Revolusi Kopi Tuku dan Komunitasnya

Kenapa sih bisa ketemu Gula Aren? Ada cerita gak sih di belakang itu? Semua yang terjadi di Tuku, ya lo tau gue. Gue gak akan mungkin narik terlalu jauh-jauh. Jadi ya paling gampang gue Eskerimal Makyatu sih. Tapi di momen tersebut yang gue pengen adalah Eskerimal Makyatunya di versi Indonesia tuh kayak apa gitu sebenernya. Yang buka, besar, gede. Tapi abis itu redu. Tapi kayaknya balik lagi di pertama, motifnya udah beda. Gue bahkan jadi nomor satu tuh gak pernah. Bahkan gue berprinsip paling enak jadi nomor dua. Dapet rejeki yang gak beda jauh dari nomor 1 Tapi gak dapet keribetan nomor 1 gitu Kita sebagai leaders memang Ya suka gak suka memang kita Nanti tuh makin diatas kita ini lonely job banget Ya makanya kadang-kadang bos-bos tuh suka Jokesnya juga suka gitu ya karena Cuma pengen deket pengen akrab nih Mohon dimengerti Everybody, thank you very much for tuning in to the show today. Kali ini, akhirnya, foundernya toko kopi Tuku, Andanu Prasetyo, akhirnya bisa ngobrol bareng sama gue di Radiance Radio Podcast. Udah bertahun-tahun, gue pengen duduk nih podcast sama dia, tapi karena beliau sangat sibuk, baru kejadian sekarang. Kita akan mulai obrolan kita itu dari background dia, bagaimana proses terlahirnya Tuku. yang menurut gue itu bukan hanya merevolusi industri kopi di Indonesia, tapi juga buat industri dan market baru, dan meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia, seluruh Indonesia, dengan produknya kopi susu gula aren, atau di sana dibilangnya kopi susu tetangga. Nah orangnya sangat luar biasa, menurut gue dia adalah seorang visionary, dan gue belajar banyak banget dari ngobrol sama dia kali ini. So jangan lupa subscribe. di Regentson Radio Podcast, di Youtube, Spotify, dan lain-lain platform podcast. Juga follow kita di TikTok dan Instagram di Regentson Radio. And please welcome the great and powerful Andanu Prasetyo. Enjoy the show. Halo mas. Selamat. Eh kita gak boleh ngelakuin waktu ya. Selamat siang. Selamat siang. Gila gue sedikit nervous. Alhamdulillah. Ada aura-aura gimana gitu. Thank you for coming to the show. Ya. Kita udah planning ini lama banget. Terlalu lama. Kadang-kadang suka ketemu, tapi obviously sibuk. Terakhir buka di Korea? Pop-up. Oh pop-up. Buat yang belum denger, ceritain deh. Pop-upnya bagaimana bisa terjadi yang itu? Pada dasarnya gue di Tuku punya beberapa tahapan. Seperti yang suka pernah dengar, Tuku artinya beli dalam bahasa Jawa. Itu ada di tahapan pertama buat ningkatin konsumsi kopi. Nah pop up kita kemarin itu jumping ke tahap kita yang keempat yaitu going global lah. Gampang-gampangnya gitu. Nah yang kita percaya as much kita sudah pengen meningkatkan konsumsi kopi. Tapi rasanya pengen banget kita punya apa yang namanya ya. Punya kepercayaan diri lebih dalam bermain di taraf global. Tapi kita kan juga gak bisa bilang. Kalau mau bilang kopi kita paling enak tuh jangan kita nyebut dong harus orang lain. Jadi dengan esensi bertetangga silaturahmi kulonungon dulu rasanya penting banget kita belajar dulu. Makanya kita juga belajar buka di kemarin kita pop up di Bandung, kita pop up di Amsterdam, kita juga pop up di Korea. Tapi yang jelas ujung-ujungnya kita mau cari bentuk sebenarnya. Seperti apa sih kopi Indonesia itu sebaiknya kita bungkus dan kita bawa kita perkenalkan di levelan internasional atau global gitu. Sekalian ya sekalian cek market tau. Benar benar benar. Gimana responnya kayak di Amsterdam sama di Korea? Soalnya kan identik apa tetap yang jadi identik signature tuh kopi gula aren ya? Yang jadi signature pasti kita taruh itu dulu. Karena kita biar nyambungan storytellingnya. Kenapa kita jadi ada disini. Betul. Tapi ternyata lumayan beda Amsterdam sama Korea. Di Seoul nya. Jadi kalau di Amsterdam. Kita dituntut untuk lebih more authentic. Untuk lebih detail being Indonesian nya. Kalau di Seoul kita diharapkan lebih modern. Oke. Jadi how is... Mungkin intinya sama, tapi bagaimana berkomunikasi, bagaimana membungkusnya ternyata perlu agak berbeda sedikit. Kalau di Amsterdam, kemarin yang kita highlight, kita membawa kopi susu gularen, tapi semua berbasis. Jadi kita bermimpi bahwa harusnya Indonesia punya susun abadi yang seru-seru dengan agrikultur kita. Banyak yang bisa dipakai. Makanya kan. Jadi kita Di saat kita mulai langsung aja yuk kita bawa gitu. Karena kan efek plant-basednya juga banyak ya. Secara sustainability, secara kesehatan dan sebagainya. So udah kita bawa tuh kemarin kita gunain coconut milk ke soy milk dan oat milk. Itu kita bikin transform jadi dua es kopi sutanga sama semacam susu jahe lah. Lumayan seru kita di festival cukup dikenal sebagai ada booth Indonesia yang punya produk seperti itu gitu. Jadi fokus kita kemarin cuma pengen dapetin feedback secara produksi. Ini apa kalau di luar kan... Mungkin kurang familiar. Atau bisa dibilang orang. Gak biasa minum kopi manis kan. Bener. Nah itunya gimana? Penasaran. Kan ini pop up di Amsterdam itu yang ketiga. Yang keempat di Eropa. Tapi. Jadi yang gue tangkap adalah. Mereka tidak biasa minum. Karena kulturnya sudah jauh lebih lama dari kita mungkin. Lebih habitnya lebih tinggi gitu. Dan sudah regular. Jadi mereka. Sebagai manusia yang lebih utilitarian jadinya mereka yaudah minum kopi yang begitu-begitu aja. Tapi bukan berarti mereka tidak suka preferensi rasa tersebut. Let's say contoh gelato gitu di Amsterdam jam 9 malam pun masih ngantri. Or jam 10 pagi masih hujan tapi boba shop tiba-tiba belum buka nih gue datang. Gue masuk ke coffee shop sebelahnya Beli kopi sebentar Gue keluar Andrena udah kayak pindah ke Jalanan seberangnya gitu Jadi itu sebenernya preferensi rasanya ada Jadi yang gue rasa adalah Yang harusnya bisa kita manfaatkan As Indonesian Adalah Kita ngebawa berbagai cita rasa yang kita punya Dan kita melengkapi Bikin lebih seru lagi cita rasa yang ada di dunia gitu Jadi kita gak perlu nyari Which one yang menjadi yang terbaik Yang paling oke Jadi Ya tapi nama yang hidup kan ada yang naik turun, ada yang mau ganda ganti ya. Kita harusnya menjadi salah satu negara yang punya possibility, punya cerita yang jauh lebih banyak sih. Itu sih jadinya yang paling serunya. Waktu lu bikin Toko Kopit Tuku pertama tahun 2015. Apakah udah ada di belakang pikiran lu gak sih pengen? Seperti ini. Apa just as long as you go. Karena beberapa kali kita ketemu. Gue ngeliat lu tuh selalu mikir ke depan. Iya kan. Nah apakah dari waktu bikin toko kopi yang kecil. Itu ada. Apa ya? Ada planning gak kesini? Is this all by design? Atau gimana? Since sekarang kita ketemu juga sebentar-sebentar. Tapi I believe pasti di audiensi ini juga ada yang tau si Andando Prasetyo kayak apa. Jadi Andando Prasetyo dan planning itu tuh tidak. Sebenernya tidak. Sangat tidak kesinkran sama sekali. Oke. Jadi dan yang bikin gue punya planning salah satunya adalah obrolan kayak gini. Gue ada. Kita ngobrol kecap dimana. Tapi. Di saat kita ngobrolnya gue juga menyerap kayak. Jadi lo pengalaman lo apa. Jadi gue bisa ngapain. Peran yang bisa gue isi apa dan sebagainya. Jadi makin kesini makin clarity aja. Makin step by stepnya makin jelas aja. Tapi kalau zaman dulu banget. 2015. Yang gue bayangkan cuma. Gimana gue punya scenenya Melbourne saat itu. Oke. Not to being as a cafe in Melbourne. Atau dengan Melbourne style gitu. Tapi scene dimana orang kayak Kayak gue butuh kopi dulu nih Atau gue keluar rumah Yuk kita kecap over kopi sebentar Tapi bener-bener kecap yang Nyantai Gak harus dipaksa bahwa Toko ini no wifi dan sebagainya Toko ini kopinya gak payah gula Dan sebagainya kayaknya Semuanya penuh dengan Ehm Kayaknya udah gak mikir gitu mau ngopi kan? Exactly. Tapi udah. Tapi proper. Semuanya proper dan baik. Hospitality-nya sesuai standar. Selebihnya just nikmatin aja gitu. Ya aku imagine bagaimana ini bisa kejadian. Dulu ngebayangin cepet aja dulu. Karena caranya kita punya scene cafe yang tumbuh dan bener-bener ngejawab community sekitar. So at the moment ya aku cuma mikirin cepet deh. Tapi as much makin banyak ketemu orang. Makin banyak orang baik. Banyak tetangga tukuh yang juga doain. Dan memberikan harapan-harapan baru. Jadinya kan kita juga. Kasarnya gue bertanya balik. Kenapa Tuhan ngasih jalan gue selancar ini. Mungkin bukan buat gue doang. Tapi buat orang lain. So itu yang kita stretch terus aja. Jadi mungkin kalau lo bilang kenapa gue gak mau jauh. Kalau gak gue gak nemu keseruannya lagi dimana. Dan ini adalah bentuk gue juga mencari jawaban. Sebenernya. Tugas gue apa. Tugas tuku apa. Kesempatan yang harus dipunya Indonesia. Itu harusnya dikejar gimana gitu. So yang bikin. Kayaknya gue juga. Bahkan pengen di luar potes kalau bisa kita ngobrol lagi adalah kayak gitu-gituannya sih. Jadi lu kalau dalam saat ini, lu ngeliat role lu gimana? Mungkin di industri kopi sama udah skala besar Indonesia ya kalau gitu ya. Kalau gue udah melihat gue Kayak gue tukang share aja Sharing ada yang bagus kita share Kita bantu promosiin Apapun yang orang FNB Indonesia Lakukan gitu kan Kayaknya semua ada period time Kayak lo bilang sekarang lo tukang share Mungkin at this moment mungkin di setahun lagi Tapi gue gak tau karena abis ini kita dapet opportunity Betul gue 5 tahun yang lalu Gak pernah gue mimpi punya podcast Dan makanya Kalau dari gue Ehm Dia dulu sih gue cuma pengen menjawab hipotesa gue sendiri bahwa kalau kita mau minum, let's say perdebatan kopi dengan gula deh. Semoga ini gak jadi salah nyobrol disini. Tapi di momen itu adalah, gue juga belajar di Melbourne. Cafe yang kita adores dengan speciality-nya dan technicality di belakangnya. When it comes to people mau apa Ya sudah mereka juga Memiliki freedom tersebut kan Mau oke I have two sugar cappuccino And one sugar latte dan sebagainya Mereka tetap pake kok Tapi apakah itu mendiskreditkan Effort di belakangnya Sebenernya tidak Karena ujung-ujungnya kan ya mereka Ujungnya di hospital ini kita pengen Bikin mereka nyaman Nah itu yang gue serap bahwa Yang gue ingat kan gue pengen ngebantu petani bukan dengan memberikan bantuan dan sebagainya. Tapi memberikan kepastian. Dalam bisnis kan kita butuh kepastian apalagi petani di hulu. Mereka sudah fight sama climate change. Mereka butuh kepastian yang lebih. So gue juga gak bisa nawar-nawar gimana-gimana. Atau ngasih mimpi gimana-gimana. Jadi yang gue pengen kasih kepastian adalah itu sales yang jelas aja dulu. Dan untuk memiliki order seperti itu adalah Gue butuh produk yang menjawab sehingga mengubah habit tersebut kan Nah disitu yang coba gue kejar sebenarnya Dan ternyata seiring gue berjalan waktu gue masih Kalau diingat kopi susu tetangga itu keluar Dan kopi hitam tetangga itu keluarnya bentuknya panas semua Tidak ada kopi dinginnya Karena pada saat itu si kopi susu tetangga itu dijualnya yang Harusnya prima donanya adalah yang kecil. Harganya 10 ribu. Segelas piccolo. Dengan logikanya piccolo. Tapi harapannya dengan harga 10 ribu. Mungkin lu udah kembalian abis beli pecel ayam dimakan siang tadi. Atau pagi-pagi lu mau spending sedikit 10 ribu. Kita berikan quality coffee. Better quality coffee. Not specialty one. Tapi ada gula aren bubuk diatasnya. Biar apa. Karena itu buat bridging orang yang gak minum kopi jadi minum, yang jarang jadi sering. Sama itu buat membuat orang berhenti untuk belum nyobain tapi udah masukin gula. Jadi biar nyoba, udah ada gulanya ya. Yaudah cobain dulu deh. Some people akan stay aja, air gak jadi nambahin. Karena pas diminum depan bibirnya udah manis. Terus kebelakangan ternyata kopinya masih gurih, dihabisin. Orang kalau mau nambah namanya sedikit. Paling nggak gue mengurangi kadar gula mereka. Di targetnya gue saat itu. Itu tugasnya sih yang kopi kecil 10 ribu itu. I remember. Barrier to entry-nya dipermudah. Bahkan gue kasih barrier to entry lebih mudah lagi kopi 5 ribu perak. Di cool box gue taruh di parkiran. Ditaruh di gelas plastik kecil. Itu momennya adalah buat. Ya itu mau tukang parkir. Mau siapapun lah. Mau beli di depan tapi gak mau masuk ke cafe. Mungkin karena intimidated. Yes. Gue taruh disitu Itu gue menggunakan Coffee Hasil Buangan kalibrasi Ubah grind size Padahal itu Coffee nya masih bagus kan Terus kita buang Gue seduh jadi Coffee mix Kita serve Di gelas kecil itu So Dan itu gue jual Jadi 5 ribu Jadi gue waktu itu Mencoba menjual 5 ribu 9 ribu 10 ribu 18 ribuan 25 ribuan Buat specialty 35 ribuan Buat yang pake Sirup karama dan sebagainya And the rest is history Sekarang udah berapa banyak cabang itu? 49. 49. Mungkin ini salah satu yang baru ya yang deket sini. Baru banget. Baru banget gak tadi? Baru banget. Gila. And I was so happy waktu lu buka disini. Gila. Karena waktu jaman Tokopi Tukuh yang 2015 itu di CPT. Itu deket banget sama kantor gue. Terus abis itu yang kopi 10 ribu itu gue disuruh nyoba sama temen kantor. Nih baru kopi susu gula aren gitu. kopi susu pakai gula aren, oh begini, oh iya enak gitu kan abis itu beberapa kali coba kesana, gak pernah dapet tempat karena penuh banget kan iya gitu, tapi gue udah terbiasa sama kopi tuku dari awal iya tapi panasnya itu cuma bertahan bentar doang karena abis itu 4 4 bulan 5 bulan kemudian orang minta dingin abis itu kan baru lah ditransform tuh si 10 ribu itu jadi lebih besar di 18 ribuan kenapa sih bisa ketemu gula aren maksudnya kayak bisa pake gula aren ada cerita gak sih di belakang itu semua yang terjadi di tuku ya lu tau gue gue gak akan mungkin narik terlalu jauh-jauh jadi ya paling gampang gue es kremal makia tuh sih Tapi di momen tersebut yang gue pengen adalah sekarang malamnya keatonya in Indonesian version tuh kayak apa gitu sebenernya. Hey guys, kalau kalian enjoy the podcast so far, thank you very much. Dan jangan lupa subscribe di Ray Jansen Radio Podcast. kembali ke show kalau di dunia chef orang kalau di copy produknya sama orang lain sama chef lain ada rasa sebel, tapi ada rasa bangga juga duplicating berarti it's a form of flattery gimana jadi Seseorang yang produknya Dikopi sama semua orang Bukan Bukan sama barista atau cafe Semuanya udah ada Tapi namanya biasanya nama cafe nya Misalnya Es kopi cafe apa Yaitu kopi susu gulare Ada bangganya Karena itu inevitable ya Inevitable dan Di momen tersebut 2015 Gue butuh banget Rey Gue butuh karena gue tidak ada kategori marketnya saat itu kan adanya ya Starlink ARCOP Chain abis itu lompat ke yang speciality terus gue dimana di harga 18 ribu ini gue butuh temen kan terus kan daripada yuk mau dong franchise yuk mau dong bikin cafe bareng Gimana kalau gue bantuin aja. Jadi ada beberapa cafe yang. Baru-baru di setelah tuku tuh. Gue bantu. Makanya bahkan waktu tuku tutup. Misalnya. Di online. Orang kabur tuh. Ke cafe tersebut. Karena tau rasanya akan mirip gitu. Nah disitu ya. Buat gue pribadi yang gue kejar adalah tadi kan gue bikin scene-nya. Jadi yang gue nikmatin adalah gue gak pernah masalahkan di copy-nya. Karena justru sampai sekarang justru gue pengen gimana caranya gue punya produk lagi yang bisa di copy lagi. Karena kalau copy-an ini ngeubah scene dan ternyata impact-nya dari hulu ke hilir value chain-nya jadi lebih lengkap. Ini gue gak usah ngomong ngasal kopi Gue udah se happy itu sih karena Ya at least Dinikmati sama orang ya Rasa bermanfaatnya tuh Ya kepuasannya disitu Sama semua orang