dihina dengan kotoran, semakin dia di mohon maaf ya dibuangin tuh buang air gitu ya. Semakin itu tanah subur. Benar enggak? Semakin subur. Coba ini orang adakah rohaninya tambah subur ketika siap dihina atau malah marah? Ente coba-coba sesatin aneh-aneh ini. Aing ini orang qodiriah nakah. Gitu kita sekarang baru disesatin Wahabi sudah ngamuk-ngamuk. Baru dibidahin ajengan yang belum bertareqat sudah ngamuk-ngamuk. Baru diuji bab nasab habaib sudah ngamuk-ngamuk. Gimana kalau diuji dengan hal-hal yang lebih batiniah lagi? Jangan terpancing. Jangan terpancing. [Musik] Ya. Nabi Adam wa allama adamal asma asma. Nabi Adam. Maka bani Adam enggak boleh dia kecuali dia belajar makrifat. Siapa bani Adam? Belajar mak. Kalau enggak berarti bani iblis ya. Bani setan. Nauzuillah. Sibuk zikir enggak kenal siapa yang dizikirkan. Sombong jadinya merasa makamnya sudah paling tinggi. Eh, hati-hati buya ente masuk ke negeri orang ahli zikir. Terus mau ngapa? Ini bumi bukan milik ane, bukan milik ente. Wa ardullahil wasiah. Ya, ini bumi milik Allah ya. Ada yang begitu ya. Langsung dia hajar ilmunya. Ilmu itu kan masuknya di fikrah aja, Bro. Maka orang kalau si ustaznya juga fikrahnya masalah kena dia. Nafsiahnya enggak dihormati dikit kena dia. Tapi kalau zikir tembus ke kalbu agak tenang dikit. Tapi tenang nanti dulu. Kalau nafsiahnya fikriahnya belum ditobatkan, zikir di kalbu apa yang terjadi? Zikir tambah banyak. Pohon zikir, sajarah zikirnya tambah besar. Benalu yang ada di fikrah tulnya naik. Yang ada di nafsnya sombongnya tambah naik, irinya tambah naik. Nih contoh nih. Ada nih kejadian ya bikin majelis zikir. Tahu-tahu ada pendatang baru baru pulang dari pesantren dapat ijazah dari Syekh buat majelis zikir juga. Sono ramai terus ngomong, "Apa itu dia? Enggak punya sanad. Apa itu dia? Kurang ajar enggak sowan maneh." Kalimat-kalimat begitu itu karena belum mengistigfarkan nafsiah. Ketika kalbunya zikir, nafsiahnya tetap ya begitu. Tahu cara cepat tobat nafsiah? Tahu. Mau cara cepat enggak? Hah? Tareqahnya namanya tareqah malamatiah. Apa kata Ghazali? Qatu uqbatin nafs. Ini kata Ghazali nih, engkau pangkas apa yang nyaman bagi nafs, bagi dirimu, egomu. Nafs kita penginnya dihormati. Jangan mau dihormati. Maka tampilkan diri kita seina mungkin. Maka saya jumpa guru ya, dia seorang mursyid. Dia tangkalkan baju mursyidnya. Dia pakai celana pendek tapi di kalbunya enggak putus nyebut nama Al Allah. Sedetik pun enggak putus bergantungnya kepada Allah. Loh, saya yang pakai baju rapi begini setiap detik lalai kepada Allah. Dia satu detik pun tidak pernah lalai kepada Allah. Dulu kita sering tertipu oleh penampilan-penampilan pakai sarung, pakai gamis, begini. Saya sering tertipu ya. Itulah murid Syekh Abdul Qadir Jilani bernama Qudaib Albani. Qudaib Albani dikasih kutub malamatiah. Apa itu? Jalan pintas jadiin orang jadi wali. Enggak perlu pakai riyadah riyadah zikir. Tapi riyadah ini lebih berat. Kiai suruh nyuci piring. Kiai suruh bersihin apa tuh? toilet. Apalagi kiai disuruh berpenampilan-penampilan yang enggak pantas sampai dicaci maki orang. Rontoklah nafsiahnya. Itu cara cepat, Pak. Ya, tapi enggak boleh lakukan itu kalau enggak perintah guuh. Jangan coba-coba sendiri. Entar ente begini