Namanya Margono. Ia telah melakoni profesi pengantar pos selama 28 tahun. Baginya, masa-masa keemasan sebagai pak pos telah berlalu.
Kini orang tak lagi saling berkirim surat. Dulu itu memang khususnya surat-surat pribadi ya, itu lebih dominan. Dan sementara saat ini yang dominan kayaknya dari instansi, misalnya bank atau instansi swasta atau instansi pemerintah ke konsumen. Ketika kita datang itu benar-benar ditunggu gitu. Sehingga kalau kita datang misalnya, kata dulu pakai sepeda, kering-kering, udah lari.
Sehingga kadang-kadang tanpa dia sadari, hanya kadang, ya pakai seadanya lah. Langsung nunggu aja Pak Pos. Dan saat ini biasanya sudah nggak nunggu. Kenapa?
Karena kembali lagi bahwa sekarang dari intasi ke konsumen. Nah biasanya kebanyakan itu tagian. Sehingga kadang-kadang, oh misurat Pak, Pak tidak di terkirakan. Itu ada ya nggak gitu. Hal yang sama dirasakan Agus Wiatmojo.
Dari 20 surat yang diantarnya, 18 diantaranya adalah surat tagihan. Akibatnya sudah bisa ditebak. Ia kerap menerima sikap kurang bersahabat dari tuan rumah.
Saya itu sampai dikejar anjing sampai muter-muter sepeda motor, Mas. Itu yang punya ada tapi cuma diem, Mas. Saya baru ngantar surat, Pak itu anjingnya nggak galak kok Pak, nggak galak tapi ngejar. Saya juga takut, cuma muter sampai tiga kali baru orangnya manggil anjingnya suruh masuk. Kita mengantar surat, itu masyarakat menghargai, terima kasih Pak Pos.
Makasih, walaupun ucapan terima kasih saja, kita senang dengan masyarakatnya. Kita puas, karena kita berhasil menyampaikan amanat itu kepada orang tersebut. Pernah saya mendapat itu, oh makasih Pak Pos, ini buat beli rokok, buat beli es, itu kadang sering kayak gitu. Itu untuk surat-surat pribadi, tapi kalau surat-surat tagian, nggak ada. Intro Perkembangan teknologi informasi yang cepat dan murah telah mengubah gaya hidup, termasuk perilaku komunikasi jarak jauh masyarakat.
Hari ini, orang lebih banyak berkomunikasi melalui jaringan telpon dan internet. Tahun 1997, PT. POS Indonesia melayani 725 juta pucuk surat dan paket. Dari jumlah itu, 550 juta diantaranya adalah surat dan paket pribadi. Tapi tahun 2010, jumlahnya anjelok hingga 213 juta pucuk.
Hanya 43 juta pucuk yang merupakan surat dan paket pribadi. Sisanya, surat menyurat dan paket untuk kepentingan korporasi. Pukulan lain adalah datangnya pesaing. Bertahun-tahun PT.POS Indonesia memonopoli bisnis pengiriman surat dan paket. Tapi kini ada 900 perusahaan swasta yang mencangkul di lahan yang sama.
Tapi perusahaan plat merah berumur 265 tahun ini tetap memiliki pelanggan-pelanggan setia. Ya pakai SMS atau BBM atau email ya, mungkin lebih cepat lebih murah juga. Tapi kan untuk yang barang-barang tertentu seperti paket barang atau paket dokumen, saya lebih milih POS karena lebih murah dibandingkan apa jasa titipan. yang lainnya.
Kalau langganan udah lama ya saya, sejak masih kuliah kan sering, karena orang tua saya di Jakarta, saya kuliah di Jogja, jadi sering pakai jasa pos, untuk kayak telegram, atau wesel. Untuk orang itu minta kiriman uang. Pukulan yang dialami pos hari ini sejatinya adalah pukulan kedua dalam sejarah. Pukulan pertama terjadi bahkan sejak masa Hindia Belanda ketika telegraf dan telpon ditemukan.
