Transcript for:
Iman dan Kemerdekaan dalam Kehidupan

Intro Ya terima kasih buat Bapak Gembala yang boleh mempercayakan saya untuk boleh berdiri di tempat ini. Haleluya. Nah saya percaya bahwa sore hari ini Tuhan begitu luar biasa dalam hidup kita. Amin. Walaupun suasana hujan bendung dari so siang tadi Tapi percaya bahwa hati kita tidak pernah mendung. Amin. Ada kekuatan, ada pertolongan, ada permilahan Tuhan dalam hidup kita. Nah Bapak Ibu Saudara yang terkasih, saya percaya apa yang Tuhan tuntun melalui gereja kita, melalui gembala pembina kita. Saat kita masuk di dalam tahun P, ada beberapa hal yang gembala pembina sampaikan. Tetapi saya ingin bagikan, atau ingin saya sampaikan dari salah satu, dari apa yang Tuhan, Tuhan percayakan pada gembala kita, saat kita masuk di dalam tahun P, ya apa yang dikatakan dalam tahun P, itu akan banyak kita deklarasikan, dari mulut kita, tentang kemerdekaan, tentang kebebasan, tentang kemenangan. Ya saya percaya bahwa, apa yang disampaikan oleh gembala pembina kita, bahwa tahun-tahun ke depan ini, atau hari-hari ke depan ini, bahwa kita akan mengalami yang namanya kemerdekaan. kebebasan, kemenangan. Amin. Kita akan sama-sama melihat bagaimana Tuhan pun banyak melakukan hal-hal, sehingga di dalam setiap pelayanan-pelayanannya ada banyak hal yang terjadi, ada kuasa-kuasa yang terjadi, dan banyak pertolongan-pertolongan yang Tuhan lakukan. Nah mari kita akan sama-sama melihat di dalam Markus pasal yang ke-10. Markus pasal yang ke-10 ayat yang ke-46 sampai dengan ayat yang ke-52. Kita akan baca bergantian nanti saya 46, Bapak Ibu Saudara ayat yang ke-47 sampai dengan ayat yang ke-52. Yesus menyembuhkan Bartimius. Lalu tibalah Yesus dan murid-muridnya di Jericho dan ketika Yesus keluar dari Jericho bersama-sama dengan murid-muridnya dan orang banyak yang berbondong-bondong. Ada seorang pengemis yang buta bernama Bartimius, anak Timius duduk di pinggir jalan. Banyak orang menegurnya supaya ia diam, namun semakin keras ia berseru, Anak Daud, kasihanilah aku. Lalu ia menanggalkan cubanya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Lalu kata Yesus kepadanya, pergilah imanmu telah menyelamatkan engkau. Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Nah bapak ibu saudara yang terkasih, saya percaya apa yang dituliskan di dalam Markus pasal 10 ayat 46 sampai dengan 52, mungkin kita sudah sering kali kita baca, kita renungkan, mungkin banyak kali kita mendengar. Tetapi ada satu hal yang sangat menarik dari kisah, dari apa yang Tuhan Yesus kan, Kerjakan di dalam apa yang ditulis oleh Markus ini kepada salah seorang yaitu bernama Bartimius. Saya percaya bahwa hari-hari ini Tuhan rindu untuk memulihkan setiap kehidupan kita. Tuhan ingin memulihkan setiap kehidupan kita. Nah kita melihat bagaimana di sini Bartimius yang dikatakan di sini adalah seorang pengemis, seorang buta. Dia buta dari sejak kecil. Sejak dia dilahirkan dia mengalami kebutaan. Tetapi disini kita melihat bagaimana Bartimius di tengah-tengah orang banyak, di tengah-tengah orang-orang yang mengikuti Tuhan. Dia mengalami satu anugerah yang luar biasa. Dia mengalami sesuatu hal yang mungkin di luar pemikirannya. Dia mendapatkan satu kasih karuni yang kalau saudara baca sampai dari ayat yang 52. Nah pada saat maksa sore hari ini kita akan melihat apa sih yang menyebabkan Tuhan tergerak atan hatinya. kepada Bartimius sehingga dia mengalami sesuatu terobosan di dalam hidupnya yang sejak daripada kecil dia mengalami kebutaan. Tetapi saat dia berjumpa dengan Tuhan, dia mengalami satu perubahan yang luar biasa. Nah biarlah sore hari