entar. Enggak boleh. Untungnya tarekat begitu sudah didiskon. Udah jarang ya. Dulu ada murid pemalas sama gurunya bilang, "Copot sendalu, jalan kaki ke Surabaya." Ah, itu bagian dari malamiah. Sekarang kok jarang begitu dua aja kan masih ada satu dua ya. Sekarang malah coba-coba sendiri aja orang ya. Ya sudahlah urusan ente lah tuh. Apalagi udah masyhur nih jadi ajengan punya panggung di mana-mana. Kata guru, tinggalkan semua jadwalmu. Khidmat di sini. Khidmat kepada murid murid. Uh, itu bergejola gitu. Itulah Imam Sya'rani ketemu murid Nabi Khidir namanya Ali Alkhawas. Nama thariqahnya Alkhairiyah, Almuhammadiyah. Alqadiriah juga. Apa kata Ali Khawas? Oh, kamu orang yang viral itu ya. Ha, gitu kira-kira ngomongnya. Hmm. Kamu orang yang karyanya banyak itu ya? Oh, ya. Ya. Ya. Ya. Mau usul ya, Tuan Syekh? Mau usul? Iya, Tuan Syekh. Bukan kamu sudah mursyid, sudah punya ijazah tarikat lebih dari lima. Dia bilang, "Itu cuma ijazah. Wusul bukan di kertas. Wusul bukan di kertas. Tuan Syekh, tolong hantarkan aku kehadirat Allah. Mau jalur cepat? Mau. Langsung Syekh Ali Al Khawas bilang, "Mulai detik ini hijab kemasyhuranmu dan hijab kepemilikanmu bakar." Maka semua kitabnya yang kira-kira ditulis waktu lalai kepada Allah disuruh bakar. Kitab-kitab yang enggak lalai disuruh jual dulu satu kitab, harganya sama kayak satu rumah. Kitab dulu mahal, Bang. Bisa beli satu mobil itu, satu kitab itu. Maka kitab-kitab yang bermanfaat dia jual, yang dia tulis, dia ingat dia tulis dulu enggak zikir dibakar semua. Bayangkan karya sendiri dulu dia bangga. Ini karyaku, ini karyaku, ini karyaku, ini kalam saya kepada hamba-hamba akademisi. Ya, itu pantangan mau jadi kekasih Allah Subhanahu wa taala karena merasa berkarya. Syekh suul masyaikh, Imamul Aimmah, Imam Muhammad bin Syafi'i. Kapan dia jadi kutub? Ketika dia ngomong apa ngomong dia? Atamanna aku berangan-angan itu semua karyaku, semua muridku, semua ijtihadku la tunsab ilaiya tidak lagi dinisbatkan kepadaku. Itulah kekutuban Imam Syafi'i. Fan dia kepada Allah, dinisbatkan kepada Al Allah. Kalau Allah ditajalikan ke Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Lalu Imam Sya'rani ya yang masyhur itu batalkan semua majelisnya. Dia tutup dulu surau dia. Dia tutup dulu zawiah dia, ribat dia. Dia kemudian ngikutin jalannya Sayidina Syekh Ali Al Khawas. Tapi itu berat ya. Kenapa tahu berat? Fakhruddin Ar-Razi tahu bukan Arrazi yang ini. Itu Arrazi yang lebih tua. Wafatnya 606. Sekarang sudah 2 1446. Datang kepada Imam Najmuddin Kubra dia bilang, "Kenapa engkau tidak sowan kepadaku?" Ih gaya dia ya. Kata siapa? Karena gelar dia Sultanul Ulama. Apa gelar dia? Hujjatul Islam. Ya, Sultanul Ulama Al-Mujtahid. Raja aja cium tangan sama dia. Semua kiai jadi murid dia. Tapi ada satu kiai enggak datang. Namanya orang Bukhara juga. Kampungnya Imam Bukhari, kampungnya Imam Bahauddin Syahnqbadi. Tapi orang hidup sebelum Bahauddin Syah Naqsabandi. Najmuddin Alkubra. Siapa namanya? Itu tarekat naqsubandiyah yang dipakai di sini. Di dalamnya ada nur kubrawiyah. Itu yang jadi latihaif tujuh itu ajaran tareqat apa? Kubrawiyah. Lalu datanglah jadi Fakhruddin Arrazi karena ngerti ilmu tasawuf tapi bukan bertasawuf. Ini orang kampus. Orang kampus mufti. Dia ngerti