loh dan bener Impactnya dari hulu ke hilir Gue setiap mention Nama lu sama Entah dia di Adena Coffee Entah dia farmernya Langsung Bang Fahman namanya Waktu gue ke Aceh Sampai tadi Mikhail Yasin semuanya ada Amin apa kayak ya Mas Dio sih gila sangat-sangat berjasa banget buat industri kopi di Indonesia karena Revolutionary, gitu. Apapun yang terjadi, gimana terjadinya ya. Tapi ya revolutionary, mengubah. Bukan lagi mengubah suatu produk doang, tapi bisa mengubah budaya. Gila men, sekarang semua kopi, susu gula aren tuh ada di meja-meja. Ini sekarang kita ngobrol nih ada di ribuan meja-meja seluruh Indonesia gitu kan. Terus... Kenapa lu nggak bisnis modelnya tuh nggak langsung buka di mana-mana seluruh Indonesia? Seperti banyak brand-brand lain. Mungkin awalnya udah beda kali ya. Karena kan... yang gue pengen jadiin yang gue pengen nikmatin at least gue sebagai founder adalah sisi ngeliat skenanya ngeliat perubahan industri nya ngeliat impact nya kalau gue fokusnya let's Say gue ubah Investor itu Waktu itu misalnya Pertama kali masuk 2017 kali ya Mulai pada masuk Kalau itu gue ambil Fokus gue gak akan bisa ngomongin industri Fokus gue gak akan bisa Menjaga konsistensi rasa Fokusnya gak bisa Membangun engagement dengan Komunitasnya Tuku Tetangga Tuku gitu Semuanya kan ngomongin growth Gue ngomonginnya profitability Dan sebagainya Apakah itu salah? Tidak Tapi Tidak kebetulan di awal gue mulainya bukan dengan motif tersebut karena mungkin dan ini juga gue hadir karena banyak teman-teman industri kopi di specialty juga ngajarin terlalu banyak juga pelaku industri senior-senior kopi Indonesia yang sudah ngasih gue pelajaran kan tentang kualitas, tentang scene di specialty gitu dan bahkan di komersialnya sekalipun tapi kan yang bikin gue sangat terinspirasi specialty bahkan gue pengen bikin tuku rame Mungkin yang paling sederhananya. Gue cuma pengen. Gue jadi barista. Seperti di Melbourne. Penuh. Ramai. Terjadi engagement. Sambil bikin. Bisa ketawa-ketawa. Gue cuma pengen sini. I think. Temen-temen di kitchen. Di semuanya juga. Pasti. Yang seru kan. Bahagian gitunya kan. So. Gue gak. Belum mungkin. At the moment. Gue belum. Pengen menggadaikan. Perasaan tersebut. Untuk growth gitu. Even now. Masih banyak teman-teman industri kopi yang pengen gue, kita sinergi dulu. Jadi pas gue going kemana, agak ngebut, ada beberapa teman udah tau kita akan ngapain. Karena menurut gue yang juga sekarang harus dijadiin. adalah tadi ekosistemnya harus jadi pembagian industri harus jadi karena yang kita pahamin Indonesia tuh saking gedenya kita kadang-kadang gak ngobrol, gak nyambung hulu ke hilir gak nyambung segmen atas, segmen bawah padahal ujungnya kita pengen punya pride yang sama kok sebenernya goalnya sebenernya sama tapi gak ada komunikasi yang terputus gitu, khususnya kalau misalnya oh iya ada yang main di kopi, mungkin di kopi 18 ribu, 20 ribuan, ada yang mainnya di speciality doang, padahal golnya mirip sebenarnya dan it's wajar kalau dulu ada yang saling menyalahkan satu sama lain kenapa di itu dia kopinya kemahalan kenapa disini pakai gula dan sebagainya Tapi gue rasa itu semuanya proses ya. Jadi dan toh si spesial gak akan jadi spesial kalau gak ada yang si mediocre si regular si biasanya gitu kan. Jadi ini nanti masalah maturity industri aja kok sebenarnya. Sekarang kan juara dunia kopi banyak. Yang dari Indonesia loh, yang kan roster. Tadi, Miki baru kesini. Coco juga juara. Macem-macem. Lu ngeliatnya gimana? Itu topik yang mungkin yang gue ceritain adalah waktu... Kebetulan pas gue kemarin ke Seoul, ngeliat toko gue closingan pop-up, mereka masih disana kan. Kayak, guys ngobrol yuk gitu kan sebentar. Sekalian gue congratulate in person gitu kan. Udah ngobrol, yang gue tanyain sekarang, guys. kalian punya apa nih punya mandat apa buat gue sebagai kalian sebagai sosok juara loh kok gitu biasanya kebalik biasanya lo yang suka tadi dia cerita begitu sih tadi dia cerita dia bilang gue bingung harus jawab apa oh iya dia bilang tapi tuh discussion itu menurut gue penting karena eh tadi menurut gue mumpung nih ini lagi ceria dan privilege nya industri kopi kita gitu gue sebagai brand komersil hmm Kita bisa sinergi sama si juaranya. Biasanya kan kadang-kadang gak nyambung. Kadang-kadang gak nyambung. Nah ini justru gue pengen ngikutin lu. Nanti gue akan cari di titik dimana. Gue masih ke arah sana. Tapi gue do in commercial way. In business way. In scaling way gitu. Karena dulu yang sempat gap. Yang menurut gue juga sayang adalah. Pada saat kita ngomongin specialty. Itu diharapkan specialty menjadi coffee regular orang-orang. Hmm. Padahal by name aja dia udah specialty. Itu udah susah diproduksi. By rasa itu mungkin hanya certain people. Tapi itu mau dipaksakan ke masyarakat kita. Di saat bridging dari robustanya aja gak ada. So itu gap yang sayang sekali tidak ditransisikan dengan properly. So sekarang yang menjadi penting adalah. Gue harap gue bisa isi sebagai tuku. Ini tuku punya grade komersial. Meskipun grade komersial my version dengan industry version juga berbeda. Tapi adalah. Orang juga gak tau kan tuku tuh pake arabica. Tuku tuh juga pake specialty grade. Tapi kita juga gak ngomong itu. Karena yang pengen kita kemas adalah. Ini komersial version. Kita, coffee industry kita Jadi yang kita perlu Ada naikin standar quality nya Dan menemukan Spektrum rasa yang pengen kita kasih Kita gak perlu ngomong Technicality nya dulu gitu, yang kita butuh tuh Jawab dulu rasanya Jadi nanti appreciation nya jelas Coffee instant gak akan salah Kalau di momen yang memang kita butuh instan kopi spesial itu gak jadi mahal kalau memang kita sangat care dengan cerita dibalik dan proses di belakangnya kan gitu sebenarnya iya dan setiap kalangan punya setiap deskripsi tadi entah spesiality kopi kopi instan kopi komersil itu ada ya marketnya sendiri sendiri kan, i think there's a big enough cake gitu kan, buat posisi orang-orang Kalau lo sendiri, lo ribet gak sih kalau soal kopi? Enggak. Gue bisa gak perlu ngopi soalnya. Oh lu gak perlu ngopi hari-hari? Enggak. Karena mungkin nanti pas visit cafe mana udah jadi nyobain. Tadi gue gak butuh kopi hari ini. Tapi gue udah minum dua kopi kali hari ini. Lu se-involve apa sama produk sampai ke petani? Lumayan. Gue gak bilang intense. Tapi ya. pasti lewat gue dengan kabar yang kayak oke climate change itu selalu kalau lagi duduk disini sama orang kopi selalu itu dibawa gitu kan climate change itu mulai keliatan efeknya apalagi tahun ini kemarin belum lama ada heat wave yang udah berasa kalau yang gue tau itu bukan di kopi tapi di coklat coklat harganya tuh bisa jutaan sekarang biasanya yang keren yang top of the top yang jutaan sekarang yang mid level aja udah bisa jutaan karena banyak banget yang gagal panen gitu kan, emangnya kondisi disana tuh seperti apa sih mas, udah dapet curhatan gak dari mungkin farmer atau distributor, prosesor sebelum problem heatwave dan sebagainya, kita kan sudah udah bermasalah dalam konteks produktivitas let's say dulu konsistensi gak sih, kalau zaman dulu Iya tapi misalnya curhatan yang paling sederhana nih pas jamannya 2017 nih abis rame-rame Tuku. Gue balik ke kebun. Terus kita bikin forum nih ngobrol waktu itu di Garut. Obrolan yang mereka sampaikan adalah. Bener mas Tuku serapan kopinya sekian. Terus mereka berarti kita masih punya harapan dong nih. Kalau mas semua coffee shop bisa kayak Tuku gitu. Terus yang tiga adalah. Soalnya kita bingung mas. Dulu kita disuruh bikin kopi bagus. Baru orang mau beli. Sekarang. Mereka minta kopi jelek Sup sekarang mau dibikin es kopi susu Nah gini kan contoh Tidak nyamu, tidak ngobrol Jadi tapi kan Tapi wajar kalau namanya semuanya dilemparkan Di lapangan akan demikian Nanti makanya peran Bisa dilihatkan sekarang SCI juga sangat Membenahi diri, scoping membenahi diri Semuanya juga sudah membentuknya Karena putarannya udah ada Dapurnya udah mulai ngebul masing-masing Semuanya udah kebayang forecastingnya harus gimana Soalnya kan kondisi ayam telur aja Jadi menurutku Makanya aku pengen bilang Guys jangan sebut kopi mana jelek Dan sebagainya Jangan safe award dulu gitu Gue disuruh bikin kopi jelek karena mau bikin kopi susu What? Apa maksudnya? Iya makanya kan. Tapi kan mungkin itu terimunologi yang belum kebahas dan sebagainya lah. Tapi jadi sekarang makanya menurut gue kategori itu penting. Supaya nanti setiap kategori ada price ceilingnya masing-masing, ada standard service-nya masing-masing yang membentuk kita sama edukasi pasarnya juga clear. Karena menurut gue setelah habis ini yang ternyata penting banget nih harus dilakuin gak cuma sama kopi, sama seluruh hospitality lifestyle industri adalah educate. People nya. Karena mereka harus jelas. Mereka maunya apa. Karena supaya kita. Biasa jelas. Kita mau being authentic. Being Indonesian. Dengan kita kasih added value. Atau mau ikutan tren aja. Karena itu juga harus clear. Kalau enggak nanti. Ya. Gue. Sorry nih kalau agak. Out of topic. Mau kayak apapun. Musik yang didengerin. Tiba-tiba. Kalau emang lagi timingnya dapet. Tapi. Let's say. Dikempot dipasang. Kita nikmatin-nikmatin juga kok Betul Terus tiba-tiba lagu pop Yang dulu mungkin dikatakan Tapi pas dipasang di Darkdown semua seneng-seneng aja Semua nyanyi gitu Jadi sebenernya deep inside Banyak hal yang sudah sangat comfort Di dalam diri kita Dan itu termasuk di Rasa Makanya waktu itu gula aren juga dipilih Karena Akumulasi rasa itu di Jajanan pasar Dan semua itu udah Di SS-nya udah banyak banget kan So jangan-jangan Untuk kita tracking itu tuh gak perlu jauh-jauh. Banyak hal yang sudah work sebenarnya. So ya sekarang yang kita butuh adalah tadi kategorinya dulu aja dibentuk. Supaya ekspektasinya clear. Jadi market pun juga gak mau cari murah-murahan aja terus. Karena dulu tuh tukul kan tadi ini katanya konsumsi kopi. Yang kedua kita tuh memperbaiki apresiasinya. Karena mereka biar bisa bedain kapan minumnya kopi murah. Kalau murah harus expect apa, kalau mahal harus expect apa gitu. Betul. Itu di dalam industri makanan, itu kalau kita ngomonginnya makanan Indonesia, itu tuh banyak banget yang... menurut gue belum sekebentuk kopi sih kayak banyak banget chef-chef temen gue yang effortly trying untuk pake lokal bahan-bahan lokal yang ironisnya kalau di kota besar seperti jaharta at least yang kita tinggal itu kalau gue mau Mau nyari salmon dari Eropa, Norway, atau Tasmania, gue mau ngambil ikan dari Jepang yang fresh, gue mau ngambil foie gras atau jamur-jamuran dari Perancis, itu jauh lebih mudah. Daripada gue mau ngambil contoh gula aren yang paling baik yang kayak gue pernah nyobain yang ada di Belitung atau di Aceh waktu itu. Itu jauh lebih mudah daripada ngambil bahan-bahan lokal dari daerah yang bukan kota besar gitu. Jadi disini tapi at the same time ada persepsi dimana kalau makanan Indonesia mahal Itu gak diapresiasi. Oh mahal, mendingan gue makan makanan Itali, mendingan gue makan makanan Amerika atau Eropa dan lain-lain. Itu masih kental banget. Kayak begitu sih kalau di makanan ya. Tapi itu, gue makanya ini belum... Pernah kejadian gak begituan di Kopi? Pasti pernah Tetap di awal-awal juga Even sekarang atau kemarin Gue bilang ke teman Di government misalnya Pak, Bu, saya berencana mau buka nih di kota ini Di kota itu Kota ini, negara ini. Tapi saya bingung. Jadi saya harus pakai kopi Indonesia. Atau kopi Amerika Latin gitu. Karena by angka sudah pasti bagusnya Amerika Latin. Oh gitu. Oke. Nah kenapa ya aku jelasin dong. Kenapa? Yujur loh Pak. Mereka sudah disiapkan industri nya. Lahannya sudah terbuka. Mesin-mesinnya panen gak pakai tangan. Udah pakai mesin. Digoyangin pakai mesin dan sebagainya lah. Ya wajar dong mereka ada efisiensi disana. Wajar dong ada kuantitip. Produktivitas yang dikejar Makanya kembali saya tanyakan Bapak Ibu kalau mau Kopi Indonesia datang ke Kanca di lagi acara-acara di luar Mau ngomong quality atau quantity Saran saya kalau masih ada BK Mungkin ngomongin quality Karena kita butuh bikin positioning baru Untuk Kopi Indonesia Boleh di harga segitu yang mahal Tapi rasanya begini eksotisnya Kalau ngomong produktivitas PR-nya masih banyak Quality juga masih ada PR-nya Tapi masih double karena kita ngomongnya Scale yang lebih manageable harusnya Dan aku rasa Kalau itu kejadian Bapak-bapak ibu di Perdagangan bisa ngomong ke pertanian Buat oh kita butuh spek yang ini Lebih jelas gitu Bukan yang berangkat yang penting ada aja siapa pertanian Diberangkatin gitu Tiba-tiba disitu pesen tonase Apa kontaineran gak ada kopinya Jadi positioningnya diubah dulu dengan kualitas yang lebih baik dulu mungkin. Sekarang harga ayam aja, gak tau lu tau gak, masuk banyak ayam dengan harga murah, frozen, kualitas biasa aja. Tapi ya itu lagi yang tadi kita omongin. Kayak misalnya ayam fried chicken yang harganya 20 ribuan. Gak perlu pakai ayam sebagus-bagus itu. Ini ayamnya dari Brazil, Mas. Jauhnya setengah mati. Gak tahu itu udah berapa bulan. Tapi harganya murah banget. Kalah sampai ayam yang dilahirin di sini, dipotong di sini, sampai kalah. Ya mungkin sama kali statusnya. Jadi ya karena gue baru buka Bami Ayam kemarin, pakai ayam banyak ya gue ditawarin. Tapi ya gue karena gue pake AM kampung Gak gue pake Tapi gue kepikiran sama kalo yang brand-brand besar Ya Pasti pake AM dari Brazil Yang apa-apa ini masalah belum nyambung tadi kan Karena ini kalo sebenernya udah nyambung Misalnya kita mau fokusin nih Tiba-tiba nih pemerintah ngejar Bahwa bahannya Yang akan kita fokuskan adalah ini Coba pemain dihilir Pak Rendy dan Coba angkat disitu. Itu pasti bisa nyambung nanti sampai ngebikin di belakangnya. Cuma kan itu bisa dilakukan dengan formal atau informal. Kurang orang kayak lu nya mas. Yang mau commit. Mau commit local. Dan ngebantu dari hulu sampai hilirnya. Ngebantu komunitasnya juga. Orang-orang kayak lu ya. Harus di duplikasi. Dan even podcast kayak gini itu kan yang ngebuka hal-hal kayak gitu kan. Karena kan ini baru satu nih. Dan lu disini ngumpulin banyak orang kan. Dan aku rasa itu juga banyak pemikiran-pemikiran yang gak bisa keluar. Karena mereka udah sibuk mikirin yang penting gue hari ini remeh dulu nih. OPEX gue ke cover dulu dan sebagainya. Karena kamu disambung-sambungin juga banyak. Gimana FNB mau hidup Tapi rent costnya tinggi-tinggi semua disini gitu misalnya. Padahal itu kalau di subsidize sudah jelas diatur urban planningnya mungkin itu bisa lebih main. Betul. Diatur kenaikan harganya. Kadang-kadang brand mati cuma gara-gara rent costnya dinaiki kan gitu kan. Padahal itu harusnya bisa dilindungi lebih kan. Ya banyak lah sebenarnya. Tapi itu karena gak ngobrol aja. Di zaman masih awal-awal. Ada susahnya gak sih toko kopi itu? Susahnya? Iya, lagi susahnya gitu. Kayaknya sepi gak pernah ya? Dari buka kayaknya? Enggak, di 6 bulan awal kita sempat sepi kok. Oke. Karena kan kayak gak ada plang, gelasnya. gak ada logonya pokoknya kan sempet kita gue cukup apa ya gak confidence lah gitu kan oh ada saat-saat itu banget jadi makanya gitu gak ada logonya tuh kayak gara-gara itu sampai mulai rame yaudah baru jalan tapi kalau masalahnya Mungkin ini agak karakter juga sih. Mungkin ada masalah besar. Tapi gue ngerasainnya kayak. Ya ini tetap seru gitu. Jadi yaudah kita kerjain aja