ini, kita mau saat kita berjumpa dengan Tuhan, ada satu perubahan yang terjadi di dalam hidup kita. Amen. Kita tidak datang hanya sekedar karena pengkotbannya, oh dari Jakarta, oh pemimpin pujiannya dari luar kota. Tetapi kita rindu kehadiran kita di tempat ini, ingin berjumpa dengan Tuhan. Amen. Ya percuma kalau semua dari luar kota, tetapi Tuhan tidak hadir. Kita rindu Tuhan hadir untuk melawat setiap kehidupan kita. Amen. Nah kita akan melihat disini apa sih rahasia daripada Bartimius. Seorang yang buta secara fisik, tetapi dia mengalami satu anugerah yang luar biasa. Kita melihat disini hal yang pertama. Apa yang dilakukan oleh Bartimius. Kalau saudara baca melihat dari ayat demi ayat. Di situ dikatakan ketika Yesus keluar dari Jericho. Ya bersama dengan muridnya dan orang banyak berbondong-bondong. Ada seorang pengemis yang buta bernama Bartimius. Anak Timius duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya. Bahwa Yes itu adalah Yesus orang Nazaret. Ketika dia mendengar. Hal yang pertama, kenapa Bartimius mengalami satu perubahan, mengalami musisat dalam hidupnya ketika dia mendengar Tuhan Yesus. Kalau Alkitab mencatat bahwa Bartimius itu setiap hari dia mengemis dan duduk di pinggir jalan. Artinya bahwa dia setiap hari mendengar tentang kabar cerita Tuhan Yesus. Bagaimana Tuhan Yesus banyak melakukan musizat di setiap desa, setiap kota. Dalam setiap perjalanan yang ada banyak yang Tuhan Yesus lakukan. Dan itu dia dengar. Dia dengar. Dan itu menjadi santapan setiap hari. Nah ketika dia dengar bahwa Yesus akan melewati Jericho. Itu membuat imannya bangkit. Karena apa? Karena... Karena dia setiap hari mendengar kebenaran. Dia mendengar cerita tentang Yohan Yesus. Bagaimana Yesus banyak melakukan penjemuhan. Yesus banyak melakukan mujizat. Itu membangkitkan semangatnya. Membangkitkan imannya. Karena iman itu timbul dari pendengaran akan firman Tuhan. Walaupun dia secara fisik dia mengalami kebutaan. Secara jasmani. Tetapi dia memiliki rohani yang tidak buta. Dia bisa memahami, dia bisa mengerti bahwa Yesus yang dia dengar itu banyak melakukan mujizat Tuhan. Dan apa yang dia lakukan? Setelah dia mendengar, saudara perastikan di ayat selanjutnya. Maka mulailah ia berseru, Yesus anak Daud kasihanilah aku. Dia bukan hanya sekedar mendengar. Tetapi dia ada satu tindakan, ada satu aksen yang dia lakukan. Dia harus memanggil, dia harus berseru kepada Tuhan. Mohon tolong Tuhan, kasihanilah aku, Yesus anak Daud. Dia berseru kepada Tuhan. Berapa banyak kita sore hari ini mendengar tentang cerita Tuhan Yesus. Halo. Hanya beberapa orang yang semua tahu tentang Tuhan Yesus. Amen. Tapi berapa banyak yang percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan. Lalu saya percaya kita semua. Tetapi mungkin dalam hati kita. Adakah pernah kita mengalami satu keraguan kepada Tuhan. Kita melihat bagaimana Bartimius ini. Seorang yang, tetapi dia pada saat mendengar Tuhan Yesus lewat, dia mulai berseru. Dia mulai berseru, artinya bahwa ia ingin sesuatu daripada Tuhan. Ia ingin senantiasa bagaimana hidupnya untuk selalu mengalami sesuatu yang baru dalam kehidupannya. Maka dia berseru kepada Tuhan, Yesus anak Daud, kasihanilah aku. Tetapi dia tidak sampai di situ saja. Apa yang terjadi kalau saudara perhatikan banyak orang menegurnya supaya ia diam. Saat ia berseru kepada Tuhan artinya bahwa tidak semuanya jalannya baik. Ada banyak halangan, rintangan yang dia hadapi. Bahkan disitu dikatakan dia ditegor supaya dia diam, jangan berteriak. Kadangkala kita pun juga diperhadapkan dengan demikian. Saat kita dihadapkan dengan persoalan