ilmu tasawuf. tapi bukan pengamal tasawuf. Dia tanya, "Sianu kenapa enggak datang?" Oh, si Anu itu mursyid, Syaikhul Mursyidin, kiai. Oh, gitu ya. Ya udah, saya coba dilihat dia. Emang masih ada orang lebih alim dari aku? Katanya. Ternyata masih ada. datang dia di situ semua di pikiran dia ilmunya dibaca semua sama Najumuddin Kubra dibaca semua copy paste semua kenapa jangankan baca pikirannya dia itu Imam Najmuddin Kubra punya kunyah abul jannab langsung yang ngasih Rasulullah apa kata beliau ini diukil oleh Imam Zahabi di siar alam binubala Zahabi ini murid Ibnu Taimiyah, Imam Salafi. Murid Imam Salafi aja percaya sama beginian ya. Apa kata beliau? Raitun Nabi sallallahu alaihi wasallam. Aku jumpa Nabi sallallahu alaihi wasallam. Lalu Nabi memberi aku kunyah julukan. Ya, aku beri kamu julukan abul jannat. Orang yang dijauhkan dunia dari kalbumu. Maka dia enggak minat datang-datang kau ahli dunia. nama dia langsung diantarkan Nabi. Maka dia enggak minat datang ke ulama dunia. Saya punya mursyid begitu. Dia enggak mau gabung jamiah, gabung ini. Saya tanya, "Kenapa tuan syekh? Biarlah namaku ya tidak masyhur di dunia tapi semoga disebut-sebut di langit sana." Begitu dia ngomongnya. Tapi itu hijab juga kata beliau. Karena ente masih pengin viral di langit. Hijab dalam hijab namanya. Hijab waraul hijab. Lalu bertanyalah. Ah, ini kisah terakhir yang mau saya sampaikan sebelum menjelaskan bab talkin sedikit. Apa kata Syekh Abdul Syekh Fakhruddin Arrazi? Wahai tuan Syekh, betullah engkau ulama, wajar engkau tidak perlu sowan kepadaku. Akulah yang pantas sowan kepadamu. Kata siapa? Fakhruddin Arrazi. Maka wajar gelar dia Fakhruddin, orang kebanggaan agama. Kenapa? Dia ngerti kapan maju, kapan mundur, kapan disowanin, kapan disowanin, kapan datang, kapan didatangi. Kapan ditabaruki, kapan mentabaruki. Kalam dia apa? Bagaimana caranya mendapatkan fasilitas rohani, kemuliaan rohani seperti engkau? Oh, ternyata Imam Fakhruddin semua kitab dia khatam, semua ilmu dia ngerti, tapi ilmu zauf, ilmu rasa, ilmu rohani dia belum taruhi. Apa kata Syekh Najuddin? Wahai Tuan Syekh Fakhruddin, tinggalkan makammu, dudukmu di tengah manusia dan para salatin. Duduklah di sini barang sesaat nanti semua maqamat aku tumpahkan ke dalam kalbumu. Sesaat saja. Sesaat tu maksudnya suka-suka akulah ya. Kapan aku keluarkan aku keluarkan kau ya. Aku jadikan engkau telur. Aku angkrem beberapa hari. Berapa hari biasanya diangkremin telur? 20 sampai 40 ya 40 hariah Rasulullah aja 40 hari kholwat ya kan tahanus setelah jadi baru 10 10 hari ya udah 10 hari deh kata siapa kata Syekh Najmuddin kata Fakhruddin ya enggak bisa banyak tugas ya saya masih sibuk banyak urusan apa kata Syekh Njibundin Ya udah, itu jatahmu. Ini bagianku. Kita bagi-bagi tugas. Engkau urus zahirnya umat, aku urus batinnya umat. Lalu inilah yang terakhir ya. Jalan lempeng menuju Allah. Apa? Taubat dan tain. Apa itu talkin? Talkin itu menerima dengan tasdik dan taslim bimbingan guru yang kalbunya terhubung kepada kalbu salim. Allah. Makanya ditalkinkan zahir jangan dengan lidah. Kenapa diambil dari pusar? Karena puser ini di bawahnya ada syahwat zakar, syahwat faraj. Di atasnya ada syahwat makan, di atasnya ada sombong. Maka ditarik dari puser