gitu kan. Akhirnya semua jadi good problem gitu kan. Tapi poin paling penting. Kalau gue bisa sharing disini adalah. Masalah yang paling penting di momentumku di awal adalah. Kan itu ada momentumnya ya. Orang tau lah itu ada momentum. Tapi yang biasanya missing part adalah. Ngenyiapin scale upnya itu. jadi dulu kita kalau bikin bisnis suka dimulainya membahas gimana cara start cafe, start bisnis dan sebagainya tapi pas scale up nya itu malah lebih serem menurut gue karena kalau pas mulai let's say kita ngeluarin duit 200 juta gitu. Dulu gue pernah bisnis mulainya 200 juta gitu. Yaudah tuh kebayang siap gak ilang 200 juta. Tapi pas scale up. Kadang-kadang bahkan kita memberanikan diri berhutang sekian ratus juta. Memberanikan diri jual saham kita. Untuk orang yang mungkin baru dikenal karena uang miliaran gitu. Yang akhirnya merusak DNA. The whole idea. Cara bermain bisnis kita gitu. Banyak banget itu cerita seperti itu ya. Bahkan kita sendiri belum. Belum sampai di tahap mature. Untuk menjadi leaders yang. Punya cabang lebih banyak mungkin. Atau mungkin tim kita tidak disiapkan culture-nya untuk. Eh abis ini kita bakal ngebut ya. Tidak mereka meretel satu-satu. Akhirnya produknya goyang. Jadi menurut gue kalau. Kemarin yang kita berusaha survive di momen-momen kayak gitu. Sebagaimana transition getting bigger-nya. Berubah dari momen pups menjadi sebuah chain gitu. Menjadi iron. Sekarang jadi holding. Itu struggle yang cukup berbahaya sih buat kita. Mungkin pertanyaan gue yang lebih tepat nih selanjutnya itu, bagaimana cara nahan napsunya, duit udah di depan mata, untuk buka cabang. Karena gue jamin pasti, waktu saat lagi gila-gilanya awal-awal tuh, orang udah kayak, nih nih duit gue nih, buka yuk, dimana gitu. Seperti yang tadi di awal ngomongin. Kayaknya. Banyak banget. Yang buka. Besar. Gede. Tapi abis itu. Mungkin ini blessing. Gue dari kecil gak banyak gak dikasih sama orang tua kali ya. Jadi yaudahlah. Gue kayak gak dapet apa-apa. Gue udah biasa. Tapi kayaknya balik lagi. Yang pertama motifnya udah beda. Jadi motif gue buka. Gue bahkan jadi nomor satu tuh gak pernah. Bahkan gue berprinsip paling enak jadi nomor dua. Dapet rejeki yang gak beda jauh dari nomor satu. Tapi gak dapet keribetan nomor satu gitu. Wow. Terus yang kedua adalah. Justru gue sangat sayang dengan. Begini. Proses yang terjadi di Tuku. Input-input yang gue dapet dari tim internal. Dari tetangga Tuku yang ngomong. Itu membentuk diri gue pribadi banget. Dan gue seneng dengan scene ini. Gue seneng dengan. Kehangatan ini Ya tadi Dan itu gue gak mau gue gadain Dengan gue tiba-tiba cepet Sekarang aja gue udah merasa Gue udah jauh dengan barista gue Gue udah jauh dengan ngobrol sama Sudah pasti Rolnya udah beda Dan itu akhirnya jadi sebuah konsekuensi kan Tapi at the moment Di momen itu adalah Ya Kalaupun banyak yang gue korbanin. Gue bisa kehilangan orang-orang baik tadi. Tim gue, tetangga gue, produk gue bisa goyang. Gue tau. Kan gue yang bikin produk. Gue tau nih mau gue udah siapin pun. Gue udah beli Lamar Zoko pun. Gue ganti sistem kerjanya pun ya tetep ada. Ada batasannya di saat-saat tertentu gitu kan. Dan semuanya hanya bisa gue percepat. Kalau gue ganti powder. Dan sirup. Sayangnya di momen itu gue masih pengen. Itu being local. Being memastikan. Pastikan bahwa apa yang gue lakukan ini bisa dilakuin sama wargop sebenarnya. Karena gue pengen di copy soalnya. So yaudah gue pengen masin. Gue being authentic. Jadi itu udah kombinasi gue pengen bisnis. Gue pengen scale up. Gue butuh duit. Tapi masih pengen di dalam skenanya itu. Bahkan ada juga part sisi specialty gue bahwa. Gue gak mau nanti kalau didatang orang specialty. Kesannya gue gak ngerti copy. Oh iya komersil banget gitu. Jadi ya. Momen itu yang bikin gue nge-ship. Tetep setahan sih. Tapi gak ada gitu temen ngomong, Gila, lu kesempatan gak dateng dua kali loh. Ada lah, pasti ada lah. Bahkan yang paling mudah adalah gue datengin. Teman-teman gue, kompetitor-kompetitor gue yang disuntik. Terus kita ngobrol aja kayak. Terus gue ya secara sambil santai kayak. Nyerap juga apa yang terjadi sama mereka. Yang terjadi sama mereka dan apakah itu hidup yang pengen gue jalanin. So far jawabannya enggak. Jadi gue masih merasa cukup puas dengan kondisi sekarang jadinya. Seperti yang harus. Membanggakan banget sih. Lu luar biasa. Terus collab, cross animation. Pixar dan Disney itu bagaimana proses itu terjadinya? mudahnya kami bilang itu buat kami belajar dan sebuah kebanggaan bisa bersama Disney dan Pixar tapi Cocok loginya adalah Tadi IP nya Tuku Kami selalu di Di apa ya Digaungkan sama tetangga Tuku Wah Tuku buat gue setiap hari banget lah Tuku tiap hari dan sebagainya Dan kami merasa bahwa IP itu harus dikembangkan Terus karena udah jadi belief yang baik Makanya kami bikin tos serbatku Toko serbatku karena Mungkin kalau belief itu bisa kita kejar Mungkin nanti ada brand lokal lain Yang bisa kita collab Yang bisa kita Kita produce. Yang akhirnya. Karena brandnya Tuku. serapannya berjalan satu itu, makanya untuk belajar IP-nya, kami perlu berkolaborasi dengan brand Joko Besar Disney dan Pixar, sambil kita percaya seks kue itu harus terus dibesarkan kan dari awal kita udah bilang, dari gak ngopi jadi ngopi, jarang jadi sering nah salah satu yang harus terjadi dan bikin tiap hari adalah family jadi that's the way kita belajar family segmen family lebih besar lagi sih sebenarnya strategi buat apa meningkatkan atau mengembangkan customer loyalty karena gue liat tuku tuh kayak garis keras banget kalau fans-fansnya Sekarang kita loyalty card aja belum punya. Lagi disiapkan. Berarti itu bukan strateginya loyalty card. So far strateginya. Aduh basic banget lagi hospitality. Yang gue inget sih dari awal. Gue mendingan punya 100. Tapi balik lagi daripada punya 10 ribu orang. Tapi gak balik kan. I think itu semua orang-orang di FNB juga gitu kan. Jadi ya kita fokusin tadi. Product market fitnya terjadi. Repeat buying terjadi. Nanti dari situ banyak hal-hal kecil yang. Entah karena musiknya. Entah karena sapaan baristanya. Entah karena vibe sekitarnya. Atau karena kombinasi. Regular customer yang ada. Karena berapa kali dulu. Pas gue masih jaga. Kenapa sih lu kesini terus. Gue merasa common. Paling banyak namanya common. Gue gak bisa jelasin tapi. Gue bahkan hamil aja. bisa kesini, karena gue gak boleh minum kopi tapi gue pengen kesini or gue mau ada meeting, gue kabur dulu deh kesini padahal baristanya juga kita ngobrol, ya ada yang deket banget, ada yang gak, ada yang bisa makan siang bareng, ada yang gak, tapi just kayaknya strategi awal just being human aja sih, kami pun belajar dari tangga tuku, tangga tukunya juga nampaknya juga belajar dari tukunya gitu gue sambungin sama scale up tadi nih ya tadi lu udah mention role lu sekarang udah beda gak bisa tuh jaga toko lagi setiap hari gimana supaya jadi kalau di podcast Regis Radio Podcast tuh sering ngomong oke tempat sebuah restoran atau cafe itu soulnya ada di ownernya nah bagaimana lu sekarang udah jadi helikopter view di atas tapi tidak menghilangkan soul-soulnya itu transisinya gimana sih? ini buat pembelajaran gue juga yang jelas sih sampai kemarin gue masih pagi biasanya gue jalan paginya akan mengarah ke toko gue dimana gitu yang jelas tim tuh gak boleh kehilangan sosok Atasan sosok foundernya Arah mau ke mananya Jadi kalaupun kita gak ada Ya pastikan tetap ada Karena kan leaders bertanggung jawab bukan sama tugasnya Bukan sama hasilnya Tapi sama orang yang mengerjakan Supaya mendapatkan hasilnya kan Jadi ya tugasku aku memastikan itu ada Timku sistem menjalan Tapi tadi yang namanya soul gak bisa bohong Jadi ya kayak sekarang Kemarin udah ada yang ngomong Teman-teman di toko kemanggisan Komplain kok mas Tio gak kesini pasti pasti ada begitu kayak berasa di anak tirikan gitu benar tapi satu sisi mereka juga baik bahwa mereka paham gak mungkin aku bisa muter terus tapi sebenarnya aku juga pasti paham diriku juga masa sih lu gak bisa sih muter satu kali satu quarter sama toko itu pasti bisa diatur sebenarnya Tapi kalau masalah transisinya tadi. Gue tetap punya tim yang. Pasti ini mereka dirawat. Sama orang di bawah gue. Dan gue nya pun spend time. Meskipun gue bisa sama semuanya. Tapi pasti kalau gue spend time sama orang yang tepat. Ini ceritanya juga nyambung kok. Pasti gak kemana-mana kok sebenarnya. Tapi format ini pun juga gue masih belajar terus. Sampai sekarang. Kayak tadi gue juga di jalan. Karena denger lo ngomong podcast. Terus gue baru beli seremonik gitu. Gue jadi kepikiran gue mau bikin podcast Atau gue nge-shoot diri gue sendiri Gue hanya mau nyapa teman-teman gue aja Baris-barisnya kayak Guys kalian udah denger kan Gue ada produk baru ini tau gak kenapa gue bikin Gue mau cerita dari versi gue Bukan cuma Ini ada tim produk, tim call, QC Akan presentasi Ini gue yang ngomong kayak Aku Atau gue dengar. Kalian ada masalah ini ya kemarin ya. Kalau versi gue. Once kalian ngerasain ini. Gue kayaknya pengen bikin kayak gitu sih. Nice. Malahan buat internal team ya. Wow. Soalnya kemarin gue juga kepikirnya. Pas buat teman-teman di Korea. Barisnya-barisnya Korea kan bingung dong. Apa sih Tuku. Tetangga Tuku. Ngapain kan. Sempet tuh gue pengen nge-vlog. Buat mereka. Untuk ngejelasin. Iya. Kayak. Kenapa sih kemarin gue disana ngomong ini. Gini loh soalnya. Kayaknya gue pengen gitu. Karena. Ya udah manfaat. Dapatin aja teknologinya. Ini baru tapi ya. Kalo yang lama. Ya tetep. Being hadir dan siapin sistem aja gitu. Tapi selebihnya gue memang didukung sama. huge management team yang sangat solid sangat-sangat baik mau apa ya gue tuh kan orangnya cukup ngawang gitu ya jadi dan mereka ada yang ngerunutin oh pengen mesti mau gini kan gue spend time a little bit beberapa jam sama your research and development team ketemu aja ketemu waktu itu kita lagi sponsor konten di kitchen equipment provider terus abis itu ada pokoknya ada tim lu lagi kesana juga lagi liat-liat alat terus dikenalin ini R&D Tuku lagi R&D Donut kalau gak salah waktu itu gue kayak wow Donut terus mereka ceritakan developmentnya gimana kayak keliatan Tuku tuh apa ya untuk gak main-main soal kualitas produk. Kalau dari gue itu sih. Kayak maksudnya mau dari segi investmentnya, bukan dari duit aja, waktu gitu. Untuk kualitas produk tuh gak main-main, gak bisa nurunin standar. karena mentang-mentang cabangnya udah banyak standartnya turun gitu itu gak bisa itu mungkin kondisi dimana kalau ditanya gimana sih prosesnya gedenya itu yang lo ajak ngobrol adalah orang yang gue harapkan bisa mengalahkan mikir Miki di barisan championship. Tapi ternyata di dalam dia ngurusinnya Donat. Tapi singkat cerita ya. Itu salah satu kondisi dimana. Untuk ketemu orang yang ngeklik. Yang tepat ngerti maunya. Aku sebagai CEO dan founder. Itu gak banyak. Ya udah gue minta bantuan lu buat. Di tahun ini lu fokus disini ya. Tahun kemarin dia bisa kekopi banget. Tahun ini gue minta fokus bangun ini dulu. Karena orang itu susah ditemukan. Jadi gue anaknya. Sangat susah banget sih. Ini cocok. Makanya gue tipenya gak bisa tuh kayak. Coba liat CV siapa gitu. Kalau udah yang beberapa posisi. Gue harus handpick sih. Karena itu gak bisa keliatan di ngobrol bahkan gue tau ini, tapi dia pengalaman kurang skillnya kurang ini, gak apa-apa. Kasih dia waktu. Tapi dia punya experience yang itu gak akan bisa dikejar sama orang siapapun gitu. Karena anak sekolah gede juga. Oke next. Ini gue kayak sekolah. Tips. Kasih gue advice dan juga listener untuk menjadi CEO yang waduh baik. Bagaimana? Pak kalau gue bisa mundur dari posisi CEO gue mundur. Jangan gitu dong. Jadi salah nanya tips gue. Ada plus minusnya pasti kan. Plus minusnya. Kenapa lu ngomong kayak gitu? Yang paling pertama tadi. Cerita bahwa kadang kita tidak nyiapin scale up. Yang sesuai pacenya tuh. Kasarnya ini kasarnya Tuhan ngasih ke gue kecepatan. Gue belum minta secepat ini dikasihnya segini. Tapi tetap dikasih. Berarti dari sebab kan. Gitu dong. Dan mungkin Tuhan juga tau. Gue anaknya gak bisa kalo gak kepepet. Jadi gue dikasih. Uncomfortable condition terus gitu. Tapi tadi yang gue selalu tau adalah. Being CEO ya. Tadi tanggung jawabnya dia tanggung jawabnya ke orang. Bukan ke hasil doang. Yang kedua. Se gak punya sistem kita. Se unstructurednya gue. Ternyata teman-teman juga masih bisa dapetin benang merah. Karena apa itu. Dari obrolan baik casual ataupun formal. Tapi yang jelas mereka tau mimpinya Mas Tio itu mau kemana. Jadi mereka selalu punya konteks. Kenapa gue harus ngelakuin ini. Kenapa gue harus lebih ribet. Kenapa gue harus lembur dan sebagainya. Karena yang paling. Kadang-kadang kita buy data aja. Gue mendingan dimarahin. Tapi gue disapa sama atasan gue. Daripada gue didiemin begitu aja. Nah jadi itu yang kita gak boleh adalah. Punya tim yang. Saking kita baik atau percaya udah kita biarkan. Gak boleh. Kita sibuk kita biarkan gitu. Mereka tetap jadi manusia yang butuh di. Punya konteks lebih gitu kan. Kita harus mikirin karirnya dia. Kita harus mikirin masalahnya dia dan sebagainya. Jadi ya. As a CEO. Pastiin. It's not about you anymore gitu lah. That's why gue buat gue jadi CEO itu beban. That's why gue merasa gue harus digaji kalau gue jadi CEO. Atau kebalikannya, karena gue digaji, berarti gue bukan owner lagi. Gue adalah orang yang bekerja dengan role tersebut. Dengan certain tanggung jawab. So. Act like one. Be like one. Makanya gue susah banget punya partner. Karena gue gak bisa tuh. Kalo punya partner. Oke karena lo partner gue. Lo CFO nya ya. Kita kayak bagi-bagi jabatan. Padahal. Sorry to say. That's. Belum tentu that's the best for the company gitu. Setuju. Saat lo dapet CMO-nya. Karena kalau mau ya act like one gitu. Kalau enggak gue harus cari CMO yang lain gitu kan. Ya itu tricky banget sih. Kalau kadang-kadang partner. Atau lo sendiri gitu. Ya lo tau belum tentu. Lo orang yang tepat untuk role-nya gitu kan. Makanya yang penting juga. Kita segera bikin PT. Semua yang berbadan hukum. Karena kita harus RUPS. Kita harus bikin pelaporan. Gue bisa dipecat. Dan. dari CEO meskipun gue bisa mengangkat diri gue lagi nanti sebagai pemilik gitu tapi kan itu gue juga membohongi diri sendiri bahwa yaudahlah gue pengen kayak gini, gue pengen kayak gitu or bahkan ada orang-orang yang teman-teman yang jadi owner tuh menggunakan uang perusahaan diputer-puter bahkan dia tidak memikirkan GCG perusahaannya gitu kadang-kadang apa tuh GCG? Good corporate governance nya. Good corporate governance. Karena kan mungkin sekarang. Yaudah lah kita cuma dua cabang. Tapi mau gede gak? Kalau mau gede nanti kena audit. Itu bisa di audit terus lah. Sampai kapan. Jadi ya jangan. Kalau mau gede ya. Do it properly Dari sekarang Itu sih yang Makanya lu kesini ngomongin Scale up tuh Tepat banget sih Karena itunya Biasanya gak kepikiran sih Cuma kepikiran Buka banyak cabang Make loads Of more money Gitu kan Gue juga gak kepikiran Tapi Ya tadi Gue dikelilingi Sama orang baik Board gue baik Yang jagain gue bahwa Yaudah maunya kesitu kan Tapi ini yang bener dulu Ntar dulu yuk Yuk lu mau ke Korea Oke boleh Tapi ntar dulu Pop up dulu Ya cek dulu lah setidaknya atau apa gitu Sama sih mas Gue juga Gue sempat ada di posisi Itu dan apa Ya sama seperti lu Gue nanya ke