Hai hikayat sa'ijan dan ikan todak kisah dari daerah Kalimantan Selatan Pulau Halimun adalah salah satu pulau yang terletak di perairan Kalimantan Selatan. Pulau Halimun dikenal juga dengan nama Pulau Laut. Pulau Halimun masuk ke dalam wilayah Kabupaten Kalimantan. Kota Baru, Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagaimana banyak pulau lainnya di Nusantara, Pulau Halimun atau Pulau Laut juga memiliki kisah mengenai asal-usulnya.
Bagaimana cerita ini? Mari kita simak bersama dalam kisah berikut ini. Pada suatu hari, ada seorang sakti mandraguna yang bernama Datuk Mabrur. Datuk Mabrur mempunyai keinginan memiliki sebuah pulau sebagai tempat bermukim bagi keturunannya kelak. Untuk memenuhi keinginannya tersebut, Datuk Mabrur berdoa kepada yang maha kuasa dengan cara bertapa di tengah laut.
Datuk Mabrur bertapa siang malam. Ketika siang hari cuaca sangat panas dan membuat tubuh Datuk Mabrur mandi keringat. Pada malam hari cuaca berubah menjadi sangat dingin. Tubuh Datuk Mabrur menggigil.
Namun demi mencapai keinginannya tidak sedikit pun Datuk Mabrur bergerak dari posisinya bertapa. Beberapa bulan sejak bertapa laut di sekitar Datuk Mabrur. Datuk Mabrur sering mengalami badai dengan gelombang yang besar, hujan deras disertai angin dan petir menyambar kesana kemari.
Meskipun berada di tengah badai, Datuk Mabrur tidak sedikit pun bergerak dari tempatnya. Setelah badai meredah, tiba-tiba di permukaan laut muncul ribuan ikan todak di sekitar tempat Datuk Mabrur bertapa. Ikan-ikan tersebut terlihat sangat marah kepada Datuk Mabrur. Namun, Datuk Mabrur sepertinya tidak terganggu dengan keberadaan ribuan ikan todak tersebut dan melanjutkan bertapanya. Ribuan ikan todak yang marah tersebut tiba-tiba terbang menyerang Datuk Mabrur.
Anehnya tidak sedikitpun Datuk Mabrur bergerak dari bertapanya. Dia tetap tenang sambil duduk bersilah dan memejamkan mata. Sementara itu seekor ikan todak yang berubah.
berukuran paling besar, menyaksikan ribuan ikan todak lainnya tidak mampu menyerang Datuk Mabrur. Ikan todak yang paling besar tersebut pun sangat marah. Setelah ribuan ikan todak tersebut gagal menyerang Datuk Mabrur, giliran ikan todak yang berukuran paling besar maju menyerang Datuk Mabrur.
Ikan todak yang paling besar tersebut mengeluarkan seluruh tenaganya dan terbang menyerang ke arah Datuk Mabrur. Seperti sebelumnya, ikan todak tersebut terpental dan jatuh. Datuk Mabrur membuka matanya dan melihat ikan todak yang sedang menggelepar kesakitan di depannya.
Kamu ini ikan apa? Dan kenapa mengganggu bertapaku? Hai petapa, ketahuilah.
Semenjak engkau bertapa, laut yang biasanya tenang ini menjadi sering mengalami badai. Kami yang biasanya hidup tenang menjadi terganggu dengan kehadiranmu. Kamu belum menyebutkan ikan jatuh.
jenis apa? Kami ini ikan todak. Masa petapa sakti sepertimu tidak tahu tentang ikan todak?
Maafkan aku. Baru kali ini aku bertemu ikan seperti kalian. Dan kamu pasti pemimpin dari ikan-ikan ini ya?
Ya, benar sekali. Kamu boleh memanggilku dengan sebutan Raja Ikan Todak. Tapi kamu ini sebenarnya siapa?