la. Habiskan syahwat kebinatanganmu, syahwat makanmu, bahimiahmu. Habiskan syahwat sombongmu. Terus habiskan merasa cinta, merasa alimmu, angan-anganmu. Ilaha itu rahasia jalan zikir lam makusah terbalik. Jadi la itu jalan pintas kumpulan. Jadi kalau enggak tembus oleh istigfar ditembus oleh la. Jika lainnya dengan makrifat bukan membeo. Kalau beo ikut orang ikut kita orang baca kita baca tapi di lah syahwatku. Habislah birahiku habislah tamakku. Habislah egoku, habislah cinta duniaku, habislah angan-anganku. Lailaha illallah. Lalu ditancapkan illa ke bahu kanan. Kenapa bahu kanan? Ini sayap. Di situ manazil orang merasa dirinya mulia. Manasib-manasib semua gelar-gelaran di dikesampingkan. Ilah. Kalau sudah dikesampingkan baru illallah baru kalbunya kebuka baru kalbunya ke dan di dalam illa ada sir Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Makanya nafas Allah bisa masuk ke kalbu kalau tidak ada sir beliau pada illa enggak bisa masuk. Tapi saya enggak boleh syarah apa sir di situ. Belum saatnya dibuka. Hah? Oh, kalau itu nama latifahnya nam ya. Di sini banyak sekali nih dihancurin semua. Tapi tolong ingat latifahbu bukanlah kalbu. Latifah roh bukanlah roh. Itu cuma latifah. Titik halus yang terhubung kepada kalbu. lebih canggih dari itu ya. Ah ketika baca illallah apa kata Syekh Abdul Qadir? Iktikadkan nama yang kau sebut. Nama yang punya nama tak dapat dibayangkan oleh fikrah, tak dapat diangan-angankan oleh pikiran, tidak dapat dirasa-rasa dengan jiwa. tidak dapat diterka-terka oleh rasa. Dia maha suci dari semua terkaan, bayangan, dan rasa. Rasa bertuhan bukan Tuhan. Rasa zikir bukanlah zikir. Rasa makrifat bukanlah makrifat. Rasa itu makhluk. Allah bukan makhluk. Maka illallah itu artinya ya Allah yang maha sempurna yang tidak dapat kami bayangkan. Penutup. Coba bayangkan semua kesempurnaan. Coba bayangkan sejenak saja. Pejam matanya. Allah maha sempurna. Bayangkan sebentar saja. Allah maha besar. Bayangkan 1 2 3 detik. Allah maha besar. Allah maha indah. Allah maha hebat. Bayangkan, bayangkan. Iktikadkan, iktikadkan. Buka mata. Semua yang antum bayangkan itu, itu bukan Allah. Itu bayangan kita tentang all laisa kamitlihi sai. Inilah pesan beliau dalam Futuhul Ghaid. Futuhul ghaib. Apa makna futuhul ghaib? Yang gaib difutuh makanya dia jadi enggak gaib lagi. Jadi hadir dia. Apa itu? Semua pikiranmu tentang Allah bukanlah Allah. Semua rasamu tentang Allah bukanlah Allah. Semua makam dan ahwalmu tentang Allah bukan Al laisa kamlihi. Jangankan mislihi, kamislihi aja enggak ada. Apa beda mislihi dengan kamislihi? Kamislihi ini perbedaan Najmuddin dengan Fakhruddin. Kata Fakhruddin kamlihi kaf dan ml itu satu makna. Kaf seperti misil semisal seperti semisal kata Fakhruddin artinya satu aja tidak ada yang seperti Allah. Kata Fakhruddin ar, kata Najudin kubur, enggak begitu. Masa satu huruf ente biarkan. Kaf itu huruf kata Nabi. Alif lam mim. Alif itu huruf, lam itu huruf. Mim itu huruf. Kaf ha ya ain shad. Kaf itu huruf. Satu gunung di alam jabbarut sana. Masa disamain sama kaf ya. Kafel ya. Bengolah Fakhruddin Ar-Razi itu, "Kok ada orang lebih alim dari aku?" Kata dia itu tadi yang saya bilang. Bayangkan bayangkan itu misl dan yang paling lengkap, paling mirip dengan