masalah. Saat kita mulai berseru kepada Tuhan. Mungkin ada orang-orang yang katakan, Sudahlah, tidak usah lagi engkau berdoa. Mungkin ada orang yang berkata, sudah cukuplah. Tidak usah lah engkau ke gereja-gereja. Mungkin ada banyak orang yang mulai menghalang-halangimu untuk apa? Berseru kepada Tuhan. Ada orang-orang yang mungkin berkata, Sudahlah, tidak ada gunanya. Tetapi kita bisa melihat di sini, Bartimius, dia tidak pernah kenal menyerah, apapun tantangan yang dia hadapi, apapun yang membuat dia bisa lemah, tetapi dia tetap otot. Dan dikatakan di situ, dia semakin keras berseru, Yesus anak daun, kasihanilah. Kadang-kadang kita sudah mulai. Pada saat kita diperhadapkan dengan banyak hal, kita mulai menyerah, kita mulai mundur, kita mulai tidak ada lagi untuk kita bersekutu kepada Tuhan. Mungkin kita sudah berkata memang sudah nasib saya sudah begini. Oh sudah memang beginilah nasib saya. Oh sudah memang beginilah penyakit saya. Oh memang sudah beginilah usaha saya. Pada saat kita diperhadapkan dengan banyak hal, tapi kita belajar. Kenapa Bartemius mendapatkan satu kasih karunia Tuhan? Yang kedua ini, dia tidak pernah menyerah. Apapun tantangan yang hadapi, bukan hal yang gampang. Dia seorang yang buta, dalam kondisi duduk di pinggir jalan. Dia berseru, ada banyak orang. Alkitab katakan banyak orang pada waktu itu. Orang menghalang-halangi untuk dia datang kepada Tuhan. Tetapi tidak mengendorkan semangatnya. Untuk dia bisa menghampiri Tuhan Yesus. Biar sore hari ini. Apapun tantangan di hadapan kita. Jangan kita untuk gampang menyerah. Amen. Jangan kita untuk gampang menyerah kita. Untuk kita semakin maju. Semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Yerimia 33. Tiga katakan apa? Berserulah kepada aku. Maka aku akan apa? Mendekat. Berseru. Berseru. Pembalap peminat kita seringkali menyampaikan, mengingat untuk kita memiliki kehubungan kita yang lebih erat lagi dengan Tuhan. Memiliki keintiman. Nah ini yang dilakukan oleh Bartimius. Dalam kondisi seperti ini dia tetap berseru dan tidak ada kata menyerah. Walaupun orang menghalangi, merintangi perjalanannya untuk dia bisa menghampiri Tuhan dengan kehidupannya. Dia tetap berteriak, dia tetap berteriak. Dan apa yang terjadi? Saudara perhatikan ayat-ayat selanjutnya. Dengan dia sungguh-sungguh, karena dia punya sikap dengan tidak menyerah. Bagaimana? Tergerak hati Tuhan. Kalau saudara perhatikan, ayat 49 lalu Yesus berhenti dan berkata, panggillah dia. Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya, Kuatkan hatimu, berdirilah, ia memanggil engkau. Satu hal yang luar biasa, apa yang dia lakukan itu tidak sia-sia. Walaupun tantangan yang ada di depannya tidak membuat dia kendor, tidak membuat dia menyerah. Tetapi disitulah kita melihat bagaimana sampai Tuhan tergerak. Tuhan tergerak dengan apa? Dengan sikap. Walaupun ada banyak orang-orang pada waktu itu. Tetapi tidak mematahkan semangat sehingga timbul belas kasihan Tuhan. Tuhan memiliki belas kasihan. Karena daripada sikap dari pada Bartimius ini. Sehingga Tuhan memanggilnya. Lalu apa yang dilakukan oleh Bartimius? Ayat 50. Lalu ia menanggalkan jubahnya. Saudara perhatikan, mengapa Bartemius menanggalkan jubahnya. Saudara kalau saudara perhatikan dari ayat-ayat ini, jubah yang dikenakan oleh Bartemius itu adalah jubah identitas daripada pribadinya sebagai pengemis. Itu yang dia kenakan setiap hari, itu yang dia pakai. Untuk melindungi dia. Itu yang dia pakai. Untuk apa? Untuk meng... Penghangatkan tubuhnya. Itulah yang dia pakai untuk menerima cacian, makian daripada orang lain. Itulah yang dia pakai untuk