Terima kasih. Ini Museum Pos Indonesia yang terletak di sayap timur Gedung Sate Bandung. Gedung seluas 706 meter persegi ini telah dipungsikan sebagai museum sejak 1931 dengan nama Museum Pos Telegraf dan Telefon.
Museum ini memiliki koleksi 131.000 keping perangko dan peralatan layanan pos sejak masa Hindia Belanda. The Golden Letter adalah surat emas raja, jadi surat pengiriman dulu antar kerajaan, karena pakai tinta emas dulu. Kegiatan pos atau surat menyurat sudah dilakukan sejak masa kerajaan-kerajaan Nusantara, meski terbatas di kalangan elit dan diantar langsung oleh para utusan. Sistem surat menyurat mulai berubah pada era kekuasaan VOC di Nusantara.
Nah ini adalah seragam pos pada zaman Belanda, yang hijau sama yang coklat. Kalau yang ini seragam pos pada zaman Jepang. Setelah menjadi PT POS, teragamnya kan beda-beda dari perum warna biru putih.
PT ini, ini drill waktu PN POS. Untuk kepentingan dagang, VOC menggunakan jasa POS, meski terbatas di kota-kota tertentu. Inilah tonggak hadirnya POS Modern di Nusantara. Pengiriman surat dan paket masih dititipkan pada kereta kuda dan kapal laut milik VOC.
Jasa pengantaran ke rumah-rumah belum dikenal ketika itu. Surat dan paket pos diletakkan di gedung penginapan kota. Orang yang merasa akan menerima surat atau paket harus rajin mengecek ke gedung tersebut. Pos pada...
Masa Hindia Belanda, elitis sifatnya. Surat-surat yang muncul yang kita kenal adalah surat-surat antara Kartini dan Abendanon. Artinya itu di kalangan mereka yang melek huruf saja. Gubernur Jenderal G.W. Baron van Inhoff mendirikan kantor pos pertama di Batavia pada 26 Agustus 1747. Empat tahun kemudian didirikan kantor pos Semarang di susul kota-kota lain.
Sejak itulah pos memiliki fungsi pelayanan publik. Masyarakat kini tinggal menunggu surat dan paket diantar ke pintu rumah mereka. Sudah ada juga pengiriman surat, tapi sisinya secara kurir kan ada yang pakai kuda ya. Yang pakai kuda ada. Menjelang masuknya kekuasaan Inggris di Hindia Belanda, Gubernur Jendral Dendles membangun Grote Posweg atau Jalan Raya Pos sebagai upaya mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris.
Jalan Raya Pos ini terbentang dari Anyer di Banten sampai ke Penarukan di Jawa Timur sepanjang 1000 km. Menurut Sudarmono, sejarawan dari Universitas Negeri 11 Maret Solo, banyak orang salah kaprah mengenai Jalan Raya Pos ini. Jalan Raya Pos itu biasa umumnya dipakai namanya pos tudan. Jadi pos, perjalanan pos, tapi bukan kantor pos. Pos militer itu menunda dulu penundaan itu untuk beristirahat.
Baru dilanjutkan pos tundan berikutnya. Pembangunan Jalan Anjar Penarukan berdampak pada kegiatan pos. Waktu tempuh dari Jawa Barat ke Jawa Timur yang sebelumnya.
40 hari, kini dapat diperpendek menjadi 6 hari. bukan sempit surat-surat itu. Jadi bahwa di jalan-jalan itu didirikan pos-pos.
