Transcript for:
Gili Ketapang: Pariwisata dan Tantangannya

Pelabuhan Tanjung Tembaga atau biasa disebut oleh masyarakat sekitar sebagai pelabuhan mayangan Pelabuhan ini terletak di Jalan Tanjung Tembaga Barat, Kecamatan Mayangan, Kelurahan Mengunharjo. Selain digunakan sebagai tempat bongkar muat kapal-kapal besar, pelabuhan ini juga ramai didatangi wisatawan yang ingin berkunjung ke salah satu destinasi wisata yang digadang-gadang sebagai wisata bahari terindah di Jawa Timur. Intro Membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 40 menit untuk menuju Gili Ketapang menaiki kapal Gili Ketapang merupakan sebuah desa dan pulau eksotis yang terletak di Selat Madura berjarak 8 km dari lepas pantai utara Probolinggo Secara administratif Pulau ini termasuk dalam wilayah kecamatan Sumber Asih, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Pulau ini dihuni oleh kurang lebih 10.000 jiwa. Sebagian besar penduduk di pulau ini adalah suku Madura, dan bermata pencaharian utama sebagai nelayan. Kalau saya pribadi, sebelum dijadikan wisata, kami kerjanya itu nelayan. Jadi, waktu nelayan itu... kerjanya mulai habis tuhur sampai jam 8 pagi biasanya itu keren itu belum tentu Alhamdulillah dengan adanya wisata ini kerjanya cuman setengah hari mereka jajan 6.12 sudah pulang tapi untuk sekarang Alhamdulillah lumayan rame sih pengunjung itu ternyata Wisata Gili Ketapang itu yang bagus di dalam lautnya, kubu barangnya dan juga isaputu sama anemo itu. Gili dalam bahasa Madura memiliki arti mengalir dan Ketapang merupakan asal dari desa tersebut. Menurut mitos setempat, Gili Ketapang dulunya merupakan bagian dari Kelurahan Ketapang yang terletak di kota Probolinggo. Terjadi peperangan antara penyebar agama Islam pertama di Jawa Timur yang bernama Sheikh Maulana Ishak dengan suku Dayak yang tinggal di desa tersebut. Kemudian Sheikh Maulana Ishak menancapkan tongkat sakti yang dimilikinya sehingga daratan desa tersebut terbagi menjadi dua. Dan sebagian daratan tersebut sampai ke tengah laut. Sedangkan menurut legenda setempat, pulau ini pada awalnya menyatu dengan daratan desa Ketapang. Kemudian secara gaib bergerak lambat ke tengah laut karena gempa dasyat akibat letusan Gunung Semeru. Dan faktanya, sampai saat ini tidak ada catatan pasti mengenai asal-usul dari Gili Ketapang. Meskipun secara administratif, pulau ini masuk ke dalam kecamatan Sumber Asih. Tetapi kenyataannya, pulau ini terlihat lebih dekat dengan kecamatan Mayangan. Pada tahun 2011, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur membuat sebuah program bernama Visit East Java dengan tujuan untuk memperkenalkan pada dunia bahwa Jawa Timur memiliki berbagai kekayaan alam dan budaya yang sangat istimewa sehingga menarik untuk dikunjungi. Tertulis dalam salah satu jurnal, program Visit East Java menjadikan Gili Ketapang sebagai salah satu destinasi wisata bahari, unggulan di Jawa Timur. Namun kenyataannya, program tersebut masih belum bisa menjadikan Gili Ketapang sebagai salah satu objek wisata unggulan. Mulai pada tahun 2016 hingga tahun 2017, pulau ini perlahan berubah menjadi pulau wisata bahari. Hal ini tak lepas dari tangan para pemuda desa pulau tersebut. Melalui tangan Lailul Marom, Rahman, dan Kunin, pulau ini mulai tumbuh dan berkembang dengan pesat. Ada teman dari UB, Universitas Brawijaya Malang, penelitian skripsi untuk suhu air, terus saya ikut. Mas Marom, Mas Hunin. Selesai penelitian, teman dari UB itu kebetulan sukanya suka snorkeling. Jadi saya ikut juga sama Mas Marom bareng ini. Lambat Laut kami posting di Instagram. Posting di Instagram itu banyak yang meminati. Kok bagus, di mana ini? Gimana ini, padahal di sini masih sampah loh, di pandainya masih sampah. Nah terus banyak yang ini yang minat ya, kenapa nggak jadi Kementerian Bajaj. Muncul ide itu terus saya yang mendanai, Mas Marom yang punya gagasan, Mas Hunin yang support. Kami pertama itu enam orang. Terus meningkat, meningkat, meningkat. Tiap harinya itu ada, ada terus. Pas boomingnya itu 2017-18. Ikan apa namanya ini, Pak? Tanjun. Hah? Tanjun. Tanjun. Tanjun. Ibu ini, ibu ini. Ibu ini. Ibu ini. Ibu ini. Ibu ini. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang menjadi perhatian bagi suatu negara. Salah satu sektor yang selalu menjadi perhatian adalah sektor pariwisata. Sebagai salah satu sektor pembangunan yang dapat memacu laju perekonomian suatu wilayah, pariwisata dianggap sebagai salah satu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah-wilayah yang mempunyai potensi objek wisata. Pariwisata dianggap mampu meningkatkan kondisi keuangan suatu daerah dengan jangka waktu yang lebih cepat daripada sektor komoditas lainnya. Setiap daerah memiliki beragam potensi-potensi unggulan yang dapat dieksplorasi keindahan maupun keunikannya dan mengemasnya menjadi sebuah destinasi pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang mana pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang terdampak. Hadirnya objek wisata snorkeling di Gili Ketapang turut menyebabkan pergeseran pada mata pencaharian masyarakat sekitar. Sebagian masyarakat sudah tidak lagi bergantung pada hasil laut dan mulai bergeser pada sektor pariwisata. Hal ini tentunya memunculkan banyak jenis lapangan pekerjaan baru yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Pesatnya perkembangan pariwisata di Gili Ketapang turut mempengaruhi kondisi sosial masyarakat setempat. Sektor pembangunan juga mengalami kemajuan. Sedikit demi sedikit, pulau ini mulai dilirik dan difasilitasi oleh pemerintah setempat. Mulai dari 2017, sebetulnya dari tahun itu sudah snorkeling, cuma tidak terlalu pesat. Yang begitu pesat sampai dari 2017 terus sampai sekarang. Alhamdulillah gilir ini sampai sekarang dikenal snorkeling. Yang diutamakan kita awalnya bukan hanya penghasilan, gimana caranya Gili ini terfasilitasi. Dikenal bagaimanapun pemerintah kan pasti memfasilitasi, karena sudah terkenal. Alhamdulillah, dengan harapan sedemikian alhamdulillah pemerintah memfasilitasi juga termasuk dermaga. Pada saat ini, gili ketapang sedang berada di masa transisi, yaitu tahap di mana ilmu pengetahuan dan teknologi mulai berkembang, produktivitas mulai meningkat, dan beralihnya tenaga kerja ke sektor industri. Nih, kenceng mau dikiri. Kok mau tinggal dikiri? Jauh dari peradaban. Asli. Wah. Sekarang orang mana? Gini kita paham. Yang paling wisata semua. Kirim. Bang. Tahu semua. Tahu semua. Jangan kerja. Probo binggo. Sejauh timur. Iya. Wah, jelas. Wah. Kamu mau satu? Hmm. Apa wisata bahari terbaik? Sejak awal, masyarakat Gili Ketapang secara mandiri mempelajari dan mengembangkan tanah yang mereka miliki untuk kemajuan pariwisata di pulaunya. Dan saat ini, Gili Ketapang memiliki wajah baru sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Jawa Timur. Pulau ini dalam seharinya rata-rata dikunjungi oleh ratusan wisatawan pada masa sebelum COVID-19. Hal ini dapat dilihat dari pesatnya perkembangan operator atau agen travel yang membuka jasa paket wisata ke Gili Ketapa. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 16 operator yang beroperasi di Gili Ketapang. Pantai pasir putih yang indah dengan pemandangan alam yang mempesona. Kegiatan menyelam atau snorkeling dengan harga yang terjangkau. Terumbu karang yang cantik dan banyak jenis ikan cantik yang mudah ditemui. Alasan-alasan tersebut menjadi poin jual utama dari perkembangan wisata di Gili Ketapang. Kembangan pariwisata di Gili Getapang memunculkan permasalahan baru. Pembangunan pariwisata yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan, yang selaras dengan pemberdayaan masyarakat pesisir dan kondisi ekonomi, menyebabkan adanya beberapa keganjalan dalam sistem pengelolaan kawasan wisata di Gili Getapang. Hal ini diperparah dengan masyarakat lokal yang belum dapat berpartisipasi secara maksimal dalam membangun kawasan wisata. Dan beberapa golongan masyarakat masih enggan menerima wisatawan asing yang datang ke pulaunya. Gili ketapang masih dilanda berbagai macam persoalan, seperti banyaknya sampah yang tidak terkelola dengan baik. Selain