orang-orang yang udah pernah Dapet Ketiban duit nih Terus buka cabang dimana-mana gitu Segala macem Ironisnya semua rata bilang Kalau lu gak butuh Bener-bener butuh Duit Mendingan lu sendiri. Semuanya pada bilang begitu sih. Waktu yang ke gue ya. Semua bilang gitu. Karena lu gak tau ke depannya itu si perusahaan tersebut yang naruh duit atau orang tersebut dia mungkin mau taruh orangnya sendirikah di company untuk ngurusin duitnya atau dia punya strategi dan mimpi yang berbeda tapi bisa di achieve dengan invest di perusahaan lu sendiri. Dan pastiin lu punya sistem yang baik. Kuat gitu kan. Biar gak berantakan dan. Semuanya ngomongin DNA sih. DNA nya. Itu yang lu bilang tadi gitu. DNA nya masih tetap eluga nih. Gitu kan. Jangan sampai ganti loh DNA nya. Yang jelas cari partner, cari investor lebih ribet daripada cari istri kan? Sudah pasti. Dan itu apakah everyday struggle untuk mempertahankan DNA tersebut? Iya. Karena everyday kita pasti akan find new distraction, new opportunities bahkan kita gak bisa men-define itu opportunities or distraction until kita menganalize dengan properly betul, what do you do to analyze it? itu struggle gue sih ini distraction apa ini kesempatan yang bagus, apakah lo write down piece of paper apa gimana sih? gue pengen ngomong biar keliatan keren disini, tapi ntar tim gue juga kayak, gak lo gak gitu ya gitu Yang jelas gue sangat intuition pasti. Gue tidak write down tapi ya. Di kepala gue. Tapi terkadang gue suka core-core jen di kaca gitu-gitu ya. Tetep. Kalau lo liat iPad gue. Makanya gue ada pencilnya. Gue lebih banyak pake mind map soalnya sekarang. Oke. Tapi gue gak bisa. Nah gitu gue senengnya adalah mem-breakdown apa yang di kepala gue. What's next? Nah ya. Gue diberkahin sama tim gue yang oke. mau ini dulu aja gak? ini gimana? kondisi uangnya gimana? efeknya gimana? oke, nanti gue nonton ini episode untuk belajar lagi, oke mas kita masuk ke Q&A ya sekarang banyak banget pertanyaannya sorry guys gak bisa semuanya but thank you very much for the questions keep them coming, seperti biasanya menarik kita akan tanyain ke guest kita pertanyaan pertama, nah ini cukup standar dari Harindra Zulfikar Mas Tio gimana cara tetap menjaga kualitas produk dan hijin di outlet-outlet tuku apa ya sistemnya Ya itu Kalau gue jawab juga Sekarang kita ke toko juga pasti ada ruang-ruang error Yang masih terjadi Tapi ya Yang enak kita udah jadi company Kita kan terbentur Kita memang harus punya beberapa sertifikat Dan sertifikat itu yang Semua dilakuin sama pemain besar kan Itu sudah akan mengarahkan kita Untuk menjaga sebuah hygiene tertentu kan Oke Dan Kadang-kadang itu membuat kita kita menjadi lebih mature sih ada yang bilang kayak buat apa sih kayak lo gak butuh deh kembali buat sekarang, mau gede gak terus kita mau bikin culture yang dari sekarang gak karena itu habit loh kalau nanti disuruh tiba-tiba semua ganti, gerah juga anak-anak nanti kalau gak siap kayak itu yang buat turun standar kayak sekarang gue juga sebel banget masuk toko harus pake hand glove harus pake apron dulu perasaan dulu asik-asik aja Dulu gue bisa gendong Anak barista gue Atau gue bisa gendong anak tamu Main di dalam pencet-pencet kasir Kadang jadi gak bisa Karena safety Dan sebagainya Yaudah tapi ya Itu konsekuensi yang harus dijalanin Tapi tadi kalau ngomong konsistensi rasa Forecasting sih Tadi the more kita Membayangkan kita akan menjadi besar Karena jawabannya kan kalau gak Nanti batch production Mesin Sebuah learning and development Semuanya butuh waktu Dan semua yang kita lakuin Gak akan ada Yuk kita lakuin sekarang Kalau kita gak membayangkan jadi mau gede apa enggak Semuanya kan diubah Jadi cost doang Gak jadi investment Padahal kalau kita memang mau besar Semua mesin yang akan kita beli Let's say mesin roasting jadi sekian puluh kilo Mesin espresso jadi tiga grup Lari development dilatih sama siapa anomali gitu. Itu investment mestinya kan, bukan cost. Dan how to QC-nya dan membuat itu menjadi sebuah... Punishment kah. Atau menjadi sebuah. Ya pokoknya sebuah masalah. Jadi standarnya itu. Semakin besar hasrat kita mau kemana. Cara marahnya juga akan beda. Dan dia akan terasa ini cuma ngomel. Sama beneran. Wah gue bikin kece. orang yang punya brand ini gue bikin kecewa orang yang sudah melakukan banyak hal buat produk ini itu akan berbeda sih pasti itu gue perlu banyak belajar tuh kalau soal marah tapi yang jelas yang paling works di Indonesia adalah fear memang tapi di saat fear kita juga tahu bahwa beberapa saraf otaknya ada yang ketutup gitu loh jadi dia tidak bisa nerima banyak hal so kalau mau fear kalau mau marah pun makanya kenapa kita punya sandwich itu dibuka dengan baik dikasih masalah di wrap up dengan you can do it dan blablabla gitu kan ya supaya dia juga yaudah siap lakuin karena kita butuh fokus pada solusi kan itu teman-teman di maka di grup juga tau tuh ada kata-kata fokus pada solusi gitu jadi ya mau marah kayak apa ya selesai dulu karena yang kita gak boleh ngerasain masalah ini bukan internal kita tapi konsumen kan so yaudah gue baru terjun lagi di operation bener-bener kira-kira buka bakmi yang setelah 4 tahun gitu gak day to day operation gue lupa pertama gue lupa seberapa capeknya mas tapi yaudah itu capek seminggu dua minggu badan akan biasa gitu tapi gue lupa betapa waktu awal-awal si staff dan tim itu kayak masih komunikasi belum lancar itu segala macem dan efeknya jadi kesalahan-kesalahan yang masih tidak terjadi lebih stupid mistake-nya tapi annoying jadi kayak gregetan gitu loh gemes dan yang paling mungkin nih kalau gue bisa berpendapat memakai tim lo adalah karena Ray yang dulu sama Ray yang sekarang udah beda nama besar lo sudah lebih besar sekarang kan dan lo datang ke sebuah line di shift dan itu bikin gap langsung kan belum akrab, nama lo nama besar ada itunya juga pressure yang gak perlu gitu kan dan kita belum sempet bonding dan sebagainya betul belum ada waktu itu dan waktu ini ada beberapa staff yang daftar juga kayak saya nontonin dari episode 1 gue jadi kayak anjir ntar gue omelin terus langsung kecewa banget apaan subscribe tapi gitu sih anak-anak juga Misalnya nih gue udah gak nyaman beli kopi di tuku kenapa? Guys misalnya kopi doang satu gitu. Misalnya cappuccino gitu. Lama datengnya. Kenapa? Kaliberasi lagi dia. Karena gak mau salah. Guys ini gue mau nyoba yang sekarang. Kenapa dikaliberasi lagi. Atau udah lo mau buat. Puringnya shaking gitu kan. Guys gue gak apa-apain. Gue belum mau. Tapi ini kan sebuah gap yang harus dipahami kita sebagai leaders memang. Ya suka gak suka memang kita Nanti tuh makin diatas kita Ini lonely job banget Betul setuju So ya makanya kadang-kadang bos-bos tuh suka Jokesnya juga suka gitu ya karena mereka cuma pengen deket, pengen akrab nih jadi gak so asik gitu kan mohon dimengerti oke pertanyaan kedua dari Andika Perdana 5508 seberapa penting sih peran produk non FNB seperti kaos, pin, dan lain-lain dituku seberapa penting? kalau saat ini masih sangat kecil ya Pengaruh secara ekonomik. Tapi yang kita nikmatin pengaruh non ekonomiknya. Karena kan seperti kita tau. Tetangga Tuku tuh ada yang memang. Kayak kemarin di Korea tuh. Ada dia Tuku mau tutup nih pop upnya. Dia ngabisin semua kaos dibeli. Dia beli beberapa toples gitu. Nice. Karena mereka pengen. Ada masalah yang beberapa orang sudah pengen punya. Jadi ini bukan masalah sales yang terbentuk doang. Tapi terkadang. Community marketing. Dan terkadang. Sekarang kita suka bicara yang paling sederhana. Kita jualan jepit rambut gitu. Ikat rambut. Emang ada margin ya? Kan enggak. Tapi di momen bahwa. Ada perempuan lagi beli tuku. Terus mereka tahu bahwa mereka gak ada jepit rambut. Dan ketemu yang dituku. Hmm. perasaan itu sih yang pengen gue kejar hmm oke Nice. Pertanyaan ketiga dari Danza Baking. Apakah dari awal Tuku tidak berencana mau ke arah franchise? Apa alesannya? Alesannya tadi udah dibahas. Mungkin gue tambahin. Akan gak sih? Sementara ini belum. Ya, terlalu banyak tetangga Tuku yang berharap besar dan aku tidak merasa sistem franchise yang paling tepat untuk memenuhi berbagai keinginan tetangga tuku ini oke ini panjang karena dari Rinaldi Nur Pratama cancel di blog boleh? dari Belanda berarti pertanyaan pertama mungkinkah kita punya satu lagi narasi kopi dari Indonesia dibalik keaneka ragaman origin kopi kita narasi yang berbeda Beda mungkin mas. Kalau jawabannya mungkin. Harus mungkin. Karena kontennya terlalu banyak. Tinggal sudut pandangnya mau yang mana gitu kan. Di luar kandekaragaman. Ya let's say. Yang dilakukan sama Rinaldi di sustainability-nya gitu. Harapannya. Efek. Terus. Apa namanya? Efek terhadap social impact. Terus. Apa namanya. Bagaimana kita nanti bisa menemukan kopi dengan. Kudapan pasangannya Terlalu banyak sih sebenernya Itu besar tuh Paring sama kudapan Even kalau pun nanti In the future kalau semua coffee shop Di daerah tuh authentic-authentic semua Yang di Jakarta kan jadi cuman urban kan Nah versi urbannya juga Akan beda kan disaat yang ini Sangat straight Kayak Brooklyn gitu kan Yang satu nanti mungkin akan lebih Agak fashion gitu Akan bakal banyak serunya sih sebenarnya pertanyaan kedua, apakah langkah yang bisa dilakukan pemerintah dan via kementerian siapa aja dalam mendukung perkopian Indonesia menurut Mas Tio, lebih lagi apa ya menurut lo ini mungkin yang relate sama Rinaldi aja kali ya, dengan dia di Amsterdam yang tadi aku sampein, kita perlu positioning baru nih, di luar jadi beberapa komentar Maksudnya perlu lebih ngobrol dan menyepakati sebuah target. Baik sebuah target tonase serapan sama kualitasnya gitu. Dan aku berharap juga turizmnya juga keangkat gitu. Karena narasi harus nyambung. Jadi ya tadi bangun positioning dengan lebih mengutamakan kualitas. Jadi harus pilih. petani atau pelaku industri yang sekiranya memang sudah ready dan sudah in line dengan targetnya dari pemerintah itu sendiri dan itu perlu waktu dan perlu pendekatan jadi semakin banyak kita ngobrol sama pelaku industri, pemerintahnya, aku rasa nanti pemerintah juga mulai kebuka, kayak sekarang nih kan beberapa kementerian sudah kebuka, karena SCI juga sangat membuka diri, ketuk pintu sana-sini, jadi aku rasa jauh sih, abis ini scene kita akan jauh lebih berbeda. Lebih lagi, sekarang udah kebukti juara dunia dari Indonesia. Tapi buat dukung itu, kita juga butuh konsumen yang juga lebih naik juga, apresiasinya gitu, karena... Kita pelaku industri kita semakin pasal persaingan sempurna selain abis itu dia perang harga abis itu diferensiasi kan. Nah diferensiasi ini kan perlu diapresiasi lebih karena ada kos tambahan dibaliknya. Betul. Ya semoga itu kita bisa dapat scale-nya ekonomis off scale supaya kosnya gak mahal tapi dapat added value yang lebih genuine kali ya dari setiap coffee shop brand yang buka gitu. Jadi persaingannya gak akan pernah membosankan gitu gue tadi, gue kepikiran lagi yang tadi lu di awal podcast ngomong yang waktu lu di Garut para petani bilang oke dulu nanemin diminta nanem yang bagus terus sekarang yang jelek Emangnya apakah petaninya Sesedikit itu jumlahnya Jadi gak ada Petani khusus specialty Petani khusus kopi komersil Bukan karena jumlahnya tapi Tidak ada yang membaginya Dan tidak ada yang menjelaskan kan Pada saat kita bermain high end Segmen atas Specialty berarti Perlengkodalah sekian putaran uangnya Sekian kalau main komersil Tau nasinya uang kapitalnya harus lebih besar Dan sebagainya itu kan Belum terbahas. Tapi. Unlately. Sekarang udah. Udah mulai. Udah mulai. Apalagi banyak petani milenial kan sekarang. Dan aku harap itu jauh. Harus jauh lebih banyak. Karena. Dengan makin banyak petani milenial. Semakin banyaknya ekoturism. Iya. Semakin banyaknya event. Tapi di hulu. Hmm. Itu akan ngebuka bahwa. Terlalu banyak kehidupan kita. Sebagai negara agrikultur. Aquaculture. Yang belum tersentuh daerahnya. Sehingga kita tidak belum menikmati itu. Contoh kemarin kita main ke Jogja. Sekarang banyak kan orang Jakarta pindah ke Jogja. Meskipun itu juga jadi polemik tersendiri. Tapi yang jelas. Aku harap abis ini banyak setiap daerah. Terutama penghasil kopi membuka diri. Dan pas itu kebuka diri. Kan kita gak pernah tau nanti. Tarikan efek ekonomi terhadap sekitarnya gimana soalnya. Iya. Gue ke expose tuh sama beberapa di Jogja Ada temen gue yang bikin keju Terbantu semua Pertanakan sapinya terbantu Susunya diserap Dan yang lain-lain Nah Pertanyaan terakhir Apa Mas Tio sudah siap Menjadi menteri di pemerintahan yang baru. Kenapa sih dia? Kenapa dia? Makanya kita skip aja. Ada aspirasi itu gak sih mas? Gue penasaran. Udah pasti gak dong ya. Karena... Masa? Sebenarnya kita Sebanyak-banyak Kalau bekerja di FNB Kayaknya udah gak ngejar Mikiran yang gitu-gituan kan Tapi yang pasti Bersinergi dengan kementerian Dan government itu semakin yang tadinya kita kayak aduh udah gak usah deh gak bisa kita semangat kesini kita mau impact yang lebih gede kan jadi sinerginya perlu emang diperkuat makanya kan gue open kayak sekarang gue masuk SCI gue masuk SCOPI gitu apapun yang bisa dilakuin berorganisasi karena kita butuh impact yang lebih besar kalau dulu mungkin kita pas kecil-kecil yaudah kita nurut aja sekarang ternyata ya makin kesini ada pengen siapa yang jalanin gak ada nah itu biasanya bertanya apakah kami kita yang harus jalan diambil ada kesempatannya Jadi ya lebih ke arah selama itu akan memberikan manfaat lebih besar. Insya Allah coba kita kejar terus. Saya setuju kejar. Sama bukan di kopi doang tapi di seluruh hospital di industri sih. Betul. Even gak FNB juga kan. Karena gue juga ngeliat semuanya terjadi di perfilman, terjadi di musik. Even yang kemarin lo lucukan juga. Aku kenapa jadi gak bisa ngomongin kopi banget Karena terlalu banyak yang juga Chef udah nama besar pun Kalau emang kita gak Nggak expect makanan itu ya Tastenya akan beda Jadi ya sudah Makanan kopi Saya pikir itu sangat personal juga gak sih sama rasa gitu kan. Ini apalagi yang ya ini gue buka bakmi. Semua orang punya bakmi favorit ya kan. Oh kalau gue biasanya makannya ini Rey mie-nya lebih alot. Oh kalau gue ini biasanya makannya ini mie-nya kealotan yang disini. Ya kalau mau diikutin semua ya gak kemana-mana. Betul. Thank you banget Mas Tio. Semoga sukses dalam seluruh proyek-proyeknya. lu keren banget, gue terima kasih. Gue banyak belajar hari ini. Gue juga berharap abis ini kita bisa ngobrol lebih banyak, kenalan sama semua pendengar dari Regions Podcast. Terus terlalu banyak hal besar yang bisa kita lakuin bareng-bareng. Jadi semoga di momen ini semakin banyak orang mengenal siapa diri gue, siapa Toko Kopi Tuku dan holding gue di Makal Group. Jadi sehingga kalau nanti ada kolaborasi, ada hal baik, opportunity yang bisa dikejar. Semoga bisa kita lakukan yang ke depannya. Amin. Oke guys, thank you very much for watching Regency Radio Podcast kali ini. Main-main dan beli Kopi Tuku terus. Support community-nya. Mas, kalau mau follow Instagram lo ada di mana? Di at Andanuprasetyo sama at Toko Kopi Tuku. Ya, Toko Kopi Tuku dan Andanuprasetyo. Thank you very much for watching. Jangan lupa subscribe di Regency Radio. di youtube, spotify, and all other podcast platform juga follow kita di tiktok dan instagram di regency radio oke guys, we'll see you next time, bye-bye

Kenapa sih bisa ketemu Gula Aren? Ada cerita gak sih di belakang itu? Semua yang terjadi di Tuku, ya lo tau gue.

Gue gak akan mungkin narik terlalu jauh-jauh. Jadi ya paling gampang gue Eskerimal Makyatu sih. Tapi di momen tersebut yang gue pengen adalah Eskerimal Makyatunya di versi Indonesia tuh kayak apa gitu sebenernya.

Yang buka, besar, gede. Tapi abis itu redu. Tapi kayaknya balik lagi di pertama, motifnya udah beda. Gue bahkan jadi nomor satu tuh gak pernah.

Bahkan gue berprinsip paling enak jadi nomor dua. Dapet rejeki yang gak beda jauh dari nomor 1 Tapi gak dapet keribetan nomor 1 gitu Kita sebagai leaders memang Ya suka gak suka memang kita Nanti tuh makin diatas kita ini lonely job banget Ya makanya kadang-kadang bos-bos tuh suka Jokesnya juga suka gitu ya karena Cuma pengen deket pengen akrab nih Mohon dimengerti Everybody, thank you very much for tuning in to the show today. Kali ini, akhirnya, foundernya toko kopi Tuku, Andanu Prasetyo, akhirnya bisa ngobrol bareng sama gue di Radiance Radio Podcast. Udah bertahun-tahun, gue pengen duduk nih podcast sama dia, tapi karena beliau sangat sibuk, baru kejadian sekarang.

Kita akan mulai obrolan kita itu dari background dia, bagaimana proses terlahirnya Tuku. yang menurut gue itu bukan hanya merevolusi industri kopi di Indonesia, tapi juga buat industri dan market baru, dan meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia, seluruh Indonesia, dengan produknya kopi susu gula aren, atau di sana dibilangnya kopi susu tetangga. Nah orangnya sangat luar biasa, menurut gue dia adalah seorang visionary, dan gue belajar banyak banget dari ngobrol sama dia kali ini.

So jangan lupa subscribe. di Regentson Radio Podcast, di Youtube, Spotify, dan lain-lain platform podcast. Juga follow kita di TikTok dan Instagram di Regentson Radio. And please welcome the great and powerful Andanu Prasetyo.

Enjoy the show. Halo mas. Selamat. Eh kita gak boleh ngelakuin waktu ya.

Selamat siang. Selamat siang. Gila gue sedikit nervous. Alhamdulillah.

Ada aura-aura gimana gitu. Thank you for coming to the show. Ya. Kita udah planning ini lama banget.

Terlalu lama. Kadang-kadang suka ketemu, tapi obviously sibuk. Terakhir buka di Korea?

Pop-up. Oh pop-up. Buat yang belum denger, ceritain deh.

Pop-upnya bagaimana bisa terjadi yang itu? Pada dasarnya gue di Tuku punya beberapa tahapan. Seperti yang suka pernah dengar, Tuku artinya beli dalam bahasa Jawa.

Itu ada di tahapan pertama buat ningkatin konsumsi kopi. Nah pop up kita kemarin itu jumping ke tahap kita yang keempat yaitu going global lah. Gampang-gampangnya gitu.

Nah yang kita percaya as much kita sudah pengen meningkatkan konsumsi kopi. Tapi rasanya pengen banget kita punya apa yang namanya ya. Punya kepercayaan diri lebih dalam bermain di taraf global. Tapi kita kan juga gak bisa bilang. Kalau mau bilang kopi kita paling enak tuh jangan kita nyebut dong harus orang lain.

Jadi dengan esensi bertetangga silaturahmi kulonungon dulu rasanya penting banget kita belajar dulu. Makanya kita juga belajar buka di kemarin kita pop up di Bandung, kita pop up di Amsterdam, kita juga pop up di Korea. Tapi yang jelas ujung-ujungnya kita mau cari bentuk sebenarnya. Seperti apa sih kopi Indonesia itu sebaiknya kita bungkus dan kita bawa kita perkenalkan di levelan internasional atau global gitu. Sekalian ya sekalian cek market tau.

Benar benar benar. Gimana responnya kayak di Amsterdam sama di Korea? Soalnya kan identik apa tetap yang jadi identik signature tuh kopi gula aren ya? Yang jadi signature pasti kita taruh itu dulu. Karena kita biar nyambungan storytellingnya.

Kenapa kita jadi ada disini. Betul. Tapi ternyata lumayan beda Amsterdam sama Korea.

Di Seoul nya. Jadi kalau di Amsterdam. Kita dituntut untuk lebih more authentic.

Untuk lebih detail being Indonesian nya. Kalau di Seoul kita diharapkan lebih modern. Oke.

Jadi how is... Mungkin intinya sama, tapi bagaimana berkomunikasi, bagaimana membungkusnya ternyata perlu agak berbeda sedikit. Kalau di Amsterdam, kemarin yang kita highlight, kita membawa kopi susu gularen, tapi semua berbasis.

Jadi kita bermimpi bahwa harusnya Indonesia punya susun abadi yang seru-seru dengan agrikultur kita. Banyak yang bisa dipakai. Makanya kan.

Jadi kita Di saat kita mulai langsung aja yuk kita bawa gitu. Karena kan efek plant-basednya juga banyak ya. Secara sustainability, secara kesehatan dan sebagainya. So udah kita bawa tuh kemarin kita gunain coconut milk ke soy milk dan oat milk. Itu kita bikin transform jadi dua es kopi sutanga sama semacam susu jahe lah.

Lumayan seru kita di festival cukup dikenal sebagai ada booth Indonesia yang punya produk seperti itu gitu. Jadi fokus kita kemarin cuma pengen dapetin feedback secara produksi. Ini apa kalau di luar kan...

Mungkin kurang familiar. Atau bisa dibilang orang. Gak biasa minum kopi manis kan. Bener. Nah itunya gimana?

Penasaran. Kan ini pop up di Amsterdam itu yang ketiga. Yang keempat di Eropa. Tapi.

Jadi yang gue tangkap adalah. Mereka tidak biasa minum. Karena kulturnya sudah jauh lebih lama dari kita mungkin.

Lebih habitnya lebih tinggi gitu. Dan sudah regular. Jadi mereka.

Sebagai manusia yang lebih utilitarian jadinya mereka yaudah minum kopi yang begitu-begitu aja. Tapi bukan berarti mereka tidak suka preferensi rasa tersebut. Let's say contoh gelato gitu di Amsterdam jam 9 malam pun masih ngantri. Or jam 10 pagi masih hujan tapi boba shop tiba-tiba belum buka nih gue datang.

Gue masuk ke coffee shop sebelahnya Beli kopi sebentar Gue keluar Andrena udah kayak pindah ke Jalanan seberangnya gitu Jadi itu sebenernya preferensi rasanya ada Jadi yang gue rasa adalah Yang harusnya bisa kita manfaatkan As Indonesian Adalah Kita ngebawa berbagai cita rasa yang kita punya Dan kita melengkapi Bikin lebih seru lagi cita rasa yang ada di dunia gitu Jadi kita gak perlu nyari Which one yang menjadi yang terbaik Yang paling oke Jadi Ya tapi nama yang hidup kan ada yang naik turun, ada yang mau ganda ganti ya. Kita harusnya menjadi salah satu negara yang punya possibility, punya cerita yang jauh lebih banyak sih. Itu sih jadinya yang paling serunya. Waktu lu bikin Toko Kopit Tuku pertama tahun 2015. Apakah udah ada di belakang pikiran lu gak sih pengen?

Seperti ini. Apa just as long as you go. Karena beberapa kali kita ketemu. Gue ngeliat lu tuh selalu mikir ke depan. Iya kan.

Nah apakah dari waktu bikin toko kopi yang kecil. Itu ada. Apa ya?

Ada planning gak kesini? Is this all by design? Atau gimana? Since sekarang kita ketemu juga sebentar-sebentar.

Tapi I believe pasti di audiensi ini juga ada yang tau si Andando Prasetyo kayak apa. Jadi Andando Prasetyo dan planning itu tuh tidak. Sebenernya tidak. Sangat tidak kesinkran sama sekali. Oke.

Jadi dan yang bikin gue punya planning salah satunya adalah obrolan kayak gini. Gue ada. Kita ngobrol kecap dimana.

Tapi. Di saat kita ngobrolnya gue juga menyerap kayak. Jadi lo pengalaman lo apa.

Jadi gue bisa ngapain. Peran yang bisa gue isi apa dan sebagainya. Jadi makin kesini makin clarity aja.

Makin step by stepnya makin jelas aja. Tapi kalau zaman dulu banget. 2015. Yang gue bayangkan cuma. Gimana gue punya scenenya Melbourne saat itu.

Oke. Not to being as a cafe in Melbourne. Atau dengan Melbourne style gitu. Tapi scene dimana orang kayak Kayak gue butuh kopi dulu nih Atau gue keluar rumah Yuk kita kecap over kopi sebentar Tapi bener-bener kecap yang Nyantai Gak harus dipaksa bahwa Toko ini no wifi dan sebagainya Toko ini kopinya gak payah gula Dan sebagainya kayaknya Semuanya penuh dengan Ehm Kayaknya udah gak mikir gitu mau ngopi kan?

Exactly. Tapi udah. Tapi proper. Semuanya proper dan baik.

Hospitality-nya sesuai standar. Selebihnya just nikmatin aja gitu. Ya aku imagine bagaimana ini bisa kejadian. Dulu ngebayangin cepet aja dulu. Karena caranya kita punya scene cafe yang tumbuh dan bener-bener ngejawab community sekitar.

So at the moment ya aku cuma mikirin cepet deh. Tapi as much makin banyak ketemu orang. Makin banyak orang baik. Banyak tetangga tukuh yang juga doain. Dan memberikan harapan-harapan baru.

Jadinya kan kita juga. Kasarnya gue bertanya balik. Kenapa Tuhan ngasih jalan gue selancar ini. Mungkin bukan buat gue doang.

Tapi buat orang lain. So itu yang kita stretch terus aja. Jadi mungkin kalau lo bilang kenapa gue gak mau jauh.

Kalau gak gue gak nemu keseruannya lagi dimana. Dan ini adalah bentuk gue juga mencari jawaban. Sebenernya.

Tugas gue apa. Tugas tuku apa. Kesempatan yang harus dipunya Indonesia. Itu harusnya dikejar gimana gitu.

So yang bikin. Kayaknya gue juga. Bahkan pengen di luar potes kalau bisa kita ngobrol lagi adalah kayak gitu-gituannya sih.

Jadi lu kalau dalam saat ini, lu ngeliat role lu gimana? Mungkin di industri kopi sama udah skala besar Indonesia ya kalau gitu ya. Kalau gue udah melihat gue Kayak gue tukang share aja Sharing ada yang bagus kita share Kita bantu promosiin Apapun yang orang FNB Indonesia Lakukan gitu kan Kayaknya semua ada period time Kayak lo bilang sekarang lo tukang share Mungkin at this moment mungkin di setahun lagi Tapi gue gak tau karena abis ini kita dapet opportunity Betul gue 5 tahun yang lalu Gak pernah gue mimpi punya podcast Dan makanya Kalau dari gue Ehm Dia dulu sih gue cuma pengen menjawab hipotesa gue sendiri bahwa kalau kita mau minum, let's say perdebatan kopi dengan gula deh.

Semoga ini gak jadi salah nyobrol disini. Tapi di momen itu adalah, gue juga belajar di Melbourne. Cafe yang kita adores dengan speciality-nya dan technicality di belakangnya.

When it comes to people mau apa Ya sudah mereka juga Memiliki freedom tersebut kan Mau oke I have two sugar cappuccino And one sugar latte dan sebagainya Mereka tetap pake kok Tapi apakah itu mendiskreditkan Effort di belakangnya Sebenernya tidak Karena ujung-ujungnya kan ya mereka Ujungnya di hospital ini kita pengen Bikin mereka nyaman Nah itu yang gue serap bahwa Yang gue ingat kan gue pengen ngebantu petani bukan dengan memberikan bantuan dan sebagainya. Tapi memberikan kepastian. Dalam bisnis kan kita butuh kepastian apalagi petani di hulu. Mereka sudah fight sama climate change. Mereka butuh kepastian yang lebih.

So gue juga gak bisa nawar-nawar gimana-gimana. Atau ngasih mimpi gimana-gimana. Jadi yang gue pengen kasih kepastian adalah itu sales yang jelas aja dulu. Dan untuk memiliki order seperti itu adalah Gue butuh produk yang menjawab sehingga mengubah habit tersebut kan Nah disitu yang coba gue kejar sebenarnya Dan ternyata seiring gue berjalan waktu gue masih Kalau diingat kopi susu tetangga itu keluar Dan kopi hitam tetangga itu keluarnya bentuknya panas semua Tidak ada kopi dinginnya Karena pada saat itu si kopi susu tetangga itu dijualnya yang Harusnya prima donanya adalah yang kecil. Harganya 10 ribu.

Segelas piccolo. Dengan logikanya piccolo. Tapi harapannya dengan harga 10 ribu.

Mungkin lu udah kembalian abis beli pecel ayam dimakan siang tadi. Atau pagi-pagi lu mau spending sedikit 10 ribu. Kita berikan quality coffee.

Better quality coffee. Not specialty one. Tapi ada gula aren bubuk diatasnya.

Biar apa. Karena itu buat bridging orang yang gak minum kopi jadi minum, yang jarang jadi sering. Sama itu buat membuat orang berhenti untuk belum nyobain tapi udah masukin gula. Jadi biar nyoba, udah ada gulanya ya.

Yaudah cobain dulu deh. Some people akan stay aja, air gak jadi nambahin. Karena pas diminum depan bibirnya udah manis.

Terus kebelakangan ternyata kopinya masih gurih, dihabisin. Orang kalau mau nambah namanya sedikit. Paling nggak gue mengurangi kadar gula mereka. Di targetnya gue saat itu. Itu tugasnya sih yang kopi kecil 10 ribu itu.

I remember. Barrier to entry-nya dipermudah. Bahkan gue kasih barrier to entry lebih mudah lagi kopi 5 ribu perak.

Di cool box gue taruh di parkiran. Ditaruh di gelas plastik kecil. Itu momennya adalah buat. Ya itu mau tukang parkir. Mau siapapun lah.

Mau beli di depan tapi gak mau masuk ke cafe. Mungkin karena intimidated. Yes.

Gue taruh disitu Itu gue menggunakan Coffee Hasil Buangan kalibrasi Ubah grind size Padahal itu Coffee nya masih bagus kan Terus kita buang Gue seduh jadi Coffee mix Kita serve Di gelas kecil itu So Dan itu gue jual Jadi 5 ribu Jadi gue waktu itu Mencoba menjual 5 ribu 9 ribu 10 ribu 18 ribuan 25 ribuan Buat specialty 35 ribuan Buat yang pake Sirup karama dan sebagainya And the rest is history Sekarang udah berapa banyak cabang itu? 49. 49. Mungkin ini salah satu yang baru ya yang deket sini. Baru banget.

Baru banget gak tadi? Baru banget. Gila.

And I was so happy waktu lu buka disini. Gila. Karena waktu jaman Tokopi Tukuh yang 2015 itu di CPT.

Itu deket banget sama kantor gue. Terus abis itu yang kopi 10 ribu itu gue disuruh nyoba sama temen kantor. Nih baru kopi susu gula aren gitu. kopi susu pakai gula aren, oh begini, oh iya enak gitu kan abis itu beberapa kali coba kesana, gak pernah dapet tempat karena penuh banget kan iya gitu, tapi gue udah terbiasa sama kopi tuku dari awal iya tapi panasnya itu cuma bertahan bentar doang karena abis itu 4 4 bulan 5 bulan kemudian orang minta dingin abis itu kan baru lah ditransform tuh si 10 ribu itu jadi lebih besar di 18 ribuan kenapa sih bisa ketemu gula aren maksudnya kayak bisa pake gula aren ada cerita gak sih di belakang itu semua yang terjadi di tuku ya lu tau gue gue gak akan mungkin narik terlalu jauh-jauh jadi ya paling gampang gue es kremal makia tuh sih Tapi di momen tersebut yang gue pengen adalah sekarang malamnya keatonya in Indonesian version tuh kayak apa gitu sebenernya. Hey guys, kalau kalian enjoy the podcast so far, thank you very much.

Dan jangan lupa subscribe di Ray Jansen Radio Podcast. kembali ke show kalau di dunia chef orang kalau di copy produknya sama orang lain sama chef lain ada rasa sebel, tapi ada rasa bangga juga duplicating berarti it's a form of flattery gimana jadi Seseorang yang produknya Dikopi sama semua orang Bukan Bukan sama barista atau cafe Semuanya udah ada Tapi namanya biasanya nama cafe nya Misalnya Es kopi cafe apa Yaitu kopi susu gulare Ada bangganya Karena itu inevitable ya Inevitable dan Di momen tersebut 2015 Gue butuh banget Rey Gue butuh karena gue tidak ada kategori marketnya saat itu kan adanya ya Starlink ARCOP Chain abis itu lompat ke yang speciality terus gue dimana di harga 18 ribu ini gue butuh temen kan terus kan daripada yuk mau dong franchise yuk mau dong bikin cafe bareng Gimana kalau gue bantuin aja. Jadi ada beberapa cafe yang.

Baru-baru di setelah tuku tuh. Gue bantu. Makanya bahkan waktu tuku tutup. Misalnya. Di online.

Orang kabur tuh. Ke cafe tersebut. Karena tau rasanya akan mirip gitu.

Nah disitu ya. Buat gue pribadi yang gue kejar adalah tadi kan gue bikin scene-nya. Jadi yang gue nikmatin adalah gue gak pernah masalahkan di copy-nya.

Karena justru sampai sekarang justru gue pengen gimana caranya gue punya produk lagi yang bisa di copy lagi. Karena kalau copy-an ini ngeubah scene dan ternyata impact-nya dari hulu ke hilir value chain-nya jadi lebih lengkap. Ini gue gak usah ngomong ngasal kopi Gue udah se happy itu sih karena Ya at least Dinikmati sama orang ya Rasa bermanfaatnya tuh Ya kepuasannya disitu Sama semua orang loh dan bener Impactnya dari hulu ke hilir Gue setiap mention Nama lu sama Entah dia di Adena Coffee Entah dia farmernya Langsung Bang Fahman namanya Waktu gue ke Aceh Sampai tadi Mikhail Yasin semuanya ada Amin apa kayak ya Mas Dio sih gila sangat-sangat berjasa banget buat industri kopi di Indonesia karena Revolutionary, gitu.

Apapun yang terjadi, gimana terjadinya ya. Tapi ya revolutionary, mengubah. Bukan lagi mengubah suatu produk doang, tapi bisa mengubah budaya.

Gila men, sekarang semua kopi, susu gula aren tuh ada di meja-meja. Ini sekarang kita ngobrol nih ada di ribuan meja-meja seluruh Indonesia gitu kan. Terus... Kenapa lu nggak bisnis modelnya tuh nggak langsung buka di mana-mana seluruh Indonesia? Seperti banyak brand-brand lain.

Mungkin awalnya udah beda kali ya. Karena kan... yang gue pengen jadiin yang gue pengen nikmatin at least gue sebagai founder adalah sisi ngeliat skenanya ngeliat perubahan industri nya ngeliat impact nya kalau gue fokusnya let's Say gue ubah Investor itu Waktu itu misalnya Pertama kali masuk 2017 kali ya Mulai pada masuk Kalau itu gue ambil Fokus gue gak akan bisa ngomongin industri Fokus gue gak akan bisa Menjaga konsistensi rasa Fokusnya gak bisa Membangun engagement dengan Komunitasnya Tuku Tetangga Tuku gitu Semuanya kan ngomongin growth Gue ngomonginnya profitability Dan sebagainya Apakah itu salah?

Tidak Tapi Tidak kebetulan di awal gue mulainya bukan dengan motif tersebut karena mungkin dan ini juga gue hadir karena banyak teman-teman industri kopi di specialty juga ngajarin terlalu banyak juga pelaku industri senior-senior kopi Indonesia yang sudah ngasih gue pelajaran kan tentang kualitas, tentang scene di specialty gitu dan bahkan di komersialnya sekalipun tapi kan yang bikin gue sangat terinspirasi specialty bahkan gue pengen bikin tuku rame Mungkin yang paling sederhananya. Gue cuma pengen. Gue jadi barista. Seperti di Melbourne. Penuh.

Ramai. Terjadi engagement. Sambil bikin. Bisa ketawa-ketawa. Gue cuma pengen sini.

I think. Temen-temen di kitchen. Di semuanya juga. Pasti.

Yang seru kan. Bahagian gitunya kan. So.

Gue gak. Belum mungkin. At the moment.

Gue belum. Pengen menggadaikan. Perasaan tersebut. Untuk growth gitu. Even now.

Masih banyak teman-teman industri kopi yang pengen gue, kita sinergi dulu. Jadi pas gue going kemana, agak ngebut, ada beberapa teman udah tau kita akan ngapain. Karena menurut gue yang juga sekarang harus dijadiin.

adalah tadi ekosistemnya harus jadi pembagian industri harus jadi karena yang kita pahamin Indonesia tuh saking gedenya kita kadang-kadang gak ngobrol, gak nyambung hulu ke hilir gak nyambung segmen atas, segmen bawah padahal ujungnya kita pengen punya pride yang sama kok sebenernya goalnya sebenernya sama tapi gak ada komunikasi yang terputus gitu, khususnya kalau misalnya oh iya ada yang main di kopi, mungkin di kopi 18 ribu, 20 ribuan, ada yang mainnya di speciality doang, padahal golnya mirip sebenarnya dan it's wajar kalau dulu ada yang saling menyalahkan satu sama lain kenapa di itu dia kopinya kemahalan kenapa disini pakai gula dan sebagainya Tapi gue rasa itu semuanya proses ya. Jadi dan toh si spesial gak akan jadi spesial kalau gak ada yang si mediocre si regular si biasanya gitu kan. Jadi ini nanti masalah maturity industri aja kok sebenarnya.

Sekarang kan juara dunia kopi banyak. Yang dari Indonesia loh, yang kan roster. Tadi, Miki baru kesini. Coco juga juara. Macem-macem.

Lu ngeliatnya gimana? Itu topik yang mungkin yang gue ceritain adalah waktu... Kebetulan pas gue kemarin ke Seoul, ngeliat toko gue closingan pop-up, mereka masih disana kan.

Kayak, guys ngobrol yuk gitu kan sebentar. Sekalian gue congratulate in person gitu kan. Udah ngobrol, yang gue tanyain sekarang, guys. kalian punya apa nih punya mandat apa buat gue sebagai kalian sebagai sosok juara loh kok gitu biasanya kebalik biasanya lo yang suka tadi dia cerita begitu sih tadi dia cerita dia bilang gue bingung harus jawab apa oh iya dia bilang tapi tuh discussion itu menurut gue penting karena eh tadi menurut gue mumpung nih ini lagi ceria dan privilege nya industri kopi kita gitu gue sebagai brand komersil hmm Kita bisa sinergi sama si juaranya. Biasanya kan kadang-kadang gak nyambung.

Kadang-kadang gak nyambung. Nah ini justru gue pengen ngikutin lu. Nanti gue akan cari di titik dimana.

Gue masih ke arah sana. Tapi gue do in commercial way. In business way.

In scaling way gitu. Karena dulu yang sempat gap. Yang menurut gue juga sayang adalah. Pada saat kita ngomongin specialty. Itu diharapkan specialty menjadi coffee regular orang-orang.

Hmm. Padahal by name aja dia udah specialty. Itu udah susah diproduksi. By rasa itu mungkin hanya certain people.

Tapi itu mau dipaksakan ke masyarakat kita. Di saat bridging dari robustanya aja gak ada. So itu gap yang sayang sekali tidak ditransisikan dengan properly.

So sekarang yang menjadi penting adalah. Gue harap gue bisa isi sebagai tuku. Ini tuku punya grade komersial.

Meskipun grade komersial my version dengan industry version juga berbeda. Tapi adalah. Orang juga gak tau kan tuku tuh pake arabica.

Tuku tuh juga pake specialty grade. Tapi kita juga gak ngomong itu. Karena yang pengen kita kemas adalah. Ini komersial version. Kita, coffee industry kita Jadi yang kita perlu Ada naikin standar quality nya Dan menemukan Spektrum rasa yang pengen kita kasih Kita gak perlu ngomong Technicality nya dulu gitu, yang kita butuh tuh Jawab dulu rasanya Jadi nanti appreciation nya jelas Coffee instant gak akan salah Kalau di momen yang memang kita butuh instan kopi spesial itu gak jadi mahal kalau memang kita sangat care dengan cerita dibalik dan proses di belakangnya kan gitu sebenarnya iya dan setiap kalangan punya setiap deskripsi tadi entah spesiality kopi kopi instan kopi komersil itu ada ya marketnya sendiri sendiri kan, i think there's a big enough cake gitu kan, buat posisi orang-orang Kalau lo sendiri, lo ribet gak sih kalau soal kopi?

Enggak. Gue bisa gak perlu ngopi soalnya. Oh lu gak perlu ngopi hari-hari?

Enggak. Karena mungkin nanti pas visit cafe mana udah jadi nyobain. Tadi gue gak butuh kopi hari ini. Tapi gue udah minum dua kopi kali hari ini.

Lu se-involve apa sama produk sampai ke petani? Lumayan. Gue gak bilang intense.

Tapi ya. pasti lewat gue dengan kabar yang kayak oke climate change itu selalu kalau lagi duduk disini sama orang kopi selalu itu dibawa gitu kan climate change itu mulai keliatan efeknya apalagi tahun ini kemarin belum lama ada heat wave yang udah berasa kalau yang gue tau itu bukan di kopi tapi di coklat coklat harganya tuh bisa jutaan sekarang biasanya yang keren yang top of the top yang jutaan sekarang yang mid level aja udah bisa jutaan karena banyak banget yang gagal panen gitu kan, emangnya kondisi disana tuh seperti apa sih mas, udah dapet curhatan gak dari mungkin farmer atau distributor, prosesor sebelum problem heatwave dan sebagainya, kita kan sudah udah bermasalah dalam konteks produktivitas let's say dulu konsistensi gak sih, kalau zaman dulu Iya tapi misalnya curhatan yang paling sederhana nih pas jamannya 2017 nih abis rame-rame Tuku. Gue balik ke kebun. Terus kita bikin forum nih ngobrol waktu itu di Garut.

Obrolan yang mereka sampaikan adalah. Bener mas Tuku serapan kopinya sekian. Terus mereka berarti kita masih punya harapan dong nih.

Kalau mas semua coffee shop bisa kayak Tuku gitu. Terus yang tiga adalah. Soalnya kita bingung mas. Dulu kita disuruh bikin kopi bagus. Baru orang mau beli.

Sekarang. Mereka minta kopi jelek Sup sekarang mau dibikin es kopi susu Nah gini kan contoh Tidak nyamu, tidak ngobrol Jadi tapi kan Tapi wajar kalau namanya semuanya dilemparkan Di lapangan akan demikian Nanti makanya peran Bisa dilihatkan sekarang SCI juga sangat Membenahi diri, scoping membenahi diri Semuanya juga sudah membentuknya Karena putarannya udah ada Dapurnya udah mulai ngebul masing-masing Semuanya udah kebayang forecastingnya harus gimana Soalnya kan kondisi ayam telur aja Jadi menurutku Makanya aku pengen bilang Guys jangan sebut kopi mana jelek Dan sebagainya Jangan safe award dulu gitu Gue disuruh bikin kopi jelek karena mau bikin kopi susu What? Apa maksudnya?

Iya makanya kan. Tapi kan mungkin itu terimunologi yang belum kebahas dan sebagainya lah. Tapi jadi sekarang makanya menurut gue kategori itu penting.

Supaya nanti setiap kategori ada price ceilingnya masing-masing, ada standard service-nya masing-masing yang membentuk kita sama edukasi pasarnya juga clear. Karena menurut gue setelah habis ini yang ternyata penting banget nih harus dilakuin gak cuma sama kopi, sama seluruh hospitality lifestyle industri adalah educate. People nya.

Karena mereka harus jelas. Mereka maunya apa. Karena supaya kita. Biasa jelas. Kita mau being authentic.

Being Indonesian. Dengan kita kasih added value. Atau mau ikutan tren aja. Karena itu juga harus clear.

Kalau enggak nanti. Ya. Gue. Sorry nih kalau agak.

Out of topic. Mau kayak apapun. Musik yang didengerin.

Tiba-tiba. Kalau emang lagi timingnya dapet. Tapi. Let's say.

Dikempot dipasang. Kita nikmatin-nikmatin juga kok Betul Terus tiba-tiba lagu pop Yang dulu mungkin dikatakan Tapi pas dipasang di Darkdown semua seneng-seneng aja Semua nyanyi gitu Jadi sebenernya deep inside Banyak hal yang sudah sangat comfort Di dalam diri kita Dan itu termasuk di Rasa Makanya waktu itu gula aren juga dipilih Karena Akumulasi rasa itu di Jajanan pasar Dan semua itu udah Di SS-nya udah banyak banget kan So jangan-jangan Untuk kita tracking itu tuh gak perlu jauh-jauh. Banyak hal yang sudah work sebenarnya.

So ya sekarang yang kita butuh adalah tadi kategorinya dulu aja dibentuk. Supaya ekspektasinya clear. Jadi market pun juga gak mau cari murah-murahan aja terus. Karena dulu tuh tukul kan tadi ini katanya konsumsi kopi.

Yang kedua kita tuh memperbaiki apresiasinya. Karena mereka biar bisa bedain kapan minumnya kopi murah. Kalau murah harus expect apa, kalau mahal harus expect apa gitu.

Betul. Itu di dalam industri makanan, itu kalau kita ngomonginnya makanan Indonesia, itu tuh banyak banget yang... menurut gue belum sekebentuk kopi sih kayak banyak banget chef-chef temen gue yang effortly trying untuk pake lokal bahan-bahan lokal yang ironisnya kalau di kota besar seperti jaharta at least yang kita tinggal itu kalau gue mau Mau nyari salmon dari Eropa, Norway, atau Tasmania, gue mau ngambil ikan dari Jepang yang fresh, gue mau ngambil foie gras atau jamur-jamuran dari Perancis, itu jauh lebih mudah.

Daripada gue mau ngambil contoh gula aren yang paling baik yang kayak gue pernah nyobain yang ada di Belitung atau di Aceh waktu itu. Itu jauh lebih mudah daripada ngambil bahan-bahan lokal dari daerah yang bukan kota besar gitu. Jadi disini tapi at the same time ada persepsi dimana kalau makanan Indonesia mahal Itu gak diapresiasi. Oh mahal, mendingan gue makan makanan Itali, mendingan gue makan makanan Amerika atau Eropa dan lain-lain.

Itu masih kental banget. Kayak begitu sih kalau di makanan ya. Tapi itu, gue makanya ini belum...

Pernah kejadian gak begituan di Kopi? Pasti pernah Tetap di awal-awal juga Even sekarang atau kemarin Gue bilang ke teman Di government misalnya Pak, Bu, saya berencana mau buka nih di kota ini Di kota itu Kota ini, negara ini. Tapi saya bingung.

Jadi saya harus pakai kopi Indonesia. Atau kopi Amerika Latin gitu. Karena by angka sudah pasti bagusnya Amerika Latin.

Oh gitu. Oke. Nah kenapa ya aku jelasin dong.

Kenapa? Yujur loh Pak. Mereka sudah disiapkan industri nya. Lahannya sudah terbuka.

Mesin-mesinnya panen gak pakai tangan. Udah pakai mesin. Digoyangin pakai mesin dan sebagainya lah.

Ya wajar dong mereka ada efisiensi disana. Wajar dong ada kuantitip. Produktivitas yang dikejar Makanya kembali saya tanyakan Bapak Ibu kalau mau Kopi Indonesia datang ke Kanca di lagi acara-acara di luar Mau ngomong quality atau quantity Saran saya kalau masih ada BK Mungkin ngomongin quality Karena kita butuh bikin positioning baru Untuk Kopi Indonesia Boleh di harga segitu yang mahal Tapi rasanya begini eksotisnya Kalau ngomong produktivitas PR-nya masih banyak Quality juga masih ada PR-nya Tapi masih double karena kita ngomongnya Scale yang lebih manageable harusnya Dan aku rasa Kalau itu kejadian Bapak-bapak ibu di Perdagangan bisa ngomong ke pertanian Buat oh kita butuh spek yang ini Lebih jelas gitu Bukan yang berangkat yang penting ada aja siapa pertanian Diberangkatin gitu Tiba-tiba disitu pesen tonase Apa kontaineran gak ada kopinya Jadi positioningnya diubah dulu dengan kualitas yang lebih baik dulu mungkin.

Sekarang harga ayam aja, gak tau lu tau gak, masuk banyak ayam dengan harga murah, frozen, kualitas biasa aja. Tapi ya itu lagi yang tadi kita omongin. Kayak misalnya ayam fried chicken yang harganya 20 ribuan.

Gak perlu pakai ayam sebagus-bagus itu. Ini ayamnya dari Brazil, Mas. Jauhnya setengah mati. Gak tahu itu udah berapa bulan.

Tapi harganya murah banget. Kalah sampai ayam yang dilahirin di sini, dipotong di sini, sampai kalah. Ya mungkin sama kali statusnya.

Jadi ya karena gue baru buka Bami Ayam kemarin, pakai ayam banyak ya gue ditawarin. Tapi ya gue karena gue pake AM kampung Gak gue pake Tapi gue kepikiran sama kalo yang brand-brand besar Ya Pasti pake AM dari Brazil Yang apa-apa ini masalah belum nyambung tadi kan Karena ini kalo sebenernya udah nyambung Misalnya kita mau fokusin nih Tiba-tiba nih pemerintah ngejar Bahwa bahannya Yang akan kita fokuskan adalah ini Coba pemain dihilir Pak Rendy dan Coba angkat disitu. Itu pasti bisa nyambung nanti sampai ngebikin di belakangnya. Cuma kan itu bisa dilakukan dengan formal atau informal.

Kurang orang kayak lu nya mas. Yang mau commit. Mau commit local. Dan ngebantu dari hulu sampai hilirnya. Ngebantu komunitasnya juga.

Orang-orang kayak lu ya. Harus di duplikasi. Dan even podcast kayak gini itu kan yang ngebuka hal-hal kayak gitu kan.

Karena kan ini baru satu nih. Dan lu disini ngumpulin banyak orang kan. Dan aku rasa itu juga banyak pemikiran-pemikiran yang gak bisa keluar. Karena mereka udah sibuk mikirin yang penting gue hari ini remeh dulu nih.

OPEX gue ke cover dulu dan sebagainya. Karena kamu disambung-sambungin juga banyak. Gimana FNB mau hidup Tapi rent costnya tinggi-tinggi semua disini gitu misalnya.

Padahal itu kalau di subsidize sudah jelas diatur urban planningnya mungkin itu bisa lebih main. Betul. Diatur kenaikan harganya. Kadang-kadang brand mati cuma gara-gara rent costnya dinaiki kan gitu kan.

Padahal itu harusnya bisa dilindungi lebih kan. Ya banyak lah sebenarnya. Tapi itu karena gak ngobrol aja.

Di zaman masih awal-awal. Ada susahnya gak sih toko kopi itu? Susahnya? Iya, lagi susahnya gitu. Kayaknya sepi gak pernah ya?

Dari buka kayaknya? Enggak, di 6 bulan awal kita sempat sepi kok. Oke. Karena kan kayak gak ada plang, gelasnya.

gak ada logonya pokoknya kan sempet kita gue cukup apa ya gak confidence lah gitu kan oh ada saat-saat itu banget jadi makanya gitu gak ada logonya tuh kayak gara-gara itu sampai mulai rame yaudah baru jalan tapi kalau masalahnya Mungkin ini agak karakter juga sih. Mungkin ada masalah besar. Tapi gue ngerasainnya kayak.

Ya ini tetap seru gitu. Jadi yaudah kita kerjain aja gitu kan. Akhirnya semua jadi good problem gitu kan. Tapi poin paling penting.

Kalau gue bisa sharing disini adalah. Masalah yang paling penting di momentumku di awal adalah. Kan itu ada momentumnya ya. Orang tau lah itu ada momentum. Tapi yang biasanya missing part adalah.

Ngenyiapin scale upnya itu. jadi dulu kita kalau bikin bisnis suka dimulainya membahas gimana cara start cafe, start bisnis dan sebagainya tapi pas scale up nya itu malah lebih serem menurut gue karena kalau pas mulai let's say kita ngeluarin duit 200 juta gitu. Dulu gue pernah bisnis mulainya 200 juta gitu. Yaudah tuh kebayang siap gak ilang 200 juta. Tapi pas scale up.

Kadang-kadang bahkan kita memberanikan diri berhutang sekian ratus juta. Memberanikan diri jual saham kita. Untuk orang yang mungkin baru dikenal karena uang miliaran gitu. Yang akhirnya merusak DNA. The whole idea.

Cara bermain bisnis kita gitu. Banyak banget itu cerita seperti itu ya. Bahkan kita sendiri belum.

Belum sampai di tahap mature. Untuk menjadi leaders yang. Punya cabang lebih banyak mungkin. Atau mungkin tim kita tidak disiapkan culture-nya untuk. Eh abis ini kita bakal ngebut ya.

Tidak mereka meretel satu-satu. Akhirnya produknya goyang. Jadi menurut gue kalau.

Kemarin yang kita berusaha survive di momen-momen kayak gitu. Sebagaimana transition getting bigger-nya. Berubah dari momen pups menjadi sebuah chain gitu. Menjadi iron. Sekarang jadi holding.

Itu struggle yang cukup berbahaya sih buat kita. Mungkin pertanyaan gue yang lebih tepat nih selanjutnya itu, bagaimana cara nahan napsunya, duit udah di depan mata, untuk buka cabang. Karena gue jamin pasti, waktu saat lagi gila-gilanya awal-awal tuh, orang udah kayak, nih nih duit gue nih, buka yuk, dimana gitu.

Seperti yang tadi di awal ngomongin. Kayaknya. Banyak banget.

Yang buka. Besar. Gede.

Tapi abis itu. Mungkin ini blessing. Gue dari kecil gak banyak gak dikasih sama orang tua kali ya. Jadi yaudahlah. Gue kayak gak dapet apa-apa.

Gue udah biasa. Tapi kayaknya balik lagi. Yang pertama motifnya udah beda. Jadi motif gue buka. Gue bahkan jadi nomor satu tuh gak pernah.

Bahkan gue berprinsip paling enak jadi nomor dua. Dapet rejeki yang gak beda jauh dari nomor satu. Tapi gak dapet keribetan nomor satu gitu.

Wow. Terus yang kedua adalah. Justru gue sangat sayang dengan.

Begini. Proses yang terjadi di Tuku. Input-input yang gue dapet dari tim internal.

Dari tetangga Tuku yang ngomong. Itu membentuk diri gue pribadi banget. Dan gue seneng dengan scene ini. Gue seneng dengan. Kehangatan ini Ya tadi Dan itu gue gak mau gue gadain Dengan gue tiba-tiba cepet Sekarang aja gue udah merasa Gue udah jauh dengan barista gue Gue udah jauh dengan ngobrol sama Sudah pasti Rolnya udah beda Dan itu akhirnya jadi sebuah konsekuensi kan Tapi at the moment Di momen itu adalah Ya Kalaupun banyak yang gue korbanin.

Gue bisa kehilangan orang-orang baik tadi. Tim gue, tetangga gue, produk gue bisa goyang. Gue tau.

Kan gue yang bikin produk. Gue tau nih mau gue udah siapin pun. Gue udah beli Lamar Zoko pun. Gue ganti sistem kerjanya pun ya tetep ada.

Ada batasannya di saat-saat tertentu gitu kan. Dan semuanya hanya bisa gue percepat. Kalau gue ganti powder.

Dan sirup. Sayangnya di momen itu gue masih pengen. Itu being local.

Being memastikan. Pastikan bahwa apa yang gue lakukan ini bisa dilakuin sama wargop sebenarnya. Karena gue pengen di copy soalnya. So yaudah gue pengen masin.

Gue being authentic. Jadi itu udah kombinasi gue pengen bisnis. Gue pengen scale up.

Gue butuh duit. Tapi masih pengen di dalam skenanya itu. Bahkan ada juga part sisi specialty gue bahwa.

Gue gak mau nanti kalau didatang orang specialty. Kesannya gue gak ngerti copy. Oh iya komersil banget gitu. Jadi ya. Momen itu yang bikin gue nge-ship.

Tetep setahan sih. Tapi gak ada gitu temen ngomong, Gila, lu kesempatan gak dateng dua kali loh. Ada lah, pasti ada lah. Bahkan yang paling mudah adalah gue datengin.

Teman-teman gue, kompetitor-kompetitor gue yang disuntik. Terus kita ngobrol aja kayak. Terus gue ya secara sambil santai kayak. Nyerap juga apa yang terjadi sama mereka. Yang terjadi sama mereka dan apakah itu hidup yang pengen gue jalanin.

So far jawabannya enggak. Jadi gue masih merasa cukup puas dengan kondisi sekarang jadinya. Seperti yang harus.

Membanggakan banget sih. Lu luar biasa. Terus collab, cross animation.

Pixar dan Disney itu bagaimana proses itu terjadinya? mudahnya kami bilang itu buat kami belajar dan sebuah kebanggaan bisa bersama Disney dan Pixar tapi Cocok loginya adalah Tadi IP nya Tuku Kami selalu di Di apa ya Digaungkan sama tetangga Tuku Wah Tuku buat gue setiap hari banget lah Tuku tiap hari dan sebagainya Dan kami merasa bahwa IP itu harus dikembangkan Terus karena udah jadi belief yang baik Makanya kami bikin tos serbatku Toko serbatku karena Mungkin kalau belief itu bisa kita kejar Mungkin nanti ada brand lokal lain Yang bisa kita collab Yang bisa kita Kita produce. Yang akhirnya.

Karena brandnya Tuku. serapannya berjalan satu itu, makanya untuk belajar IP-nya, kami perlu berkolaborasi dengan brand Joko Besar Disney dan Pixar, sambil kita percaya seks kue itu harus terus dibesarkan kan dari awal kita udah bilang, dari gak ngopi jadi ngopi, jarang jadi sering nah salah satu yang harus terjadi dan bikin tiap hari adalah family jadi that's the way kita belajar family segmen family lebih besar lagi sih sebenarnya strategi buat apa meningkatkan atau mengembangkan customer loyalty karena gue liat tuku tuh kayak garis keras banget kalau fans-fansnya Sekarang kita loyalty card aja belum punya. Lagi disiapkan. Berarti itu bukan strateginya loyalty card.

So far strateginya. Aduh basic banget lagi hospitality. Yang gue inget sih dari awal.

Gue mendingan punya 100. Tapi balik lagi daripada punya 10 ribu orang. Tapi gak balik kan. I think itu semua orang-orang di FNB juga gitu kan.

Jadi ya kita fokusin tadi. Product market fitnya terjadi. Repeat buying terjadi.

Nanti dari situ banyak hal-hal kecil yang. Entah karena musiknya. Entah karena sapaan baristanya. Entah karena vibe sekitarnya. Atau karena kombinasi.

Regular customer yang ada. Karena berapa kali dulu. Pas gue masih jaga. Kenapa sih lu kesini terus.

Gue merasa common. Paling banyak namanya common. Gue gak bisa jelasin tapi.

Gue bahkan hamil aja. bisa kesini, karena gue gak boleh minum kopi tapi gue pengen kesini or gue mau ada meeting, gue kabur dulu deh kesini padahal baristanya juga kita ngobrol, ya ada yang deket banget, ada yang gak, ada yang bisa makan siang bareng, ada yang gak, tapi just kayaknya strategi awal just being human aja sih, kami pun belajar dari tangga tuku, tangga tukunya juga nampaknya juga belajar dari tukunya gitu gue sambungin sama scale up tadi nih ya tadi lu udah mention role lu sekarang udah beda gak bisa tuh jaga toko lagi setiap hari gimana supaya jadi kalau di podcast Regis Radio Podcast tuh sering ngomong oke tempat sebuah restoran atau cafe itu soulnya ada di ownernya nah bagaimana lu sekarang udah jadi helikopter view di atas tapi tidak menghilangkan soul-soulnya itu transisinya gimana sih? ini buat pembelajaran gue juga yang jelas sih sampai kemarin gue masih pagi biasanya gue jalan paginya akan mengarah ke toko gue dimana gitu yang jelas tim tuh gak boleh kehilangan sosok Atasan sosok foundernya Arah mau ke mananya Jadi kalaupun kita gak ada Ya pastikan tetap ada Karena kan leaders bertanggung jawab bukan sama tugasnya Bukan sama hasilnya Tapi sama orang yang mengerjakan Supaya mendapatkan hasilnya kan Jadi ya tugasku aku memastikan itu ada Timku sistem menjalan Tapi tadi yang namanya soul gak bisa bohong Jadi ya kayak sekarang Kemarin udah ada yang ngomong Teman-teman di toko kemanggisan Komplain kok mas Tio gak kesini pasti pasti ada begitu kayak berasa di anak tirikan gitu benar tapi satu sisi mereka juga baik bahwa mereka paham gak mungkin aku bisa muter terus tapi sebenarnya aku juga pasti paham diriku juga masa sih lu gak bisa sih muter satu kali satu quarter sama toko itu pasti bisa diatur sebenarnya Tapi kalau masalah transisinya tadi. Gue tetap punya tim yang. Pasti ini mereka dirawat.

Sama orang di bawah gue. Dan gue nya pun spend time. Meskipun gue bisa sama semuanya.

Tapi pasti kalau gue spend time sama orang yang tepat. Ini ceritanya juga nyambung kok. Pasti gak kemana-mana kok sebenarnya.

Tapi format ini pun juga gue masih belajar terus. Sampai sekarang. Kayak tadi gue juga di jalan.

Karena denger lo ngomong podcast. Terus gue baru beli seremonik gitu. Gue jadi kepikiran gue mau bikin podcast Atau gue nge-shoot diri gue sendiri Gue hanya mau nyapa teman-teman gue aja Baris-barisnya kayak Guys kalian udah denger kan Gue ada produk baru ini tau gak kenapa gue bikin Gue mau cerita dari versi gue Bukan cuma Ini ada tim produk, tim call, QC Akan presentasi Ini gue yang ngomong kayak Aku Atau gue dengar.

Kalian ada masalah ini ya kemarin ya. Kalau versi gue. Once kalian ngerasain ini. Gue kayaknya pengen bikin kayak gitu sih.

Nice. Malahan buat internal team ya. Wow.

Soalnya kemarin gue juga kepikirnya. Pas buat teman-teman di Korea. Barisnya-barisnya Korea kan bingung dong. Apa sih Tuku.

Tetangga Tuku. Ngapain kan. Sempet tuh gue pengen nge-vlog. Buat mereka. Untuk ngejelasin.

Iya. Kayak. Kenapa sih kemarin gue disana ngomong ini. Gini loh soalnya.

Kayaknya gue pengen gitu. Karena. Ya udah manfaat.

Dapatin aja teknologinya. Ini baru tapi ya. Kalo yang lama. Ya tetep.

Being hadir dan siapin sistem aja gitu. Tapi selebihnya gue memang didukung sama. huge management team yang sangat solid sangat-sangat baik mau apa ya gue tuh kan orangnya cukup ngawang gitu ya jadi dan mereka ada yang ngerunutin oh pengen mesti mau gini kan gue spend time a little bit beberapa jam sama your research and development team ketemu aja ketemu waktu itu kita lagi sponsor konten di kitchen equipment provider terus abis itu ada pokoknya ada tim lu lagi kesana juga lagi liat-liat alat terus dikenalin ini R&D Tuku lagi R&D Donut kalau gak salah waktu itu gue kayak wow Donut terus mereka ceritakan developmentnya gimana kayak keliatan Tuku tuh apa ya untuk gak main-main soal kualitas produk. Kalau dari gue itu sih.

Kayak maksudnya mau dari segi investmentnya, bukan dari duit aja, waktu gitu. Untuk kualitas produk tuh gak main-main, gak bisa nurunin standar. karena mentang-mentang cabangnya udah banyak standartnya turun gitu itu gak bisa itu mungkin kondisi dimana kalau ditanya gimana sih prosesnya gedenya itu yang lo ajak ngobrol adalah orang yang gue harapkan bisa mengalahkan mikir Miki di barisan championship.

Tapi ternyata di dalam dia ngurusinnya Donat. Tapi singkat cerita ya. Itu salah satu kondisi dimana.

Untuk ketemu orang yang ngeklik. Yang tepat ngerti maunya. Aku sebagai CEO dan founder.

Itu gak banyak. Ya udah gue minta bantuan lu buat. Di tahun ini lu fokus disini ya. Tahun kemarin dia bisa kekopi banget. Tahun ini gue minta fokus bangun ini dulu.

Karena orang itu susah ditemukan. Jadi gue anaknya. Sangat susah banget sih. Ini cocok.

Makanya gue tipenya gak bisa tuh kayak. Coba liat CV siapa gitu. Kalau udah yang beberapa posisi. Gue harus handpick sih.

Karena itu gak bisa keliatan di ngobrol bahkan gue tau ini, tapi dia pengalaman kurang skillnya kurang ini, gak apa-apa. Kasih dia waktu. Tapi dia punya experience yang itu gak akan bisa dikejar sama orang siapapun gitu. Karena anak sekolah gede juga.

Oke next. Ini gue kayak sekolah. Tips.

Kasih gue advice dan juga listener untuk menjadi CEO yang waduh baik. Bagaimana? Pak kalau gue bisa mundur dari posisi CEO gue mundur. Jangan gitu dong.

Jadi salah nanya tips gue. Ada plus minusnya pasti kan. Plus minusnya.

Kenapa lu ngomong kayak gitu? Yang paling pertama tadi. Cerita bahwa kadang kita tidak nyiapin scale up. Yang sesuai pacenya tuh. Kasarnya ini kasarnya Tuhan ngasih ke gue kecepatan.

Gue belum minta secepat ini dikasihnya segini. Tapi tetap dikasih. Berarti dari sebab kan. Gitu dong. Dan mungkin Tuhan juga tau.

Gue anaknya gak bisa kalo gak kepepet. Jadi gue dikasih. Uncomfortable condition terus gitu.

Tapi tadi yang gue selalu tau adalah. Being CEO ya. Tadi tanggung jawabnya dia tanggung jawabnya ke orang.

Bukan ke hasil doang. Yang kedua. Se gak punya sistem kita. Se unstructurednya gue. Ternyata teman-teman juga masih bisa dapetin benang merah.

Karena apa itu. Dari obrolan baik casual ataupun formal. Tapi yang jelas mereka tau mimpinya Mas Tio itu mau kemana.

Jadi mereka selalu punya konteks. Kenapa gue harus ngelakuin ini. Kenapa gue harus lebih ribet.

Kenapa gue harus lembur dan sebagainya. Karena yang paling. Kadang-kadang kita buy data aja.

Gue mendingan dimarahin. Tapi gue disapa sama atasan gue. Daripada gue didiemin begitu aja. Nah jadi itu yang kita gak boleh adalah.

Punya tim yang. Saking kita baik atau percaya udah kita biarkan. Gak boleh.

Kita sibuk kita biarkan gitu. Mereka tetap jadi manusia yang butuh di. Punya konteks lebih gitu kan.

Kita harus mikirin karirnya dia. Kita harus mikirin masalahnya dia dan sebagainya. Jadi ya.

As a CEO. Pastiin. It's not about you anymore gitu lah. That's why gue buat gue jadi CEO itu beban. That's why gue merasa gue harus digaji kalau gue jadi CEO.

Atau kebalikannya, karena gue digaji, berarti gue bukan owner lagi. Gue adalah orang yang bekerja dengan role tersebut. Dengan certain tanggung jawab.

So. Act like one. Be like one. Makanya gue susah banget punya partner. Karena gue gak bisa tuh.

Kalo punya partner. Oke karena lo partner gue. Lo CFO nya ya.

Kita kayak bagi-bagi jabatan. Padahal. Sorry to say. That's.

Belum tentu that's the best for the company gitu. Setuju. Saat lo dapet CMO-nya. Karena kalau mau ya act like one gitu. Kalau enggak gue harus cari CMO yang lain gitu kan.

Ya itu tricky banget sih. Kalau kadang-kadang partner. Atau lo sendiri gitu. Ya lo tau belum tentu.

Lo orang yang tepat untuk role-nya gitu kan. Makanya yang penting juga. Kita segera bikin PT. Semua yang berbadan hukum.

Karena kita harus RUPS. Kita harus bikin pelaporan. Gue bisa dipecat.

Dan. dari CEO meskipun gue bisa mengangkat diri gue lagi nanti sebagai pemilik gitu tapi kan itu gue juga membohongi diri sendiri bahwa yaudahlah gue pengen kayak gini, gue pengen kayak gitu or bahkan ada orang-orang yang teman-teman yang jadi owner tuh menggunakan uang perusahaan diputer-puter bahkan dia tidak memikirkan GCG perusahaannya gitu kadang-kadang apa tuh GCG? Good corporate governance nya. Good corporate governance. Karena kan mungkin sekarang.

Yaudah lah kita cuma dua cabang. Tapi mau gede gak? Kalau mau gede nanti kena audit. Itu bisa di audit terus lah.

Sampai kapan. Jadi ya jangan. Kalau mau gede ya. Do it properly Dari sekarang Itu sih yang Makanya lu kesini ngomongin Scale up tuh Tepat banget sih Karena itunya Biasanya gak kepikiran sih Cuma kepikiran Buka banyak cabang Make loads Of more money Gitu kan Gue juga gak kepikiran Tapi Ya tadi Gue dikelilingi Sama orang baik Board gue baik Yang jagain gue bahwa Yaudah maunya kesitu kan Tapi ini yang bener dulu Ntar dulu yuk Yuk lu mau ke Korea Oke boleh Tapi ntar dulu Pop up dulu Ya cek dulu lah setidaknya atau apa gitu Sama sih mas Gue juga Gue sempat ada di posisi Itu dan apa Ya sama seperti lu Gue nanya ke orang-orang yang udah pernah Dapet Ketiban duit nih Terus buka cabang dimana-mana gitu Segala macem Ironisnya semua rata bilang Kalau lu gak butuh Bener-bener butuh Duit Mendingan lu sendiri.

