Gula sering kali menjadi kontributor utama dalam berbagai penyakit terkait perilaku, terutama melalui konsumsi karbohidrat berlebih.
Karbohidrat dipecah menjadi gula dalam tubuh, yang selanjutnya dimetabolisme menjadi glukosa.
Jenis Gula
Disakarida: Molekul yang terdiri dari dua gula, contoh: sukrosa (gula pasir), mengandung fruktosa dan glukosa.
Monosakarida: Gula tunggal seperti glukosa dan fruktosa (fruktosa banyak didapat dari buah-buahan).
Indeks Glikemik (IG)
Mengukur kecepatan gula memasuki aliran darah.
Glukosa memiliki IG patokan 100, sementara fruktosa dari buah lebih rendah (IG sekitar 20).
Makanan dengan IG tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, sedangkan yang rendah cenderung lebih stabil.
Tantangan Konsumsi Gula
Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
Fruktosa hanya dapat diproses oleh hati dan berlebihannya dapat menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkoholik.
Makanan tinggi serat biasanya memiliki IG lebih rendah dan lebih baik untuk kesehatan.
Dampak Kesehatan
Kelebihan gula dapat menyebabkan obesitas, insulin resistance, fatty liver disease, hipertensi, penyakit jantung, neuropati, dan bahkan diabetes tipe 3 (sejenis demensia).
Gula berlebih dapat mempengaruhi sistem hormonal dan kesehatan endokrin.
Strategi Pengelolaan Gula
Kurangi konsumsi gula dan karbohidrat berlebih.
Latihan beban dan latihan interval (medium dan high intensity) membantu membakar gula lebih efektif.
Mengandalkan lemak sebagai sumber energi alternatif (low carbs high fat) untuk meminimalkan fluktuasi gula darah.
Kesimpulan
Konsumsi gula harus dikontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas fisik.
Pentingnya merubah perilaku makan untuk melindungi kesehatan dari dalam.
Rekomendasi
Makan gula secukupnya dan sesuai kebutuhan.
Melakukan aktivitas fisik yang optimal untuk mengatur konsumsi gula.
Proteksi kesehatan dengan mengatur pola makan yang sehat dan seimbang.