itu, kambing yang jumlahnya sangat banyak, dengan begitu saja dibiarkan berkeliaran di seluruh penjuru pulau. Buat apa pasir bu? Buat apa? Buat menempor. Kerusakan terumbu karang dan menyusutnya ukuran pulau juga menjadi permasalahan utama yang patut diperhatikan. Hal ini selain disebabkan aktivitas wisata dan keadaan cuaca, juga disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang dengan segaja mengeruk pasir dan mengambil sekaligus merusak terumbu karang untuk dijadikan bahan baku bangunan rumah dan akses kapal untuk bersandar. Kurangnya edukasi pada masyarakat lokal menjadi sumber utama berbagai persoalan yang terjadi di pulau ini bahwa aktivitas yang merusak lingkungan apabila terus dibiarkan dapat berdampak pada keberlangsungan pulau tersebut di masa yang akan datang Terdapat dua dermaga untuk pemberhentian kapal di Gili Ketapang Pertama adalah Dermaga Utara Dermaga ini dibangun sekitar tahun 1980-an dan merupakan dermaga pertama yang dibangun di Gili Ketapang Dermaga ini menjadi tempat yang paling sering digunakan untuk pemberhentian wisatawan dan kegiatan sehari-hari masyarakat lokal Namun kini, kondisinya semakin memprihatinkan Kedua adalah Dermaga Selatan Dermaga ini mulai dibangun pada tahun 2015 sampai tahun 2016 dan telah menelan APBD satu provinsi Jawa Timur sekitar 40 miliar dengan tujuan untuk menggantikan dermaga lama yang berada di sisi utara dengan tingkat keamanan yang sesuai dengan standar Dermaga ini memiliki akses jalan langsung sepanjang 1 km untuk menuju tempat wisata yang berada di sisi barat Hadirnya dermaga ini, nyatanya belum bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan berwisata dan kegiatan sehari-hari masyarakat lokal. Intinya, pengelola kami ini tidak mengikuti aturan. Kalau mengikuti aturan, sejelasnya turun di sini. Karena di Pasir itu kan khususnya orang-orang berwisata, intinya harus mengalokasikan tempat. Intinya kalau turun di sini, otonomi yang ada di sini, ekonomi yang di sini ini bisa ngangkat, orang punya ojek. Orang punya sepeda ontel, orang punya bentor, intinya kan bisa bekerja semua. Bukan hanya kita saja yang bekerja di wisata, juga yang lainnya bisa bekerja. Nah disitu, dimana kesadarannya selama berapa tahun ini, kok masih belum tersadar-sadar juga. Terlebih lagi apabila wisatawan datang melalui dermaga ini. langsung disambut oleh sebuah fenomena yang tidak menggambarkan predikatnya sebagai tempat wisata bahari terbaik di Jawa Timur. Sampah selalu menjadi masalah klasik di seluruh tempat yang dihuni manusia. Permasalahan sampah yang menghantui Gili Ketapa telah terjadi selama berpuluh-puluh tahun. Bahkan sebelum pulau ini dikenal sebagai pulau wisata. abis-abis mulai pada jam pagi sebelumnya, kamu berada di mana? di Togo sekarang aku di Tajun Biasa teman-teman yang kangen. Soal petugas saya meresahkan. Orang-orang itu soal pengasahan. Makin banyak. Itu masalahnya mas. Aku agak pusing juga sih. Nyari jawaban. Misalnya kadang saya itu menyembunyikan. Kayak sampah-sampah itu. Mas ini kok banyak sampah. Lebih condongnya biasanya itu ya kalau di pulang. Kalau itu banyak sampah kiriman, apalagi musim hujan. Terus ada sebagian juga sampah-sampah masyarakat. Ya itu. Tanggapan itu sendiri seperti apa? Nyaman? Ya sebenarnya nggak enak sih. Kemarin kan ini saya bakar. Pengennya yang bersih, tapi orang lain itu buangnya itu sembarangan. Kalau sampah yang di sana itu ada yang bersihin nggak dari pihak DLH? Ada mas. Ada? Ada ya Setiap berapa minggu sekali? Sebulan sekali mas Sebulan sekali? Ya, sebulan sekali katanya mas Katanya itu Tapi benernya? Bener-bener Bener nih Sebulan sekali ya Satu kapal Langsung semua gitu Iya Bersih tapi mas? Bersih Biasanya bersih ya? Gimana? Kita itu sangat menyesali karena nggak bisa berbuat apa-apa. Ya karena itu, kebiasaannya itu orang sini kalau membuang sampah itu ke laut. Jadi repot. Walaupun kita sudah menyediakan totpong sampah di pinggir jalan. Ya gimana? Ya karena faktor kebiasaan. Jadi mereka langsung buangnya ke laut. Kalau dulu sih sempat ada di LH. Cuma