semua sifat asma Allah itu tajallinya Allah. Tajali Allah pada siapa? Sayidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Jangankan mirip dengan Allah, yang kamu bayangkan pun enggak ada yang selevel sama Nabi Muhammad, apalagi yang disembah Nabi Muhammad. Itu sebabnya kita salat, kita bilang, "Ya Rasulullah, aku salat mengikuti apa yang engkau sembah." Maka fanakkan diri kita fil qolbil muhammad. Ya kata Nabi shu kama roitumuni salat seperti kamu lihat aku salat bukan seperti aku salat enggak sanggup kita. Karena kita enggak melihat Nabi, lihatlah pewaris nabi. Fanakkan kalbu pada kalbu pewaris nabi disebut rabitah. Itulah oleh-oleh malam ini. Ya, amalkan Rabitah. Sebelum zikir, sebelum salat, hadirkan dulu kalbu guru, wajah kalbu guru. Karena wajah kalbu guru walaupun pikirannya kepikiran dunia hutang karena ente enggak bantu guru ente ya. Ente biarin guru sengsara dengan utang-hutangnya, hidup susahnya, tapi kalbu dia enggak pernah lalai. Kenapa? Dia senang, Allah syakur. Dia susah Allah sabur. Bagi dia senang susah itu cuma hal, cuma berganti hal di sini. Tapi bertuhan enggak boleh berganti. Hidup boleh berubah, rasa bertuhan enggak boleh berubah. Hidup boleh main-main, tapi bertuhan mesti serius. Maka kita zikir, kita pejam mata kita. Kita zikir, kita hentakkan nafas kita. Kita zikir kita serius nyebut nama Allah. Allahumma sholli ala sayidina Muhammad. Semoga majelis ini dibanggakan Allah di langit. Amin. Semoga semua yang hadir ini wajahnya, nama-namanya ditulis di dewan. Amin. Ahiba Allah. kekasih-kekasih Allah. Amin. Semoga semua kita yang hadir ditakdirkan menjadi murid-murid Syekh Abdul Qadir yang nanti berada bersama beliau di Padang Mahsyar. Amin. Karena kalau di belakang beliau pasti di depannya sahabat Rasulullah, di depannya pasti Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ruhi sayidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Sayidil anbiya wal mursalin. Man ismuhu Ahmad man ismuhu Muhammad manismuhu mahi manismuhu aqib. Wa ruhibil wujud alquut arrabbani alfaid arrahmani sayidina syekh abdul qadir aljilani w jamii masahina khususan hadratus syekh ahmad kazim wa abaihi wa ummahatihi wa furuhi wa usulihi waudihi wairi [Musik] [Musik] Innallaha wa malaikatahu yushalluna alan nabi [Musik] Ya ayyuhalladina amanu shu alaih shu alaihi wasallimu taslima. Labbaik Allahumma sholli wasallim wabarik alaih. Asalatu wassalamu alaik Allah. Ya sayidi ya rasulallah [Musik] asalatu wassalamu alaik [Musik] Ya sayidi ya baru ya [Musik] abati ya habiballah. Allah Allah [Musik] asalatu wassalamu alaik [Musik] ya ruh arwah ya Anwar [Musik] ya sayyidana ya Muhammad sallallah shu alaih Allah [Musik] iktikad Katkan Nabi memanggil umati. Wahai umatku, wahai anak-anak rohaniku, Allah. Wahai anak-anak cahayaku, [Tepuk tangan] [Musik] wahai yang mencintaimu. Shallu alaih. Berselawatlah kepada beliau. Rasakan beliau memanggil, "Ya umati, wahai umat terkasihku, wahai umat akhir zaman. Wahai yang merindukan aku tapi tidak pernah jumpa denganku." Allah. Allah. [Musik] Ya nabi salam alaika jemaatan. Ya rasul salam alaika. Allah rindui beliau rindu. Ya habib salam alaika shawatullah alaika. Ya Allah ya nabi salam alaika. Ikuti ya rasul salam alaika [Musik] ya habib salam