Apa sih tujuanmu bertapa di sini? Namaku Datu Mabrur. Tujuanku bertapa di sini adalah untuk meminta kepada yang mahal. Agar memberiku sebuah pulau.
Apa? Sebuah pulau? Ya ampun, untuk apa kamu meminta sebuah pulau?
Pulau tersebut akan kujadikan sebagai tempat tinggal untuk anak keturunanku telah. Sebuah pulau? Ah, dasar manusia memang sukanya merepotkan umat hewan.
Begini ya, petapa sakti, kami akan membuatkanmu sebuah pulau. Tapi lihatlah, aku dan semua rakyatku terluka akibat perbuatanmu. Terima kasih.
Sembukan kami semua, dan sebuah pulau akan kami buatkan untukmu. Apakah kamu setuju? Baiklah, aku setuju.
Datuk Mabrur berdiri dan dengan tongkatnya menyembuhkan semua ikan todak yang terluka. Nah, sekarang tunggulah di sini. Aku dan rakyatku akan membuatkanmu sebuah pulau. Sebagai raja dari umat ikan...
Aku akan memenuhi janjiku, pantang bagi ikan tuk berdusta. Setelah berbicara kepada Datuk Mabrur, Raja Ikan Todak dan seluruh rakyatnya tiba-tiba menyelam ke dalam lautan. Tinggallah Datuk Mabrur seorang diri, berdiri di atas permukaan laut yang tenang. Datuk Mabrur sabar menunggu. Raja ikan Todak memenuhi janjinya.
Laut yang tenang menghembuskan angin sepoi-sepoi. Perlahan-lahan angin sepoi-sepoi tersebut bertiup agak kencang dan semakin kencang. Datuk Mabrur pun menjadi waspada dengan angin yang bertiup semakin kencang.
Datuk Mabrur yang berdiri di permukaan laut. Dikejutkan oleh ombak yang berkemuruh, angin pun bertiup semakin kencang. Permukaan laut di bawahnya tiba-tiba bergelombang dan menimbulkan pusaran kencang. Meskipun tidak terbawa oleh pusaran air laut tersebut, Datuk Mabrul tetap saja terkejut.
Pusaran air laut dan angin kencang tiba-tiba menghilang. Sayup-sayup Datuk Mabrul mendengar sebuah suara yang semakin lama semakin jelas. jelas terdengar. Suara tersebut ternyata berasal dari ribuan ikan todak. Ketika suara semakin jelas terdengar, tiba-tiba hamparan tanah muncul ke permukaan laut di tempat Datuk Mabrur berdiri.
Sa'i sa'i jaan, sa'i sa'i jaan, sa'i jaan, sa'i sa'i jaan, sa'i sa'i jaan, sa'i jaan. Raja Ikan Todak pun memenuhi janjinya. Sebuah pulau berhasil dibuat oleh Raja Ikan Todak beserta rakyatnya untuk Datuk Mabrur. Nah, kami sudah memenuhi janji. Sebuah pulau untuk mewahai petapa sakti.
Terima kasih banyak, Raja Ikan Toda. Aku dan keturunanku tidak akan melupakan jasamu berserta rakyatmu. Sa'ijan. Sa'ijan.
Pajak ikan todak pun kembali ke rumahnya di dasar lautan. Datu Mabrur berdiri dan melambaikan tangan tanda perpisahan. Pulau tersebut kemudian dikenal dengan nama Pulau Halimut.
dan kemudian dikenal lagi dengan nama Pulau Laut karena muncul dari dasar lautan. Sedangkan Sa'ijan, apakah artinya? Sa'ijan berarti satu hati, seia sekata, atau semufakat. Kisah Datuk Mabrur dan Ikan Todak tersebut kemudian hari menjadi ilham untuk lambang dan moto Kabupaten Kota Baru. Halo teman-teman, subscribe di tombol merah di bawah ini ya.
Like dan share juga di media sosial teman-teman. Dan satu lagi, isi komentar, usulan atau saran juga ya. Terima kasih.