sekarang sudah nggak jalan. jalan nggak tahu kenapa kabarnya rumi basi pernah kesini itu ngebersihin sampah di sini atau gimana Oh itu cuma yang di pinggiran sana yang sedikit-sedikit lah kalau yang menumpuk ini gimana tapi harus diberikan sama dia ya gitulah pas sampai itu dibuat tahun 2018 hai hai Ya cuma, ya itu tadi percuma walaupun dibuat karena kebiasaannya orang sini itu kan membuang sampahnya itu langsung ke laut. Ya itu kosong, nggak pernah terpakai. Padahal kita sudah menyediakan dari perhubungan. Halo. Ini harus. Oh ini harus. Kalau nggak ada ini beratan, jadi buangnya. Oh. Ini jadi dibuang ke utara ya? Udah sehari ya? Tidak balik lagi gitu ya? Udah ke utara kan kembali lagi, berjumlah. Terus taruh angin barat, keluarga repot juga. Kalau angin ini kan tahan aja udah, kayak madura. Sesuai prediksi kita, sebelum kita ke sana, kondisi sampah sama, kemudian kondisi lingkungan juga sama. Memang sampahnya kurang diperhatikan, melihat kondisi sampah yang memperhatikan juga informasi sama teman-teman setempat banyak. Kambing mati gara-gara terlalu banyak tumpukan sampah. Setiap minggu ada aktivitas bersih-bersih pantai, mas. Meskipun nggak tiap hari, tapi kita setiap minggu pasti. Untuk permasalahan sampah sendiri, kami sulit juga, mas. Mau dibuang ke mana ini sampah? Kalau buang di Propolinggo, operasionalnya besar. Ya, terpaksa dibaglar. Tidak adanya tempat pembuangan akhir atau TPA yang tersedia dan petugas dari pemerintah setempat untuk mengakutumpukan sampah di pulau ini. Semakin menyulitkan persoalan sampah yang terjadi, sehingga masyarakat menjadikan laut sebagai tempat pembuangan akhir. akhir dari sampah-sampah yang dihasilkan. Kalau lingkungan sementara ini tidak sekotor dulu. Mungkin, mungkin lah. Karena SDM-nya orang sini kan sampai tahu sendiri sudah. Kadangkala orang terbelajarnya juga terikut dengan ada-adanya SDM. yang rendah ini ngikut yang rendah ini lah disitu yang kami apa ya gimana sih hasil sekolahnya taruh dimana nah sangat disayangkan saya tadi lihat di sebelah sana itu ada kambing mati itu kambingnya itu keracunan penurunan sampah atau gimana ya Bu? Tiba-tiba mati. Tapi gak dibuang dimana, dibiarin aja gitu? Dibiarin, dibuang ke laut. Oh dibuang ke laut. Lagi-lagi dibuang ke laut ya Bu. Misal anak saya tidak bekerja di sini, mungkin nanti cucu saya. Kok gak punya pikiran seperti itu? Kita kan harus punya pikiran panjang. Karena hidup ini walaupun sementara, kita yang sementara, tapi ada generasi yang baru lagi, ada anak kita. Sementara ada anak kita, ada anak cucu kita. Semakin bertambahnya jumlah penduduk yang beriringan dengan semakin mengecilnya area terbuka maka tentunya pelumuh sampah di pulau ini juga ikut meningkat Terdapat kurang lebih 10.000 jiwa hidup di pulau ini. Jika dihitung rata-rata satu orang menghasilkan 0,3 kg sampah dalam sehari, maka gilik ketampang telah menghasilkan kurang lebih sekitar 3 ton sampah dalam seharinya. Hal ini belum ditambah dengan jumlah wisatawan yang datang, di mana rata-rata dari mereka pasti menghasilkan sampah yang juga tidak sedikit jumlahnya. Kemana semua sampah ini pergi? Jika terdapat sebuah lelucon yang mengatakan bahwa jumlah populasi kambing di pulau ini semakin mendekati populasi manusia dan rata-rata dalam seharinya kambing membutuhkan pakan sebanyak 1-1,5 kg dalam sehari maka tentunya hal ini saling menguntungkan Namun sayangnya, tidak semua kambing yang hidup di pulau ini akan berakhir ke perut manusia. Rata-rata dari mereka akan mati dan menjadi bangkai dengan sendirinya, dikarenakan gangguan dalam pencernaannya. Kalau kotor itu kan keenanya di kita, malah kita risih. jadi gak enak mau kemana-mana apalagi di air pas nyelam ada sponsor biskuit di bawah ada sponsor mie sedap itu kan gak enak juga kan jadi untuk bagi para wisatawan yang baru ataupun yang sudah lama mohon kita kerjasamanya ya untuk sampahnya kita buanglah sampah pada tempatnya Sangat sulit tentunya apabila harus menyembunyikan sampah sebanyak ini demi menjaga kawasan wisata yang terlihat bersih dan indah. Kurangnya peran masyarakat dan pemerintah setempat membuat permasalahan sampah di Gili Ketapang tidak menemukan titik terang selama berpuluh-puluh tahun. Ini rencananya mau sunur kling di sini. sehubungan airnya keruh kita pindah ke spot yang utara jadi penyebabnya apa sih pak kalau airnya keruh? kalau penyebabnya air keruh ini faktor hujan sehingga tempat-tempat yang kami mau snorkeling pasti keruh bukan kotor, keruh itu pun keruhnya itu kadang-kadang gak sampai sehari berjam-jam, kadang sejam, kadang sejam setengah cuman kalau seperti ini kan kasihan yang menunggu karena abang Alam nggak bisa diprediksi. Akhirnya untuk Gili Kitapang banyak spot keliling. Karena ada angin utara pindahnya ke selatan, angin selatan pindahnya ke utara. Jadi Gili Kitapang ini dikeliling spot snorkeling. Terumbu Karang merupakan satu-satunya aset bagi Gili Ketapang yang menjadi daya tarik tersendiri dan berhasil mendatangkan banyak wisatawan dari berbagai kota bahkan dari manca negara dalam keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tahun 2020 menetapkan Gili Ketapang sebagai kawasan konservasi dalam rangka melindungi dan melestarikan potensi yang berada di kawasan tersebut Ekosistem Terumbu Karang merupakan tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung pada ekosistem ini. Namun sayangnya, ekosistem Terumbu Karang di pulau ini banyak menghadapi tekanan berat. Luas terumbu karang di pulau ini mengalami penyusutan yang signifikan Tertulis dalam salah satu jurnal Yang diterbitkan oleh Universitas Tronojoyo Madura Luas terumbu karang yang terdapat di pulau ini mencapai 29,95 hektare Dan sampai tahun 2019 Jumlahnya terus menyusut hingga menyisakan 15,87 hektare Sebagai salah satu nilai jual utama snorkeling di bidang pariwisata Tentu terumbu karang menjadi salah satu aset yang sangat penting untuk dijaga Kegiatan snorkeling di Gilgetap nyatanya belum mengindahkan aturan-aturan agar ekosistem terumbu karang tetap terjaga. Masih banyak terlihat para wisatawan yang melakukan kontak langsung dengan organisme laut, bahkan tidak segan untuk menyentuh dan menginjak terumbu karang, dikarenakan kurangnya pengalaman dan keahlian dalam melakukan kegiatan snorkeling. Tidak ada yang kebersihan, saya kebersihan awal. Tidak ada untuk lepas jangka, maksudnya tidak memperbolehkan lepas jangka. Itu saya, inisiatif saya. Karena setiap hari kalau dilepas jangka, semakin hari semakin rusak. Kenapa untuk pengunjung tidak boleh menyentuh karang? Karena karang itu sensitif, gampang stres. Kalau stres masih sebuah enggak masalah. Takutnya udah mati. 2016 dulu masih belum ada jaringan punggung. Ikan Nemo alam itu memang ada Nah sekarang kita harus beli untuk hiasan aktivitas wisata Kenapa demikian? Ikan Nemo itu dimakan oleh kerapu yang lari dari karangkai Kirain apa? Ikan Nemo itu habitatnya di sana Kalau 2016 ya Kalau yang alam itu masih banyak Di pinggir-pinggir sini masih banyak Kalau yang dibuat wisata itu Karena ada karangkai itu Habis lah. Mau tidak mau nyetok untuk uliasa. Keperluan komersil, pariwisata. Kalau tidak gitu, ya kurang isinya lah. Mesti sebentar aja ikannya terus lari? Langsung lari lagi. Masuk di Aguaryu. Males, sekemiah embuk itu seekor, nyareh di alam, merusak. Karena usianya juga tergolong singkat, biarkan yang di alam itu berreproduksi secara alamnya. Komersil untuk pariwisata, kan ada budidayanya juga. Terumbu Karang merupakan salah satu habitat bawah air yang dilindungi oleh Undang-Undang. Tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Pasal 35 huruf A sampai D setiap orang yang menambang, mengambil, dan merusak Terumbu Karang akan dikenakan pidana sesuai pasal 73 ayat 1 huruf A. Dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 10 tahun atau denda paling sedikit 2 miliar rupiah dan paling banyak 10 miliar rupiah. Saya sebagai salah satu alumni dari Perikanan Kelautan yang cukup konsen dengan lingkungan. Kebetulan saya sendiri pernah mengunjungi Gili Ketapang dan mengangkat isu tentang lingkungan di Gili Ketapang ini melalui tulisan yang saya publikasikan melalui... media telusuri dan melihat bagaimana wisata bahari di sana berjalan cukup masif. Di bidang pariwisata juga masih banyak beberapa bentuk pelanggaran seperti wisatawan, bahkan pemandu wisata yang cukup abai dengan peraturan untuk untuk menjaga ekosistem terumbu karang. Misalnya seperti kontak langsung, dengan menyentuh bahkan juga menginjak terumbu karang. Turgat sendiri juga melakukan lempar jangkar di area terumbu karang. Padahal gili ketapang sendiri itu termasuk kawasan konservasi kelautan. Terumbu karang itu merupakan ekosistem atau rumah bagi berbagai jenis organisme akuatik. Sementara itu karang termasuk hewan yang mudah stres dengan adanya perubahan lingkungan. Bahkan untuk masa pertumbuhannya sendiri. selama satu tahun itu hanya tumbuh sebesar satu sentimeter. Karena yang stres ditandai dengan adanya perubahan fisik, seperti memuti atau biasa kita sebut dengan coral bleaching. Apabila dibiarkan terus-menerus, kerusakan terumbu karang ini nantinya akan berdampak pada keberlanjutan wisata di Gili Ketapang. Tidak akan ada lagi ikan badut yang berdatangan, padahal ikan badut sendiri menjadi daya tarik pengunjung di Gili Ketapang. Berkurangnya jumlah terumbu karang di pulau ini tidak hanya disebabkan oleh aktivitas wisata tetapi juga disebabkan aktivitas masyarakat yang secara sengaja mengambil terumbu karang untuk dijadikan bahan dasar fondasi rumah Selain itu, terumbu karang juga sengaja dirusak oleh hokum masyarakat sebagai akses jalur bagi kapal untuk bersandar, dengan tujuan agar ketika air laut sedang surut, terumbu karang yang berada di bawahnya tidak menggores badan kapal yang menyebabkan kerusakan. Jenis karang di perairan-perairan ini kan ada dua, ada utara, ada selatan. Yang utara ini dominan soft coral, yang selatan hard coral. Yang soft coral ini yang paling rusak, paling habis sekarang. Sudah banyak jenis-jenis soft coral yang bagus itu habis. Yang hard coral yang di sana, yang sisi tengah, yang dibuat snorkeling itu masih 70 persen lah. Terusakan soft coral karena semakin banyaknya penduduk, semakin banyaknya perputaran. ekonomi, jadi kapal-kapal tangkap semakin banyak, terus dibuat jalan kapal maksudnya gini mas, kapal itu ada dua tempat kan di tengah, di sini nah untuk mau masuk ini dia harus rusak karang dulu buat jalan biar tidak rusak kapalnya kena batu, kena karang, kayak gitu jadi yang soft coral rusak 80% habis Menurut data yang kami cari dari banyak sumber, informasi mengenai luas pulau ini tidak ada satupun yang sama. Namun, rata-rata menyebutkan bahwa luas Gilgetapang adalah sekitar 68 hektare dan termasuk ke dalam kategori sebagai pulau kecil. Luas pulau ini selalu mengalami penyusutan setiap tahunnya akibat dari pengambilan pasir untuk dijadikan bahan dasar bangunan rumah. Buat apa pasir, Bu? Buat apa? Oh, ini yang por. Bisa, tak? Bisa. Angkuhi berdiri hari, ya? Abo. Tak angkuhi berdiri jelang? Barang. Berarti bisa gira angkuhi berdiri hari, ya? Pada saat ini, kira-kira lho, ini benjanya. Iya, beneran, beneran. Bisa berapa ini? pasir pengambilan pasir pasir tidak boleh dambil karang tidak boleh ambil karena kesepakatan dari masyarakat takut perahu bocor kena batu akhirnya bisa ngambil batu yang melewati aluran alur bisa selain dari itu dan saya itu setelah itu masalah pengambilan pasir orang tidak boleh yang namanya pelaturan tidak boleh apalagi satu box satu cuyur pun tidak bisa karena punya pelaturan terus saya punya usulan saya siapa bisa menjadi tributor yang penting pemerintah itu bisa nyukli pasir salga murah sampai di Giliketapang saya siap menjadi tributornya cuma dalam pengajuan dari pemerintah sampai sekarang belum ada putusan masih dalam pengajuan sampai 3 kali saya terakhir di Malang kalau boleh tahu pengajuan pertama tahun berapa? tahun 98 iya dulu masih kecil saja anak-anak kecil berjudi saya nggak kelihatan dari tinggal jadi bangunan itu habisnya jadi bangunan sebetulnya Rencana Desa dulu mau membuat solusinya ini tentang pasir ini Masalahnya masyarakat sudah terpaksa. Tidak ada solusinya, cuma melarang. Intinya kan begitu. Ya, Kuyma pun tidak akan melarang. Mengeritik tapi tidak membangun. Tidak ada solusi. Iya, tidak ada solusi. Seandainya ada solusi, baru. Walaupun orang yang agak mampu, beli pasir lumajang, masih tetap ambil pasir ini. Dicampur? Tidak dicampur, karena urukan fondasi itu. Iya orang-orang fondasi. Kalau pasir Lumajang berapa? Dulu saya pernah beli pasir Lumajang harganya 400 bisa mencapai Nuruni dari pelabuhannya, kan ngisi ke sak itu 150. Nuruni 150, kapalnya 300. Terus nyampe di Diramaga Pulau Gilin ya, naikin 150 lagi. Ke lokasi ya? Enggak, masih kan naikin. Oh naikin doang? Naikin lagi ya, dari kapal naikin lagi. Terus tosai, tosai masih dulu becak, per becak itu Rp23.000. Setelah ditotal Rp1.300.000, beli Rp400.000 mencapai Rp3.000.000. Hai hehehe hehehe hehehe kejap-jap Hai siap-siap pakai pasir pantai ini Oh ya karena kalau memakai pasir di Lumajang itu membutuhkan biaya yang banyak Pak jadi kita memakai pasir putih saja cuman kadar sekarangnya kita dicampur dengan air kapur biar kita tambah melengket lagi tuh ini keunikan di sini dan tidak membutuhkan biaya yang banyak ini pasir disaring dulu apa langsung ngambil gitu tergantung kalau dibuat kulit kulitan luarnya itu kita saring dulu pakai saringan yang halus kalau kita buat cuma natabata cukup gitu saja enggak usah disaring Pasir-pasir ini sengaja diambil dan ditimbun oleh masyarakat di tempat yang tidak terkena oleh air laut secara langsung. Membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun untuk menimbun pasir yang terkumpul, hingga siap pakai untuk bahan dasar bangunan rumah. Beberapa oknum masyarakat secara rutin mengambil pasir dari pantai setiap harinya, untuk dikumpulkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan, atau dijual kembali kepada masyarakat yang sedang melakukan pembangunan. Jangan masnya dulu nih, pasirnya sampai... Wah jauh, kita bisa main bola Main bola, sampai kapal itu Kapal, kapal, batas kapal Kita bisa tiduran di sini Kalau bulan Purnama itu Sukanya masyarakat itu tiduran di... Pantai Perkiran itu berapa tahun yang lalu? Tahun 90-an 2000-an sudah tidak ada Kalau sore Kita main bola di Pantai Terus Main Kasti atau apa itu? Kasti Kalau kata orang sini itu Lagi tangkap itu sodor Nama permainan Biasanya main di pantai Paling dari pelengsengan itu kalau dulu, semasa saya sekitar 30-40 meter. Dulu anak-anak kecil masih sama, semasa saya itu kan mainnya kan di pasir. Sekarang tidak ada pasir di sini. Karena kebobrokan, kebobrokan masyarakat. Tidak memikirkan nasibnya desanya, malah desanya nyusut. Bukan membesar, mengecil. Terlalu dibiarkan. Orang suruh jangan ambil pasir. Yang jual tidak ada di sini. Orang yang tidak mampu membeli. di Propolinggo kan tidak mungkin saya dengar kabar katanya warga sini ada yang ambil pasir di pantai terus dijual lagi disini pak ada barangkali ada yang negor kalau masyarakat sama masyarakat yang negor kan jadi kontrak kecuali pemerintah daerahnya yang ngasih arahan yang ngasih teg-tegoran untuk menyelamatkan desanya itu harus jaganya yang bagus pemerintah desanya kalau memang membuat pelaturan harus pelaturan yang pas ada orang yang melakukan sesuatu tidak ada tindakan kan perjumah yang namanya pelaturan mesti ada tindakan Jadi orang itu punya efek jerah. Peraturan tentang pasir juga tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 27 tahun 2007. Pasal 35 huruf I. Yang melarang setiap orang untuk melakukan penambangan pasir pada wilayah yang apabila secara teknis, ekologis, sosial, dan atau budaya menimbulkan kerusakan, pencemaran lingkungan, dan merugikan masyarakat sekitarnya. Dan bagi yang melakukan tindakan tersebut akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan pasal 73 ayat 1 huruf D Dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 10 tahun atau denda paling sedikit 2 miliar rupiah dan paling banyak 10 miliar rupiah Dibalik keindahannya kemajuan pariwisata di Gili Ketapang nyatanya masih meninggalkan berbagai persoalan yang belum terselesaikan hingga saat