alaika [Musik] shawatullah alaika [Musik] sallallah ala Muhammad sallallah ala Ahmad sallallah ala [Musik] Muhammad sallallah ala Ahmad Ya Nabi salam alaika, ya Rasulullah. Salam alaika ya habib salam alaika shawat. alaika anta syamsun anta badru [Musik] anta nurun fauq [Musik] nur anta isiru wahali [Musik] anuri sallallah ala Muhammad umati umati sallallah alaihi wasallam [Musik] Sallallah ala Muhammad sallallah alaihi wasallam. [Musik] Q badruina minyatil [Musik] wajabas syukru alaina ma daa lillahi Ya nabi salam alaika, ya rasul salam alaika. Ya habib salam alaika [Musik] shawatullah alaika lebih kuat. Sallallah ala Muhammad sallallah ala Ahmad. Sallallah ala Muhammad sallallah ala Ahmad. [Musik] Alfatihah. [Musik] Allahum ya Allah ya Rahman, ya Rahim, ya Latif, ya Latif, Ya Latif, yang maha lembut, yang maha lembut. [Musik] Kirimkan salam kami kepada Nabi Muhammad. [Tepuk tangan] Kirimkan rindu kami kepada ayahanda rohani kami. Amin. Kirimkan permohonan kami kepada Nabi Muhammad. Wahai baginda Allah ya abuf ya nural anwar ya ruha arwah maafkan kami kurang mengikuti ajaranu ya Allah maafkan kami ya rasul ya Allah Nabi Muhammad ya Allah ya Rasulallah Mohon terima kami ya Rasulullah. Terima kami ya. Amin. Ya Allah. Amin. Terima semua yang hadir malam ini ya. [Tepuk tangan] Terima siapapun yang menyimak. Ya Rasulullah. Allah ya Allah isfaana. Ya Rasulullah. Amin. Ya Allah, beri syafaat kami wahai baginda. Zikir kami tidak pantas diangkat. Salat kami tidaklah khusyuk. Sedekah kami tidaklah tulus. Umrah, haji kami tidaklah mabrur. Selawat kami pun tidak tulus. Tapi malam ini ya Rasulullah di bulan selawat ini, di bulan Syakban ini, bulan engkau ya Rasulullah. Mohon limpahkan syafaat Engkau ya Rasulullah. Dengan syafaat Engkau ya Rasulullah. Allah mohon bersihkan pikiran kami dari angan-angan. Amin. Bersihkan jiwa kami dari cinta dunia. Allah. Bersihkan kalbu kami dari kelalahian. Bersihkan fuad kami dari kejahilan. Bersihkan sir kami dari selain Allah. Ya latif. Ya Latif yang maha lembut. Hati kami keras ya Allah. Hati kami keras ya Allah. Tabiat kami keras ya Allah. Amin ya Allah. Mohon lembutkan dengan berkat Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Ya Allah ya Latif. Ya Latif ya Latif ya man yunzil sakinah. Ya man jaalal mawaddah warahmah. Rumah tangga kami tidak sempurna ya Allah. Kami bermuamalah dengan orang dekat kami tidak sempurna ya Allah. K masih kasar ya Allah. Kami masih melanggar-melanggar adab-Mu ya Allah. Sempurnakan kekurangan kami ya Allah. Terakhir ya Allah. Terakhir ya Allah. Terakhir ya Allah. Meskipun kami pendosa. Ya Allah. Ya Allah mohon ridai kami. Ya Allah mohon ridai kami ya Allah. Mohon ridai semua kekurangan kami ya Allah. Mohon ampunkan semua dosa kami ya Allah. Allahu Akbar. Ilahi dibaca Ilahi anta maksud hanya Engkau yang kami tuju warid kami ya Allah ridai kami. Ya Allah ridai kami. Ya Allah ridai kami. Allah mahabbat. Ya Allah. Ya Allah, hadiahkanlah kami cinta Engkau ya Allah dan makrifat Engkau ya Allah. Bihaqi Sayyidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Wasalatu wasalamu alaika ya Rasulullah. akahidina Muhammadhamdulillahbilamin. Ya Allah ampuni kami dari dosa asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yeah.