Pos-pos yang memungkinkan kurir atau apapun yang membawa surat, membawa pesan, membawa barang itu, melakukan semacam transit. Awal abad ke-20, sistem pelayanan pos mengikuti arus perkembangan teknologi telegraf dan telpon. Namanya pun menjadi Telegraf & Telefondins atau Jawatankos Telegraf dan Telefon di tahun 1906 Abdul Muiz adalah putra seorang kepala kantor pos di masa Hindia Belanda Ia kerap mengikuti ayahnya bertugas di kota-kota Sumatera dan Jawa Baginya telefon dan telegraf berdampak pada perkembangan kegiatan pos di Hindia Belanda Persis bagaimana pos di gerus mesin vaksimili dan surat-surat elektronik hari ini.
mengirim surat, terklam bisa diterima oleh yang bersangkutan pada hari itu juga. Punya trukpun itu lebih banyak orang Belanda, yang lebih banyak memakai trukpun di kantor trukpun adalah orang-orang Indonesia. Soalnya jarang bahwa orang Indonesia itu mempunyai trukpun di rumah.
Di tengah ancaman telpon, kegiatan pos di Hindia Belanda masih dikuasai elit, karena sebagian besar rakyat jajahan masih buta huruf. Pada masa pendudukan Jepang, jawatan pos, telpon, dan telegraf diambil alih untuk keperluan strategis perang. Tak jarang kantor pos menjadi markas tentara. perangkasnya sudah dibongkar.
Sedangkan pada waktu itu belum dipas, belum ketahuan apakah yang membongkar itu tentara Belanda yang sedang mengundurkan diri atau tentara Jepang yang datang menyerang. Baru pada 27 September 1945, jawatan pos, telpon, dan telegraf Republik Indonesia yang berpusat di Bandung dapat direbut. Di masa perang kemerdekaan antara 1945 hingga 1945, 1949, POS memiliki peran yang besar.
Dengan jasa POS, beberapa daerah mendapat informasi bahwa telah merdeka suatu negara bernama Indonesia. POS juga berjasa mengirim ori mata uang Republik Indonesia. Indonesia ke daerah-daerah di pada masa revolusi adalah penyampaian surat-surat perintah kita tahu pada masa revolusi atau yang lazim disebut perang kemerdekaan tahun 45-50 itu kita masih dalam suasana perang sehingga disitu jasa antaran pos menjadi penting misalnya dari segi militer itu penting untuk menyampaikan perintah-perintah Surat-surat kawat dan sebagainya.
Saya kira banyak di buku misalnya seperti Jenderal Sudjerman banyak menulis surat perintah. Itu tentu diantarkan oleh jasa pos semacam itu. Pengiriman uang jelas.
Pengiriman uang itu jelas misalnya dari para gerilawan bagaimana mereka harus mendapat suplai belanja. Seiring makin banyaknya rakyat yang bisa baca tulis, kegiatan, dan pos pun meningkat pesat. Terima kasih.
Dengan sejarahnya yang panjang, POS Indonesia memiliki infrastruktur jaringan terbesar di Nusantara. Terdapat 24.000 titik layanan yang menjangkau 100% kabupaten dan kecamatan, serta 42% kelurahan, termasuk 940 lokasi transmigrasi terpencil. Terima kasih.
Kami hadir di pelosok desa, kami hadir di lereng-lereng gunung, kami hadir di tempat-tempat terpencil untuk melayani masyarakat yang tidak dijangkau oleh siapapun kecuali oleh PT. Pusat Indonesia. Ada biaya yang memang kita persembahkan untuk masyarakat di pedalaman ya, di pinggiran, atau masyarakat di pelosok.
Kita tetap memberikan suatu biaya yang sangat terjangkau oleh masyarakat ya. Agar bertahan menghadapi perubahan zaman, POS Indonesia kini memiliki 3.700 kantor POS online di seluruh Indonesia. Kemudian masyarakat jangan ragu lagi kepada PT.
POS Indonesia bahwa saat ini PT. POS Indonesia tidak seperti yang dibayangkan. Sudah banyak perubahan-perubahan di situ.
Sudah banyak inovasi yang kita bikin. Semua itu untuk kepentingan pada masyarakat. Bayangan kantor POS sebagai tempat para warga senior mengambil pensiunan memang tak mudah hilang.
Terutama bagi generasi yang tak pernah mengenal perangko. Kitalah yang akan menjadi saksi. Apakah pos bertahan pada pukulan sejarahnya yang kedua?
Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini.