Transcript for:
Proses Membangun Kebiasaan dan Karakter

Ada langkah sederhana membangun kebiasaan. Kalau Anda memahaminya, kebiasaan apapun bisa Anda bentuk. Apa yang langsung Anda lakukan dengan refleks, tanpa berpikir, tanpa menimbang, itulah kebiasaan. Proses terbentuknya ternyata sederhana, tapi panjang melalui 3 tahap. Diawali dari lintasan pikir, pikiran atau khatiroh kemudian jadi memori atau zakiroh lalu jadi gegasan atau fikroh itu tahap pertama dari kepikiran sampai jadi pikiran tahap kedua setelah jadi ide gegasan pikiran kita akan merasa yakin dari keyakinan jadi keinginan atau iradah dan keinginan menkristal jadi tekad atau al-azimah itulah konsep yang diajarkan Ibn Qayyim ulema besar ahli psikologi yang layak dikaji dengan mendalam oleh para pakar seluruh dunia konsep ini kemudian dijelaskan ulang Stephen Caffey dalam bukunya The Seven Habits of Highly Effective People tahap ketiga saat anda sudah bertekad barulah menjadi tindakan atau amal perbuatan yang berulang terus itulah yang akan membentuk kebiasaan atau al-adha dalam masa di Indonesia disebut adat.

Jika kebiasaan dipertahankan dalam waktu lama, maka kebiasaan akan membentuk karakter. Itulah sebabnya karakter orang katanya susah diubah. Betul itu, karena proses terbentuknya juga lama.

Tapi sejauh apapun jarak dakian, selalu diawali dengan satu langkah permulaan. Jika awal dari membangun kebiasaan adalah lintasan pikiran, maka inilah kontrol pertama yang harus dilakukan. Jaga pikiran. Apapun yang dilihat mata, didengar telinga, dan dirabah kulit dicubang. cium hidung atau dikecap lidah, akan terekam memori lalu menjadi bahan pikiran yang melintas-lintas.

Melintas saat sebelum tidur, olahraga, di toilet, bahkan saat sholat. Sumber utama lintasan pikiran adalah mata dan telinga. Maka inilah prioritas sang pemuda jika ingin membentuk new habit. Seleksilah apapun yang dibaca, ditonton, didengar.

Jika asupan harian adalah K-pop, wajar kalau keinginan tampil jadi seleb dance makin mengebu. Jika tontonan harian adalah horor, wajar jika mendengar. dengar isi tetangga lagi cekikikan malam langsung serem terbayang bayang kuntilanak jika asupan pikiran adalah prank prank vlog vulgar plus klarifikasi wajar jika anak-anak muda ngotot jadi youtuber untuk mengajar follower dan dolan jadi kadang ada kontradiksi ingin membangun kebiasaan tapi tanpa seleksi asupan bagi pikiran disinilah makna dari ajaran sang nabi wabdul basor alias menjaga pandangan artinya kontrol semua asupan mata karena apa yang anda lihat akan jadi lintasan pikiran, keinginan hingga tekat.

Itu untuk skala individu. Dalam skala negara juga sama. Jika bangsa Indonesia ingin membangun karakter pemudanya, mulailah produksi konten produktif yang masif untuk generasi kita. Mulainya sederhana sekali. Mulai riset bacaan, tontonan, kajian, podcast, playlist youtube, obrolan apapun, seleksi dengan ketat.

Hanya nutrisi berkualitas yang Anda konsumsi. Karena konten-konten positif yang ditabung akan jadi bangunan kembali. karakter yang anggun.