dia mengalami sesuatu dalam hidupnya. Itulah yang dia pakai untuk mengingat masa lalunya. Tetapi apa yang kita lihat? Pada saat Yesus katakan panggil dia, dia mau menanggalkan jubahnya. Dia mau menanggalkan identitasnya. Dia ingin menanggalkan segala tabiatnya yang lama. Dia mau menanggalkan segala sikapnya yang lama. Dia mau tanggalkan sikapnya sebagai seorang pengemis. Dia mau tanggalkan apa? Sikap kekecewaan, penderitaan dalam kehidupannya. Dia tanggalkan cubanya. Dia mau tanggalkan cubanya. Dengan iman dia mau menanggalkan dan dia mau mendekati Tuhan. Dia tahu bahwa Tuhan itu adalah Allah yang kudus. Dia tahu Allah itu Allah yang penuh dengan kemuliaan. Maka dia harus berani melangkah untuk meninggalkan cubanya yang lama. Karena dia memiliki iman. Dia percaya bahwa dia akan mengalami sesuatu yang baru dalam hidupnya. Bagaimana untuk kita mengalami kelahiran yang baru? Bagaimana kita mengalami hati yang baru? Bagaimana kita ingin mengalami roh yang baru dalam hidup kita? Kalau kita masih menggunakan cuba yang lama. Tidak akan terjadi sesuatu dalam hidup kita. Karena kita masih menggunakan jubah yang lama. Kita masih pegang pakai jubah kekecewaan kita. Kita masih pakai jubah kebencian kita. Kita masih pakai jubah kesakitan hati kita. Kita masih pakai jubah masa lalu kita. Sehingga tidak bisa terjadi sesuatu dalam hidup kita. Tapi sore hari ini, kalau kita ingin mengalami pertolongan Tuhan, mujizat Tuhan. Kita harus berani tanggalkan jubah kita. Amir, tanggalkanlah jubah lamamu. Supaya Tuhan memberikan jubah yang baru. Tidak mungkin kita akan mengalami anggur yang baru. Kalau apa? Kalau kita masih menggunakan kantong yang lama. Anggur yang baru akan diisi kepada kantong yang baru. Amir, berapa banyak kita ingin mengalami anggur yang baru? Maka mari kita tanggalkan cuba kita yang lama. Sakit hati kita. Kekecewaan kita. Kita harus tanggalkan. Amen. Kita harus tanggalkan. Mau tidak mau. Kita harus tanggalkan. Ini kita melihat bagaimana Bartimius dia bertindak. Padahal belum terjadi sesuatu. Tapi dia sadar bahwa dia adalah seorang pengemis. Dia banyak mengalami penderitaan, cacian, makian. Bahkan mungkin orang meludah dia. Orang melihat dia dengan jijik. Mungkin itu menimbulkan sakit hatinya, menimbulkan perih. Tetapi dia mau tanggalkan semuanya. Karena ia ingin berjumpa dengan Tuhan. Dia ingin berjumpa dengan pribadi Yesus. Yang selama ini dia dengar banyak melakukan banyak hal. Dia berani itu tanggalkan itu semuanya. Dan apa yang terjadi saudara, saat kita berani menanggakan jubah itu, kalau kita lihat di ayat yang selanjutnya, ayat 51, tanya Yesus kepadanya, apa yang kau kehendaki supaya aku berbuat bagimu? Kalau kita mau berani menanggakan jubah kita, apapun keadaan kita hari-hari ini, Tuhan Yesus bertanya. Apa yang aku kehendaki dalam kehidupanmu? Mungkin kau datang hari-hari ini dengan banyak pergumulan persoalan masalah dalam hidupmu. Tapi saat engkau berani menanggalkan jubah lamamu, kalau saat Tuhan bertanya dalam pribadimu masing-masing, mungkin saya percaya jawabannya sama dengan Bartimius. Kalau Tuhan bertanya apa yang kau kehendaki supaya aku berbuat dalam hidupmu? Saya percaya saudara punya kebutuhan-kebutuhan secara pribadi. Dan Bartemius pun demikian. Tetapi satu hal yang kita bisa lihat di sini. Ada begitu banyak mungkin kerinduan daripada Bartemius. Karena kita tahu dia hanya seorang pengemis. Yang hanya meminta-minta belas kasihan orang. Berarti kita tahu bahwa kehidupannya sangat-sangat miskin sekali. Kita percaya bahwa untuk makan dan minum pun dia harus untuk duduk setiap hari di pinggir jalan. Saya