Semuanya pada bilang begitu sih. Waktu yang ke gue ya. Semua bilang gitu. Karena lu gak tau ke depannya itu si perusahaan tersebut yang naruh duit atau orang tersebut dia mungkin mau taruh orangnya sendirikah di company untuk ngurusin duitnya atau dia punya strategi dan mimpi yang berbeda tapi bisa di achieve dengan invest di perusahaan lu sendiri. Dan pastiin lu punya sistem yang baik.

Kuat gitu kan. Biar gak berantakan dan. Semuanya ngomongin DNA sih. DNA nya.

Itu yang lu bilang tadi gitu. DNA nya masih tetap eluga nih. Gitu kan. Jangan sampai ganti loh DNA nya.

Yang jelas cari partner, cari investor lebih ribet daripada cari istri kan? Sudah pasti. Dan itu apakah everyday struggle untuk mempertahankan DNA tersebut?

Iya. Karena everyday kita pasti akan find new distraction, new opportunities bahkan kita gak bisa men-define itu opportunities or distraction until kita menganalize dengan properly betul, what do you do to analyze it? itu struggle gue sih ini distraction apa ini kesempatan yang bagus, apakah lo write down piece of paper apa gimana sih? gue pengen ngomong biar keliatan keren disini, tapi ntar tim gue juga kayak, gak lo gak gitu ya gitu Yang jelas gue sangat intuition pasti.

Gue tidak write down tapi ya. Di kepala gue. Tapi terkadang gue suka core-core jen di kaca gitu-gitu ya. Tetep.

Kalau lo liat iPad gue. Makanya gue ada pencilnya. Gue lebih banyak pake mind map soalnya sekarang.

Oke. Tapi gue gak bisa. Nah gitu gue senengnya adalah mem-breakdown apa yang di kepala gue. What's next?

Nah ya. Gue diberkahin sama tim gue yang oke. mau ini dulu aja gak? ini gimana?

kondisi uangnya gimana? efeknya gimana? oke, nanti gue nonton ini episode untuk belajar lagi, oke mas kita masuk ke Q&A ya sekarang banyak banget pertanyaannya sorry guys gak bisa semuanya but thank you very much for the questions keep them coming, seperti biasanya menarik kita akan tanyain ke guest kita pertanyaan pertama, nah ini cukup standar dari Harindra Zulfikar Mas Tio gimana cara tetap menjaga kualitas produk dan hijin di outlet-outlet tuku apa ya sistemnya Ya itu Kalau gue jawab juga Sekarang kita ke toko juga pasti ada ruang-ruang error Yang masih terjadi Tapi ya Yang enak kita udah jadi company Kita kan terbentur Kita memang harus punya beberapa sertifikat Dan sertifikat itu yang Semua dilakuin sama pemain besar kan Itu sudah akan mengarahkan kita Untuk menjaga sebuah hygiene tertentu kan Oke Dan Kadang-kadang itu membuat kita kita menjadi lebih mature sih ada yang bilang kayak buat apa sih kayak lo gak butuh deh kembali buat sekarang, mau gede gak terus kita mau bikin culture yang dari sekarang gak karena itu habit loh kalau nanti disuruh tiba-tiba semua ganti, gerah juga anak-anak nanti kalau gak siap kayak itu yang buat turun standar kayak sekarang gue juga sebel banget masuk toko harus pake hand glove harus pake apron dulu perasaan dulu asik-asik aja Dulu gue bisa gendong Anak barista gue Atau gue bisa gendong anak tamu Main di dalam pencet-pencet kasir Kadang jadi gak bisa Karena safety Dan sebagainya Yaudah tapi ya Itu konsekuensi yang harus dijalanin Tapi tadi kalau ngomong konsistensi rasa Forecasting sih Tadi the more kita Membayangkan kita akan menjadi besar Karena jawabannya kan kalau gak Nanti batch production Mesin Sebuah learning and development Semuanya butuh waktu Dan semua yang kita lakuin Gak akan ada Yuk kita lakuin sekarang Kalau kita gak membayangkan jadi mau gede apa enggak Semuanya kan diubah Jadi cost doang Gak jadi investment Padahal kalau kita memang mau besar Semua mesin yang akan kita beli Let's say mesin roasting jadi sekian puluh kilo Mesin espresso jadi tiga grup Lari development dilatih sama siapa anomali gitu.

Itu investment mestinya kan, bukan cost. Dan how to QC-nya dan membuat itu menjadi sebuah... Punishment kah. Atau menjadi sebuah.

Ya pokoknya sebuah masalah. Jadi standarnya itu. Semakin besar hasrat kita mau kemana. Cara marahnya juga akan beda.

Dan dia akan terasa ini cuma ngomel. Sama beneran. Wah gue bikin kece. orang yang punya brand ini gue bikin kecewa orang yang sudah melakukan banyak hal buat produk ini itu akan berbeda sih pasti itu gue perlu banyak belajar tuh kalau soal marah tapi yang jelas yang paling works di Indonesia adalah fear memang tapi di saat fear kita juga tahu bahwa beberapa saraf otaknya ada yang ketutup gitu loh jadi dia tidak bisa nerima banyak hal so kalau mau fear kalau mau marah pun makanya kenapa kita punya sandwich itu dibuka dengan baik dikasih masalah di wrap up dengan you can do it dan blablabla gitu kan ya supaya dia juga yaudah siap lakuin karena kita butuh fokus pada solusi kan itu teman-teman di maka di grup juga tau tuh ada kata-kata fokus pada solusi gitu jadi ya mau marah kayak apa ya selesai dulu karena yang kita gak boleh ngerasain masalah ini bukan internal kita tapi konsumen kan so yaudah gue baru terjun lagi di operation bener-bener kira-kira buka bakmi yang setelah 4 tahun gitu gak day to day operation gue lupa pertama gue lupa seberapa capeknya mas tapi yaudah itu capek seminggu dua minggu badan akan biasa gitu tapi gue lupa betapa waktu awal-awal si staff dan tim itu kayak masih komunikasi belum lancar itu segala macem dan efeknya jadi kesalahan-kesalahan yang masih tidak terjadi lebih stupid mistake-nya tapi annoying jadi kayak gregetan gitu loh gemes dan yang paling mungkin nih kalau gue bisa berpendapat memakai tim lo adalah karena Ray yang dulu sama Ray yang sekarang udah beda nama besar lo sudah lebih besar sekarang kan dan lo datang ke sebuah line di shift dan itu bikin gap langsung kan belum akrab, nama lo nama besar ada itunya juga pressure yang gak perlu gitu kan dan kita belum sempet bonding dan sebagainya betul belum ada waktu itu dan waktu ini ada beberapa staff yang daftar juga kayak saya nontonin dari episode 1 gue jadi kayak anjir ntar gue omelin terus langsung kecewa banget apaan subscribe tapi gitu sih anak-anak juga Misalnya nih gue udah gak nyaman beli kopi di tuku kenapa? Guys misalnya kopi doang satu gitu.

Misalnya cappuccino gitu. Lama datengnya. Kenapa?

Kaliberasi lagi dia. Karena gak mau salah. Guys ini gue mau nyoba yang sekarang. Kenapa dikaliberasi lagi. Atau udah lo mau buat.

Puringnya shaking gitu kan. Guys gue gak apa-apain. Gue belum mau. Tapi ini kan sebuah gap yang harus dipahami kita sebagai leaders memang.

Ya suka gak suka memang kita Nanti tuh makin diatas kita Ini lonely job banget Betul setuju So ya makanya kadang-kadang bos-bos tuh suka Jokesnya juga suka gitu ya karena mereka cuma pengen deket, pengen akrab nih jadi gak so asik gitu kan mohon dimengerti oke pertanyaan kedua dari Andika Perdana 5508 seberapa penting sih peran produk non FNB seperti kaos, pin, dan lain-lain dituku seberapa penting? kalau saat ini masih sangat kecil ya Pengaruh secara ekonomik. Tapi yang kita nikmatin pengaruh non ekonomiknya.

Karena kan seperti kita tau. Tetangga Tuku tuh ada yang memang. Kayak kemarin di Korea tuh.

Ada dia Tuku mau tutup nih pop upnya. Dia ngabisin semua kaos dibeli. Dia beli beberapa toples gitu. Nice. Karena mereka pengen.

Ada masalah yang beberapa orang sudah pengen punya. Jadi ini bukan masalah sales yang terbentuk doang. Tapi terkadang.

Community marketing. Dan terkadang. Sekarang kita suka bicara yang paling sederhana. Kita jualan jepit rambut gitu.

Ikat rambut. Emang ada margin ya? Kan enggak. Tapi di momen bahwa.

Ada perempuan lagi beli tuku. Terus mereka tahu bahwa mereka gak ada jepit rambut. Dan ketemu yang dituku.

Hmm. perasaan itu sih yang pengen gue kejar hmm oke Nice. Pertanyaan ketiga dari Danza Baking.

Apakah dari awal Tuku tidak berencana mau ke arah franchise? Apa alesannya? Alesannya tadi udah dibahas.

Mungkin gue tambahin. Akan gak sih? Sementara ini belum.

Ya, terlalu banyak tetangga Tuku yang berharap besar dan aku tidak merasa sistem franchise yang paling tepat untuk memenuhi berbagai keinginan tetangga tuku ini oke ini panjang karena dari Rinaldi Nur Pratama cancel di blog boleh? dari Belanda berarti pertanyaan pertama mungkinkah kita punya satu lagi narasi kopi dari Indonesia dibalik keaneka ragaman origin kopi kita narasi yang berbeda Beda mungkin mas. Kalau jawabannya mungkin.

Harus mungkin. Karena kontennya terlalu banyak. Tinggal sudut pandangnya mau yang mana gitu kan. Di luar kandekaragaman.

Ya let's say. Yang dilakukan sama Rinaldi di sustainability-nya gitu. Harapannya. Efek. Terus.

Apa namanya? Efek terhadap social impact. Terus. Apa namanya.

Bagaimana kita nanti bisa menemukan kopi dengan. Kudapan pasangannya Terlalu banyak sih sebenernya Itu besar tuh Paring sama kudapan Even kalau pun nanti In the future kalau semua coffee shop Di daerah tuh authentic-authentic semua Yang di Jakarta kan jadi cuman urban kan Nah versi urbannya juga Akan beda kan disaat yang ini Sangat straight Kayak Brooklyn gitu kan Yang satu nanti mungkin akan lebih Agak fashion gitu Akan bakal banyak serunya sih sebenarnya pertanyaan kedua, apakah langkah yang bisa dilakukan pemerintah dan via kementerian siapa aja dalam mendukung perkopian Indonesia menurut Mas Tio, lebih lagi apa ya menurut lo ini mungkin yang relate sama Rinaldi aja kali ya, dengan dia di Amsterdam yang tadi aku sampein, kita perlu positioning baru nih, di luar jadi beberapa komentar Maksudnya perlu lebih ngobrol dan menyepakati sebuah target. Baik sebuah target tonase serapan sama kualitasnya gitu. Dan aku berharap juga turizmnya juga keangkat gitu. Karena narasi harus nyambung.

Jadi ya tadi bangun positioning dengan lebih mengutamakan kualitas. Jadi harus pilih. petani atau pelaku industri yang sekiranya memang sudah ready dan sudah in line dengan targetnya dari pemerintah itu sendiri dan itu perlu waktu dan perlu pendekatan jadi semakin banyak kita ngobrol sama pelaku industri, pemerintahnya, aku rasa nanti pemerintah juga mulai kebuka, kayak sekarang nih kan beberapa kementerian sudah kebuka, karena SCI juga sangat membuka diri, ketuk pintu sana-sini, jadi aku rasa jauh sih, abis ini scene kita akan jauh lebih berbeda. Lebih lagi, sekarang udah kebukti juara dunia dari Indonesia.

Tapi buat dukung itu, kita juga butuh konsumen yang juga lebih naik juga, apresiasinya gitu, karena... Kita pelaku industri kita semakin pasal persaingan sempurna selain abis itu dia perang harga abis itu diferensiasi kan. Nah diferensiasi ini kan perlu diapresiasi lebih karena ada kos tambahan dibaliknya.

Betul. Ya semoga itu kita bisa dapat scale-nya ekonomis off scale supaya kosnya gak mahal tapi dapat added value yang lebih genuine kali ya dari setiap coffee shop brand yang buka gitu. Jadi persaingannya gak akan pernah membosankan gitu gue tadi, gue kepikiran lagi yang tadi lu di awal podcast ngomong yang waktu lu di Garut para petani bilang oke dulu nanemin diminta nanem yang bagus terus sekarang yang jelek Emangnya apakah petaninya Sesedikit itu jumlahnya Jadi gak ada Petani khusus specialty Petani khusus kopi komersil Bukan karena jumlahnya tapi Tidak ada yang membaginya Dan tidak ada yang menjelaskan kan Pada saat kita bermain high end Segmen atas Specialty berarti Perlengkodalah sekian putaran uangnya Sekian kalau main komersil Tau nasinya uang kapitalnya harus lebih besar Dan sebagainya itu kan Belum terbahas. Tapi.

Unlately. Sekarang udah. Udah mulai.

Udah mulai. Apalagi banyak petani milenial kan sekarang. Dan aku harap itu jauh.

Harus jauh lebih banyak. Karena. Dengan makin banyak petani milenial.

Semakin banyaknya ekoturism. Iya. Semakin banyaknya event.

Tapi di hulu. Hmm. Itu akan ngebuka bahwa.

Terlalu banyak kehidupan kita. Sebagai negara agrikultur. Aquaculture. Yang belum tersentuh daerahnya. Sehingga kita tidak belum menikmati itu.

Contoh kemarin kita main ke Jogja. Sekarang banyak kan orang Jakarta pindah ke Jogja. Meskipun itu juga jadi polemik tersendiri.

Tapi yang jelas. Aku harap abis ini banyak setiap daerah. Terutama penghasil kopi membuka diri. Dan pas itu kebuka diri. Kan kita gak pernah tau nanti.

Tarikan efek ekonomi terhadap sekitarnya gimana soalnya. Iya. Gue ke expose tuh sama beberapa di Jogja Ada temen gue yang bikin keju Terbantu semua Pertanakan sapinya terbantu Susunya diserap Dan yang lain-lain Nah Pertanyaan terakhir Apa Mas Tio sudah siap Menjadi menteri di pemerintahan yang baru.

Kenapa sih dia? Kenapa dia? Makanya kita skip aja. Ada aspirasi itu gak sih mas?

Gue penasaran. Udah pasti gak dong ya. Karena... Masa? Sebenarnya kita Sebanyak-banyak Kalau bekerja di FNB Kayaknya udah gak ngejar Mikiran yang gitu-gituan kan Tapi yang pasti Bersinergi dengan kementerian Dan government itu semakin yang tadinya kita kayak aduh udah gak usah deh gak bisa kita semangat kesini kita mau impact yang lebih gede kan jadi sinerginya perlu emang diperkuat makanya kan gue open kayak sekarang gue masuk SCI gue masuk SCOPI gitu apapun yang bisa dilakuin berorganisasi karena kita butuh impact yang lebih besar kalau dulu mungkin kita pas kecil-kecil yaudah kita nurut aja sekarang ternyata ya makin kesini ada pengen siapa yang jalanin gak ada nah itu biasanya bertanya apakah kami kita yang harus jalan diambil ada kesempatannya Jadi ya lebih ke arah selama itu akan memberikan manfaat lebih besar.

Insya Allah coba kita kejar terus. Saya setuju kejar. Sama bukan di kopi doang tapi di seluruh hospital di industri sih. Betul. Even gak FNB juga kan.

Karena gue juga ngeliat semuanya terjadi di perfilman, terjadi di musik. Even yang kemarin lo lucukan juga. Aku kenapa jadi gak bisa ngomongin kopi banget Karena terlalu banyak yang juga Chef udah nama besar pun Kalau emang kita gak Nggak expect makanan itu ya Tastenya akan beda Jadi ya sudah Makanan kopi Saya pikir itu sangat personal juga gak sih sama rasa gitu kan.

Ini apalagi yang ya ini gue buka bakmi. Semua orang punya bakmi favorit ya kan. Oh kalau gue biasanya makannya ini Rey mie-nya lebih alot.

Oh kalau gue ini biasanya makannya ini mie-nya kealotan yang disini. Ya kalau mau diikutin semua ya gak kemana-mana. Betul.

Thank you banget Mas Tio. Semoga sukses dalam seluruh proyek-proyeknya. lu keren banget, gue terima kasih.

Gue banyak belajar hari ini. Gue juga berharap abis ini kita bisa ngobrol lebih banyak, kenalan sama semua pendengar dari Regions Podcast. Terus terlalu banyak hal besar yang bisa kita lakuin bareng-bareng. Jadi semoga di momen ini semakin banyak orang mengenal siapa diri gue, siapa Toko Kopi Tuku dan holding gue di Makal Group.

Jadi sehingga kalau nanti ada kolaborasi, ada hal baik, opportunity yang bisa dikejar. Semoga bisa kita lakukan yang ke depannya. Amin. Oke guys, thank you very much for watching Regency Radio Podcast kali ini.

Main-main dan beli Kopi Tuku terus. Support community-nya. Mas, kalau mau follow Instagram lo ada di mana?

Di at Andanuprasetyo sama at Toko Kopi Tuku. Ya, Toko Kopi Tuku dan Andanuprasetyo. Thank you very much for watching.

Jangan lupa subscribe di Regency Radio. di youtube, spotify, and all other podcast platform juga follow kita di tiktok dan instagram di regency radio oke guys, we'll see you next time, bye-bye

Transcript for:Revolusi Kopi Tuku dan Komunitasnya

Transcript for:
Revolusi Kopi Tuku dan Komunitasnya