ini banyak yang tentang menentang kita banyak Hai cuma tiga orang lawan-lawan berapa ribu orang ini enam ribu Kakak disini kita dilawan tokoh masyarakat masyarakat sendiri ya kita tadi cemoi tuh kayak orang gila itu sekolah tinggi-tinggi ngapain kalau bersih-bersih pantai kayak gitu orang gilanya ya Alhamdulillah hasilnya begini kalau misal awalnya itu kan masyarakat itu dijemput, andil juga. Untuk yang disebut menyesuaikan masyarakat, ya betul memang awalnya seperti itu. Ada orang-orang yang nganggur, ngocek. Sekarang kan ada tamu dua dijemput, tamu tiga dijemput. Seakan-akan kan dikuasai oleh sendoklinga sendiri. Jadi orang-orang yang Pengangguran ya, di sini itu tidak ada kesempatan. Padahal di situ, di Pasir Barat itu, desa tidak dapat apa-apa. Desa tidak dapat apa-apa. Karena saya yang tahu persis di wisata itu. Kami menginginkan, sangat menginginkan hasilnya dari wisata ini. Untuk anak yatim, untuk fakir miskin, intinya untuk yang berobat, untuk sunat masal, tapi tidak ada. Kami yang ditangiskan sampai sekarang belum terujut. Yang ditangiskan kami hanya itu. Kok kita saja yang makan? Mereka kenapa tidak bisa makan? Padahal daerahnya mereka kan Kok kita saja yang makan? Kok mereka itu tidak terdampak? Jika ada sesuatu kan terdampak mereka Di situ Yang kami tangiskan hanya ini Kenapa? Kita manusia, manusiawi Ayolah berpikir tentang manusiawi Pertentangan dari berbagai tokoh masyarakat sekitar menjadi tanggung jawab tersendiri bagi para pengelola kawasan wisata di Gili Ketapang. Carikan satu saja problem di pariwisata bahari Gili Ketapang yang bertentangan dengan sosial budaya masyarakat. masyarakat gili ketapa 100% Islam muslim 100% tapi tidak berbudaya Islam ya tak? ini ya? contohnya 5 waktu sholat masjidnya 10% tidak terisi jadi tidak berbudaya sudah jadi kalau menerapkan hukum agama tak cocok lah tak bantesbik keadaan kalau memang kata masyarakat Gili Ketapang mudurotnya lebih banyak ya kami stop kalau manfaatnya lebih banyak ya kami lanjutkan Ayolah kita buka usaha seperti ini dengan tanpa modal ini tanpa modal di hanya modal awal beli pelampung beli masker selesai Iya kan sedangkan kamu kesini enggak utang bayar kek Kenapa tidak ada kesadaran ke sana, ayo disitu. Saya ingin membangun itu saja. Ketika terujud, saya bersumpah demi Allah. Nyawa saya diambil sama Allah enggak masalah, saya hanya menginginkan itu saja. Bergerak di bidang wisata hanya menginginkan itu. Kenapa? Karena anak-anak kami, cucu-cucu kami akan seperti ini nanti, membutuhkan Ustadz ini, membutuhkan guru ngajar ini. Kan iya disitu. Ayolah toleransilah. satu misal ini terwujud seperti ini terwujud demi Allah saya pasrah sama Allah diambilkan patung ya Allah Kini, sudah saatnya Gili Ketapang untuk berbenah dalam menjaga peredikatnya sebagai pulau wisata bahari terbaik di Jawa Timur. Perkembangan wisata di Gili Ketapang telah memberikan banyak dampak di berbagai sektor bagi kemajuan pulau ini. Sudah seharusnya, seluruh elemen masyarakat bersama-sama untuk menjaga berbagai potensi alam yang tersisa. Demi keberlangsungan pulau tersebut dan menjaga aset bagi generasi selanjutnya. Sotis dan indah berumur sampah Dalam pelukan tangan-tangan serata Terumbu karang menjadi singgah sana para penjajah Serupa dengan petugas kebersihan Kambing-kambing pun ditumbalkan Mati karena kelaparan Ataukah mati karena salah makan Pulau yang semakin menyusut Akibat turjana yang semakin berlarut-larut Menciptakan kerajaan yang tak pernah suruh Untuk berhenti menurut pesisir laut Namun sebuah akibat Tidak terlepas dari sebuah sebab Pariwisata menjadi simbol bangkit bangsa yang berada. Terima kasih untuk segala keindahan yang telah dianugerahkan. Hanya permintaan maaf untuk segala tindakan yang membuat keusahaan. Karena sekarang ada dimana? Gili Hitapang! Kau kena siapa? Gatetong Media! Bersama siapa? Banga Gili Tong! Yeay! Ini di lantau gak? Hahaha Eh, apaan sih? Dia ambil Kok pada saatnya Gili Hitapang nih? Nah, pernah bagi sih pada saatnya Biar gak kena virus Satu aku jadi sambil gili, tanda saya Hahaha