percaya ada banyak yang dia ingin mengharapkan daripada Tuhan. Tapi kita bisa melihat dia hanya butuh satu yang dia rindukan. Apa yang dia katakan di sini. Jawab orang buta itu Rabuni. Artinya. Guru ya, Rabuni pengertiannya adalah guru ya, supaya aku dapat melihat. Ini yang prioritas yang dia butuhkan. Walaupun mungkin begitu banyak yang dia inginkan, tetapi ada hal yang spesifik yang dia inginkan. Dari sejak dia mengerti, memahami pribadinya bahwa dia tidak bisa melihat. Ini yang dia butuhkan, supaya dia... dapat melihat apa kebutuhanmu hari-hari ini. Engkau yang tahu secara pribadi yang spesifik. Kalau Tuhan bertanya dalam dirimu pribadi, engkau jawablah pribadimu kepada Tuhan. Yang terpenting adalah engkau mau meninggalkan jubahmu yang lama. Dan kita bisa melihat di sini, bukan hanya dia mengalami kesempuhan. secara fisik. Tetapi apa yang terjadi? Kalau kita perhatikan ayat 52, lalu kata Yesus kepadanya, pergilah imanmu telah menyelamatkan engkau. Pada saat itu juga ia melihat lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan. Dia mendapatkan double policy, bukan hanya penglihatan yang Tuhan lakukan dalam hidupnya, tapi dia mengalami keselamatan secara luar biasa. Imanmu telah menyelamatkan. Karena apa? Dari sik... Sikap dia dari pribadi dia untuk menghampiri Tuhan Yesus. Dia berani untuk menanggalkan jubah yang lama. Untuk menghampiri Tuhan. Dia ingin sesuatu yang baru dalam hidupnya. Dia mengingin mengalami satu pembaharuan. Bukan secara fisik saja. Tetapi secara rohani. Dia ingin mengalami satu pembaharuan. Sehingga yang lama sudah berlalu. Dan yang baru itu sudah datang. Berapa banyak kita ingin rindu sesuatu yang baru dari Tuhan. Haleluya. Mari kita berikan kemuliaan bagi Allah kita. Saat kita berani menanggalkan jubah kita yang lama, maka Tuhan akan lakukan sesuatu yang baru dalam hidup kita. Apapun perkumulan kita hari-hari ini, apapun persoalan yang berat dalam hidup kita, kita belajar dari Bartemius ini. Di dalam pengenalan akan Tuhan, dia tahu bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara dalam hidupnya. Oleh sebab itulah dia mau berseru kepada Tuhan. Dia tahu bahwa Yesus sanggup melakukan banyak hal dalam hidupnya. Dan bukan sampai di situ. Dia terus berjuang. Dan tidak ada kata menyerah. Dan di situlah tergerak hati Tuhan. Untuk melakukan sesuatu dalam hidupnya. Kalau engkau ingin mengalami sesuatu dalam hidupmu. Mari engkau mulai melangkah. Ambil sesuatu untuk meraih apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Yang terpenting adalah kita mau tanggalkan masa lalu kita. Tinggalkan masa lalu kita. Biarlah itu menjadi satu kenangan kita. Tapi kita mulai memandang ke depan. Tahun kelahiran baru ini. Biarlah itu benar-benar sungguh-sungguh terjadi dalam hidup kita. Kalau hari ini kita masuk di dalam tahun P, mari kita memperkatakan. Hal-hal yang bisa membangun kehidupan kita. Mari kita memperkatakan hal-hal yang positif. Kita mulai memperkatakan hal-hal yang bisa memberikan semangat. Untuk kita memperkatakan, untuk kita memberikan suatu spirit satu dengan yang lain. Kita memperkatakan pada diri kita untuk terus berkata, untuk berpikir hal-hal yang positif. Biar tahun P ini boleh terjadi dalam hidup kita. Karena apa yang kita perkatakan sesuai dengan iman. Itu akan terjadi dalam hidup kita. Amen. Karena perkataan kita itu penuh dengan kuasa. Nah saudara, mari. Sore hari ini. Mari kita bisa melihat, kita belajar. Daripada Bartimius ini. Kita belajar dari dia. Bagaimana dia boleh mengalami kasih karunia Tuhan. Mengalami puji jatuh. Mengalami pertolongan. Haleluya. Mari kita bangkit berdiri.